NIM : 2012240052
Jawaban: Prinsip Understanding by Design (UbD), juga dikenal sebagai backward design,
adalah pendekatan yang berpusat pada pemahaman konsep-konsep dasar dan penerapan
mereka dalam berbagai konteks. Ini adalah tahapan utama dalam merancang pembelajaran
dengan UbD:
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, guru dapat merancang pembelajaran yang lebih
terfokus, relevan, dan efektif dalam memfasilitasi pemahaman yang mendalam dan
berkelanjutan oleh peserta didik.
2. Dalam merancang pembelajaran menggunakan prinsip UbD guru harus merencanakan tujuan
pembelajaran, asesmen, dan kegiatan pembelajaran. Jelaskan hubungan ketiga komponen
tersebut, lalu kemukakan pendapatmu jika salah satu komponen tidak termuat dalam
perencanaan pembelajaran.
Jawaban: Tujuan pembelajaran, asesmen, dan kegiatan pembelajaran adalah ketiga komponen
utama dalam merancang pembelajaran dengan prinsip UbD. Selama pembelajaran, ketiganya
saling bergantung dan mendukung satu sama lain. Ini adalah hubungan ketiga:
Ketidakseimbangan akan terjadi selama proses pembelajaran jika salah satu elemen tidak
dimasukkan dalam perencanaan pembelajaran. Misalnya, tanpa tujuan pembelajaran yang
jelas, evaluasi tidak akan terfokus dan kegiatan pembelajaran mungkin tidak relevan. Selain
itu, tanpa evaluasi yang dirancang dengan baik, tidak mungkin untuk mengevaluasi apakah
peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran atau tidak. Selain itu, tanpa kegiatan
pembelajaran yang sesuai, tujuan pembelajaran tidak akan tercapai dengan efektif. Oleh
karena itu, ketiga elemen tersebut harus saling melengkapi dalam perencanaan pembelajaran
untuk mencapai hasil pembelajaran terbaik.
3. Mengapa merancang pembelajaran dianjurkan menggunakan prinsip UbD? Jelaskan
kelebihan prinsip ini dibandingkan dengan cara merancang pembelajaran seperti biasanya!
4. Jelaskan perbedaan asesmen awal, asesmen formatif, dan asesmen sumatif serta berikan
masing-masing 1 contoh!
Jawaban; Asesmen adalah proses pengumpulan informasi untuk menilai pemahaman,
kemampuan, dan pencapaian siswa. Terdapat tiga jenis utama asesmen yang berbeda dalam
konteks pendidikan: asesmen awal, asesmen formatif, dan asesmen sumatif. Berikut
penjelasan dan contoh dari masing-masing jenis asesmen:
Asesmen Awal: jenis penilaian yang dilakukan pada awal setiap unit pembelajaran
untuk mengukur tingkat pemahaman dan keterampilan siswa tentang materi yang
akan diajarkan. Penilaian ini membantu guru memahami tingkat pemahaman awal
siswa sehingga mereka dapat membuat pembelajaran yang sesuai.
Contoh: Pada semester awal, guru PJOK dapat memberikan pretes fisik kepada siswa.
Pretes ini mencakup pengukuran tingkat kebugaran fisik, untuk para siswa seperti
jumlah push-up, Squat Jump, back up yang dapat mereka lakukan dalam satu menit,
Siswa akan diukur berdasarkan kemampuan fisik mereka.
Asesmen formatif : jenis asesmen yang dilakukan selama proses pembelajaran untuk
memantau perkembangan siswa dan memberikan umpan balik yang dapat membantu
siswa memperbaiki pemahaman mereka. Asesmen ini digunakan untuk menilai
kemajuan siswa dan memungkinkan perbaikan selama pembelajaran.
Asesmen sumatif ; jenis asesmen yang dilakukan pada akhir suatu unit pembelajaran
atau periode pembelajaran untuk menilai hasil akhir siswa. Ini berfokus pada evaluasi
pemahaman dan pencapaian siswa secara keseluruhan setelah selesainya
pembelajaran.
Contoh: Pada akhir semester, guru PJOK dapat memberikan ujian tertulis yang
mencakup pemahaman-pemahaman dalam olahraga dan kesehatan, seperti aturan-
aturan permainan olahraga, prinsip-prinsip kebugaran fisik, dan konsep Kesehatan
5. Asesmen bertujuan untuk memonitor perkembangan peserta didik. Jelaskan maksud dari
pernyataan tersebut!
Jawaban; Dalam situasi ini, tujuan utama dari asesmem adalah untuk mendapatkan
pemahaman yang menyeluruh tentang sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan. Asesmen yang dilakukan secara berkala memungkinkan guru untuk
menilai hasil akhir pembelajaran dan memantau dan mendukung proses pembelajaran secara
keseluruhan dengan melacak perkembangan siswa, mengidentifikasi area yang memerlukan
perhatian tambahan, dan menyesuaikan instruksi secara tepat. Dengan melakukan asesmen
secara berkala, guru dapat memberikan umpan balik yang berharga kepada peserta didik,
mengidentifikasi area yang memerlukan perhatian lebih lanjut, dan memberikan umpan balik
yang berharga kepada mereka sendiri. Hal ini membantu menciptakan lingkungan
pembelajaran yang responsif dan mendukung. Akibatnya, hasil belajar peserta didik secara
keseluruhan dapat ditingkatkan.