Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ibnu Fawwaz Daryadi

NIM : 2012240052
Kelas : PJOK 2
Pancasila sebagai entitas bangsa Indonesia, Pancasila menunjukkan bahwa itu adalah ide yang
berbeda dari ide lain karena merupakan gagasan yang dibangun oleh bangsa Indonesia dan
merupakan jati diri bangsa Indonesia. Salah satu contohnya adalah Pancasila, yang
menggabungkan orang-orang dari berbagai suku, agama, ras, dan budaya, dan nilai-nilai luhur
yang hanya dimiliki oleh orang Indonesia dan tidak ditemukan di negara lain. Pancasila sebagai
identitas nasional berarti bahwa Pancasila adalah ciri khas nasional yang membentuk jati diri
bangsa Indonesia. Profil Pelajar Pancasila (PPP) adalah kumpulan sifat dan kemampuan yang
diharapkan siswa Indonesia miliki. Profil pelajar Pancasila didasarkan pada nilai-nilai luhur
Pancasila dan menjadi acuan dalam mewujudkan generasi penerus bangsa yang beriman,
berakhlak mulia, dan berpengetahuan luas. Profil ini menjadi panduan dalam pendidikan untuk
membentuk generasi muda yang kuat dengan nilai-nilai luhur budaya, yang menjadi akar
pendidikan dalam memahami dan menghayati nilai-nilai kemanusiaan. Pendidikan berbasis
Profil Pelajar Pancasila adalah metode pendidikan yang menekankan pengembangan karakter
Pancasila siswa. Dengan profil siswa Pancasila, diharapkan peserta didik dapat memahami,
menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebagai landasan berpikir, bersikap, dan
berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan dari pembelajaran ini adalah untuk
membentuk generasi muda yang memiliki rasa nasionalisme.

Keterkaitaan Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan
Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam
Pendidikan Abad ke-21 dengan Perjalanan Pendidikan Nasional
Sebelum Merdeka:

• Sumpah Pemuda: Pancasila dirumuskan pertama kali dalam Sumpah Pemuda pada
tahun 1928. Sumpah Pemuda adalah deklarasi persatuan pemuda Indonesia yang
mempertahankan bahasa, negara, dan tanah air.
• Perumusan Pancasila: BPUPK merumuskan Pancasila secara resmi pada tahun 1945.
Ideologi bangsa Indonesia dan dasar negaranya adalah Pancasila.
• Pendidikan Kebangsaan: Pada masa penjajahan Belanda dan Jepang, pendidikan
dirancang untuk menanamkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air. Pada saat ini,
prinsip-prinsip Pancasila mulai ditanamkan dalam pendidikan.
Setelah Merdeka:
• UUD 1945: UUD 1945 menetapkan Pancasila sebagai dasar negara. Ini menunjukkan
bahwa Pancasila berfungsi sebagai landasan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara,
termasuk pendidikan.
• Tujuan Pendidikan Nasional: Pancasila menggariskan tujuan pendidikan nasional
Indonesia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk manusia Indonesia
seutuhnya.
• Kurikulum: Pancasila sekarang menjadi salah satu mata pelajaran yang harus dipelajari
di semua sekolah. Dalam bidang lain, prinsip-prinsip Pancasila juga diterapkan.

Tantangan Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dalam Pendidikan:

• Globalisasi: Masuknya budaya dari negara lain yang dapat mengubah prinsip-prinsip
Pancasila.
• Radikalisme: Beberapa orang ingin mengganti Pancasila dengan ideologi lain.
• Kompetensi Guru: Guru harus memahami Pancasila dengan baik dan dapat
memasukkannya ke dalam kelas.
• Perjalanan pendidikan Indonesia dan Pancasila sangat terkait. Pendidikan nasional
bergantung pada prinsip-prinsip Pancasila, yang harus ditanamkan kepada generasi
muda sejak dini. Meskipun demikian, ada beberapa masalah yang perlu ditangani saat
menerapkan prinsip-prinsip Pancasila dalam pendidikan.

Pembelajaran yang berpihak pada peserta didik dalam Pendidikan Abad ke-21 memiliki
hubungan erat dengan perjalanan pendidikan Indonesia dari masa kolonial dan setelah
merdeka. Berikut beberapa poin penting yang menunjukkan hubungan tersebut:
Masa Kolonial:

• Pendidikan Berpusat pada Guru: Pada masa kolonial, pendidikan berpusat pada guru,
yang menempatkan hafalan dan kepatuhan sebagai kunci.
• Diskriminasi Pendidikan: Pendidikan tidak tersedia bagi orang biasa karena hanya
diberikan kepada kaum elit.
• Munculnya Tokoh Pendidikan: Ki Hajar Dewantara adalah salah satu tokoh yang
mendukung pendidikan berpusat pada peserta didik.

Setelah Merdeka:
• Upaya Pemerataan Pendidikan: Pemerintah Indonesia berusaha untuk memberi semua
orang akses ke pendidikan.
• Perubahan Paradigma Pendidikan: Paradigma sebelumnya berpusat pada guru,
sekarang berpusat pada siswa.
• Kurikulum Merdeka: Kurikulum Merdeka dimulai pada tahun 2022 dan memberikan
lebih banyak ruang bagi siswa untuk belajar sesuai minat dan bakat mereka.

Hubung andengan Pembelajaran Abad ke-21:

Pembelajaran Abad ke-21: Pembelajaran Abad ke-21 menekankan pembelajaran yang berpusat
pada peserta didik, atau student-centered, dengan fokus pada keterampilan abad ke-21 seperti
menyelesaikan masalah, berpikir kritis, dan kreatif. Keterampilan Abad ke-21: Pembelajaran
yang berpihak pada peserta didik membantu peserta didik memperoleh keterampilan abad ke-
21 yang diperlukan untuk menghadapi masa depan. Kurikulum Merdeka: Kurikulum Merdeka
berfokus pada pembelajaran yang menguntungkan siswa.
Pendidikan Abad ke-21 menuntut perubahan paradigma pendidikan yang berpusat pada
guru (teacher-centered) menjadi berpusat pada peserta didik (student-centered). Hal ini
sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan yang menekankan
pada kemerdekaan belajar dan kodrat alam.

• Landasan filosofi yang sama: Pembelajaran yang berpihak pada peserta didik dan
pemikiran Ki Hajar Dewantara bersumber dari filosofi yang sama:

➢ Memanusiakan manusia: Tujuan pendidikan adalah untuk membentuk manusia yang


kuat dengan berbagai potensi.
➢ Belajar bebas: Peserta didik memiliki hak untuk belajar apa yang mereka suka dan
perlukan.
➢ Kodrat alam: Pendidikan harus mengikuti kodrat alam anak, yang berarti mereka bebas
dan dapat berkembang sepenuhnya sesuai dengan potensi mereka.

• Membangun Kemandirian dan Motivasi Belajar Peserta didik didorong untuk menjadi
pembelajar aktif yang memiliki rasa ingin tahu dan tanggung jawab atas proses
belajarnya. Guru membantu mereka mencapai tujuan belajar mereka.
• Menciptakan Lingkungan Belajar yang Aman dan Nyaman
Peserta didik perlu merasa aman, nyaman, dan dihargai di lingkungan belajarnya. Hal
ini akan menumbuhkan rasa percaya diri dan motivasi belajar mereka. Pemikiran Ki
Hajar Dewantara yang Relevan dengan Pendidikan Abad ke-21:
➢ Tut Wuri Handayani: Guru sebagai pembimbing dan pendorong yang selalu berada di
belakang untuk memberikan dorongan dan semangat kepada murid.
➢ Ing Ngarsa Sung Tulodho: Guru sebagai contoh dan teladan bagi murid.
➢ Kodrat Alam: Pendidikan harus sesuai dengan kodrat alam anak, yaitu merdeka dan
berkembang sesuai dengan potensinya.
Pendidikan yang berpihak pada peserta didik dalam abad ke-21 sejalan dengan pemikiran Ki
Hajar Dewantara tentang pendidikan. Pendidikan di Indonesia dapat menghasilkan generasi
muda yang berkualitas, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan abad ke-21.

Keterkaitan Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan
Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam
Pendidikan Abad ke-21 dengan Identitas Manusia Indonesia
Sebagai entitas bangsa Indonesia, pancasila menunjukkan bahwa itu adalah ide yang berasal
dari pemikiran bangsa Indonesia dan merupakan jati dirinya. Pancasila sebagai identitas berarti
bahwa Pancasila adalah ciri khas dan jati diri bangsa Indonesia. Ini menunjukkan bahwa
pancasila bukan hanya identitas bangsa Indonesia, tetapi identitas setiap orang Indonesia.
Untuk membuat semua suku dan bangsa di Indonesia bersatu, Pancasila diciptakan. Meskipun
mereka berbeda dalam banyak hal, orang Indonesia dikenal dengan keberagamannya.
Pancasila, ideologi yang dihasilkan dari perjuangan dan pemikiran orang Indonesia, dapat
menyatukan perbedaan tersebut, sehingga orang Indonesia dikenal juga sebagai manusia
pancasila.
Dalam pendidikan bad ke 21 ini, masayarakat Indonesia diminta untuk memahami nilai-nilai
luhur bangsa mereka. Ini dapat dicapai pada tahap anak sekolah dasar, atau profil siswa
pancasila. Profil siswa Pancasila menerjemahkan tujuan pendidikan nasional. Profil pelajar
Pancasila berfungsi sebagai referensi utama untuk mengarahkan kebijakan pendidikan,
termasuk menjadi acuan bagi pendidik dalam membangun karakter dan kemampuan siswa.
Karena peran pentingnya, semua pemangku kepentingan harus memahami profil pelajar
Pancasila. Agar profil ini dapat dihidupkan dalam kegiatan sehari-hari, mereka harus sederhana
dan mudah diingat dan dijalankan oleh guru dan siswa. Dengan mempertimbangkan faktor-
faktor ini, profil siswa yang menganut ideologi Pancasila terdiri dari enam dimensi, yaitu:
• Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia,
• Mandiri,
• Bergotong-royong,
• Berkebinekaan global,
• Bernalar kritis, dan
• Kreatif.
Agar setiap siswa dapat menjadi pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan
berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila, enam dimensi profil pelajar Pancasila harus dilihat
secara bersamaan.

Anda mungkin juga menyukai