Anda di halaman 1dari 3

Nama : Pita Mandaliya

Kelas : PPG Sejarah Gelombang 1, 2024


MK : Filosofi Pendidikan Indonesia (Topik 5)
NIM : 71230591502

Tugas Demontrasi Kontekstual


Mahasiswa membuat sebuah kesimpulan dan pesan kunci dengan mengaitkan pemahaman dari
Topik V dengan Topik I, Topik II, Topik III dan Topik IV. Sejauh mana topik tentang
pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan memerdekakan peserta didik dalam
pendidikan abad ke-21 dapat diimplementasikan pada pendidikan nasional dan sekolah mitra
mahasiswa secara khusus.
Jawab :

Rangkuman
Pada topik 1 mempelajari mengenai perjalanan pendidikan di Indonesia sebelum
kemerdekaan (Zaman colonial), sesudah kemerdekaan dan pendidikan abad ke 21. Yang
mana berawal dari perjuangan yang dilakukan oleh ki Hajar Dewantara menyaksikan
masyarakat terbelenggu oleh budaya feudal. Anak-anak pribumi hidup dalam kebodohan
dan kemiskinan. Selain itu para penguasa bangsa Hindia Belanda sebenarnya sama sekali
tidak memperhatikan soal pendidikan kebudayaan dan semata-mata hanya mementingkan
pengajaran, yang intelektualitas serta matearilistis, karena pendidikan disitu semata-mata
berupa pendidikan intelek. Melihat realitas tersebut mendorong Ki Hajar Dewantara untuk
mengajukan pendiidkan karena menurutnya dengan pendidikan seseorang dapat mengerti
akan keberadaan/ kemerdekaan baik secara lahir atau batin. Perjalanan pendidikan di
Indonesia dimulai tahun 1854 sejak didirikanya sekolah bumi Putera pada masa colonial
sampai saat ini yang diberlakukanya kurikulum Merdeka. Sementara itu setelah
kemerdekaan Indonesia pun ternyata masih terdapat praktik pendidikan yang
membelenggu dan belum memerdekakan peserta didik, seperti sekolah belum menjadi
tempat pendidikan yang berpihak kepada Upaya mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, guru-guru sering hanya berperan sebagai pengajar sehingga aktivitasnya
terfokus pada perkara pengembangan kognitif peserta didik, peserta didik sukar belajar
dengan tentram, karena dikejar oleh ujian yang sangat keras dalam tuntutanya, mereka
belajar untuk dapat nilai yang tinggi dalam rapor sekolahnya atau untuk dapat ijazah.
Materi topik 2 mempelajari tentang dasar dari pemikiran Ki Hajar Dewantara yakni
pendidikan merupakan tempat persemmaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat.
Pendidikan menciptakan ruang bagi peserta didik untuk tumbuh secara utuh agar dapat
memuliakan dirinya dan orang lain dan menjadi manusia mandiri. Pendidikan bertujuan
untuk menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Pendidikan yang “menuntun”
artinya peran atau tugas kita sebagai guru adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang
ada pada anak-anak (peserta didika), agar mereka dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat.
Guru itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada
anak-anak atau peserta didik, agar dapat memperbaiki lakunya, hidupnya, dan tumbuhnya
kekuatan kodrat mereka. Dalam proses “menuntun” anak diberi kebebasan namun
pendidik sebagai “pamong” dalam memberi tuntutan dan arahan pada peserta didik agar
tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang “pamong” memberikan
tuntutan agar anak dapat menemukan kemerdekaanya dalam belajar.
Materi Topik 3 mempelajari mengenai identitas manusia Indonesia yaitu manusia
yang menghayati nilai-nilai kemuanusiaan khas Indonesia yang melihat
kebhinekatunggalikaan, nilai-nilai Pancasila dan religiusitas. Kebhinekatunggalikaan atau
keragaman bagi masyarakat Indonesia merupakan nilai yang khas dan menjadi entitas dan
budaya bangsa. Pancasila juga sebagai identitas bangsa Indonesia sekaligus manusia
Indonesia yang digali dari nilai-nilai luhur yang sudah hidup dan menjunjung tinggi nilai
gotong-royong. Hal ini ditegaskan Ki Hajar Dewantara dalam sila Pancasila menurut
impretive etis untuk hidup Bersatu, bertanggung jawab, kerjasama, hidup adil dan
bermusyawarah (bergotong-royong) untuk memenuhi kebutuhan hidup secara pribadi dan
bersama dalam segala dimensinya. Dalam konteks masyarakat Indonesia yang multi
budaya, bahasa, agama, keyakinan, etnis, suku, kearifan local, pendidikan mempunyai
peran penting dalam melestarikan keragaman dan menjaga kesatuan, memlihara
keharmonisan. Pendidikan berperan penting untuk membangun paradigma berpikir,
bersikap, dan berperilaku sebagai bangsa Indonensia.
Pada Topik 4 mempelajari mengenai Pancasila sebagai fondasi pendidikan Indonesia,
Nilai-nilai Pancasila menjadi dasar pengembangan paradigma pendidikan untuk
melestarikan kemajemukan budaya , agama, ras, dan suku di Tengah tantangan dan
ancaman ketrpecahan hidup berbangsa. Penerapan Pancasila sebagi entitas dan identitas
bangsa dalam pendidikan abad ke 21 melalui program profil pelajar Pancasila di sekolah.
Profil pelajar Pancasila terdiri dari 6 dimensi yang sesuai dengan nilai Pancasila, meliputi
: beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME, berahlak mulia, mandiri, gotong royong,
kebhinekaan global, bernalar kritis, kreatif.
Pada topik 5 mempelajari mengenai telaah praktik baik pendidikan yang
memerdekakan, pendidikan yang memerdekakan peserta didik adalah pendidikan yang
memberikan kebebasan berpendapat bagi peerta didik dan guru tidak boleh menghakimi
apabila terdapat kesalahan apa yang diungkapkan oleh peserta didik guru dibutuhkan
sebagai penuntun jalanya pembelajaran sehingga apabila terdapat kesalahan dilakukan
refleksi dan perbaikan serta evaluasi oleh guru aggar tidak terjadi miskonsepsi sehingga
dengan begitu peserta didik akan lebih mengingat apa yang ia ungkapkan dan diluruskan
oleh gurunya. Pendidikan yang memerdekakan adalah pendidikan yang memberikan
kebebasan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan kebutuhan mereka. Pendidikan
yang memerdekakan adalah pendidikan untuk memberikan kebebasan kepada individu
untuk belajar dan berpikir secara kritis sehingga mereka dapat mengembangkan
kemampuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi pribadi yang mandiri dan
Merdeka
Kesimpulan dan pesan kunci
Maka dengan mengaitkan pemahaman topik V dengan Topik I, II, III, dan topik IV
diatas dapat ditarik kesimpulan dan pesan kunci bahwa :
o Guru dapat mewujudkan pendidikan yang berpihak pada anak didik sesuai
dengan keberagaman konteks sosial budaya dan nilai-nilai luhur yang dapat
memberikan pendidikan dan memerdekakan, artinya proses pendidikan
metekan unsur kebangsaan anak didik untuk mengatur dirinya sendiri,
bertumbuh dan berkembang menurut kodratnya secara lahiriah dan batiniah,
serta memberikan pendidikan melalui pendidikan karakter yang memanusiakan
dan membentuk hakikat insani.
o Guru harus menghormati dan memperlakukan peserta didik dengan baik sesuai
kodratnya, melayani mereka dengan setulus hati, memberikan teladan (ing
ngarso
sung tulodho), membangun semangat (ing madyo mangun karso) dan
memberikan dorongan (tut wuri handayani) bagi tumbuh kembangnya anak,
serta ,menuntun mereka menjadi pribadi yang terampil, berahlak mulia dan
bijaksana sehingga mereka akan mencapai kebahahagiaan dan keselaman.
o Guru harus memberikan pendidikan yang dapat menghayati dan melestarikan
nilai- nilai kemanusiaan khas Indonesia yang meliputi nilai
kebhinekatunggalikaan dan nilai-nilai Pancasila dan religiusitas
o Untuk itu guru dapat menerapkan program pelajar Pancasila di sekolah sebagai
bentuk pendidikan yang berpihak pada peserta didik dalam pendidikan abad 21
yang sesuai dengan identitas manusia Indoenesia dan dasar-dasar pemikiran Ki
Hajar Dewantara
o Guru juga harus dapat menerapkan dan melaksanakan praktik baik pendidikan
yang berpihak pada pserta didik dan memerdekakan peserta didik dalam
pendidikan pada abad 21 sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara melalui
pembelajaran langsung dalam kelas

Anda mungkin juga menyukai