Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 3

METODE PENELITIAN (IDIK4007)

Oleh:

ISMI JULAECHA

857625044

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
Kunjungi Jurnal Pendidikan pada link berikut:

https://jurnal.ut.ac.id/index.php/jp/issue/archive

Kemudian unduhlah:
(1) dua buah artikel yang menggunakan metode analisis data kuantitatif, dan
(2) dua buah artikel yang menggunakan metode analisis data kualitatif.

Dari masing-masing artikel yang telah diunduh, tentukan hasil analisis data yang terdapat
pada artikel tersebut.

1. Artikel yang menggunakan metode analisis data kualitatif

Judul artikel 1:
Menumbuhkan Kesadaran dan Keterlibatan Sosial Mahasiswa: Best Practice Dalam
Perkuliahan Mata Kuliah Filantropi Pendidikan

Hasil analisis:
Dapat ditarik kesimpulan bahwa menumbuhkan keterlibatan sosial mahasiswa
melalui model pembelajaran filantropi pendidikan sangat berpengaruh terhadap
perilaku sosial mahasiswa. Hal ini dikarenakan dengan adanya mata kuliah filantropi
pendidikan dengan metode mini researchmahasiswa lebih mengetahui tentang
keadaan sosial masyarakat. Dibuktikan dengan hasil penelitian mahasiswa di NU
Care-LazisNU DIY bahwa masyarakat masih membutuhkan bantuan dana. Selain itu
mahasiswa prodi MPI juga ikut andil dalam menyalurkan bantuan dana baik berupa
uang, pakaian dan lain-lain. Akan tetapi dalam pengumpulan hasil laporan mini
researchmasih belum tepat waktu.

Judul artikel 2:
Tantangan Pembelajaran Tematik DaringDengan Model Website Berbasis Youtube di
Sekolah Dasar

Hasil analisis:

Untuk mengurangi semakin menyebarnya Covid-19 pada lingkungan SD/MI, SD


IT Baitul Muslim Way Jepara melaksanakan pembelajaran online dengan
menerapkan model website melalui Youtube sebagai solusi dalam kegiatan
belajar mengajar. Dalam penelitian ini, penulis menemukan bahwasanya
pendidik dan peserta didik memiliki tantangan dalam merealisasikan pembelajaran
model website berbasis youtube. Pembelajaran online efektif untuk memperkecil
risiko tertularnya Covid-19, namun pembelajaran online tetap memiliki tantangan
bagi guru dan peserta didik di SD IT Baitul Muslim Way Jepara dalam
pelaksanaan pembelajaran. Adapun tantangan pembelajaran model website
berbasis youtube yang dirasakan yaitu: (1) Kualitas jaringan internet yang tidak
stabil, (2) harga dan penggunaan kuota, (3) fasilitas sarana prasaran kurang
mendukung, (4) pemadaman listrik yang mengganggu kualitas jaringan
internet,dan(5) Sulitnya pemantaun saat proses
8JurnalPendidikan,Vol.24,No.1,2023pembelajaran dilakukan. Beberapa solusi yang
mungkin bisa mengurangi tantangan tersebut ialah subsidi kuota internet ke
pendidik dan peserta didik dengan cara bekerja sama dengan pihak provider,
youtube digunakan untuk menyampaikan materi saja, untuk penugasan bisa melalui
Whatsapp atau Google Classroom saja, dan solusi yang terakhir jika tidak ingin
ada tantangan-tantangan seperti halnya yang sudah dijelaskan maka lebih baik
terapkan PTMT (pertemuan tatap muka terbatas).Batasan dalam penelitian hanya
berfokus pada tantangan tantangan yang timbul pada pembelajaran di kelas IV
PAI. Penlitian ini berfokus dengan media pembelajaran berbasis website
menggunakan youtube. Kelas yang digunakan untuk penelitian adalah kela IV
SD IT Baitul Muslim Way jepara. Dengan tambahan narasumber wali kelas
IV yaitu Bapak F.A, Bapak A.M dan Ibu A.S. Penelitian lebih lanjut mengenai
tantangan dalam pembelajaran daring diharapkan bisa dilaksanakan dengan model
pembelajaran yang lain, serta diharapakan menjadi rujukan terbaru yang belum
pernah dilakukan penelitian.

2. Artikel yang menggunakan analisis data kuantitatif

Judul artikel 1:
Analisis Faktor-Faktor Kesiapan Kerja di Bidang Kuliner pada Siswa Sekolah
Menengah Kejuruan

Hasil analisis:
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkanbahwa faktor-
faktorkesiapan kerja di bidang kuliner pada siswa kelas XI Sekolah Menengah
Kejuruan Negeri 4 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2020/2021 dalam kategori
cukup.Variabel faktor-faktor kesiapan kerja di bidang kuliner memiliki dua indikator
yaitu, faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal kategori cukup danfaktor
eksternal dalam kategori cukup.Saran dari penelitian ini adalahsiswa diharapkan
lebih aktif dan percaya diri dalam pembelajaran teori maupun praktikum atau
kegiatan kuliner yang diadakan di sekolah maupun di luar sekolah.Guru dapat
memberikan pengarahan dan membimbing siswa agar lebih rajin dan serius dalam
pembelajaran baik dalam bentuk praktik maupun teori.Bagi peneliti selanjutnya
diharapkan menggunakan aspek yang berbeda,sehingga hasil penelitian akan lebih
komprehensif.

Judul artikel 2:
Pengaruh Bahan Ajar E-Modul Berpendekatan Contextual Teaching Learning
Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Peserta Didik
Hasil analisis:
Pembelajaran menggunakan e-modul lebih mengutamakan keaktifan peserta
didik selama proses pembelajaran berlangsung, dimana materi dikonstruksisendiri
oleh peserta didik secara individu maupun kelompok, sehingga pembelajaran seperti
ini akan lebih bermakna bagi peserta didik sehingga membuat peserta didik
lebih memahami konsep matematika. Hal ini sesuai dengan pendapat Hudojo
(2018) jika pesertadidik aktifmelibatkan dirinya di dalam menemukan suatu
prinsip dasar, maka peserta didik akan mengerti konsep tersebut lebih baik dan
mampu menggunakan konsep tersebut dalam konteks yang lain.Analisis data
dilakukan untuk mengungkapkan hasil belajar matematika peserta didik pada
kemampuan pemahaman konsep setelah dilaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan e-modul berpendekatan CTL. Sebelum melakukan analisis, terlebih
dahulu diberikan angket tanggapan terhadap peserta didikterhadap kemenarikan
e-modulberbasis pendekatan kontekstual setelah digunakan dalam
pembelajaran. Hasil perhitungan dari angket respon peserta didik diperoleh
persentase yaitu sebesar 90,6% dengan kriteria interpretasi yang dicapai yaitu
“Sangat Menarik”,hal tersebut menunjukan bahwa e-modul yang dugunakan oleh
peneliti mempunyai kriteria menarik untuk digunakan sebagai bahan belajar pada
materi aljabaruntuk peserta didik peserta didik kelas VIIdi SMP Lazuardi Haura
GCS.Hasil e-modulmampu menciptakansuasana pembelajaran yang
menyenangkan tapi tidak menghilangkan atau menurunkan pemahaman
peserta didik mengenai materi. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan dengan
Sriwahyuni (2019), bahwa pembuatan media pembelajaran e-modulsangatlah baik
dikarenakan aplikasi ini tidak terpaku hanya pada tulisan-tulisan saja tetapi dapat
dimasukan animasi, audio maupun gambar yang bisa menjadikannya sebuah
media pembelajaran yang menarik sehingga pembelajaran menjadi
menyenangkan.Untuk analisis data dari kelas kontroldan kelas eksperimen
terhadap hasil tes kemampuan pemahaman konsep peserta didik dilakukan
uji prasyarat yaitu uji normalitas menggunakan uji liliefors dan uji
homogenitas menggunakan uji bartlet, kemudian dilanjutkan dengan uji t. Hasil uji
liliefors untuk mengetahui kenormalan. Hasil perhitungan dari kelas ekperimen
dengan jumlah peserta didik yaitu 32 dan tingkat signifikan 5% sehingga
diperoleh ltabelyaitu 0,1542 dan dari kelas ekperimen didapatkan lhitungsebesar
0,1358 karena 0,1358 <0,1542 maka H0diterima. Hasil perhitungan dari kelas
konvensional dengan jumlahpeserta didik yaitu 32 dan tingkat signifikan 5%
sehingga diperoleh ltabelyaitu 0,1542 dan dari kelas konvensional didapatkan
lhitungsebesar 0,0814 karena 0,0814 <0,1542 maka H0diterima.Jadi dapat
disimpulkan bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Kemudian kedua data diuji dengan uji bartlet untuk mengetahui homogenitas
variansnya. Dari tabel distribusi diperoleh 3,481. Dari perhitungan diperoleh nilai
3,139.Karena nilai < yaitu 3,139 < 3,481 maka Ho diterima. Artinya kedua
kelompok tersebut mempunyai varian sama (homogen). Setelah persyaratan
dipenuhi kedua data diuji menggunakan uji-t untukmengetahui ada
tidaknya peningkatan kemampuan pemahaman konsep peserta didik. Setelah
melakukan perhitungan diperoleh = 2,704 dengan tingkat signifikan sebesar
0,009 dan . Berdasarkan perhitungan tersebut terlihat bahwa dan .
Makadisimpulkanbahwa H0ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan
penggunaan bahan ajar e-modulberpendekatan CTL terhadap peningkatan
kemampuan pemahaman konsep peserta didik.Hal ini sesuai dengan
Lasmiyati (2014) yangmengemukakan bahwa e-moduldapat memfasilitasi
siswa mengkonstruksi konsep-konsep matematisnya secara mandiri, sehingga
kemampuan siswa dalam memahami konsep pada materi menjadi
terbangun.Selanjutnya untuk menguji keefektifan produk yang dihasilkan, dilakukan
dengan membandingkan nilai setelah perlakuan dari kedua kelas tersebut.
Pada kelas eksperimen yang menggunakan e-modul berpendekatan kontekstual
sedangkan pada kelas control menggunakan metode konvensional diperoleh
rata-rata skor tes pemahaman konsepkelas kontrol lebih rendah daripada kelas
eksperimen. Dari tes akhir diperoleh nilai tertinggi di kelas eksperimen 96 dan nilai
terendah 50 dengan nilai rata-rata sebesar 80,812. Sedangkan pada kelas kontrol
nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 50 dengannilai rata-rata sebesar 73,687.
Berdasarkan data diatas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman
konsep peserta didik menggunakan e-modul berpendekatan CTL lebih baik
daripada pemahaman konsep peserta didik dengan pembelajaran biasa

Anda mungkin juga menyukai