Hukum Ketenagakerjaan LAW102 PHI Muhammad Affan Kashogi 20230401384
Hukum Ketenagakerjaan LAW102 PHI Muhammad Affan Kashogi 20230401384
NIM : 20230401384
Tugas Pengantar Hukum Indonesia Tentang Hukum Ketenagakerjaan Menurut UU 13/2003 Ketenagakerjaan dan UU 11/2020
Cipta Kerja (Dosen : Farida Nurun Nazah, S. HI, MH.)
Perbandingan:
Perbandingan:
Perbandingan:
4. Jam kerja Mempekerjakan lebih Pasal TT 1. Undang-Undang Ketenagakerjaan (UU No. 13 Tahun
dari waktu kerja (1) Setiap pengusaha wajib 2003):
sedapat mungkin harus melaksanakan ketentuan
dihindarkan karena waktu kerja. (2) Waktu kerja Jam Kerja Normal: UU Ketenagakerjaan
pekerja/buruh harus sebagaimana dimaksud pada menetapkan bahwa jam kerja normal adalah 7-8
mempunyai waktu ayat (1) meliputi: a. 7 (tujuh) jam sehari dan 40 jam seminggu. Pekerja yang
yang cukup untuk jam 1 (satu) hari dan 40 bekerja melebihi jam tersebut dianggap lembur
istirahat dan (empat puluh) jam 1 (satu) dan berhak mendapatkan upah lembur sesuai
memulihkan minggu untuk 6 (enam) hari dengan ketentuan yang berlaku.
kebugarannya. Namun, kerja dalam 1 (satu) minggu; Lembur: UU ini mengatur mengenai jam lembur,
dalam hal-hal tertentu atau termasuk besaran upah lembur dan batasan jumlah
terdapat kebutuhan b. 8 (delapan) jam 1 (satu) jam lembur yang dapat dilakukan.
yang mendesak yang hari dan 40 (empat puluh) Istirahat: Memberikan ketentuan mengenai
harus diselesaikan jam 1 (satu) minggu untuk 5 istirahat selama jam kerja, yang mencakup
segera dan tidak dapat (lima) hari kerja dalam 1 istirahat harian dan istirahat mingguan.
dihindari sehingga (satu) minggu.
pekerja/buruh harus (3) Ketentuan waktu kerja 2. Undang-Undang Cipta Kerja (UU No. 11 Tahun 2020):
bekerja melebihi waktu sebagaimana dimaksud pada
kerja. ayat (21 tidak berlaku bagi Fleksibilitas Jam Kerja: UU Cipta Kerja
sektor usaha atau pekerjaan memberikan lebih banyak fleksibilitas terkait jam
tertentu. kerja. Pengusaha dan pekerja dapat menentukan
(4)Pelaksanaan jam kerja bagi jam kerja yang fleksibel, termasuk perjanjian
pekerja/buruh di perusahaan mengenai jam kerja, istirahat, dan ketentuan
diatur dalam perjanjian kerja, lainnya.
peraturan perusahaan, atau Lembur: Tetap mengatur tentang lembur,
perjanjian kerja bersama. termasuk besaran upah lembur. UU ini
(5) Ketentuan lebih lanjut memberikan fleksibilitas lebih besar dalam
mengenai waktu kerja pada mengatur lembur di luar jam kerja normal.
sektor usaha atau pekerjaan Istirahat dan Cuti: Memberikan ketentuan
tertentu sebagaimana mengenai istirahat, cuti, dan libur, dengan lebih
dimaksud pada ayat (3) diatur banyak ruang untuk perundingan antara pekerja
dalam Peraturan Pemerintah. dan pengusaha.
5. Perjanjian kerja Syarat masa percobaan Pasal 56 1. Undang-Undang Ketenagakerjaan (UU No. 13 Tahun
kerja harus (1) Perjanjian kerja dibuat 2003):
dicantumkan dalam untuk waktu tertentu atau
perjanjian kerja. untuk waktu tidak tertentu. Perjanjian Kerja: UU Ketenagakerjaan mengakui
Apabila perjanjian (2) Perjanjian kerja untuk adanya perjanjian kerja antara pekerja dan
kerja dilakukan secara waktu tertentu sebagaimana pengusaha. Meskipun demikian, ada beberapa
lisan, maka syarat masa dimaksud pada ayat (1) ketentuan yang tidak dapat dihapus atau
percobaan kerja harus didasarkan atas: dikecualikan oleh perjanjian, seperti hak-hak
diberitahukan kepada a- jangka waktu; atau pekerja terkait dengan upah minimum, pesangon,
pekerja yang b. selesainya suatu pekerjaan dan kepastian pekerjaan.
bersangkutan dan tertentu. Hak dan Kewajiban: Menetapkan hak dan
dicantumkan dalam (3) Jangka waktu atau kewajiban masing-masing pihak yang terlibat
surat pengangkatan. selesainya suatu pekerjaan dalam perjanjian kerja. Pekerja dijamin hak-
Dalam hal tidak tertentu sebagaimana haknya sesuai dengan undang-undang
dicantumkan dalam dimaksud pada ayat ketenagakerjaan yang berlaku.
perjanjian kerja atau (2)ditentukan berdasarkan Perlindungan Pekerja: Memberikan perlindungan
dalam surat perjanjian kerja. terhadap pekerja agar tidak terjadi eksploitasi
pengangkatan, maka (4) Ketentuan lebih lanjut dalam perjanjian kerja. Pembatasan tertentu
ketentuan masa mengenai perjanjian kerja diberlakukan untuk melindungi pekerja dari
percobaan kerja waktu tertentu berdasarkan perjanjian yang merugikan.
dianggap tidak ada. jangka waktu atau selesainya
suatu pekerjaan tertentu 2. Undang-Undang Cipta Kerja (UU No. 11 Tahun 2020):
diatur dalam Peraturan
Pemerintah. Fleksibilitas Perjanjian Kerja: UU Cipta Kerja
memberikan lebih banyak fleksibilitas dalam
menentukan ketentuan perjanjian kerja antara
pekerja dan pengusaha. Pengusaha dan pekerja
dapat bernegosiasi dan menyesuaikan ketentuan
perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan masing-
masing.
Hak dan Kewajiban: Tetap menetapkan hak dan
kewajiban masing-masing pihak, namun
memberikan ruang lebih besar bagi perundingan
dan penyesuaian.
Ketentuan Minimum: Meskipun memberikan
fleksibilitas, UU ini tetap mengakui adanya
ketentuan minimum yang harus dijamin dalam
perjanjian kerja, seperti upah minimum, kepastian
jam kerja, dan hak-hak pekerja lainnya yang
diatur dalam undang-undang ketenagakerjaan.
Perbandingan: