Anda di halaman 1dari 4

SOAL

DIKUMPULKAN
NAMA: Yanuar Adi Nugraha
NPM : 2402023036

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2023/2024

Mata Kuliah/SKS : Hukum dan Etika Kesehatan Hari/Tgl. : 26 April 2024


Jurusan/Smt/Kelas : MARS/1/A Waktu : 2 hari
Koordinator MK : Dr. dr. Abdul Kholib, MH Sifat : Take home

1. Pasien datang di IGD RSUD di Jakarta Timur,Datang dengan Keluhan Demam Sejak 2 Hari
Sebelum Masuk Rumah Sakit,Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter jaga IGD didapatkan
Pasien tersebut tidak ada indikasi untuk di rawat inap.akan tetapi pihak pasien memaksa untuk di
rawat inap, pasien tersebut beralasan khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan bila pasien
tersebut pulang, setelah di ancam akhirnya dokter jaga IGD tersebut merawat inapkan pasien
tersebut,pada rawat inap pasien beberapa kali di ambil darahnya guna kepentingan terapi pada suatu
saat ternyata petugas laboratorium ambil darah pasien akan tetapi tidak berhasil.dan ternyata hasil
laboratorium tersebut keluar hasilnya,hal ini membuat pasien bertanya-tanya.darah tidak keluar hasil
laboratorium keluar,akhirnya pasien minta dirujuk ke Rumah Sakit Lain,seminggu pasca pasien di
rujuk ke Rumah Sakit lain datanglah Somasi dari kuasa hukum pihak keluaraga pasien yang pada
intinya menuntut pelayanan yang dilakukan rumah sakit tersebut.

TUGAS
Bila Anda sebagai Direktur RSUD tersebut Langkah-Langkah apa yang seharusnya di Lakukan guna
menyelasaikan persoalan diatas.
Jawaban :
1. Mengundang pihak-pihak terkait dalam rapat internal, rapat ini untuk menjelaskan kronologis
dari pasien pertama datang ke IGD sampai dirawat inap.
2. Membahas apakah tindakan yang dilakukan dokter IGD sesuai dengan SPO
3. Membahas apakah tindakan yang dilakukan oleh petugas laboratorium sesuai dengan SPO
4. Mencari bukti apakah yang disampaikan pasien mengenai tidak berhasilnya pengambilan darah
oleh pihak laboratorium memang benar, dengan mengidentifikasi kronologis yang dibuat oleh
pihak laboratorium
5. Setelah semua kronologis dikumpulkan, kajian tindakan pihak terkait sudah sesuai dengan SPO,
bukti yang ada dikumpulkan kemudian melakukan koordinasi membentuk sebuah tim yang
melibatkan kepala bidang pelayanan medis, kepala seksi pelayanan medis, komite medik, komite
perawatan, komite mutu, tim manajemen resiko dan keselamatan pasien, satuan pengawas
internal untuk melakukan tindakan lebih lanjut mengenai somasi
6. Selanjutnya untuk menghadapi somasi, tim yang sudah dibentuk mencoba mempelajari materi
gugatannya, menyiapkan strategi, dan bukti – bukti.
7. Mengadakan pertemuan dengan pihak keluarga pasien yang memberikan somasi, bertujuan untuk
mencari solusi dan kesepakatan sebelum pasien mengajukan gugatan kepengadilan.

2. Seorang Pasien datang ke Unit Gawat Darurat Rumah Sakit P dengan tidak sadarkan diri Akibat
kecelakaan lalu lintas diantar oleh keluarganya dengan menggunakan sebuah mobil pada saat sampai
di Unit Gawat darurat Rumah Sakit P tersebut Dokter Jaga melakukan pemeriksaan dan konsul ke
dokter spesialis bedah saraf.dokter bedah saraf memeriksa pasien tersebut terindikasi agar di lakukan
cito kranio tomy. Setelah diterangkan akan biaya operasi tersebut Pasien menolak untuk dilakukan
operasi tersebut dengan alasan tidak mampu biayanya. Pihak management meminta keluarganya
untuk mencari rumah sakit lain dalam perjalannya mencari rumah sakit lain pasien tersebut
meninggal dunia.

Pada Kasus Diatas, apa yang dilakukan pihak Management Rumah Sakit P tersebut dilihat dari:
a.Etika
Jawaban :
Dari kasus diatas bisa diambil beberapa poin penting yaitu
1. Pasien dalam keadaan gawat darurat
2. Keluarga pasien tidak mampu secara biaya bila dilakukan tindakan terhadap pasien setelah
diberikan informasi biaya operasi
3. Pihak management meminta keluarga pasien untuk mencari rumah sakit lain
- Secara otonomi, pihak rumah sakit sudah menghormati hak – hak pasien, dengan memberikan
informasi biaya operasi yang akan dilakukan, walaupun pada akhirnya pasien menolak karena
tidak mampu dari segi biaya
- Secara benefience, pada kasus belum dijelaskan apakah pasien sudah ditangani terlebih
dahulu dari kegawat daruratannya atau belum ditangani, tapi dengan konsul ke spesialis bedah
saraf, dapat disimpulkan mungkin pasien sudah ditangani terlebih dahulu.
- Secara non malefience, berprinsip yang melarang tindakan yang memperburuk keadaan
pasien. Pada kasus ini pihak menagement kurang tepat meminta keluarga pasien untuk
mencari rumah sakit lain, sebenarnya pasien dan keluarga dapat membantu untuk mencari
tempat rujukan. Namun, proses merujuk sebaiknya tetap dilakukan dokter atau pihak rumah
sakit agar tidak dianggap menelantarkan pasien. Apalagi pasien sampai meninggal dunia
diperjalanan. Sehingga secara non maleficience pihak management tidak menjalani prinsip
tersebut cenderung memperburuk keadaan pasien
b. Disiplin
Jawaban :
Disiplin berhubungan aturan – aturan yang berlaku dirumah sakit, dalam kasus ini harus dilihat dari
aturan, kebijakan rumah sakit dalam sistem perujukan pasien kerumah sakit lain. Karena sistem
rujukan disetiap pelayanan kesehatan itu sudah ada aturannya dalam undang-undang, maka dilihat
dari segi aturan pihak management bisa menyalahi aturan yang berlaku dengan menyuruh keluarga
pasien mencari rumah sakit lain tanpa ada pendampingan.

c.Hukum
Jawaban
Keadaan Pasien Darurat
Dalam UU No. 36 tahun 2009 Pasal 32 dan UU No. 36 tahun 2014 Pasal 59 menyatakan bahwa
dokter dan rumah sakit tidak boleh menolak pasien dan/atau meminta uang muka jika pasien dalam
keadaan gawat darurat. Secara tidak langsung, kedua dasar hukum tersebut juga menyatakan bahwa
dokter tidak boleh menolak pasien karena alasan biaya pada kondisi gawat darurat. Dalam UU
Kesehatan Pasal 190, penolakan pasien yang dalam kondisi gawat darurat dapat menyebabkan
hukuman pidana.

Rumah sakit/Dokter tidak Bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan:

Jika rumah sakit atau dokter tidak tergabung dalam BPJS kesehatan dan pasien adalah pengguna
BPJS kesehatan, perlu dilihat kondisi pasien. Jika kondisinya gawat darurat, diberikan pertolongan
untuk menyelamatkan nyawa atau mencegah kecacatan. Setelah pasien stabil, segera dirujuk ke
rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS kesehatan. Hal ini diatur oleh Peraturan BPJS 1/2014
Pasal 47 dan 63.

Pasien dan keluarga dapat membantu untuk mencari tempat rujukan. Namun, proses merujuk
sebaiknya tetap dilakukan dokter agar tidak dianggap menelantarkan pasien. Sebab, UU Rumah Sakit
Pasal 41 menyatakan bahwa pemerintah dan asosiasi rumah sakit diwajibkan untuk membentuk
jejaring rujukan.

Catatan: Jawaban di upload ke LAYAR dan dikirimkan ke email : kolib78@yahoo.com


Format : Nama Mahasiswa_NPM_Hukum dan Etika Kesehatan_Universitas YARSI_UTS Genap 2023/2024
SELAMAT MENGERJAKAN

26/4/24

26/4/24

Anda mungkin juga menyukai