Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KAYU MANIS

KELOMPOK 7

Oleh :

Maya Sepiana Br Sembiring (2306511019)


Pricillia Pragati Anggini Sijabat (2306511040)
Naomy Gemalahati Br. Naibaho (2306511042)
Rachel Venanzia Girsang (2306511044)
Aura Cinta Risafet (23065111056)
Claudya Ver She Arsita (2306511057)

FAKULTAS PERTANIAN
PRODI AGRIBISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2023
KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Terjadi banyak kesulitan dalam
pembuatan paper ini, salah satunya kurangnya ilmu pengetahuan mengenai
makalah dan mengenai kayu manis. Namun dengan bantuan dan bimbingan dari
semua pihak tugas kelompok ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Oleh karena itu kami mengucapkan rasa terimakasih kepada bapak I Made
Sukewijaya yang telah memberikan bimbingan mengenai tugas kelompok kami,
dan kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu kami
dalam pembuatan tugas makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua. Makalah yang kami buat jauh dari kata sempurna, oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran agar paper ini lebih baik dan berguna di masa yang
akan datang.
Tugas makalah ini kami susun berdasarkan jurnal, artikel yang kami
termukan dari berbagai pihak dengan judul “KAYU MANIS”

Jimbaran, 6 November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................. I
DAFTAR ISI ........................................................................................................... II
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
1.3 Tujuan ......................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................4
2.1 Kecocokan Lahan dan Iklim Mikro ............................................................ 4
2.2 Unsur-Unsur Dalam Proses Komunikasi .................................................... 5
2.2.1 Penyiapan Bibit ................................................................................. 5
2.2.2 Pembibitan .........................................................................................5
2.2.3 Penanaman .........................................................................................5
2.2.4 Pemeliharaan ..................................................................................... 5
2.3 Metode Budidaya, Penyiapan Lahan, Naungan Jarak Tanam dan
Penanaman...................................................................................................7
2.3.1 Metode Budidaya................................................................................7
2.3.2 Penyiapan Lahan.................................................................................7
2.3.2 Naungan Jarak Tanam.........................................................................8
2.3.3 Penanaman..........................................................................................8
2.4 Pemeliharaan (Pemangkasan, Pemupukan, Pengendalian Hama Penyakit)
dan Analisis Usaha Budidaya.......................................................................8
2.4.1 Pemangkasan........................................................................................8
2.4.2 Pemupukan............................................................................................9
2.4.3 Pengendalian Hama Penyakit................................................................9
2.4.4 Analisis Usaha Budidaya....................................................................11
2.5 Panen, Pasca Panen, Pengelolahan, Penyimpanan, Distribusi dan
Pemasaran..................................................................................................13
2.5.1 Panen..................................................................................................13
2.5.2 Pasca Panen.........................................................................................14
2.5.3 Pengelolahan......................................................................................14
2.5.4 Penyimpanan Distribusi ....................................................................14

ii
2.5.5 Pemasaran..........................................................................................12

BAB III PENUTUP ............................................................................................... 16


3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kayu manis adalah tumbuhan dengan genus Cinnamomum dan


famili Lauraceae yang digunakan sebagai penghasil rempah-rempah. Kayu manis
merupakan salah satu komoditi rempah yang menjadi barang dagangan utama
sejak zaman colonial. Komoditi ini diekspor melalui penang dan Singapura dan
hingga saat ini masih menjadi potensi di pasar regional dan internasional.
Tanaman kayu manis merupakan komoditas unggulan terutama di daerah
Sumatera Barat dan kabupaten Kerinci.

Kayu manis merupakan tanaman yang kulit, batang, cabang, serta


dahannya dapat digunakan sebagai bahan rempah-rempah. Rempah ini memiliki
aroma yang kuat, bersifat hangat, dan rasa yang manis. Bagian kayu manis yang
dapat dimanfaatkan adalah kulit kayu bagian dalam yang dipotong dengan
ketebalan tertentu atau dalam bentuk bubuk kayu manis. Kulit kayu manis
memiliki aroma khas yang wangi dan terasa manis sehingga dapat dimanfaatkan
sebagai penyedap rasa makanan atau kue, bahan pembuat sirup, dan rasa pedas
sebagai penghangat tubuh. Selain itu, batang kayu manis juga dapat digunakan
untuk berbagai keperluan seperti bahan bangunan, meubelair, dan kayu bakar.

Beberapa bahan kimia yang terkandung di dalam kayu manis yaitu minyak
atsiri eugenol, safrole, sinamaldehide, tanin, kalsium oksalat, damar, dan zat
penyamak. Berbagai aplikasi kayu manis yaitu dapat dijadikan zat antimikroba,
antifungi, antivirus, antioksidan, antitumor, penurun tekanan darah, kolesterol,
dan memiliki senyawa rendah lemak. Senyawa eugenol dan sinamaldehid
memiliki potensi sebagai antibakteri dan antibiofilm. Minyak atsiri dapat
dijadikan antiseptik, membangkitkan selera atau menguatkan lambung (stomakik)
serta memiliki efek untuk mengeluarkan angin (karminatif). Selain itu, minyaknya
dapat digunakan dalam industri sebagai obat kumur dan pasta, penyegar bau
sabun, deterjen, lotion parfum dan cream. Dalam pengolahan bahan makanan dan
minuman, minyak kayu manis digunakan sebagai pewangi atau peningkat cita
rasa, diantaranya untuk minuman keras, minuman ringan (softdrink), agar-agar,

1
2

kue, kembang gula, bumbu gulai dan sup. Kayu manis juga secara tradisional
dijadikan sebagai suplemen untuk berbagai penyakit, dengan dicampur madu,
misalnya untuk pengobatan penyakit radang sendi, kulit, jantung, dan perut
kembung. Kayu manis merupakan jenis rempah yang kaya akan senyawa bioaktif
dan telah diketahui mampu menurunkan kadar glukosa darah, serta dipercaya
ampuh mengatasi penyakit seperti batuk, diare, asam urat dan tekanan darah
tinggi.

Tanaman kayu manis mempunyai ciri-ciri tinggi berkisar antara 5-15 m,


kulit pohon berwarna abu-abu tua yang memiliki bau khas, kayunya berwarna
merah coklat muda.daun dari kayu manis berbentuk ellips memanjang dengan
ukuran sekitar 4-14 cm, lebar 1,5-6 cm dengan ujung runcing dan berwarna hijau.
Bunga dari pohon kayu manis merupakan bunga majemuk berkelamin sempurna,
bunganya yang masih muda akan berwarna hijau sedangkan yang sudah tua akan
berubah warna menjadi ungu tua sampai hitam. Biji dari buahkayu manis
berukuran kecil.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas terdapat beberapa rumusan masalahnya,


yakni:

1. Bagaimana lahan dan iklim yang cocok untuk tanaman kayu manis.

2. Bagaimana cara perbanyakan, manajemen pembibitan, dan analisis


usaha pembibitan kayu manis.

3. Apa metode budidaya, proses penyiapan lahan, naungan, jarak tanam,


dan penanaman kayu manis.

4. Bagaimana pemeliharaan dan analisis usaha budidaya kayu manis.

5. Bagaimana proses panen, pasca panen, pengolahan, penyimpanan,


distribusi, dan pemasaran kayu manis.
3

1.3 Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas maka tujuan dari
penulisan makalah ini ialah:

1. Untuk mengetahui lahan dan iklim yang cocok untuk tanaman kayu
manis

2. Untuk mengetahui cara perbanyakan, manajemen pembibitan, dan


analisis usaha pembibitan kayu manis

3. Untuk mengetahui metode budidaya kayu manis

4. Untuk mengetahui proses pemeliharaan dan analisis usaha budidaya


kayu manis

5. Untuk mengetahui proses panen, pengolahan, penyimpanan, distribusi,


dan pemasaran kayu manis.
BAB II
ISI
2.1 Kecocokan Lahan dan Iklim Mikro
Kecocokan lahan dan iklim mikro merupakan faktor yang penting untuk
dipertimbangkan dalam budidaya tanaman. Tanaman kayu manis atau
cinnamomum verum adalah tanaman yang digunakan dalam produksi rempah-
rempah kayu manis yang dikenal luas untuk kegunaan kuliner, obat-
obatan, dan lainnya. Cocok atau tidaknya lahan dan iklim mikro untuk menanam
kayu manis bergantung pada berbagai faktor, termasuk tanah, iklim, dan topografi.
Lahan yang cocok untuk menanam bibit kayu manis harus dibersihkan
dari rumput liar, semak belukar, batang kayu dan akar yang tertinggal. Kecocokan
lahan untuk budidaya kayu manis dapat dinilai dengan menggunakan metode
penilaian parametrik. Di tanah datar kesesuaian lahan untuk tanaman kayu manis
digolongkan menjadi dua tingkatan yaitu S1 (sangat sesuai) sebesar 84,5% dan S2
(sesuai) sebesar 15,5%
Budidaya kayu manis bisa berhasil dengan menggunakan berbagai jenis
tanah, mulai dari pasir perak hingga tanah liat dan berkerikil. Namun, kayu manis
kualitas tertinggi dihasilkan dari tanah berpasir silika putih . Tanah harus memiliki
drainase yang baik , karena akar kayu manis membusuk di daerah yang sangat
basah. Kayu manis membutuhkan tanah yang sangat asam , dengan tingkat pH
berkisar 4,5-5,5 .
Tanaman kayu manis menyukai iklim yang hangat dan lembab . Di habitat
aslinya, suhu rata-rata 80 derajat Fahrenheit mendorong pertumbuhan yang sehat.
Mereka tidak dapat tumbuh dengan baik ketika suhu turun di bawah 40 derajat
Fahrenheit atau dalam kondisi sangat kering. Jika anda berkebun di iklim dingin
di utara zona tahan banting tanaman, anda dapat menanam kayu manis dalam
wadah di rumah kaca atau menyimpan wadah di luar ruangan selama musim
panas dan menahannya di dalam ruangan sebagai tanaman hias.

4
5

2.2. Perbanyakan, Manajemen Pembibitan, dan Analisis Usaha Pembibitan


Pembibitan kayu manis melibatkan beberapa proses, termasuk penyiapan
bibit, pembibitan, dan penanaman. Berikut adalah langkah-langkah yang perlu
diperhatikan dalam pembibitan kayu manis:
2.2.1 Penyiapan Bibit
Mempersiapkan benih kayu manis bisa melibatkan biji atau pucuk.
Merendam benih dalam air selama sehari dan mengeringkannya merupakan proses
penyiapan benih yang dilanjutkan dengan penanaman pada media tanam yang
sesuai.
2.2.2 Pembibitan
Pembibitan dapat menggunakan polibag atau polibag kayu manis bisa
diunggulkan, yaitu dengan mencampurkan tanah, pupuk kandang, dan sekam
sangat cocok untuk pembibitan.
2.2.3 Penanaman
Jarak tanam antara tiga hingga empat meter merupakan jarak tanam yang
ideal bagi tanaman kayu manis, setelah benihnya tumbuh subur. Jadi ketika siap
menanam, siapkan lahan dan tanam benih kayu manis tersebut.
2.2.4 Pemeliharaan
Penyiangan, pemupukan, penjarangan, dan penanaman kembali
merupakan komponen penting dalam pemeliharaan tanaman kayu manis. Dengan
melakukan hal ini, seseorang dapat memastikan produksi tanaman yang sehat dan
bermanfaat.

Menilai kelayakan finansial bisnis pembibitan kayu manis memerlukan


analisis yang menyeluruh. Berbagai faktor yang memerlukan pertimbangan
selama analisis ini adalah:
a) Memperoleh manfaat dan biaya yang dikeluarkan dari usaha pembibitan kayu
manis.
b) Jangka waktu pengembalian investasi yang digunakan dalam usaha
pembibitan kayu manis.
c) Keberasilan usaha pembiakan kayu manis dapat dipengaruhi oleh faktor-
faktor seperti iklim dan tanah.
6

Produk kayu manis dan potensinya di pasar cukup menarik perhatian.


Permintaan terhadap produk-produk ini juga meningkat, yang menunjukkan
adanya pergeseran ke arah apresiasi yang lebih besar terhadap rasa dan
manfaat kesehatannya. Peluang bisnis yang menguntungkan dapat diperoleh
dengan strategi pemuliaan yang tepat dan analisis bisnis yang komprehensif dalam
menanam kayu manis.
Analisis upaya budidaya bibit kayu manis dapat disebabkan oleh berbagai faktor,
antara lain:
1) Lokasi penanaman: Kesesuaian lahan untuk budidaya kayu manis sangatlah
penting. Lahan harus bersih, memiliki drainase yang baik, dan mendapat
paparan sinar matahari yang baik .
2) Pemilihan dan persiapan benih: Memilih benih berkualitas tinggi dan
mempersiapkannya dengan baik untuk perkecambahan sangat penting untuk
keberhasilan budidaya benih.
3) Perawatan perkecambahan dan bibit: Menyediakan kondisi yang tepat untuk
perkecambahan, seperti suhu dan tingkat kelembapan yang tepat, dan
memastikan perawatan yang memadai untuk bibit, termasuk penyiraman,
pemupukan, dan melindunginya dari hama dan penyakit, sangat penting untuk
kesehatan. pengembangan bibit .
4) Penanaman dan jarak tanam: Jarak tanam antar pohon kayu manis yang sesuai
adalah 3-4 meter, sehingga pertumbuhan dan perkembangannya optimal .
5) Pemeliharaan dan pemangkasan: Perawatan rutin, seperti penyiangan,
pemangkasan, dan pemupukan, diperlukan untuk menjamin kesehatan dan
produktivitas bibit kayu manis.
6) Pemanen dan pengolahan: Pohon kayu manis dapat dipanen untuk diambil
kulitnya, yang digunakan sebagai bumbu. Usia optimal untuk memanen kulit
kayu manis adalah antara 6 dan 12 tahun. Proses pemanenannya meliputi
pemotongan pohon dan pengupasan kulit kayu, yang kemudian dikeringkan
dan diolah untuk dijual.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini dan mempertimbangkan
persyaratan khusus budidaya bibit kayu manis, petani dapat berhasil membangun
dan memelihara perkebunan kayu manis.
7

2.3 Metode Budidaya, Penyiapan Lahan, Naungan Jarak Tanam dan Penanaman
2.3.1 Metode Budidaya
1. Pemilihan Lahan
Tanah yang cocok adalah latosol atau andosol. Tanah latosol merupakan
tanah berwarna coklat kaya humus yang bersifat lunak dan cepat menyerap air.
Sedangkan tanah Andosol merupakan tanah mediterania, podsolik merah dan
kuning. Keasaman (pH) ideal untuk kayu manis adalah 5,0 hingga 6,0.
Bersihkan bagian bawah semak-semak dan rumput hingga ke akar-akar di
lapangan pada kedalaman 20 cm. Jika berada di lereng, setelah menggali, buatlah
garis kontur atau terasering untuk mencegah erosi. Masing-masing teras memiliki
jarak 1,5 hingga 2 meter. Buatlah lubang berukuran 40×40×40 cm dan bersihkan
lubang tersebut dengan batu atau akar. Biarkan ruang selama 1 hingga 2 bulan.
Campurkan tanah galian dengan 20 hingga 30 kg pakan per lubang.
Pengaplikasian tanah terlebih dahulu, kemudian pemberian tanah bagian atas
setelah 1-2 bulan, sebelum musim hujan.
2. Teknik Pembenihan
Bibit tanaman yang dipilih adalah induk yang sehat, tumbuh normal, dan
berumur lebih dari tujuh tahun. benih bisa diambil dari biji tanaman kayu manis
yang jatuh dari pohon kayu manis.
3. Pembibitan
Bibitnya bisa ditanam di kantong plastik atau di tanah buatan. Tempat
yang baik adalah dekat sumber air, dekat jalan, dekat tanaman pangan dan daerah
yang tanahnya subur.
4. Penyiraman
Penyiraman tanaman dilakukan setelah menanam bibit agar akar tanaman
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru dan mendorong pertumbuhan
awal tanaman kayu.
5. Teknik Drainase Pada Bedeng
Teknik ini membuat lubang drainase pada setiap bedengan untuk
memudahkan penanaman, penyiraman dan pemindahan bibit kayu manis. Lebar
sumur yang akan anda buat sekitar 30 cm dan kedalamannya sekitar 20 cm. Di
atas bibit, tutupi tanah setinggi 5 cm dengan selapis kain. Langkah terakhir adalah
8

menanam bibit kayu manis dengan jarak sekitar 5 cm. Ingatlah untuk rutin
menyiram agar kebutuhan air tanaman kayu manis tercukupi dengan baik.
2.3.2 Naungan
Kayu manis membutuhkan naungan pada saat tanaman berusia muda
naungan diperlukan untuk melindungi bibit kayu manis dari sinar matahari
langsung Namun, setelah tanaman tumbuh dewasa, kayu manis membutuhkan
paparan sinar matahari yang cukup
Oleh karena itu, saat menanam kayu manis, perlu dipilih tempat yang dapat
memberikan naungan pada saat tanaman masih muda, tetapi juga dapat
memberikan paparan sinar matahari yang cukup saat tanaman tumbuh dewasa.
2.3.3 Jarak Tanam
Jarak tanam disesuaikan dengan metode tanam yang digunakan. Ada 2
sistem budidaya kayu manis, yaitu sistem monocropping dan sistem tumpang sari.
Untuk sistem monokultur, satu petak ditanami 1 jenis tanaman dengan jarak
1,5×1,5 meter sebanyak 4.400 tanaman/ha. Sedangkan untuk proses tumpang sari,
lahan ditanami berbagai jenis tanaman seperti sayuran, tanaman sampingan,
cengkeh, kopi, dan buah-buahan. Luas yang digunakan adalah 2×2 meter, 4×4
meter atau 5×5 meter. Jika tanaman yang digunakan adalah sayur-sayuran,
tanaman semusim, atau tanaman palawija, maka kemungkinannya lebih besar
untuk tanaman semusim atau tanaman lainnya.

2.4 Pemeliharaan (Pemangkasan, Pemupukan, Pengendalian Hama Penyakit) dan


Analisis Usaha Budidaya
2.4.1 Pemangkasan
Penebangan adalah suatu metode pemotongan dari tinggi kayu manis ke
ketinggian yang diinginkan di perkebunan komersial agar pengelolaan perkebunan
lebih efektif. Tanaman berumur dua sampai tiga tahun dipotong pada bulan Juni
sampai Juli dengan ketinggian 15 cm dari tunggul. Setelah itu, batang utama
menghasilkan seikat tunas samping, dan selanjutnya tanaman kayu manis
berbentuk semak rendah setinggi sekitar 2 meter dan seikat tongkat yang cocok
untuk dikupas, tumbuh dalam jangka waktu sekitar empat tahun. Pengupasan rutin
dapat dilakukan pada semak semak yang sedang disemai, mulai dari tahun ke-4
9

atau tahun ke-5, tergantung pada sejauh mana perkembangan dari tunas pengupas.
Namun biasanya penebangan dilakukan pada tahun-tahun bergantian.
2.4.2 Pemupukan
Tanaman kayu manis dalam pertumbuhannya pasti membutuhkan nutrisi
yang harus dipenuhi dan hal tersebut dapat terpenuhi dari pemupukan, berupa
pemberian pupuk seperti Urea, TSP, KCl, atau pupuk majemuk NPK.
Apabila menggunakan pupuk tunggal, perbandingannya adalah urea:
TSP:KCl (2:1:1) dan diberikan pada saat tanaman berusia 3-4 bulan setelah
ditanam, dengan frekuensi pemberian dua kali dalam setahun, yaitu saat awal dan
akhir musim hujan sebanyak 150 g/lubang.
Kemudian dengan bertambahnya umur tanaman, maka kebutuhan akan
nutrisi akan bertambah pula, pada tanaman yang berumur 3 tahun jumlah pupuk
yang diberikan 1 kg/tanaman.
Pemupukan dengan NPK sebaiknya diberikan pada tanaman berumur 6
minggu setelah tanam sebanyak 20g/pohon, selanjutnya pada umur 1 tahun
sebanyak 50g/pohon. Selanjutnya pemberian pupuk dapat diberikan dengan cara
dibenamkan dalam lubang tugalan atau pada alur sekeliling tanaman. Dan
sebaiknya sebelum pemupukan, tanaman harus bersih dari gulma dan tanahnya
terlebih dahulu harus digemburkan.
2.4.3 Pengendalian Hama Penyakit
Dalam perkembangan atau pertumbuhan kayu manis tentu ada beberapa
hama dan penyakit yang bisa saja menyerang tanaman kayu manis tersebut, dan
beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Ulat Sikat
Ulat sikat merupakan larva dari kupu-kupu Dasychira mendosa, ulat ini
menyerang daun, kalau serangan dalam populasi banyak, tanaman bisa mati
karena seluruh daun rusak.
Pengendalian, hama ini dapat dikendalikan secara fisik maupun kimiawi.
Cara fisik dengan menangkap ulat yang menempel pada daun, dibuang dan
dimusnahkan. Selanjutnya daun dan bagian tanaman bekas serangan ulat dipotong
dan dibuang untuk mengantisipasi adanya telur yang masih menempel pada
10

bagian tersebut. Sedangkan pengendalian secara kimiawi, dilakukan dengan


penyemprotan insektisida kontak.
2. Ulat Kenari
Ulat kenari merupakan larva dari kupu-kupu Cricula trifenestrata, hama ini
menyerang tanaman muda maupun tanaman tua. Serangan pada tanaman muda
dapat menyebabkan kematian tanaman dan pada tanaman tua dapat menyebabkan
turunnya produksi dan mutu kulit kayu manis karena kulit sulit dikupas. Gejala
apabila terkena hama ini adalah, kulit kayu sulit dikupas karena lengket. Pada
daun dan cabang tanaman banyak terdapat telur yang menempel. Pengendalian
hama ini dapat dilakukan secara fisik, kimiawi, maupun biologis. Pengandalian
secara fisik dilakukan dengan cara mengumpulkan hama tersebut, sekaligus larva
dan kempompongnya dan membakarnya. Sedangkan Pengendalian kimiawi dapat
dilakukan dengan insektisida berbahan aktif fenvalerat yang mampu membunuh
larva hingga 80-90%. Untuk pengendalian secara biologis, dilakukan dengan
memanfaatkan musuh-musuh alami hama yang menyerang telur dan larva yaitu
jenis ngengat.
3. Kutu Loncat
Kutu ini kecil, panjangnya hanya sekitar 2 mm. Kutu ini menyerang daun
dengan cara mengisap cairan daun. Gejala, tanaman yang diserang menampakkan
gejala seperti adanya gelembung-gelembung berbentuk tidak menentu pada
permukaan daun sebgai akibat sengatan moncong kutu yang berfungsi sebagai alat
pengisap. Dan pengendalian, dilakukan dengan insektisida berbahan aktif.
4. Penyakit Kanker Baris
Kanker baris dikenal sebagai penyakit akar. Tanaman yang diserang berumur
sekitar 2-3 tahun, yaitu pada saat kebun mulai padat. Serangan pada tanaman yang
akan dipanen dapat menurunkan kualitas kulit kayu manis. Penyebab penyakit
kanker baris disebabkan oleh virus Phytophthora cinnamomi Rands. Virus ini
menyerang tanaman melalui luka pada akar. Hidupnya didalam tanah dan dapat
bertahan hingga bertahun-tahun. Untuk itu, tumpang sari kayu manis dengan
tanaman inang lainnya harus dihindari. Infeksi ini dimulai dari kulit batang pokok
dekat leher akar dan menjalar hingga 10-15 meter, Selanjutnya kambium batang
11

pokok akan mengering dan sekaligus kayu di bawahnya akan mati. Serangan bisa
berhenti dan diikuti oleh penyembuhan.
Pengendalian,pengendalian secara fisik dilakukan dengan cara semua kulit
tanaman yang sakit dikupas. Tanaman muda yang terinfeksi sebaiknya segera
dicabut dan dibakar di luar kebun. Sementara infeksi pada tanaman tua dan sudah
cukup umur untuk dipanen sebaiknya tanaman tersebut segera dipotong dan
dipanen kulitnya. Kulit kayu seperti ini hanya laku di pasar lokal saja. Agar
serangan penyakit tidak meluas perlu dilakukan pengontrolan kebun secara rutin,
jika infeksi sudah cukup meluas perlu tindakan pemotongan keseluruhan tanaman
kemudian potongan tersebut dibakar. Pengendalian secara kimiawi yaitu dengan
memberikan fungsida Dithane M-45 80 WP. Dosisnya disesuaikan dengan
anjuran yang tertera pada tabel kemasan.
5. Penyakit Jamur Upas
Penyakit jamur upas sering menyerang ranting maupun cabang kayu manis
pada kondisi iklim sangat lembab atau kebun yang padat. Penyebab penyakit
adalah cendawan Corticium yavanicum atau lebih dikenal jamur upas. Gejala,
tanaman yang terserang tampak berwarna merah muda. Diatas permukaan ranting
atau cabang tampak selapis jamur, baik sebagian maupun melingkari ranting atau
cabang. Pengendalian, penyakit ini akan segera lenyap bila kondisi iklim cerah.
Cara pembasmian dapat dilakukan dengan memotong ranting atau cabang yang
terserang atau dengan melakukan penyemprotan fungisida Dithane M-45 80 WP
atau Derosal 60 WP.
2.2.4 Analisis Usaha Budidaya
1. Sewa lahan
Diasumsikan kontur lahan yang berbukit sehingga sulit membudidayakan
jenis tanaman lain selain pepohonan seperti kayu manis, maka harga sewa lahan
seluas satu hektar sebesar Rp. 2.000.000 pertahun, karena umur usaha perkebunan
kayu manis pada penelitian ini adalah 15 tahun, maka jumlah biaya sewa lahan
yang dikeluarkan adalah Rp. 30.000.000.
12

2. Biaya Pengadaan Alat


Dalam usaha perkebunan kayu manis alat – alat yang digunakan oleh
petani di Nagari Malalak adalah parang, cangkul, gerobak, pisau, pisau kikis, dan
karung.Pada umur tanaman belum menghasilkan, alat – alat yang digunakan
adalah parang, cangkul yang digunakan pada pembersihan lahan,penyiangan lahan
sedangkan cangkul diperlukan pada saat penanaman bibit dan melakukan
penyulaman. Sedangkan ketika tanaman sudah menghasilkan diperlukan
paranguntuk penebangan pohon kayu manis, alat tambahan yang digunakan yaitu
pisau yang digunakan untuk mengelupasi kulit kayu manis. Kulit kayu manis yang
sudah diambil dari pohon di masukan ke dalam karung dan kemudian dibawa
dengan menggunkaan gerobak.
3. Biaya bibit
Bibit kayu manis yang digunakan adalah bibit yang diperoleh dengan cara
membeli kepada pedagang bibit. Harga rata – rata pembelian bibit untuk
perbatangnya sebesarnya sebesar Rp. 1.400. Kebutuhan bibit dalam satu hektar
lahan adalah sebanyak ±1100 batang, sehingga biaya bibit harus dikeluarkan
sebesar Rp.1.540.000/Ha. Bibit yang diperlukan untuk melakukan penyulaman
diperkirakan sebanyak 10% yaitu 110 batang, sehingga biaya total bibit menjadi
Rp.1.694.000,-/Ha.
4. Biaya pergantian alat (replacement cost)
Biaya pergantian alat merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membeli
peralatan yang rusak atau sudah habis umur ekonomisnya seperti cangkul,parang,
gerobak,pisau, dll. Biaya peralatan yang dibutuhkan akan dihitung berdasarkan
harga yang berlaku.Peralatan ini mempunyai umur ekonomis yang berbeda – beda,
ada yang 5 tahun, 3 tahun, 2 tahun dan 1 tahun. Sehingga biaya pergantian
peralatan setelah mencapai usia tanaman kayu manis yaitu 15 tahun
5. Biaya Tenaga Kerja
Kegiatan dalam usaha perkebunan kayu manis ini dilakukan oleh tenaga
kerja dalam maupun luar keluarga. Untuk lahan yang cukup luas, membutuhkan
tenaga kerja luar dengan system upah. Upah tenaga kerja pria adalah
Rp.80.000/HKP dengan jam kerja 08.00 – 15.00. sedangkan upah hari kerja
wanita (HKW) adalah sebesar Rp.50.000/ HKW dengan jam kerja yang sama.
13

Biaya tenaga kerja dalam yang digunakan dalam usaha tani kayu manis meliputi
baiya persiapan lahan, biaya penanaman, pemeliharaan (penyulaman dan
penyiangan), pemanenan dan pasca panen (pengikisan dan penjemuran). Pada
kegiatan pemanenan dan pengikisan kayu manis biaya tenaga kerja dihitung
berdasarkan berat kulit kayu manis yang dapat dikerjakan oleh tenaga kerja. Pada
pemanenan kulit kayu manis upahnya adalah Rp.3.000/kg tergantung pada jarak
kebun kulit kayu manis. Sedangkan upah untuk pengikisan kulit kayu manis
adalah Rp.1.000/kg.
6. Income
Income yang diperoleh dari hasil kali antara jumlah produksi dengan
tingkat harga yang berlaku di Indonesia. Tanaman kayu manis baru dapat dipanen
pada akhir umur ekonomis yaitu sekitar 15 tahun. Ada tiga jenis harga kayu manis
di Indonesia yaitu harga kualitas AA Rp.35.000 per kg, kualitas KA Rp.30.000
per Kg dan Kualitas KC Rp.12.000 per kg.

2.5 Panen, Pasca Panen, Pengelolahan, Penyimpanan, Distribusi dan Pemasaran


2.5.1 Panen
Panen kulit kayu manis dilakukan melalui dua fase, yaitu fase penjarangan yang
ditujukan untuk pertumbuhan tanaman yang kurang baik dilakukan pada tanaman
berumur 3-5 tahun dengan hasil kulit rata-rata 0,5-1 kg batang. Penjarangan ini
merupakan salah satu cara pemeliharaan dan panen kayu manis yang dilakukan
sebelum panen tanaman secara keseluruhan. Apabila pada sistim penanaman yang
rapat cara ini sangat perlu dilakukan agar penyinaran matahari lebih baik. Tujuan
lain dari penjarangan agar tanaman tumbuh lurus, menghambat pertumbuhan
cabang dan mencegah erosi. Penjarangan juga akan menghasilkan tunas baru.
Tunas- tunas tersebut dapat dipertahankan dan dirawat untuk sumber benih. Fase
kedua yaitu dilakukan pengambilan produksi pada waktu yang telah ditentukan,
tanaman kayu manis telah berumur 6-9 tahun dengan hasil kulit rata-rata 2,5 kg
batang-1 dan telah memenuhi standar ekspor.
Cara panen umumnya dilakukan adalah dengan mengelupas kulit batang
25 cm dari permukaan tanah sampai ketinggian 100 cm dengan lebar 5-10 cm.
Kemudian pohon di potong setinggi 20 cm dari permukaan tanah. Sisa batang
14

yang masih utuh dikuliti dan dibiarkan untuk tumbuh tunas-tunas baru, cara bisa
dijadikan sumber benih.

2.5.2 Pasca Panen


Kegiatan yang dilakukan pasca panen kayu manis yaitu pembersihan atau
pengikisan pada kulit kayu manis agar kotoran – kotoran dan jamur hilang.
Selanjutnya kulit kayu manis yang sudah dibersihkan dijemur, pada tingkat petani
penjemuran berkisar antara 6 – 12 jam tergantung kondisi cuaca.
Proses pengeringan ini bertujuan agar dapat menurunkan kadar air pada
kulit kayu manisnya. Biasanya kulit kayu manis yang sudah benar-benar kering
akan berubah warna, dari warnanya yang pada awalnya cokelat tua akan menjadi
warna cokelat cerah atau cokelat muda. Untuk mengetahui kadar air pada kulit
kayu manis anda dapat menggunakan Moisture meter ini dapat mengukur kadar
air pada kayu dengan akurat. Setelah kulit kayu manis sudah dinyatakan kering.
Langkah selanjutnya memasuki sortasi yang pertama yaitu monyortir berdasarkan
dari bentuk fisik, ukuran dan juga lurusnya kulit kayu manis tersebut. Dari segi
fisiknya kulit kayu manis yang kualitas baik yaitu tidak memiliki cabang dan kulit
kayu manis menggulung dari satu sisi bukan dari dua sisi yang berlawanan.
Biasanya kulit kayu manis yang dipilih yaitu kulit kayu manis paling tidak
memiliki ukuran 50-60 cm dengan ketebalan 1-2 mm, yang pastinya kulit kayu
manis memiliki kulit yang panjang. Tahap sortasi kedua ini yaitu agar lebih
memastikan kulit kayu manis mempunyai ukuran yang seragam sebelum
memasuki tahapan berikutnya.

2.5.3 Pengepakan
Setelah melalui beberapa tahapan di atas tahap selanjutnya yaitu
pengemasan atau pengepakan. Kulit kayu manis yang sudah memenuhi syarat
akan dikemas dalam kotak atau karung yang memiliki kapasitas 20 kg.
2.5.4 Penyimpanan
Kulit kayu manis yang sudah dikemas dalam wadah akan disimpan pada
tempat yang tidak lembab dan suhu yang tepat. Sebelum melakukan penyimpanan
15

sebaiknya lantai di alasi dengan kayu setinggi 15 cm dari permukaan lantai tujuan
ini agar karung tidak berhubungan secara langsung dengan lantai.
Pola pemasaran kayu manis hingga saat ini masih sangat tradisional.
Pemasarannya berjenjang: petani-pedagang pengumpul-pedagang besar-eksportir.
Cara pemasaran seperti itu mengakibatkan harga kayu manis cenderung rendah.
Selain pemasaran yang berjenjang, kesulitan lain adalah harga bergantung atau
ditentukan oleh tengkulak. Belum ada koordinasi dan kerja sama antarpetani,
padahal jumlah petani banyak dan tersebar di berbagai wilayah. Belum ada rantai
distribusi yang jelas dari petani sampai ke industri atau lembaga yang menampung
atau membantu memasarkan kayu manis petani dengan harga yang wajar.
BAB III
KESIMPULAN
Kayu manis tumbuh baik di daerah dengan iklim tropis basah seperti
Indonesia.suhu yang ideal untuk pertumbuha kayu manis adalah rata-rata 20-30°C.
Tanah yang cocok untuk pertumbuhan kayu manis yaitu tanah berdrainase,
lempung berpasir dan zat humat, pH netral sampai sedikit asam (pH 6-7). Kayu
manis tumbuh di daerah dataran rendah hingga pertengahan ketinggian, biasanya
di bawah 900 meter di atas permukaan laut. Faktor-faktor tersebut harus
diperhatikan agar pohon kayu manis dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan
kulit batang yang berkualitas. Selain itu, teknik pemupukan serta pengendalian
hama dan penyakit juga perlu diperhatikan agar pohon kayu manis Anda tetap
sehat dan menghasilkan panen yang baik.
Pemberdayaan manajemen pembibitan kayu manis dapat dilakukan
dengan memperhatikan langkah-langkah pembibitan yang tepat, seperti penyiapan
bibit, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, dan panen. Selain itu, analisis usaha
pembibitan kayu manis juga perlu dilakukan untuk menilai kelayakan finansial
suatu usaha. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam analisis usaha
pembibitan kayu manis antara lain biaya dan manfaat yang diperoleh, jangka
waktu pengembalian investasi, faktor alam, dan potensi pasar. Dengan
memperhatikan langkah-langkah pembibitan yang tepat dan melakukan analisis
usaha yang baik, budidaya kayu manis dapat menjadi peluang bisnis yang
menguntungkan. Namun, permasalahan utama yang dihadapi dalam pembibitan
kayu manis adalah mutu bibit yang masih rendah karena keberhasilan budidaya
kayu manis diawali dengan kualitas bibit yang baik. Oleh karena itu, perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan kualitas bibit kayu manis.
Pada metode budidaya kayu manis ada banyak hal yang harus diperhatikan
dimulai dari pemilihan lahan yang cocok yaitu latosol atau andosol. selanjutnya
Teknik pembenihan yaitu pemilihan bibit yang baik, memasuki tahap pembibitan
tampat yang baik adalah tempat yang dekat dengan sumber air,penyiraman
dilakukan setelah menanam bibit.
Pemangkasan pada kayu manis sangat perlu dilakukan karna akan
berpengaruh terhadap produksinya. Kayu manis dalam pertumbuhannya

16
17

membutuhkan pemupukan karna harus mencukupi nutrisi yang dibutuhkan agar


hasil dari produksi kayu manis baik. Terdapat beberapa hama dan penyakit yang
bisa menyerang kayu manis diantaranya seperti hama ulat sikat,ulat kenari, kutu
loncat, serta penyakit kanker baris dan jamur upas.
Proses panen tanaman kayu manis dapat dilakukan melalui dua fase yaitu
fase penjarangan yang bertujuan untuk menghambat pertumbuhan tanaman yang
kurang baik dan fase kedua yaitu dilakukan untuk pengambilan produksi. Hasil
panen kulit kayu manis harus dibersihkan dengan melakukan pengikisan agar
kotoran dan jamur tidak menempel pada kulit kayu manis. Dilakukan proses
pengeringan terhadap kulit agar mengurangi kadar air pada kulit kayu manis
sehingga memenuhi kualitas ekspor.
DAFTAR PUSTAKA

Idris H, Eliza M. 2019. Teknologi Budidaya dan Pasca Panen Kayu Manis . Balai
Penelitian Tanaman Obat dan Rempah Kementerian Pertanian: Bogor.

Wicaksono. 2017. Pengembangan Bisnis Kayu Manis. Institut


Pertanian Bogor: Bogor

Saksina, M. 2020. UJI SENSITIVITAS BAKTERI pseudomonas aeruginosa


TERHADAP MINYAK ATSIRI KAYU MANIS (cinnamomum burmanni). Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta: Yogyakarta

Mutiara, T.2022. ANALYSIS OF LAND SUITABILITY FOR CINNAMON


(CINNAMOMUN BURMANII) IN SUB-DISTRICT BATIPUH, TANAH DATAR
REGENCY

Rahayu, A. 2020. Analysis of Cinnamomum Land Suitability and The


Conservation Efforts at Eka Karya Bali Botanic Garden.

Paramita, M.2016. Penilaian Produktivitas Lahan Tanaman Kayu Manis

Effendi dedi soleh, hoerudin. 2003. Kesesuaian Tanah dan Iklim Bagi Tanaman
Pertanian di Indonesia.

Saefullah anja amanda. 2008. Model-Model Potensi Pola Anam Huta Rakyat
dengan Tanaman Rempah di Kabupaten Sukabumi.

18

Anda mungkin juga menyukai