Bab 1 RL2 Ac
Bab 1 RL2 Ac
Sebuah sinyal dikatakan periodik dengan periode T jika sinyal tersebut berulang setelah periode
T tercapai. Atau dapat ditulis
Ada empat tipe fungsi periodik yang diberikan pada gambar berikut:
a. Gelombang sinus
Sinyal acak merupakan sinyal yang tidak dapat ditentukan baik amplitudo, frekuensi
serta fasanya. Karena sifatnya yang acak, maka besaran sinyal acak hanya dapat
diprediksi nilai rata – ratanya saja dan nilainya belum tentu tepat. Contoh dari sinyal acak
ini adalah sinyal – sinyal noise yang dihasilkan dalam proses transmisi sinyal informasi.
Dalam rangkaian listrik bolak – balik, gelombang sinusoidal banyak sekali digunakan dalam
analisisnya. Gelombang sinusoidal dapat dihasilkan dari pembangkitan tegangan melalui
generator arus bolak – balik yaitu dengan pergerakan konduktor panjang l dalam medan magnet
dengan rapat medan B (seperti terlihat pada gambar 1. 1 ). Tegangan yang dihasilkan oleh
konduktor adalah :
kecepatan .
Gambar 1.5 Generator arus bolak – balik sederhana
Sehingga:
Periode dari suatu arus/tegangan bolak balik adalah waktu yang diperlukan oleh arus/
tegangan tersebut untuk membentuk satu bagian positif dan satu bagian negatif dari siklusnya,
atau dengan perkataan lain periode adalah waktu yang diperlukan untuk membentuk satu
gelombang penuh.
1.2.2 Frekuensi
Frekuensi (f) adalah jumlah banyaknya gelombang penuh yang terjadi dalam satu detik
atau cycle per second (cps). Karena T adalah waktu yang diperlukan untuk membentuk satu
gelombang penuh maka, didapatlah hubungan antara frekuensi dengan periode T. sebagai
berikut :
Tidak semua gelombang sinus memiliki harga 0 pada awal gelombang (t = 0). Sudut fasa
awal adalah sudut fasa dari besaran periodik pada pengukuran sesaat dari awal besaran (t=0)
Maka persamaan gelombang sinus dapat dimodifikasi menjadi :
Tanda positif digunakan untuk sebuah gelombang sinus yang mendahului (leading). Dan
tanda negatif digunakan untuk sebuah gelombang sinus yang tertinggal (lagging).
Misalnya, untuk gelombang cosinus dapat dibuat persamaannya dalam gelombang sinus
menjadi :
Contoh 1.1
Solusi :
Contoh 1. 2
Beda fasa adalah perbedaan waktu antara dua gelombang periodik dengan frekuensi yang
sama. Dimisalkan dua buah gelombang sinusoidal dan masing – masing merupakan gelombang
arus dan tegangan dengan frekuensi yang sama dengan persamaan sebagai berikut:
Beda Fasa adalah perbedaan waktu antara dua gelombang periodik dengan frekuensi
yang sama. Dimisalkan dua buah gelombang sinusoidal yang masing – masing merupakan
gelombang arus dan tegangan dengan frekuensi yang sama dengan persamaan sebagai berikut :
Maka kedua gelombang tegangan dan arus tersebut memiliki beda fasa sebesar
Contoh 1.3
Tentukan beda fasa kedua gelombang berikut jika θ1 = -900 dan θ2 = -2100
Solusi :
Contoh 1.4
Solusi :
1.3 Harga Maksimum (Peak Value) dan Harga Puncak ke Puncak (Peak to Peak Value)
Dalam besaran bolak balik (sinusoidal) telah kita ketahui adanya harga maksimum dari
gelombang tersebut, dimana harga maksimum/ harga puncak dari suatu gelombang sinusoidal
adalah harga simpangan maksimum yang dihitung dari harga nol gelombang tersebut. Dalam
gelombang sinusoidal ini terdapat dua harga maksimum yaitu harga maksimum positif dan harga
negatif. Dan jumlah dari kedua simpangan – maksimum tersebut (positif dan negatif) disebut
dengan harga puncak – ke puncak (peak to peak value).
Contoh 1.5
Tentukan harga maksimum dan harga puncak ke puncak gelombang tegangan berikut ini.
Solusi :
Persamaan tegangan untuk gelombang diatas adalah: v = 5 sin ⍵t. Dan Vm terjadi pada
saat sin⍵t = 1, maka : Vm = 5 volt. Dan harga puncak ke puncak adalah dari puncak positif ke
negatif. Sehingga : Vpp = 5 – (-5) = 10 Volt
Harga rata – rata dari suatu sinyal periodik ditentukan dari grafik variabel (arus atau
tegangan ) terhadap waktu dengan membagi wilayah kurva dengan panjang kurva. Harga rata –
rata dari tegangan atau arus ditentukan untuk satu periode penuh, atau
Perlu diingat bahwa untuk fungsi sinusoidal yang periodik apabila harga rata – rata diambil
untuk satu gelombang penuh selama satu periode T, maka hasilnya akan nol, hal ini disebabkan
setengah periode dari gelombang tersebut adalah positif sedangkan setengah periode yang
lainnya adalah negatif, maka untuk hal ini diambil hanya untuk setengah gelombang saja atau
Untuk 1/2T. Misalkan untuk gelombang arus :
Solusi :
area (10)(25)
Eav = T = 50 = 5 Volt
Contoh 1.7
Solusi :
Arus bolak – balik harganya bervariasi secara periodik, sehingga sulit untuk menentukan
berapa Ampere besar arus tertentu. Untuk menemukan berapa harga arus efektif yang diberikan
oleh arus tersebut kita perhatikan defenisi berikut :
Sebuah arus bolak – balik dikatakan memiliki sebuah memiliki sebuah harga
efektif 1A bila menimbulkan sejumlah panas yang sama pada sebuah resistor yang diberi arus
searah 1A untuk waktu yang sama.
Jika harga efektif arus bolak – balik adalah I eff, maka dari defenisi di atas, daya
yang dihasilkan arus ini sama dengan daya yang dibangkitkan oleh sebuah arus searah I. Maka :
Jika arus konstan, daya juga tidak berubah. Daya sesaat diberikan oleh persamaan :
Karena, sin2 ⍵ t = ½ (1 – cos2⍵ t ) maka:
Harga sesaat dari persamaan daya di atas memiliki gelombang seperti pada gambar
berikut. Sehingga daya yang didisipasikan sama dengan rata – rata kurva daya, atau sama dengan
sehingga :
Gambar 1. 8 Daya Resistor
(a) arus sesaat
(b) daya sesaat
Dengan cara sama, diperoleh persamaan tegangan efektif untuk gelombang sinus, yaitu :
Harga efektif dari tegangan dan arus juga sering disebut sebagai harga root – mean –
square. Secara matematis, untuk mendapatkan harga efektif melalui kuadrat bentuk sinyal asal
titik demi titik, kemudian mencari harga rata – ratanya, dan menentukan akar kuadratnya. Atau
secara matematis harga efektif dari arus diberikan oleh persamaan :
Contoh 1.8
Sebuah lampu dihubungkan ke jala – jala dengan frekuensi 60 Hz. Jika tegangan yang
terukur pada lampu adalah 120 V,
Solusi :
(a)
(b)