Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGELOLAAN LABORATORIUM

“PERENCANAAN LABORATORIUM BIOLOGI DAN ANALISIS PELAKSANAAN


MANAJEMEN LABORATORIUM PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XI
SMA NEGERI DI KABUPATEN MUARO JAMBI”

DOSEN PENGAMPU: PROF. DR. DJUKRI, M.S.

DISUSUN OLEH:

NAMA : POPI ANGRIANI


NIM : 17725251022

PROGRAM PASCASARJANA
PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laboratorium sangat penting dalam mendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah,


khususnya untuk bidang ilmu pengetahuan alam (IPA) yang salah satunya pembelajaran biologi
dimana dalam pembelajaran biologi menuntut adanya pembuktian antara teori yang didapatkan
dengan realita yang sebenarnya.
Laboratorium sekolah sangat penting karena mempunyai berbagai fungsi yaitu: 1) dapat
menciptakan berbagai macam masalah untuk dipecahkan, 2) tempat yang baik bagi siswa untuk
melakukan eksperimen, latihan, demonstrasi atau metode yang lain, 3) dapat menimbulkan
pengertian dan kesadaran siswa akan peranan ilmuwan, 4) dapat menyebabkan timbulnya
pengertian dan kesadaran siswa akan fakta, prinsip, konsep dan generalisasinya, 5) memberikan
peluang kepada siswa untuk bekerja dengan alat dan bahan tertentu, bekerja sama dengan teman,
termotivasi untuk mengungkapkan dan menemukan dan kepuasan atas hasil yang dicapai.
Manajemen laboratorium tidak dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium sehari-hari,
manajemen laboratorium merupakan satu kesatuan yang utuh antara sumber daya manusia,
peralatan laboratorium, staf profesional yang terampil dalam satu kombinasi didalam
manajemen. Suatu peralatan yang canggih dan staf yang profesional belum tentu dapat berfungsi
dengan baik apabila tidak didukung dengan adanya manajemen laboratorium yang baik pula.
Salah satu permasalahan tidak terlaksananya kegiatan pratikum disebabkan karena
keadaan laboratorium yang masih dalam katagori rendah. Laboratorium yang baik sangat
ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya: alat-alat laboratorium yang canggih, ruang
laboratorium yang nyaman, kebersihan dan ketertiban laboratorium serta manajemen
laboratorium. Manajemen laboratorium merupakan usaha untuk mengelola laboratorium. Setiap
sekolah menengah atas sudah seharusnya memiliki manajemen laboratorium yang baik, agar
kegiatan praktikum dapat terlaksana dengan lancar. Manajemen dibeberapa sekolah belum
terlaksana dengan baik sehingga laboratorium belum dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas terdapat sekolah yang memiliki laboratorium
tetapi laboratorium itu sendiri digunakan untuk kelas dan jarang dilaksanakan kegiatan
praktikum oleh guru serta tata letak alat dan bahan masih belum sesuai dengan prosedur. Hal ini
dapat terjadi dikarenakan pelaksanaan manajemen laboratorium yang belum terlaksana dengan
baik, yang demikian sangat diharapkan memiliki manajemen yang baik. Salah satu manajemen
yang penting adalah tata perencanaan laboratorium. Oleh karna itu perlu untuk mengetahui
bagaimana pelaksanaan manajemen laboratorium yang telah dilakukan oleh pengelola
laboratorium sekolah menengah atas khususnya mengelola perencanaan laboratorium.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perencanaan laboratorium biologi?
2. Bagaimana analisis pelaksanaan manajemen laboratorium pada pembelajaran biologi kelas
XI SMA Negeri Kabupaten Muaro Jambi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan laboratorium biologi.
2. Bagaimana analisis pelaksanaan manajemen laboratorium pada pembelajaran biologi kelas
XI SMA Negeri Kabupaten Muaro Jambi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Manajemen Laboratorium
Manajemen berasal dari bahasa Inggris, management dengan kata kerja to manage yang
artinya mengatur atau kemampuan menjalankan dan mengontrol. Manajemen adalah ilmu dan
seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif, yang didukung oleh
sumber-sumber lainnya dalam suatu organisasi yang mencapai tujuan tertentu (Hikmat, 2011:
11). Manajemen laboratorium biologi mencakup kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengawasan terhadap laboratorium biologi untuk pengembangannya secara
efektif dan efisien sesuai dengan tujuannya. Pelaksanaan manajemen laboratorium bertujuan agar
dapat menunjang kegiatan belajar-mengajar di laboratorium.

B. Perencanaan Laboratorium
Menurut Handoko (2011:92), perencanaan adalah pemilihan dan penetapan tujuan
organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem,
anggaran, dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Perencanaan adalah sebagai
keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang menyangkut hal-hal yang akan
dikerjakan pada masa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya, dapat diartikan bahwa perencanaan adalah kegiatan yang akan dilakukan pada masa
yang akan datang untuk mencapai tujuan, yaitu perencanaan mengandung unsur-unsur (1)
sejumlah kegiatan yang ditetapkan sebelumnya, (2) adanya proses, (3) hasil yang ingin dicapai,
(4) menyangkut masa depan dalam waktu tertentu. Perencanaan tidak dapat dilepaskan dari
unsur pelaksanaan dan pengawasan termasuk pemantauan, penilaian, dan pelaporan (Usman,
2013:65-66).
Menurut Hikmat (2011:101), perencanaan pendidikan adalah keseluruhan proses
perkiraan dan penentuan secara matang menyangkut hal-hal yang akan dikerjakan dalam
pendidikan untuk masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan yang telah
ditentukan. Perencanaan adalah menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai selama suatu
masa yang akan datang dan apa yang harus diperbuat agar dapat mencapai tujuan-tujuan tersebut
(Terry, 2012:9).
Perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan menetukan
cakupan pencapaiannya. Merencanakan berarti mengupayakan penggunaan sumber daya
manusia (human resources), sumber daya alam (natural resources), dan sumber daya lainnya
(other resources) untuk mencapai tujuan. Suatu perencanaan adalah suatu aktivitas integratif
yang berusaha memaksimumkan efektivitas seluruhnya dari suatu organisasi sebagai suatu
sistem sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Berdasarkan defisini tersebut, perencanaan
minimum memiliki tiga karakteristik dapat dikemukakan sebagai berikut.
1. Perencanaan tersebut harus menyangkut masa yang akan datang.
2. Terdapat suatu elemen identifikasi pribadi atau organisasi, yaitu serangkaian tindakan pada
masa yang akan datang dan akan diambil oleh perencana.
3. Masa yang akan datang, tindakan dan identifikasi pribadi, serta organisasi merupakan unsur
yang sangat penting dalam setiap perencanaan (Siswanto, 2005:42).
Menurut Louis A.Allen dalam Siswanto (2005:45-46), perencanaan terdiri atas aktivitas
yang dioperasikan oleh seorang manajer untuk berpikir ke depan dan mengambil keputusan saat
ini yang memungkinkan untuk mendahului serta menghadapi tantangan pada waktu yang akan
datang. Aktivitas perencanaan yang dimaksud sebagai berikut.
1. Prakiraan (forecasting)
Prakiraan merupakan suatu usaha yang sistematis untuk meramalkan atau memperkirakan
waktu yang akan datang dengan penarikan kesimpulan atas fakta yang telah diketahui.
2. Penetapan tujuan (establishing objective)
Penetapan tujuan merupakan suatu aktivitas untuk menetapkan sesuatu yang ingin dicapai
melalui pelaksanaan pekerjaan.
3. Pemrograman (programming)
Pemrograman adalah suatu aktivitas yang dilakukan dengan maksud untuk menetapkan
a) langkah-langkah utama yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan,
b) unit dan anggota yang bertanggung jawab untuk setiap langkah,
c) urutan serta pengaturan waktu setiap langkah.
4. Penjadwalan (Scheduling)
Penjadwalan adalah penetapan atau penunjukan waktu menurut kronologi tertentu guna
melaksanakan berbagai macam pekerjaan.
5. Penganggaran (budgeting)
Penganggaran merupakan suatu aktivitas untuk membuat pernyataan tentang sumber
daya keuangan yang disediakan untuk aktivitas dan waktu tertentu.
6. Pengembangan prosedur (developing procedure)
Pengembangan prosedur merupakan suatu aktivitas menormalkan cara, teknik, dan
metode.
7. Penetapan dan interpretasi kebijakan
Perencanaan adalah usaha sadar dan pengambilan keputusan yang telah diperhitungkan
secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan pada masa depan dalam dan oleh suatu
organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Perencanaan
berarti mencari dan menemukan jawaban terhadap enam pertanyaan (1) apa, (2) di mana, (3)
bilamana, (4) bagaimana. Perencanaan pengelolaan laboratorium biologi dinilai efektif apabila
memenuhi kriteria sebagai berikut.
a. Adanya perencanaan program kerja laboratorium biologi yang terdiri atas
1) adanya rencana program kerja yang terencana dengan baik
2 )adanya bahan masukan dari hasil kegiatan laboratorium untuk menyusun program kerja tahun
berikutnya
3) adanya perencanaan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan kondisi sekolah
4) adanya penyusunan jadwal penggunaan laboratorium
5) adanya program perencanaan perbaikan/peningkatan sarana prasarana laboratorium yang
sesuai dengan kondisi sekolah
6) adanya perencanaan penggunaan dana untuk program kerja laboratorium yang sesuai dengan
kondisi sekolah
7) adanya keikutsertaan pengelolaa laboratorium dalam penyusunan program kerja laboratorium.
b. Adanya perencanaan kegiatan praktikum yang terdiri atas
1) adanya jadwal penggunaan laboratorium dan sesuai dengan jadwal pembelajaran harian
biologi
2 )adanya semua guru biologi menggunakan media laboratorium untuk kegiatan praktik dalam
pembelajaran.
Jadi perencanaan adalah secara keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara
matang, menyangkut hal-hal yang akan dikerjakan pada masa yang akan datang dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya, yang dimulai dari kegiatan penyusunan
rencana, pengumpulan data, identifikasi hambatan yang terjadi, dan penetapan waktu dalam
melakukan pengembangan laboratorium biologi.
C. Perencanaan laboratorium biologi
Fungsi perencanaan dalam suatu organisasi merupakan salah satu aspek yang penting.
Perencanaan merupakan proses untuk menetapkan sasaran dan memilih cara yang seefisien dan
seefektif mungkin untuk mencapai sasaran yang ditentukan. Kegiatan perencanaan laboratorium
IPA meliputi: rencana pengadaan alat dan bahan, rencana penggunaan laboratorium biologi, dan
perencanaan sumber daya manusia (SDM).
1) Rencana pengadaan alat dan bahan
Pengadaan adalah semua kegiatan dalam rangka mengadakan perlengkapan untuk
menunjang pelaksanaan tugas. Pengadaan alat/bahan dapat dilakukan dengan permohonan
dengan kantor wilayah. Biasanya setiap tahun melalui Seksi Sarana Prasarana dan dana untuk
pengadaan laboratorium dan alatnya. Perencanaan yang baik dan teliti akan berdasarkan analisis
kebutuhan dan penentuan skala prioritas. Dari uraian diatas, maka perencanaan pengadaan
alat/bahan dinilai efektif apabila memenuhi kriteria: dalam merencanakan pengadaan
berdasarkan analisis kebutuhan dan penentuan skala prioritas.
2) Rencana pengunaan laboratorium biologi
Dalam penggunaan laboratorium biologi harusnya direncanakan supaya dalam
penggunaan laboratorium antara kelas yang satu dengan yang lainnya dapat seimbang. Selain itu
dengan adanya suatu rencana dalam penggunaan dapat untuk mengetahui kapan laboratorium
itu akan digunakan, untuk kegiatan apa, siapa yang menggunakan. Dalam penyusunan jadwal
ini guru pengelola laboratorium minta kepada guru pembimbing praktikum tentang data yang
meliputi:
a) Jumlah kelompok praktikum
b) Waktu praktikum yang diminta
c) Kapan mulainya
d) Jenis praktikum/demonstrasi
e) Jumlah praktikum/demonstrasi
f) Jumlah kelompok yang secara praktikumnya sama.
Hal ini dimaksudkan agar tugas laboran dalam mempersiapkan alat-alat dan bahan-bahan
dapat lebih mudah. Pengaturan waktu pemakaian laboratorium perlu diadakan agar ada waktu
untuk membersihkan laboratorium serta waktu untuk mempersiapkan bahan praktikum terutama
pada praktikum biologi dan kimia. Dari uraian diatas, maka perencanaan penggunaan
laboratorium dinilai efektif apabila memenuhi kriteria: Adanya jadwal perencanaan penggunaan
laboratorium IPA dimana isi jadwal tersebut mencakup kapan laboratorium itu akan digunakan,
untuk kegiatan apa, siapa yang menggunakan.

Gambar 1. Penjadwalan Penggunaan Laboratorium


3) Perencanaan SDM (Sumber Daya Manusia)
Analisis kebutuhan suatu laboratorium akan SDM dinilai sangat penting karena berfungsi
sebagai pusat perencanaan SDM; mempengaruhi dan mengarahkan kegiatan, perilaku dan
dampak tindakan-tindakan operasional; meningkatkan pendayagunaan SDM secara optimal;
mengarahkan perencanaan SDM dalam memperoleh jumlah, tipe, dan mutu karyawan untuk
mengerjakan sesuatu dengan tepat pada waktu yang tepat. Perencanaan kebutuhan tenaga
laboratorium perlu mempertimbangkan beberapa faktor, seperti :
a. Jenis laboratorium. Apakah laboratorium Rumah Sakit, laboratorium swasta, atau
laboratorium kesehatan masyarakat.
b. Stratifikasi laboratorium. Apakah laboratorium itu adalah laboratorium di Rumah Sakit
tipe A, B atau C. Jika laboratorium swasta, apakah laboratorium yang akan dibangun
adalah laboratorium pratama atau utama.
c. Jenis pelayanan. Apakah akan melayani seluruh bidang atau disiplin ilmu, atau hanya
beberapa bidang saja yang akan dilayanani.
d. Sasaran pelanggan : siapa yang ingin dilayani? Apakah seluruh lapisan masyarakat,
hanya untuk check-up, hanya untuk penelitian, dsb.
e. Target jumlah pemeriksaan dan jumlah peralatan yang digunakan. Jika seluruh bidang
pelayanan yang akan dipilih, maka jumlah pemeriksaan yang akan dikerjakan juga
banyak, demikian juga dengan jumlah peralatan yang akan digunakan.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut selanjutnya dapat dibuat perencanaan
SDM, seperti jenis atau kualifikasi ketenagaan, kompetensi, jumlah yang dibutuhkan,
rekruitmen, dan sebagainya. Perencanaan SDM bertujuan untuk mencocokkan SDM dengan
kebutuhan organisasi yang dinyatakan dalam bentuk aktivitas. Merencanakan kebutuhan SDM
berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut:
a. mendapatkan dan mempertahankan jumlah dan mutu karyawan
b. mengidentifikasi tuntutan keterampilan dan cara memenuhinya
c. menghadapi kelebihan dan kekurangan karyawan
d. mengembangkan tatanan kerja yang fleksibel
e. meningkatkan pemanfaatan karyawan
4) Pihak yang Beperan dalam Perencanaan Laboratorium
a. Ketua laboratorium
Peran ketua laboratorium sangat penting dalam perencanaan pengembangan
laboratorium. Tugas ketua laboratorium dalam rencana pengembangan yaitu 1) menyusun
rencana strategis atau rencana strategis pengembnagan laboratorium 2) menyusun anggaran rutin
dan anggaran pengembangan 3) mengarahkan dan mengkoordinasikan tugas bidang praktikum,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat 4) melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan
penelitian, praktikum dan bidang pengabdian masyarakat.
b. Pengelola Bidang Praktikum/Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Pengelola laboratorium juga sangat berperan dalam perencanaan laboratorium yaitu 1)
mengkoordinasikan kegiatan sesuai tupoksinya 2) mengkoordinasikan kegiatan pengingkatan
profesi/kompetensi 3) menyusun tata tertib praktikum 3) menyiapkan sarana dan prasarana yang
diperlukan laboratorium 4) merencanakan program maintence (perbaikan)
D. Analisis Pelaksanaan Manajemen Laboratorium Pada Pembelajaran Biologi Kelas XI
SMA Negeri Kabupaten Muaro Jambi
Berdasarkan hasil observasi, angket guru bidang studi biologi dan wawancara dengan
kepala laboratorium. Pelaksanaan manajemen laboratorium pada setiap indikator ditiga SMA
Negeri kabupaten Muaro Jambi dengan hasil :

Gambar 2. Tabel Penilaian Indikator hasil observasi


Terdapat lima aspek untuk mengetahui pelaksanaan manajemen laboratorium yang
dilakukan oleh Guru Biologi dengan menggunakan lembar observasi, yaitu aspek pertama
perencanaan pelaksanaan manajemen laboratorium terdiri dari sarana dan prasarana laboratorium
serta jadwal laboratorium. Aspek yang kedua adalah pengorganisasian pada pelaksanaan
manajemen laboratorium yaitu koordinasi laboratorium dan profesionalisme kerja. Aspek yang
ketiga adalah pengadministrasian pada pelaksanaan manajemen laboratorium yang terdiri dari
administrasi laboratorium. Aspek yang keempat adalah penataan pada pelaksanaan manajemen
laboratorium yaitu penataan alat dan bahan laboratorium. Aspek yang kelima yaitu pengamanan
pada pelaksanaan manajemen laboratorium adalah tata tertib laboratorium, penyimpanan alat dan
bahan serta keamanan laboratorium.

Berdasarkan PERMENDIKNAS Nomor 24 Tahun 2007 menjelaskan bahwa standar


sarana laboratorium dijenjang pendidikan SMA/MA lebih kompleks daripada di SMP/MTs
sehingga sudah seharusnya ruangan laboratorium diklasifikasikan berdasarkan disiplin ilmunya
hal ini lah yang masih belum sesuai harapan. Ruang laboratorium untuk pembelajaran IPA
umumnya terdiri dari ruang utama dan ruang-ruang pelengkap. Untuk ruang persiapan dan
penyimpanan pada masing-masing laboratorium SMA Negeri di Kabupaten Batanghari telah
memiliki baik ruang penyimpanan maupun ruang persiapan yang terpisah dari ruang utama
(Fiska, 2017: 6).

Organisasi laboratorium memiliki fungsi yang sangat strategis dalam pengelolaan


laboratorium, agar pengelolaan laboratorium dapat berjalan secara efektif, efisien dan modern
ditandai dengan adanya pembentukan struktur organisasi laboratorium yang dilandasi dengan
profesionalisme kerja. Dalam pelaksanaan manajemen laboratorium diperlukan profesionalisme
kerja pengelola laboratorium, untuk meningkatkan profesionalisme pengelola harus memiliki
keterampilan tinggi (Decaprio, 2013:95). Berdasarkan penelitian yang terlihat dilapangan masih
terdapat kendala pada SMAN 3 yang memperoleh persentase rendah untuk indikator
pengorganisasian dari SMAN lainnya adapun kendala yang dihadapi karena kepala laboratorium
yang masih baru dalam jabatan dan belum pernah mengikuti seminar/pelatihan mengenai
laboratorium. Sehingga profesionalsisme dalam manajemen laboratorium menjadi tidak optimal
padahal salah satu faktor pendukung penggunaan laboratorium yakni bergantung pada kontribusi
pengelola laboratorium. Berdasarkan hasil penilaian observasi, dan angket guru serta wawancara
indikator penataan terendah dimiliki SMAN 3 penataan masih belum sesuai dengan kriteria
penataan menurut (Sulistyo, 2010:2) prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam menyusun
peralatan dan perabotan laboratorium: mudah dilihat, dijangkau, aman untuk alat, serta aman
untuk pemakai. Adapun kendala yang dihadapi SMAN 3 dalam penataan dikarenakan ukuran
laboratorium yang minim serta laboratorium yang masih laboratorium IPA terpadu, sehingga
susah untuk melakukan penataan dengan baik karena keadaan ruangan serta ruangan
laboratorium yang masih gabung dengan praktikum fisika dan kimia. Sangat disayangkan karena
pengeloaan alat dan bahan merupakan suatu kegiatan yang ikut menentukan keberhasilan
pendayagunaan laboratorium.

Hasil yang telah didapatkan di SMAN Kabupaten Muaro Jambi bahwa


pengadministrasian yang dilakukan oleh pengelola laboratorium administrasi yang dilakukan
meliputi buku inventaris, buku harian, buku peminjaman alat, buku pemesanan, dan kartu
persediaan bahan (kartu stok). Untuk indikator administrasi hanya tiga laboratorium yang
memiliki administrasi laboratorium yang baik yakni SMAN 1 dan SMAN TT Administrasi
laboratorium yang lengkap adalah SMAN yang telah memiliki teknisi laboran.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan manajemen


laboratorium pada pembelajaran biologi kelas XI SMA Negeri Kabupaten Muaro Jambi sudah
terlaksana dengan baik. Urutan hasil skor observasi yang tertinggi dari SMA Negeri Titian Teras
(3,67) kategori sangat baik dengan persentase 91,75%, SMA Negeri 1 (3,44) kategori baik
dengan persentase 86% dan SMA Negeri 3 (2,88) kategori tidak baik dengan persentase 72%.
Begitu juga hasil penskoran angket dan wawancara pelaksanaan manajemen laboratorium oleh
guru biologi yang tertinggi dari SMA Negeri Titian Teras (3,47) kategori baik dengan persentase
86,75%, SMA Negeri 1(3,38) kategori baik dengan persentase 84,5% dan SMA Negeri 3 (3,08)
kategori tidak baik dengan persentase 77%. Kemudian penskoran hasil wawancara dari SMA
Negeri Titian Teras (3,76) kategori sangat baik dengan persentase 94%, SMA Negeri 1 (3,76)
kategori sangat baik dengan persentase 94% dan SMA Negeri 3 (3,30) kategori tidak baik
dengan persentase 82,5%.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Manajemen laboratorium biologi mencakup kegiatan perencanaan, pengorganisasian,


pelaksanaan, dan pengawasan terhadap laboratorium biologi untuk pengembangannya secara
efektif dan efisien sesuai dengan tujuannya. Fungsi perencanaan dalam suatu organisasi
merupakan salah satu aspek yang penting. Perencanaan merupakan proses untuk menetapkan
sasaran dan memilih cara yang seefisien dan seefektif mungkin untuk mencapai sasaran yang
ditentukan. Kegiatan perencanaan laboratorium IPA khusunya laboratorium biologi meliputi:
rencana pengadaan alat dan bahan, rencana penggunaan laboratorium biologi, dan perencanaan
sumber daya manusia (SDM).

Pelaksanaan manajemen laboratorium pada pembelajaran biologi kelas XI SMA Negeri


Kabupaten Muaro Jambi sudah terlaksana dengan baik. Urutan hasil skor observasi yang
tertinggi dari SMA Negeri Titian Teras (3,67) kategori sangat baik dengan persentase 91,75%,
SMA Negeri 1 (3,44) kategori baik dengan persentase 86% dan SMA Negeri 3 (2,88) kategori
tidak baik dengan persentase 72%.
DAFTAR PUSTAKA

Decaprio, R. (2013). Tips Mengelola Laboratorium Sekolah. Yogyakarta: Diva press.


Fiska, Mariza. (2017). Analisis Pelaksanaan Manajemen Laboratorium Pada Pembelajaran
Biologi Kelas XI SMA Negeri Kabupaten Muaro Jambi. Jurnal Universitas Jambi.
RRA1C413007.
Handoko, H. (2011). Manajemen. Edisi II. BPFE. Yogyakarta.
Hikmat. (2011). Manajemen Pendidikan. Pustaka Setia. Bandung.
Sari, Novita. (2017). Manajemen Laboratorium IPA di SMP Negeri 2 Bandar Lampung Dan
Smp Negeri 19 Bandar Lampung. Tesis Universitas Lampung.
Setyaningsih, Arum. (2010). Pengelolaan Laboratorium Ipa Smp Negeri Tahun 2010 Di
Kecamatan Melati Kabupaten Sleman. Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta.
Siswanto, HB. 2005. Pengantar Manajemen. PT Bumi Aksara. Jakarta.
Sulistyo.(2010). Pengelolaan dan Penataan Laboratorium. http://www.
medukasi.web.id/2010/12/pengelolaan-dan penataan-laboratorium_html. Diakses tanggal
15 November 2018.
Terry, G. (2012). Dasar Dasar Manajemen. PT Bumi Aksara. Jakarta.
Usman, H. (2013). Manajemen, Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai