Anda di halaman 1dari 9

Percobaan 3

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA TERAPAN


ANGKA ANGKUT

Dosen Pengampu :
Drs. H. Ridwan Joharmawan, M.Si
Dr. Nazriati, M.Si

Oleh :

Kelompok 2/ OFF J

Anggota kelompok :

Cici Ringgita Sari (200332618032)**

Hamdan Syah Abbas S (200332618097)

Putri Amelia (200332618067)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN KIMIA

2022
A. Tujuan
Memahami angka angkut kation dan anion dengan cara Hittorf.
B. Dasar Teori
Penghantaran arus listrik dalam larutan elektrolit dilakukan oleh ion-ion, baik
kation maupun anion. Bagian arus total yang dibawa oleh kation disebut bilangan
angkut kation (t+); sedangkan yang dibawa oleh anion disebut bilangan angkut anion,
(t-). Antara keduanya berlaku hubungan:
t+ + t- = 1.…………………………………………………………………….(1)
Banyaknya bagian arus yang diangkat oleh anion dan kation tidak sama. Ion
yang bergerak lebih cepat akan mengangkut jumlah listrikyang lebih banyak melalui
larutan dalam satuan waktu tertentu atau ion tersebut mengangkut bagian arus yang
lebih banyak. Pada suhu tertentu hubungan antara bilangan angkut dan kecepatan
gerak ion telah dirumuskan oleh Hittorf sebagai berikut:
¿
t+ = v+ v+ v−¿ ¿ ¿ …….…………………………………………………………....(2)
¿
t− = v− v ++ v−¿ ¿ ¿ ………………………………………………………………….(3)

Pada percobaan berikut akan dilakukan penentuan angka angkut cara Hittorf.
Pada cara Hittorf digunakan sel elektrolisis yang dibagi menjadi tiga bagian (ruang
anoda, ruang katoda dan ruang penghubung) dengan menggunakan penyekat berpori.
Pada proses elektrolisis, jumlah ekivalen kation yang terbentuk di anoda sama dengan
jumlah ekivalen atom yang terbentuk di katoda, tetapi konsentrasi kation di sekitar
elektrode tidaklah sama.
Contohnya, elektrolisis larutan CuSO4, jika x ekivalen ion Cu2+ dilepaskan di
anoda, akan terjadi peningkatan jumlah ion Cu 2+ x ekivalen disekitar anoda, bila tidak
terjadi migrasi ion Cu2+ ke katoda karena terjadi migrasi Cu2+ dalam ruang anoda,
maka hanya terjadi peningkatan jumlah ion Cu 2+ sebesar z ekivalen yang lebih kecil
dari x. Besar x dapat diketahui dengan cara menimbang berat anoda sebelum dan
setelah elektrolisis atau menentukan jumlah muatan listrik yang digunakan dalam
elektrolisis, sedangkan besarnya z dapat diketahui dengan cara titrasi larutan di sekitar
anoda sebelum dan setelah elektrolisis. Besar angka angkut ion Cu 2+ dihitung dengan
x−z
rumus nc = ………………………………………………………………….(4)
x
Keterangan:
z : peningkatan jumlah ekivalen ion Cu2+ di ruang anoda
x : ekivalen dari Cu yang berasal dari oksidasi anoda
nc : angka angkut kation
C. Alat dan Bahan
Alat:
1. Sumber arus DC
2. Stop watch
3. Buret
4. Corong
5. Pipet takar 5 dan 10 mL
6. Erlenmeyer 100 mL
7. Beaker glass 400 mL
Bahan:
1. Elektroda Cu
2. Larutan CuSO4 0,1 M
3. Larutan Na2S2O3 0,1 M
4. Larutan KI 0,1 M (baru)
5. Indikator amilum (baru)

D. Rangkaian Alat

Gambar 1. Rangkaian alat elektrolisis untuk menentukan angka angkut cara Hittrof.
E. Produser Kerja
F. Data Pengamatan

No.
Objek yang diamati Hasil pengamatan

1. Berat anoda awal 8,5299 gr

2. Berat anoda akhir 8,5243 gr

3. Volume CuSO4 awal 4,8 ml

4. Volume Na2SO3 0,1 M 4,8 ml

5. Volume CuSO4 setelah 4,7 ml


elektrolis

6. Volume Na2S2O3 0,1 M 5 ml

7. Tinggi larutan ruang anoda 2 cm

8. Panjang larutan ruang anoda 4,5 cm

9 Lebar larutan ruang anoda 3 cm

10. Kuat arus rata-rata 0,01 A

11. Lama elektrolisis 1800 s


G. Analisis Data dan Pembahasan
1) Pengukuran berat anoda
Berat Cu yang teroksidasi = berat anoda awal – berat anoda akhir
= 8,5299 gram - 8,5243 gram
= 0,0056 gram
2) Jumlah mol ion Cu2+ yang dibentuk oleh anoda (x)
2+
Cu(s) Cu (aq) + 2e- E0sel = -0,34 V
0,0056 gram
2+
Mol Cu yang terbentuk = gram = 0,000088 mol
63 , 5
mol
Mol ekuivalen Cu2+ yang terbentuk = 0,000088 mol
= 0,000176 mol ekuivalen
3) Perhitungan jumlah muatan listrik yang digunakan dalam elektrolisis,
kemudian dikonversi menjadi mol elektron
Q = I × t = 0,01 A × 1800 detik = 18 C
18 C
F= C = 0,000186 mol
96500
F
1
Ekuivalen : 0,000186 mol × = 0,000093 mol ekuivalen
2
4) Konsentrasi CuSO4 sebelum elektrolisis
Cu2+(aq) + 2I- (aq) Cu(s) + I 2(aq) E0sel = -0,19 V
Reduksi : 2e- + Cu2+ (aq) Cu(s)
Oksidasi : 2I- (aq) I 2(aq) + 2e-

I2(aq) + S2O32- (aq) 2I -


(aq) + S4O62-(aq) E0sel = +0,35 V
Reduksi : 2e- + I2 (aq) 2I -
(aq)
Oksidasi : 2S2O32- (aq) S 4 O62-(aq)

VI2 × NI2 = VNa2S2O3 × MNa2S2O3


2× 15 mL × NI2 = 4,8 mL × 0,1 N
NI2 = 0,064 N
VI2 × NI2 = VCuSO4 × NCuSO4
15 mL ×0,016 N = 5 mL × NCuSO4
NCuSO4 = 0,048 N
5) Konsentrasi CuSO4 pada ruang anoda setelah elektrolisis
Cu2+(aq) + 2I- (aq) Cu(s) + I 2(aq) E0sel = -0,19 V
Reduksi : 2e- + Cu2+ (aq) Cu(s)
Oksidasi : 2I- (aq) I 2(aq) + 2e-

I2(aq) + S2O32- (aq) 2I -


(aq) + S4O62-(aq) E0sel = +0,35 V
Reduksi : 2e- + I2 (aq) 2I -
(aq)
Oksidasi : 2S2O32- (aq) S 4 O62-(aq)

VI2 × NI2 = VNa2S2O3 × MNa2S2O3


2 × 15 mL× NI2 = 5 mL × 0,1 N
NI2 = 0,0166 N

VI2 × NI2 = VCuSO4 × NCuSO4


15 mL ×0,0166 N = 5 mL × NCuSO4
NCuSO4 = 0,0498 N
6) Peningkatan jumlah mol ion Cu2+ di ruang anoda (z)
z = (NCuSO4 akhir - NCuSO4 awal) × Volume ruang anoda
z = (0,0498 N - 0,048N) x 0,027 L
z = 0,000162 mol ekuivalen
7) Menghitung angka angkut kation (nc) dan angka angkut anion (na)
Nilai x menggunakan jumlah mol ion Cu2+ yang dibentuk oleh anoda (x)
( x−z )
nc =
x
(0,000176−0,0000486)
nc =
0,000176
nc = 0,72
nc + na = 1
na = 1 - nc
na = 1 – 0,72
na = 0,28
Percobaan ini dilakukan untuk menentukan angka angkut kation dan anion dengan
metode hittrorf. Percobaan ini dilakukan menurut prinsip bahwa penentuan kation dan
anion didasarkan pada perubahan konsentrasi elektrolit di sekitar elektroda-elektroda
yang disebabkan oleh aliran listrik melalui elektrolit.
Diawali dengan elektrolisis logam Cu yang sudah dibersihkan dari pengotor
dengan larutan CuSO4 sebagai media perpindahan ion-ion. Elektroda yang digunakan
harus ditimbang sebelum dan sesudah elektrolisis untuk mengetahui adanya reaksi
redoks yang menyebabkan penambahan atau penurunan massa elektroda. Pada
rangkaian elektrolisis terdapat 3 ruang, yaitu anoda, kation dan ruang penghubung.
Ruang anoda diisi dengan anode yang berperan sebagai kutub positif (+) mengalami
reaksi oksidasi. Oleh sebab itu, larutan pada ruang tersebut terjadi penambahan Cu 2+
dan penurunan massa pada elektroda sebesar 0,0056 gram. Dari massa Cu yang
teroksidasi, dapat ditentukan mol ekuivalen (nilai x) sebesar 0,000176.
Elektrolisis berlangsung selama 30 menit dan berlalu, dilanjutkan pada proses
titrasi larutan CuSO4 sebelum dan sesudah elektrolisis dengan pengambilan 5 ml dari
larutan CuSO4 di ruang anoda, ditambah 15 ml larutan KI yang terjadi perubahan warna
larutan menjadi coklat. Larutan tersebut dititrasi dengan larutan Na 2S2O3 sampai warna
coklatnya menghilang. Tidak lupa juga penambahan 2-3 tetes indikator amilum yang
menjadi berwarna biru kehitaman. Kemudian titrasi dilanjutkan hingga menjadi larutan
berwarna putih. Volume larutan Na2S2O3 yang didapatkan sebelum elektrolisis sebesar
4,8 ml sedangkan sesudah elektrolisis mendapatkan 5,0 ml. Volume tersebut dapat
ditentukan konsentasi larutan CuSO4 dan peningkatan jumlah mol ion Cu2+ di ruang
anoda (nilai z).
Berdasarkan perhitungan di atas, nilai angka angkut yang dimiliki kation lebih
besar dibandingkan angka angkut yang dimiliki anion. Nilai angka angkut kation (nc)
sebesar 0,72 sedangkan anion (na) mendapatkan 0,28 yang berarti sebagian besar kation
hasil elektrolisis yang berada di anoda berpindah ke katoda.
H. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan elektrolisis larutan CuSO 4 dengan cara Hittorf dan
perhitungan, didapatkan angka angkut kation sebesar 0,72 sedangkan angka angkut
anion sebesar 0,28 yang berarti sebagian besar kation hasil elektrolisis yang berada di
anoda berpindah ke katoda.
I. Pustaka
Isana, S.Y.L, P. Yatiman. 2002. Petunjuk Praktikum: Kimia Fisika II. Yogyakarta:
FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta.
Sumari. 2020. Petunjuk Praktikum Kimia Fisik Terapan. Malang: FMIPA, Universitas
Negeri Malang.
1. Jawaban Pertanyaan
1. Tuliskan reaksi elektrolisis larutan CuSO4 dengan elektrode Cu.
2+
Anoda : Cu(s) Cu (aq) + 2e-
Katoda : 2e- + Cu2+(aq) Cu (s)
2. Tuliskan reaksi yang terjadi pada titrasi larutan CuSO4 pada percobaan ini.
Cu2+(aq) + 2I-(aq) Cu (s) + I2(aq) E0sel = -0,19 V
Reduksi : 2e- + Cu2+(aq) Cu (s)
Oksidasi : 2I-(aq) I 2 (aq) + 2e-
I2(aq) + S2O32-(aq) 2I -
(aq) + S4O62-(aq) E0sel = +0,35 V
Reduksi : 2e- + I2(aq) 2I -
(aq)
Oksidasi : 2S2O32-(aq) S 4 O62-(aq)

Anda mungkin juga menyukai