Anda di halaman 1dari 6

Geo Image 7 (2) (2018)

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage

Pemetaan Risiko Bencana Longsor Sebagai Upaya Penanggulangan Bencana di


Kecamatan Tembalang Kota Semarang

Nur Fitriani, Heri Tjahjono, Tjaturahono Budi Sanjoto.

Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko bencana longsor dan seberapa besar
Diterima 1 Mei 2018 pengetahuan masyarakat terhadap longsor, serta bagaimana penanggulangan bencana yang
Disetujui 14 September dilakukan pada Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Pembuatan peta risiko longsor berdasarkan
2017 Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 2 Tahun 2012, di tentukan oleh
Dipublikasikan 24 Mei faktor ancaman, kerentanan, serta kapasitas. Dalam menentukan ancaman, kerentanan, dan
2018 kapasitas masing-masing memiliki sub faktor sendiri untuk menentukannya beserta bobotnya.
________________ Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa di Kecamatan Tembalang yang berisiko tinggi
Keywords: terhadap longsor adalah Kelurahan Jangli, Tandang, Sambiroto, Mangunharjo, Tembalang,
landslide, threats, Bulusan, Sendangmulyo, dan Meteseh. Pada Kecamatan Tembalang, sebagian besar warga sudah
vulnerability, capacity, risk. memiliki pengetahuan paling dasar mengenai longsor, dan dalam penanganannya warga bergotong
____________________ royong membangun talud.

Abstract
___________________________________________________________________
This Research aims for knowing the level of landslide risk and for knowing how much knowledge of citizens, then
to know how disaster management is done in Tembalang district, Semarang city. To create landslide risk map
was based on the Regulation of the Head of National Disaster Management Agency Number 02, 2012, defined
by Hazard, Vulnerability, an Capacity factors.In determining hazard, vulnerability, and capacity, each has sub
factors to determine it along with the scores. Based on this research in Tembalang district, the villages have high
level of risk are Jangli, Tandang, Sambiroto, Mangunharjo, Tembalang, Bulusan, Sendangmulyo, and
Meteseh. In Tembalang district, most of the villagers already have the basic knowledge of landslide, and in their
handling about landslide they used to build talud together.

© 2018 Universitas Negeri Semarang

 Alamat korespondensi: ISSN 2252-6285


Gedung C1 Lantai 1 FIS Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: geografiunnes@gmail.com

95
Nur Fitriani, dkk / Geo Image 7 (2) (2018)

PENDAHULUAN METODE PENELITIAN

Kota Semarang merupakan daerah yang Populasi yang digunakan yaitu seluruh
rentan terhadap bencana, salah satunya bencana daerah di Kecamatan Tembalang, meliputi
longsor. Secara geologi Kota Semarang memiliki kondisi lereng, kondisi penggunaan lahan, dan
2 topografi yaitu dataran rendah dan dataran kondisi permukiman berdasarkan kepadatan
tinggi. Dataran rendah sebagian besar bencana penduduk. Sampel yang digunakan adalah
longsor Kota Semarang terjadi pada dataran dengan menggunakan 10 responden pada tiap
tinggi dengan daerah perbukitan yang Kelurahan yang ada pada Kecamatan
bergelombang dan kemiringan lereng 15-40%. Tembalang. Penelitian ini dilakukan dengan
Kecamatan Tembalang merupakan Kecamatan metode overlay peta sehingga dapat mengetahui
yang berada di Kota Semarang yang sering daerah rawan longsor dan melakukan survey
terkena bencana longsor dikarenakan terletak lapangan untuk mengetahui lokasi bencana
pada dataran tinggi. longsor dengan menggunakan alat bantu GPS
Kecamatan Tembalang memiliki kejadian sehingga diketahui letak petanya.
longsor cukup banyak selama tahun 2014 Teknik pengambilan sampel pada
berdasarkan data kejadian bencana, yaitu penelitian ini adalah dengan purposive sampling
sebanyak 18 kejadian, sebagian besar kejadian yang bertujuan mendapatkan data mengenai
longsor berada di Kelurahan Tandang, lokasi kejadian longsor atau tempat rawan
Sendangguwo, Sendangmulyo, Jangli, longsor dari hasil overlay sehingga dapat
Mangunharjo, dan Sambiroto. dilakukan survey dari peta dimana terjadinya
Rencana penanggulangan bencana di bencana longsor dan diketahui tingkat risiko pada
suatu daerah merupakan amanat dari Undang- daerah tersebut.
Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Data yang dikumpulkan dalam penelitian
Penanggulangan Bencana. Hal ini diperjelas lagi ini berupa data primer dan data sekunder.
dalam Peraturan Kepala Badan Nasional Adapun teknik pengumpulan dilakukan melalui
Penanggulangan Bencana Nomor 02 Tahun 2012 survey lapangan, dokumentasi, studi pustaka,
tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko dan wawancara. Dalam pengolahan data
Bencana. Rencana Penanggulangan Bencana meliputi pembuatan peta risiko longsor,
merupakan wujud dari upaya pemerintah terkait pengolahan data dengan deskripsi kondisi fisik
dengan perumusan program-program kegiatan serta kerugian yang ditimbulkan dari bencana
dan fokus prioritas penanggulangan bencana. longsor, pembuatan tabulasi dengan menentukan
Potensi kebencanaan yang beragam, tingkat harkat dalam menentukan tingkat risiko bencana
kerentanan yang cenderung tinggi serta tingkat longsor pengolahan data wawancara dengan
kapasitas penduduk yang masih kurang, deskripsi kesiapan penduduk dalam menghadapi
diperlukan keberadaan sebuah rencana terpadu bencana longsor. Rumus dasar umum untuk
yang berguna dalam menghadapi kebencanaan analisis risiko yang diusulkan dalam 'Pedoman
yang ada. Perencanaan Mitigasi Risiko Bencana' yang telah
Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini disusun oleh Badan Nasional Penanggulangan
dilakukan bertujuan untuk : (1) Mengetahui Bencana Indonesia (Peraturan Daerah Kepala
tingkat risiko longsor di Kecamatan Tembalang BNPB Nomor 4 Tahun 2008) adalah sebagai
Kota Semarang, (2) Mengetahui seberapa besar 𝑉
berikut: R ≈ H x 𝐶
, dimana R (Risiko), H
pengetahuan masyarakat Kecamatan Tembalang
(Ancaman), V (Kerentanan), dan C (Capacity).
Kota Semarang mengenai longsor, (3)
Metode analisis yang digunakan dalam
Mengetahui penanggulangan yang dilakukan
penelitian ini adalah analisis deskriptif. Analisis
pada daerah risiko longsor untuk masyarakat
ini dilakukan dengan mendeskripsikan hasil dari
yang tinggal di Kecamatan Tembalang Kota
angket atau kuesioner terkait penanggulangan
Semarang.
bencana longsor berupa antisipasi dan kesiapan

96
Nur Fitriani, dkk / Geo Image 7 (2) (2018)

penduduk sekitar dalam menghadapi bencana kerentanan. Peta kerentanan memiliki empat
longsor, mitigasi dan sistem peringatan dini, komponen, yaitu kerentanan sosial, kerentanan
tanggap darurat bencana longsor, rehabilitas dan ekonomi, kerentanan fisik, dan kerentanan
rekonstruksi bencana longsor. lingkungan. Dari keseluruhan komponen
kemudian diberikan bobot sehingga didapatkan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN hasil akhir untuk tingkat kerentanan total pada
Kecamatan Tembalang. Dari hasil pembobotan
Kecamatan Tembalang merupakan dalam kerentanan, didapatkan bahwa
Kecamatan yang berada di Kota Semarang Kecamatan Tembalang memiliki kerentanan
dengan luas wilayah 4177,62 Ha. Letak geografis sedang, dengan skor kerentanan tertinggi ada
Kecamatan Tembalang terletak pada 7° 2' 42" – pada Kelurahan Tandang, Jangli, dan Rowosari,
7° 3' 27" Lintang Selatan dan 110° 25' 55" – 110° hal ini dikarenakan penggunaan lahan yang
26' 55" Bujur Timur. Secara geografis Kecamatan sebagian besar merupakan permukiman, rumah
Tembalang bagian utara berbatasan dengan yang banyak, penduduk yang jumlahnya banyak,
Kecamatan Pedurungan dan Gayamsari, pada serta kemiringan lereng yang sebagian besar
bagian timur berbatasan dengan Kecamatan sedang dan tinggi.
Mranggen dan Kabupaten Demak, pada bagian Setelah pembuatan peta ancaman dan
Selatan berbatasan dengan Kecamatan Ungaran kerentanan, dilanjutkan dengan pembuatan peta
dan Kabupaten Semarang, serta bagian barat kapasitas. Pembuatan peta kapasitas yaitu
berbatasan dengan Kecamatan Candisari dan dengan menggabungkan indeks kapasitas daerah.
Banyumanik. Indeks indikator setiap prioritas ditentukan
Dalam pembuatan peta risiko longsor, melalui wawancara kepada penduduk tiap
diperlukan tiga komponen untuk kelurahan yang akan diambil 10 responden,
mengerjakannya, yaitu ancaman, kerentanan, kemudian memberikan skor disetiap
dan kapasitas. Berdasarkan Perka BNPB Nomor pertanyaannya dan dihitung tingkat
04 tahun 2008 untuk mengetahui suatu risiko kapasitasnya. Dari hasil pembobotan dengan
yaitu dengan menggunakan rumus sebagai melalui hasil wawancara kepada seluruh
𝑽 responden, diketahui bahwa Kecamatan
berikut : 𝑹 ≈ 𝑯 × 𝑪 , dimana R (Risiko), H
Tembalang memiliki tingkat kapasitas yang
(Ancaman), V (Kerentanan). Dan C (Kapasitas).
rendah, hal ini disebabkan oleh masyarakat yang
Untuk mengetahui tingkat risiko diawali
kurang memiliki pengetahuan mengenai bencana
dengan pembuatan peta Ancaman. Pada
longsor serta kurangnya pengetahuan dalam
pembuatan peta ancaman dibutuhkan peta dasar
peringatan dini untuk kebencanaan. Selain itu
yang telah didapatkan melalui BPBD kemudian
masyarakat juga masih kurang mengetahui
menghitung dengan rumus rata-rata tertimbang,
bagaimana usaha-usaha untuk mengurangi
sehingga didapatkan skor sesuai untuk masing-
kerentanan longsor, dikarenakan dari pemerintah
masing kelurahan. Dari hasil penghitungan skor,
juga jarang melakukan atau bahkan tidak
didapatkan bahwa Kelurahan Jangli memiliki
melakukan sosialisasi terhadap masyarakat yang
tingkat ancaman tertinggi, dari hasil
berada pada wilayah rawan longsor. Dari hasil
penghitungan dan pembobotan dalam Perka
wawancara terhadap BPBD juga didapatkan
Nomor 2 tahun 2012 Keluranan ini memiliki skor
bahwa pelatihan-pelatihan untuk tanggap
tertinggi, serta berdasarkan data dari Kecamatan
bencana terhadap penduduk masih kurang.
Tembalang, Kelurahan Jangli termasuk
Setelah mengetahui tingkat ancaman,
Kelurahan dengan kejadian longsor cukup sering,
kerentanan, dan kapasitas, dilanjutkan dengan
dikarenakan permukiman yang padat dengan
menghitung hasil skor masing-masing komponen
persebaran yang tidak rapi, dan rumah sebagian
dengan menggunakan rumus yang sudah tertera
besar mengikuti lereng.
diatas untuk mendapatkan tingkat risiko longsor.
Setelah didapatkan tingkat ancaman,
Dari penghitungan tersebut didapatkan bahwa
kemudian dilanjutkan dengan pembuatan tingkat

97
Nur Fitriani, dkk / Geo Image 7 (2) (2018)

skor risiko tertinggi ada pada Kelurahan Jangli. Tembalang memiliki kerentanan dari rendah
Hal ini dikarenakan sebagian besar permukiman sampai tinggi. Tingkat ancaman tinggi terdapat
ada di daerah kelerengan sedang dan tinggi, pada Kelurahan Jangli, Tembalang, Bulusan, dan
selain itu di kelurahan ini rumah-rumah warga Mangunharjo. Sedangkan tingkat ancaman
bertumpuk mengikuti lereng. Menurut warga rendah terdapat pada Kelurahan Sendangguwo
memang cukup sering terjadi longsor di dan Kedungmundu.
kelurahan ini, terutama pada musim penghujan. Peta Kerentanan memiliki tiga komponen
Dalam pembuatan peta risiko longsor, yaitu kerentanan fisik, kerentanan sosial,
diperlukan juga wawancara kepada penduduk kerentanan ekonomi, dan kerentanan
mengenai kebencanaan terutama tentang longsor lingkungan. Dari ketiga komponen tersebut di
untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan hitung dengan skor masing-masing, dan
warga terhadap longsor. Dari hasil wawancara didapatkan tingkat kerentanan total untuk
dengan warga, diketahui bahwa sebagian besar Kecamatan Tembalang. Tingkat kerentanan
warga sudah paham mengenai apa itu longsor, yang ada di Kelurahan Tembalang berada pada
penyebab terjadinya longsor, apa yang dilakukan tingkat sedang, dengan skor kerentanan tertinggi
jika terjadi longsor, siapa yang akan diselamatkan ada pada Kelurahan Rowosaro, Jangli dan
terlebih dahulu, sarana apa yang digunakan Tandan sebesar 0,62.
untuk memberitahu warga jika terjadi longsor, Peta Kapasitas terdiri dari wawancara
tanaman seperti apa yang digunakan untuk terhadap pendudukan yang kemudian memiliki
mengurangi resiko longsor, upaya skor untuk masing-masing pertanyaan dan di
penanggulangan seperti apa yang dilakukan jika hitung sehingga didapatkan skor kapasitas
terjadi longsor. Kecamatan Tembalang. Kapasitas Kecamatan
Strategi penanggulangan bencana longsor Tembalang berada pada tingkat rendah yaitu
pada Kecamatan Tembalang bisa dilakukan 0,33.
dengan cara mengurangi kepadatan dan aktifitas Setelah didapatkan peta masing-masing
penduduk yang bermukim di kawasan dengan kemudian di hitung dan didapatkan skor masing-
tingkat resiko tinggi bencana longsor, sehingga masing untuk tingkat risiko yang ada di
dapat dilakukan penekanan semaksimal mungkin Kecamatan Tembalang. Tingkat risiko tertinggi
untuk mengurangi risiko terjadi longsor. Bisa di Kecamatan Tembalang ada di Kelurahan
juga dilakukan dengan melakukan diskusi Jangli.
bulanan mengenai bencana longsor dan Contoh penghitungan :
bagaimana penanganan serta pencegahannya. Kelurahan Bulusan :
Untuk mengurangi terjadinya longsor bisa 𝑹𝒊𝒔𝒌
dengan cara menanami vegetasi dan membuat = 𝟑√𝑯𝒂𝒛𝒂𝒓𝒅 × 𝑽𝒖𝒍𝒏𝒆𝒓𝒂𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒚 × (𝟏 − 𝑪𝒂𝒑𝒂𝒄𝒊𝒕𝒚)
bronjong, serta tanggul, hal ini dapat Maka,
memperkuat stabilitas lereng. 𝟑
𝑹𝒊𝒔𝒌 = √𝟎, 𝟖𝟑 × 𝟎, 𝟓𝟖 × (𝟏 − 𝟎, 𝟑𝟑)
Pembuatan Peta Risiko Longsor yaitu
= 𝟑√𝟎, 𝟖𝟑 × 𝟎, 𝟓𝟖 × 𝟎, 𝟔𝟕
dengan menggunakan Perka Nomor 02 Tahun
2012, dimana dibutuhkan peta kerentanan, peta = 𝟑√𝟎, 𝟑𝟐𝟑 = 0,69 (Tinggi)
ancaman, dan peta kapasitas yang kemudian di Berikut adalah Gambar Tabel dan peta
skoring sehingga didapatkan tingkat-tingkatnya. untuk tingkat risiko longsor Kecamatan
Dalam peta ancaman pada Kecamatan Tembalang
Tembalang diketahui bahwa Kecamatan

98
Nur Fitriani, dkk / Geo Image 7 (2) (2018)

Gambar 1.T Risiko Bencana Longsor Kecamatan Tembalang

Gambar 2. Peta Risiko Bencana Longsor Kecamatan Tembalang

99
Nur Fitriani, dkk / Geo Image 7 (2) (2018)

SIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

Tingkat risiko longsor tertinggi ada pada BPBD. 2014. Data Rekapitulasi Bencana Kota Semarang.
Kelurahan Jangli, Tandang, Mangunharjo dan Semarang. BPBD
Bulusan. Badan Pusat Statistik. 2013. Kota Semarang dalam
Angka. Semarang. BPS
Pengetahuan Masyarakat Tembalang
Badan Pusat Statistik. 2013. Kecamatan Tembalang
mengenai longsor bisa dikatakan sudah
dalam Angka. Semarang. BPS
mencukupi akan tetapi lebih baik lagi jika Hariyanto; Erni Suharini. 2009. Antisipasi Penduduk
dilakukan sosialisasi terhadap warga mengenai yang Tinggal di Daerah Rawan Longsor di
penanganan longsor yang baik. Kota Semarang. Jurnal Geografi. Jurusan
Stratetegi penanganan yang cocok untuk Geografi FIS. Universitas Negeri Semarang
Kecamatan Tembalang masih bisa dilakukan Saputra, I Wayan Gede Eka. 2015. Analisis Risiko
dengan cara membangun talud, gotong royong, Bencana Tanah Longsor di Kecamatan Sukasada
penanaman pohon berakar kuat dan Kabupaten Buleleng. Program Magister Program
Studi Ilmu Lingkungan Program Pasca
pengurangan aktifitas di daerah rawan longsor.
Sarjana. Universitas Udayana.

100

Anda mungkin juga menyukai