E5 - Menulis Semudah Bernafas
E5 - Menulis Semudah Bernafas
Agar Menulis
Semudah Bernafas
Wonderful Publishing
Yogyakarta
2017
Judul Buku : Agar Menulis Semudah Bernafas
Daftar Isi
Pengantar
Penutup
Kata Pengantar
Modalitas Menulis
Oleh : Ida Nurlaila
Kira-kira aku harus menjawab apa ? Ketika anda meniatkan diri menjadi
penulis (dulu aku punya cita-cita jadi wartawan, tapi tidak kesampaian),
maka kita butuh sesuatu untuk ditulis. Mengasahnya mulai dari menuliskan
pengalaman sehari hari.
1
Merekamnya dalam satu waktu, butuh ketrampilan : menyimak. Lalu saat
anda punya kesempatan, sebaiknya segera saja, dituangkan semua yang
telah disimak, dalam bentuk tulisan. Hal-hal yang kurang nyambung
dilewatkan, atau di simpan. Yang lebih nyambung didetilkan. Jika perlu
tambah sudut pandang dan fakta dari sumber lain yang terpercaya.
Pilihlah sesuatu yang menarik bukan hanya menarik bagi anda, tapi juga
nyambung dengan tema yang sedang aktual, atau keseharian bagi
kebanyakan orang.
Ah, ini hanya pengalaman pribadi, mungkin tidak ilmiah sama sekali.
Masing-masing dari kita bisa punya resep sendiri-sendiri, karena menulis
adalah bagian dari seni. Meramu dan meracik cerita seperti meracik jamu
yang menyehatkan diri dan orang lain.
Yang jelas, pesan para penulis, yang kubaca dalam buku-buku tentang
menulis, tapi entah siapa, kuingat selalu, “Jika kita tidak pernah
memulainya, maka tidak akan pernah menulis selamanya.”
Jadi rumusnya sederhana, mulai saja. Seperti anak yang belajar berjalan,
lama-lama mahir juga, bahkan pintar berlari. Ketahuilah bahwa menulis itu
pekerjaan yang hanya bermodal 26 huruf dan beberapa tanda baca. Modal
yang gratis ya....
Banyak membaca gaya menulis para penulis handal, dan best seller,
sangat-sangat membantu mengasah pengetahuan, ketrampilan dan
motivasi kita. Ditangan para master itu, 26 huruf berebut untuk menjadi
kata-kata.
Namun jadilah diri anda sendiri, masing-masing orang punya warna dan
gaya. Itulah yang akan menjadi kekhasan kita. Yakinlah, jika anda tidak
berusaha menuliskannya, anda tidak pernah mengetahui kesejatian anda!
2
1
Tiga Langkah
Menjadi Penulis
Cahyadi Takariawan
3
Semua orang yang pernah menempuh pendidikan pasti bisa menulis,
namun ternyata masih sangat sedikit orang membuat karya tulis. Padahal
menjadi penulis itu tidak sulit, hanya memerlukan TIGA langkah saja.
Langkah Pertama: Memiliki Modal Menjadi Penulis
Secara teknis, menulis bisa dimulai dari mana saja. Bahkan, bila ingin
memulai dengan mengumpat, menjerit, menangis, atau bersyukur.
Letupkan saja emosi Anda, jangan ditahan. Anda bisa curhat lewat tulisan.
Di bagian akhir, barulah Anda perbaiki kata-kata yang sekiranya kasar.
Bahkan aktivitas belanja yang biasa dilakukan ibu-ibu bisa menjadi materi
tulisan yang menarik. Contohnya buku “Miss Jinjing, Belanja Sampai Mati”
yang ditulis berdasarkan catatan harian penulisnya –Amelia Masniari–
tentang pengalaman berbelanja, yang semula ditulis di blog pribadi.
Termasuk tulisan tentang kegiatan arisan. Misalnya dalam arisan itu ada
kegiatan lain yang bermanfaat. Arisan tak hanya ngerumpi tapi ada
kegiatan yang bermakna. Kumpulan resep masakan pun bisa menjadi
bahan tulisan.
Langkah Ketiga: Sosialisasi dan Promosi Karya
Setelah tulisan selesai, Anda perlu menyosialisasikan tulisan tersebut.
Penulis merasa bahagia apabila tulisannya dibaca dan diapresiasi orang
lain. Cara paling gampang dan sederhana untuk keperluan ini adalah
membikin blog pribadi. Banyak contoh tulisan-tulisan yang menarik di blog
akhirnya diterbitkan menjadi buku laris. Dengan menyosialisasikan tulisan
atau bagian tulisan di dalam blog, maka akan membuka ruang dialog
dengan banyak kalangan, sekaligus bisa melihat respon pasar.
Promosi karya tulis sudah menjadi sebuah keharusan. Seringkali promosi
dari penerbit sangat minimalis dengan alasan biaya, maka penulis ikut
berjuang untuk mengenalkan karyanya kepada khalayak. Jangan biarkan
buku Anda “bertarung” sendirian di toko buku. Cara paling mudah juga
lewat jejaring sosial dan teknologi informasi, seperti Facebook, Twitter,
email, BBM dan SMS. Tidak perlu ragu dan malu untuk mengirim pesan
melalui media jejaring sosial dan teknologi informasi kepada masyarakat
untuk mempromosikan karya kita.
Ayo terus menulis, karena menulis itu menyehatkan dan membahagiakan
hati.
5
2
Cahyadi Takariawan
6
Bagi anda yang belum terbiasa menulis, berikut ini beberapa cara praktis
dan mudah untuk memulai membuat sebuah tulisan.
Biarkan saja jika ada salah ketik, typo, salah tanda baca. Jangan anda
koreksi. Terus saja menulis sampai tuntas semua yang ingin anda tuliskan.
Setelah selesai menulis, istirahat sejenak, lalu mulai membaca ulang
sambil membenarkan kesalahan tulisan dan mengedit seperlunya.
Jadilah sebuah tulisan.
Terus, apa yang bisa anda tulis? Karena tujuannya adalah belajar memulai
menulis, maka tulis apa saja yang melintas dalam hati anda, atau hal-hal
yang mudah anda tuliskan.
Berikut 10 contoh hal yang sangat mudah anda tuliskan, untuk latihan
menulis cepat.
7
1. Tuliskan Kegiatan Anda Kemarin
Coba diingat, anda kemarin sejak bangun tidur sampai berangkat tidur lagi,
melakukan kegiatan apa saja? Tuliskan semua. Jangan berpikir
sistematika. Tulis saja.
Besok pagi anda akan melakukan kegiatan apa saja? Sejak bangun tidur
sampai berangkat tidur lagi. Tuliskan semua. Jangan berpikir sistematika.
Tulis saja.
3. Bacalah Sebuah Buku, Tuliskan Ringkasannya
Ambil sebuah buku yang ada di rumah anda, apa saja, yang menarik
menurut anda.
Baca semuanya atau beberapa bagian saja. Lalu tuliskan ringkasan isi
bagian yang anda baca tadi. Tuliskan saja. Jangan berpikir sistematika.
Pokoknya : tulis saja.
Minta suami / istri / anak / teman anda bercerita tentang apapun. Tuliskan
cerita tersebut dengan bahasa anda sendiri. Tuliskan saja. Jangan berpikir
sistematika. Pokoknya : tulis saja.
8
7. Lihat Film, Tuliskan Kisahnya
Jika anda punya beberapa anak, ingat riwayat anak bungsu anda. Lalu
tuliskan riwayatnya sejak lahir hingga saat ini. Anda bisa menceritakan
riwayat hidup anda sendiri atau orang-orang terdekat anda. Tuliskan saja.
Jangan berpikir sistematika. Pokoknya : tulis saja.
Sampai sekarang anda tetap tidak bisa nenulis apapun? Coba ceritakan
kepada saya apa kesulitan anda dalam menulis. Tuliskan saja. Jangan
berpikir sistematika. Pokoknya : tulis saja.
9
3
Agar Menulis
Semudah Bernafas
Cahyadi Takariawan
10
Seorang teman bertanya kepada saya, "Kapankah kita bisa disebut
sebagai penulis?"
Demikian pula dalam dunia tulis menulis. Seorang penulis bisa melakukan
aktivitas menulis dalam semua kondisi. Dimanapun, kapanpun, ia bisa
menulis. Tidak perlu berpikir bagaimana "cara"menulis. Tidak perlu berpikir
huruf apa yang akan ditulis. Tidak perlu berpikir sistematika penulisan.
Semua mengalir begitu saja. Semudah bernafas.
Usai menulis, barulah masuk ke proses edit. Disinilah anda harus berpikir.
Oleh karena itu, mengedit menjadi lebih sulit dibanding dengan menulis,
karena ada unsur berpikir. Fokuskan pada aktivitas menulis saja. Sekarang
buka laptop anda. Hidupkan. Ucapkan bismillah, dan gerakkan jemari
tangan anda pada huruf-huruf di papan keyboard. Biarkan kata demi kata
tercipta. Biarkan kalimat demi kalimat berbicara. Nikmati semua
keasyikannya.
12
4
Menulis
Dengan Ketajaman Emosi
Cahyadi Takariawan
13
Dalam menulis –baik fiksi maupun non fiksi--- terdapat suatu unsur penting
yang sebenarnya justru tidak ada kaitannya dengan teknis kepenulisan
yang standar atau baku. Unsur itu adalah : ketajaman emosi. Ya benar.
Bagaimana penulis melibatkan emosi, hati dan perasaannya dalam
menuangkan karya tulis, akan menentukan apakah tulisan itu “hidup” atau
biasa-biasa saja.
Sebuah tema atau gagasan yang sama, ditulis oleh orang yang sama,
namun yang satu ditulis dengan standar kepenulisan pada umumnya,
satunya lagi dengan melibatkan sisi emosi, hasilnya akan sangat jauh
berbeda. Tulisan pertama akan cenderung bernilai standar. Informasi tetap
sampai kepada pembaca, namun kurang memberikan kesan yang
mendalam kepada pembaca. Tulisan kedua akan memberikan sebuah
pencerahan dan kesan yang lebih kuat, karena ada “nyawa” dalam tulisan
itu. Inilah yang membedakan tulisan yang dibuat secara standar, dan
tulisan yang dibuat dengan melibatkan ketajaman emosi penulis.
Anda semua tentu bisa mengerti apa yang saya maksudkan. Membaca
sebuah tulisan melalui postingan di grup WhatsApp, kadang anda merasa
biasa saja atau bahkan berasa hambar, walaupun isi pesannya bagus.
Namun ada tulisan lain di grup itu yang begitu membaca kita merasa
mendapat inspirasi, motivasi, semangat, pencerahan, dan cepat
berkomentar, “Subhanallah, bagus banget tulisan ini”.
14
pengetahuan. Yang membuat saya bertambah kagum kepada mereka
adalah, bahasa lisannya sama bagus dengan bahasa tulisannya. Allah
memberikan karunia kefasihan lisan, kekuatan argumen, dan kekuatan
dalam menuliskan kepada mereka itu. Tentu saja masih sangat banyak
nama lainnya, sesuai dengan “dunia” masing-masing.
Ada banyak profesor dan doktor yang memiliki banyak ilmu, namun begitu
menuliskannya, kita hanya mendapatkan satu hal : pengetahuan. Kita tidak
mendapatkan sebuah inspirasi atau motivasi tertentu dari tulisan itu,
karena ditulis dengan standar resmi atau standar akademik yang baku.
Tidak melibatkan sisi emosi dalam menuliskan. Hal itu bisa dimaklumi
karena adanya “pakem” metodologi dalam dunia akademik.
Sumber Yang Memunculkan Ketajaman Emosi Tulisan
1. Pengalaman Hidup
Pengalaman hidup ini bukan hanya dari kehidupan anda sendiri, namun
juga bisa dari pengalaman hidup orang-orang di sekitar anda. Misalnya
kisah hidup tetangga, teman, kerabat, atau bahkan orang tua, pasangan
dan anak-anak anda sendiri. Semua bisa menjadi bahan tulisan yang
menarik.
“Dunia” apa yang anda tekuni selama ini, yang menjadi passion anda, yang
menjadi kepedulian dan ketertarikan anda, adalah hal yang sangat
mengasyikkan bagi anda. Penuh warna, penuh suka dan duka. Jika anda
menulis di seputar hal-hal tersebut, akan membawa serta sisi emosi anda
di dalamnya. Dunia yang anda geluti, bidang yang menjadi ketrtarikan dan
perhatian anda, akan memberikan ketajaman emosi saat anda
menuliskannya.
Seseorang yang memiliki kepedulian terhadap pendidikan anak, kemudia
ia bekerja menjadi guru di lembaga pendidikan untuk anak-anak, maka
dunia yang digelutinya adalah tentang anak dan pendidikan anak. Ketika ia
menuliskan hal yang terkait dengan anak dan pendidikan anak, maka akan
membawa serta sisi emosi yang sangat kuat. Karena itulah dunianya, itu
passioannya, itu kecenderungan dan ketertarikannya. Jika ia diminta
menulis tentang lingkungan hidup, walaupun bisa, mungkin tidak akan
semenarik jika menulis tentang pendidikan anak.
"Cintai apa yang Anda lakukan dan lakukan apa yang Anda cintai. Jangan
dengarkan perkataan orang lain yang melarang Anda. Lakukan apa yang
ingin Anda lakukan, apa yang Anda cintai. Imajinasi haruslah menjadi
pusat hidupmu." --- Ray Bradbury.
Kadang ada pesan yang menurut anda sangat penting untuk disampaikan
kepada orang lain, atau kepada khalayak umum. Apapun pesan itu, namun
anda memiliki keyakinan tentang nilai pentingnya, maka saat menuliskan
akan memberikan energi atau ruh yang penuh. Tulisan akan lebih hidup
dan bernyawa, mampu memberi motivasi dan dorongan positif kepada
para pembaca.
Seorang guru yang sudah berpengalaman puluhan tahun mendidik siswa,
mengetahui beberapa kunci sukses siswa yang ---menurutnya--- harus
diketahui oleh orang tua siswa dan masyarakat pada umumnya. Selama ini
ia mengamati dengan cermat faktor yang membuat siswa bisa sukses,
maka ia merasa bertanggung jawab untuk menyampaikan pesan itu
16
kepada banyak kalangan, agar semakin banyak pelajar yang sukses. Jika
ia menuliskan pesan itu, akan membawa serta sisi emosi yang kuat dalam
tulisannya.
"Temukan alasan mengapa Anda harus menulis; Lihatlah apakah dia telah
mengakar dalam hatimu; Katakan pada dirimu bahwa Anda lebih baik mati
daripada dilarang menuliskannya." --- Rainer Maria Rilke.
Saat menulis, ada suasana kejiwaan tertentu yang tengah anda hadapi.
Suasana ini bisa muncul secara alami sesuai kondisi yang anda hadapi,
namun bisa juga suasana itu dihadirkan secara sengaja. Ketika tengah
berada dalam suasana kejiwaan yang positif (good mood), akan muncul
tulisan yang bisa memunculkan sisi emosi. Namun jika suasana kejiwaan
sedang negatif (bad mood), tulisan yang muncul bisa negatif bahkan
destruktif.
Pada orang yang tengah jatuh cinta, suasana dirinya tengah berbunga-
bunga. Jika ia menulis, akan menghadirkan banyak “bunga-bunga” yang
indah dan menarik dalam tulisannya. Pada orang yang tengah mengalami
kebahagiaan, akan bisa membawa serta suasana bahagia itu ke dalam
tulisannya, sehingga akan terasa lebih “bernyawa”.
“Menulislah ---pada saat awal--- dengan hati. Setelah itu perbaiki tulisan
anda dengan pikiran. Kunci pertama dalam menulis adalah bukan berpikir,
melainkan mengungkapkan apa saja yang dirasakan”. –- William Forrester.
"Anda tidak bisa menunggu inspirasi. Anda harus mengejarnya dengan
pemukul." ---Jack London.
17
bahasa anda sendiri, dengan penyampaian pesan dari sisi yang berbeda.
Tulisan anda akan cenderung memiliki ruh yang kuat, karena anda tengah
termotivasi oleh tulisan orang lain.
Terus terang, satu-satunya hal yang saya senangi saat naik pesawat Lion
Air adalah membaca Lion Magz, pada rubrik Wisdom On The Air. Sang
penulis, Jemy V. Confido sangat inspiratif bagi saya. Jemy selalu mampu
menulis artikel secara sangat menarik, dengan bahasa yang full energi.
Keterlibatan emosi tampak dalam semua tulisan Jemy, bahkan tak jarang
saya menulis ulang apa yang saya baca dari Wisdom On The Air itu.
"Baca, baca, baca. Baca semuanya –sampah, klasik, bagus dan jelek, dan
lihat bagaimana mereka melakukannya. Sama seperti tukang kayu yang
baru belajar. Baca! Anda akan menyerapnya. Kemudian tulis. Jika bagus,
Anda akan mengetahuinya. Jika tidak, lempar saja keluar jendela." ---
William Faulkner.
Saya yakin masih banyak sumber lainnya yang bisa menghasilkan
sentuhan emosi dalam tulisan. Sambil praktek menulis, coba temukan lebih
banyak lagi sumber kemunculan emosi positif dalam tulisan anda.
Selamat menulis.
18
5
Unsur-unsur
Yang Menghasilkan Tulisan
Dengan Ketajaman Emosi
Seth Godin
19
Saya ingin berbagi tips, bagaimana agar bisa menulis dengan ketajaman
emosi. Kuncinya adalah : libatkan hati. Menulis dari dalam hati. Menulis
dengan hati.
Sekarang saya ajak anda memahami unsur-unsur yang bisa menghasilkan
tulisan dengan hati.
Ini sangat penting dan fundamental dalam menghadirkan hati saat menulis.
Perhatikan ungkapan penulis novel "Drunken Mama", Pidi Baiq, berikut:
"Yang penting adalah menulis dari hati, lepaskan diri kita terhadap
motivasi-motivasi dari luar, misalnya motivasi agar tulisan kita diterbitkan di
koran atau diterbitkan oleh penerbit tertentu. Jika kita masih terperangkap
dalam hal-hal tersebut, kita tidak akan nyaman dan leluasa dalam
menulis."
Dalam menulis, awalnya Pidi hanya ingin memenuhi kepuasan bathin, tidak
lebih dari itu. Namun ketika tulisannya diterbitkan dan laku keras di
pasaran, ia menganggap itu hanya bonus.
Justru akan menjadi beban dalam menulis, saat kita berharap pujian orang
setelah membaca tulisan kita.
Tulis saja hal yang ingin anda tulis. Jangan terbebani oleh keinginan
mendapat banyak pujian.
Seth Godin, penulis buku "The Big Red Fez: How To Make Any Web Site
Better" --- pernah ditanya, “Apa yang membuat anda konsisten dalam
menulis, dan bahkan tulisan anda seringkali menggemparkan pemikiran
orang pada umumnya?”
Dia menjawab, “Saya menulis bukan untuk mendapatkan pujian dari orang
lain. Saya menulis karena saya ingin memberikan perspektif dari apa yang
saya pahami, kemudian saya tuliskan agar bisa bermanfaat untuk orang
lain. Inilah kunci mengapa saya selalu bisa menghasilkan tulisan yang
fresh dan juga produktif.”
Poin pertama dan kedua di atas, dalam bahasa agama kita sebut sebagai
niat yang tulus ikhlas. Menulislah dengan ikhlas karena Allah.
20
3. Kejujuran
Jujurlah terhadap diri anda sendiri. Ini menjadi sumber yang sangat jernih
untuk menghasilkan tulisan dengan ketajaman emosi.
Vivi Jennifa dalam blog qureta. com menyatakan, "Jangan menulis tentang
nikmatnya cita rasa kopi, jika kau bahkan tak suka meminumnya. Jangan
menulis tentang bahagianya diguyur hujan, jika kau bahkan benci dibasahi
olehnya. Bahkan kau tak perlu menulis tentang politik dan pemerintah, jika
kau lebih suka nonton kartun daripada nonton berita, dan membaca koran".
4. Rasakan Apa yang Anda Tulis
Saat menulis, rasakan apa yang anda tulis. Perasaan anda membimbing
untuk terus menerus mengeluarkan kata-kata. Rasakan tulisan anda.
Jamil Azzaini menyampaikan pesan, "Tulislah dengan panca inderamu,
tulis apa yang kamu dengar, tulis apa yang kamu lihat, tulis apa yang kamu
rasa dan rasakan apa yang kamu tulis".
5. Ketahui "Who" dan "Do"
Definisikan untuk siapa anda menulis, dan hal apa yang anda harapkan
dilakukan oleh pembaca setelah membaca tulisan anda.
21
6. Perbanyak Membaca
Menulis dengan hati akan semakin bisa kita lakukan apabila banyak
membaca. Jangan malas membaca, itu akan memperkaya khazanah
pengetahuan kita.
22
Kata Penutup
Lenang Manggala
23
Sangat banyak alasan dan tujuan menulis. Anda tidak akan kekurangan
alasan dan tujuan menulis. “Katakan pada dirimu bahwa lebih baik kamu
mati daripada dilarang menuliskannya" ---Rainer Maria Rilke.
Kuncinya ada pada dirimu sendiri. “Mau jadi pengarang? Tak ada jalan lain
kecuali membaca membaca, membaca terutama karya para sastrawan
terkemuka dan menulis menulis menulis. Ikut workshop hanya penunjang,
begitu pula teori-teori itu, komunitas untuk mengingatkan tekad, saling
menyemangati, berbagi pengalaman. Tak seorangpun bisa menjadikan
dirimu sebagai penulis/pengarang kecuali dirimu sendiri” ---Helvy Tiana
Rosa.
Mengapa kita harus menulis? “Aku menulis puisi: karena kesedihan tidak
bisa menuliskan dirinya sendiri; karena petaka tidak bisa mengabarkan
gaduhnya sendiri” ---Lenang Manggala.
Dan, mengapa kita tetap menulis? “Mengapa saya menulis? Mungkin
karena saya ingin selalu mendekapmu erat lewat kata-kata” ---Helvy Tiana
Rosa.
24
Biodata Penulis
Pendidikan :
1. SD, SMP dan SMA Negeri di Karanganyar, Jawa Tengah
2. Fakultas Farmasi UGM
3. Pendidikan Profesi Apoteker UGM
4. Program Pendidikan Reguler Angkatan 45 (PPRA - XLV) Lembaga Ketahanan
Nasional (Lemhannas) RI tahun 2010
Pengalaman Organisasi :
1. Senat Mahasiswa Fakultas Farmasi UGM (1986/1987)
2. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Yogyakarta (1986/1988)
3. Unit Kegiatan Kerohanian Islam (UKKI) Jama'ah Shalahuddin UGM (1986/1989)
4. Yayasan Peningkatan dan Pengembangan Sumber Daya Umat (YP2SU)
5. Era Intermedia Author Club (ErAC)
6. Forum Lingkar Pena (FLP)
7. Jogja Family Center (JFC)
8. IKAL – XLV (Ikatan Alumni Lemhannas RI – 45)
Aktivitas :
1. Bapak Rumah Tangga
2. Senior Editor di Lembaga Penerbitan PT Era Adicitra Intermedia
3. Penulis buku
4. Konselor di Jogja Family Center (JFC) dan Rumah Keluarga Indonesia (RKI)
5. Trainer di Wonderful Family Institute
6. Pengelola Balai Belajar Masyarakat (BBM)
7. Pengasuh Pengajian PERMATA (Pernik-pernik Rumah Tangga)
Email : cahyadi.takariawan65@gmail.com
Blog :
1. www.keluarga.or.id
2. http://kompasiana.com/PakCah
25
Isteri : Ida Nur Laila
Anak-anak : 3 laki-laki dan 3 perempuan
Penghargaan :
26
Daftar Bacaan
AS. Haris Sumadiria, 2010, Jurnalistik Indonesia : Menulis Berita dan Feature,
Jakarta, Simbiosa Rekatama Media
Gorys Keraf, 2004, Diksi dan Gaya Bahasa, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama
Hasan Alwi dkk, 1998, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan RI, Jakarta
Herman RN, 2009, Konsep Bahasa Nasional dan Bahasa Negara, dalam : lidahtinta,
7/11/2009
R.S. Kurnia, 2007, Menulis Artikel Ilmiah Populer, dalam : Website Pelitaku,
19/11/2007
27