Anda di halaman 1dari 59

PENERAPAN SISTEM MANAJEMENT KESELAMATAN,

KESEHATAN KERJA, DAN LINGKUNGAN


(SMK3L)

Pendahuluan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PP No. 50
Tahun 2012) merupakan wujud pelaksanaan dari pasal 87 UU No. 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. SMK3 wajib dillaksanakan oleh
perusahaan yang memperkerjakan minimal 100 tenaga kerja atau
perusahaan yang memiliki tingkat potensi kecelakaan kerja yang lebih
tinggi akibat karakteristik proses.

Definisi SMK3
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah
bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam
rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif (PP No.50
Tahun 2012). Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah segala
kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja. Perusahaan atau organisasi yang akan ataupun telah
menerapkan SMK3 diharapkan dapat meningkatkan efektifitas
perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana, terukur,
terstruktur dan terintegrasi, kemudian dapat mencegah dan mengurangi
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan unsur
manajemen dan pekerja, dan juga perusahaan dapat menciptakan
tempat kerja yang aman, nyaman dan efisien untuk mendorong
produktivitas.
Tujuan SMK3
Tujuan Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja SMK3:

1. Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan


kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi;
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh,
dan/atau serikat pekerja/serikat buruh;
3. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk
mendorong produktivitas;
4. Memberikan image baik kepada perusahaan dari pandangan pihak
eksternal seperti masyarakat, pemerintah, klien dll;
5. Sebagai bentuk pemenuhan persyaratan bisnis dari pihak klien.

Manfaat Penerapan Sistem Manajemen K3


1. Perlindungan karyawan
Tujuan inti penerapan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja atau K3 adalah memberi perlindungan kepada
pekerja. Bagaimanapun, pekerja adalah asset perusahaan yang
harus dipelihara dan dijaga keselamatannya. Pengaruh positif
terbesar yang dapat diraih adalah mengurangi angka kecelakaan
kerja.
2. Mengurangi biaya
Dengan menerapkan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja atau K3, kita dapat mencegah terjadinya
kecelakaan, kerusakan atau sakit akibat kerja. Dengan demikian
kita tidak perlu mengeluarkan biaya yang ditimbulkan akibat
kejadian tesebut.Salah satu biaya yang dapat dikurangi dengan
penerapan sistem manajemen K3 adalah biaya premi asuransi.
3. Membuat sistem manajemen yang efektif
Salah satu bentuk nyata yang bisa kita lihat dari penerapan sistem
manajemen K3 adalah adanya prosedur terdokumentasi. Dengan
adanya prosedur, maka segala aktivitas dan kegiatan yang terjadi
akan terorganisir, terarah dan berada dalam koridor yang teratur.
Rekaman-rekaman sebagai bukti penerapan sistem disimpan
untuk memudahkan pembuktian dan identifikasi akar masalah
ketidak sesuaian.

Tahapan Penerapan Sistem Manajemen K3


Dalam menerapkan Sistem Manajemen K3 (SMK3) ada beberapa
tahapan yang harus dilakukan agar SMK3 tersebut menjadi efektif,
karena SMK3 mempunyai elemen- elemen atau
persyaratan-persyaratan tertentu yang harus dibangun didalam suatu
organisasi atau perusahaan. Sistem Manajemen K3 juga harus ditinjau
ulang dan ditingkatkan secara terus menerus didalam pelaksanaanya
untuk menjamin bahwa system itu dapat berperan dan berfungsi dengan
baik serat berkontribusi terhadap kemajuan perusahaan.

Penerapan Sistem Manajemen ini (SMK3) ada beberapa tahapan yang


harus dilakukan, meliputi:

1. Penetapan Kebijakan SMK3


2. Perencanaan K3
3. Pelaksanaan Rencana K3
4. Pemantauan & Evaluasi Kinerja K3
5. Peninjauan & Peningkatan kinerja SMK3

Penetapan Kebijakan K3
Pengusaha harus menyebarluaskan kebijakan K3 yang telah ditetapkan
kepada seluruh pekerja. Dalam penyusunan kebijakan K3, pengusaha
paling sedikit harus melakukan tinjauan awal kondisi K3 yang meliputi:

1. Identifikasi potensi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko


2. Perbandingan penerapan K3 dengan perusahaan dan sektor lain
yang lebih baik
3. Peninjauan sebab akibat kejadian yang membahayakan
4. Kompensasi dan gangguan serta hasil penilaian sebelumnya yang
berkaitan dengan keselamatan
5. Penilaian efisiensi dan efektivitas sumber daya yang disediakan
6. Memperhatikan peningkatan kinerja manajemen K3 secara terus
menerus
7. Memperhatikan masukan dari pekerja atau serikat pekerja

Kebijakan K3 paling sedikit harus memuat:

a. Visi;
b. Tujuan perusahaan;
c. Komitmen dan tekad melaksanakan kebijakan; dan
d. Kerangka dan program kerja yang mencangkup kegiatan
perushaaan secara menyeluruh yang bersifat umum dan/atau
operasional.

Perencanaan K3
Perencanaan K3 dimaksudkan untuk menghasilkan rencana K3.
Rencana K3 ini disusun dan ditetapkan oleh pengusaha dengan
mengacu pada kebijakan K3 yang telah ditetapkan. Dalam menyusun
rencana K3 harus melibatkan Ahli K3, Panitia Pembina K3, wakil
pekerja, dan pihak lain yang terkait di perusahaan.

Dalam penyusunan rencana K3, pengusaha harus mempertimbangkan:


1. Hasil penelaahan awal
2. Identifikasi potensi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko
3. Peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya
4. Sumber daya yang dimiliki

Rencana K3 paling sedikit memuat:

a. Tujuan dan sasaran


b. Skala prioritas
c. Upaya pengendalian bahaya
d. Penetapan sumber daya
e. Jangka waktu pelaksanaan
f. Indikator pencapaian
g. Sistem pertanggungjawaban

Pelaksanaan Rencana K3
Berdasarkan rencana K3 yang telah ditetapkan, dalam pelaksanaannya
pengusaha didukung oleh SDM di bidang K3, sarana dan prasarana.
SDM yang dimaksud harus memiliki:

a. Kompetensi kerja yang dibuktikan dengan sertifikat


b. Kewenangan di bidang K3 yang dibuktikan dengan ijin kerja
dan/atau surat penunjukan dari instansi yang berwenang

Sarana dan prasana yang dimaksud minimal harus terdiri:

a. Organisasi atau unit yang bertanggungjawab di bidang K3


b. Anggaran yang memadai
c. Prosedur operasi/kerja, informasi, dan pelaporan serta
pendokumentasian
d. Instruksi kerja
Syarat minimal kegiatan pelaksanaan rencana K3 harus meliputi:

a. Tindakan pengendalian
b. Perancangan dan rekayasa
c. Penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan
d. Prosedur dan instruksi kerja
e. Pembelian/pengadaan barang dan jasa
f. Produk akhir
g. Upaya menghadapi keadaan darurat kecelakaan dan bencana
industri serta rencana pemulihan keadaan darurat (dilaksanakan
berdasarkan potensi bahaya, investigasi, dan analisa kegiatan)

Pelaksanaan rencana K3 berdasarkan identifikasi bahaya, penilaian,


dan pengendalian risiko.

Pelaksaanaan kegiatan oleh pengusaha harus:

a. Menunjuk SDM yang berkompeten dan berwenang di bidang K3.


b. Melibatkan seluruh pekerja
c. Membuat petunjuk K3 yang harus dipatuhi oleh semua penghuni
perusahaan
d. Membuat prosedur informasi yang harus dikomunikasikan ke
semua pihak dalam perusahaan dan pihak luar yang terkait
e. Membuat prosedur pelaporan yang terdiri:
1. Terjadinya kecelakaan di tempat kerja
2. Ketidaksesuaian dengan peraturan perundang-undangan
dan/atau standar
3. Kinerja K3
f. Identifikasi sumber bahaya
g. Dokumen lain yang diwajibkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan
h. Mendokumentasikan seluruh kegiatan yang dilakukan terhadap:
1. Peraturan perundang-undangan dan standar di bidang K3
2. Indikator kinerja K3
3. Izin kerja
4. Hasil identifikasi, penilaian, dan pengendalian risiko
5. Kegiatan pelatihan K3
6. Kegiatan inspeksi, kalibrasi, dan pemeliharan
7. Catatan pemantauan data
8. Hasil pengkajian kecelakaan di tempat kerja dan tindak lanjut
9. Identifikasi produk terhadap komposisinya
10. Informasi pemasok dan kontraktor
11. Audit dan peninjauan ulang SMK3
12. Audit SMK3 adalah pemeriksaan secara sistematis dan
independen terhadap pemenuhan
13. kriteria yang telah ditetapkan untuk mengukur suatu hasil
kegiatan yang telah direncanakan dan dilaksanakan dalam
penerapan SMK3 di perusahaan.

Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3

Kegiatannya melalui pemeriksaan, pengujian, pengukuran, dan audit


internal SMK3 dilakukan oleh SDM yang kompeten, jika tidak memiliki
SDM yang kompeten dapat menggunakan jasa pihak lain. Hasil
pemantauan dan evaluasi kinerja K3 dilaporkan kepada pengusaha dan
digunakan untuk melakukan tindakan perbaikan yang dilakukan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan

Peninjauan dan Peningkatan Kinerja SMK3


Fungsinya untuk menjamin kesesuaian dan efektivitas penerapan SMK3
yang dilakukan terhadap kebijakan, perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan, dan evaluasi untuk melakukan perbaikan dan peningkatan
kinerja dalam hal:

1. Terjadi perubahan peraturan perundang-undangan


2. Adanya tuntutan dari pihak yang terkait dan pasar
3. Adanya perubahan produk dan kegiatan perusahaan
4. Terjadi perubahan struktur organisasi
5. Adanya perkembangan IPTEK, termasuk epidemiologi
6. Adanya hasil kajian kecelakaan di tempat kerja
7. Adanya pelaporan
8. Adanya masukan dari pekerja
METODE KERJA PEKERJAAN INTERIOR

Pasal 1

Pekerjaan Persiapan

Lingkup pekerjaan ini meliputi pengadaan gudang material,bedeng


pekerja,site office termasuklistrik kerja dan air kerja danpenyediaan
tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalampelaksanaan pekerjaan, sehingga dapat dicapai
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan dapatditerima.

1.1 Marking.

Sebelum dimulainya pelaksanaan konstruksi di lokasi proyek,


untuk menyamakan persepsiukuran-ukuran yang akan
dilaksanakan antara gambar perencanaan dengan
ukuransebenarnya di lokasi, perlu dilakukan marking oleh
kontraktor untuk penentuan ukuran-ukuran yang akan
dilaksanakan atas dasar kondisi sebenarnya di lokasi proyek. Hasil
markingtersebut harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK dan
Perencana.

Pasal 2

Pekerjaan Dinding Partisi

2.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan dinding partisi


gypsum, termasuk pemasanganrangka sesuai yang disebutkan /
ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk
KonsultanPengawas.

2.2. Persyaratan Bahan

a. Rangka : Rangka vertikal dari metal stuud uk. 50 mm.Rangka


horizontal atas dan bawah dari metal runner berbahan steel
galvanized, berupaprofil kanal C (C-Channal).b. Penutup partisi :
Digunakan Gypsum Board yang bermutu baik tebal = 12 mm.c.
Bahan penutup sambungan partisi : Compound, paper tape yang
berpori/berlubang danbergaris tengah, serta Corner Bead
berbahan metal, yaitu untuk penutup bagian sudutdinding partisi.d.
Bahan Insulasi Rockwool 2 cm dan 5 cm density 60kg/m3. Lokasi
sesuai gambar teknispelaksanaan.e. Untuk bahan partisi toilet dan
pintu, partisi toilet dari solid phenolic,termasuk bracket dananchor
joint,sesuai gambar dan spesifikasi.

2.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk


meneliti gambar-gambaryang ada dan kondisi di lapangan (ukuran
dan peil), termasuk mempelajari bentuk, polalay-out / penempatan,
cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai
gambar.Juga terlebih dahulu harus memeriksa untuk
dikoordinasikan dengan pekerjaan-pekerjaanyang terkait dengan
partisi gypsum, diantaranya adalah :- Pekerjaan Instalasi pada
dinding - Pekerjaan Kosen, dan lain sebagainya yang terkait dalam
terlaksananyapekerjaan ini.b. Gypsum board yang dipasang
adalah gypsum board yang telah dipilih dengan baik,bentuk dan
ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak,
gompal ataucacat-cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan
dari Konsultan Pengawas.c. Sebelum pemasangan metal runner,
dibuat tanda/marking terlebih dahulu di atas bidanglantai sesuai
gambar rencana dan diajukan untuk diperiksa terlebih dahulu oleh
KonsultanPengawas dan Perencana.d. Modul rangka vertikal besi
hollow adalah setiap berjarak per as = 60 cm. e. Rangka besi
hollow dan metal runner harus siku, tegak, kaku dan kuat, kecuali
biladinyatakan lain, misal : permukaan merupakan bidang miring
sesuai yang ditunjukkandalam gambar.f. Sambungan partisi
gypsum board diberi compound dengan sebelumnya diberi paper
tapekhusus gypsum. Setelah compound kering, diamplas sampai
rata dan garis sambungansetiap unit gypsum board hilang.

g. Bagian sudut partisi gypsum board yang tidak terlindung oleh


material lain, diberi corner bead dan dicompound dan diamplas
dengan baik.h. Setelah panel gypsum board terpasang, bidang
permukaan partisi harus rata, lurus dansiku, dan antara unit-unit
gypsum board tidak terlihat bergelombang dan sambungan.Kecuali
bila dinyatakan lain, misal : permukaan merupakan bidang miring
ataumelengkung sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.

Pasal 3Pekerjaan Panel

3.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan panel kayu /plywood


veneer dan panel MDFpada partisi gypsum dan
plafon/ceiling/langit-langit, juga panel back-dropped sesuai
yangdisebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas/MK.

3.2. Persyaratan Bahan

a. Bahan panel yang dipergunakan pada partisi adalah :

Frame decoratif : bahan MDF dengan lapisan metal sheet tebal 0,3
cm,dipasangSesuai spesifikasi teknis.

Panel dinding Weaving, dengan framing plat metal setebal 0,3 cm.

Dinding metal tebal 3 mm, sesuai spesifikasi teknis.


3.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Alas/backing/dasar untuk dipasangi panel, baik partisi maupun


plafon/ceiling, harusmerupakan permukaan yang bersih dan rata.b.
Bahan plywood veneer harus dipilih motif yang rata-rata sama dan
tidak ada cacat sertabebas dari mata kayu.c. Panel kayu/plywood
adalah di-finish dengan melamic, sedangkan panel MDF
di-finishwall cover (lihat pasal wall cover).d. Panel kayu/plywood
setelah selesai di-finish, diberi perlindungan agar tidak
rusak/cacatoleh pekerjaan lainnya.

Pasal 4

Pekerjaan Wall Cover

4.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan wall cover pada


bidang partisi, panel danplafon/ceiling sesuai yang disebutkan /
ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjukKonsultan
Pengawas/MK.

4.2. Persyaratan Bahan

Bahan sesuai dengan sesuai yang disebutkan/ditunjukkan dalam


gambar atau sesuai petunjukKonsultan Pengawas/MK.

4.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Pada permukaan dinding yang akan dilapisi wall covering,


permukaannya harus rata,kering dan bersih (bebas debu dan
kotoran lainnya).b. Harus mengikuti aturan / persyaratan pabrik
dalam mencampur dan menggunakan bahanpelapis dan perekat.c.
Sebelum pemotongan pola dan warna harus diperiksa dan
dicocokkan dengan contohyang telah disetujui Konsultan
Pengawas/MK dan Perencana.d. Semua bagian wall cover,
terutama pada bagian tepi dan antar sambungan vertikaldengan
wall cover selanjutnya, terpasang sama rekat dan hasilnya tidak
bergelembung.

Pasal 5

Pekerjaan Screeding

5.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini dilakukan meliputi area seluruh lantai beton yang


tidak rata/level dan sebagaidasar untuk pemasangan finishing
lantai,sesuai yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambaratau
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/MK.

5.2. Persyaratan Bahan

Semen Portland (PC) yang bermutu I dan dari satu produk. Pasir
bermutu baik dan airpencampur/pelarut/pengencer yang disetujui
oleh Konsultan Pengawas/MK.

5.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Screeding lantai dilakukan bila dasar lantai yang merupakan


beton plat lantai, dibersihkandari segala bongkaran, kotoran, debu
dan bebas dari pengaruh pekerjaan yang lain.b. Bahan screeding
merupakan campuran dari bahan PC dan pasir dan dilarutkan
denganair.c. Tebal screeding disesuaikan dengan finishing pelapis
lantai yang ditunjukkan oleh gambarrencana. Dan tergantung dari
toleransi kerataan keseluruhan lantai beton.d. Sebelum dilakukan
screeding, alas/dasar lantai harus dibersihkan dengan air bersih.
Setelah dibersihkan, lalu disiram dengan cairan air semen
maksimum ditunggu selama 20menit, setelah itu baru dilakukan
pekerjaan screeding.e. Untuk pemasangan bahan-bahan finishing
lantai dapat dilakukan setelah screeding benar-benar kering atau
setelah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
Pasal 6

Pekerjaan FinishingLantai6.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini dilakukan meliputi area seluruh lantai dengan


bahan,homogeneoustile,vynil,epoxy dan semen expose sesuai
yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas/MK.

6.2. Persyaratan Bahan

Pekerjaan ini dilakukan meliputi area seluruh lantai karpet tile


sesuai yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar atau sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas/MK.

6.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Pelaksana harus meneliti keadaan permukaan lantai sebelum


pekerjaan dimulai.b. Permukaan lantai harus dalam keadaan
kering, rata, bersih dan bebas dari cacatc. Bahan bahan yang
digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih
dahuluharus diserahkan contoh- contohnya kepada konsultan
pengawas untuk mendapatkanpersetujuan.d. Permukaan dasar
lantai (leveling screed) harus cukup halus, rata dan datar. e. Tinggi
leveling screeding harus disesuaikan dgn tebal material finishing
lantai.f. Awal pemasangan dan sisa buangan harus mengikuti
gambar kerja dan dikoordinasikanuntuk disetujui oleh konsultan
pengawas/MK.g. Hasil pemasangan harus rata, tidak
menggelembung dan bebas noda akibat pekerjaanlain.
Sambungan-sambungan yang terjadi harus rapi.h. Setelah
pemasangan, seluruh lantai finishing harus dibersihkan dengan
dan siapuntuk dipakai. Apabila masih ada pekerjaan lain di lokasi
yang sudah dipasang, harusdiberi pelindung/proteksi agar tidak
rusak dan kotor.

Pasal 7
Pekerjaan Marmer

7.1 Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan,


peralatan dan alat-alat bantulainnya yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasilpekerjaan
yang bermutu baik.b. Pekerjaan pedestal marmer termasuk meja
vanity marmer serta seluruh peralatan bantu yang digunakan.
Pekerjaan marmer ini dilakukan meliputi seluruh detail yang
disebutkan / ditunjukkan dalam gambar.

7.2 Persyaratan Bahan

a. Bahan marmer disesuaikan dengan spesifikasi teknis dari


pemberi tugas.b. Bahan untuk marmer yang digunakan tebal
minimum 20 mm.c. Bahan pengisi siar Liticrete 3701 dan Laticrete
seri 500.d. Warna akan ditentukan kemudian atau seperti yg
ditunjukkan pada detail gambar, sesuaidengan spesifikasi.e.
Kesemua bahan di atas harus disetujui oleh Konsultan Pengawas,
Perencana dan Pemberi Tugas.

7.3 Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum


dipasang terlebih dahuluharus diserahkan contoh-contohnya
kepada Konsultan Pengawas untukmendapatkanpersetujuan.b.
Alas dari pasangan pedestal adalah dinding bata yang
permukaannya telah diratakan, danmultiplex 18mm untuk meja
vanity wastafel. Adapun dasar pemasangan marmermerupakan
plesteran atau multiplex yang rata dan tegak. c. Bahan dipasang
dengan adukan pengikat atau perekat (sealant atau epoxy)
sesuaidengan syarat tersebut diatas. Pemasangan adukan
pengikat dan perekat ini harusmencakup seluruh permukaan
pasangan secara merata tanpa ada bagian yang berongga.d.
Bahan harus bebas dari segala cacat dan berstruktur padat dan
halus pada setiappermukaan yang exposed dan siku sisi-sisinya.e.
Pemotongan dari unit-unit bahan harus menggunakan alat potong
khusus (mesinpemotong elektrik) sesuai ketentuan dari pabrik.f.
Sebelum dilakukan pemasangan, unit-unit dari bahan harus
dibeberkan terlebih dahulusupaya marmer dapat disusun
sedemikian rupa sehingga pola / warna teratur.g. Jarak antara
masing-masing unitnya, diisi dengan bahan grouting yang telah
disyaratkan. Hasil pemasangan harus sama dan membentuk
garis-garis yang lurus dan sejajar, padaperpotongan siar-siarnya
harus saling berpotongan tegak lurus sesamanya.h. Bidang
permukaan pasangan harus rata, semua unit-unitnya terpasang
kuat (tidakgoyang), sisi-sisi dan sudutnya utuh (tanpa cacat, retak
dan gompal).i. Sesudah pemasangan selesai, permukaan lantai
harus dibersihkan dan dipolish denganmesin wash / polish. j.
Lantai yang telah dipasang harus dihindarkan dari sentuhan /
benturan, selama 2x24 jamdan untuk seterusnya dilindungi dari
kemungkinan cacat akibat pekerjaan lain.

Pasal 8

Pekerjaan Pintu/Jendela Kayu

8.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan pembuatan kusen kayu dan daun pintu/jendela meliputi


seluruh detail yangdinyatakan / ditunjukkan dalam gambar.

8.2 Persyaratan Bahan

a. Bahan kusen dan pintu akan mengikuti spesifikasi material dari


pihak Perencana.b. Ukuran finish kusen sesuai detail gambar. c.
Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan
permukaan rata, bebas daricacat seperti retak-retak, mata kayu
dan cacat lainnya.d. Kesemua bahan di atas harus disetujui oleh
Konsultan Pengawas/MK, Perencana dan Pemberi Tugas. e.
Accessories daun pintu/jendela lihat di pasal pekerjaan Hardware.
8.3 Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk


meneliti gambar-gambaryang ada dan kondisi di lapangan (ukuran
dan lubang-lubang), termasuk mempelajaribentuk, pola, layout /
penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail
sesuaigambar. b. Sebelum pemasangan, penimbunan kayu di
tempat pekerjaan harus ditempatkan padaruang / tempat dengan
sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung
danterlindung dari kerusakan dan kelembaban.c. Harus
diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos,
baut, angker-angkerdan penguat lain yang diperlukan hingga
terjamin kekuatannya dengan memperhatikan /menjaga kerapihan
terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada
lubang-lubangatau cacat bekas penyetelan.d. Semua kayu tampak
harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama lain
sisi-sisinya dan dilapangan sudah dalam keadaan siap untuk
penyetelan / pemasangan,kecuali bila ditentukan lain.e. Semua
ukuran harus sesuai ukuran gambar dan merupakan ukuran jadi.
Pemotongan danpembuatan profil kayu dilakukan dengan mesin di
luar tempat pekerjaan / pemasangan.f. Kusen yang terpasang
harus sesuai petunjuk gambar dan diperhatikan ukuran, bentuk
profil, type kusen dan arah pembukaan pintu / jendela.g. Detail
kusen dan sambungan dengan material lain harus disesuaikan
dengan type pintu / jendela yang akan terpasang. h. Pembuatan
dan penyetelan / pemasangan kusen-kusen harus lurus dan siku,
sehinggamekanisme pembukaan pintu / jendela bekerja dengan
sempurna.i. Kusen tidak diperkenankan dipulas dengan cat, vernis,
meni atau finishing lainnya sebelum diperiksa dan diteliti oleh
Konsultan Pengawas/MK.

Pasal 9

Pekerjaan Pengecatan Dinding & Plafon


9.1 Lingkup Pekerjaan.

Definisi pekerjaan cat adalah semua pelapisan permukaan pada


berbagai material untukmaksud-maksud perlindungan, pemberian
warna, pemberian teksture.Penggunaan : 1. Untuk Interior
(Permukaan dinding, kolom-kolom, atau sesuai petunjuk pada
gambarkerja).2. Untuk Plafond dan dinding yg sudah diplester/aci
halus, yang ditunjukkan dalam gambarkerja.

9.2 Persyaratan Bahan.

Bahan yang digunakan adalah cat Emusion Paint water base.

Tipe atau jenis yang dipilih ditentukan kemudian atau yang sudah
ditunjukkan padagambar kerja.

Standard dari bahan prosedur cat ditentukan pabrik pembuat cat


dan kontraktortidak dibenarkan merubah standar dengan jalan
mencampur dan mencairkan yang tidaksesuaidengan instruksi
pabrik atau tanpa ijin dari Konsultan Pengawas.

9.3 Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat


baja tipis dan lapisanplamur dibuat setipis mungkin sampai
membentuk bidang yang rata.b. Sesudah plamur kering, diamplas,
kemudian dibersihkan dengan bulu ayam sampai bersihbetul.
Selanjutnya dinding dicat dengan menggunakan Roller.c. Lapisan
pengecatan dinding dalam terdiri-dari 3 (tiga) lapis dengan
kekentalan catsebagai berikut :- Lapisan I encer yaitu dengan
tambahan 20% air bersih. - Lapisan II dan III kental yaitu dengan
tambahan 10% air bersih’
d. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding dan plafond
merupakan bidang utuh, rata,licin, tidak ada bagian yang belang
dan bidang dinding dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.e.
Untuk pengecatan plafond,terdiri dari satu lapis primer dan
minimum dua lapis cat finish,dilaksanakan sesuai spesifikasi
teknis.f. Setelah pekerjaan pengecatan plafond ceiling selesai,
semua komponen/armatur tesebut harus bersih dari hasil
pekerjaan pengecatan. Komponen/armatur tersebut adalah :
rangkaplafond (main tee dan cross tee), komponen fire fighting
(sprinkler, smoke detector, dsb),armatur penerangan/lighting,
grill/diffuser AC, komponen indoor antenna, dsb.

Pasal 10

Pekerjaan Finishing Melamic

10.1 Lingkup Pekerjaan.

Digunakan pada semua finishing kayu pintu/jendela, panel-panel


atau pada bagian-bagiansesuai yang ditunjukkan pada gambar
kerja untuk pelaksanaan.

10.2 Persyaratan Bahan

.a. Wood Filler, Stain, Base Coat dan Top Coat : ex IMPRA atau
produk lain yang setara.b. Thinner dengan kualitas no. 1c. Warna
dari melamic adalah ditentukan dalam Tabel/Skema Material yang
ditunjukkanoleh Perencana.d. Kontraktor wajib membuat
contoh/sample melamic di atas material yang akan dipakaidalam
proyek ini dan diajukan dan disetujui Konsultan Pengawas/MK,
Perencana danPemberi Tugas.

10.3 Syarat-syarat Pelaksanaan

.a. Melamic harus dilaksanakan oleh tenaga-tenaga yang trampil


dalam pekerjaan ini danpekerjaan ini harus dipimpin oleh seorang
mandor yang betul-betul ahli danberpengalaman.b. Sebelum
pekerjaan finishing mellamic / polyurethane dimulai harus
dipastikan bahwatersedia ventilasi / sirkulasi udara bersih dalam
ruangan yang akan dicat.c. Permukaan kayu yang retak-retak,
lubang-lubang atau bercelah harus digosok dengan amplas kayu,
dicat dasar di dempul kemudian diamplas kembali sehingga
benar-benarhalus permukaannya.d. Permukaan plywood dengan
bahan veneer sebaiknya diamplas secukupnya agar seratkayu
pada lembaran veneer tidak habis dan serat masih terlihat baik.e.
Setiap lubang paku dan lubang-lubang atau cacat-cacat lainnya
harus didempul.f. Semua permukaan kayu/plywood yang hendak
di-melamic dibersihkan dari debu minyakdan kotoran yang
mungkin melekat disitu.g. Apabila seluruh permukaan
kayu/plywood sudah licin, pori-pori kayu harus ditutup denganwood
filler secukupnya dengan menggunakan kape, sampai pori-pori
tertutup sempurna.h. Permukaan kayu/plywood yang telah
diplamur dengan wood filler tersebut, setelah keringdihaluskan
dengan amplas duco yang halus, kemudian debu bekas amplas
tersebutdibersihkan.l. Setelah bersih permukaan kayu/plywood
diberi Stain (pewarna), dengan menggunakan Spray gun atau
kuas, dan diratakan dengan kain bal setelah kurang lebih 30
detikmengering. Warna akan ditentukan kemudian oleh perencana.
j. Setelah itu diberi Base Coat/Cat Dasar atau sanding sealer.
Dibutuhkan minimal 2 lapis catdasar setiap lapisan, dan setiap
lapisan harus diamplas sempurna sehingga diperolehpermukaan
yang halus dan rata.k. Lapis pertama Top-Coat/Cat diulaskan
dengan rata sampai sempurna dan diamplas sempurna, kemudian
ulaskan top coat lapis ke 2 dan yang terakhir lapis 3 adalah
lapisanfinished tidak perlu diamplas.l. Hasil pekerjaan melamic ini
harus merupakan suatu hasil pekerjaan yang rata dan
jelasmenunjukkan serat kayunya serta tidak cacat.m.Setelah
pekerjaan melamic kayu selesai harus dijaga terhadap
kemungkinan kerusakanterkena benda lain atau noda-noda dan
sebagainya.

Pasal 11
Pekerjaan Kaca & Cermin

11.1 Lingkup Pekerjaan.

Lingkup penggunaan bahan yang dimaksud untuk pelaksanaan


sesuai dengan rincian pekerjaanseperti yang tercantum pada
gambar kerja untuk konstruksi dan dengan tata cara
penangananpekerjaan seperti tersebut pada persyaratan teknis
pelaksanaan dokumen teknis

11.2 Persyaratan Bahan.

Bahan yang dipakai adalah : - Kaca lembaran bening (Clear Float


Glass) - Kaca tempered (Tempered Glass) - Kaca cermin. - Kaca
adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih, mempunyai
ketebalan yang sama dalam satulembarnya, mempunyai sifat
tembus cahaya.- Khusus untuk kaca lembaran bening (clear float
glass) adalah kaca yang dihasilkan dengan prosestarik, kemudian
dipotong menjadi lembaran dengan ukuran tertentu. Kedua
permukaan rata licin danbening.- Produksi ex lokal PT. MULIA
GLASS atau produk yang setara.

11.3 Syarat-syarat Pelaksanaan

.1. Untuk cermin, sesuai dengan gambar rencana. Menggunakan


bahan perekat khusus (3 m double active achesive) dan
dilaksanakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman. 2. Hasil
pemasangan kaca harus dalam alur rangkanya rapat, kuat / tidak
goyang dan dijaminkerapihannya.3. Pertemuan atau sambungan
setiap unit kaca, memakai silicone sealant dengan warna
ditentukan kemudian. Atau warna tsb. diajukan terlebih dulu ke
Konsultan Pengawas/MK,Perencana dan Pemberi Tugas.4. Pada
pemasangan dinding kaca tanpa kusen atau frameless, bagian tepi
menggunakan profilbesi galvanized atau aluminium profil U ukuran
lebih besar dari tebal kaca tsb. Ditanam pada bagiankonstruksi,
dan jarak atau gap yang terjadi antara metal profil U dengan kaca,
diberi silicone sealantwarna putih atau bening.5. Hasil
pemasangan kaca (khususnya kaca bening/clear) yang sudah
selesai dan sudah diterimaoleh Konsultan Pengawas/MK diberi
tanda agar tidak tertabrak oleh pekerja atau orang lain

Pasal 12

Pekerjaan Hardware

12.1 Lingkup Pekerjaan.

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan yang berhubungan dengan


semua daun pintu/jendela danfurniture yang akan dipasang dalam
proyek ini dan ditunjukkan dalam table/door scheduleserta gambar
kerja untuk konstruksi.

12.2 Persyaratan Bahan.

Bahan , type dan merk yang digunakan pada proyek ini


ditunjukkan oleh Tabel atau Door Schedule. Semua hardware yang
akan digunakan harus diajukan dulu dan
dimintakanpersetujuannya ke Konsultan Pengawas/MK,
Perencana dan Pemberi Tugas.

12.3 Syarat-syarat Pelaksanaan

.a. TenagaPekerjaan ini harus dilakukan / dikerjakan oleh


tenaga-tenaga ahli yang betul-betul berpengalaman dan
menguasai teknologi pemasangan, serta mempunyai keahlian
khususdalam pekerjaannya.

b. Pelaksanaan 1. Hardware harus terpasang dengan baik,


sempurna, kokoh dan siku, sesuai dengan yangdipersyaratkan dan
disetujui Konsultan Pengawas. Termasuk pemasangan kunci
danalat-alat bantu yang digunakannya2. Beberapa hal yang harus
dihindarkan dalam pemasangan lock case yaitu : jangan
memasangspindle dengan cara dipukul dengan palu, jika lubang
dead bolt tidak pas, jangan ditekansecara paksa, jangan
melubangi lock case dan jangan memberi beban berlebih pada
handelpintu.3. Seluruh pemasangan Hardware dilaksanakan di
lokasi pekerjaan, denganmempergunakan peralatan lengkap
sesuai untuk pekerjaan tersebut.4. Semua sistem mekanis dari
Hardware harus dapat bekerja dengan baik dansempurna.5.
Kontraktor harus menjaga pekerjaan Hardware yang sudah selesai
dilaksanakan, sehinggaterhindar dari kejadian-kejadian yang bisa
menimbulkan kerusakan.6. Hasil pekerjaan pemasangan Hardware
harus dapat berfungsi dengan sempurna dan tidak cacat.

Pasal 13

Pekerjaan Plafond Gypsum Board dan Acoustic Ceiling

13.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan plafond gypsum


board termasuk pemasangan rangkanyadan plafond
acoustic,termasuk alluminium W angle,penggangtung,rangka dan
semua asesoris, sesuaiyang disebutkan / ditunjukkan dalam
gambar dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/MK.

13.2 Persyaratan Bahan

a. Rangka : Rangka dari besi hollow galvanis 4 x 4 cm/ 2 x 4 cm,


tebal pelat besi hollow minimal 0,35 mm.b. Penutup langit-langit :
Digunakan Gypsum Board yang bermutu baik produk Jaya
Plasterboard atau produk lain yangsetara, tebal = 9mm. Dengan
beberapa variasi :- Ceiling kayu dari MDF tebal 10 mm- Ceiling
Cnc metal- Ceiling metal tebal 3 mm dengan list alluminium
W-angle- Cove lighting dengan drop ceiling MDF tebal
10mm.Lokasi sesuai dengan gambar teknis pelaksanaan.c. Bahan
penutup sambungan plafond : Compound atau bahan plester ex
UB400 atau produklain yg setara. Dan paper tape yang
berpori/berlubang dan bergaris tengah.d. Kesemua bahan di atas
harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK, Perencana dan
Pemberi Tugas.

13.3 Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk


meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran
dan peil), termasuk mempelajari bentuk, pola lay-out /penempatan,
cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.b.
Gypsum board yang dipasang adalah gypsum board yang telah
dipilih dengan baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit sama,
tidak ada bagian yang retak, gompal atau cacat-cacat lainnya dan
telah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas/MK.c.
Pemasangan rangka plafond besi hollow disesuaikan dengan
kondisi ruangan dan dengan polayang ditunjukkan / disebutkan
dalam gambar dengan memperhatikan modul pemasangan
penutuplangit-langit yang dipasangnyad. Modul rangka besi hollow
adalah 600 x 1200 mm e. Rangka penggantung bisa
menggunakan besi hollow 2x4 cm, konstruksi ke pelat dak beton
difisher dan sekrup atau dengan paku tembak-dyna bolt.f. Bidang
pemasangan bagian rangka langit-langit harus rata, tidak
cembung, kaku dan kuat,kecuali bila dinyatakan lain, misal :
permukaan merupakan bidang miring / tegak sesuai
yangditunjukkan dalam gambar.

Kerja tim yang hebat membuat impian menjadi kenyataan! Sebuah


studi terkait menunjukkan bahwa kolaborasi yang lancar dan
pengakuan obyektif atas pencapaian kelompok kerja meningkatkan
keuntungan sebesar 29% . Industri konstruksi, seperti industri
lainnya, tidak terkecuali. Membangun struktur tim yang efektif
membutuhkan upaya gabungan dari semua orang yang terlibat
dalam usaha – mulai dari eksekutif tingkat C hingga arsitek,
insinyur, dan pekerja konstruksi. Meskipun tidak ada rumus yang
bisa digunakan untuk semua struktur tim proyek konstruksi yang
sukses , memahami berbagai peran dan tanggung jawab yang
membentuk sebuah tim sangat penting untuk kelancaran alur kerja
.
Sebuah perusahaan mungkin mempekerjakan spesialis yang
terdepan, berinvestasi dalam teknologi canggih, dan memiliki
peralatan paling mutakhir. Namun, sumber daya ini akan terbuang
percuma tanpa tim proyek konstruksi yang terorganisir dengan
baik.

Mari kita jelajahi peran dan posisi inti yang menentukan kekhasan
pekerjaan masing-masing.

Struktur Tim Proyek Konstruksi: Fungsi Inti Ditetapkan

Infografis struktur tim proyek konstruksi

Seperti halnya tim mana pun, struktur tim proyek konstruksi


mengikuti prinsip umum dengan peran dan tanggung jawab yang
jelas. Para pemain kunci yang mendefinisikan rantai komando
bertanggung jawab atas komunikasi eksternal, pelaporan
keuangan, dan pengendalian kualitas. Yang lain mempunyai peran
yang lebih saling bergantung sebagai bagian dari tim proyek.

Terlepas dari bidangnya, tim harus mencakup eksekutif tingkat C,


eksekutif proyek, dan manajer proyek konstruksi. Ketiga individu ini
membentuk landasan manajemen konstruksi yang efektif.

Sebagai aturan umum, tim proyek juga harus mencakup para


profesional yang mengelola alur kerja internal. Para profesional ini
harus berpengetahuan luas, terorganisir, dan memiliki keterampilan
komunikasi yang baik.
Terlepas dari fungsi inti, kru konstruksi dapat mencakup arsitek,
perancang, insinyur, dan surveyor kualitas, karena orang-orang ini
akan bertanggung jawab atas aspek teknis proyek.

Jadi, apa gambaran umum bagan organisasi proyek pada


umumnya, dan bagaimana setiap anggota tim berkomunikasi satu
sama lain?

Mari gali lebih dalam untuk menjelajah!

Eksekutif Tingkat C dalam Proyek Konstruksi

Kantor eksekutif konstruksi tingkat C

Dalam bagan organisasi yang menguraikan hierarki tim, eksekutif


tingkat C berada di posisi teratas. Eksekutif tingkat C bertanggung
jawab untuk menetapkan tujuan dan strategi proyek secara
keseluruhan, serta menentukan anggaran dan jadwal.

Sebagai pengambil keputusan yang paling berpengaruh dan


bertanggung jawab atas gambaran yang lebih besar, eksekutif
tingkat C bertanggung jawab untuk membuat keputusan bisnis
strategis yang akan membentuk masa depan organisasi.

Ada beberapa posisi level C yang bervariasi antar industri, namun


yang paling umum adalah CEO, CFO, COO, dan CMO. Berikut
penjelasan singkat masing-masing posisi:
CEO (Chief Executive Officer) mengawasi operasi bisnis, dan
eksekutif tingkat C lainnya melapor kepada mereka. CEO
bertanggung jawab untuk menetapkan arah dan tujuan organisasi
secara keseluruhan. Bertindak sebagai wajah publik perusahaan,
CEO sering kali juga mengelola perhatian media dan hubungan
investor.

CFO (Chief Financial Officer) bertanggung jawab mengelola


sumber daya keuangan, menyiapkan laporan keuangan
perusahaan, dan mengawasi aktivitas keuangan. Mereka
mengelola penganggaran jangka panjang dengan menerapkan
analisis risiko dan strategi pengendalian biaya.

COO (Chief Operating Officer) mengawasi kegiatan operasional,


termasuk manajemen dan logistik sehari-hari. Mereka menjalankan
strategi dan kebijakan yang ditetapkan oleh CEO, serta mengatur
operasi, perencanaan, dan pelaksanaan yang efisien dalam
pengaturan tim proyek.

CMO (Chief Marketing Officer) bekerja untuk meningkatkan


kehadiran sosial perusahaan dan membangun reputasinya di
pasar digital. Kampanye penargetan, iklan, dan pendekatan
pemasaran digital lainnya membantu menyampaikan pesan
perusahaan kepada khalayak yang lebih luas.

Dengan bekerja sama, para eksekutif tingkat C membentuk rantai


komando dan menjaga tim tetap berjalan sesuai rencana.

Keterampilan Lunak untuk Eksekutif Tingkat C

Eksekutif tingkat C harus memiliki soft skill dalam peran


kepemimpinan untuk mencapai hasil terbaik. Berikut adalah
beberapa keterampilan penting untuk dikembangkan:

Fokus pada orang: Sebagai pemimpin, eksekutif tingkat C


membangun hubungan dan kepercayaan dengan tim mereka.
Kepemimpinan: Mereka mampu memimpin tim dan menginspirasi
mereka untuk bekerja sebagai satu kesatuan demi tujuan bersama.

Pemikiran strategis: Eksekutif tingkat C mampu menganalisis


situasi dan mengembangkan solusi praktis.

Pengambilan keputusan: Pemimpin membuat keputusan dengan


cepat, akurat dan percaya diri untuk memaksimalkan produktivitas
tim.

Perilaku yang berpusat pada digital: Dengan berkembangnya


dunia digital dengan pesat, para eksekutif tingkat C harus selalu
mengikuti perkembangan teknologi terkini untuk memastikan
kesuksesan perusahaan mereka.

Komunikasi: Eksekutif tingkat C perlu berkomunikasi dengan tim


mereka dan pemangku kepentingan eksternal untuk memastikan
semua orang memiliki pemikiran yang sama.

Eksekutif Proyek: Manajer Proyek Senior

Tingkat hierarki tim proyek konstruksi berikutnya adalah milik


eksekutif proyek alias manajer proyek senior. Ini adalah posisi
non-C-level tertinggi yang bertanggung jawab atas manajemen
proyek konstruksi tingkat makro .

Manajer proyek senior menjaga kontak lebih dekat dengan klien


dan mengawasi aktivitas proyek sehari-hari. Posisi mereka
terutama melibatkan bekerja dari kantor dan mengunjungi lokasi
konstruksi dari waktu ke waktu. Untuk proyek yang lebih panjang
dan kompleks, manajer proyek di lokasi memastikan pelaksanaan
yang tepat.

Perangkat lunak pembangun gratis untuk manajemen proyek


konstruksi
Meskipun perbandingan manajer proyek konstruksi vs. manajer
proyek adalah topik hangat di industri, beberapa perusahaan lebih
memilih mempekerjakan individu dengan keterampilan dan
pengalaman konstruksi yang luas untuk melaksanakan proyek
mereka. Namun, biasanya dibutuhkan lebih dari 15-20 tahun
pengalaman bekerja sebagai manajer proyek untuk mendapatkan
label “Senior”.

Berikut ini ikhtisar singkat tentang tanggung jawab utama seorang


PM Senior:

Memperhatikan jadwal dan anggaran: PM senior mengawasi


kepatuhan proyek terhadap perkiraan waktu dan biaya.

Menyusun laporan: PM senior memantau kemajuan keseluruhan


dan mendokumentasikan perubahan pada lingkup pekerjaan awal.

Mengawasi kepatuhan terhadap spesifikasi: Manajer proyek


konstruksi senior diharuskan menguji, memeriksa, dan memastikan
kepatuhan kualitas terhadap langkah-langkah yang ditetapkan.

Meningkatkan kerja tim: Memulai dan memantau kolaborasi,


pertemuan, dan keteguhan protokol.

Berkolaborasi dengan pengawas dan mandor: Tugas seorang PM


Senior meliputi perencanaan, pengorganisasian, dan mengarahkan
kegiatan terkait proyek konstruksi.

Tugas seorang PM Senior juga mencakup mengelola dan melatih


bawahan. Mereka adalah pemain kunci dalam struktur tim proyek
konstruksi, memastikan komunikasi yang baik antara berbagai
lokasi proyek dan memfasilitasi pertukaran informasi antara
anggota tim dan pemangku kepentingan.
Keterampilan Lunak & Keras untuk Manajer Proyek Senior

Manajer proyek senior memiliki serangkaian keterampilan yang


meliputi:

Pola pikir berbasis teknologi: Sebagai manajer proyek senior, Anda


harus memiliki pemahaman yang baik tentang alat manajemen
proyek tingkat lanjut untuk konstruksi . Ini adalah keterampilan
untuk membantu Anda menerapkan alur kerja digital dan menjadi
lebih efisien.

Kepemimpinan: PM Senior harus mampu memimpin timnya dan


memastikan semua orang menghormati kontribusi profesional
setiap anggota.

Pemecahan masalah: Manajer proyek senior harus mampu


dengan cepat mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang
muncul selama proses konstruksi.

Pengetahuan arsitektur dan teknik: Memiliki pemahaman yang kuat


tentang prinsip-prinsip arsitektur dan teknik membantu PM Senior
mengoordinasikan tim untuk pemecahan masalah dengan cepat
tanpa bantuan eksternal.

Arsitek

Arsitek konstruksi

Meskipun arsitek umumnya tidak terlibat dalam pekerjaan


konstruksi, mereka adalah bagian penting dari tim konstruksi.
Arsitek terutama bertanggung jawab untuk merancang proyek dan
menjaganya agar sesuai dengan kebutuhan klien.

Perusahaan konstruksi mempekerjakan arsitek untuk mengerjakan


proyek tertentu, sering kali pada awal perencanaan. Memahami
kebutuhan dan harapan klien, arsitek bekerja dengan tim desain
untuk menciptakan desain dan tata letak yang memenuhi
persyaratan yang ditetapkan.

Arsitek harus memiliki portofolio pengalaman profesional yang luas


agar memenuhi syarat untuk bekerja di perusahaan konstruksi.

Seorang arsitek harus mencentang semua kotak di bawah ini


dalam hal pengetahuan dan pengalaman:

Fungsionalitas: Arsitek bertanggung jawab untuk


mempertimbangkan bangunan masa depan yang sesuai dengan
kebutuhan klien, memungkinkan penggunaan ruang secara optimal
dan nyaman.

Keandalan dan keamanan: Bangunan masa depan harus


memenuhi semua persyaratan dan peraturan keselamatan.

Keberlanjutan: Karena bangunan mengonsumsi banyak energi,


arsitek harus mempertimbangkan dan merancang struktur
seefisien mungkin.

Estetika: Pola pikir kreatif dan perhatian terhadap detail sangat


penting dalam merancang bangunan yang estetis.

Soft Skill untuk Arsitek

Sebagai seorang arsitek konstruksi, Anda harus menjadi:

Pemikir kreatif: Arsitek harus mampu memunculkan ide-ide inventif


yang memenuhi permintaan klien.
Terorganisir dan berorientasi pada detail: Untuk memastikan
keberhasilan proyek, arsitek harus memperhatikan detail dan
menjaga tim tetap terorganisir.

Komunikator yang kuat: Arsitek harus mampu mengkomunikasikan


ide-idenya dengan jelas kepada semua orang yang terlibat dalam
proyek.

Pemain tim: Sebagai sebuah tim, arsitek harus mampu bekerja


sama dengan spesialis lainnya. Hal ini memberi mereka
pemahaman yang lebih baik tentang pembuatan bangunan yang
memenuhi kebutuhan klien.

Manajer proyek konstruksi

tampilan lokasi konstruksi

Meskipun manajer proyek konstruksi tidak memiliki kata “Senior”


dalam jabatannya, mereka tetap merupakan bagian integral dari
proses tersebut.

Manajer proyek pada akhirnya bertanggung jawab atas


keberhasilan proyek dari awal hingga akhir. Mereka
mengoordinasikan seluruh anggota tim, mengelola perkiraan
anggaran, memantau pembelian bahan-bahan yang diperlukan,
bekerja sama dengan vendor, dan menjaga jadwal konstruksi tetap
pada jalurnya.

Sebagai penanggung jawab pengelolaan proses konstruksi, CPM


mempunyai tanggung jawab sebagai berikut:

Estimasi dan penganggaran: Mempersiapkan perkiraan biaya


proyek yang akurat dan mengelola anggaran.
Manajemen dan penjadwalan: PM bertanggung jawab untuk
menetapkan garis waktu dan pencapaian serta membuat jadwal
terperinci.

Komunikasi: PM harus memastikan komunikasi yang baik antara


anggota tim mengenai rincian teknis dan kontrak. Selain itu,
mereka bertanggung jawab untuk berkomunikasi dengan pemilik
proyek dan pemangku kepentingan untuk memastikan setiap orang
mendapatkan informasi terkini mengenai kemajuan proyek.

Kontrol kualitas: Manajer proyek konstruksi harus memahami kode


dan peraturan bangunan secara komprehensif. Mereka juga
mengelola perintah kerja.

Soft Skill untuk Manajer Proyek Konstruksi

Manajer proyek harus memiliki serangkaian keterampilan terkait


niche tingkat lanjut, termasuk yang berikut:

Delegasi tugas: CPM yang baik mampu mendelegasikan dan


memprioritaskan tugas serta mengatur alur kerja secara efisien.

Kepemimpinan: Manajer proyek konstruksi adalah pemimpin kuat


yang memberdayakan anggota tim dan menjadi teladan bagi
mereka.

Berorientasi pada detail: CPM Konstruksi adalah penjaga semua


informasi yang terkait dengan proyek dan harus melacak setiap
detailnya.

Pemikiran analitis: CPM memiliki pola pikir analitis untuk


mengevaluasi masalah dan risiko serta merancang solusi terbaik.

Asisten Manajer Proyek

Asisten manajer proyek anggota inti struktur tim proyek konstruksi


Dipandang sebagai manajer proyek junior, seorang asisten
bertanggung jawab menyelesaikan tugas yang didelegasikan oleh
PM mereka. Mereka adalah PM masa depan dalam pelatihan yang
melakukan banyak kerja keras sesuai arahan PM mereka.

Beberapa tugas inti Asisten manajer proyek mungkin termasuk


namun tidak terbatas pada:

Perencanaan dan penganggaran proyek: APM membantu


mengembangkan rencana proyek, perkiraan biaya, dan anggaran.
Mereka juga membantu pemilihan vendor dan subkontraktor.

Dokumentasi: Manajemen dokumen adalah tugas yang


bertanggung jawab untuk setiap proyek, apa pun industrinya.
Manajemen dokumen konstruksi melibatkan pembuatan dan
pemeliharaan dokumen teknis, gambar dan rencana.

Kontrol kualitas: APM harus memeriksa kualitas pekerjaan yang


dilakukan oleh subkontraktor dan anggota tim lainnya.

Koordinasi lokasi: APM bertanggung jawab untuk memantau


aktivitas di lokasi dan memastikan mereka mematuhi peraturan
keselamatan.

Asisten harus memiliki pengalaman profesional lebih dari 2 atau 5


tahun sampai mereka dipromosikan ke posisi Manajer Proyek.

Subkontraktor

Subkontraktor pertukangan di tempat kerja

Subkontraktor adalah pekerja khusus yang memenuhi lingkup


tugas tertentu yang didelegasikan kepada mereka oleh kontraktor
umum. Mereka adalah agen bebas yang biasanya dipekerjakan
berdasarkan kontrak dan tidak memiliki hubungan kerja langsung
dengan pemiliknya. Sebaliknya, subkontraktor melapor kepada
kontraktor umum atau manajer proyek.

Subkontraktor memiliki serangkaian tanggung jawabnya sendiri,


termasuk namun tidak terbatas pada hal-hal berikut:

Merakit dan memasang peralatan dan bahan

Melacak peralatan, perlengkapan, dan perlengkapan yang


diperlukan

Mengelola anggota tim mereka sendiri (jika ada)

Subkontraktor harus memiliki pengalaman kerja yang relevan dan


portofolio proyek sebelumnya untuk membuktikan pengetahuan
dan kompetensi yang relevan.

Soft Skill untuk Subkontraktor

Seperti anggota tim konstruksi lainnya, subkontraktor harus


memiliki keterampilan lunak agar tetap kompetitif di pasar dan
melaksanakan proyek secara efisien.

Beberapa keterampilan utama meliputi:

Komunikasi: Subkontraktor harus dapat berkomunikasi secara


efektif dengan anggota tim lainnya, memahami pikiran dan
perasaan mereka, dan membantu mereka bekerja sama secara
efisien.
Sikap pemecahan masalah: Melihat tantangan sebagai peluang
dan menemukan solusi kreatif untuk menyelesaikan setiap
masalah yang muncul selama proyek berlangsung.

Sensitivitas waktu: Mampu memenuhi tenggat waktu dan


menyelesaikan tugas tepat waktu akan menjadi keunggulan Anda
dalam pasar konstruksi yang kompetitif.

Banyak akal: Subkontraktor harus memiliki pengetahuan luas


tentang sumber daya yang tersedia untuk menyelesaikan tugas
dan proyek mereka sesuai batasan anggaran dan waktu.

Penjual

Vendor memeriksa kualitas produk

Singkatnya, vendor adalah setiap orang atau perusahaan yang


menyediakan bahan-bahan yang diperlukan untuk proyek
konstruksi. Mereka dikontrak untuk memasok, mengirimkan, dan
memasang produk spesifik yang diperlukan untuk pekerjaan
tertentu. Sebagai vendor, Anda mungkin perlu memberikan
jaminan dan jaminan atas materi yang Anda pasok.

Inilah tanggung jawab Anda saat dipekerjakan untuk memasok


bahan untuk proyek konstruksi:

Berikan penawaran dan harga yang kompetitif untuk produk yang


Anda tawarkan

Negosiasikan kontrak dengan kontraktor umum atau manajer


proyek

Mengirimkan material tepat waktu dan memastikan material dalam


kondisi baik saat diterima oleh tim konstruksi

Soft Skill untuk Vendor


Vendor harus memiliki beberapa kualitas penting untuk dapat
berkembang di industri konstruksi, seperti:

Keterampilan komunikasi tertulis dan verbal yang sangat baik:


Untuk bernegosiasi dan mendiskusikan rincian kontrak dengan
klien.

Kemampuan beradaptasi: Konsisten dan efisien dalam


menghadapi perubahan tuntutan.

Multitasking yang efektif: Saat bekerja dengan beberapa


perusahaan dan klien secara bersamaan, vendor harus fleksibel
mengenai jam kerja dan penugasan tugas mereka.

Berorientasi layanan pelanggan: Memastikan pelanggan


mendapatkan pengalaman positif dengan produk, layanan, dan
keseluruhan proses Anda memerlukan keterampilan organisasi
terbaik.

Inspektur Konstruksi

Pengawas konstruksi bekerja dengan anggota tim proyek lainnya

Manajer proyek konstruksi memiliki pilihan untuk menunjuk


seorang pengawas, orang yang bertugas mengawasi dan
mengoordinasikan kegiatan konstruksi di lokasi.

Dengan tanggung jawab dan peran yang tumpang tindih dengan


PM, pengawas bertanggung jawab untuk mengurus tenaga kerja
dan material di lokasi. Tugas mereka termasuk namun tidak
terbatas pada hal-hal berikut:

Mengawasi lokasi konstruksi: Pengawas mengelola aktivitas


sehari-hari kontraktor, subkontraktor, dan anggota tim lainnya.
Membuat laporan terperinci : Pengawas tahu cara
mendokumentasikan kemajuan proyek mereka, termasuk
mengambil foto, memperbarui log, dan membuat laporan kendali
mutu.

Inspeksi: Sebagai pengawas, Anda perlu memeriksa pekerjaan


yang dilakukan oleh kontraktor. Ini akan memastikan semuanya
mematuhi peraturan keselamatan dan kode bangunan.

Soft Skill untuk Pengawas

Dalam menangani pekerja yang terlibat langsung dalam konstruksi


di lokasi, pengawas harus memiliki keterampilan komunikasi dan
kepemimpinan yang baik. Selain itu, berikut beberapa soft skill lagi
yang perlu dikembangkan:

Pola pikir analitis: Pengawas memiliki pola pikir analitis untuk


menilai kemajuan dan kualitas proyek mereka.

Pemecahan masalah: Mereka mampu mengidentifikasi dan


memecahkan masalah dengan cepat untuk mencegah
keterlambatan dalam proses konstruksi.

Menangani tekanan: Pengawas biasanya mengalami banyak stres


dan tekanan, sehingga mereka harus mampu menanganinya
dengan tenang. Menangani masalah di lokasi, penundaan, dan
masalah lainnya memerlukan banyak kesabaran.

Keterampilan teknis: Pengawas harus memahami aspek teknis


proyek konstruksi, seperti teknik dan arsitektur, untuk memastikan
keberhasilan proyek.

Insinyur Struktural

Insinyur struktur membuat presentasi untuk anggota tim proyek


konstruksi lainnya
Saat arsitek menyelesaikan desain dan konstruksi proyek masa
depan, manajer proyek mengurus aspek keuangan, hukum, dan
organisasi, dan insinyur struktur bertanggung jawab untuk
memastikan bahwa semua bangunan dan struktur mematuhi
peraturan keselamatan. Memeriksa gambar bangunan masa
depan untuk melihat apakah memenuhi persyaratan stabilitas
berarti melakukan perhitungan rinci.

Insinyur struktural merupakan bagian integral dari setiap proyek


konstruksi, baik itu bangunan tempat tinggal, pusat komersial,
rumah sakit, atau fasilitas olahraga. Membangun sebuah gedung
untuk tempat tinggal, bekerja, dan menghabiskan waktu luang
memerlukan perhatian besar terhadap detail keselamatan dan
kenyamanan serta kolaborasi menyeluruh dari seluruh anggota
tim. Seperti halnya tugas setiap anggota tim lainnya, insinyur
struktur harus terus berkomunikasi dengan semua profesional lain
yang terlibat dalam proyek tersebut.

Tugas utama insinyur struktur adalah:

Membuat perhitungan yang akurat: Insinyur struktur bertanggung


jawab untuk menentukan kapasitas menahan beban bangunan dan
struktur lainnya melalui perhitungan strategis. Menghitung gaya,
tegangan, dan tekanan sangat penting untuk struktur bangunan
yang kokoh.

Melakukan penilaian keselamatan: Insinyur struktur harus menilai


keamanan struktur dan bangunan yang ada, baik perumahan,
industri, atau komersial.

Inspeksi: Insinyur struktur memeriksa fondasi, dinding, dan


komponen struktur lainnya untuk memastikan semuanya
memenuhi peraturan bangunan.
Solusi perancangan: Insinyur struktur bekerja sama dengan arsitek
dan desainer untuk menciptakan struktur yang aman dan estetis.

Keterampilan Lunak untuk Insinyur Struktural

Selain pengetahuan teknis, insinyur struktur juga perlu


mengembangkan soft skill tertentu. Berikut beberapa hal yang
perlu dipertimbangkan:

Ketajaman terhadap detail: Karena mereka bertanggung jawab


untuk menilai keamanan suatu struktur, insinyur struktur harus
memperhatikan detail dan melihat lebih jauh dari permukaan.

Komunikasi: Keterbukaan pikiran dan kesiapan berkomunikasi


dengan tim akan menjamin semua informasi dipertukarkan secara
efisien.

Pengambilan keputusan: Insinyur struktural mampu membuat


keputusan dengan cepat dan mengembangkan solusi inovatif
untuk proyek dengan kompleksitas yang berbeda-beda.

Insinyur Lapangan atau Petugas Lokasi

Insinyur lapangan yang bekerja sebagai anggota inti struktur tim


proyek konstruksi

Insinyur lapangan (petugas lokasi) memberikan dukungan kepada


tim konstruksi di lokasi. Tugas mereka lebih dari sekadar mencatat,
karena mereka diharapkan berkolaborasi dengan semua tim dan
membantu operasional sehari-hari. Saat mengerjakan tugas
sehari-hari, teknisi lapangan selalu selalu memperbarui rencana
pembangunan dan melaporkannya kepada mandor umum atau
pengawas. Ini adalah posisi entry-level yang ideal untuk semua
orang yang mencari pengalaman langsung di industri ini.
Selain itu, tugas petugas lokasi mencakup penyediaan pembaruan
terus-menerus kepada kepala teknisi yang tidak dapat
mengunjungi lokasi setiap hari.

Tugas utama petugas lokasi meliputi:

Menyimpan catatan kerja secara rinci

Menyelenggarakan dokumen konstruksi

Memesan persediaan

Melacak pengeluaran dan anggaran pekerjaan

Memastikan aliran komunikasi yang memadai antara pedagang,


pemasok, dan tim lain yang terlibat

Periksa bangunan apakah ada masalah dan cacat

Insinyur listrik

Insinyur listrik bekerja dengan kabel

Masyarakat modern menggunakan listrik, dan insinyur kelistrikan


harus memastikan semua sistem perkabelan aman dan mutakhir.
Insinyur kelistrikan mengunjungi lokasi secara teratur dan
memberikan keahlian mereka untuk memeriksa sistem perkabelan
dan memastikan mereka memenuhi semua peraturan keselamatan
yang diperlukan.

Tugas utama insinyur listrik meliputi:

Membahas persyaratan kabel dan kelistrikan dengan klien


Merancang rencana untuk sistem kelistrikan

Menganalisis biaya proyek dan potensi bahayanya

Memeriksa dan melakukan pengujian pada sistem perkabelan saat


ini untuk mengetahui kemungkinan masalah

Memastikan kepatuhan terhadap peraturan keselamatan

Insinyur mekanik

Insinyur mekanik bekerja di lokasi

Insinyur lokasi mekanis terlibat dalam proyek konstruksi yang


sangat bergantung pada peralatan dan mesin khusus. Artinya
mereka harus memiliki pengetahuan tentang mesin yang
digunakan dalam konstruksi, serta pemeliharaannya. Tugas
seorang insinyur mesin meliputi hal-hal berikut:

Mengawasi dan memantau pemasangan, pembongkaran dan


pemeliharaan mesin proyek

Menguji dan memeriksa alat untuk kemungkinan cacat

Memastikan semua mesin memenuhi persyaratan keselamatan

Menafsirkan desain konstruksi dan memecahnya menjadi


bagian-bagian yang mudah dicerna oleh rekan-rekan insinyur
mereka

Memberikan dukungan teknis pada saat dibutuhkan

Insinyur Penjaminan Mutu

insinyur konstruksi jaminan kualitas

Insinyur jaminan kualitas (QA) atau kendali mutu (QC)


bertanggung jawab untuk memastikan proyek konstruksi
memenuhi semua spesifikasinya dan sesuai dengan peraturan
industri.

Pakar QA memeriksa seluruh proses konstruksi untuk memantau


setiap langkah pelaksanaan proyek konstruksi. Dengan daftar
tanggung jawab yang panjang, teknisi QC diharuskan memenuhi
harapan tertinggi klien.

Tugas utama insinyur QA meliputi:

Membuat rencana proses QA/QC

Menganalisis rencana konstruksi dan proses pengujian

Memastikan bangunan memenuhi persyaratan keselamatan,


kesehatan dan lingkungan

Melaksanakan analisis data kuantitatif dan kualitatif

Berkomunikasi dengan pemasok perakitan outsourcing

Bahan pengujian yang digunakan dalam proses konstruksi

Melakukan pertemuan tinjauan berkala dengan tim untuk menilai


kinerja

Keterampilan Lunak untuk Insinyur

Meskipun keterampilan teknis sangat penting bagi setiap insinyur


di industri konstruksi, keterampilan lunak tidak boleh diabaikan:

Komunikasi: Baik Anda seorang insinyur kelistrikan, mekanik, atau


kendali mutu, memiliki keterampilan komunikasi yang baik, baik
lisan maupun tulisan, akan membantu Anda berkolaborasi secara
efektif dengan anggota tim lainnya.

Identifikasi masalah: Tidak semua masalah terlihat jelas.


Keterampilan identifikasi masalah yang baik diperlukan untuk
mengenali dan menyelesaikan potensi masalah yang mungkin
timbul selama proses pembangunan.

Pemecahan masalah: Industri konstruksi penuh dengan situasi


yang tidak terduga dan penuh tekanan, yang sebagian besar
memerlukan solusi di tempat. Insinyur harus belajar bagaimana
berpikir jernih dan menemukan solusi cepat ketika terjadi
kesalahan.

Perancang

Desainer konstruksi di kantor

Desainer bekerja sama dengan arsitek dan insinyur keselamatan


untuk membuat sketsa dan menggambar bangunan masa depan.
Meskipun arsitek dan desainer sama-sama membuat desain awal
bangunan, desainer diharapkan menggabungkan keterampilan
teknis dan artistik mereka untuk menciptakan gambaran proyek
yang merangsang secara visual. Perbedaan utama lainnya antara
kedua posisi tersebut adalah hanya orang yang terdaftar dan
terlatih yang dapat menyebut diri mereka arsitek. Konon, setiap
arsitek bisa menjadi desainer, namun tidak semua desainer adalah
arsitek.

Desainer mengilustrasikan ide-ide mereka dengan model 3D,


membantu klien memvisualisasikan proyek secara maksimal.

Tugas utama seorang desainer meliputi:


Membuat gambar, ilustrasi dan model 3D dari cetak biru yang
diberikan oleh arsitek

Menghadiri pertemuan desain dengan arsitek, insinyur dan tim


konstruksi

Memberikan dukungan teknis dalam keputusan desain

Meneliti dan mengumpulkan bahan untuk proyek tersebut

Memperbarui setiap perubahan dalam rencana desain seperti yang


diminta oleh klien atau insinyur keselamatan

Interior desainer

Desainer interior sedang bekerja

Desainer interior adalah para profesional yang bekerja sama


dengan arsitek dan insinyur untuk menciptakan lingkungan interior
yang ergonomis dan estetis untuk bangunan masa depan.
Mempekerjakan seorang desainer interior tidak wajib tetapi bisa
menjadi tambahan yang sangat berharga bagi tim.

Desainer interior berupaya menggabungkan semua aspek


bangunan – mulai dari struktur hingga furnitur dan aksesori – untuk
menciptakan ruang yang kohesif. Jika desainer juga dapat
berpartisipasi dalam perencanaan dan memvisualisasikan kulit
terluar bangunan, desainer interior terutama berfokus pada ruang
internal.

Desainer interior bertanggung jawab untuk:

Mempelajari rencana konstruksi dan cetak biru untuk memahami


struktur proyek
Mengembangkan dan membuat sketsa rencana untuk ruang hidup
dan kerja

Mengidentifikasi dan mencari furnitur, peralatan, tirai, kain, dan


perlengkapan lampu

Membuat model 3D ruang internal

Merekomendasikan perubahan rencana konstruksi dalam rangka


meningkatkan ergonomi bangunan

Pembelian furniture dan aksesoris lainnya sesuai budget dan


ekspektasi klien

Membantu menentukan di mana menempatkan outlet listrik untuk


penerangan atau perlengkapan pipa

Pilih bahan untuk lantai, dinding, dan langit-langit

Soft Skill untuk Desainer

Baik Anda mendesain ruang eksternal atau internal, soft skill


tertentu akan bermanfaat dalam pekerjaan apa pun. Berikut
beberapa di antaranya:

Komunikasi: Desainer harus memiliki keterampilan komunikasi


yang luar biasa, karena mereka sering berkolaborasi dengan
anggota tim lain dan berhubungan langsung dengan klien. Memiliki
keterampilan komunikasi tingkat lanjut akan membantu Anda
mempresentasikan ide dan menjelaskan proses konstruksi secara
profesional.

Manajemen waktu: Merancang sebuah bangunan memerlukan


tenggat waktu yang ketat untuk melanjutkan proyek. Seorang
desainer harus mampu mengatur waktunya secara efisien untuk
memenuhi tuntutan suatu proyek konstruksi.
Berpikir kritis: Berpikir di luar kebiasaan untuk menemukan solusi
cepat dan efektif untuk setiap masalah yang mungkin timbul
selama konstruksi akan menghemat banyak waktu dan sumber
daya.

Kreativitas: Memiliki perhatian terhadap detail dan kemampuan


untuk menghasilkan solusi kreatif akan membantu Anda
menciptakan desain unik yang menonjol.

Administrator Proyek

Administrator yang bekerja di kantor menjawab panggilan telepon

Jika tidak ada asisten manajer proyek, administrator proyek akan


bertanggung jawab untuk mengoordinasikan dan mengelola semua
dokumen proyek konstruksi. Dengan setidaknya 2-3 tahun
pengalaman yang relevan, administrator proyek memiliki
pengetahuan dalam perencanaan, penganggaran, dan
penjadwalan proyek.

Tugas harian seorang administrator proyek meliputi:

Meninjau dokumen yang terkait dengan setiap proyek

Koordinasi antara semua pihak yang terlibat dalam proyek

Memastikan semua orang memiliki pemahaman yang sama dan


memiliki versi gambar dan dokumen terbaru

Melacak kemajuan proyek dan memastikannya tetap sesuai jadwal

Memastikan bahwa semua kewajiban ditangani dan dipenuhi

Memelihara catatan dan laporan yang akurat untuk suatu proyek


dan memberi informasi kepada pemangku kepentingan tentang
perubahan apa pun
Administrator proyek juga harus memiliki pengetahuan dasar
tentang teknik konstruksi dan manajemen kontrak serta
berpengalaman dalam perangkat lunak manajemen proyek
konstruksi .

Mandor Jenderal

Mandor umum menjelaskan tugas kepada anggota tim proyek


konstruksi

Seorang mandor umum mempunyai kedudukan kerja tertinggi di


tempat kerja. Mereka mengawasi staf, subkontraktor, dan aktivitas
sehari-hari proyek konstruksi. Mandor umum bertanggung jawab
atas manajemen personalia, pengendalian keselamatan dan
kualitas, penjadwalan, dan koordinasi tenaga kerja. Mereka juga
harus mampu menafsirkan cetak biru dan diagram secara akurat
dan memiliki pengetahuan yang luas tentang berbagai peraturan
bangunan, peraturan keselamatan, dan prinsip-prinsip teknik.

Mandor umum perlu:

Mengawasi subkontraktor dan pekerja di lokasi

Pantau kemajuan konstruksi dan laporkan kepada pengawas jika


terjadi penundaan

Pastikan semua kebijakan dan peraturan keselamatan dipatuhi di


lokasi konstruksi

Berkoordinasi dengan departemen lain untuk memastikan


kelancaran operasional
Biasanya bekerja dengan tarif per jam, mandor umum memiliki
tingkat gaji yang lebih tinggi daripada tukang bangunan tetapi
tanggung jawabnya lebih luas.

Mandor Perdagangan

Mandor perdagangan mendiskusikan proses konstruksi dengan


tukang kayu

Juga disebut sebagai “mandor yang bekerja”, mandor


perdagangan bertanggung jawab untuk mengawasi kru dengan
spesialisasi tertentu. Di lokasi konstruksi pada umumnya, harus
ada mandor besi, mandor pertukangan, mandor listrik, dan
sebagainya.

Mandor perdagangan mempunyai tugas sebagai berikut:

Memastikan output pekerjanya sesuai dengan standar kualitas dan


keselamatan

Kelola pasokan material perdagangan mereka

Instruksikan tim tentang teknik konstruksi yang benar

Pastikan tim mematuhi semua peraturan dan tindakan


keselamatan

Latih pekerja dan evaluasi kinerja mereka

Surveyor Kualitas

Surveyor kualitas konstruksi di lokasi

Seringkali memberi nasihat kepada klien atau kontraktor, surveyor


kualitas bertanggung jawab untuk memastikan proyek konstruksi
memenuhi semua peraturan internal dan eksternal. Surveyor
kualitas mengawasi proses pembangunan dan memeriksa
pekerjaan apakah ada anomali.

Surveyor mutu harus:

Memahami semua peraturan, kode, dan standar yang relevan

Lakukan inspeksi rutin dan ambil sampel untuk pengujian

Catat temuan survei mereka dan laporkan perbedaannya

Pastikan tim menggunakan semua bahan dengan benar

Gunakan tindakan korektif bila diperlukan

Cara Mengelola Tim Konstruksi dengan Mulus

Secara keseluruhan, tim konstruksi penuh mencakup banyak


peran berbeda yang berkolaborasi untuk menyelesaikan satu
proyek. Untuk memastikan tim bekerja secara efisien, perusahaan
konstruksi harus berinvestasi dalam upaya meningkatkan
semangat tim dan menciptakan lingkungan kerja yang nyaman
bagi semua orang.

Mungkin sulit untuk mengembangkan sistem komunikasi yang


efektif untuk memastikan setiap anggota tim memahami dengan
jelas peran dan tanggung jawab mereka. Namun, jika solusi
perangkat lunak yang tepat sudah tersedia, hal ini dapat
memfasilitasi kolaborasi dan menyederhanakan alur kerja tim.

Kemampuan manajemen tim Buildern memungkinkan perusahaan


konstruksi membawa komunikasi internal mereka ke tingkat yang
baru. Gunakan untuk menetapkan tugas dan memantau
penyelesaiannya, mengotomatiskan proses komunikasi, melacak
kemajuan proyek secara real-time, dan banyak lagi. Buildern
adalah platform dengan antarmuka berorientasi pengguna yang
sangat intuitif. Hal ini membuat alur kerja konstruksi menjadi lebih
mudah dan cepat.

Inilah yang dapat Anda lakukan dengan Buildern!

#1 Tetapkan peran dan izin kepada setiap anggota tim untuk


membantu mereka tetap pada pemahaman yang sama.

Tetapkan peran dan izin kepada tim konstruksi

#2 Buat bagan Gantt untuk melacak kemajuan proyek.

Ikhtisar bagan Gantt

#3 Simpan dokumentasi terkait proyek di satu tempat dan atur


semuanya dalam folder.

Perpustakaan file proyek konstruksi

#4 Buat laporan WIP untuk memberi tahu klien dan pemangku


kepentingan Anda tentang kemajuan proyek.

Lengkapi contoh anggaran dengan Buildern

#5 Buat dan kirim faktur langsung dari dasbor profesional Anda.

Versi draf faktur klien

Kesimpulan

Pada akhirnya, memiliki struktur tim proyek konstruksi yang efisien


dan sistem manajemen sangat penting untuk keberhasilan proyek
konstruksi. Dengan tim yang kompak, mencapai tujuan yang telah
ditetapkan bukan lagi sekedar mimpi melainkan kenyataan.

Jangan abaikan kekuatan kerja tim — jika Anda memiliki


sekelompok profesional terampil yang bekerja secara sinergi,
sebuah proyek kemungkinan besar akan selesai tepat waktu dan
dengan hasil berkualitas tinggi.

Dengan menggunakan Buildern, Anda dapat merancang sistem


manajemen tim konstruksi yang efisien dan meningkatkan
komunikasi internal Anda. Menyederhanakan alur kerja,
meningkatkan semangat tim, dan dengan cepat mencapai tujuan
konstruksi yang paling ambisius sekalipun.
PEMERIKSAAN HASIL AKHIR

Tingkatkan kualitas dan reabilitas melalui inspeksi pengendalian


kualitas

Inspeksi atau pemeriksaan merupakan proses yang dilakukan


secara seksama dengan menerapkan metode pengukuran atau
pengujian yang berdasarkan pada karakteristik tertentu sesuai
dengan objek yang diperiksa. Umumnya, proses pemeriksaan ini
dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas.

Berkaitan dengan bisnis dan produksi, proses pemeriksaan ini


dilakukan untuk memeriksa hasil dari suatu produksi dengan tujuan
untuk menilainya agar sesuai dengan standar yang sudah
ditentukan dari produk yang dihasilkan tersebut.

Artikel ini akan mencoba membahas mengenai beberapa topik


terkait proses pemeriksaan ini mulai dari ruang lingkup, cara kerja,
tujuan dan juga manfaat, hingga jenis-jenisnya. Untuk Anda yang
tertarik dan ingin mengetahui lebih lanjut, simak penjelasannya
pada poin-poin di bawah ini.

Ruang Lingkup Inspeksi

Ruang lingkup dari proses pemeriksaan di bidang manufaktur,


yaitu unit kerjanya perlu melakukan pengujian dan bertanggung
jawab dalam menilai kualitas mulai dari bahan baku dari pihak
supplier hingga produk yang sudah jadi. Hal ini dilakukan guna
produk yang dihasilkan bisa sesuai dengan standar yang sudah
ditentukan.

Dalam praktiknya, unit kerja dari proses pemeriksaan dibagi


menjadi dua, yaitu incoming quality control dan outgoing quality
control. Incoming quality control diartikan sebagai unit kerja yang
bertugas untuk mendeteksi dan memeriksa bahan-bahan dari
supplier hingga produk yang masih setengah jadi.

Sementara outgoing quality control merupakan unit kerja yang


memiliki tugas untuk melakukan pemeriksaan terhadap produk
yang sudah selesai diproduksi.

Cara Kerja Pemeriksaan

Sesuai dengan pengertiannya, cara kerja dari proses pemeriksaan


ini berupa melakukan pengukuran terhadap kesesuaian standar
dan karakteristik yang sudah ditentukan dari sebuah produk.

Cara kerja dari proses inspeksi tersebut juga mencakup pemilahan


produk yang sudah tidak lagi memenuhi standar yang kemudian
dipisahkan dan dicari tahu akar permasalahan yang menyebabkan
ketidaksesuaian tersebut. Pada pengamatan untuk bisa
mengetahui masalah yang menyebabkan ketidaksesuaian pada
produk, biasanya tahapan ini dilakukan oleh pihak lain.

Ketika ditemukan produk yang tidak sesuai dengan standar yang


ditetapkan, nantinya produk tersebut akan ditolak dan pihak yang
bertanggung jawab akan hal tersebut perlu memperbaikinya
sehingga tidak lagi ditemukan produk yang melenceng dari standar
di masa mendatang.

Dengan cara kerja ini, proses pemeriksaan diketahui menjadi salah


satu cara yang banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan di
bidang manufaktur untuk bisa memiliki produk dengan kualitas dan
standar yang seragam alias setara.

Tujuan & Manfaat Pemeriksaan

Setelah mengetahui ruang lingkup dan juga cara kerjanya, pada


poin ini akan dibahas mengenai tujuan dan juga manfaat dari
dilakukannya proses pemeriksaan. Perusahaan melakukan
pemeriksaan untuk beberapa tujuan berikut.

1. Mendeteksi Bahan Baku Apabila Ada Kecacatan

Salah satu tujuan dari dilakukannya proses inspeksi, yaitu untuk


mendeteksi apakah ada kecacatan dari bahan baku yang hendak
digunakan. Hal ini tentunya sangat berguna karena bisa mencegah
masuknya bahan baku yang cacat tersebut ketika sudah memasuki
proses produksi.

2. Mendeteksi Produk yang Memiliki Kualitas Rendah

Selain bertujuan untuk mendeteksi bahan baku, proses


pemeriksaan ini juga memiliki tujuan untuk mendeteksi apakah ada
produk selesai produksi yang memiliki kualitas rendah atau bahkan
mengalami kecacatan produksi.
3. Mencegah Permasalahan Kualitas Menjadi Lebih Besar

Proses pemeriksaan juga memiliki tujuan untuk mencegah suatu


permasalahan kualitas menjadi lebih serius. Pencegahan ini
dilakukan biasanya dengan cara memberitahu pihak manajemen
sebelum permasalahan tersebut semakin membesar.

Dengan menginformasikan kepada pihak manajemen, maka


manajemen jadi bisa melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan
untuk memperbaikinya.

4. Mencegah Keterlambatan Pengiriman

Dengan melakukan pemeriksaan, proses ini juga bisa dilakukan


untuk tujuan mencegah terjadinya keterlambatan pengiriman akibat
permasalahan-permasalahan kualitas yang terjadi.

5. Meningkatkan Kualitas dan Reliabilitas

Proses pemeriksaan tentu saja memiliki tujuan utama untuk


meningkatkan kualitas dari produk-produk yang dihasilkan serta
menjaga reliabilitasnya.

Manfaat Kegiatan Inspeksi untuk Pengendalian Kualitas

1. Bisa Menilai Kualitas Produk

Proses pemeriksaan memiliki beberapa manfaat, termasuk salah


satunya jadi bisa menilai kualitas produk. Dengan melakukan
pemeriksaan dari segala sisi, kegiatan yang dilakukan ini jadi bisa
memberi tahu nilai kualitas dari produk yang diproduksi.
2. Bisa Membedakan Mana Produk yang Cacat dan Tidak

Dari proses yang dilakukan, proses pemeriksaan dipercaya


bermanfaat untuk membedakan mana saja produk yang berakhir
cacat dan mana produk yang tidak alias produk yang berhasil
diproduksi.

3. Bisa Mengetahui Apakah Proses Produksi yang Dilakukan Ada


di Batas Salah Satu Spesifikasi

Kemudian, pemeriksaan juga dilakukan dengan manfaat untuk


mengetahui terkait proses produksi yang dilakukan apakah ada
ataupun mendekati batas dari salah satu spesifikasi yang
ditetapkan.

4. Bisa Mengukur Ketepatan dari Alat Ukur yang Digunakan

Proses pemeriksaan juga memiliki manfaat untuk mengukur


ketepatan dari alat ukur yang digunakan dalam sebuah proses
produksi.

6 Jenis-jenis Pemeriksaan

Ada beberapa jenis proses inspeksi yang umumnya dilakukan.


Selengkapnya mengenai enam jenis pemeriksaan tersebut akan
dijelaskan pada poin-poin di bawah ini.

1. Floor Inspection

Jenis pertama, yaitu floor inspection alias pemeriksaan yang


dilakukan saat proses pengendalian produksi. Dalam proses
pemeriksaan ini, inspektor akan memeriksa komponen seperti
bahan baku maupun produk yang masih setengah jadi.

Tidak hanya itu, inspektor juga akan memeriksa mesin yang


digunakan dan pekerja yang membantu proses produksi. Dengan
begitu, tahapan pemeriksaan ini akan membantu mendeteksi
kemungkinan masalah yang muncul sebelum dimulainya produksi
dalam jumlah besar.

2. Centralized Inspection

Jenis berikutnya, yaitu centralised inspection. Di mana


pemeriksaan ini dilakukan di tempat yang terpusat atau hanya
berfokus pada tempat yang sudah ditentukan saja. Untuk
melakukan tahapan pemeriksaan ini, semua peralatan, mesin, dan
juga produk yang akan diuji dibawa ke tempat pengujian tersebut.

3. Combined Inspection

Lalu ada pemeriksaan combined inspection. Pemeriksaan


gabungan ini dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan floor
dan juga centralised inspection.

4. First & Pilot Piece Inspection

Sesuai namanya, first piece inspection dilakukan pada unit


pertama, seperti misalnya pada pergantian LOT produk.
Sementara pilot piece inspection ini umumnya dilakukan pada
produk yang masih baru
5. Functional Inspection

Jenis pemeriksaan berikutnya berhubungan dengan pemeriksaan


terhadap fungsi dari sebuah produk. Oleh karena memeriksa sisi
fungsionalnya, maka umumnya pemeriksaan ini dilakukan pada
produk yang sudah jadi.

6. Final Inspection

Pemeriksaan final sesuai namanya akan melakukan pemeriksaan


pada produk yang sudah jadi. Jenis ini juga akan memeriksa
keseluruhan produk mulai dari tampilan hingga sisi fungsional dari
produk tersebut. Oleh karena pemeriksaan final, maka dari itu,
pemeriksaan ini umumnya dilakukan sebelum produk dikirimkan ke
konsumen.

Saat ini sudah banyak perusahaan yang menawarkan layanan jasa


pemeriksaan. Meskipun begitu, Anda perlu tetap berhati-hati dalam
memilih perusahaan yang nantinya akan membantu Anda untuk
melakukan pemeriksaan terhadap bisnis Anda.

Anda mungkin juga menyukai