Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama : MUHAMMAD FADLY

NIM : 042823772

Mata Kuliah : Hukum Acara Pidana

Jurusan : Ilmu Hukum ( UPBJJ-UT Dumai )

Soal .
Kasus

PONOROGO, KOMPAS.com - Tertangkap basah meniduri istri orang, Gun (44), seorang duda beranak
satu diarak telanjang mengelilingi desa oleh pemuda setempat di Dukuh Walikukun, Desa
Bangunrejo, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Senin (21/8/2017) sore.
Kasubag Humas Polres Ponorogo, AKP Sudarmanto, Senin ( 21/8/2017) malam, mengatakan,
pemuda di Dukuh Walikukun menangkap basah Gun saat hendak keluar rumah lewat pintu
belakang. Saat itu, Gun diduga usai meniduri Sun (46). Setelah ditangkap, Gun kemudian diarak
dalam keadaan telanjang. Lalu Gun dibawa ke rumah kepala desa. Di rumah kepala desa, Gun
kemudian diberi sarung untuk menutupi tubuhnya. Selanjutnya Gun dan Sun dijemput anggota
Polsek Sukorejo. Keduanya dijerat dengan tuduhan perzinahan.

Dari Kasus diatas analisislah pertanyaan berikut :

1. Analisislah kasus diatas dan berikan alasan mengapa tindakan pelaku dapat dihukum ?
Berikan argumentasi saudara ?
Jawab :
Perbuatan yang mempunyai makna sama dengan perzinahan dalam KUHP digolongkan
kejahatan terhadap kesusilaan diatur dalam Pasal 284- 303 KUHP. Salah satu kejahatan
terhadap kesusilaan tersebut dikenal dengan perzinaan/muka (overspel).
Sebelumnya dalam menyusun surat dakwaan didasarkan dari hasil pemeriksaan penyidikan
yang ditemukan baik berupa keterangan terdakwa maupun keterangan saksi dan alat bukti yang
lain. Penuntut umum dalam menyusun sebuah dakwaan harus adanya argumentasi untuk
menjelaskan alasannya dalam menutut seseorang. Argumentasi hukum adalah alasan berupa
uraian penjelasan yang diuraikan secara jelas, berupa serangkaian pernyataan secara logis,
untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian atau gagasan, berkaitan dengan
asas hukum, norma hukum dan peraturan hukum konkret. Serta sistem hukum dan penemuan
hukum.
2. Apakah perkara diatas termasuk delik aduan atau delik laporan ? dan bandingkan
karakteristik dari kedua delik tersebut ?
Jawab :
Perkara diatas termasuk delik aduan, karena Dalam perkara pidana, suatu proses perkara
dilakukan berdasarkan pada deliknya. Terkait hal ini, ada dua jenis delik yang biasanya
digunakan, yakni delik biasa dan delik aduan. Delik biasa atau delik yang bukan delik aduan
adalah delik yang dapat diproses langsung oleh penyidik tanpa adanya persetujuan dari korban
atau pihak yang dirugikan. Dengan kata lain, tanpa adanya pengaduan atau sekalipun korban
telah mencabut laporannya, penyidik tetap memiliki kewajiban untuk melanjutkan proses
perkara tersebut.
Secara sederhana, perbedaan mendasar antara delik biasa dan delik aduan ada pada
penyelesaiannya. Delik aduan digunakan untuk tindak pidana yang dapat diselesaikan secara
kekeluargaan atau hingga tercapai sebuah kesepakatan bersama. Berikut contoh delik beserta
pasal delik aduannya.
Perzinahan: Tindak pidana perzinahan diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan
bulan. Diterangkan dalam Pasal 284 ayat (2) KUHP, bahwa penuntutan akan perzinahan hanya
dapat dilakukan atas pengaduan dari suami atau istri yang bersangkutan; dan apabila Pasal 27
KUH Perdata berlaku bagi mereka, dalam tenggang waktu tiga bulan dapat dilakukan
permintaan bercerai atau pisah ranjang karena perkara ini. Kemudian, diterangkan dalam Pasal
284 ayat (4) KUHP bahwa pengaduan dapat ditarik kembali selama pemeriksaan dalam sidang
pengadilan belum dimulai.

3. Menurut saudara apakah Jaksa Penuntut Umum akan memberikan dakwaan tunggal atau
dakwaan komulatif ? berikan argumentasi saudara ?
Jawab :
Bahwa terdakwa dengan sengaja melakukan perzinahan dengan istri orang, perzinahan
dilakukan suka sama suka dengan status yang masih terikat oleh perkawinan. Bahwa terdakwa
melakukan perzinahan di sebuah kamar, dan kedua terdakwa tertangkap basah telah
melakukan perzinahan oleh seorang pemuda di Dukuh Walikukun. Perbuatan tersebut
dilakukan oleh dua orang yang saling menyukai. Argumentasi hukum dari Penuntut Umum itu
bahwa perbuatan terdakwa telah memenuhi unsur – unsur yang terkandung dalam Pasal 284
KUHP.
Salah satu kejahatan terhadap kesusilaan tersebut dikenal dengan perzinaan/muka (overspel),
yaitu dibuktikan dengan fakta-fakta yang diperoleh dari hasil penyidikan, maka Penuntut Umum
menyatakan dengan yakin menuntut para terdakwa perzinahan atas perbuatannya dengan
Pasal Pasal 284 KUHP. Berikut merupakan argumentasi hukum Penuntut Umum yang
membuktikan para terdakwa telah memenuhi dari unsur Pasal 284 tersebut:
ini. Kemudian, diterangkan dalam Pasal 284 ayat (4) KUHP bahwa pengaduan dapat ditarik
kembali selama pemeriksaan dalam sidang pengadilan belum dimulai. 3.Bahwa terdakwa
dengan sengaja melakukan perzinahan dengan istri orang, perzinahan dilakukan suka sama
suka dengan status yang masih terikat oleh perkawinan. Bahwa terdakwa melakukan
perzinahan di sebuah kamar, dan kedua terdakwa tertangkap basah telah melakukan
perzinahan oleh seorang pemuda di Dukuh Walikukun. Perbuatan tersebut dilakukan oleh
dua orang yang saling menyukai. Argumentasi hukum dari Penuntut Umum itu bahwa
perbuatan terdakwa telah memenuhi unsur – unsur yang terkandung dalam Pasal 284 KUHP.
Salah satu kejahatan terhadap kesusilaan tersebut dikenal dengan perzinaan/muka
(overspel), yaitu dibuktikan dengan fakta-fakta yang diperoleh dari hasil penyidikan, maka
Penuntut Umum menyatakan dengan yakin menuntut para terdakwa perzinahan atas
perbuatannya dengan Pasal Pasal 284 KUHP. Berikut merupakan argumentasi hukum
Penuntut Umum yang membuktikan para terdakwa telah memenuhi dari unsur Pasal 284
tersebut:
a) Diancam dengan pidana penjara paling lama Sembilan bukan jika:
- seorang pria yang telah kawin yang melakukan gendak (overspel), padahal
diketahui bahwa Pasal 27 KUH Perdata (asas monogami) berlaku baginya;
- seorang wanita yang telah kawin yang melakukan gendak, padahal diketahui
bahwa Pasal 27 KUH Perdata (asas monogami) berlaku baginya;
- seorang pria yang turut serta melakukan perbuatan itu, padahal diketahuinya
bahwa yang turut bersalah telah kawin;
- seorang wanita yang telah kawin yang turut serta melakukan perbuatan itu,
padahal diketahui olehnya bahwa yang turut bersalah telah kawin dan Pasal 27
KUH Perdata (asas monogami) berlaku baginya.
b) Tidak dilakukan penuntutan melainkan atas pengaduan suami/istri yang tercenar, dan
bilaman bagi mereka berlaku Pasal 27 KUHPerdata, dalam tenggang waktu 3 bulan
diikuti dengan permintaan bercerai, atau pisah meja dan ranjang karena alasan itu juga.

Anda mungkin juga menyukai