Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 3 TUTON

Nama Mahasiswa : Etika Mustika Ratna Ningsih

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 045099853

Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4312/Ekonomi Manajerial

Kode/Nama UPBJJ : 42/Semarang

Masa Ujian : 2022/23.1(2023.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
TUGAS TUTORIAL KE-3
PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Nama Mata Kuliah : Ekonomi Manajerial


Kode Mata Kuliah : EKMA 4312
Jumlah sks : 3 Sks
Nama Pengembang : Herry Novrianda, S.E., M.M.
Nama Penelaah : Wise Rogate Silalahi,S.Hut., M.M
Status Pengembangan : Baru/Revisi* (coret yang tidak sesuai)
Tahun Pengembangan : 2023
Edisi Ke- :

Skor Sumber Tugas


No Tugas Tutorial
Maksimal Tutorial

Perusahaan-perusahaan ternama seperti Apple berg


erak di bidang industri teknologi dan elektronik kon
sumen. Starbucks bergerak di bidang industri maka
nan dan minuman, terutama dalam sektor kafe dan
kopi. Louis Vuitton bergerak di bidang industri mo
de dan barang mewah. Kesamaan dari ketiga perusa
haan ini adalah mereka semua merupakan merek gl Modul 6
1 obal yang sangat diakui dan memiliki pangsa pasar 50
KB 1
yang besar di industri masing-masing. Mereka juga
memiliki fokus yang kuat pada penciptaan pengala
man pelanggan yang unik dan kualitas produk yang
tinggi. Jika berdasarkan ilustrasi tersebut, coba anal
isis strategi penentuan harga yang digunakan
digunakan oleh mereka? Jelaskan metode tersebut d
an lengkapi dengan alasan!
2 Pada praktik kebijakan persaingan usaha di 50 Modul 7
Indonesia yang ada di lapangan terdapat sebuah
KB 2
case di mana belum lama ini, Komisi Pengawasan
Persaingan Usaha (KPPU) mendapati adanya
pelanggaran yang dilakukan oleh PT Aero Citra
Kargo (ACK), perusahaan logistic atau forwarder
terkait jasa pengurusan transportasi pengiriman
(ekspor) benih bening lobster. PT Aero Citra Kargo
(ACK) dalam jasa pengurusan transportasi
pengeluaran (ekspor) BBL dengan menggunakan
transportasi udara efektif pada periode bulan Juni –
November 2020. Dalam putusan, Majelis Komisi
menilai penguasaan jasa pengurusan transportasi
pengeluaran (ekspor) BBL untuk tujuan keluar
wilayah Negara Republik Indonesia oleh Terlapor
telah mengakibatkan pelaku usaha lain tidak dapat
masuk ke dalam persaingan usaha jasa yang sama.
PT Aero Citra Kargo (ACK) juga melakukan
praktik monopoli dalam pasar bersangkutan berupa
pemusatan kekuatan ekonomi yang mengakibatkan
dikuasainya pemasaran jasa tertentu dan
kemampuan menetapkan harga yang eksesif
sehingga menimbulkan persaingan usaha yang
tidak sehat dan merugikan kepentingan umum.
Berdasarkan ilustrasi di atas, apa saja tugas KPPU?
Silakan berikan pendapat saudara mengenai
pelanggaran apa saja yang dilakukan oleh PT Aero
Citra Kargo (ACK) menurut Undang-undang
Nomor 5 tahun 1999!

* coret yang tidak sesuai

Jawaban

Nomor 1.

Berdasarkan ilustrasi tersebut, saya dapat menganalisis strategi penentuan harga yang digunakan
oleh ketiga perusahaan sebagai berikut:
1. Apple
A. Strategi penentuan pasar.
Apple memiliki reputasi dalam menggunakan strategi penetapan harga premium, yang
melibatkan penetapan harga tinggi untuk produknya dibandingkan dengan pesaingnya. Menurut
saya strategi yang digunakan Apple adlaah Strategi penetapan harga untuk mendukung kualitas
( prestige pricing), yaitu penetapan harga yang lebih tinggi sehingga dapat menyebabkan
penjualan serta laba lebih besar jika dibandingkan produk itu dihargai lebih rendah. Strategi
penetapan harga Apple ini didasarkan pada beberapa faktor, antara lain sebagai berikut:
a. Produk berkualitas tinggi: Apple dikenal memproduksi produk berkualitas tinggi yang
inovatif dan dirancang dengan baik. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk
membenarkan harga yang lebih tinggi untuk produknya, karena pelanggan bersedia
membayar lebih mahal untuk produk yang dianggap memiliki kualitas lebih tinggi.
b. Merek yang kuat: Apple memiliki merek yang kuat dan mapan yang dikaitkan dengan
inovasi, kualitas, dan eksklusivitas. Persepsi merek ini memungkinkan perusahaan untuk
menetapkan harga yang lebih tinggi untuk produknya, karena pelanggan bersedia
membayar lebih untuk produk yang dianggap eksklusif dan mewah.
c. Loyalitas pelanggan: Apple memiliki basis pelanggan setia yang bersedia membayar
harga lebih tinggi untuk produknya. Loyalitas pelanggan ini memungkinkan perusahaan
untuk mempertahankan strategi penetapan harga premiumnya, karena pelanggan bersedia
membayar mahal untuk produk yang mereka anggap berkualitas tinggi dan selaras
dengan nilai-nilai pribadi mereka.

Dengan menerapkan prestise pricing, Apple berhasil menciptakan image produk yang premium
dan mendominasi pangsa pasar, memberikan pelanggan kesan bahwa mereka membayar untuk
produk dengan kualitas dan nilai yang luar biasa.

Secara keseluruhan, strategi penetapan harga Apple didasarkan pada kombinasi produk
berkualitas tinggi, merek yang kuat, dan loyalitas pelanggan, yang memungkinkan perusahaan
menetapkan harga lebih tinggi untuk produknya dibandingkan pesaingnya. Hal ini menunjukkan
bahwa Apple menerapkan strategi prestige pricing.

B. Metode yang digunakan.

Apple memiliki reputasi dalam menggunakan strategi penetapan harga premium, yang
melibatkan penetapan harga tinggi untuk produknya dibandingkan dengan pesaingnya. Strategi
penetapan harga Apple didasarkan pada beberapa faktor, antara lain sebagai berikut:

a. Produk berkualitas tinggi: Apple dikenal memproduksi produk berkualitas tinggi yang
inovatif dan dirancang dengan baik. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk
membenarkan harga yang lebih tinggi untuk produknya, karena pelanggan bersedia
membayar lebih mahal untuk produk yang dianggap memiliki kualitas lebih tinggi.
b. Merek yang kuat: Apple memiliki merek yang kuat dan mapan yang dikaitkan dengan
inovasi, kualitas, dan eksklusivitas. Persepsi merek ini memungkinkan perusahaan untuk
menetapkan harga yang lebih tinggi untuk produknya, karena pelanggan bersedia
membayar lebih untuk produk yang dianggap eksklusif dan mewah.
c. Loyalitas pelanggan: Apple memiliki basis pelanggan setia yang bersedia membayar
harga lebih tinggi untuk produknya. Loyalitas pelanggan ini memungkinkan perusahaan
untuk mempertahankan strategi penetapan harga premiumnya, karena pelanggan bersedia
membayar mahal untuk produk yang mereka anggap berkualitas tinggi dan selaras
dengan nilai-nilai pribadi mereka.

Secara keseluruhan, strategi penetapan harga Apple didasarkan pada kombinasi produk
berkualitas tinggi, merek yang kuat, dan loyalitas pelanggan, yang memungkinkan perusahaan
menetapkan harga lebih tinggi untuk produknya dibandingkan pesaingnya.

 Apple menggunakan metode penentuan harga berdasarkan nilai (value-based pricing) karena
mereka ingin menekankan nilai yang diberikan oleh produk-produk mereka kepada pelanggan.
Nilai ini tidak hanya berupa fitur dan fungsi produk, tetapi juga citra merek, status sosial, dan
kepuasan emosional yang dirasakan oleh pelanggan. Apple selalu berusaha untuk menciptakan
produk-produk yang inovatif, berkualitas, dan memiliki desain yang menarik. Produk-produk
Apple juga memiliki diferensiasi yang tinggi dari produk-produk pesaingnya, sehingga
pelanggan merasa bahwa produk-produk Apple adalah unik dan spesial. Apple juga memiliki
loyalitas pelanggan yang tinggi dan citra merek yang kuat, yang membuat pelanggan percaya dan
bangga dengan produk-produk Apple. Oleh karena itu, Apple dapat menetapkan harga yang
tinggi untuk produk-produknya, karena pelanggan bersedia membayar lebih untuk mendapatkan
nilai yang mereka harapkan dari Apple. Contoh produk Apple yang menggunakan strategi
penentuan harga berdasarkan nilai adalah iPhone, iPad, MacBook, dan Apple Watch.

2. Starbucks
A. Strategi Penentuan Harga

Starbucks merancang dan menerapkan strategi penetapan harga prrestige pricing dan loyalitas
berbasis nilai yang berfokus pada nilai pelanggan. Dampak dan value langsung terasa;
memastikan stabilitas jangka panjang, profitabilitas, dan pertumbuhan.

B. Metode penentuan Harga

 Starbucks merancang dan menerapkan strategi penetapan harga dan loyalitas berbasis nilai yang
berfokus pada nilai pelanggan. Dampak $ value langsung terasa; memastikan stabilitas jangka
panjang, profitabilitas, dan pertumbuhan
 Starbucks menggunakan strategi penentuan harga berdasarkan permintaan (demand-based
pricing) karena mereka ingin menyesuaikan harga produk-produk mereka dengan tingkat
permintaan pasar. Permintaan pasar dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti selera, preferensi,
kebutuhan, dan kemampuan pelanggan. Starbucks menawarkan produk-produk kopi dan
makanan yang bervariasi, berkualitas, dan disesuaikan dengan selera pelanggan. Produk-produk
Starbucks juga memiliki variasi harga yang sesuai dengan segmen pasar yang berbeda, sehingga
pelanggan dapat memilih produk yang sesuai dengan anggaran dan keinginan mereka. Starbucks
juga menciptakan pengalaman pelanggan yang nyaman, santai, dan menyenangkan di setiap
gerainya. Pengalaman ini meliputi suasana, layanan, musik, dan wifi yang disediakan oleh
Starbucks. Oleh karena itu, Starbucks dapat menetapkan harga yang lebih tinggi daripada
pesaingnya, karena pelanggan memiliki permintaan yang tinggi terhadap produk dan layanan
Starbucks. Contoh produk Starbucks yang menggunakan strategi penentuan harga berdasarkan
permintaan adalah Frappuccino, Latte, Mocha, dan Sandwich.

3. Louis Vuitton
A. Strategi Penentuan Harga

Louis Vuitton menerapkan strategi penentuan harga yang disebut sebagai "prestige pricing" atau
penetapan harga prestise. Strategi ini mencerminkan pendekatan di mana harga produk
ditetapkan pada tingkat yang sangat tinggi untuk menciptakan citra eksklusivitas, keanggunan,
dan kualitas mewah. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut:

a. Prestige dan Eksklusivitas: Louis Vuitton menetapkan harga produknya pada level yang
sangat tinggi untuk menciptakan kesan prestise dan eksklusivitas. Hal ini bertujuan agar
produknya menjadi simbol status dan keanggunan.
b. Persepsi Kualitas dan Kerajinan Tinggi: Harga yang tinggi diposisikan sebagai cerminan
kualitas tinggi dan kerajinan yang superior. Konsumen diharapkan merasakan bahwa
mereka membayar untuk produk dengan standard kualitas tertinggi dan desain yang
sangat baik.
c. Pemeliharaan Citra Merek: Dengan menetapkan harga tinggi, Louis Vuitton dapat
menjaga citra mereknya sebagai penyedia barang mewah dan fashion yang eksklusif. Ini
membantu menghindari asosiasi merek dengan kategori produk yang lebih terjangkau.
d. Menjaga Kesenjangan Harga: Penerapan harga yang tinggi membantu Louis Vuitton
menjaga kesenjangan harga antara produknya dan produk pesaing, memastikan bahwa
mereknya tetap terpisah dalam segmen pasar barang-barang mewah.

Dengan menggunakan strategi prestige pricing, Louis Vuitton berhasil menciptakan aura
eksklusivitas yang diperlukan untuk menjaga posisinya di pasar barang mewah, di mana
keberlanjutan merek dan persepsi kualitas sangat penting.erusahaan barang mewah yang
membangun mereknya dengan menawarkan produk berkualitas tinggi dan harga premium.
Mekanisme penetapan harga yang dipandu

B. Metode penentuan harga.

LVMH, atau Louis Vuitton Moet Hennessy menggunakan metode penetapan harga yang disebut
"penetapan harga berbasis nilai".

Penetapan harga berbasis nilai adalah strategi penetapan harga yang menetapkan harga
berdasarkan nilai yang dirasakan yang ditawarkan suatu produk atau layanan kepada pelanggan.
Dalam kasus LVMH, produk mereka diberi harga berdasarkan nilai yang dirasakan yang
ditawarkan merek dan produk mereka kepada pasar konsumen mewah.

Produk LVMH dirancang dan dibuat dengan bahan berkualitas tinggi dan keahlian unggul, dan
merek mereka dikaitkan dengan eksklusivitas, kemewahan, dan status. Akibatnya, produk
mereka diberi harga pada tingkat premium yang mencerminkan nilai yang mereka tawarkan
kepada target pasar mereka.

Selain menetapkan harga berdasarkan nilai yang dirasakan, LVMH juga mempertimbangkan
faktor-faktor seperti biaya produksi, permintaan pasar, dan harga kompetitif ketika menentukan
strategi penetapan harga. Namun, fokus utama mereka adalah mempertahankan citra premium
merek mereka dan menawarkan produk yang dianggap sebagai barang mewah bernilai tinggi.

Secara keseluruhan, strategi penetapan harga berbasis nilai LVMH telah berhasil menjadikan
merek mereka sebagai pemimpin di pasar barang mewah dan mempertahankan citra premium
serta profitabilitas mereka dari waktu ke waktu.

Nomor 2.

Tugas KPPU menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 adalah sebagai berikut:

 Melakukan penilaian terhadap perjanjian yang dapat mengakibatkan terjadinya praktik monopoli
dan atau persaingan usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam Pasal 4 sampai dengan Pasal 16;
 Melakukan penilaian terhadap kegiatan usaha dan atau tindakan pelaku usaha yang dapat
mengakibatkan terjadinya praktik monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat sebagaimana
diatur dalam Pasal 17 sampai dengan Pasal 24;
 Melakukan penilaian terhadap ada atau tidak adanya penyalahgunaan posisi dominan yang dapat
mengakibatkan terjadinya praktik monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat sebagaimana
diatur dalam Pasal 25 sampai dengan Pasal 28;
 Mengambil tindakan sesuai dengan wewenang KPPU sebagaimana diatur dalam Pasal 36;
 Memberikan saran dan pertimbangan terhadap kebijakan Pemerintah yang berkaitan dengan
praktik monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;
 Menyusun pedoman dan atau publikasi yang berkaitan dengan undang-undang ini;
 Memberikan laporan secara berkala atas hasil kerja KPPU kepada Presiden dan Dewan
Perwakilan Rakyat.

Mengenai pelanggaran yang dilakukan oleh PT Aero Citra Kargo (ACK), menurut pendapat saya
pelanggaran tersebut adalah sebagai berikut:
 Melakukan perjanjian dengan pihak lain yang mengakibatkan terjadinya praktik monopoli dan
atau persaingan usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a, yaitu
menetapkan harga barang dan atau jasa yang sama pada pasar bersangkutan termasuk
penguasaan pasar dalam jasa pengurusan transportasi pengeluaran / ekspor BBL.
 Melakukan kegiatan usaha dan atau tindakan yang mengakibatkan terjadinya praktik monopoli
dan atau persaingan usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam Pasal 19, yaitu melakukan
diskriminasi terhadap pelaku usaha tertentu.
 Melakukan penyalahgunaan posisi dominan yang mengakibatkan terjadinya praktik monopoli
dan atau persaingan usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam Pasal 25, yaitu menyalah
gunakan posisi dominan dengan cara menetapkan harga yang eksesif.
 Membuat perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya , yang dapat menghalangi pelaku usaha
lain untuk melakukan usaha yang sama, baik untuk pasar tujuan luar negeri maupun dalam
negeri sebagaimana diatur dalam Pasal 10 ayat (1), yaitu menghambat masuknya pesaing .

Sumber Referensi :
BMP EKMA 4312 Modul 6 dan modul 7
http://www.bahanajar.ut.ac.id/books/bookdetail/1227
https://ejournal.balitbangham.go.id/index.php/dejure/article/view/608
https://www.quora.com/How-does-Apple-do-its-pricing-strategy
https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/104/undangundang-nomor-5-tahun-1999

Anda mungkin juga menyukai