Anda di halaman 1dari 5

1. Sebutkan dan jelaskan pendekatan yang biasa digunakan untuk menghitung probalitas!

2. Diketahui, probabilitas seorang siswa SMU dapat lulus ujian tahun yang akan datang = 0,70. Sedang
probabilitas seorang nasabah Bank A memenangkan undian berhadiah = 0,10. Seorang siswa SMU kelas
3, dia menjadi pelanggan Bank A, berapakah probabilitas ia lulus SMU tahun depan dan mendapat
undian!
3. Sebuah perusahaan bahan bangunan bermaksud menentukan waktu yang tepat untuk mengganti
kendaraan operasionalnya. Harga perolehan mobil Rp 200.000.000, sedangkan harga jual dan biaya
pemeliharaannya sebagai berikut:

Tahun Harga Jual Biaya Pemeliharaan


1 Rp150.000.000 Rp1.000.000
2 Rp140.000.000 Rp1.500.000
3 Rp130.000.000 Rp2.500.000
4 Rp120.000.000 Rp3.000.000
Berdasarkan nilai tinggi rata-rata, hitunglah biaya paling optimumnya dan pada tahun ke berapa waktu
yang paling tepat mengganti kendaraannya?
4. Perusahaan Jaya Makmur menjual suatu barang, kebutuhan konsumen setiap tahun 1.500 buah. Biaya
penyimpanan per tahun adalah 20% dari harga barang, harga setiap barang Rp. 30, biaya pemesananya
Rp.150, biaya keterlambatan membeli barang Rp.4 setiap barang setiap tahunya. Hitunglah:
a. Jumlah optimum barang yang dibeli?
b. Jangka waktu optimal antara suatu pesanan dengan pesanan berikutnya?
c. Jumlah biaya optimal?

5. Jelaskan cara mencari titik optimal dengan cara menggambarkan fungsi tujuan!
TUGAS 1 RISET OPERASI
NAMA : NISHFIYATUL JANNAH
NIM : 031007119

1. Sebutkan dan jelaskan pendekatan yang biasa digunakan untuk menghitung probalitas!

Ada dua cara atau pendekatan yang biasanya digunakan untuk menghitung probabilitas, yaitu
pendekatan teoretis dan pendekatan frekuensi

1. Pendekatan teoretis
Pendekatan teoretis sering juga disebut dengan pendekatan klasik. Penentuan probabilitas
didasarkan pada objek yang terlibat.
Sebagai contoh :

1. Suatu mata uang logam Rp500 memiliki dua permukaan yang simetris, yaitu permukaan A
(yang bergambar burung garuda) dan permukaan B (yang bergambar bunga). Jika dilempar
ke atas, probabilitas muncul permukaan A = 0,50 dan permukaan B = 0,50.

2. Suatu dadu yang memiliki 6 permukaan yang simetris. Dadu itu dilemparkan ke atas. Maka,
probabilitas diperoleh permukaan pertama tampak di atas = P1 = 1/6 karena 1 merupakan
permukaan dari 6 permukaan yang ada. Selanjutnya, permukaan ke-2, ke-3, ke-4, ke-5, dan
ke-6 masing-masing = 1/6. Kalau dadunya tidak simetris, tentunya probabilitas setiap
permukaan tidak sama.

3. Suatu kotak berisi 2 kelereng merah dan 3 kelereng putih. Kalau secara random (secara
acak) diambil 1 kelereng, probabilitas diperolehnya kelereng putih = 3/(2+3) = 3/5 = 0,6.

2. Pendekatan Frekuensi
Pendekatan frekuensi sering disebut pendekatan experimental. Dalam pendekatan ini,
probabilitas suatu peristiwa dihitung berdasarkan pengalaman, kejadian, atau hasil yang pernah
terjadi.
Sebgai contoh :

1. Suatu mata uang yang simetris dilemparkan 100 kali, diperoleh 48 kali permukaan A
tampak di atas dan muncul permukaan B 52 kali. Maka, probabilitas memperoleh
permukaan A = 48/100 = 0,48. Sementara itu, probabilitas diperolehnya permukaan B =
52/100 = 0,52.

2. Suatu dadu yang simetris dilemparkan 60 kali. Kalau permukaan nomor 1 diperoleh 9 kali,
P1 = 9/60 = 0,15. Bila permukaan kedua diperoleh 12 kali, P2 = 12/60 = 0,20. Begitu
seterusnya.
Kedua pendekatan atau cara menghitung probabilitas itu semua sama baiknya. Pendekatan
teoretis akan menghasilkan probabilitas dengan tepat jika penelitian dan pengolahan datanya
teliti. Sementara itu, pendekatan frekuensi akan menghasilkan probabilitas yang semakin tepat
bila sampel yang digunakan semakin banyak. Dengan kata lain, kalau jumlah sampelnya tak
terhingga, probabilitasnya tepat.

2. Diketahui : P(A) = 0,70


P(B) = 0,10
Ditanya : Probabilitas siswa lulus SMU tahun depan dan Mendapat undian
Jawab : P (A dan B) = P(A) x P(B)
= 0,70 x 0,10
= 0,07
Kesimpulan: Seorang Siswa SMU kelas 3, dia menjadi pelanggan Bank A, probabilitas ia lulus
SMU tahun depan dan mendapat undianadalah 0,07
3. Diketahui : Harga beli Mesin= Rp.200.000.000
Ditanya : Biaya paling optimumdan pada tahun berapa waktu yang palin tepat mengganti
kendaraan?
Jawab :
 Menghitung penurunan Harga Jual =
Tahun 1 = Rp200.000.000 – Rp150.000.000 = Rp50.000.000
Tahun 2 = Rp200.000.000 – Rp140.000.000 = Rp60.000.000
Tahun 3 = Rp200.000.000 – Rp130.000.000 = Rp70.000.000
Tahun 4 = Rp200.000.000 – Rp120.000.000 = Rp80.000.000

 Menghitung Biaya pemeliharaan setiap tahun =


Tahun 1 = Rp1.000.000
Tahun 2 = Rp1.500.000 + Rp1.000.000 = Rp2.500.000
Tahun 3 = Rp2.500.000 + Rp2.500.000 = Rp5.000.000
Tahun 4 = Rp3.000.000 + Rp5.000.000 = Rp.8000.000

 Rata-rata =
Tahun 1 = Rp51.000.000 : 1 = Rp51.000.000
Tahun 2 = Rp62.500.000 : 2 = Rp31.250.000
Tahun 3 = Rp75.000.000 : 3 = Rp25.000.000
Tahun 4 = Rp88.000.000 : 4 = Rp22.000.000
Tahun ke 1 2 3 4
Harga Jual Rp150.000.000 Rp140.000.000 Rp130.000.000 Rp120.000.000
Penurunan Harga
Rp50.000.000 Rp60.000.000 Rp70.000.000 Rp80.000.000
Beli
Biaya Pemeliharaan Rp1.000.000 Rp2.500.000 Rp5.000.000 Rp8.000.000
Jumlah Rp51.000.000 Rp62.500.000 Rp75.000.000 Rp88.000.000
Rata-rata Rp51.000.000 Rp31.250.000 Rp25.000.000 Rp22.000.000
 Jadi Biaya paling Optimum yang tepat untuk mengganti kendaraan adalah Rp.51.000.000
dan terletak pada tahun ke 1

4. Diketahui: Ci = 20% x 30 = 6
R = 15.000
Cs = 150
Ct = 4
a. Jumlah optimum barang yang dibeli :
2 RCs Ct Ci 2.1500 .150 4+6
Q* =
Ci
2 RCs
√ √ √
Ct
Ct
=
6
2.1500 .150 4
√4
= 273,861 . 1,581 = 433

S* =
Ci √ √ √
Ct Ci
=
6 √
4+6
= 273,861 . 0,632 = 173

b. Jangka waktu optimal antara satu pesanan dengan pesanan berikutnya


Q¿
t* =
R √
x 1 tahun

433
=
1500 √
1 tahun = 365 hari
X 1 Tahun = 0,288 x 365 hari = 105,363

c. Jumlah biaya optimal :


2
R
JB: Cs + S Ci +¿ ¿
( ) ( )
Q 2Q

1500 1732 .6
JB: ( 433) (
150+
2.433 )+¿ ¿

JB: 519,630+207,360+78,060=805,05

5. Jelaskan cara mencari titik optimal dengan cara menggambarkan fungsi tujuan!

Untuk mencari titik optimal dengan menggambarkan fungsi tujuan, kita gunakan gambar fungsi-
fungsi batasan. Akan tetapi,kita tmbahkan didalamnya fungsi garis tujuan dengan mengganggap
suatu niali Z tertentu untuk memudahkan. Misalnya nilai Z sebesar 6000(fungsi tujuan Z=3 X1+4
X2).Maka titik titik potong pada sumbu X1 pada titik X1=2000 dan titik potong pada sumbu X2
pada nilai X2=1500.kemudian garis itu kita geser ke kanan atas smapai pada salah satu titik sudut
yang terjauh. Ternyata titik sudut yang terjauh itu adalah titik B. Titik B terletak pada perpotongan
garis batasan pertama (bahan baku A) dan batasan kedua (bahan baku B).Nilai X1 dan X2 dapat
dicari berdasarkan kedua persamaan batasan itu dengan cara sebagai berikut:

2X1 + X2 = 6000
2X1 + 3X2 = 9000 -
2X2 = 3000
X2 = 1500
2X1 + X2 = 6000
2X1 + 1500 = 6000
X1 = 2250
Kesimpulan produksi yang optimal adalah menhasilkan :
Produk X1 = 2.250 unit
Produk X2 = 1500 unit
Jumlah sumbangan terhadap laba sebesar
Z= 3(2.250) + 4 (1500) = 12750

Sumber : BMP EKMA441/ Riset Operasi

Anda mungkin juga menyukai