Tugas 2 Ekonomi Moneter
Tugas 2 Ekonomi Moneter
NIM : 024866177
Prodi : S1 Manajemen
UPBJJ : Semarang
TUGAS 2
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
JAWABAN :
1. Pada dasarnya inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaiut tarikan permintaan
(demand Pull Inflation) dan tekanan produksi (cost push inflation)
Inflasi desakan biaya (cost push inflation) terjadi akibat adanya kelangkaan
produksi termasuk juga adanya kelangkaan distribusi, walaupun permintaan secara
umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya
ketidaklancaran aliran distribusi ini dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan
berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi
nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala
distribusi yang baru.
Cost push inflation ditandai dengan kenaikan harga serta turunnya produksi.
Jadi inflasi yang dibarengi dengan resesi. Keadaan ini timbul dimulai dengan
adanya penurunan dalam penawaran total (agregat supply) sebagai akibat kenaikan
biaya produksi. Kenaikan produksi akan menaikkan harga dan menurunkan
produksi. Jika proses ini berlangsung terus maka timbul cost push inflation.
Efek terhadap pendapatan sifatnya tidak merata, ada yang dirugikan tetapi ada pula
yang diuntungkan dengan adanya inflasi. Seseorang yang memperoleh pendapatan
tetap akan dirugikan oleh adanya inflasi. Demikian juga orang yang menumpuk
kekayaannya dalam bentuk uang kas akan menderita kerugian karena adanya
inflasi. Sebaliknya, pihak-pihak yang mendapatkan keuntungan dengan adanya
inflasi adalah mereka yang memperoleh kenaikan pendapatan dengan prosentase
yang lebih besar dari laju inflasi, atau mereka yang mempunyai kekayaan bukan
uang dimana nilainya naik dengan prosentase lebih besar dari pada laju inflasi.
Dengan demikian inflasi dapat menyebabkan terjadinya perubahan dalam pola
pembagian pendapatan dan kekayaan masyarakat.
Inflasi dapat pula mengubah pola alokasi faktor-faktor produksi. Perubahan ini
dapat terjadi melalui kenaikan permintaan akan berbagai macam barang yang
kemudian dapat mendorong terjadinya perubahan dalam produksi beberapa barang
tertentu. Dengan adanya inflasi permintaan akan barang tertentu mengalami
kenaikan yang lebih besar dari barang lain, yang kemudian mendorong terjadinya
kenaikan produksi barang tertentu.
4. Instrumen moneter
Bank sentral Amerika Serikat (US Federal reserves) menggunakan piranti Operasi
Pasat Terbuka, yaitu dengan membeli atau menjual obligasi pemerintah atau surat
berharga yang lain, untuk mengarahkan suku bunga pasar menuju sasaran yang
diinginkan. Bank Sentral Selandia Baru menggunakan manajemen moneter pasif
dengan menciptakan aliran kas melalui fasilitas deposito dan peminjaman.
Isu-isu lain, banyak yang memusatkan perhatiannya pada pentingnya cadangan
wajib minimum (reserve requirements) dan upaya untuk menyelaraskan dengan
gangguan dari perubahan nilai tukar (Exchange rate shocks) Banyak negara yang
menganut IT telah mengabaikan atau paling tidak mengurangi peranan cadangan
wajib minimum sebagai instumen moneter. Banyak Penelitian yang dilakukan,
menunjukkan bahwa cadangan wajib minimum memainkan peranan penting dalam
mengurangi volatilitas tingkat suku bunga dan meningkatkan tingkat sensitifitas
permintaan cadangan bank umum (demand for bank reserves) terhadap perubahan
tingkat suku bunga (Untuk diskusi lebih lanjut lihat Boediono, 1998; Sarwono dan
Warjiyo, 1998; dan Agung, 2000). Pengalaman selama krisis menunjukkan bahwa
stabilitas harga tidak selalu berhubungan langsung dengan stabilitas nilai tukar,
terutama dalam jangka pendek. Bank indonesia sering mengalami dilema antara
membiarkan nilai tukar bergerak bebas atau pelan sehingga dampak terhadap
tingkat inflasi bisa diminimalisir.
Sumber: