Anda di halaman 1dari 2

1.

Bahan disimpan pada tangki penyimpanan Silo pada kondisi suhu 30 C dan tekanan 1
atm.
2. Sulfur kemudian diangkut menggunakan bed elevator menuju melter untuk proses
pelelehan menjadi bentuk slurry. Sulfur yang telah berada di Melter akan dilelehkan
pada suhu 140 C dengan tekanan 1 atm.
3. Sulfur yang telah mencair atau telah membentuk slurry dikirim menggunakan heat
belt conveyer menuju burner. Heat beat conveyer didesain tertutup yang berfungsi
untuk menjaga suhu slurry agar tetap konstan sebelum masuk ke burner dengan
menggunakan steam.
4. Bersama dengan hal itu dialirkan udara yang mengandung oksigen dan nitrogen
kedalam burner. Sebelum masuk burner udara terlebih dahulu ditarik oleh blower
menuju heater dengan tujuan menghilangkan kandungan air pada udara.
5. Burner difungsikan untuk mereaksikan sulfur dengan udara membentuk sulfur
dioksida (SO2) pada kondisi operasi suhu 1000 C dan tekanan 1 atm dengan sifat
reaksi eksotermis. Reaksi 1

6. Setelah tjd proses reaksi pembentukan SO2, prosuk keluaran Burner berupa gas
proses didinginkan oleh WHB dari suhu 1000 menjadi 450 C sebelum masuk ke
reaktor FBR. Gas proses yang mengandung SO2, didalam Reaktor direaksikan dengan
oksigen sisa untuk membentuk gas sulfur trioksida (SO3) dan reaksi ini dibantu oleh
katalis vanadium pentaoksida (V2O5). Reaksi 2

7. Reaktor Fixed bed multibed tersususn atas 4 buah bed, bed pertama kondisi
operasinya pada suhu 450 C dan tekanan 1 atm. Bed 2 kondisi operasinya suhu 440 C
dan tekanan 1 atm, sehingga keluaran bed pertama suhunya duturunkan
menggunakan chiller menjadi 440 C. Pada bed 3 kondisi operasinya pada suhu 440
menjadi 425 C oleh cooler 1. Hasil keluaran pada bed 3 masuk ke cooler 2 untuk
diturunkan suhunya dari 425 mjd 405C dan tekanan 1 atm. Gas proses keluaran
reaktor dengan temperatur 405 C dialirkan ke chiller 2 untuk diturunkan suhunya mjd
200 C sebelum masuk menara absorber.
8. Kemudian di absorber ada proses penyerapan SO3 menggunakan absorben H2SO4
mjd H2SO4.S03 . Gas keluaran reaktor mesuk melalui bagian dinding bawah absorber
sedangkan absorben (H2SO4) masuk melalui bagian dinding atas absorber. Reaksi 3

9. Keluaran atas absorber merupakan gas yang masih mengandung 97% nitrogen N2,
shg gas tersebut disimpan pada tangki penyimpanan dengan cara pemampatan
menggunakan compressor 1 pada tekanan 200 atm dan suhu -210C untuk kondisi
penyimpanan dengan fase liquid didalam tangki. Produk bagian bawah yang berupa
senyawa H2S2O4.SO3 dipompakan masuk ke reaktor CSTR . Sebelum masuk ke
reaktor 2, produk bagian bawah ini didinginkan dari keluaran suhu 120 C mjd 80 C
menggunakan chiller 5. Didalam R 2 senyawa H2S2O4.SO3 direaksikan dengan H2O
agar membentuk asam sulfat pada kondisi operasi suhu 80 dan tekanan 1 atm. Bahan
baku H2O yang masuk ke R2 juga sebelumnya dinaikkan suhu oleh heater 2. Reaksi 4

10. Asam sulfat 98% yang terbentuk dari R 2 dipompakan menuju tangki penyimpanan,
dimana sebelumnya produk asam sulfat didinginkan oleh 2 buah cooler C1 dan C2 ke
suhu 30C. Setengah produk asam sulfat dialirkan oleh P3 kembali menuju absorber
sebagai absorben

Anda mungkin juga menyukai