Anda di halaman 1dari 4

JOSUA NATHANSU PARAPAT 048970243

TUGAS TUTORIAL SESI 1


EKMA 4316 / HUKUM BISNIS / 2 SKS
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PERIODE 2024.1

Nama Penulis : Dr. Saraswati Harsasi, SH, MKn


Nama Penelaah : Faridah Iriani, SE., MM
Status Pengembangan :
Tahun Pengembangan : 2024

1. Artificial Intelligent (AI) atau kecerdasan buatan telah berkembang pesat dan mampu
membantu manusia dalam berbagai sektor. Dari berbagai perkembangannya, AI bukan
hanya menjadi objek hukum di bawah perintah manusia, melainkan juga mampu
melakukan tindakan selayaknya manusia. Di bidang hukum, saat ini telah hadir AI
Hakim dan AI Pengacara. Pada tahun 2017, di China telah diluncurkan Hakim AI yang
dapat memproses sengketa hukum aspek digital, seperti sengketa hak cipta dan sengketa
jual-beli online.
Diskusikan apakah Artificial Intelligent, yang nantinya juga dikembangkan sebagai
robot menyerupai manusia, dapat bertindak sebagai subyek hukum? (SKOR 50)
2. Pinjaman Online (Pinjol) atau secara formal disebut sebagai Layanan Pendanaan
Bersama Berbasis Teknologi Informasi (LPBBTI) diatur dalam Peraturan OJK Nomor
10/POJK.05/2022 Tentang LPBBTI. LPBBTI merupakan inovasi Financial Technology
yang bertujuan untuk mempertemukan masyarakat dalam melakukan perjanjian pinjam
meminjam uang. Perjanjian antara pemilik dana, peminjam, dan penyelenggara pinjol
dituangkan dalam bentuk perjanjian elektronik. Dengan pemanfaatan teknologi ini
diharapkan dapat meningkatkan keuangan inklusif di masyarakat khususnya bagi
mereka yang belum tersentuh perbankan. Namun demikian, masih terdapat banyak
permasalahan pada implementasi Pinjol khususnya yang disebabkan oleh Pinjol ilegal.
a. Jelaskan bagaimana ciri-ciri Pinjol illegal? (SKOR 30)
b. OJK sebagai regulator pinjol telah menerangkan langkah-langkah yang dapat
dilakukan dalam hal terdapat Pinjol Ilegal yang merugikan masyarakat. Apa saja
langkah perlindungan hukum yang dapat dilakukan masyarakat? (SKOR 20)
Petunjuk menjawab Tugas:
1. Mahasiswa menggunakan kalimat/pendapat sendiri setelah Anda membaca modul atau
sumber bacaan lainnya, bukan langsung copy paste dari modul atau sumber bacaan
JOSUA NATHANSU PARAPAT 048970243
lainnya (jurnal/website).
2. Mahasiswa dilarang copy paste jawaban rekan lainnya.
3. Cantumkan referensinya.

Selamat Mengerjakan. Semoga memperoleh nilai bagus.

Jawaban :
1. Artificial Intelligence sebagai Subyek Hukum

Dalam konteks hukum, peran Artificial Intelligence (AI) memang telah berkembang signifikan. AI
kini tidak hanya digunakan sebagai alat bantu, tetapi mulai menyerupai pelaku dalam pengambilan
keputusan hukum. Meski begitu, apakah AI bisa dianggap sebagai subyek hukum merupakan
pertanyaan yang kompleks.

Secara tradisional, subyek hukum didefinisikan sebagai entitas yang memiliki hak dan kewajiban
hukum. Manusia secara alami menjadi subyek hukum, tetapi entitas non-manusia seperti
perusahaan juga dapat menjadi subyek hukum karena bisa memiliki hak dan kewajiban melalui
perwakilan manusianya.

AI, seperti Hakim AI di China, mampu mengambil keputusan berdasarkan algoritma dan data yang
dimasukkan ke dalamnya. Namun, meskipun AI ini dapat melakukan tugas-tugas yang mirip
manusia, ada beberapa faktor yang membatasi kemampuannya menjadi subyek hukum:

- Kapasitas untuk bertanggung jawab: AI tidak memiliki kesadaran atau emosi, yang membuatnya
sulit untuk dianggap bertanggung jawab atas tindakannya dalam cara yang sama seperti manusia.
- Ketidakmampuan untuk memiliki hak legal: AI tidak dapat memiliki properti atau hak legal dalam
arti tradisional.
- Pemrograman dan kontrol oleh manusia: AI tetap beroperasi berdasarkan parameter yang
diprogram oleh manusia, sehingga tanggung jawab akhirnya kembali ke pencipta atau
penggunanya.

Kecuali jika terdapat perubahan radikal dalam pengakuan hukum, AI saat ini dan dalam waktu
dekat kemungkinan besar tidak dapat dianggap sebagai subyek hukum. Namun, diskusi terus
berlangsung tentang bagaimana hukum harus beradaptasi dengan teknologi yang berkembang ini.
JOSUA NATHANSU PARAPAT 048970243
2. Pinjaman Online (Pinjol) dan Masalah Pinjol Ilegal

a. Ciri-ciri Pinjol Ilegal

Pinjol ilegal sering kali tidak memenuhi standar yang ditetapkan oleh regulator seperti OJK.
Beberapa ciri yang dapat mengidentifikasi Pinjol ilegal meliputi:

- Tidak terdaftar atau diawasi oleh OJK: Semua penyelenggara pinjol resmi harus terdaftar dan
diawasi oleh OJK.
- Bunga atau biaya yang tidak wajar: Pinjol ilegal sering kali memberikan bunga atau biaya yang
sangat tinggi, jauh di atas rata-rata pasar.
- Praktik penagihan yang agresif atau mengancam: Penyelenggara pinjol ilegal sering menggunakan
taktik intimidasi atau ancaman dalam menagih utang.
- Tidak transparan dalam perjanjian: Ketidakjelasan mengenai syarat dan kondisi pinjaman sering
kali digunakan untuk menjerat konsumen.

b. Langkah Perlindungan Hukum dari Pinjol Ilegal

Dalam menghadapi pinjol ilegal, masyarakat bisa mengambil beberapa langkah perlindungan
hukum:

- Melaporkan ke OJK: OJK memiliki mekanisme pengaduan untuk melaporkan praktik pinjol yang
mencurigakan atau terbukti ilegal.
- Edukasi dan kesadaran diri: Masyarakat harus mengedukasi diri mengenai ciri-ciri pinjol resmi
dan kondisi pinjaman yang wajar.
- Konsultasi dengan lembaga bantuan hukum: Dalam kasus di mana individu terlanjur terlibat
dengan pinjol ilegal, mendapatkan bantuan hukum profesional dapat membantu mengatasi masalah
tersebut.

Sumber Referensi:
- BMP EKMA 4316
- Otoritas Jasa Keuangan (OJK). (2022). Peraturan OJK Nomor 10/POJK.05/2022 Tentang
LPBBTI.
JOSUA NATHANSU PARAPAT 048970243
- Diskusi dan analisis dari kursus hukum yang berkaitan dengan teknologi dan hukum kontrak.

Anda mungkin juga menyukai