Anda di halaman 1dari 2

TUGAS TUTORIAL SESI 1

EKMA 4316 / HUKUM BISNIS / 2 SKS


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PERIODE 2024.1

Nama Penulis : Dr. Saraswati Harsasi, SH, MKn


Nama Penelaah : Faridah Iriani, SE., MM
Status Pengembangan :
Tahun Pengembangan : 2024

1. Artificial Intelligent (AI) atau kecerdasan buatan telah berkembang pesat dan mampu membantu manusia
dalam berbagai sektor. Dari berbagai perkembangannya, AI bukan hanya menjadi objek hukum di bawah
perintah manusia, melainkan juga mampu melakukan tindakan selayaknya manusia. Di bidang hukum,
saat ini telah hadir AI Hakim dan AI Pengacara. Pada tahun 2017, di China telah diluncurkan Hakim AI
yang dapat memproses sengketa hukum aspek digital, seperti sengketa hak cipta dan sengketa jual-beli
online.
Diskusikan apakah Artificial Intelligent, yang nantinya juga dikembangkan sebagai robot menyerupai
manusia, dapat bertindak sebagai subyek hukum? (SKOR 50)

Jawab :
Subjek hukum adalah entitas yang memiliki hak dan kewajiban hukum. Manusia dan badan hukum
(perusahaan, organisasi) adalah contoh subjek hukum. Untuk menjadi subjek hukum, AI harus dapat
memiliki hak dan kewajiban, membuat keputusan secara independen, dan bertanggung jawab atas
tindakannya. AI, termasuk robot, saat ini beroperasi berdasarkan algoritma dan input dari pembuatnya
atau penggunanya, yang membatasi kapasitasnya untuk bertindak secara independen. Menentukan
pertanggungjawaban hukum AI sulit karena AI tidak memiliki kesadaran atau kemauan sendiri, yang
merupakan dasar untuk pertanggungjawaban dalam hukum. Perkembangan teknologi dan hukum yang
berkelanjutan dapat mengubah cara pandang terhadap AI sebagai subjek hukum, termasuk melalui
penciptaan kategori baru dalam hukum. Saat ini, AI dan robot tidak dapat bertindak sebagai subjek hukum
karena mereka tidak memenuhi kriteria memiliki hak dan kewajiban, membuat keputusan secara
independen, dan bertanggung jawab atas tindakannya. Namun, perkembangan teknologi dan hukum dapat
mengubah pandangan ini di masa depan.

2. Pinjaman Online (Pinjol) atau secara formal disebut sebagai Layanan Pendanaan Bersama Berbasis
Teknologi Informasi (LPBBTI) diatur dalam Peraturan OJK Nomor 10/POJK.05/2022 Tentang LPBBTI.
LPBBTI merupakan inovasi Financial Technology yang bertujuan untuk mempertemukan masyarakat
dalam melakukan perjanjian pinjam meminjam uang. Perjanjian antara pemilik dana, peminjam, dan
penyelenggara pinjol dituangkan dalam bentuk perjanjian elektronik. Dengan pemanfaatan teknologi ini
diharapkan dapat meningkatkan keuangan inklusif di masyarakat khususnya bagi mereka yang belum
tersentuh perbankan. Namun demikian, masih terdapat banyak permasalahan pada implementasi Pinjol
khususnya yang disebabkan oleh Pinjol ilegal.
a. Jelaskan bagaimana ciri-ciri Pinjol illegal? (SKOR 30)
b. OJK sebagai regulator pinjol telah menerangkan langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam hal
terdapat Pinjol Ilegal yang merugikan masyarakat. Apa saja langkah perlindungan hukum yang dapat
dilakukan masyarakat? (SKOR 20)

Jawab:
a. Ciri-ciri Pinjol illegal meliputi tidak memiliki izin resmi, suku bunga tinggi, permintaan data pribadi
sensitif tanpa keamanan, dan ketidakjelasan informasi pinjaman
b. Langkah-langkah perlindungan hukum yang dapat dilakukan masyarakat terhadap Pinjol ilegal yang
merugikan adalah: Identifikasi, Laporkan ke OJK, Laporkan ke Pihak Berwajib, Cek Legalitas, dan
Edukasi Masyarakat.

Petunjuk menjawab Tugas:


1. Mahasiswa menggunakan kalimat/pendapat sendiri setelah Anda membaca modul atau sumber bacaan
lainnya, bukan langsung copy paste dari modul atau sumber bacaan lainnya (jurnal/website).
2. Mahasiswa dilarang copy paste jawaban rekan lainnya.
3. Cantumkan referensinya.

Selamat Mengerjakan. Semoga memperoleh nilai bagus.

Anda mungkin juga menyukai