Anda di halaman 1dari 10

ASPEK

HUKUM
DAN BISNIS
INFORMASI

Leyla Fajri, S. I. Pust


DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Makalah
C. Metodologi

II. ASPEK HUKUM


A. Definisi Aspek Hukum
B. Tujuan Hukum
C. Jenis-Jenis Hukum
1. Hukum Privat (Hukum Sipil)
a. Hukum Perdata
b. Hukum Dagang
2. Hukum Negara (Hukum Publik)
a. Hukum Pidana
b. Hukum Tata Negara
c. Hukum Administrasi Negara

III. BISNIS INFORMASI


A. Pengertian Bisnis Informasi
B. Macam-Macam Bisnis Informasi
1. Pengusaha Media
2. Review Produk
3. Penulis Buku
4. Blogger Spesialis
5. Publicist
6. Social Media Response Center (SMRC)
7. Pengelola Sekolah Online
8. Pengelola Situs Berbayar
9. Pengelola Konten Web
10. Pemilik Kantor Berita (Naskah)
11. Affiliate Marketer
C. Alasan Membangun Bisnis Informasi

IV. DELIK PERS


A. Arti Delik Pers
B. Perbedaan Delik Pers dalam Arti Luas dan Sempit
C. Regulasi Delik Pers
1. Delik Pers dengan Media Cetak
2. Delik Pers dengan Media Elektronik

V. SISTEM PERTANGGUNGJAWABAN K.U.H PIDANA


A. Sistem Deelneming (Penyertaan)
B. Sistem Waterfall (Sistem Air Terjun)
VI. HUKUM BISNIS ONLINE
A. Dasar Hukum Bisnis Online
1. Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
2. Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem dan
Transaksi Elektronik
B. Peraturan Lain yang Relevan
1. Peraturan Bank Indonesia (BI)
2. Ketentuan Perlindungan Konsumen
3. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
4. Regulasi Khusus dalam Sektor Bisnis Online

VII. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Relevansi dan Tantangan Masa Depan
C. Ringkasan Temuan
D. Saran

VIII. DAFTAR PUSTAKA

---
ASPEK HUKUM DAN BISNIS INFORMASI
Oleh: Leyla Fajri, S. I. Pust

A. DEFINISI ASPEK HUKUM


Pengertian hukum secara global adalah kumpulan norma yang dikeluarkan oleh otoritas
yang berwenang dalam suatu masyarakat. Hukum ini dinyatakan sebagai peraturan
yang mengikat seluruh masyarakat, bertujuan untuk menciptakan tata tertib yang
diinginkan oleh otoritas tersebut. Menurut para ahli, hukum adalah aturan perilaku
manusia yang ditetapkan oleh badan berwenang yang bersifat memaksa, harus dipatuhi,
dan memberikan sanksi tegas bagi pelanggarannya.

B. TUJUAN HUKUM
Tujuan universal dari hukum adalah menciptakan ketertiban, kedamaian,
kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam kehidupan masyarakat. Jenis-jenis hukum
berdasarkan isinya adalah:
1. Hukum privat (hukum sipil), yang mengatur hubungan antarindividu, seperti hukum
perdata dan hukum dagang.
2. Hukum negara (hukum publik), mencakup hukum pidana, hukum tata negara, dan
hukum administrasi negara.

C. BISNIS INFORMASI
Bisnis informasi adalah kegiatan pengolahan dan penyajian data untuk klien. Jenis-jenis
bisnis informasi meliputi:
1. Pengusaha media, baik cetak maupun online.
2. Review produk, yang meninjau produk komersial dari berbagai jenis.
3. Penulis buku.
4. Blogger spesialis, yang mendapatkan penghasilan dari iklan dan konten berbayar di
blog mereka.
5. Publicist, yang mempublikasikan produk komersial dan tokoh ke berbagai media.
6. Social Media Response Center (SMRC), yang mengelola akun media sosial perusahaan.
7. Pengelola sekolah online.
8. Pengelola situs berbayar, yang memungut biaya dari anggota situs mereka.
9. Pengelola konten web.
10. Pemilik kantor berita (naskah).
11. Affiliate marketer, yang fokus pada penjualan produk orang lain.

Alasan membangun bisnis informasi termasuk keuntungan finansial, kenyamanan,


otonomi, dan kontrol atas jadwal kerja.

D. DELIK PERS
Delik Pers mengacu pada tindakan pidana yang terkait dengan penyampaian pendapat,
ide, pikiran, atau pengungkapan perasaan yang melanggar hukum. Ini dapat terjadi
melalui berbagai media, termasuk media cetak, media elektronik seperti radio siaran dan
televisi, dan saat ini mencakup juga media online.
1. Arti Delik Pers
Delik Pers adalah tindakan yang melibatkan ekspresi perasaan atau pikiran
seseorang yang melanggar hukum dan dipublikasikan melalui berbagai jenis
media, termasuk media cetak, televisi, radio siaran, atau media komunikasi
lainnya.
2. Perbedaan Delik Pers dalam Arti Luas dan Sempit
Ada dua pengertian utama tentang Delik Pers. Delik Pers dalam arti sempit
menekankan pada penyebaran melalui media cetak, sementara dalam arti luas,
penyebarannya melibatkan berbagai jenis media komunikasi.
3. Regulasi Delik Pers:
Delik Pers yang menggunakan media cetak tunduk pada peraturan seperti UU no
11 tahun 1966, UU no 4 tahun 1967, dan UU no 21 tahun 1982 tentang ketentuan-
ketentuan Pers. Sementara itu, Delik Pers yang penyebarannya melalui media
komunikasi radio siaran, televisi, atau media elektronik lainnya diatur dalam UU
no 24 tahun 1997 tentang penyiaran.

E. SISTEM PERTANGGUNGJAWABAN K.U.H PIDANA


Dalam konteks K.U.H PIDANA, terdapat dua sistem pertanggungjawaban yang
menonjol:
1. Sistem Deelneming (Penyertaan): Sistem ini menentukan hukuman masing-masing
individu yang terlibat dalam satu tindak pidana. Ini mencakup mereka yang melakukan
tindakan tersebut, mereka yang menyuruh, mereka yang turut serta dalam tindakan itu,
dan mereka yang memberikan bantuan dengan sengaja.
- Pasal 55 KUH Pidana mengatur tindakan pidana bagi mereka yang melakukan,
menyuruh, turut serta, atau memberikan bantuan.
- Pasal 56 KUH Pidana mengatur pembantu kejahatan.
2. Sistem Waterfall (Sistem Air Terjun): Sistem ini menentukan hukuman berdasarkan
sejauh mana keterlibatan individu dalam tindakan pidana. Ini mencerminkan tingkat
keterlibatan mereka dalam perbuatan tersebut.

F. HUKUM BISNIS ONLINE


Hukum bisnis online adalah pengaturan yang mengatur transaksi bisnis yang dilakukan
secara online. Meskipun saat ini belum sepenuhnya komprehensif, penting untuk
memahami kerangka hukum yang ada terkait bisnis online.
Regulasi hukum bisnis online yang berlaku di Indonesia mencakup beberapa undang-
undang dan peraturan yang relevan. Namun, perlu diingat bahwa peraturan dapat
berubah dari waktu ke waktu, jadi selalu pastikan untuk memverifikasi informasi
terbaru. Berikut adalah beberapa regulasi yang penting:
1. Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik (UU ITE)
UU ITE adalah hukum dasar yang mengatur transaksi elektronik, termasuk
bisnis online, di Indonesia. Undang-Undang ini mencakup aspek-aspek seperti
penggunaan tanda tangan elektronik, kontrak elektronik, perlindungan data
pribadi, dan keamanan transaksi elektronik.
2. Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem
dan Transaksi Elektronik
Peraturan ini mengatur lebih detail tentang penyelenggaraan sistem dan
transaksi elektronik, termasuk persyaratan untuk penyelenggara layanan
transaksi elektronik dan perlindungan konsumen dalam transaksi online.
3. Peraturan Bank Indonesia (BI):
Bank Indonesia mengeluarkan peraturan terkait dengan pembayaran
elektronik dan transaksi perbankan digital. Hal ini termasuk peraturan
tentang layanan pembayaran digital, e-money, dan fintech.
4. Ketentuan Perlindungan Konsumen:
Selain hukum khusus yang mengatur bisnis online, peraturan perlindungan
konsumen juga berlaku. Ini termasuk Undang-Undang Perlindungan
Konsumen yang memberikan hak-hak dan perlindungan bagi konsumen dalam
transaksi bisnis online.
5. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
OJK mengatur aktivitas fintech dan peer-to-peer lending (P2P) yang relevan
dengan bisnis online yang melibatkan sektor keuangan. Peraturan ini
bertujuan untuk melindungi investor dan konsumen dalam bisnis tersebut.
6. Regulasi Khusus
Beberapa sektor bisnis online, seperti e-commerce dan ride-sharing, dapat
memiliki regulasi khusus yang dikeluarkan oleh kementerian terkait, seperti
Kementerian Perdagangan.
Penting untuk selalu memahami dan mematuhi regulasi yang berlaku saat menjalankan
bisnis online di Indonesia. Juga, konsultasikan dengan profesional hukum atau instansi
pemerintah yang relevan jika Anda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran khusus
terkait dengan bisnis online agar tidak terlibat kasus hukum.

Berikut adalah contoh kasus atau studi kasus yang relevan untuk memperjelas konsep
Delik Pers, Sistem Pertanggungjawaban K.U.H PIDANA, dan Hukum Bisnis Online:
Contoh Kasus Delik Pers:
*Kasus: Pelanggaran Privasi dalam Media Sosial
Seorang individu (A) mengunggah foto dan informasi pribadi tentang seseorang (B) di
platform media sosial tanpa izin atau persetujuan dari B. Informasi tersebut sangat
pribadi dan merugikan reputasi B. Akibatnya, B merasa tersinggung dan merasa
privasinya dilanggar.
*Analisis Delik Pers:
Dalam kasus ini, tindakan individu A melalui media sosial dapat dianggap sebagai Delik
Pers. Ini adalah contoh dari pengungkapan informasi yang melawan hukum yang
merugikan individu lain. Undang-Undang Pers yang berlaku mungkin mengatur
pelanggaran semacam ini dan memberikan dasar hukum untuk tuntutan hukum.

*Contoh Kasus Sistem Pertanggungjawaban K.U.H PIDANA:


*Kasus: Perampokan Bank
Sebuah perampokan bank terjadi di mana beberapa individu (X, Y, dan Z) terlibat. X
adalah pelaku utama yang melakukan perampokan, Y adalah orang yang memberikan
senjata kepada X, dan Z adalah pengemudi kendaraan pelarian. Selama perampokan,
seorang karyawan bank terluka parah.
*Analisis Sistem Pertanggungjawaban K.U.H PIDANA:
Dalam kasus ini, sistem pertanggungjawaban K.U.H PIDANA berlaku. X sebagai pelaku
utama dapat dihukum lebih berat daripada Y dan Z, karena tingkat keterlibatannya yang
lebih besar dalam perampokan. Y dan Z, meskipun tidak melakukan perampokan itu
sendiri, tetapi memberikan bantuan dalam melakukan kejahatan, dan karenanya juga
dapat dihukum sesuai dengan peran mereka.

*Contoh Kasus Hukum Bisnis Online:


*Kasus: Konflik Bisnis Online terkait Penipuan dalam E-Commerce
Seorang individu (P) menjual produk makanan secara online melalui platform e-
commerce. Pelanggan (C) memesan produk tersebut dan melakukan pembayaran, tetapi
produk tidak pernah dikirim oleh P. C merasa tertipu dan mengajukan keluhan ke
platform e-commerce.
*Analisis Hukum Bisnis Online:
Dalam kasus ini, hukum bisnis online, seperti Undang-Undang Transaksi Elektronik,
berlaku. Platform e-commerce dapat memiliki kebijakan yang mengatur konflik semacam
ini. Mereka dapat berperan sebagai perantara dan menjamin bahwa C mendapatkan
pengembalian dana atau produk yang dipesan. Hukum bisnis online juga dapat
memberikan dasar hukum untuk tindakan hukum terhadap individu P jika terbukti
melakukan penipuan.

Contoh-contoh ini memberikan gambaran konkret tentang bagaimana konsep Delik Pers,
Sistem Pertanggungjawaban K.U.H PIDANA, dan Hukum Bisnis Online dapat berlaku
dalam situasi kehidupan nyata.

Penutup
Dalam makalah ini, kami telah menggali berbagai aspek hukum yang berkaitan dengan
bisnis online di Indonesia. Kami mulai dengan mendefinisikan aspek hukum secara
umum, mengidentifikasi tujuan hukum, dan memahami jenis-jenis hukum yang berlaku.
Selanjutnya, kami menjelaskan konsep Delik Pers, Sistem Pertanggungjawaban K.U.H
PIDANA, dan Hukum Bisnis Online, memberikan contoh kasus untuk memberikan
pemahaman yang lebih baik tentang konsep-konsep ini.
Bisnis online adalah salah satu sektor yang terus berkembang di era digital ini. Dengan
pertumbuhan ini, muncul berbagai tantangan hukum yang perlu dipahami oleh para
pelaku bisnis online. Regulasi seperti Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik dan peraturan-peraturan lainnya telah dibuat untuk
mengatur transaksi bisnis online dan melindungi hak konsumen.
Namun, dunia bisnis online terus berubah, dan para pemangku kepentingan perlu selalu
memperbarui pengetahuan mereka tentang peraturan hukum yang berlaku. Selain itu,
penting bagi pelaku bisnis online untuk memahami dan mengikuti etika bisnis yang baik
serta memberikan nilai tambah kepada konsumen.
Sebagai penutup, bisnis online telah membuka pintu peluang besar, tetapi juga
mengharuskan kita untuk selalu beradaptasi dengan perubahan hukum dan teknologi.
Dengan pemahaman yang kuat tentang aspek hukum yang relevan, para pengusaha
online dapat memastikan bahwa mereka beroperasi dengan etika yang baik,
keberlanjutan yang berkelanjutan, dan mematuhi regulasi yang berlaku.
Terima kasih atas perhatian Anda dalam membaca makalah ini. Semoga informasi yang
telah disampaikan menjadi bermanfaat dalam memahami aspek hukum dan bisnis
informasi di era digital saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sudarto. (2019). Hukum dan Bisnis di Era Digital: Panduan Lengkap Hukum Bisnis
Online di Indonesia. PT Gramedia Pustaka Utama.
2. Rinaldi, A. (2020). Delik Pers dalam Perspektif Hukum Pidana. Pustaka Binaman
Pressindo.
3. Prasetyo, B. (2018). Hukum Bisnis Online di Indonesia: Kajian Terhadap Regulasi
Transaksi Elektronik. Jurnal Hukum Bisnis, 2(1), 45-60.
4. Kusumadewi, A. P., & Wijaya, A. B. (2017). Sistem Pertanggungjawaban K.U.H
PIDANA: Studi Kasus Pada Tindak Pidana Cybercrime. Jurnal Hukum, 24(2), 149-166.
5. Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik.
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 71 Tahun 2019 tentang
Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik.
7. Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/40/PBI/2016 tentang Penyelenggaraan Layanan
Keuangan Berbasis Teknologi Informasi.
8. Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen.
9. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77/POJK.01/2016 tentang Layanan Pinjam
Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi.

Anda mungkin juga menyukai