Anda di halaman 1dari 56

EVIDANCE BASED NURSING (EBN)

PENERAPAN HIPEROKSIGENASI UNTUK MENINGKATKAN SATURASI


OKSIGEN PADA PASIEN KRITIS YANG TERPASANG ENDOTRACHEAL
TUBE DI RUANG GICU RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

Diajukan untuk memenuhi tugas praktik klinik stase gawat darurat kritis
dengan dosen pengampu Nyayu Nina Putri Calisanie, M.Kep.

Disusun oleh: Kelompok

Nurzalillah Litiana (323041)


Ratna Pertiwi (323042)
Risma Anggraeni (323043)
Risna Rahmawan (323044)
Sandi Sopian (323045)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN

PPNI JAWA BARAT

BANDUNG

2024
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan hidayah-Nya dan diberikan kelancaran dan kemudahan dalam enyusunan
laporan EBN (Evidence based Nursing) dengan judul “Penerapan Hiperoksigenasi
Untuk Meningkatkan Saturasi Oksigen Pada Pasien Kritis Yang Terpasang Endotracheal
Tube Di Ruang GICU RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung” ini dapat diselesaikan dengan
lancar.

Selama proses penyusunan Evidence Based Nursing ini kami dibimbing. Oleh
karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen dan Pembimbing Klinik yang
telah senantiasa membimbing, memberi masukan serta saran yang membangun guna
terselesaikannya penyusunan Evidence Based Nursing ini dengan baik.

Dalam penyusunan Evidence Based Nursing ini kami sangat menyadari masih
jauh dari kesempurnaan baik dalam bentuk penyajian, kelengkapan isi, dan lain-lainnya.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan seperti di masa
mendatang.

Bandung, 27 Januari 2024


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kegawatdaruratan adalah suatu keadaan seseorang yang berada pada suatu

kondisi yang mengancam hidupnya dimana sangat memerlukan pertolongan pertama

yang berguna untuk menghindari kecacatan dan kematian saat seseorang berada

pada kondisi kegawatdaruratan Zuhroid (2021). Keperawatan gawat darurat

merupakan pelayanan keperawatan yang komprehensif diberikan kepada pasien

dengan kondisi injuri atau sakit yang mengancam kehidupan. Perawat gawat darurat

harus memiliki pengetahuan untuk menangani respon pasien pada resusitasi, syok,

trauma, keracunan, dan kegawatan yang mengancam jiwa lainnya. Keadaan henti

jantung dan henti nafas adalah kasus yang sering terjadi pada pasien gawat darurat.

Henti jantung atau cardiac arrest adalah keadaan dimana terjadi penghentian

mendadak sirkulasi normal darah karena kegagalan jantung berkontraksi secara

efektif (Hardisman, 2020).

Intensive care unit (ICU) adalah layanan rumah sakit yang memberikan asuhan

keperawatan secara terkonsentrasi dan lengkap. Unit ini di lengkapi staf dan

peralatan khusus untuk merawat dan mengobati pasien yang terancam jiwa oleh

kegagalan/disfungsi satu organ atau ganda yang masih riversibel. Pasien dengan

perubahan tingkat kesadaran oleh beberapa penyebab beresiko mengalami obstruksi

jalan nafas karna kehilangan tonus-tonus otot. Obstruksi sering terjadi dari faring
dan laring oleh pangkal lidah dan jaringan lunak dari faring, dimana dapat

menghambat aliran udara dari hidung masuk ke paru-paru (Krisanty, 2009).

Terpasangnya pipa endotrakea menyebabkan peningkatan stimulus sekresi

mucus dan menghambat fungsi fisiologis saluran nafas bagian atas seperti

menghangatkan, melembabkan, filtrasi dan fungsi suara akan hilang. begitu pula

mekanisme proteksi antara lain kemampuan mengeluarkan secret, gerakan

mukosilia. Hambatan dari fungsi fisiologis tersebut akan menimbulkan masalah

terjadinya retensi sputum yang akan menghambat difusi oksigen di paru paru yang

menyebabkan kerusakan parenkim paru (Haryanto & Septimar, 2020)

Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas

untuk mempertahankan bersihan jalan napas akan muncul diagnosa keperawatan

ketidakefektifan bersihan jalan napas (Herdman & Kamitsuru, 2019). Intervensi

untuk mengatasi masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan napas sesuai

dengan NIC (Nursing intervention classification) adalah dengan menggunakan

Airway management, salah satu intervensi airway management yang dilakukan

perawat di ruang intensif adalah tindakan suction (Permatasari dkk, 2017).

Pada proses dilakukan suction tidak hanya lendir yang terhisap, suplai oksigen

yang masuk ke saluran pernafasan juga ikut terhisap, sehingga memungkinkan

untuk terjadi hipoksemia sesaat yang ditandai dengan penurunan saturasi oksigen

(SpO2). Hiperoksigenasi adalah teknik terbaik untuk menghindari hipoksemia

akibat suction dan harus digunakan pada semua prosedur suction (Husada, &

Superdana, 2015).
Penerapan hiperoksigenasi sebelum dan setelah dilakukan endotracheal

suctioning pada pasien dapat diimplementasikan di ruang intensive care unit untuk

mencegah hipoksemia dan meningkatkan saturasi oksigen sebelum dan setelah

dilakukan suction.

1.2 Fenomena

Penerapan hiperoksigenasi untuk meningkatkan saturasi oksigen pada pasien

kritis yang terpasang endotracheal tube di ruangan intensive care unit dengan pasien

terpasang endotracheal tube maupun pasien dengan pemasangan tracheostomy.

1.3 Gambaran Kasus

Proses pemberian hiperoksigenasi pada pasien kritis dengan terpasang alat

endotracheal tube memerlukan lebih oksigen karena pada proses dilakukan suction

tidak hanya lendir yang terhisap, suplai oksigen yang masuk ke saluran pernafasan

juga ikut terhisap, sehingga memungkinkan untuk terjadi hipoksemia sesaat yang

ditandai dengan penurunan saturasi oksigen (SpO2).

1.4 Tujuan Penulisan EBN

Tujuan penulisan EBN ini adalah untuk mengetahui keefektifan pemberian

hiperoksigenasi untuk meningkatkan saturasi oksigen pada pasien kritis yang

terpasang endotracheal tube di ruang Gicu RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
BAB II

PELAKSANAAN EBN

2.1 METODE

A. Tahap 1

(Melakukan Analisis Situasi)

Setelah dilakukan pengkajian situasi didapatkan hasil banyaknya pasien

yang terpasang alat endotracheal tube yang mengalami penurunan saturasi

oksigen saat penatalaksanaan suction makadari penerapan hiperoksigenasi

untuk mengatasi penurunan saturasi pada pasien di general intensice care

unit.

B. Tahap 2

(Membuat Rumusan Pertanyaan Klinis Dengan Menggunakan Format PIO)

Rumusan PIO digunakan untuk membantu mengidentifikasi masalah

pada suatu populasi serta intervensi yang akan dilakukan sehingga proses

pencarian bukti atau hasil penelitian lebih spesifik berdasarkan tujuan yang

akan dicapai.

Penelitian ini merupakan tinjauan sistematis terhadap literature yang ada

untuk mengevaluasi penerapan hiperoksigenasi pada pasien terpasang

endotracheal tube
P (Population) : Pasien yang terpasang endotracheal tube

I (Intervensi) : hiperoksigenasi

O (Outcome) : meningkatkan saturasi oksigen

C. Tahap 3
(Melakukan Pencarian Evidance)

Query Jumlah yang Waktu


ditemukan
Sumber : Google Scholar, pubmed dan
science direct
Hiperoksigenasi pada endothracheal tube 1.405 2019 - 2024

Diagram flow proses pencarian:

Jumlah artikel yang


didapat Google Scholar
(n=1.350) , PubMed
(n=51), science direct
(n=4)
jumlah artikel berdasarkan
kriteria ekslusi (n=1.320)

Jumlah artikel yang layak


jumlah artikel berdasarkan
Google scholar (n=4),
kriteria inklusi (n=85)
PubMed (n=1), Science
direct (n=1)

Jumlah artikel yang


masuk dalam analisis
(n=5)
Kriteria inklusi :

1. Pasien kritis
2. Pasien yang terpasang endotracheal tube
3. Pasien yang terpasang tracheostomy
4. Pasien yang mengalami penurunan saturasi oksigen

Kriteria ekslusi :

1. Pasien yang tidak terpasang alat bantu nafas.


A. Tahap 4
(Melakukan Quality Assesment/Aprasial)
1. Analisis CASP Checklis
a. Perbandingan pemberian hiperoksigenasi satu menit dan dua menit pada proses suction terhadap saturasi
oksigen pasien terpasang ventilator

No Pertanyaan Fokus Respon Komentar


Iya Tidak Tidak
dilaporka
n
Section A : Apakah hasil studinya valid?
1. Apakah studi 1. Studi populasi Ya Penelitian ini menggunakan quasi
tersebut 2. Intervensi yang eksperimen pre-post test dengan
menjelaskan diberikan control grup design.
masalahnya 3. Hasil outcame
secara focus Intervensi yang dilakukan
hiperoksigenasi

Hasil menunjukan sebelum


hiperoksigenasi median 97 min-
mak 95-99, setelah dilakukan
hiperoksigenasi median 99 min-
mak 95-100. Dengan p-value
0.05, terdapat perbedaan saturasi
oksigen yang signifikan sebelum
dan setelah
pemberianhiperoksigenasi 1
menit.
2. Apakah 1. Bagaimana ini Ya Teknik pengambilan sampel
pembagian pasien dilakukan digunakan pasien yang terpasang
kedalam 2. Apakah alokasi endotraheal tube
kelompok pasien
intervensi dan dilakukan
control dilakukan secara Penelitian ini dilakukan diruang
secara acak tersembunyi ICU RSPAD Gatot Soebroto
dari peneliti Puskesad. Sebanyak 17
dan pasien sampel.teknik pengumpulan data
menggunakan consecutive
sampling dimana subjek yang
memenuhi kriteria inklusi dan
ekslusi.
3 Apakah semua 1. Apakah Tidak Dalam penelitian tidak dijelaskan
pasien yang dihentikan lebih dilaporkan
terlibat dalam awal
penelitian dicatat 2. Apakah pasien
dengan benar di dianalisis dalam
kesimpulannya kelompok
untuk yang
mereka acak
4. Apakah pasien, Tidak Penelitian ini tidak blind karena
petugas sebelum dilakukan penelitian
Kesehatan dan responden diberitahukan tentang
responden pada procedure penelitiannya terlebih
penelitian ‘blind’ dahulu
terhadap
intervensi yang
dilakukan
5. Apakah waktu Tidak Karena peneliti menggunakan
untuk teknik consecutive sampling
pelaksanaan dilaksanakan secara bersamaan
setiap grup sama namun yang sudah memenuhi
semua kriteria inklusi maupun
ekslusi
6. Selain intervensi Ya Intervensi dilakukan secara adil
yang
dilaksanakan,
apakah di setiap
grup
diperlakukan
dengan sama/adil
Section B : Apa hasilnya?
7. Seberapa besar 1. Apa outcome Ya Pada penelitian ini ditemukan
efek dari yang diukur faktor apa yang menjadi
intervensi 2. Apakah hasil penurunan saturasi oksigen pada
tersebut dijelaskan saat penghisapan lendir pada
secara spesifik pasien yang terpasang
3. Hasil yang
ditemukan
4. Apa hasil dari
setiap outcome
yang di ukur
8. Seberapa tepat 1. Berapa Ya Berdasarkan hasil pada jurnal
dan akurat efek confidence tersebut penggunaan sebelum
dan intervensi limitnya hiperoksigenasi 97% setelah
dilakukan hiperoksigenasi 99%
dapat disimpulkan bahwa
hiperoksigenasi secara efektif
meningkatkan status oksigenasi.
Section C : Akankah hasil membantu secara local?
9. Bisakah hasilnya 1. Apakah Ya Hasil dari peneitian ini bisa
diterapkan di karakteristik diterapkan pada populasi local
populasi local, pasien sama atau konteks saat ini. Karena
atau di konteks dengan tempat populasi dan karakter responden
saat ini bekerja atau penelitan sama dengan apa yang
dilingkungan populasi anda? ada di tempat kerja
sekarang? 2. Jika berbeda,
atau
perbedaanya
10 Apakah hasil 1. Apakah Ya Ada informasi mengenai
. penelitian ini informasi yang waktu,lama pemberian terapi dan
penting secara anda inginkan kriteria ekslusi yang tertera pada
klinis untuk sudah terdapat penelitian.
dipertimbangkan? dalam
penelitian
2. Jika tidak,
apakah akan
berpengaruh
terhadap
pengambilan
keputusan.
11. Apakah 1. Meskipun tidak Ya Dalam melaksanakan penerapan
manfaatnya tercantum hiperoksigenasi pasien yang
sepadan dengan didalam terpasang endotracheal tube ini
bahaya dan biaya penelitian, akan dilakukan sesuai dengan
yang dibutuhkan bagaimana prosedur yang tepat
menurut anda
2. Pengaruh tekanan suction terhadap saturasi oksigen pada pasien terpasang endotracheal tube
No Pertanyaan Fokus Respon Komentar
Ya Tidak Tidak
dilaporkan
Section A : Apakah hasil studinya valid?
1. Apakah studi 1. Studi populasi Ya Analisis masalah terlebih dahulu dilakukan dengan
tersebut 2. Intervensi menganalisis situasi ruangan dan pasien kemudian
menjelaskan yang mengumpulkan literatur yang diperoleh dari 10 jurnal penelitian
masalahnya diberikan tentang hiperoksigenasi pada pasien yang terpasang
secara focus 3. Hasil outcome endotracheal tube dan dilakukan intervensi suction. Jurnal
didapatkan dengan mengakses situs google schoolar, PubMed,
ScienceDirect, dan ResearchGate dengan kata kunci ventilator
hiperinflation, endotracheal suction, hiperoksigenasi, suction,
status oksigenasi. Pada pasien kritis.
Terapi/intervensi yang diberikan yaitu intervensi
hiperoksigenasi untuk meningkatkan saturasi oksigen pada
pasien kritis yang terpasang endotracheal tube

Hasil penelitian : Evaluasi dilakukan setelah tindakan


implementasi. Setelah dilakukan tindakan suction didapatkan
hasil saturasi pada kedua pasien dapat dipertahankan dengan
nilai 99% sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian suction
dengan tekanan 140 mmHg / 19 Kpa dan hiperoksigenasi
selama 2 menit efektif untuk mengatasi masalah bersihan jalan
napas

2. Apakah 1. Bagaimana ini Ya Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling.


pembagian pasien dilakukan
kedalam 2. Apakah Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 2 pasien yang
kelompok alokasi pasien menggunakan ventilator mekanik sebagai alat bantu pernapasan.
intervensi dan dilakukan
kontrol dilakukan secara Kriteria inklusi : tidak di jelaskan dalam jurnal
secara acak tersembunyi
dari peneliti
dan pasien
3 Apakah semua 1. Apakah Tidak Tidak dijelaskan dalam kesimpulan.
pasien yang dihentikan
terlibat dalam lebih awal
penelitian dicatat 2. Apakah
dengan benar di pasien
kesimpulannya dianalisis
dalam
kelompok
untuk yang
mereka acak
4. Apakah pasien, Tidak Penelitian ini tidak blind, karena responden sebelum akan
petugas dilakukannya penelitian diberitahukan tentang prosedur
Kesehatan dan penelitiannya terlebih dahulu dan ada informed concent atau
responden pada lembar persetujuan.
penelitian ‘blind’
terhadap
intervensi yang
dilakukan
5. Apakah waktu Ya Tidak di sebutkan dalam jurnal
untuk
pelaksanaan
setiap responden
sama
6. Selain intervensi Ya Intervensi dilakukan secara adil.
yang
dilaksanakan,
apakah di setiap
responden
diperlakukan
dengan sama/adil
Section B : Apa hasilnya?
7. Seberapa besar 1. Apa outcome Ya Saturasi kedua klien setelah tindakan tetap yaitu 99% karena
efek dari yang diukur dalam pemberian sesuai dengan teknik yang digunakan
intervensi 2. Apakah hasil dimanapengaturan tekanan suction 140 mmHg/19Kpa dan tidak
tersebut dijelaskan terdapat kendala selama perlakuan
secara
spesifik
3. Hasil yang
ditemukan
4. Apa hasil dari
setiap
outcome yang
di ukur
8. Seberapa tepat 1. Berapa Ya pasien yang terpasang ventilasi mekanik reflek batuk akan
dan akurat efek confidence menurun sehingga sekret tidak dapat dikeluarkan sendiri oleh
dan intervensi limitnya karena itu perawat selalu melakukan tindakan suction untuk
mengeluarkan sekret agar bersihan jalan nafas adapat efektif.
Akan tetapi di dalam melakukan section tidak ada SPO yang
menunjukan tentang pengukuran tekanan dalam melakukan
tindakan suction, perawat hanya memutar tekanan suction tanpa
memperhatikan tekanan yang sesuai
Section C : Akankah hasil membantu secara lokal?
9. Bisakah hasilnya 1. Apakah Ya Pengaturan tekanan suction 140 mmhg / 19 Kpa dan
diterapkan di karakteristik hiperoksigenasi selama 2 menit sebelum tindakan suction dapat
populasi lokal, pasien sama sebagai bahan masukan dalam Standar Operasional prosedur
atau di konteks dengan tindakan suction pada pasien yang terpasang endotracheal tube
saat ini tempat atau ventilator di ruang Intensive Care Unit
dilingkungan bekerja atau
sekarang? populasi
anda?
2. Jika berbeda,
atau
perbedaanya
10. Apakah hasil 1. Apakah Ya Ada informasi mengenai waktu,tekanan yang di berikan, lama
penelitian ini informasi pemberian therapi dan kriteria inklusi yang tertera dalam
penting secara yang anda penelitian.
klinis untuk inginkan
dipertimbangkan sudah terdapat
? dalam
penelitian
2. Jika tidak,
apakah akan
berpengaruh
terhadap
pengambilan
keputusan
11. Apakah 1. Meskipun Ya Karena secara efektif meningkatkan status oksigenasi dan
manfaatnya tidak mencegah dan menurunkan angka kejadian hipoksemia pada 2
sepadan dengan tercantum responden yang telah diterapkan intervensi hiperoksigenasi
bahaya dan biaya didalam sebelum dan setelah dilakukan tindakan Endotracheal
yang dibutuhkan penelitian, Suctioning.
bagaimana
menurut anda

c. Pengaruh Variasi Tekanan Negatif Suction Endotracheal Tube (ETT) Terhadap Nilai Saturasi Oksigen
(SPO2)
No Pertanyaan Fokus Respon Komentar
Ya Tidak Tidak
dilaporkan
Section A : Apakah hasil studinya valid?
1. Apakah studi 1. Studi populasi Ya Analisis masalah terlebih dahulu dilakukan dengan
tersebut 2. Intervensi menganalisis situasi ruangan dan pasien kemudian
menjelaskan yang mengumpulkan literatur yang diperoleh dari 10 jurnal penelitian
masalahnya diberikan tentang hiperoksigenasi pada pasien yang terpasang
secara focus 3. Hasil outcome endotracheal tube dan dilakukan intervensi suction. Jurnal
didapatkan dengan mengakses situs google schoolar, PubMed,
ScienceDirect, dan ResearchGate dengan kata kunci ventilator
hiperinflation, endotracheal suction, hiperoksigenasi, suction,
status oksigenasi. Pada pasien kritis.
Terapi/intervensi yang diberikan yaitu intervensi
hiperoksigenasi untuk meningkatkan saturasi oksigen pada
pasien kritis yang terpasang endotracheal tube

Hasil penelitian : Berdasarkan hasil uji paired sampel t test yang


menunjukan nilai signifikan (0.001, <0,05). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh tindakan suction (ETT)
terhadap nilai saturasi oksigen pada pasien terpasang ventilator
di Ruang ICU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo dengan
variasi tekanan 20 KPa dan 25 KPa. Penelitian ini menunjukkan
bahwa tekanan 25 kPa memberikan efek signifikan menurunkan
SpO2 lebih besar dibandingkan tekanan 20 kPa, namun dalam
menghilangkan sekret secara keseluruhan tekanan 25 kPa lebih
efektif dibandingkan 20 kPa
2. Apakah 1. Bagaimana ini Ya Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling
pembagian pasien dilakukan
kedalam 2. Apakah Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 37 pasien yang
kelompok alokasi pasien menggunakan ventilator mekanik sebagai alat bantu pernapasan.
intervensi dan dilakukan
kontrol dilakukan secara Kriteria inklusi : Pasien dewasa 15 tahun yang terpasang ETT
secara acak tersembunyi dan ventilator
dari peneliti
dan pasien
3 Apakah semua 1. Apakah Tidak Dalam penelitian tidak dijelaskan
pasien yang dihentikan
terlibat dalam lebih awal
penelitian dicatat 2. Apakah
dengan benar di pasien
kesimpulannya dianalisis
dalam
kelompok
untuk yang
mereka acak
4. Apakah pasien, Tidak Penelitian ini tidak blind, karena responden sebelum akan
petugas dilakukannya penelitian diberitahukan tentang prosedur
Kesehatan dan penelitiannya terlebih dahulu dan ada informed concent atau
responden pada lembar persetujuan.
penelitian ‘blind’
terhadap
intervensi yang
dilakukan
5. Apakah waktu Tidak Tidak di sebutkan dalam jurnal
untuk
pelaksanaan
setiap responden
sama
6. Selain intervensi Ya Intervensi dilakukan secara adil.
yang
dilaksanakan,
apakah di setiap
responden
diperlakukan
dengan sama/adil
Section B : Apa hasilnya?
7. Seberapa besar 1. Apa outcome Ya Tekanan negatif 25 kPa lebih efektif dalam mengeluarkan sekresi
efek dari yang diukur sekret pada jalan nafas dan memungkinkan peningkatan saturasi
intervensi 2. Apakah hasil oksigen setelah tindakan suction pada pasien dengan ventilator
tersebut dijelaskan dibandingkan dengan tekanan 20 kPa. Nilai saturasi oksigen
secara sebelum dilakukan suction (setelah tindakan hiperoksigenasi)
spesifik pada tekanan 100 mmHg, tekanan 120 mmHg dan tekanan 150
3. Hasil yang mmHg terbanyak pada nilai 100 %, hal ini disebabkan adanya
ditemukan tindakan hiperoksigenasi yang dilakukan selama 2 menit. Namun
4. Apa hasil dari saturasi oksigen sebelum dilakukan suctioning (setelah tindakan
setiap hiperoksigenasi) pada tekanan 100 mmHg, tekanan 120 mmHg
outcome yang dan tekanan 150 mmHg tidak menunjukkan perbedaan yang
di ukur bermakna dengan nilai p= 0, 367.
8. Seberapa tepat 1. Berapa Ya Tekanan negatif 25 kPa lebih efektif dalam mengeluarkan sekresi
dan akurat efek confidence sekret pada jalan nafas dan memungkinkan peningkatan saturasi
dan intervensi limitnya oksigen setelah tindakan suction pada pasien dengan ventilator
dibandingkan dengan tekanan 20 kPa. Meskipun dalam analisis
beda kelompok tidak ditemukan adanya perbedaan penurunan
saturasi oksigen.
Section C : Akankah hasil membantu secara lokal?
9. Bisakah hasilnya 1. Apakah Ya Pengaturan tekanan suction 100 mmhg / 20 Kpa dan
diterapkan di karakteristik hiperoksigenasi selama 2 menit sebelum tindakan suction dapat
populasi lokal, pasien sama sebagai bahan masukan dalam Standar Operasional prosedur
atau di konteks dengan tindakan suction pada pasien yang terpasang endotracheal tube
saat ini tempat atau ventilator di ruang Intensive Care Unit
dilingkungan bekerja atau
sekarang? populasi
anda?
2. Jika berbeda,
atau
perbedaanya
10. Apakah hasil 1. Apakah Ya Ada informasi mengenai waktu,tekanan yang di berikan, lama
penelitian ini informasi pemberian therapi dan kriteria inklusi yang tertera dalam
penting secara yang anda penelitian.
klinis untuk inginkan
dipertimbangkan sudah terdapat
? dalam
penelitian
2. Jika tidak,
apakah akan
berpengaruh
terhadap
pengambilan
keputusan
11. Apakah 1. Meskipun Ya Karena secara efektif meningkatkan status oksigenasi dan
manfaatnya tidak mencegah dan menurunkan angka kejadian hipoksemia pada 37
sepadan dengan tercantum responden yang telah diterapkan intervensi hiperoksigenasi
bahaya dan biaya didalam sebelum dan setelah dilakukan tindakan Endotracheal
yang dibutuhkan penelitian, Suctioning.
bagaimana
menurut anda
d. Penerapan hiperoksigenasi sebagai evidencebased nursing untuk meningkatkan saturasi oksigen pada pasien kritis yang
terpasang endotracheal tube

No Pertanyaan Fokus Respon Komentar


Ya Tidak Tidak
dilaporka
n
Section A : Apakah hasil studinya valid?
1. Apakah studi 1. Studi populasi Ya Analisis masalah terlebih dahulu dilakukan dengan menganalisis
tersebut 2. Intervensi yang situasi ruangan dan pasien kemudian mengumpulkan literatur yang
menjelaskan diberikan diperoleh dari 10 jurnal penelitian tentang hiperoksigenasi pada pasien
masalahnya secara 3. Hasil outcome yang terpasang endotracheal tube dan dilakukan intervensi suction.
focus Jurnal didapatkan dengan mengakses situs google schoolar, PubMed,
ScienceDirect, dan ResearchGate dengan kata kunci ventilator
hiperinflation, endotracheal suction, hiperoksigenasi, suction, status
oksigenasi. Pada pasien kritis.
Terapi/intervensi yang diberikan yaitu intervensi hiperoksigenasi
untuk meningkatkan saturasi oksigen pada pasien kritis yang
terpasang endotracheal tube

Hasil penelitian :
Hiperoksigenasi yang telah diterapkan dapat memberikan dampak
sebagai pencegahan dan menurunkan angka kejadian hipoksemia
pasca dilakukan suction. Penerapan aplikasi jurnal hiperoksigenasi
sebagai evidence based nursing untuk meningkatkan saturasi oksigen
pada pasien kritis yang terpasang endotracheal tube efektif
meningkatkan saturasi oksigen sehingga dapat menurunkan angka
kejadian hipoksemia.
2. Apakah 1. Bagaimana ini Ya Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling.
pembagian pasien dilakukan
kedalam kelompok 2. Apakah alokasi Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 7 pasien yang menggunakan
intervensi dan pasien ventilator mekanik sebagai alat bantu pernapasan.
kontrol dilakukan dilakukan
secara acak secara Kriteria inklusi : pasien gagal nafas, pasien yang terjadi penumpukan
tersembunyi sekret, pasien terpasang Endotracheal Tube yang terhubung dengan
dari peneliti dan ventilator mekanik, mode ventilator yaitu SIMV (Syncronised
pasien Intermitten Mandatory Ventilation).
3 Apakah semua 1. Apakah Tidak Tidak dijelaskan dalam kesimpulan.
pasien yang dihentikan lebih
terlibat dalam awal
penelitian dicatat 2. Apakah pasien
dengan benar di dianalisis dalam
kesimpulannya kelompok
untuk yang
mereka acak
4. Apakah pasien, Tidak Penelitian ini tidak blind, karena responden sebelum akan dilakukannya
petugas Kesehatan penelitian diberitahukan tentang prosedur penelitiannya terlebih dahulu
dan responden dan ada informed concent atau lembar persetujuan.
pada penelitian
‘blind’ terhadap
intervensi yang
dilakukan
5. Apakah waktu Ya
untuk pelaksanaan
setiap responden
sama
6. Selain intervensi Ya Intervensi dilakukan secara adil.
yang dilaksanakan,
apakah di setiap
responden
diperlakukan
dengan sama/adil
Section B : Apa hasilnya?
7. Seberapa besar 1. Apa outcome Ya
efek dari intervensi yang diukur
tersebut 2. Apakah hasil
dijelaskan
secara spesifik
3. Hasil yang
ditemukan
4. Apa hasil dari
setiap outcome
yang di ukur
8. Seberapa tepat dan 1. Berapa Ya Berdasarkan hasil pada jurnal tersebut penggunaan sebelum dan
akurat efek dan confidence sesudah suction di dapatkan hasil statistic sebelum suction dengan nilai
intervensi limitnya rata² 90 dan sesudah suction dengan nilai rata² 95. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa hiperoksigenasi secara efektif meningkatkan status
oksigenasi dan mencegah dan menurunkan angka kejadian hipoksemia
pada 7 responden yang telah diterapkan intervensi hiperoksigenasi
sebelum dan setelah dilakukan tindakan Endotracheal Suctioning.

Section C : Akankah hasil membantu secara lokal?


9. Bisakah hasilnya 1. Apakah Ya Hasil dari peneitian ini bisa diterapkan pada populasi local atau konteks
diterapkan di karakteristik saat ini. Karena populasi dan karakter responden penelitan sama
populasi lokal, pasien sama dengan apa yang ada di tempat kerja
atau di konteks dengan tempat
saat ini bekerja atau
dilingkungan populasi anda?
sekarang? 2. Jika berbeda,
atau
perbedaanya
10. Apakah hasil 1. Apakah Ya Ada informasi mengenai waktu, lama pemberian therapi dan kriteria
penelitian ini informasi yang eksklusi yang tertera dalam penelitian.
penting secara anda inginkan
klinis untuk sudah terdapat
dipertimbangkan? dalam
penelitian
2. Jika tidak,
apakah akan
berpengaruh
terhadap
pengambilan
keputusan
11. Apakah 1. Meskipun tidak Ya Karena secara efektif meningkatkan status oksigenasi dan mencegah
manfaatnya tercantum dan menurunkan angka kejadian hipoksemia pada 7 responden yang
sepadan dengan didalam telah diterapkan intervensi hiperoksigenasi sebelum dan setelah
bahaya dan biaya penelitian, dilakukan tindakan Endotracheal Suctioning.
yang dibutuhkan bagaimana
menurut anda

e. The Effect Of Endotracheal Tube (ETT) Suction Measures On Our Saturation Levels In Failed Patients In ICU
Grandmed Hospital

No Pertanyaan Fokus Respon Komentar


Iy Tidak Tidak
a dilaporkan
Section A : Apakah hasil studinya valid?
1. Apakah studi tersebut menjelaskan 1. Studi populasi Ya Penelitian ini enggunakan desain penelitian
masalahnya secara focus 2. Intervensi yang kuantitatif dengan rancangan adalah Quasi
diberikan Experiment Teknik pengumpulan dengan teknik
3. Hasil outcame accidental sampling

Intervensi yang dilakukan hiperoksigenasi

Hasil penelitian menunjukan terdapat perbedaan yang


signifikan dimana sebelum dan sesudah tindakan
tingkat saturasi oksigen (p < 0,000) yang berarti
terdapat pengaruh tindakan menyedot lendir sebelum
dan sesudah tingkat saturasi O2
2. Apakah pembagian pasien kedalam 1. Bagaimana ini Ya Teknik pengambilan sampel digunakan pasien yang
kelompok intervensi dan control dilakukan terpasang endotraheal tube
dilakukan secara acak 2. Apakah alokasi
pasien Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Grandmed
dilakukan Lubuk Pakam dengan jumlah sampel sebanyak 22.
secara Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik
tersembunyi accidental sampling dimana hanya pasien yang
dari peneliti bertemu dengan peneliti yang menjadi sampel
dan pasien penelitian, menggunakan Intrument lembar
observasi.
3 Apakah semua pasien yang terlibat 3. Apakah Tidak Dalam penelitian tidak dijelaskan
dalam penelitian dicatat dengan dihentikan lebih dilaporkan
benar di kesimpulannya awal
4. Apakah pasien
dianalisis dalam
kelompok
untuk yang
mereka acak
4. Apakah pasien, petugas Kesehatan Tidak Penelitian ini tidak blind karena sebelum dilakukan
dan responden pada penelitian penelitian responden diberitahukan tentang procedure
‘blind’ terhadap intervensi yang penelitiannya terlebih dahulu
dilakukan
5. Apakah waktu untuk pelaksanaan Tidak Karena peneluti menggunakan teknik accident
setiap grup sama sampling maka dari itu sample seketemunya saja
karena sampel yang berada di ruangan intensive
biasanya sedikit.
6. Selain intervensi yang Ya Tidak ada kelompok intervensi maupun kontrol
dilaksanakan, apakah di setiap grup
diperlakukan dengan sama/adil
Section B : Apa hasilnya?
7. Seberapa besar efek dari intervensi 1. Apa outcome Ya Pada penelitian ini ditemukan faktor apa yang
tersebut yang diukur menjadi penurunan saturasi oksigen pada saat
2. Apakah hasil penghisapan lendir pada pasien yang terpasang
dijelaskan endotracheal tube.
secara spesifik
3. Hasil yang
ditemukan
4. Apa hasil dari
setiap outcome
yang di ukur
8. Seberapa tepat dan akurat efek dan 1. Berapa Ya hasil analisis uji Wilcoxon terdapat perbedaan yang
intervensi confidence signifikan sebelum dan sesudah dengan hasil Nilai
limitnya sebelum dilakukan tindakan suction meliputi nilai
mean adalah 86,90%, nilai standar deviation adalah
4.553%, Maka ditarik kesimpulan Ada pengaruh
sebelum dan sesudah tindakan suction terhadap nilai
saturasi oksigen (p < 0.005)
Section C : Akankah hasil membantu secara local?
9. Bisakah hasilnya diterapkan di 1. Apakah Ya Hasil dari peneitian ini bisa diterapkan pada populasi
populasi local, atau di konteks saat karakteristik local atau konteks saat ini. Karena populasi dan
ini dilingkungan sekarang? pasien sama karakter responden penelitan sama dengan apa yang
dengan tempat ada di tempat kerja
bekerja atau
populasi anda?
2. Jika berbeda,
atau
perbedaanya
10. Apakah hasil penelitian ini penting 1. Apakah Tidak Tidak ada informasi mengenai waktu, lamanya
secara klinis untuk informasi yang penelitian.
dipertimbangkan? anda inginkan
sudah terdapat
dalam
penelitian
2. Jika tidak,
apakah akan
berpengaruh
terhadap
pengambilan
keputusan.
11. Apakah manfaatnya sepadan 1. Meskipun tidak Ya Dalam melaksanakan penerapan hiperoksigenasi
dengan bahaya dan biaya yang tercantum pasien yang terpasang endotracheal tube ini akan
dibutuhkan didalam dilakukan sesuai dengan prosedur yang tepat
penelitian,
bagaimana
menurut anda

f. Peningkatan tekanan hisap selama penghisapan endotrakeal meningkatkan volume sekret yang disedot

No Pertanyaan Fokus Respon Komentar


Iy Tidak Tidak
a dilaporkan
Section A : Apakah hasil studinya valid?
1. Apakah studi tersebut menjelaskan 1. Studi populasi Ya Penelitian ini direncanakan sebagai desain prospektif,
masalahnya secara focus 2. Intervensi yang eksperimental, dan terkendali mandiri.
diberikan Sampel penelitian meliputi 47 pasien. Data
3. Hasil outcame dikumpulkan dengan menggunakan pengumpulan
data dan formulir tindak lanjut
pasien dari catatan pasien
Data penelitian dikumpulkan dengan pengumpulan
data dan formulir tindak lanjut pasien yang disiapkan
sejalan dengan tinjauan literatur yang luas dan
pendapat para ahli.

Intervensi yang dilakukan hiperoksigenasi

Hasil penelitian menunjukan 50% pasien adalah laki-


laki, 61,7% berusia lebih dari 65 tahun dan 38,32%
menderita infeksi paru-paru. Jumlah sekret yang
disedot cenderung meningkat secara signifikan
dengan meningkatnya tekanan negatif dan terdapat
perbedaan yang signifikan antara tekanan dalam hal
median volume sekret yang disedot (p <0,001). Tidak
ada perbedaan yang signifikan antara tekanan hisap
dalam hal desaturasi oksigen, tingkat hipertensi (p >
0,05). Takikardia, bradikardia, hipoksemia, kerusakan
mukosa trakea, atau perdarahan mukosa tidak diamati
selama penghisapan dengan tiga tekanan penghisapan
yang berbeda.
2. Apakah pembagian pasien kedalam 1. Bagaimana ini Ya Validitas isi formulir pengumpulan data di evaluasi
kelompok intervensi dan control dilakukan oleh dua ahli anestesi, satu dokter dada, satu ahli
dilakukan secara acak 2. Apakah alokasi mikrobiologi, dua perawat perawatan intensif dan
pasien empat perawat akademisi. Modifikasi kata-kata kecil
dilakukan dalam formulir pengumpulan data dibuat berdasarkan
secara umpan balik mereka. Selain itu, keandalan formulir
tersembunyi pengumpulan data telah diuji coba dengan interval
dari peneliti dan dua minggu pada enam pasien perawatan intensif
pasien yang dikeluarkan dari penelitian. Data diuji
reliabilitas antar
penilai dengan menggunakan pengamat kedua
(kepala perawat yang bekerja di ICU berbeda).
Koefisien reliabilitas tes-tes ulang adalah 0,86.
Bentuknya terdiri dari dua bagian. Bagian pertama
berisi 17 item, termasuk karakteristik deskriptif
pasien: usia, jenis kelamin, diagnosis, mode
ventilator mekanis, PEEP, FiO2dan nilai volume
tidal, status keseimbangan cairan, adanya penyakit
penyerta kronis, endotrakea

Penelitian ini dilakukan di sebuah rumah sakit


universitas di I_zmir, di Turki bagian barat, yang
merupakan salah satu rumah sakit terbesar di
kawasan Aegean. Rumah sakit ini memiliki 11 ICU
dengan kapasitas 196 tempat tidur. Penelitian ini
dilakukan di unit perawatan intensif anestesi dan
reanimasi (ARICU). >800 pasien dirawat setiap
tahun di ARICU. Beroperasi sejak tahun 2006,
ARICU merupakan unit perawatan tersier yang
lengkap dengan 27 tempat tidur dan 27 monitor.
Pasien dengan penyakit parah dan mengancam jiwa
(gagal napas serius, trauma berat, kegagalan banyak
organ, keracunan, sepsis, dll.) atau, cedera, dan
mereka yang pernah menjalani operasi besar dirawat
di ARICU.

3 Apakah semua pasien yang terlibat 1. Apakah Tidak Dalam penelitian tidak dijelaskan
dalam penelitian dicatat dengan dihentikan lebih dilaporkan
benar di kesimpulannya awal
2. Apakah pasien
dianalisis dalam
kelompok
untuk yang
mereka acak
4. Apakah pasien, petugas Kesehatan Ya Keandalan formulir pengumpulan data telah diuji
dan responden pada penelitian coba dengan interval dua minggu pada enam pasien
‘blind’ terhadap intervensi yang perawatan intensif yang dikeluarkan dari penelitian
dilakukan
5. Apakah waktu untuk pelaksanaan Tidak Proyek ini merupakan studi eksperimental prospektif
setiap grup sama yang dilakukan antara bulan februari dan maret
6. Selain intervensi yang Ya Intervensi dilakukan secara adil
dilaksanakan, apakah di setiap grup
diperlakukan dengan sama/adil
Section B : Apa hasilnya?
7. Seberapa besar efek dari intervensi 1. Apa outcome Ya Temuan terkait dengan total volume sekret, jumlah
tersebut yang diukur sel epitel dan eritrosit serta kondisi yang memerlukan
2. Apakah hasil pengulangan penghisapan Total volume sekret yang
dijelaskan diperoleh dari pasien (n =47) dengan tekanan isap 80
secara spesifik mmHg diperoleh 65,1 ml (median 1,0 ml), 126 ml
3. Hasil yang (median 2,0 ml) diperoleh dengan tekanan isap 150
ditemukan mmHg, dan 147 ml (median 2,5 ml) dengan tekanan
4. Apa hasil dari isap 250 mmHg. Perbedaan tekanan isap berpengaruh
setiap outcome nyata terhadap volume sekret yang dihisap
yang di ukur
8. Seberapa tepat dan akurat efek dan 1. Berapa Ya Jumlah rata-rata sel epitel dalam 1 mm3sekret yang
intervensi confidence disedot adalah 2000 untuk tekanan isap 80 mmHg,
limitnya 1538 untuk tekanan isap 150 mmHg, dan 1250 untuk
tekanan isap 250 mmHg. Epitel menurun secara
signifikan seiring dengan meningkatnya volume
sekret yang disedot dan tingkat tekanan isap. Jumlah
sel epitel pada sekret yang dihisap dengan tekanan
isap 80 mmHg dan 150 mmHg. Berbeda secara
signifikan, dan analisis Bonferroni lebih lanjut
diterapkan untuk menentukan kelompok pengukuran
tekanan mana yang menyebabkan perbedaan.
Perbedaan signifikan lainnya ditemukan antara
jumlah sel epitel dalam sekret yang disedot dari
pasien dengan tekanan isap 80 mmHg dan 250
mmHg. Tidak ada perbedaan signifikan yang
ditemukan antara jumlah sel epitel dalam sekret yang
disedot dari pasien dengan tekanan isap 150 mmHg
dan 250 mmHg.
Section C : Akankah hasil membantu secara local?
9. Bisakah hasilnya diterapkan di 1. Apakah Ya Hasil dari peneitian ini bisa diterapkan pada populasi
populasi local, atau di konteks saat karakteristik local atau konteks saat ini. Karena populasi dan
ini dilingkungan sekarang? pasien sama karakter responden penelitan sama dengan apa yang
dengan tempat ada di tempat kerja
bekerja atau
populasi anda?
2. Jika berbeda,
atau
perbedaanya
10. Apakah hasil penelitian ini penting 1. Apakah Ya Ada informasi mengenai waktu, lama pemberian
secara klinis untuk informasi yang intervensi, dan kriteria inklusi yang tertera pada
dipertimbangkan? anda inginkan penelitian.
sudah terdapat
dalam
penelitian
2. Jika tidak,
apakah akan
berpengaruh
terhadap
pengambilan
keputusan.
11. Apakah manfaatnya sepadan 1. Meskipun tidak Ya Dalam melaksanakan penerapan hiperoksigenasi
dengan bahaya dan biaya yang tercantum pasien yang terpasang endotracheal tube ini akan
dibutuhkan didalam dilakukan sesuai dengan prosedur yang tepat.
penelitian,
bagaimana
menurut anda

g. Pengaruh pengisapan tabung endotrakeal invasif minimal pada indeks fisiologis pada pasien dewasa yang diintubasi

No Pertanyaan Fokus Respon Komentar


Iy Tidak Tidak
a dilaporkan
Section A : Apakah hasil studinya valid?
1. Apakah studi tersebut menjelaskan 1. Studi populasi Ya Penelitian ini menggunakan quasy eksperimen
masalahnya secara focus 2. Intervensi yang dengan kelompok intervensi dan kontrol.
diberikan Penelitian ini menggunakan Uji chi-square, uji t
3. Hasil outcame independen, dan analisis varians pengukuran
berulang digunakan untuk menganalisis data.

Intervensi yang dilakukan hiperoksigenasi

Enam puluh empat pasien diacak dan dianalisis.


Tidak ada perbedaan signifikan dalam rata-rata detak
jantung antara kedua kelompok dalam tiga titik
waktu. Namun, terdapat penurunan saturasi oksigen
perifer yang signifikan pada tiga titik waktu pada
kelompok RETS dibandingkan dengan kelompok
MIETS. Selain itu, terdapat peningkatan yang
signifikan pada tekanan darah sistolik, tekanan darah
diastolik, dan tekanan arteri rata-rata pada tiga titik
waktu pada kelompok RETS dibandingkan dengan
kelompok MIETS.
2. Apakah pembagian pasien kedalam 1. Bagaimana ini Ya Peserta direkrut dari pasien dewasa yang dirawat di
kelompok intervensi dan control dilakukan empat ICU di rumah sakit Universitas Alzahra,
dilakukan secara acak 2. Apakah alokasi Isfahan, Iran. Keempat ICU tersebut terdiri dari satu
pasien ICU bedah (8 tempat tidur), dua ICU trauma (23 dan
dilakukan 20 tempat tidur), dan satu ICU medis (23 tempat
secara tidur). Pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan
tersembunyi memberikan persetujuan tertulis secara berurutan
dari peneliti dan didaftarkan dalam uji coba.
pasien Pasien-pasien ini kemudian secara acak dialokasikan
ke kelompok eksperimen, MIETS, atau kelompok
kontrol, RETS. Untuk memastikan penyembunyian
alokasi, unit pengacakan pusat dihubungi melalui
telepon untuk menugaskan pasien yang terdaftar ke
kelompok eksperimen atau kelompok kontrol.
3 Apakah semua pasien yang terlibat 1. Apakah Ya Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa
dalam penelitian dicatat dengan dihentikan lebih penggunaan MIETS versus RETS pada pasien
benar di kesimpulannya awal dewasa yang diintubasi menyebabkan lebih sedikit
2. Apakah pasien perubahan pada SBP, DBP, MAP, dan SpO2.2, tetapi
dianalisis dalam tidak di HR, segera setelah ETS dan 10 menit setelah
kelompok ETS. Perbedaan tersebut diduga disebabkan oleh
untuk yang kurangnya rangsangan fisik, tekanan negatif yang
mereka acak lebih rendah, tidak adanya pemasangan normal
saline, dan tidak adanya penggunaan hiperoksigenasi
manual dan hiperinflasi pada kelompok MIETS.
4. Apakah pasien, petugas Kesehatan Ya Penulis pertama, MS, hadir di ICU setiap hari dan
dan responden pada penelitian secara acak mengalokasikan pasien yang terdaftar ke
‘blind’ terhadap intervensi yang kelompok MIETS atau RETS dengan menelepon
dilakukan pusat alokasi. Sebelum melakukan penyedotan,
penulis kedua, MA, mengekstraksi informasi
demografis dan klinis dari catatan rumah sakit dan
memasukkannya ke dalam bagian pertama formulir
pengukuran data.
5. Apakah waktu untuk pelaksanaan Ya Karena penelitian ini dilaksankaan di hari yang sama.
setiap grup sama
6. Selain intervensi yang Ya Intervensi dilakukan secara adil
dilaksanakan, apakah di setiap grup
diperlakukan dengan sama/adil
Section B : Apa hasilnya?
7. Seberapa besar efek dari intervensi 1. Apa outcome Ya Karena pada penelitian ini ditemukan bahwa efek
tersebut yang diukur dari penghisapan lender dapat berpengaruh pada
2. Apakah hasil detak jantung, saturasi oksigen dan tekanan darah
dijelaskan
secara spesifik
3. Hasil yang
ditemukan
4. Apa hasil dari
setiap outcome
yang di ukur
8. Seberapa tepat dan akurat efek dan 1. Berapa Ya Penelitian ini menunjukkan peningkatan SBP, DBP,
intervensi confidence dan MAP yang signifikan secara statistik pada pasien
limitnya dalam kelompok RETS dibandingkan dengan
kelompok MIETS. Konsisten dengan hasil penelitian
saat ini, studi tinjauan sistematis5dan uji klinis
acak1menunjukkan bahwa RETS, dibandingkan
dengan MIETS, menghasilkan peningkatan yang
signifikan SBP. Hiperinflasi dengan tas resusitasi
manual telah terbukti meningkatkan MAP secara
signifikan.
Section C : Akankah hasil membantu secara local?
9. Bisakah hasilnya diterapkan di 1. Apakah Ya Hasil dari peneitian ini bisa diterapkan pada populasi
populasi local, atau di konteks saat karakteristik local atau konteks saat ini. Karena populasi dan
ini dilingkungan sekarang? pasien sama karakter responden penelitan sama dengan apa yang
dengan tempat ada di tempat kerja
bekerja atau
populasi anda?
2. Jika berbeda,
atau
perbedaanya
10. Apakah hasil penelitian ini penting 1. Apakah Ya Karena adanya informasi mengenai waktu, lama
secara klinis untuk informasi yang pemberian intervensi, dan kriteria inklusi yang tertera
dipertimbangkan? anda inginkan pada penelitian.
sudah terdapat
dalam
penelitian
2. Jika tidak,
apakah akan
berpengaruh
terhadap
pengambilan
keputusan.
11. Apakah manfaatnya sepadan 1. Meskipun tidak Ya Dalam melaksanakan penerapan hiperoksigenasi
dengan bahaya dan biaya yang tercantum pasien yang terpasang endotracheal tube ini akan
dibutuhkan didalam dilakukan sesuai dengan prosedur yang tepat.
penelitian,
bagaimana
menurut anda
2. Laporan Analisis Jurnal
a. Perbandingan pemberian hiperoksigen satu menit dan dua menit pada prosessuction terhadap sauras oksigen pasien
terpasang ventilator

Judul Penulis, tahun Tujuan penelitian Tempat Metode Hasil

penelitian penelitian

Perbandingan pemberian Untuk mengidentifikasi adanya pengaruh Di ruang ICU Kuantitatif Hasil penelitian menunjukan
saturasi oksigen intervensi 1
hiperoksigen satu menit dan pemberian hiperoksigenasi 1 menit pada RSPAD Gatot sebelum hiperoksigenasi
median 97 min-mak 95-99
dua menit pada prosessuction proses suctioning terhadap saturasi oksigen Soebroto setelah dilakukan
hiperoksigenasi median 99
terhadap sauras oksigen Puskesad min-mak 98-100 dengan p
value 0,05 sedangkan pada
kelompok intervensi ll
pasien terpasang ventilator sebelum hiperoksigenasi
median 97 min-mak 95-100.
Tati hayati,2019 Setelah hiperoksigenasi
median 99 min-mak 95-100.
Dengan p value 0.05
keseimpulan terdapat
perbedaan saturasi oksigen
yang signifikan sebelum dan
setelah pemberian
hiperoksigenasi 1 menit.

b. Pengaruh tekanan suction terhadap perubahan saturasi oksigen pada pasien terpasang endotracheal tubedi ruang
icu rs ken saras semarang

Judul Penulis, tahun Tujuan penelitian Tempat Metode Hasil

penelitian penelitian

PENGARUH Untuk mengetahui pengaruh pengaturan RS Ken Saras Kuantitatif Berdasarkan hasil intervensi
dan pembahasan pada bab
PENGATURAN TEKANAN
tekanan suction terhadap saturasi oksigen Semarang sebelumnya maka dapat
SUCTION TERHADAP ditarik kesimpulan sebagai
pada pasien yang terpasang endotraheal berikut:
PERUBAHAN SATURASI
1. Saturasi oksigen dari kedua
OKSIGEN PADA PASIEN tube (ETT) di Ruang ICU dengan intervensi klien sebelum tindakan
suction sama yaitu 99%.
TERPASANG
berupa pengaturan tekanan suction 140 2. Saturasi oksigen setelah
ENDOTRACHEAL TUBEDI pengaturan tekanan suction
RUANG ICU mmhg/19Kpa dan hiperoksigenasi 2 menit 140 mmHg / 19 Kpa dan
pemberian hiperoksigenasi
RS KEN SARAS
untuk meningkatkan saturasi oksigen di RS selama 2 menit pada kedua
klien dapat dipertahankan
SEMARANG (Sri Mujiati
Ken Saras yaitu pada angka 99%
3. Hasil studi kasus diketahui
,dkk 2019)
bahwa pemberian intervensi
pengaturan tekanan suction
140 mmhg/19 Kpa dan
pemberian hiperoksigenasi
selama 2 menit sebelum
melakukan tindakan suction
terbukti efektif untuk
mempertahankan saturasi
oksigen pada klien yang
terpasang endotrachal tube
yang disambungkan dengan
ventilator

c. Pengaruh Variasi Tekanan Negatif Suction Endotracheal Tube (ETT) Terhadap Nilai Saturasi Oksigen (SPO2)
Judul Penulis, tahun Tujuan penelitian Tempat Metode Hasil

penelitian penelitian

Pengaruh Variasi Tekanan Menerapkan dan menganalisis pengaruh Ruang ICU Kuantitatif Tekanan negatif 25 kPa lebih
efektif dalam mengeluarkan
variasi tekanan negatif suction terhadap nilai
Negatif Suction Endotracheal RSUD Prof. Dr.
Tube (ETT) Terhadap Nilai saturasi oksigen pasien yang terpasang Margono sekresi sekret pada jalan nafas
dan
ventilator di ruang ICU
Saturasi Oksigen (SPO2) Soekarjo memungkinkan peningkatan
saturasi oksigen setelah
tindakan suction pada pasien
dengan ventilator
dibandingkan dengan tekanan
20 kPa.
Nilai saturasi oksigen sebelum
dilakukan suction (setelah
tindakan hiperoksigenasi) pada
tekanan 100 mmHg, tekanan
120 mmHg dan tekanan 150
mmHg terbanyak pada nilai
100 %, hal ini disebabkan
adanya tindakan
hiperoksigenasi yang
dilakukan selama 2 menit.
Namun saturasi oksigen
sebelum dilakukan suctioning
(setelah tindakan
hiperoksigenasi) pada tekanan
100 mmHg, tekanan 120
mmHg dan tekanan 150
mmHg tidak menunjukkan
perbedaan yang bermakna
dengan nilai p= 0, 367. Hasil
penelitian ini kontras dengan
penelitian sebelumnya8 yang
menemukan ada perbedaan
antara tekanan 140, 130 dan
110 ketika dianalisis dengan
kelompok berbeda
(tindependent).
Meskipun demikian hasil
penelitian ini yang mendukung
konsep sebelumnya8,9 bahwa
semakin tinggi tekanan negatif
(25kPa) suction efektif dalam
membersihkan secret dan
penurunan saturasi oksigen
yang lebih rendah
dibandingkan tekanan yang
lebih rendah (20 kPa).

d. Penerapan hiperoksigenasi sebagai evidencebased nursing untuk meningkatkan saturasi oksigen pada pasien kritis
yang terpasang endotracheal tube (Oktarisa et al., 2019)
Judul Penulis, tahun Tujuan penelitian Tempat Metode Hasil

penelitian penelitian

Penerapan hiperoksigenasi Penerapan hasil penelitian hiperoksigenasi RSUD Ir. Kualitatif Hiperoksigenasi secara efektif
meningkatkan status
sebagai evidencebased
sebelum dan setelah dilakukan endotracheal Soekarno oksigenasi serta mencegah
nursing untuk meningkatkan dan menurunkan angka
suctioning diterapkan pada pasien kritis Kabupaten kejadian hipoksemia pada 7
saturasi oksigen pada pasien
responden yang telah
kritis yang terpasang untuk mencegah hipoksemia dan Sukoharjo diterapkan intervensi
hiperoksigenasi sebelum dan
endotracheal tube (Oktarisa et
meningkatkan saturasi oksigen sebelum dan setelah dilakukan tindakan
al., 2019) Endotracheal Suctioning.
setelah dilakukan suction. Hiperoksigenasi yang telah
diterapkan dapat memberikan
dampak sebagai pencegahan
dan menurunkan angka
kejadian hipoksemia pasca
dilakukan suction. Penerapan
aplikasi jurnal hiperoksigenasi
sebagai evidence based
nursing untuk meningkatkan
saturasi oksigen pada pasien
kritis yang terpasang
endotracheal tube efektif
meningkatkan saturasi
Oksigen sehingga dapat
menurunkan angka kejadian
hipoksemia.

e. The Effect Of Endotracheal Tube (ETT) Suction Measures On Our Saturation Levels In Failed Patients In ICU
Grandmed Hospital
Judul Penulis, tahun Tujuan penelitian Tempat Metode Hasil

penelitian penelitian

THE EFFECT OF adalah menganalisis ada tidaknya pengaruh Penelitian metode hasil penelitian terhadap 20
sampel Diruang ICU Rumah
sebelum dan sesudah tindakan dilakukan di
ENDOTRACHEAL TUBE Uji Sakit Grandmed Lubuk
Pakam Tahun 2019 dapat
(ETT) SUCTION penghisapan endotracheal tube (ETT) RS Grandmed Wilcoxon, disimpulkan bahwa:
terhadap perubahan kadar saturasi O2 pada Lubuk Pakam menggunaka Karakteristik responden
MEASURES ON OUR terbanyak berdasarkan jenis
n desain kelamin yaitu laki-laki sebesar
SATURATION LEVELS IN pasien yang mengalami gagal napas penelitian 12 responden (60,0%), hasil
analisis uji Wilcoxon terdapat
kuantitatif
FAILED PATIENTS IN ICU perbedaan yang signifikan
dengan sebelum dan sesudah dengan
GRANDMED HOSPITAL hasil Nilai sebelum dilakukan
desain Quasi
tindakan suction meliputi nilai
Tati Murni Karokaro1 , Lia mean adalah 86,90%, nilai
Bereksperime standar deviation adalah
Hasrawi2
nlah dengan 4.553%, Maka ditarik
kesimpulan Ada pengaruh
2019 satu sebelum dan sesudah tindakan
kelompok suction terhadap nilai saturasi
oksigen (p < 0.005), sehingga
pretest- Ha diterima.
posttest,

f. Peningkatan tekanan hisap selama penghisapan endotrakeal meningkatkan volume sekret yang disedot, namun tidak
meningkatkan komplikasi terkait prosedur
Judul Penulis, tahun Tujuan penelitian Tempat Metode Hasil

penelitian penelitian

Increasing suction pressure Untuk membandingkan pengaruh tiga Penelitian ini Kuantitatif Lima puluh lima persen pasien
during endotracheal tekanan isap yang berbeda (80 mmHg, 150 dilakukan di adalah laki-laki, 61,7%
berusia lebih dari 65 tahun
mmHg, 250 mmHg) dengan metode hisap sebuah rumah
suctioning increases the dan 38,32% menderita infeksi
sistem terbuka terhadap volume sekret dan sakit universitas paru-paru. Jumlah sekret yang
volume of suctioned disedot cenderung meningkat
perkembangan komplikasi pada pasien di I_zmir, di
secara signifikan dengan
secretions perawatan intensif yang diintubasi. Turki bagian meningkatnya tekanan negatif
dan terdapat perbedaan yang
barat
signifikan antara tekanan
dalam hal median volume
sekret yang disedot (p 0,05).
Takikardia, bradikardia,
hipoksemia, kerusakan
mukosa trakea, atau
perdarahan mukosa tidak
diamati selama penghisapan
dengan tiga tekanan
penghisapan yang berbeda.

g. Effect of minimally invasuve endotracheal tube suctioning on physiological indices in adult intubated patient
Judul Penulis, tahun Tujuan penelitian Tempat Metode Hasil

penelitian penelitian

Effect of minimally invasuve Untuk menyelidiki efek ETS invasif Penelitian ini Kuantitatif 64 pasien diacak dan
dianalisis. Tidak ada
minimal (MIETS) versus ETS rutin (RETS) dilakukan di
endotracheal tube suctioning perbedaan signifikan dalam
pada indeks fisiologis pada pasien rumah sakit rata-rata detak jantung antara
on physiological indices in dewasa yang diintubasi Universitas kedua kelompok dalam tiga
titik waktu. Namun, terdapat
Alzahra, Isfahan,
adult intubated patient penurunan saturasi oksigen
Iran. perifer yang signifikan pada
tiga titik waktu pada
kelompok RETS
dibandingkan dengan
kelompok MIETS. Selain itu,
terdapat peningkatan yang
signifikan pada tekanan darah
sistolik, tekanan darah
diastolik, dan tekanan arteri
rata-rata pada tiga titik waktu
pada kelompok RETS
dibandingkan dengan
kelompok MIETS
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan berlandaskan materi dari makalah diatas maka dapat kita simpulkan

bahwa upaya untuk meningkatkan saturasi oksigen pada pasien kritis yang

terpasang endotracheal tube, salah satu caranya yaitu digunakannya penerapan

hiperoksigenasi. Pada proses dilakukan suction tidak hanya lendir yang terhisap,

suplai oksigen yang masuk ke saluran pernafasan juga ikut terhisap sehingga

memungkingkan untuk terjadi hipoksemia sesaat yang ditandai dengan penurunan

saturasi oksigen (spo2).

Hiperoksigenasi yang telah diterapkan dapat memberikan dampak sebagai

pencegahan hipoksemia pasca dilakukannya suction, tindakan suction tidak boleh

dilakukan apabila masalah yang dialami adalah bersihan jalan nafas karena akan

mengakibatkan kekurangan suplai oksigen atau hipoksemia, jika asupan O2 tidak

segera diberikan dalam waktu 4 menit maka akan mengakibatkan kerusakan pada

otak secara menetap.

B. Saran

1. Penulis berharap dengan ada nya EBN ini dapat membantu dan

meningkatkan penelitian menjadi lebih baik dan dapat mencapai

pelayanan yang optimal.

2. Tentunya kami sebagai penulis, menyadari bahwa dalam penyusunan

makalah ini masih banyak kesalahan dan masih jauh dari kesempurnaan.

Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu pada

sumber yang dapat dipertanggung jawabkan nantinya.

Anda mungkin juga menyukai