Materi US Seni Budaya
Materi US Seni Budaya
Media basah Peralatan ini digunakan pada bidang gambar dengan media warna dalam
keadaan basah. Bahan warnanya tersimpan dalam bentuk tube, botol, atau kaleng.
Peralatan tersebut antara lain sebagai berikut.
Cat air, dapat digunakan menggambar dengan campuran air atau tanpa
menggunakan air.
Tinta bak, biasa juga dinamakan tinta Cina, Terbuat dari bahan cair pekat. Sangat
cocok untuk menggambar.
Teknik blok atau siluet.
Cat minyak (acrylic), untuk menggambar dengan
Cat poster (cat plakat), memiliki kemiripan dengan.
Cat air, tetapi lebih padat dan lebih pekat sehingga sangat cocok untuk teknik blok.
menggunakan bidang gambar berupa kain.
Ecolin, terbuat dari bahan cair dengan berbagai warna. Sangat cocok untuk teknik
blok, arsir, atau
Nama Motif ragam Hias
Ada empat jenis motif ragam hias yang bisa dijumpai dalam karya seni, yaitu ragam hias
figuratif, geometris, flora, dan fauna.
1. Ragam hias figuratif adalah bentuk ragam hias yang menggunakan obyek manusia,
digambar dengan penggayaan bentuk. Ragam hias figuratif bisa ditemui dalam karya seni
rupa dua dimensi, seperti lukisan atau gambar, dan tiga dimensi, yakni patung atau topeng.
2. Ragam hias geometris, mengacu pada bentuk ilmu ukur sebagai kerangka pola ulang atau
rincian bentuk (motif). Jenis ragam hias ini dikembangkan dari bentuk geometris, lalu
dibentuk sesuai selera dan imajinasi pembuatnya.
3. Ragam hias flora. Penggambaran ragam hias ini dilakukan dengan berbagai cara, baik
natural maupun stilisasi sesuai konsep yang dimiliki senimannya. Motif flora ini bisa dibuat
sesuai bentuk aslinya. Namun, ada pula seniman yang membuatnya dengan memadukan
imajinasi dan pemikirannya. Jenis ragam hias ini hampir bisa ditemui di seluruh wilayah
Indonesia. Contohnya batik, kain sulam, kain tenun bordir, ukiran, rumah tradisional, dan
pewayangan.
4. Ragam hias fauna. Adalah ragam hias yang menggunakan bentuk fauna (hewan).
Penggambaran ragam hias ini mayoritas merupakan hasil gubahan atau stilisasi.
Karena sangat jarang seniman menggunakan bentuk binatang secara natural. Walau begitu,
bentuk dan jenis binatangnya masih mudah dikenali. Beberapa jenis fauna yang sering
dijadikan obyek ragam hias ini ialah burung, kupu-kupu, singa, gajah, ikan, dan sebagainya.
Motif Parang
Parang berasal dari kata pereng atau miring. Bentuk motifnya berbentuk seperti huruf "S"
miring berombak memanjang.Motif Parang ini tersebar di seluruh Jawa, mulai dari Jawa
Tegah, Jogjakarta dan Jawa Barat. Biasanya, perbedaannya hanya terletak pada aksen dari
batik Motif parang tersebut. Misalkan, di Jogja ada motif Parang Rusak dan Parang Barong,
di Jawa Tengah ada Parang Slobog, serta di Jawa Barat ada Parang Klisik.
8. Motif Kawung (Jawa Tengah)
Motif Batik Kawung
Motif batik ini terinspirasi buah kolang kaling. Bentuk kolang kaling yang lonjong tersebut
disusun empat sisi membentuk lingkaran. Motif Kuwung sering diidentikan dengan motif
sepuluh sen kuno, karena bentuknya yang bulat dengan lubang ditengahnya. Motif ini berasal
dan berkembang di Jawa Tengah dan Jogjakarta. Biasanya motifnya sama, hanya bedanya
pada hiasan atau aksennya saja. Batik ini juga termasuk motif batik Indonesia yang paling
banyak dipakai.
9. Motif Pring Sedapur (Magetan)
Beberapa alat yang digunakan untuk pembuatan karya seni grafis, antara lain:
Pensil Gunting Pahat Scroll (rollblayer)
Seni Patung
Seni patung adalah sebuah tipe karya tiga dimensi yang bentuknya dibuat dengan metode
subtraktif (mengurangi bahan seperti memotong, menatah) atau aditif (membuat model lebih
dulu seperti mengecor dan mencetak).
Fungsi Patung
1. Patung sebagai Fungsi Personal
Karya seni patung diciptakan semata-mata untuk kepentingan personal (pribadi), sebagai
ekspresi perasaan, dan ungkapan pribadi termasuk tujuan religi (sarana beribadah).
Patung pada zaman dahulu dibuat untuk kepentingan keagamaan. Pada zaman Hindu dan
Buddha, patung dibuat untuk menghormati dewa atau untuk mengenang orang-orang yang
yang diagungkan, misalnya raja atau pimpinan mereka.
Patung juga dianggap memiliki sejarah tinggi atau bahkan yang menggambarkan sebagai
dewa dan simbol orang-orang yang diteladani.
Selain itu, patung dijadikan sarana sebagai mendekatkan diri kepada Tuhan sehingga patung
dijadikan sebagai media pemujaan.
2. Patung sebagai Fungsi Sosial
Patung diciptakan untuk memperingati suatu peristiwa yang bersejarah atau mengenang jasa
seorang pahlawan besar dalam sebuah bangsa atau kelompok. Dalam catatan sejarah,
misalnya patung untuk monumen.
3. Patung sebagai Fungsi Fisik
Patung bernilai estetika, artinya menciptakan dan membuat patung semata-mata untuk
dinikmati keindahannya.
Patung-patung yang dibuat sengaja untuk menghiasi sebuah taman, sebagai dekorasi di
sebuah gedung, dan untuk memperindah sebuah kontruksi bangunan.
Tugas Panitia Pameran
1. Pembimbing : bertugas membimbing dan mengarahkan agar pameran dapat berjalan
dengan baik.
2. Ketua panitia : bertanggung jawab atas penyelenggaraan pameran.
3. Wakil ketua : membantu ketua untuk memperlancar penyelenggaraan pameran.
4. Sekertaris : bertugas menangani urusan adminitrasi.
5. Bendahara : menangani bidang keuangan.
6. Seksi Karya : bertugas menyeleksi karya yang akan di pamerkan.
7. Seksi display : bertugas memasang dan mengatur karya yang akan dipamerkan.8. Seksi
penjaga : bertugas menjaga karya sekaligus sebagai pemandu (guide).
Langkah Langkah Pameran
Dalam menyusun rencana penyelenggaraan pameran, ada tahapan-tahapan umum, yakni:
1. Menentukan Tujuan
Menentukan tujuan ini adalah tahapan pertama dalam menyusun program pameran. Tujuan
dalam penyelenggaraan pameran ini tentu saja beragam, misalnya untuk menggalang dana,
komersial, atau lainnya.
2. Menentukan Tema Pameran
Setelah menentukan tujuan, tahapan kedua adalah menentukan tema pamerannya. Penentuan
tema ini berfungsi untuk lebih memperjelas tujuan atau misi yang akan dilaksanakan.
3. Menentukan Kepanitiaan
Dalam menentukan susunan kepanitiaan pameran sebenarnya dapat bervariasi, bergantung
tujuan dan tema pameran. Namun, terdapat posisi inti yang harus ada dalam susunan
kepanitiaan, yakni:
a. Ketua panitia; selaku yang bertanggung jawab atas segala hal demi kelancaran
pelaksanaan pameran.
b. Sekretaris; membantu ketua panitia dalam bidang administrasi.
c. Bendahara; yang bertanggung jawab untuk mengatur keuangan pameran. Termasuk
mencatat pemasukan dan pengeluaran anggaran.
d. Seksi publikasi; yang bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan kepada
masyarakat umum mengenai pameran dalam bentuk poster, spanduk, atau brosur.
e. Seksi perlengkapan; bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan yang
diperlukan dalam pelaksanaan pameran.
f. Seksi konsumsi; bertanggung jawab atas ketersediaan konsumsi bagi staf pameran
lain selama berlangsungnya kegiatan.
g. Seksi P3K; bertanggung jawab atas kesiapan obat-obatan dan sarana kesehatan lain
selama pelaksanaan pameran.
h. Seksi dokumentasi; bertanggung jawab dalam mengabadikan peristiwa pameran
(biasanya dalam bentuk foto atau video dokumentasi) dan membuat catatan penting
sebagai arsip pameran.
i. Seksi keamanan; bertanggung jawab untuk menjaga ketertiban dan mengamankan
hasil karya seni selama pameran berlangsung.
4. Menetapkan waktu pameran
Dalam pelaksanaan pameran harus ditentukan pukul berapa pameran akan berlangsung.
Apabila pameran diselenggarakan di sekolah yang berkaitan dengan proses pembelajaran,
maka penetapan waktu tersebut akan ditentukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.
5. Menentukan lokasi pameran
Dalam menentukan tempat pameran, hendaknya memilih lokasi yang strategis. Lokasi
pameran seharusnya mudah dilalui pengunjuk, memiliki sirkulasi udara yang baik, dan
mendapatkan cahaya matahari yang cukup.
Apabila pameran diselenggarakan di sekolah, maka dapat dilaksanakan dengan menggunakan
aula sekolah atau ruang kelas yang ditata sedemikian rupa.
6. Menyusun agenda kegiatan
Penyusunan agenda kegiatan ini supaya dapat memperjelas waktu pelaksanaan pameran
kepada semua pihak yang berkaitan.
Agenda kegiatan hendaknya disusun dalam bentuk tabel dengan mencantumkan komponen
jenis kegiatan dan waktu (biasanya dalam bentuk bulan, minggu, dan tanggal).
Penyusunan Proposal Pameran
Setelah rencana penyelenggaraan pameran selesai disusun, maka tahapan selanjutnya adalah
menyusun proposal pameran. Komponen-komponen yang harus dirumuskan dalam sebuah
proposal pameran adalah sebagai berikut:
1. Pendahuluan
Dalam komponen pendahuluan ini akan berisi mengenai gambaran umum tentang rencana
kegiatan pameran secara keseluruhan. Dalam pendahuluan juga harus memuat latar belakang
masalah serta dasar pemikiran secara umum mengenai penyelenggaraan pameran.
2. Landasan dan dasar pemikiran
Landasan dan dasar pemikiran ini harus dikaitkan dengan salah satu peristiwa tertentu dan
menjadi program induk misalnya dari kegiatan OSIS di sekolah.
3. Tujuan penyelenggaraan pameran
Dalam komponen tujuan penyelenggaraan pameran hendaknya meliputi tujuan khusus dan
tujuan umum. Apabila penyelenggaraan pameran diadakan di sekolah maka tujuannya harus
berkaitan dengan kepentingan sekolah dan siswa.
4. Tema kegiatan
Sama halnya dengan rencana penyelenggaraan pameran, dalam proposal juga harus terdapat
tema kegiatan yang berhubungan dengan kepentingan acara tersebut.
5. Bentuk kegiatan
Dalam komponen ini harus membuat seluruh kegiatan yang akan diselenggarakan. Termasuk
jenis karya seni yang akan dipamerkan dalam kegiatan tersebut. Misalnya pameran karya
lukisan, karya patung, seni kriya, dan lain-lain.
6. Sasaran kegiatan
Komponen sasaran kegiatan ini mengacu kepada siapa kegiatan pameran tersebut
diperuntukkan. Apabila penyelenggaraan pameran diadakan di sekolah, biasanya sasaran
kegiatannya adalah untuk siswa, warga sekolah, orang tua siswa, dan pihak-pihak lainnya.
7. Peserta yang terlibat
Dalam komponen ini, harus jelas mengenai jumlah panitia, jumlah pendukung penyelenggara
kegiatan pameran, dan perkiraan jumlah pengunjung pameran.
8. Susunan kepanitiaan
Komponen susunan kepanitiaan sebaiknya dijadikan sebagai lampiran yang memuat sejumlah
nama beserta tugas dan tanggung jawabnya dalam penyelenggaraan pameran tersebut.
9. Waktu dan tempat penyelenggaraan
Dalam komponen ini harus disebutkan dengan jelas terkait dengan waktu dan alamat
lokasinya. Misalnya, penyelenggaraan pameran tersebut sekitar pukul 09.00 s/d 12.30. Lalu,
untuk menjelaskan alamat, supaya lebih jelas dapat menggunakan gambaran denah.
10. Rencana anggaran
Dalam komponen ini, memuat rincian pengeluaran dan perkiraan anggaran dana. Rencana
anggaran ini sebaiknya disusun sebagai lampiran. Jangan lupa untuk menyertakan tanda
tangan bendahara dan ketua panitia.
Apabila pameran diselenggarakan di sekolah, sertakan juga tanda tangan kepala sekolah dan
guru mata pelajaran yang bersangkutan.
11. Jadwal kegiatan
Jadwal kegiatan penyelenggaraan pameran ini memuat jadwal sejak tahap persiapan hingga
pelaksanaan pameran. Jadwal penyelenggaraan pameran ini sebaiknya dibuat dalam bentuk
tabel sehingga lebih mudah untuk dipahami dan diperiksa oleh pihak-pihak terkait.
12. Selanjutnya, proposal penyelenggaraan pameran tersebut diajukan kepada pihak
yang memiliki kekuasaan lebih atas terselenggaranya pameran tersebut.
Apabila pameran tersebut diselenggarakan di sekolah, maka proposal penyelenggaraan
diajukan kepada kepala sekolah dan dijadikan pedoman bagi penyelenggara kegiatan.
Elemen gerak tari
Dalam seni tari didalamnya terdapat elemen dasar. Menurut Eko Purnomo elemen dasar tari
adalah gerak. Di mana gerak tersebut mencakup ruang, waktu dan tenaga. Penjelasan
cakupan elemen dasar dari tari ada di bawah ini.
1. Ruang
Ruang merupakan area yang digunakan untuk melakukan gerak seni tari. Baik itu ruang
tertutup maupun ruang terbuka, seni tari bisa dilakukan. Beberapa contoh ruang yang
digunakan untuk pertunjukan seni tari adalah seperti panggung, pentas ataupun tempat lain
yang bisa digunakan untuk pertunjukan gerak seni tari.
2. Waktu
Setiap gerak yang dilakukan selalu membutuhkan waktu. Baik itu gerak estetis maupun gerak
fungsional selalu memiliki waktu masing-masing. Gerak estetis merupakan sebuah gerak
yang ada di dalam seni tari dan begitu enak dipandang. Sedangkan gerak fungsional
merupakan sebuah gerakan yang biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari seperti berjalan
dan berlari.
Di dalam waktu terdapat sebuah tempo. Artinya setiap gerakan selalu memiliki tempo yang
berbeda-beda. Jika gerakan yang dilakukan dengan tempo yang cepat. Maka waktu yang
dibutuhkan juga akan lebih sedikit.
Sedangkan jika sebuah getaran memiliki tempo yang begitu lambat. Maka waktu yang
dibutuhkan untuk gerakan tersebut juga akan lebih lama. Dalam seni tari, tempo digunakan
untuk menciptakan kesan yang begitu dinamis. Tentunya hal tersebut juga akan membuat
para penonton lebih nyaman menikmati seni tari yang diperagakan.
3. Tenaga
Setiap gerak yang dilakukan juga membutuhkan sebuah tenaga. Dalam seni tari, tenaga yang
digunakan juga meliputi beberapa hal penting. Diantaranya adalah seperti penjelasan yang
ada di bawah ini.
Intensitas yang berhubungan dengan kuantitas tenaga dalam seni tari dan
menghasilkan tingkat ketegangan tertentu dalam gerak.
Aksen atau tekanan akan muncul ketika sebuah gerakan seni tari dilakukan secara
tiba-tiba dan kontras.
Kualitas berhubungan dengan tenaga yang digunakan. Dimana ketika gerak tari yang
dilakukan memiliki intensitas yang tinggi. Maka tenaga yang digunakan juga akan
lebih kuat dan begitupun sebaliknya.
Jenis Iringan tari
Ada dua macam iringan dalam tari yaitu: iringan internal dan iringan eksternal. Iringan
internal adalah iringan tari yang langsung dimainkan oleh penari, seperti tari samur, tari tifa,
dan tari rebana. Iringan eksternal adalah iringan yang berasal dari luar diri penari.
3 Level Gerak Tari dan Contohnya
Adapun tiga level gerak tari dan contohnya yang dapat Anda kenali adalah sebagai berikut.
1. Level Tinggi
Level tinggi pada gerak tari umumnya dilakukan pada tari balet. Sebab, para penari balet
sering melakukan gerakan level tinggi dengan cara melayang. Meski begitu, masih banyak
tari tradisional Indonesia yang menggunakan gerakan level tinggi, seperti tari Perang Suku
Dayak.
Dalam tarian tersebut, salah satu penari akan melompat untuk memberi kesan yang dinamis
dengan kekuatan yang luar biasa. Apalagi level gerak tinggi ini juga berfungsi untuk
menunjukkan antara dua peran yang berbeda.
2. Level Sedang
Sebenarnya gerakan level sedang dimiliki oleh hampir semua tari tradisional Indonesia.
Adapun posisi penari pada level ini adalah berdiri secara lurus di atas pentas. Gerakan seperti
ini menunjukkan kesan yang maskulin. Makanya, tak heran jika gerakan ini lebih sering
dilakukan oleh penari pria.
3. Level Rendah
Gerak tari pada level rendah ditunjukkan dengan adanya gerakan berguling dari satu area ke
area lainnya dan dilakukan seolah tanpa kenal lelah. Hal inilah yang membuat gerakan pada
level rendah ditandai dengan posisi penari yang sedang rebah di lantai.
Pola Lantai
Pola lantai merupakan barisan, formasi, atau garis yang dibentuk atau digunakan sebagai cara
berjalan bagi para penari. Dengan begitu para penari akan melakukan perpindahan gerak dari
satu tempat ke tempat yang lain sesuai dengan pola yang sudah dibentuk.
Pengertian Tari kreasi
Tari kreasi adalah salah satu bentuk dari seni tari yang berkembang di masyarakat. Dalam tari
kreasi akan lebih fokus terhadap hal yang berbeda dari aturan seni tari pada umumnya.
Adanya inovasi serta pengembangan di dalam seni tari juga memiliki tujuan agar bisa terlihat
lebih modern dan lebih mudah diterima di masyarakat.
Tari kreasi juga memiliki pola-pola yang dikembangkan serta dikreasikan dari tarian yang
sudah ada sebelumnya. Baik itu tari tradisional maupun jenis tari lainnya. Tari kreasi juga
kerap disebut sebagai bentuk gerakan yang baru dirangkai dari dua perpaduan gerak tari yaitu
tari tradisional dan tari klasik.
Meski seni tari kreasi terbuat dari dua perpaduan gerak tari tradisional dan tari klasik.
Namun, tari kreasi memiliki perbedaan yang mendasar dari tari tradisional. Tari kreasi tidak
memiliki keterikatan terhadap pakem, aturan dan keharuan tertentu seperti yang ada di dalam
tari tradisional.
Properti tari
Penggunaan properti tari haruslah mempertimbangkan jenis, bentuk, fungsi, dan ketepatan.
Hal itu dimaksudkan karena dalam penggunaan properti tari, seorang penari membutuhkan
penguasaan dan juga keterampilan.
Contoh properti tari di antaranya adalah selendang, keris, topeng, topi, payung, piring, pohon-
pohonan, panah, tombak, dan masih banyak lagi.
tata Rias
Tata rias atau make up merupakan bagian penting dalam suatu pertunjukan. Semua jenis acara
yang menampilkan seseorang di atas panggung hampir pasti membutuhkan tata rias.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tata rias terdiri dari dua kata, yaitu tata dan
rias. Tata berarti aturan, kaidah, susunan, dan cara menyusun, sedangkan rias adalah
memperelok sesuatu.
Menurut Rusman Latief dalam buku Panduan Produksi Acara Televisi Nondrama, tata rias
atau make up adalah kegiatan mengubah atau menyempurnakan penampilan dari bentuk
aslinya dengan menggunakan bahan dan alat kosmetik. Tak hanya di wajah, tata rias juga bisa
digunakan untuk seluruh tubuh.