Anda di halaman 1dari 17

Langkah langkah menggambar flora fauna dan alam benda

5 langkah prosedur menggambar flora, fauna dan alam benda adalah :


1. Mempersiapkan alat, bahan, objek serta mengamati objek.
2. Membuat sketsa kasar dari objek.
3. Mengarsir sketsa objek.
4. Memuat detail sketsa dan memberi warna.
5. Merapikan detail sketsa.
Komposisi menggambar
Ada tiga jenis komposisi dalam menggambar, yakni simetris, asimetris, dan sentral.
1. komposisi simetris adalah komposisi yang membagi bidang gambar menjadi dua
bagian sama rata. Obyek gambar diletakkan dalam posisi seimbang, antara sebelah
kiri dan kanan. Bentuk dan ukurannya pun juga seimbang dan sama rata.
2. Komposisi Asimetris. komposisi ini menunjukkan ketidakseimbangan antara ukuran
obyek dan posisinya. Dalam komposisi asimetris, penempatan obyek cenderung bebas
dan lebih dinamis. Guna menciptakan kesan harmonis, sangat diperlukan prinsip
keseimbangan dalam menggambarnya.
3. Komposisi Sentral, Jenis komposisi ini memusatkan perhatiannya pada benda atau
obyek model gambar yang terletak di tengah bidang gambar. Komposisi dalam
menggambar ini dilakukan dengan menempatkan obyek sesuai proporsi bentuk
model, dan mengaturnya secara seimbang, supaya terlihat menyatu.
Alat dan Bahan Menggambar
Alat dan bahan untuk menggambar bentuk dapat dibedakan berdasarkan penggunaan
medianya, yaitu sebagai berikut.
Media kering Peralatan ini digunakan pada bidang gambar dengan media warna dalam
keadaan kering. Praktik penggunaannya digoreskan langsung pada permukaan bidang
gambar. Peralatan tersebut antara lain sebagai berikut.
 Pensil, merupakan alat tulis yang sangat penting untuk membuat sketsa gambar
(objek). Untuk merancang sebuah gambar bentuk dapat digunakan pensil keras
(hard), misalnya pensil HB. Coretan yang dihasilkan pensil HB tidak terlalu terang
sehingga sangat cocok untuk merancang sket awalsebelum tahap penyempurnaan
gambar (finishing). Tahap berikutnya menggunakan pensil lunak (2B,3B, 4B, 5B, dan
6B). Pensil jenis B ini memiliki sifat lunak dan hasilnya lebih pekat sehingga cocok
untuk teknik blok, arsir, atau dussel.
 Krayon, memiliki sifat padat dan lunak sehingga cocok untuk membuat gambar blok
dan gradasi (kesan semburan warna).
 Spidol, terdiri atas beragam pilihan warna. Sesuai untuk menggambar dengan teknik
arsir atau blok.
 Konte, merupakan sejenis pensil dari bahan lunak berwarna hitam pekat, sering untuk
membuat gambar gradasi atau benda-benda bertekstur halus.
 Drawing pen, alat menggambar yang sering digunakan untuk teknik arsir dan blok.

Media basah Peralatan ini digunakan pada bidang gambar dengan media warna dalam
keadaan basah. Bahan warnanya tersimpan dalam bentuk tube, botol, atau kaleng.
Peralatan tersebut antara lain sebagai berikut.
 Cat air, dapat digunakan menggambar dengan campuran air atau tanpa
menggunakan air.
 Tinta bak, biasa juga dinamakan tinta Cina, Terbuat dari bahan cair pekat. Sangat
cocok untuk menggambar.
 Teknik blok atau siluet.
 Cat minyak (acrylic), untuk menggambar dengan
 Cat poster (cat plakat), memiliki kemiripan dengan.
 Cat air, tetapi lebih padat dan lebih pekat sehingga sangat cocok untuk teknik blok.
menggunakan bidang gambar berupa kain.
 Ecolin, terbuat dari bahan cair dengan berbagai warna. Sangat cocok untuk teknik
blok, arsir, atau
Nama Motif ragam Hias
Ada empat jenis motif ragam hias yang bisa dijumpai dalam karya seni, yaitu ragam hias
figuratif, geometris, flora, dan fauna.
1. Ragam hias figuratif adalah bentuk ragam hias yang menggunakan obyek manusia,
digambar dengan penggayaan bentuk. Ragam hias figuratif bisa ditemui dalam karya seni
rupa dua dimensi, seperti lukisan atau gambar, dan tiga dimensi, yakni patung atau topeng.
2. Ragam hias geometris, mengacu pada bentuk ilmu ukur sebagai kerangka pola ulang atau
rincian bentuk (motif). Jenis ragam hias ini dikembangkan dari bentuk geometris, lalu
dibentuk sesuai selera dan imajinasi pembuatnya.
3. Ragam hias flora. Penggambaran ragam hias ini dilakukan dengan berbagai cara, baik
natural maupun stilisasi sesuai konsep yang dimiliki senimannya. Motif flora ini bisa dibuat
sesuai bentuk aslinya. Namun, ada pula seniman yang membuatnya dengan memadukan
imajinasi dan pemikirannya. Jenis ragam hias ini hampir bisa ditemui di seluruh wilayah
Indonesia. Contohnya batik, kain sulam, kain tenun bordir, ukiran, rumah tradisional, dan
pewayangan.
4. Ragam hias fauna. Adalah ragam hias yang menggunakan bentuk fauna (hewan).
Penggambaran ragam hias ini mayoritas merupakan hasil gubahan atau stilisasi.
Karena sangat jarang seniman menggunakan bentuk binatang secara natural. Walau begitu,
bentuk dan jenis binatangnya masih mudah dikenali. Beberapa jenis fauna yang sering
dijadikan obyek ragam hias ini ialah burung, kupu-kupu, singa, gajah, ikan, dan sebagainya.

Nama Motif Batik


1. Motif Batik Tujuh Rupa (Pekalongan)
Motif Batik Tujuh Rupa
Motif batik tujuh rupa dari Pekalongan ini sangat kental dengan nuansa alam. Pada
umumnya, batik Pekalongan menampilkan bentuk motif bergambar hewan atau tumbuhan.
Motif-motif tersebut diambil dari berbagai campuran kebudayaan lokal dan etnis cina.
2. Motif Batik Sogan (Solo)

Motif Batik Sogan


Motif batik Sogan sudah ada sejak zaman nenek moyang orang Jawa beberapa abad lalu.
Batik ini, didominasi oleh warna cokelat muda dan memiliko motif yang khas seperti, bunga
dengan aksen titik-titk atau lengkungan garis. Dulunya, batik ini dipakai raja-raja di Jawa
khususnya keraton kesultanan Solo. Namun, sekarang dapat dipakai oleh siapa saja, baik
warga keraton maupun orang biasa.
3. Motif Batik Gentongan (Madura)

Motif Batik Gentongan


Motif Gentongan berbeda dengan batik lainnya. Batik asal madura ini menggunakan motif
abstrak sederhana, tanaman atau kombinasi keduanya. Warna batik Gentongan biasanya
mengambil warna terang seperti merah, kuning, hijau, atau ungu. Batik Gentongan sendiri
diambil dari gentong, yakni gerabah yang dipakai sebagai wadah untuk mencelup kain batik
pada cairan warna.
4. Motif Batik Mega Mendung (Cirebon)

Motif Mega Mendung


Motif batik Mega Mendung cukup sederhana namun memberi kesan mewah. Motif mendung
di langit mega yang berwarna cerah inilah yang membuat batik Mega Mendung sangat cocok
dipakai orang tua maupun anak muda, baik perempuan maupun laki-laki.
5. Motif Batik Kraton (Yogyakarta)

Motif Batik Kraton


Motif batik Keraton berasal dari kebudayaan jawa yang kental dengan sistem kekratonan dan
kesultanannya. Batik keraton ini melambangkan kearifan, kebijaksanaan, dan juga kharisma
raja-raja jawa. Dulunya, batik asal Yogya ini hanya boleh dipakai warga keraton saja, namun
sekarang sudah umum dipakai siapa saja. Ciri motif batik Keraton adalah motif bunga yang
simetris atau saya burung yang dikenal sebagai motif sawat lar. Motif ini bisa dibilang paling
banyak dipakai baik oleh orang Indonesia maupun orang luar negeri.
6. Motif Batik Simbut (Banten)
Motif Batik Sambut
Motif batik Simbut berbentuk daun yang menyeruai daun talas. Motif tersebut merupakan
motif yang paling sederhana, hanya menyusun dan merapikan satu jenis motif saja. Motif
Simbut berasal dari suku Badui pedalaman di Sunda yang kental dengan peradaban lama.
Namun, seiring dengan berjalannya waktu, para penduduk badui yang menerima modernitas
mengembangkan batik ini di daerah pesisir Banten. Sehngga batik motif Simbut dikenal juga
dengan batik Banten.
7. Motif Parang (Pulau Jawa)

Motif Parang
Parang berasal dari kata pereng atau miring. Bentuk motifnya berbentuk seperti huruf "S"
miring berombak memanjang.Motif Parang ini tersebar di seluruh Jawa, mulai dari Jawa
Tegah, Jogjakarta dan Jawa Barat. Biasanya, perbedaannya hanya terletak pada aksen dari
batik Motif parang tersebut. Misalkan, di Jogja ada motif Parang Rusak dan Parang Barong,
di Jawa Tengah ada Parang Slobog, serta di Jawa Barat ada Parang Klisik.
8. Motif Kawung (Jawa Tengah)
Motif Batik Kawung
Motif batik ini terinspirasi buah kolang kaling. Bentuk kolang kaling yang lonjong tersebut
disusun empat sisi membentuk lingkaran. Motif Kuwung sering diidentikan dengan motif
sepuluh sen kuno, karena bentuknya yang bulat dengan lubang ditengahnya. Motif ini berasal
dan berkembang di Jawa Tengah dan Jogjakarta. Biasanya motifnya sama, hanya bedanya
pada hiasan atau aksennya saja. Batik ini juga termasuk motif batik Indonesia yang paling
banyak dipakai.
9. Motif Pring Sedapur (Magetan)

Motif Batik Pring Sedapur


Motif batik Pring Sedapur memiliki ciri khas yang simpel namun elegan. Motif yang dipakai
adalah motif bambu, sehingga sering juga disebut sebagai batik Pring. Batik ini tidak hanya
indah dalam kesederhanaan motifnya, tetapi memiliki filosofi yang sederhana pula. Dimana
bambu memberikan makna ketentraman, keteduhan dan kerukunan. Selain itu, bambu/pring
juga mempunyai filosofi mendalam bagi orang Jawa, yakni apa saja dalam diri kita haruslah
memberikan manfaat bagi orang lain, sejak lahir sampai mati.
10. Motif Geblek Renteng (Kulon Progo)

Motif Batik Geblek Renteng


Batik geblek renteng merupakan motif batik yang menyerupai bentuk makanan khas Kulon
Progo. Bentuknya berupa pola angka delapan. Geblek makanan olahan dari singkong dan
merupakan satu makanan khas yang menjadi identitas Kulon Progo, sementara renteng berarti
rentengan atau ikatan satu sama lain saat digoreng. Motif geblek renteng adalah motif batik
dari hasil lomba desain batik khas Kulonprogo yang diadakan tahun 2012 lalu. Saat ini motif
ini semakin popular setelah pada hari-hari tertentu seluruh pegawai di Pemkab Kulon Progo
dan siswa sekolah diwajibkan untuk memakainya.

Dasar langkah menggambar ragam hias


Ada beberapa aturan khusus yang harus kita perhatikan agar kita bisa menggambar ragam
hias dengan baik, seperti:
1. Perhatikan pola bentuk ragam hias yang akan digambar.
2. Persiapkan alat dan media gambar.
3. Tentukan ukuran pola gambar yang akan dibuat.
4. Buat sketsa di salah satu kotak atau bidang yang telah dibuat sebelumnya.
5. Buat bentuk yang sama pada bidang yang lain.
6. Warnai gambar.
Prosedur menggambar poster dan komik
Berikut merupakan prosedur atau langkah-langkah dalam membuat poster:
1. Menentukan topik dan tujuan poster.
2. Memilih kata dan menyusun kalimat
3. Menentukan gambar.
4. Memperhatikan tata letak huruf dan gambar.
5. Mencetak poster ke dalam bentuk media.
6. Mempublikasikan poster.
Langkah-langkah dalam menggambar komik, diantaranya:
1. Menentukan tema komik.
2. Menentukan Isi atau jalan cerita.
3. Melakukan pengembangan pada tokoh-tokoh, baik secara teks maupun gambar karakter.
4. Menyiapkan latar belakang cerita, dengan beberapa sampel visual wujud nyata gambar
latar.
5. Membuat alur cerita komik jika diperlukan.
Pengertian Seni Lukis
Seni lukis adalah seni yang dikomunikasikan dengan garis dan warna. Garis dan warna
sebagai alat seniman untuk mengungkapkan buah pikiran. Tarikan dan model garis, warna,
dan tebal-tipisnya warna berperan untuk menyampaikan pesan. Setiap warna memberikan
pesan tersendiri. seni lukis adalah seni yang dikomunikasikan dengan garis dan warna. Garis
dan warna sebagai alat seniman untuk mengungkapkan buah pikiran. Tarikan dan model
garis, warna, dan tebal-tipisnya warna berperan untuk menyampaikan pesan. Setiap warna
memberikan pesan tersendiri.

Aliran dalam seni lukis


1. Tradisional
Gaya seni lukis tradisional bersifat turun-temurun. Artinya, karya seni lukis diciptakan tanpa
mengalami perubahan dari masa ke masa. Gaya seni lukis tradisional dibedakan menjadi dua,
yaitu primitif dan klasik.
a. Primitif Istilah primitif diambil dari kata prima yang berarti ‘pokok’ atau ‘hal yang
mendasar’. Karya seni lukis primitif memiliki ciri-ciri sederhana dari segi bentuk atau
warnanya. Contoh gaya seni lukis primitif di Indonesia adalah karya seni lukis Suku
Asmat di Papua.
b. Klasik Klasik berarti kuno atau zaman dahulu. Di Indonesia, zaman klasik terjadi
pada masa Hindu-Buddha. Pada masa ini, karya seni mengalami perubahan dari
sederhana menjadi rumit dan ornamental. Gaya seni lukis klasik dipengaruhi oleh
budaya India melalui agama Hindu dan Buddha. Contohnya terlihat pada bentuk
bangunan Candi Borobudur dan Candi Prambanan.
2. Modern
Gaya seni lukis modern adalah corak yang sudah mengalami kemajuan, perubahan, dan
pembaharuan. Aliran seni lukis modern dibagi menjadi empat, yaitu:
a. Representatif
Representatif mengandung pengertian sesungguhnya, nyata, atau sesuai keadaan. Terdapat
sejumlah gaya representatif, yaitu: Romantisme: Berisi cerita kehidupan. Tokoh seni lukis
gaya romantisme meliputi Francisco Goya, Turner, dan Raden Saleh. Naturalisme: Aliran
seni lukis yang menggambarkan keadaan alam atau alami. Tokohnya adalah Rubens,
Gainsborough, dan Basuki Abdullah. Realisme: Menggambarkan kenyataan hidup. Tokohnya
meliputi Rembrandt van Rijn dan Trubus.
b. Deformatif
Deformatif berasal dari kata ‘deformasi’ yang berarti perubahan bentuk alam yang diubah
sedemikian rupa sehingga menghasilkan bentuk baru, tetapi masih memiliki bentuk aslinya.
Gaya seni lukis deformatif antara lain:
Surealisme: Aliran seni yang melebih-lebihkan kenyataan. Salvador Dali merupakan tokoh
aliran seni surealisme.
Impresionisme: Menggambarkan kesan saat objek dilukis. Tokohnya termasuk Claude Monet,
Georges Seurat, dan S. Sudjojono.
Ekspresionisme: Aliran yang menggambarkan keadaan jiwa pelukis yang spontan saat
melihat objek. Penganut aliran ini termasuk Vincent van Gogh dan Affandi.
Kubisme: Gaya seni lukis yang menggunakan bidang persegi empat atau kubus sebagai
dasarnya. Pablo Picasso merupakan tokoh aliran ini.
c. Nonrepresentatif (Abstraksionisme)
Nonrepresentatif mengandung pengertian suatu bentuk yang sulit dikenali atau abstrak. Karya
seni lukis abstrak membebaskan pelukis untuk menggunakan susunan garis, bentuk, dan
warna sesuka hati. Tokoh aliran seni lukis abstrak adalah Paul Klee, Jackson Pollock, Piet
Mondrian, Amri Yahya, dan Srihadi.
d. Postmodern Postmodern atau disingkat posmo adalah gaya seni lukisan sesudah modern.
Ciri seni lukis postmodern terlihat dari penyederhanaan bentuk dengan sedikit ornamental.
Gaya posmo cenderung lebih bebas dan tidak memiliki aturan tertentu.

Tujuan Seni lukis


Ada empat tujuan berkarya seni lukis, yakni religius magis, simbolis, serta estetik.
Seni Grafis
seni grafis adalah karya seni rupa dua dimensi atau disebut dengan 'dwimatra', yang
menghasilkan produk-produk modern dalam berbagai media menggunakan teknik cetak
maupun printing.
Teknik Seni grafis
1. Cetak Tinggi (Teknik cetak relief/teknik cukil)
Cetak tinggi menggunakan klise/acuan/alat cetak yang akan menghasilkan gambar dari
bagian yang menonjol. Apabila alat cetak dioles dengan tinta, bagian yang menonjol itu akan
menerima tinta.
Jika klise/alat cetak itu ditempelkan pada kertas kemudian diangkat maka tampaklah gambar
pada kertas. Stempel merupakan satu di antara alat untuk mencetak gambar atau tulisan
dengan teknik cetak tinggi.
Cetak tinggi di sini dengan memanfaatkan bentuk/permukaan yang paling tinggi dapat kita
lihat adanya gambar atau tulisan yang timbul yang nantinya akan menghasilkan suatu gambar
atau tulisan pada benda yang diberi warna.
Advertisement
2. Cetak Dalam (Intaglio print)
Cetak dalam adalah seni cetak yang menggunakan klise dalam, hal ini berarti bagian dalam
menyerap tinta dan akan membekas pada kertas.
Jenis-jenis cetak dalam antara lain: etsa, mezzo tint, drypoint, dan lain sebagainya.
Cetak dalam dibuat dengan bahan cetakan dari aluminium atau kuningan yang permukaannya
ditoreh hingga menghasilkan goresan yang dalam.
Tinta lalu dituangkan, diratakan atau dirolkan pada bagian yang dalam tersebut. Kertas yang
sudah dilembapkan dengan air lalu diletakkan di atasnya.
Tinta akan melekat pada kertas dan terbentuklah gambar atau tulisan sesuai yang diharapkan.
Alat yang dipakai untuk menoreh dapat berupa pahat grafis, paku, jarum, burin, atau logam
runcing.
3. Cetak Datar (Planography Print)
Cetak datar adalah teknik cetak yang menggunakan klise datar dengan prinsip saling menolak
dan menerima antara tinta dan air. Cetak datar adalah memperbanyak hasil cetakan dengan
media permukaan yang datar.
Teknik ini ditemukan pada abad ke-16 di Eropa. Klise cetak ini menggunakan batu cadas
(limestone) biasa disebut dengan lithography.
Selain batu, sekarang dapat juga menggunakan lempengan logam (seng) untuk memperingan
proses kerja.
Planografi (cetak datar) di mana matrix permukaannya tetap, hanya mendapat perlakuan
khusus pada bagian tertentu untuk menciptakan image/gambar.
Teknik ini meliputi litografi, monotype, dan teknik digital satu di antara cetak offset.
4. Cetak Saring
Cetak saring adalah satu di antara teknik proses cetak yang menggunakan layar (screen)
dengan kerapatan serat tertentu. Cetak saring dikenal dengan sablon atau seni grafis.
Sablon tersebut banyak digunakan untuk mencetak tulisan maupun gambar pada permukaan
datar atau rata, misalnya untuk mencetak tulisan atau gambar pada kertas, kaos, kain
spanduk, undangan, plastik, dan media lainnya.
Kain screen ini direntangkan dengan kuat agar menghasilkan layar dan hasil cetakan yang
datar.
Alat dan Bahan pembuatan seni grafis
Beberapa bahan yang digunakan dalam membuat karya seni grafis antara lain:
Lem Kertas Karet linolium Papan kayu Hardboard atau tripleks Tinta cetak

Beberapa alat yang digunakan untuk pembuatan karya seni grafis, antara lain:
Pensil Gunting Pahat Scroll (rollblayer)

Seni Patung
Seni patung adalah sebuah tipe karya tiga dimensi yang bentuknya dibuat dengan metode
subtraktif (mengurangi bahan seperti memotong, menatah) atau aditif (membuat model lebih
dulu seperti mengecor dan mencetak).
Fungsi Patung
1. Patung sebagai Fungsi Personal
Karya seni patung diciptakan semata-mata untuk kepentingan personal (pribadi), sebagai
ekspresi perasaan, dan ungkapan pribadi termasuk tujuan religi (sarana beribadah).
Patung pada zaman dahulu dibuat untuk kepentingan keagamaan. Pada zaman Hindu dan
Buddha, patung dibuat untuk menghormati dewa atau untuk mengenang orang-orang yang
yang diagungkan, misalnya raja atau pimpinan mereka.
Patung juga dianggap memiliki sejarah tinggi atau bahkan yang menggambarkan sebagai
dewa dan simbol orang-orang yang diteladani.
Selain itu, patung dijadikan sarana sebagai mendekatkan diri kepada Tuhan sehingga patung
dijadikan sebagai media pemujaan.
2. Patung sebagai Fungsi Sosial
Patung diciptakan untuk memperingati suatu peristiwa yang bersejarah atau mengenang jasa
seorang pahlawan besar dalam sebuah bangsa atau kelompok. Dalam catatan sejarah,
misalnya patung untuk monumen.
3. Patung sebagai Fungsi Fisik
Patung bernilai estetika, artinya menciptakan dan membuat patung semata-mata untuk
dinikmati keindahannya.
Patung-patung yang dibuat sengaja untuk menghiasi sebuah taman, sebagai dekorasi di
sebuah gedung, dan untuk memperindah sebuah kontruksi bangunan.
Tugas Panitia Pameran
1. Pembimbing : bertugas membimbing dan mengarahkan agar pameran dapat berjalan
dengan baik.
2. Ketua panitia : bertanggung jawab atas penyelenggaraan pameran.
3. Wakil ketua : membantu ketua untuk memperlancar penyelenggaraan pameran.
4. Sekertaris : bertugas menangani urusan adminitrasi.
5. Bendahara : menangani bidang keuangan.
6. Seksi Karya : bertugas menyeleksi karya yang akan di pamerkan.
7. Seksi display : bertugas memasang dan mengatur karya yang akan dipamerkan.8. Seksi
penjaga : bertugas menjaga karya sekaligus sebagai pemandu (guide).
Langkah Langkah Pameran
Dalam menyusun rencana penyelenggaraan pameran, ada tahapan-tahapan umum, yakni:
1. Menentukan Tujuan
Menentukan tujuan ini adalah tahapan pertama dalam menyusun program pameran. Tujuan
dalam penyelenggaraan pameran ini tentu saja beragam, misalnya untuk menggalang dana,
komersial, atau lainnya.
2. Menentukan Tema Pameran
Setelah menentukan tujuan, tahapan kedua adalah menentukan tema pamerannya. Penentuan
tema ini berfungsi untuk lebih memperjelas tujuan atau misi yang akan dilaksanakan.
3. Menentukan Kepanitiaan
Dalam menentukan susunan kepanitiaan pameran sebenarnya dapat bervariasi, bergantung
tujuan dan tema pameran. Namun, terdapat posisi inti yang harus ada dalam susunan
kepanitiaan, yakni:
a. Ketua panitia; selaku yang bertanggung jawab atas segala hal demi kelancaran
pelaksanaan pameran.
b. Sekretaris; membantu ketua panitia dalam bidang administrasi.
c. Bendahara; yang bertanggung jawab untuk mengatur keuangan pameran. Termasuk
mencatat pemasukan dan pengeluaran anggaran.
d. Seksi publikasi; yang bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan kepada
masyarakat umum mengenai pameran dalam bentuk poster, spanduk, atau brosur.
e. Seksi perlengkapan; bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan yang
diperlukan dalam pelaksanaan pameran.
f. Seksi konsumsi; bertanggung jawab atas ketersediaan konsumsi bagi staf pameran
lain selama berlangsungnya kegiatan.
g. Seksi P3K; bertanggung jawab atas kesiapan obat-obatan dan sarana kesehatan lain
selama pelaksanaan pameran.
h. Seksi dokumentasi; bertanggung jawab dalam mengabadikan peristiwa pameran
(biasanya dalam bentuk foto atau video dokumentasi) dan membuat catatan penting
sebagai arsip pameran.
i. Seksi keamanan; bertanggung jawab untuk menjaga ketertiban dan mengamankan
hasil karya seni selama pameran berlangsung.
4. Menetapkan waktu pameran
Dalam pelaksanaan pameran harus ditentukan pukul berapa pameran akan berlangsung.
Apabila pameran diselenggarakan di sekolah yang berkaitan dengan proses pembelajaran,
maka penetapan waktu tersebut akan ditentukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.
5. Menentukan lokasi pameran
Dalam menentukan tempat pameran, hendaknya memilih lokasi yang strategis. Lokasi
pameran seharusnya mudah dilalui pengunjuk, memiliki sirkulasi udara yang baik, dan
mendapatkan cahaya matahari yang cukup.
Apabila pameran diselenggarakan di sekolah, maka dapat dilaksanakan dengan menggunakan
aula sekolah atau ruang kelas yang ditata sedemikian rupa.
6. Menyusun agenda kegiatan
Penyusunan agenda kegiatan ini supaya dapat memperjelas waktu pelaksanaan pameran
kepada semua pihak yang berkaitan.
Agenda kegiatan hendaknya disusun dalam bentuk tabel dengan mencantumkan komponen
jenis kegiatan dan waktu (biasanya dalam bentuk bulan, minggu, dan tanggal).
Penyusunan Proposal Pameran
Setelah rencana penyelenggaraan pameran selesai disusun, maka tahapan selanjutnya adalah
menyusun proposal pameran. Komponen-komponen yang harus dirumuskan dalam sebuah
proposal pameran adalah sebagai berikut:
1. Pendahuluan
Dalam komponen pendahuluan ini akan berisi mengenai gambaran umum tentang rencana
kegiatan pameran secara keseluruhan. Dalam pendahuluan juga harus memuat latar belakang
masalah serta dasar pemikiran secara umum mengenai penyelenggaraan pameran.
2. Landasan dan dasar pemikiran
Landasan dan dasar pemikiran ini harus dikaitkan dengan salah satu peristiwa tertentu dan
menjadi program induk misalnya dari kegiatan OSIS di sekolah.
3. Tujuan penyelenggaraan pameran
Dalam komponen tujuan penyelenggaraan pameran hendaknya meliputi tujuan khusus dan
tujuan umum. Apabila penyelenggaraan pameran diadakan di sekolah maka tujuannya harus
berkaitan dengan kepentingan sekolah dan siswa.
4. Tema kegiatan
Sama halnya dengan rencana penyelenggaraan pameran, dalam proposal juga harus terdapat
tema kegiatan yang berhubungan dengan kepentingan acara tersebut.
5. Bentuk kegiatan
Dalam komponen ini harus membuat seluruh kegiatan yang akan diselenggarakan. Termasuk
jenis karya seni yang akan dipamerkan dalam kegiatan tersebut. Misalnya pameran karya
lukisan, karya patung, seni kriya, dan lain-lain.
6. Sasaran kegiatan
Komponen sasaran kegiatan ini mengacu kepada siapa kegiatan pameran tersebut
diperuntukkan. Apabila penyelenggaraan pameran diadakan di sekolah, biasanya sasaran
kegiatannya adalah untuk siswa, warga sekolah, orang tua siswa, dan pihak-pihak lainnya.
7. Peserta yang terlibat
Dalam komponen ini, harus jelas mengenai jumlah panitia, jumlah pendukung penyelenggara
kegiatan pameran, dan perkiraan jumlah pengunjung pameran.
8. Susunan kepanitiaan
Komponen susunan kepanitiaan sebaiknya dijadikan sebagai lampiran yang memuat sejumlah
nama beserta tugas dan tanggung jawabnya dalam penyelenggaraan pameran tersebut.
9. Waktu dan tempat penyelenggaraan
Dalam komponen ini harus disebutkan dengan jelas terkait dengan waktu dan alamat
lokasinya. Misalnya, penyelenggaraan pameran tersebut sekitar pukul 09.00 s/d 12.30. Lalu,
untuk menjelaskan alamat, supaya lebih jelas dapat menggunakan gambaran denah.
10. Rencana anggaran
Dalam komponen ini, memuat rincian pengeluaran dan perkiraan anggaran dana. Rencana
anggaran ini sebaiknya disusun sebagai lampiran. Jangan lupa untuk menyertakan tanda
tangan bendahara dan ketua panitia.
Apabila pameran diselenggarakan di sekolah, sertakan juga tanda tangan kepala sekolah dan
guru mata pelajaran yang bersangkutan.
11. Jadwal kegiatan
Jadwal kegiatan penyelenggaraan pameran ini memuat jadwal sejak tahap persiapan hingga
pelaksanaan pameran. Jadwal penyelenggaraan pameran ini sebaiknya dibuat dalam bentuk
tabel sehingga lebih mudah untuk dipahami dan diperiksa oleh pihak-pihak terkait.
12. Selanjutnya, proposal penyelenggaraan pameran tersebut diajukan kepada pihak
yang memiliki kekuasaan lebih atas terselenggaranya pameran tersebut.
Apabila pameran tersebut diselenggarakan di sekolah, maka proposal penyelenggaraan
diajukan kepada kepala sekolah dan dijadikan pedoman bagi penyelenggara kegiatan.
Elemen gerak tari
Dalam seni tari didalamnya terdapat elemen dasar. Menurut Eko Purnomo elemen dasar tari
adalah gerak. Di mana gerak tersebut mencakup ruang, waktu dan tenaga. Penjelasan
cakupan elemen dasar dari tari ada di bawah ini.
1. Ruang
Ruang merupakan area yang digunakan untuk melakukan gerak seni tari. Baik itu ruang
tertutup maupun ruang terbuka, seni tari bisa dilakukan. Beberapa contoh ruang yang
digunakan untuk pertunjukan seni tari adalah seperti panggung, pentas ataupun tempat lain
yang bisa digunakan untuk pertunjukan gerak seni tari.
2. Waktu
Setiap gerak yang dilakukan selalu membutuhkan waktu. Baik itu gerak estetis maupun gerak
fungsional selalu memiliki waktu masing-masing. Gerak estetis merupakan sebuah gerak
yang ada di dalam seni tari dan begitu enak dipandang. Sedangkan gerak fungsional
merupakan sebuah gerakan yang biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari seperti berjalan
dan berlari.
Di dalam waktu terdapat sebuah tempo. Artinya setiap gerakan selalu memiliki tempo yang
berbeda-beda. Jika gerakan yang dilakukan dengan tempo yang cepat. Maka waktu yang
dibutuhkan juga akan lebih sedikit.
Sedangkan jika sebuah getaran memiliki tempo yang begitu lambat. Maka waktu yang
dibutuhkan untuk gerakan tersebut juga akan lebih lama. Dalam seni tari, tempo digunakan
untuk menciptakan kesan yang begitu dinamis. Tentunya hal tersebut juga akan membuat
para penonton lebih nyaman menikmati seni tari yang diperagakan.
3. Tenaga
Setiap gerak yang dilakukan juga membutuhkan sebuah tenaga. Dalam seni tari, tenaga yang
digunakan juga meliputi beberapa hal penting. Diantaranya adalah seperti penjelasan yang
ada di bawah ini.
 Intensitas yang berhubungan dengan kuantitas tenaga dalam seni tari dan
menghasilkan tingkat ketegangan tertentu dalam gerak.
 Aksen atau tekanan akan muncul ketika sebuah gerakan seni tari dilakukan secara
tiba-tiba dan kontras.
 Kualitas berhubungan dengan tenaga yang digunakan. Dimana ketika gerak tari yang
dilakukan memiliki intensitas yang tinggi. Maka tenaga yang digunakan juga akan
lebih kuat dan begitupun sebaliknya.
Jenis Iringan tari
Ada dua macam iringan dalam tari yaitu: iringan internal dan iringan eksternal. Iringan
internal adalah iringan tari yang langsung dimainkan oleh penari, seperti tari samur, tari tifa,
dan tari rebana. Iringan eksternal adalah iringan yang berasal dari luar diri penari.
3 Level Gerak Tari dan Contohnya
Adapun tiga level gerak tari dan contohnya yang dapat Anda kenali adalah sebagai berikut.
1. Level Tinggi
Level tinggi pada gerak tari umumnya dilakukan pada tari balet. Sebab, para penari balet
sering melakukan gerakan level tinggi dengan cara melayang. Meski begitu, masih banyak
tari tradisional Indonesia yang menggunakan gerakan level tinggi, seperti tari Perang Suku
Dayak.
Dalam tarian tersebut, salah satu penari akan melompat untuk memberi kesan yang dinamis
dengan kekuatan yang luar biasa. Apalagi level gerak tinggi ini juga berfungsi untuk
menunjukkan antara dua peran yang berbeda.
2. Level Sedang
Sebenarnya gerakan level sedang dimiliki oleh hampir semua tari tradisional Indonesia.
Adapun posisi penari pada level ini adalah berdiri secara lurus di atas pentas. Gerakan seperti
ini menunjukkan kesan yang maskulin. Makanya, tak heran jika gerakan ini lebih sering
dilakukan oleh penari pria.
3. Level Rendah
Gerak tari pada level rendah ditunjukkan dengan adanya gerakan berguling dari satu area ke
area lainnya dan dilakukan seolah tanpa kenal lelah. Hal inilah yang membuat gerakan pada
level rendah ditandai dengan posisi penari yang sedang rebah di lantai.
Pola Lantai
Pola lantai merupakan barisan, formasi, atau garis yang dibentuk atau digunakan sebagai cara
berjalan bagi para penari. Dengan begitu para penari akan melakukan perpindahan gerak dari
satu tempat ke tempat yang lain sesuai dengan pola yang sudah dibentuk.
Pengertian Tari kreasi
Tari kreasi adalah salah satu bentuk dari seni tari yang berkembang di masyarakat. Dalam tari
kreasi akan lebih fokus terhadap hal yang berbeda dari aturan seni tari pada umumnya.
Adanya inovasi serta pengembangan di dalam seni tari juga memiliki tujuan agar bisa terlihat
lebih modern dan lebih mudah diterima di masyarakat.
Tari kreasi juga memiliki pola-pola yang dikembangkan serta dikreasikan dari tarian yang
sudah ada sebelumnya. Baik itu tari tradisional maupun jenis tari lainnya. Tari kreasi juga
kerap disebut sebagai bentuk gerakan yang baru dirangkai dari dua perpaduan gerak tari yaitu
tari tradisional dan tari klasik.
Meski seni tari kreasi terbuat dari dua perpaduan gerak tari tradisional dan tari klasik.
Namun, tari kreasi memiliki perbedaan yang mendasar dari tari tradisional. Tari kreasi tidak
memiliki keterikatan terhadap pakem, aturan dan keharuan tertentu seperti yang ada di dalam
tari tradisional.
Properti tari
Penggunaan properti tari haruslah mempertimbangkan jenis, bentuk, fungsi, dan ketepatan.
Hal itu dimaksudkan karena dalam penggunaan properti tari, seorang penari membutuhkan
penguasaan dan juga keterampilan.

Contoh properti tari di antaranya adalah selendang, keris, topeng, topi, payung, piring, pohon-
pohonan, panah, tombak, dan masih banyak lagi.

tata Rias
Tata rias atau make up merupakan bagian penting dalam suatu pertunjukan. Semua jenis acara
yang menampilkan seseorang di atas panggung hampir pasti membutuhkan tata rias.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tata rias terdiri dari dua kata, yaitu tata dan
rias. Tata berarti aturan, kaidah, susunan, dan cara menyusun, sedangkan rias adalah
memperelok sesuatu.
Menurut Rusman Latief dalam buku Panduan Produksi Acara Televisi Nondrama, tata rias
atau make up adalah kegiatan mengubah atau menyempurnakan penampilan dari bentuk
aslinya dengan menggunakan bahan dan alat kosmetik. Tak hanya di wajah, tata rias juga bisa
digunakan untuk seluruh tubuh.

Anda mungkin juga menyukai