Anda di halaman 1dari 1

Wawasan Kebangsaan dan Nilai Nilai bela Negara

Bendera Negara Sang Merah Putih, Bahasa Indonesia, Lambang Negara Garuda Pancasila, dan Lagu
Kebangsaan Indonesia Raya merupakan jati diri bangsa dan identitas Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Keempat simbol tersebut menjadi cerminan kedaulatan negara di dalam tata pergaulan
dengan negara-negara lain dan menjadi cerminan kemandirian dan eksistensi negara Indonesia yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Dengan demikian, bendera, bahasa, dan lambang
negara, serta lagu kebangsaan Indonesia bukan hanya sekadar merupakan pengakuan atas Indonesia
sebagai bangsa dan negara, melainkan menjadi symbol atau lambang negara yang dihormati dan
dibanggakan warga negara Indonesia. Bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan
Indonesia menjadi kekuatan yang sanggup menghimpun serpihan sejarah Nusantara yang beragam
sebagai bangsa besar dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahasa Indonesia bahkan cenderung
berkembang menjadi Bahasa perhubungan luas. Penggunaannya oleh bangsa lain yang cenderung
meningkat dari waktu ke waktu menjadi kebanggaan bangsa Indonesia.

Tanggal 20 Mei adalah Hari Kebangkitan Nasional berdasarkan Pembaharuan Keputusan Presiden
Republik Indonesia No. 316 tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959 tentang Hari-Hari Nasional yang
Bukan Hari Libur. Penetapan tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional dilatarbelakangi
terbentuknya organisasi Boedi Oetomo di Jakarta tanggal 20 Mei 1908. Para mahasiswa sekolah
dokter Jawa di Batavia (STOVIA) menggagas sebuah rapat kecil yang diinisiasi oleh Soetomo. Di
depan rekan-rekannya para calon dokter lainnya, Soewarno menyampaikan gagasan Wahidin
Soedirohoesodo tentang pentingnya membentuk organisasi yang memajukan pendidikan dan
kebudayaan diHindia Belanda. Oktober 1908, kongres pertama Boedi Oetomo sudah beranggotakan
+1.200 orang. Semua koran di Hindia Belanda memberitakan peristiwa tersebut. Pemerintah kolonial
Belanda menaruh perhatian pada kongres tersebut dan menyebutnya sebagai “Eerste Javanen
Congres” atau kongres pertamaorang Jawa. Tjipto Mangoenkoesomo, kakak dari Goenawan
Mangoenkoesoemo menyampaikan gagasannya agar Boedi Oetomo menjadi partai politik, namun
gagasan tersebut ditolak sebagian besar peserta kongres.Pada 1908, beberapa mahasiswa Indonesia di
Belanda mendirikan sebuah organisasi perkumpulan pelajar Indonesia yang bernama Indische
Vereeniging (IV). Tujuan didirikan organisasi ini adalah untuk “memajukan kepentingan bersama
orang Hindia di Belanda dan menjaga hubungan dengan Hindia Timur Belanda”. Dalam program
kepengurusan ketua baru, Soekiman Wirjosandjojo diputuskan bahwa tujuan kemerdekaan Indonesia
yang berusaha dicapai lewat strategi solidaritas, swadaya, dan nonkooperasi, tidak hanya perlu
memperhatikan aspek “kesatuan nasional” dan “kesetiakawanan internasional”. Dalam program
kepengurusan baru, PI menekankan pentingnya propaganda ke dunia internasional untuk menarik
perhatian dunia pada masalah Indonesia dan membang kebangsaan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai