Imunisasi Baru
Imunisasi Baru
IMUNISASI ANTIGEN
BARU
Tim Kerja Imunisasi Tambahan dan Khusus
Direktorat Pengelolaan Imunisasi
Kementerian Kesehatan RI
disampaikan pada:
Webinar Pemberian Imunisasi Ganda, Aman dan Bermanfaat
11 Mei 2024
1. Kebijakan Imunisasi Antigen Baru
a) Imunisasi PCV
b) Imunisasi RV
c) Imunisasi IPV2
Outline d) Imunisasi HPV
e) Imunisasi Japanese Encephalitis
2. Tantangan
3. Kesimpulan
Landasan Hukum Imunisasi
• UUD 1945
⚬ Pasal 28B ayat 2: Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh & berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
⚬ Pasal 28 H ayat 1: Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir & batin, bertempat tinggal & mendapatkan
lingkungan hidup yang baik, sehat serta berhak memperoleh pelayanan Kesehatan.
IMUNISASI
• UU Perlindungan Anak No.35 Tahun 2014
⚬ Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi Anak dan hak - haknya agar
MERUPAKAN HAK
dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat YANG HARUS
kemanusiaan” DIPENUHI
• UU Pemerintahan Daerah No. 23 Tahun 2014
⚬ Pemerintah Daerah harus memperioritaskan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan
Pelayanan Dasar dengan berpedoman pada Standar Pelayanan Minimal yang ditetapkan oleh Pemerintah
Pusat”
6 Kategori Utama
1 2 3
Transformasi layanan primer Transformasi Transformasi sistem ketahanan
layanan rujukan kesehatan
Memperkuat ketahanan
Edukasi penduduk Pencegahan primer Pencegahan Meningkatkan Meningkatkan akses dan Meningkatkan ketahanan tanggap darurat
sekunder kapasitas dan mutu layanan sekunder & sektor farmasi & alat
7 kampanye utama: kapabilitas layanan tersier kesehatan Jejaring nasional surveilans
Imunisasi, gizi seimbang, Penambahan imunisasi primer
olah raga, anti rokok, rutin menjadi 14 antigen
Skrining 14 penyakit
Pembangunan RS di berbasis lab., tenaga
sanitasi & kebersihan
penyebab kematian tertinggi di
tiap sasaran usia, skrining Pembangunan Puskesmas di Kawasan Timur, jejaring Produksi dalam negeri 14 cadangan tanggap darurat,
lingkungan, skrining dan perluasan cakupan stunting, dan peningkatan vaksin rutin, top 10 obat, top table top exercise
penyakit, kepatuhan di seluruh Indonesia
171 kec., penyediaan 40 obat pengampuan 6 layanan 10 alkes by volume & by
ANC untuk kesehatan ibu &
anak esensial, pemenuhan SDM unggulan, kemitraan kesiapsiagaan krisis
value
10 bulan JE*
12 bulan PCV3
Kelas 1 Campak-Rubela, DT
Kelas 2 Td
Kelas 6 HPV
* Hanya di wilayah endemis
Kebijakan
Imunisasi
Antigen Baru
IMUNISASI ANTIGEN BARU
PCV/ PNEUMOCOCCUS
Indikator yang digunakan untuk tahun 2024 adalah capaian imunisasi PCV 2 dan RV 3
PENGEMBANGAN ANTIGEN BARU
PROPORSI PENYEBAB KEMATIAN POST NEONATAL (29 HARI – 11 BULAN) PROPORSI PENYEBAB KEMATIAN ANAK BALITA (12-59 BULAN)
DI INDONESIA TAHUN 2020 DI INDONESIA TAHUN 2020
Sumber: Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2021. Laporan Ditjen Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI, 2021
q 14,5% kematian pada bayi (<12 bulan) dan 5,05% kematian pada anak balita (12-59 bulan) di Indonesia disebabkan oleh
Pneumonia.
q Proporsi kematian akibat Pneumonia lebih besar pada bayi usia <12 bulan sehingga harus diberikan perlindungan sedini
mungkin sebelum bayi menderita Pneumonia.
BEBAN PENYAKIT PNEUMONIA [1]
1) Jika anak belum mendapatkan imunisasi PCV pada usia 2 dan 3 bulan, maka imunisasi PCV masih dapat
diberikan 2 kali sampai usia 11 bulan dengan interval 4 minggu. Kemudian, imunisasi lanjutan PCV (dosis ke-
3) dapat diberikan pada usia 12 bulan dengan memperhatikan interval minimal 8 minggu dari dosis kedua.
2) Jika anak di atas usia 12 bulan belum pernah mendapat imunisasi PCV, maka anak tersebut masih dapat
diberikan dua dosis imunisasi PCV dengan interval minimal 8 minggu sebelum berusia 24 bulan.
3) Jika anak belum mendapatkan imunisasi PCV lanjutan (dosis ke-3) pada usia 12 bulan, maka imunisasi
tersebut masih dapat diberikan sampai usia 24 bulan.
4) Jika anak di atas usia 24 bulan belum pernah mendapat imunisasi PCV, maka anak tersebut masih dapat
diberikan satu dosis imunisasi PCV sampai sebelum berusia 5 tahun.
Sasaran eliglible PCV : anak yang lahir mulai tanggl 13 Juni 2022
KEPULAUAN RIAU 19.5%
20.9%
14.8%
17.3%
KALIMANTAN UTARA 17.9%
9.8%
16.7%
BALI 16.9%
13.6%
15.4%
JAKARTA 16.7%
20.0%
15.3%
NUSA TENGGARA TIMUR 14.4%
9.4%
14.9%
BANTEN 15.9%
12.9%
14.2%
KALIMANTAN TIMUR 13.5%
9.5%
13.7%
SULAWESI TENGAH 14.2%
8.6%
13.0%
KALIMANTAN SELATAN 12.6%
9.9%
12.7%
10.9%
SULAWESI SELATAN 10.9%
7.6%
CAKUPAN IMUNISASI PCV TAHUN 2024
10.7%
SULAWESI BARAT 9.8%
6.0%
10.6%
GORONTALO 9.5%
PCV3
6.4%
10.5%
KALIMANTAN BARAT 8.9%
5.7%
9.7%
SULAWESI TENGGARA 8.8%
4.3%
9.6%
PAPUA BARAT 7.6%
7.6%
9.1%
JAWA BARAT 9.5%
7.8%
8.6%
Target s/d April
BENGKULU 8.3%
5.6%
8.5%
MALUKU UTARA 7.5%
3.8%
7.6%
SUMATERA BARAT 5.7%
2.3%
7.2%
LAMPUNG 7.3%
5.7%
7.2%
JAWA TIMUR 7.3%
7.0%
7.1%
MALUKU 6.3%
4.2%
6.6%
SUMATERA UTARA 6.3%
4.2%
4.4%
PAPUA BARAT DAYA 3.8%
2.3%
3.8%
YOGYAKARTA 3.7%
2.9%
3.0%
PAPUA TENGAH 2.7%
1.7%
3.0%
ACEH 2.1%
0.4%
0.2%
PAPUA PEGUNUNGAN 0.1%
0.1%
10.0%
INDONESIA 10.1%
8.3%
33.3%
IMUNISASI
ROTAVIRUS
Pencegahan Penularan Diare
PROMOTIF PREVENTIF PERLINDUNGAN DETEKSI DINI &
SPESIFIK TATALAKSANA
Intervensi perubahan 1.PHBS (ASI, MP ASI, air bersih, 1.Imunisasi 1.Oralit dan Zinc
perilaku melalui sosialisasi CTPS, jamban, membuang 2.Surveilans aktif
dan pembuatan Media KIE tinja bayi dengan benar)
Rotavirus 3.Penemuan kasus aktif
baik cetak maupun 2.Penyehatan lingkungan (Stop 2.Pemantauan 4.LROA
elektronik dengan materi : BAB sembarangan, CTPS, kepatuhan minum 5.Penguatan kapasitas
zinc pada balita diare
IMUNISASI
1. PHBS pengelolaan air minum dan petugas kesehatan
2. CTPS makanan RT, Pengamanan 3.Suplementasi zinc di 6.Penguatan logistik
3. Penularan sampah RT, Pengamanan lokasi bencana 7.Update pedoman
4. Pencegahan
ROTAVIRUS limbah cair RT)
3.Penyediaan air bersih
4.Pengelolaan sampah
manajemen program dan
tatalaksana kasus
Keterangan:
▸ Vaksin RV dosis pertama dan kedua diberikan bersamaan dengan vaksin OPV, DPT-HB-Hib
dan PCV.
▸ Vaksin RV dosis ketiga diberikan bersamaan dengan vaksin OPV, DPT-HB-Hib dan IPV.
▸ Pada bayi yang terlambat, imunisasi RV dapat diberikan hingga bayi berusia 6 bulan 29 hari
KEPULAUAN RIAU 10.7% 15.5% 17.3%
12.7%
BANTEN 10.9% 13.8%
9.4%
NUSA TENGGARA TIMUR 5.6% 12.5%
10.9%
BANGKA BELITUNG 8.1% 12.1%
10.5%
SULAWESI TENGAH 7.1% 12.1%
6.6%
PAPUA SELATAN 2.4% 11.8%
7.6%
PAPUA 3.4% 11.2%
9.6%
SULAWESI UTARA 6.2% 10.9%
9.5%
SUMATERA SELATAN 7.4% 10.9%
RV1
7.8%
RIAU 4.7% 10.6%
7.4%
KALIMANTAN TENGAH 3.6% 10.4%
9.4% 10.3%
RV2
9.9% 9.9%
Belum ada provinsi yang mencapai target minimal 33.3% pada bulan April
8.0%
GORONTALO 5.4% 9.6%
RV3
7.4%
JAMBI 4.6% 9.3%
9.1%
Cakupan Imunisasi RV Tahun 2024
7.8%
SULAWESI SELATAN 5.5%
7.6%
SULAWESI BARAT 4.2% 9.1%
6.5%
SULAWESI TENGGARA 3.7% 8.5%
7.4% 8.3%
Target s/d April
5.3%
PAPUA BARAT 3.4% 8.3%
5.6%
KALIMANTAN BARAT 3.1% 8.1%
6.2%
MALUKU UTARA 4.0% 7.9%
6.3% 7.2%
BENGKULU 4.1%
6.8% 6.9%
JAWA TIMUR 5.4%
4.8% 6.8%
SUMATERA BARAT 2.8%
5.5% 6.2%
LAMPUNG 3.8%
4.3% 6.0%
PAPUA BARAT DAYA 2.1%
4.8% 5.8%
SUMATERA UTARA 3.4%
4.4% 5.3%
MALUKU 3.2%
ACEH 1.9%3.0%
1.1%
0.2%
PAPUA PEGUNUNGAN 0.1%
0.1%
9.0%
INDONESIA 8.0% 6.1%
33.3%
IMUNISASI
IPV2
Introduksi Imunisasi Polio Suntik Dosis Kedua (IPV2)
ke dalam Imunisasi Rutin
PERLINDUNGAN
OPTIMAL
TERHADAP
POLIO
23
Kesepakatan Pertemuan Orientasi Perluasan
Introduksi IPV2 Tahun 2023
Introduksi imunisasi IPV2 di 34 provinsi dimulai pada 12 Juni 2023, terintegrasi dengan imunisasi
rutin, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pada awal pelaksanaan di tahun 2023 imunisasi IPV2 diberikan pada bayi usia 9-11
bulan (lahir mulai 13 Juni 2022) yang telah mendapatkan imunisasi IPV1 sekurang-
kurangnya 4 minggu sebelumnya. Imunisasi kejar bagi anak usia ≥12 bulan belum
dilaksanakan pada tahun 2023.
b. Mulai tahun 2024 dan seterusnya imunisasi IPV2 diberikan pada usia 9 bulan dengan
interval minimal 4 bulan dari imunisasi IPV1, bersamaan dengan imunisasi Campak-
Rubela. Imunisasi kejar dilaksanakan bagi anak yang belum mendapatkan dua dosis
imunisasi
24 IPV hingga usia 59 bulan.
Bagi provinsi yang telah melaksanakan introduksi imunisasi IPV2 pada tahun 2022 (Provinsi
Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat) melanjutkan pemberian imunisasi IPV2 pada bayi usia 9
bulan dengan interval minimal 4 bulan dari IPV1 serta melaksanakan imunisasi kejar bagi anak
yang belum mendapatkan dua dosis imunisasi IPV hingga usia 59 bulan.
JAKARTA 26.2%
BALI 22.0%
BANTEN 20.8%
JAMBI 6.8%
25
GORONTALO 6.7%
• Belum ada provinsi yang mencapai target minimal 33.3% pada bulan April
Cakupan Imunisasi IPV2 Tahun 2024
BENGKULU 6.3%
LAMPUNG 5.5%
Target s/d April
RIAU 5.3%
MALUKU 4.8%
YOGYAKARTA 4.3%
PAPUA 3.4%
ACEH 0.8%
INDONESIA 10.0%
33.3%
IMUNISASI
HPV
BEBAN PENYAKIT KANKER LEHER RAHIM
• Ka n ke r l e h e r ra h i m m e r u p a ka n ka n ke r
terbanyak nomor empat pada wanita di
seluruh dunia
• Di Indonesia merupakan kanker terbanyak
kedua pada wanita. Ada 101 kasus baru
dengan 57 kematian akibat kanker leher rahim
setiap harinya, 70% kasus kanker leher rahim
ditemukan dalam stadium lanjut
• Lebih dari 90% kasus kanker leher rahim
disebabkan oleh infeksi Human papillomavirus
(HPV)
DASAR PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI HPV
TAHUN 2022-2023
KMK No.
HK.01.07/Menkes/1930/2022
SKB 4 MENTERI TENTANG PENYELENGGARAAN PENINGKATAN
STATUS KESEHATAN PESERTA DIDIK TAHUN 2022
Sasaran dan Jadwal
Sasaran :
Anak perempuan usia kelas 5 (dosis pertama) dan 6 (dosis kedua) SD/MI dan yang sederajat
Jadwal
Target Vaksin Bulan
Sekolah Tidak Sekolah
Kelas 1 7 tahun Campak Rubella Agustus
DT November
0.0
25.0
50.0
75.0
100.0
125.0
Catatan :
JAWA TENGAH 109.4
94.1
BALI 107.4
104.8
JAWA TIMUR 105.5
102.8
SUMATERA SELATAN 96.0
BANTEN 93.5
Sumber: Laporan kombinasi ASIK dan manual per tanggal 11 Maret 2024
JAMBI 91.2
90.0
GORONTALO 87.4
50.3
BENGKULU 87.1
78.5
Cakupan Imunisasi HPV Tahun 2023
SUMATERA UTARA
RIAU 66.1
MALUKU 42.5
ACEH 32.9
INDONESIA 90.0
95.9
IMUNISASI
JAPANESE ENCEPHALITIS
Japanese Encephalitis
Dasar Pelaksanaan Imunisasi JE
SINTANG 3.9%
GIANYAR 20.4%
SAMBAS 3.6%
SANGGAU 2.0%
BANGLI 9.7%
KETAPANG 1.9%
MEMPAWAH 0.7%
imunisasi
memilih untuk menghindar. Bersama jawaban takut efek
samping (12%), aspek kekhawatiran didukung 40% dari total
respon yang tidak mengimunisasai anak.
atau tidak
imunisasi
• Survei UNICEF Nielsen Q2 2023
Kesimpulan
Kesimpulan
• Kementerian Kesehatan berkomitmen untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian akibat pneumonia, diare (akibat rotavirus),
kanker leher rahim, dan JE dengan mengintegrasikan pemberian
imunisasi antigen baru ke dalam imunisasi rutin dan BIAS
KESIMPULA
• Vaksin yang digunakan dalam program imunisasi nasional terbukti
aman dan efektif
N
• Vaksin baru (PCV dan RV) menjadi indikator Renstra Kementerian
Kesehatan tahun 2022 – 2024
• Diperlukan dukungan dari semua pihak untuk menyukseskan
introduksi vaksin-vaksin baru ke dalam program imunisasi nasional
TERIMA KASIH
direktorat_imunisasi