Anda di halaman 1dari 42

KEBIJAKAN

IMUNISASI ANTIGEN
BARU
Tim Kerja Imunisasi Tambahan dan Khusus
Direktorat Pengelolaan Imunisasi
Kementerian Kesehatan RI

disampaikan pada:
Webinar Pemberian Imunisasi Ganda, Aman dan Bermanfaat
11 Mei 2024
1. Kebijakan Imunisasi Antigen Baru
a) Imunisasi PCV
b) Imunisasi RV
c) Imunisasi IPV2
Outline d) Imunisasi HPV
e) Imunisasi Japanese Encephalitis
2. Tantangan
3. Kesimpulan
Landasan Hukum Imunisasi
• UUD 1945
⚬ Pasal 28B ayat 2: Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh & berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
⚬ Pasal 28 H ayat 1: Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir & batin, bertempat tinggal & mendapatkan
lingkungan hidup yang baik, sehat serta berhak memperoleh pelayanan Kesehatan.
IMUNISASI
• UU Perlindungan Anak No.35 Tahun 2014
⚬ Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi Anak dan hak - haknya agar
MERUPAKAN HAK
dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat YANG HARUS
kemanusiaan” DIPENUHI
• UU Pemerintahan Daerah No. 23 Tahun 2014
⚬ Pemerintah Daerah harus memperioritaskan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan
Pelayanan Dasar dengan berpedoman pada Standar Pelayanan Minimal yang ditetapkan oleh Pemerintah
Pusat”

• UU Kesehatan No. 17 Tahun 2023


⚬ Pasal 44 ayat 2: Setiap bayi dan anak berhak memperoleh imunisasi
⚬ Pasal 44 ayat 3: Pihak keluarga, Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan masyarakat harus mendukung
imunisasi bayi dan anak
⚬ Pasal 86 ayat 1: Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan Masyarakat bertanggungjawab melakukan
penanggulangan penyakit menular
⚬ Pasal 89 ayat 1 (f): Kegiatan pencegahan, pengendalian dan pemberantasan penyakit menular dilakukan antara
lain melalui pemberian kekebalan (imunisasi)
TRANSFORMASI KESEHATAN
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat,
produktif, mandiri, dan berkeadilan

Meningkatkan kesehatan ibu,


Mempercepat perbaikan gizi Memperbaiki pengendalian Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Memperkuat sistem kesehatan &
anak, keluarga berencana dan
masyarakat penyakit (GERMAS) pengendalian obat & makanan
kesehatan reproduksi

6 Kategori Utama
1 2 3
Transformasi layanan primer Transformasi Transformasi sistem ketahanan
layanan rujukan kesehatan
Memperkuat ketahanan
Edukasi penduduk Pencegahan primer Pencegahan Meningkatkan Meningkatkan akses dan Meningkatkan ketahanan tanggap darurat
sekunder kapasitas dan mutu layanan sekunder & sektor farmasi & alat
7 kampanye utama: kapabilitas layanan tersier kesehatan Jejaring nasional surveilans
Imunisasi, gizi seimbang, Penambahan imunisasi primer
olah raga, anti rokok, rutin menjadi 14 antigen
Skrining 14 penyakit
Pembangunan RS di berbasis lab., tenaga
sanitasi & kebersihan
penyebab kematian tertinggi di
tiap sasaran usia, skrining Pembangunan Puskesmas di Kawasan Timur, jejaring Produksi dalam negeri 14 cadangan tanggap darurat,
lingkungan, skrining dan perluasan cakupan stunting, dan peningkatan vaksin rutin, top 10 obat, top table top exercise
penyakit, kepatuhan di seluruh Indonesia
171 kec., penyediaan 40 obat pengampuan 6 layanan 10 alkes by volume & by
ANC untuk kesehatan ibu &
anak esensial, pemenuhan SDM unggulan, kemitraan kesiapsiagaan krisis
value

4 Transformasi sistem 5 Transformasi SDM Kesehatan 6 Tr a n s f o r m a s i t e k n o l o g i


pembiayaan kesehatan kesehatan
Penambahan kuota mahasiswa, beasiswa dalam &
Regulasi pembiayaan kesehatan dengan 3 tujuan: luar negeri, kemudahan penyetaraan nakes lulusan Pengembangan dan pemanfaatan teknologi,
tersedia, cukup, dan berkelanjutan; alokasi yang adil; dan luar negeri. digitalisasi, dan bioteknologi di sektor kesehatan.
pemanfaatanyang efektif dan efisien
JADWAL IMUNISASI LENGKAP
Usia Anak Jenis Imunisasi
< 24 jam Hepatitis B (HB0)

< 1 bulan BCG, OPV1

2 bulan DPT-HB-Hib1, OPV2, PCV1, RV1

3 bulan DPT-HB-Hib2, OPV3, PCV2, RV2

4 bulan DPT-HB-Hib3, OPV4, IPV1, RV3

9 bulan Campak-Rubela, IPV2

10 bulan JE*

12 bulan PCV3

18 bulan Campak-Rubela 2, DPT-HB-Hib 4

Kelas 1 Campak-Rubela, DT

Kelas 2 Td

Kelas 5 Td, HPV

Kelas 6 HPV
* Hanya di wilayah endemis
Kebijakan
Imunisasi
Antigen Baru
IMUNISASI ANTIGEN BARU

PCV/ PNEUMOCOCCUS

PCV ROTAVIRUS IPV DOSIS 2 HPV JE


TARGET ANTIGEN BARU DALAM
RENSTRA KEMENKES
Imunisasi PCV dan RV masuk dalam indikator Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2022-2024

Indikator yang digunakan untuk tahun 2024 adalah capaian imunisasi PCV 2 dan RV 3
PENGEMBANGAN ANTIGEN BARU

2016-2021 2022 2023 2024

Seluruh kako di Bangka Belitung


PCV dan NTB; sebagian kako di Jawa Nasional Nasional Nasional
Barat dan Jawa Timur

20 kako di DKI Jakarta, DIY, Jawa Perluasan ke 112 kab/kota di


HPV Tengah, Jawa Timur, Bali, Provinsi Jateng, Jatim, Bali, Sulawesi Nasional Nasional
Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Sulawesi
Utara Tenggara

21 kako di Sumsel, Babel, Sumut,


RV Jabar, Jateng, Jatim, Bali, NTB, NTT,
Kaltim, Kalsel, Sulsel, Sulut, Gorontalo,
Nasional Nasional
9
Maluku, Malut, Papua dan Papbar

DKI Jakarta, Jawa Barat


IPV2 Nasional Nasional
dan Banten

JE* 2018: Bali Kalimantan Barat DIY


IMUNISASI PCV
Pneumococcus Conjugate Virus
BEBAN PENYAKIT PNEUMONIA [2]

PROPORSI PENYEBAB KEMATIAN POST NEONATAL (29 HARI – 11 BULAN) PROPORSI PENYEBAB KEMATIAN ANAK BALITA (12-59 BULAN)
DI INDONESIA TAHUN 2020 DI INDONESIA TAHUN 2020

Sumber: Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2021. Laporan Ditjen Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI, 2021

q 14,5% kematian pada bayi (<12 bulan) dan 5,05% kematian pada anak balita (12-59 bulan) di Indonesia disebabkan oleh
Pneumonia.
q Proporsi kematian akibat Pneumonia lebih besar pada bayi usia <12 bulan sehingga harus diberikan perlindungan sedini
mungkin sebelum bayi menderita Pneumonia.
BEBAN PENYAKIT PNEUMONIA [1]

Top Countries with Pneumonia


Di Indonesia, SETIAP JAM, 2-3 Balita Meninggal karena Pneumonia

q Indonesia adalah satu dari 10 negara dengan jumlah kematian


balita tertinggi pada tahun 2015 dan 14% kematian balita di
Indonesia karena Pneumonia.
q Berdasarkan hasil Riskesdas terdapat peningkatan prevalensi
pneumonia dari 1,6% (2013) menjadi 2% (2018).
q Rata-rata ada 1,26 juta kasus pneumonia balita setiap tahun dan
dirawat jalan di rumah sakit dalam 6 tahun terakhir. Diperlukan
biaya perawatan sebesar US$ 28,1 juta atau Rp 379,3 M.
q Imunisasi adalah salah satu upaya pengendalian pneumonia pada
balita selain ASI eksklusif, gizi seimbang, PHBS dan sanitasi
lingkungan.
q Bakteri penyebab utama Pneumonia adalah Pneumokokus, yang
Source: The United Nations Children's Fund (UNICEF). Comitting to Child Survival: A Progress Renewed.
dapat dicegah dengan vaksin Pneumokokus.
Progress Report 2015. UNICEF. September 2015. http://www.unicef.org/publications/index_83078.html.
Accessed January 22, 2016
DASAR PELAKSANAAN PERLUASAN TAHUN 2022
Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pemberian Imunisasi Pneumokokus Konyugasi

− Surat Keputusan Menteri Kesehatan


Nomor: HK.01.07/MENKES/ 6780/
2021 tentang Pemberian Imunisasi
Pneumokokus Konyugasi;
sebagaimana diubah dalam:
Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor: HK.01.07/MENKES/ 779/
2022 tentang Perubahan atas
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor: HK.01.07/MENKES/ 6780/
2021 tentang Pemberian Imunisasi
Pneumokokus Konyugasi
KETENTUAN PEMBERIAN IMUNISASI PCV PADA ANAK YANG TERLAMBAT

1) Jika anak belum mendapatkan imunisasi PCV pada usia 2 dan 3 bulan, maka imunisasi PCV masih dapat
diberikan 2 kali sampai usia 11 bulan dengan interval 4 minggu. Kemudian, imunisasi lanjutan PCV (dosis ke-
3) dapat diberikan pada usia 12 bulan dengan memperhatikan interval minimal 8 minggu dari dosis kedua.

2) Jika anak di atas usia 12 bulan belum pernah mendapat imunisasi PCV, maka anak tersebut masih dapat
diberikan dua dosis imunisasi PCV dengan interval minimal 8 minggu sebelum berusia 24 bulan.

3) Jika anak belum mendapatkan imunisasi PCV lanjutan (dosis ke-3) pada usia 12 bulan, maka imunisasi
tersebut masih dapat diberikan sampai usia 24 bulan.

4) Jika anak di atas usia 24 bulan belum pernah mendapat imunisasi PCV, maka anak tersebut masih dapat
diberikan satu dosis imunisasi PCV sampai sebelum berusia 5 tahun.

Sasaran eliglible PCV : anak yang lahir mulai tanggl 13 Juni 2022
KEPULAUAN RIAU 19.5%
20.9%
14.8%
17.3%
KALIMANTAN UTARA 17.9%
9.8%
16.7%
BALI 16.9%
13.6%
15.4%
JAKARTA 16.7%
20.0%
15.3%
NUSA TENGGARA TIMUR 14.4%
9.4%
14.9%
BANTEN 15.9%
12.9%
14.2%
KALIMANTAN TIMUR 13.5%
9.5%
13.7%
SULAWESI TENGAH 14.2%
8.6%
13.0%
KALIMANTAN SELATAN 12.6%
9.9%

Sumber: ASIK per tanggal 5 Mei 2024, pukul 05.40 WIB


12.9%
KALIMANTAN TENGAH 10.5%
5.9%
12.8%
BANGKA BELITUNG 11.9%
9.8%
12.2%
SUMATERA SELATAN 11.7%
9.2%
12.1%
RIAU 9.7%
2.8%
11.6%
SULAWESI UTARA 11.0%
7.6%
11.4%
PAPUA 9.6%
4.6%
11.3%
PCV1

NUSA TENGGARA BARAT 11.5%


11.5%
11.3%
JAMBI 10.4%
5.5%
11.2%
PAPUA SELATAN 9.5%
3.3%
11.0%
JAWA TENGAH 12.9%
PCV2
• Belum ada provinsi yang mencapai target minimal 33.3% pada bulan April

12.7%
10.9%
SULAWESI SELATAN 10.9%
7.6%
CAKUPAN IMUNISASI PCV TAHUN 2024

10.7%
SULAWESI BARAT 9.8%
6.0%
10.6%
GORONTALO 9.5%
PCV3

6.4%
10.5%
KALIMANTAN BARAT 8.9%
5.7%
9.7%
SULAWESI TENGGARA 8.8%
4.3%
9.6%
PAPUA BARAT 7.6%
7.6%
9.1%
JAWA BARAT 9.5%
7.8%
8.6%
Target s/d April

BENGKULU 8.3%
5.6%
8.5%
MALUKU UTARA 7.5%
3.8%
7.6%
SUMATERA BARAT 5.7%
2.3%
7.2%
LAMPUNG 7.3%
5.7%
7.2%
JAWA TIMUR 7.3%
7.0%
7.1%
MALUKU 6.3%
4.2%
6.6%
SUMATERA UTARA 6.3%
4.2%
4.4%
PAPUA BARAT DAYA 3.8%
2.3%
3.8%
YOGYAKARTA 3.7%
2.9%
3.0%
PAPUA TENGAH 2.7%
1.7%
3.0%
ACEH 2.1%
0.4%
0.2%
PAPUA PEGUNUNGAN 0.1%
0.1%
10.0%
INDONESIA 10.1%
8.3%
33.3%
IMUNISASI
ROTAVIRUS
Pencegahan Penularan Diare
PROMOTIF PREVENTIF PERLINDUNGAN DETEKSI DINI &
SPESIFIK TATALAKSANA
Intervensi perubahan 1.PHBS (ASI, MP ASI, air bersih, 1.Imunisasi 1.Oralit dan Zinc
perilaku melalui sosialisasi CTPS, jamban, membuang 2.Surveilans aktif
dan pembuatan Media KIE tinja bayi dengan benar)
Rotavirus 3.Penemuan kasus aktif
baik cetak maupun 2.Penyehatan lingkungan (Stop 2.Pemantauan 4.LROA
elektronik dengan materi : BAB sembarangan, CTPS, kepatuhan minum 5.Penguatan kapasitas
zinc pada balita diare

IMUNISASI
1. PHBS pengelolaan air minum dan petugas kesehatan
2. CTPS makanan RT, Pengamanan 3.Suplementasi zinc di 6.Penguatan logistik
3. Penularan sampah RT, Pengamanan lokasi bencana 7.Update pedoman
4. Pencegahan
ROTAVIRUS limbah cair RT)
3.Penyediaan air bersih
4.Pengelolaan sampah
manajemen program dan
tatalaksana kasus

5.Sarana pembuangan limbah


6.Penguatan SKD KLB diare
7.Kolaborasi LP dan LS dalam
pemeriksaan secara berkala
kualitas makanan dan air
8.Kontrol Reservoir
9.Kontrol transmisi
10.Kontrol populasi yang rentan
Dasar Pelaksanaan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No HK.01.07/Menkes/1139/2022 Tentang Pemberian Imunisasi Rotavirus

• Menetapkan Pemberian Imunisasi Rotavirus sebagai


imunisasi rutin yang diberikan secara bertahap ke
seluruh wilayah Indonesia.
IMUNISASI • Pelaksanaan Pemberian Imunisasi Rotavirus
diberikan pada bayi.

ROTAVIRUS • Pelaksanaan Pemberian Imunisasi Rotavirus di 21


selanjutnya perluasan wilayah pelaksanaan
ditetapkan berdasarkan kajian epi d e m i o l o g i ,
rekomendasi ahli, dan pertimbangan kesiapan
operasional.
• Ta t a c a r a P e m b e r i a n I m u n i s a s i R o t a v i r u s
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
• Pencatatan dan pelaporan dilakukan secara
berjenjang
Pelaksanaan Imunisasi RV Tahun 2023

Surat Pemberitahuan Pelaksanaan Pemberian Komitmen Organisasi Profesi Dukungan


Imunisasi Rotavirus dari Dirjen P2P Nomor Terhadap Program Imunisasi Nasional Nomor :
IM.02.02/C/3052/2023 SR.02.06/C/4856/2022 Tgl 6 Oktober 2022
Jadwal Pemberian Vaksin RV

o Imunisasi RV diberikan sebanyak 3 dosis


o Jadwal pemberian imunisasi RV:
o Dosis pertama : bayi usia 2 bulan
o Dosis kedua : bayi usia 3 bulan
o Dosis ketiga : Bayi usia 4 bulan

Keterangan:
▸ Vaksin RV dosis pertama dan kedua diberikan bersamaan dengan vaksin OPV, DPT-HB-Hib
dan PCV.
▸ Vaksin RV dosis ketiga diberikan bersamaan dengan vaksin OPV, DPT-HB-Hib dan IPV.
▸ Pada bayi yang terlambat, imunisasi RV dapat diberikan hingga bayi berusia 6 bulan 29 hari
KEPULAUAN RIAU 10.7% 15.5% 17.3%

BALI 12.2% 15.3% 16.1%

JAKARTA 11.8%14.4% 15.0%

KALIMANTAN UTARA 10.2%14.3% 14.7%

12.7%
BANTEN 10.9% 13.8%

KALIMANTAN TIMUR 8.1%12.0% 13.2%

9.4%
NUSA TENGGARA TIMUR 5.6% 12.5%

10.9%
BANGKA BELITUNG 8.1% 12.1%

10.5%
SULAWESI TENGAH 7.1% 12.1%

Sumber: ASIK per tanggal 5 Mei 2024, pukul 05.40 WIB


10.7%
KALIMANTAN SELATAN 7.8% 12.0%

6.6%
PAPUA SELATAN 2.4% 11.8%

7.6%
PAPUA 3.4% 11.2%

9.6%
SULAWESI UTARA 6.2% 10.9%

9.5%
SUMATERA SELATAN 7.4% 10.9%
RV1

7.8%
RIAU 4.7% 10.6%

7.4%
KALIMANTAN TENGAH 3.6% 10.4%

9.4% 10.3%
RV2

NUSA TENGGARA BARAT 7.0%

9.9% 9.9%
Belum ada provinsi yang mencapai target minimal 33.3% pada bulan April

JAWA TENGAH 8.5%

8.0%
GORONTALO 5.4% 9.6%
RV3

7.4%
JAMBI 4.6% 9.3%

9.1%
Cakupan Imunisasi RV Tahun 2024

7.8%
SULAWESI SELATAN 5.5%

7.6%
SULAWESI BARAT 4.2% 9.1%

6.5%
SULAWESI TENGGARA 3.7% 8.5%

7.4% 8.3%
Target s/d April

JAWA BARAT 5.7%

5.3%
PAPUA BARAT 3.4% 8.3%

5.6%
KALIMANTAN BARAT 3.1% 8.1%

6.2%
MALUKU UTARA 4.0% 7.9%

6.3% 7.2%
BENGKULU 4.1%

6.8% 6.9%
JAWA TIMUR 5.4%

4.8% 6.8%
SUMATERA BARAT 2.8%

5.5% 6.2%
LAMPUNG 3.8%

4.3% 6.0%
PAPUA BARAT DAYA 2.1%

4.8% 5.8%
SUMATERA UTARA 3.4%

4.4% 5.3%
MALUKU 3.2%

PAPUA TENGAH 3.2% 4.0%


1.8%
4.2%4.0%
YOGYAKARTA 3.3%

ACEH 1.9%3.0%
1.1%
0.2%
PAPUA PEGUNUNGAN 0.1%
0.1%
9.0%
INDONESIA 8.0% 6.1%
33.3%
IMUNISASI
IPV2
Introduksi Imunisasi Polio Suntik Dosis Kedua (IPV2)
ke dalam Imunisasi Rutin

PERLINDUNGAN
OPTIMAL
TERHADAP
POLIO
23
Kesepakatan Pertemuan Orientasi Perluasan
Introduksi IPV2 Tahun 2023
Introduksi imunisasi IPV2 di 34 provinsi dimulai pada 12 Juni 2023, terintegrasi dengan imunisasi
rutin, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Pada awal pelaksanaan di tahun 2023 imunisasi IPV2 diberikan pada bayi usia 9-11
bulan (lahir mulai 13 Juni 2022) yang telah mendapatkan imunisasi IPV1 sekurang-
kurangnya 4 minggu sebelumnya. Imunisasi kejar bagi anak usia ≥12 bulan belum
dilaksanakan pada tahun 2023.
b. Mulai tahun 2024 dan seterusnya imunisasi IPV2 diberikan pada usia 9 bulan dengan
interval minimal 4 bulan dari imunisasi IPV1, bersamaan dengan imunisasi Campak-
Rubela. Imunisasi kejar dilaksanakan bagi anak yang belum mendapatkan dua dosis
imunisasi
24 IPV hingga usia 59 bulan.

Bagi provinsi yang telah melaksanakan introduksi imunisasi IPV2 pada tahun 2022 (Provinsi
Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat) melanjutkan pemberian imunisasi IPV2 pada bayi usia 9
bulan dengan interval minimal 4 bulan dari IPV1 serta melaksanakan imunisasi kejar bagi anak
yang belum mendapatkan dua dosis imunisasi IPV hingga usia 59 bulan.
JAKARTA 26.2%

BALI 22.0%

BANTEN 20.8%

SUMATERA SELATAN 17.7%

NUSA TENGGARA BARAT 15.4%

KEPULAUAN RIAU 12.6%

JAWA BARAT 11.7%

JAWA TENGAH 11.7%

KALIMANTAN SELATAN 10.7%

Sumber: ASIK per tanggal 5 Mei 2024, pukul 05.40 WIB


BANGKA BELITUNG 10.5%

NUSA TENGGARA TIMUR 10.4%

KALIMANTAN TIMUR 10.3%

SULAWESI TENGAH 10.3%

KALIMANTAN UTARA 10.1%

SULAWESI SELATAN 8.3%

SULAWESI UTARA 7.4%


IPV2

JAWA TIMUR 7.0%

JAMBI 6.8%
25

GORONTALO 6.7%
• Belum ada provinsi yang mencapai target minimal 33.3% pada bulan April
Cakupan Imunisasi IPV2 Tahun 2024

SUMATERA UTARA 6.5%

BENGKULU 6.3%

LAMPUNG 5.5%
Target s/d April

MALUKU UTARA 5.5%

RIAU 5.3%

SULAWESI TENGGARA 5.3%

MALUKU 4.8%

PAPUA SELATAN 4.7%

YOGYAKARTA 4.3%

PAPUA BARAT 3.8%

SULAWESI BARAT 3.8%

KALIMANTAN BARAT 3.8%

KALIMANTAN TENGAH 3.7%

PAPUA 3.4%

SUMATERA BARAT 3.4%

PAPUA BARAT DAYA 2.0%

PAPUA TENGAH 2.0%

ACEH 0.8%

PAPUA PEGUNUNGAN 0.0%

INDONESIA 10.0%
33.3%
IMUNISASI
HPV
BEBAN PENYAKIT KANKER LEHER RAHIM

• Ka n ke r l e h e r ra h i m m e r u p a ka n ka n ke r
terbanyak nomor empat pada wanita di
seluruh dunia
• Di Indonesia merupakan kanker terbanyak
kedua pada wanita. Ada 101 kasus baru
dengan 57 kematian akibat kanker leher rahim
setiap harinya, 70% kasus kanker leher rahim
ditemukan dalam stadium lanjut
• Lebih dari 90% kasus kanker leher rahim
disebabkan oleh infeksi Human papillomavirus
(HPV)
DASAR PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI HPV
TAHUN 2022-2023
KMK No.
HK.01.07/Menkes/1930/2022
SKB 4 MENTERI TENTANG PENYELENGGARAAN PENINGKATAN
STATUS KESEHATAN PESERTA DIDIK TAHUN 2022
Sasaran dan Jadwal
Sasaran :
Anak perempuan usia kelas 5 (dosis pertama) dan 6 (dosis kedua) SD/MI dan yang sederajat
Jadwal
Target Vaksin Bulan
Sekolah Tidak Sekolah
Kelas 1 7 tahun Campak Rubella Agustus
DT November

Kelas 2 8 tahun Td November


Kelas 5 11 tahun Td November
HPV (dosis pertama)*) Agustus

Kelas 6 12 tahun HPV (dosis kedua)*) Agustus


Pelaksanaan Imunisasi HPV Tahun
2023

• Surat Pemberitahuan Pelaksanaan Introduksi Imunisasi


HPV secara Nasional dari Dirjen P2P No.
IM.02.02/C/3055/2023
Cakupan (%)

0.0
25.0
50.0
75.0
100.0
125.0

Catatan :
JAWA TENGAH 109.4
94.1
BALI 107.4
104.8
JAWA TIMUR 105.5
102.8
SUMATERA SELATAN 96.0

DKI JAKARTA 95.9


94.8
YOGYAKARTA 95.7
97.0
PAPUA 95.2

JAWA BARAT 93.9

BANTEN 93.5

BANGKA BELITUNG 93.5

di Sulawesi Selatan, hanya dilakukan di Kota Makassar


SULAWESI SELATAN 93.2
85.1
LAMPUNG 92.5

Sumber: Laporan kombinasi ASIK dan manual per tanggal 11 Maret 2024
JAMBI 91.2

90.0

• Introduksi HPV secara nasional dilakukan di bulan Agustus tahun 2023.


KALIMANTAN TIMUR

GORONTALO 87.4
50.3
BENGKULU 87.1

NUSA TENGGARA BARAT 87.1

KALIMANTAN TENGAH 86.7

SULAWESI TENGGARA 83.9


73.6
KALIMANTAN SELATAN 82.9
• Pelaksanaan HPV2 (Kelas 6) dilakukan di provinsi yang sudah dilakukan introduksi tahun sebelumnya,

KALIMANTAN BARAT 82.9

SULAWESI UTARA 81.9


72.6
KALIMANTAN UTARA 81.6

NUSA TENGGARA TIMUR 80.7

KEPULAUAN RIAU 80.3

SULAWESI BARAT 78.6

78.5
Cakupan Imunisasi HPV Tahun 2023

SUMATERA UTARA

SULAWESI TENGAH 74.4

RIAU 66.1

MALUKU UTARA 63.5

PAPUA BARAT 59.5

SUMATERA BARAT 59.3


HPV Kelas 5

PAPUA SELATAN 58.2

PAPUA BARAT DAYA 47.9

MALUKU 42.5

PAPUA TENGAH 33.6


HPV Kelas6

ACEH 32.9

PAPUA PEGUNUNGAN 2.5

INDONESIA 90.0
95.9
IMUNISASI
JAPANESE ENCEPHALITIS
Japanese Encephalitis
Dasar Pelaksanaan Imunisasi JE

Keputusan Menteri Kesehatan


Nomor :
HK.01.07/MENKES/1462/2023
Tentang Pemberian Imunisasi Je
Di Kab/Kota Provinsi
Kalimantan Barat dan
Provinsi D.I Yogyakarta
Cakupan Imunisasi JE Tahun 2024
• Belum ada kab/kota yang mencapai target minimal 33.3% sampai dengan bulan April 2024
• Imunisasi rutin JE di Kalimantan Barat dimulai sejak tahun 2024
Kalimantan Barat
KOTA DENPASAR 29.9%
SEKADAU 7.4%

BADUNG 21.1% LANDAK 4.2%

SINTANG 3.9%
GIANYAR 20.4%
SAMBAS 3.6%

PROVINSI BALI 16.1% BENGKAYANG 3.2%

PROVINSI KALIMANTAN BARAT 2.7%


JEMBRANA 13.5%
KOTA PONTIANAK 2.6%
KLUNGKUNG 13.0%
KOTA SINGKAWANG 2.4%

TABANAN 11.7% KAPUAS HULU 2.2%

SANGGAU 2.0%
BANGLI 9.7%
KETAPANG 1.9%

BULELENG 9.4% MELAWI 1.8%

KUBU RAYA 1.5%


KARANGASEM 9.4%
KAYONG UTARA 1.3%

MEMPAWAH 0.7%

<11.1% 11.1% – 33.2% ≥33.3%

Sumber: ASIK per tanggal 5 Mei 2024, pukul 17.40 WIB


Tantangan
Tantangan

• Masyarakat banyak yang belum mengetahui adanya imunisasi antigen baru


(manfaat dan jadwalnya)  kurangnya sosialisasi dan edukasi masyarakat
• Kekhawatiran pemberian imunisasi ganda baik oleh petugas maupun
masyarakat
• Rentang waktu pemberian imunisasi kejar yang sempit untuk vaksin Rotavirus
• Adanya isu vaksin program berbayar di fasilitas kesehatan pemerintah
(posyandu dan puskesmas)
38

• Pemahaman petugas yang belum baik dalam manajemen vaksin


Apa alasan Anda membawa Apa alasan Anda
anak untuk imunisasi? tidak membawa
anak untuk
imunisasi?

Dalam beberapa bulan terakhir,


apakah Anda pernah membawa anak • Sekitar 38% orang tua tidak mau mengimunisasi anaknya
Alasan Anda untuk diimunisasi? karena takut akan imunisasi ganda. Kelihatannya, mereka
telah mendengar tentang layanan imunisasi ganda dan

imunisasi
memilih untuk menghindar. Bersama jawaban takut efek
samping (12%), aspek kekhawatiran didukung 40% dari total
respon yang tidak mengimunisasai anak.
atau tidak
imunisasi
• Survei UNICEF Nielsen Q2 2023
Kesimpulan
Kesimpulan
• Kementerian Kesehatan berkomitmen untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian akibat pneumonia, diare (akibat rotavirus),
kanker leher rahim, dan JE dengan mengintegrasikan pemberian
imunisasi antigen baru ke dalam imunisasi rutin dan BIAS

KESIMPULA
• Vaksin yang digunakan dalam program imunisasi nasional terbukti
aman dan efektif
N
• Vaksin baru (PCV dan RV) menjadi indikator Renstra Kementerian
Kesehatan tahun 2022 – 2024
• Diperlukan dukungan dari semua pihak untuk menyukseskan
introduksi vaksin-vaksin baru ke dalam program imunisasi nasional
TERIMA KASIH

direktorat_imunisasi

Substansi Imunisasi Tambahan dan Khusus

Anda mungkin juga menyukai