Anda di halaman 1dari 51

Transformasi

Kesehatan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia


19 Desember 2022 1
Kemenkes berkomitmen melakukan transformasi sistem kesehatan Indonesia
pada 6 pilar transformasi penopang sistem kesehatan Indonesia

Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan

Meningkatkan kesehatan Memperkuat sistem


Outcome
ibu, anak, keluarga Mempercepat perbaikan Memperbaiki Gerakan Masyarakat kesehatan &
RPJMN
berencana dan gizi masyarakat pengendalian penyakit Hidup Sehat (GERMAS) pengendalian obat dan
bidang
kesehatan reproduksi makanan
kesehatan

1 Transformasi layanan primer 2 Transformasi 3 Transformasi sistem


layanan rujukan ketahanan kesehatan
a b c d a b
Edukasi Pencegahan Pencegahan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Memperkuat
penduduk primer sekunder kapasitas dan akses dan mutu ketahanan sektor ketahanan
6 pilar Penguatan peran kapabilitas layanan farmasi & alat tanggap darurat
Penambahan Screening 14 penyakit
kader, kampanye, penyebab kematian layanan primer sekunder & tersier kesehatan
transformasi imunisasi rutin Tenaga cadangan
dan membangun tertinggi di tiap
menjadi 14 Revitalisasi jejaring Pengembangan Produksi dalam negeri tanggap darurat,
gerakan, melalui sasaran usia, table top exercise
antigen dan dan standardisasi jejaring layanan 14 antigen vaksin
platform digital dan screening stunting, & kesiapsiagaan krisis.
perluasan peningkatan ANC
layanan Puskesmas, penyakit prioritas, imunisasi rutin, top 10
tokoh masyarakat Posyandu, kunjungan perbaikan tata kelola bahan baku obat, top
cakupan di untuk kesehatan ibu &
seluruh Indonesia. rumah & di RS pemerintah. 10 alkes by volume &
bayi.
Labkesmas by value.

4 Transformasi sistem 5 Transformasi SDM 6 Transformasi teknologi


pembiayaan kesehatan Kesehatan kesehatan
Regulasi pembiayaan kesehatan Penambahan kuota mahasiswa, Pengembangan dan pemanfaatan teknologi,
dengan 3 tujuan: tersedia, cukup, dan beasiswa dalam & luar negeri, digitalisasi, dan bioteknologi di sektor kesehatan.
berkelanjutan; alokasi yang adil; dan kemudahan penyetaraan nakes
pemanfaatan yang efektif dan efisien. a Teknologi informasi b Bioteknologi
lulusan luar negeri.
1
Kurangnya akses ke
layanan primer

3
Revitalisasi struktur dan jejaring layanan kesehatan primer serta
laboratorium kesehatan masyarakat
Tingkatan fasilitas layanan primer Tingkatan labkesmas, merujuk pada WHO

Tingkatan kelembagaan Target jangkauan Tingkatan laboratorium Jumlah lab

514 Kabupaten / LABORATORIUM NASIONAL


Rumah Sakit
Kota
5 2
Lab Nasional Prof. dr. Sri Oemiyati dan B2PVRP

LABORATORIUM REGIONAL
Puskesmas 7,230 Kecamatan 4 13
BBTKL, BBLK, EKS BALAI LITBANGKES

~85,000 Desa / LABKESDA PROVINSI


Posyandu Prima 3 28
Kelurahan

Posyandu ~300,000 Dusun / 2 LABKESDA KAB/KOTA 231


RT/RW

Kunjungan Rumah ~273.5 juta 1 LABORATORIUM PUSKESMAS 10.292


penduduk

4
Ringkasan paket layanan di Puskemas, Posyandu Prima dan Posyandu
Sasaran Delivery Unit
Masalah Puskesmas Posyandu Prima Kegiatan Posyandu
Kesehatan (Kecamatan) (Desa / Kelurahan) (Dusun / RT/RW)
1. ANC (6x + USG oleh dokter) 1. ANC (K2,K3, K4, K6) 1. Kelas ibu hamil, edukasi, senam, sharing session dan
2. Kelas ibu hamil 2. Kelas ibu hamil TTD
Ibu hamil, 3. Pemantauan gizi, asupan,edukasi, PMT 3. Edukasi dan PMT 2. Edukasi gizi seimbang dan PMT pemulihan
bersalin, nifas 4. Persalinan normal dan rujukan 4. Persalinan normal
5. Pelayanan nifas 5. Pelayanan nifas

6. Kunjungan neonatal MTBM, edukasi, konseling 6. Kunjungan neonatal MTBM, edukasi, konseling 3. Kunjungan neonatal MTBM, edukasi, konseling
7. Pemantauan tumbuh kembang (termasuk BBLR) 7. Pemantauan tumbuh kembang (termasuk BBLR) 4. Pemantauan tumbuh kembang (termasuk BBLR)
Bayi dan 8. Imunisasi 8. Pemantauan gizi buruk 5. Imunisasi
anak pra- 9. Penanganan balita dengan masalah gizi 9. Imunisasi 6. Pemberian vit A & obat cacing
sekolah 10. Pembangilan dan pengiriman sampel SHK 10. MTBS 7. Edukasi pemberian MT
11. MTBS

12. Fasilitasi kegiatan UKS 11. Fasilitasi kegiatan UKS dan posyandu remaja 8. Edukasi
Usia sekolah
13. Penjaringan (termasuk imunisasi rutin lanjutan) 9. Penjaringan usia sekolah non formal (termasuk
dan remaja
14. PKPR imunisasi rutin lanjutan)

15. Skrining PTM (hipertensi, DM) 12. Skrining PTM (hipertensi, DM) 10. Skrining PTM (hipertensi, DM)
16. Skrining jantung dan stroke 13. Skrining kanker 11. Skrining PPOK
17. Skrining kanker 14. Skrining PPOK 12. Skrining obesitas
18. Skrining PPOK 15. Skrining obesitas 13. Skrining TBC
19. Skrining obesitas 16. Skrining TBC 14. Skrining masalah jiwa
Usia produktif 20. Skrining TBC 17. Skrining masalah jiwa 15. Skrining layak hamil
dan lansia 21. Skrining masalah jiwa 18. Skrining layak hamil 16. Pelayanan KB
22. Skrining kebugaran 19. Pelayanan KB
23. Skrining layak hamil
24. Pelayanan KB
25. Pemeriksaan geriartti

26. Pengobatan umum 21. Pengobatan umum


27. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut 22. Farmasi
28. Laboratorium
Layanan lain 29. Farmasi
30. Gawat darurat
31. Rawat inap

5
Ringkasan Paket layanan dan pemeriksaan di tiap tingkatan Labkesmas
Delivery Unit
Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3 Tingkat 4 Tingkat 5
Puskesmas Kab/Kota Provinsi Regional Nasional

Infrastruktur BSL 3, Biorepository Sistem,


Non BSL BSL 2 BSL 2 BSL 2
Laboratorium Galeri Diseminasi
1. RDT : 11 parameter 1. RDT : 11 parameter (Penyakit 1. Mikroskopik: 7 parameter 1. Mikroskopik: 7 parameter 1. Semua Pemeriksaan Lab
(Penyakit menular, menular, kehamilan dan penyakit infeksi penyakit infeksi tingkat 4
kehamilan dan golongan golongan darah) 2. Haematologi Analyser: 17 2. Haematologi Analyser: 17 2. Kultur : virus, parasite dan
darah) 2. Mikroskopik: 7 parameter parameter parameter semua kulturabel bakteri,
2. Mikroskopik: 7 parameter penyakit infeksi 3. Kimia Darah: 16 parameter 3. Kimia Darah: 26 parameter 3. Immunologi (Elisa, Multiplex
penyakit infeksi 3. Haematologi Analyser: 9 4. Urine Analyzer: 12 parameter 4. Urine Analyzer: 12 parameter Elisa): human pathogen,
3. Haematologi Analyser: 9 parameter 5. Kultur : 9 parameter (bakteri 5. Kultur : 12 parameter (bakteri zoonosis
parameter 4. Kimia Darah: 15 parameter termaasuk aerosol bacteria) termasuk aerosol bacteria, 4. Biomolekular:
4. Kimia Darah: 13 parameter 5. Urine Analyzer: 12 parameter 6. Immunologi (elisa) : 8 parameter parasite ) 5. Pemeriksaan PCR (Covid-19
5. Urine Analyzer: 9 6. Kultur : 5 parameter (bakteri) termasuk SHK 6. Immunologi (elisa) : 23 parameter dan 23 penyakit berpotensi
parameter 7. Immunologi (elisa) : 4 parameter 7. Biomolekular: Pemeriksaan PCR termasuk SHK wabah) , Xpert TB,HBV DNA,
6. Lingkungan: Parameter 8. Biomolekular: Pemeriksaan PCR (Covid-19 dan 23 penyakit 7. Biomolekular: Pemeriksaan PCR VL HIV,
fisik air, udara, (Covid-19 dan 23 penyakit berpotensi wabah), Xpert TB,HBV (Covid-19 dan 23 penyakit berpotensi Ricketsia, antrax, leptospira
pemeriksaan jentik berpotensi wabah) , Xpert TB,HBV DNA, VL HIV, Ricketsia, antrax, wabah), Xpert TB,HBV DNA, VL HIV, 6. Pemeriksaan
DNA, VL HIV leptospira Ricketsia, antrax, leptospira, virus laboratorium
9. Toksikologi: 9 parameter 8. Toksikologi: 13 parameter zoonosis (dengue, JE,hanta), bateri penyakit Zoonosis
10. Lingkungan: Parameter fisik air, 9. Lingkungan: Parameter fisik air, pada reservoir (leptospira tikus 7. Kapasitas khusus: uji
udara, pemeriksaan jentik, udara, pemeriksaan jentik 8. Toksikologi: 13 parameter netralisasi utk uji klinis vaksin,
Pemeriksaan
penangkapan nyamuk. Dan tikus. 10. Kimia Lingkungan (AAS, Spectro, 9. Lingkungan: Parameter fisik air, karakterisasi strain; Uji
dan Teknologi
Mikroskop untuk identifikasi vector GCMS dan UV vis) : 31 udara, pemeriksaan jentik Validasi Pasca Pemasaran
serta set alat identifikasi tikus. parameter 10. Kimia Lingkungan (AAS, Spectro , (Post Marketing) Reagen
11. Kimia Lingkungan: 24 parameter 11. Mikrobiologi Lingkungan: 7 ICP-MS, GCMS, UV vis) : 57 Covid- 19, Reagen HIV, Hep
12. Mikrobiologi Lingkungan: E.coli parameter parameter B, Hep C, Sifilis, Malaria;
dan Coliform 12. Pemantauan Limbah cair: 10 11. Tanah: 41 parameter 8. Kapasitas khusus: Uji insektisida
13. Pemantauan Limbah cair: 10 parameter 12. Mikrobiologi Lingkungan: 7 9. Advance Biomolekular:
parameter 13. Vektor dan Resrvoir: Deteksi parameter Sanger sequencing, NGS,
14. Vektor dan Resrvoir malaria pada nyamuk, deteksi 13. Pemantauan Limbah cair: 10 Hightroughput NGS.
15. Keamanan pangan: Mikrobiologi virus dengue pada nyamuk, parameter 10. Toksikologi: ICP-MS, ICP OES
(6 parameter) dan Kimia (5 deteksi leptospirosis pada tikus 14. Vektor dan Reservoir: Deteksi 11. Analisis bioinformatic
parameter) 14. Keamanan pangan: Mikrobiologi malaria pada nyamuk, deteksi virus
(6 parameter) dan Kimia (21 dengue pada nyamuk, deteksi
parameter) leptospirosis pada tikus
15. Biomarker: 9 parameter 15. Keamanan pangan:Mikrobiologi
(6 parameter) dan Kimia (21
parameter)
16. Biomarker: 9 parameter
17. Sequencing dan NGS
6
3 program utama penguatan upaya preventif di layanan primer

Imunisasi rutin: 14 Screening Peningkatan kesehatan ibu


dari 11 menjadi 14 jenis vaksin Penyakit Prioritas dan anak
BCG, DPT-Hib, Hep B, MMR/MR, Screening penyakit penyebab Pemantauan tumbuh kembang anak
Polio (OPV-IPV), TT/DT/td, JE, HPV, kematian tertinggi di setiap sasaran di Posyandu dengan alat
PCV, Rotavirus usia: antropometri terstandar
1. Hipotiroid kongenital
Kanker Serviks merupakan satu- 2. Thalasemia
satunya kanker yang bisa dicegah 3. Anemia Pemeriksaan kehamilan (ANC) dari 4
dengan imunisasi Human 4. Stroke kali menjadi 6 kali, termasuk 2 kali
5. Serangan jantung USG dengan dokter pada trimester 1
Papillomavirus (HPV) 6. Hipertensi dan 3
7. Penyakit paru obstruksi kronik
8. Tuberkulosis
Pneumonia dan diare merupakan Screening kanker Payudara dengan
9. Kanker paru
2 dari 5 penyebab tertinggi 10. Hepatitis USG
kematian balita di Indonesia* yang 11. Diabetes
dapat dicegah dengan imunisasi 12. Kanker payudara
(PCV dan Rotavirus) 13. Kanker serviks
14. Kanker usus
7
Membangun gerakan untuk meningkatkan cakupan layanan dan promosi
kesehatan
Membangun 5 Gerakan Cegah Stunting yang dilaksanakan bersama masyarakat oleh mitra, private sector, civil society organizations,
universitas, mahasiswa, dll, untuk meningkatkan pengetahuan, cakupan layanan dan pemberdayaan masyarakat
Cegah Stunting
Aksi Bergizi Bumil Sehat Posyandu Aktif Jambore Kader
Itu Penting

Sasaran: Remaja Sasaran: Ibu Hamil Sasaran: Kader, Balita, Sasaran: Kader Sasaran: semua
(Siswa-siswi Ibu dan Keluarga Balita Kesehatan kalangan
Kegiatan:
SMP/sederajat dan Aktivitas:
Kegiatan: Kegiatan:
SMA/sederajat) • Pemeriksaan
• Produksi konten
kehamilan • Pembelian alat • Jambore kader
Kegiatan:
antropometri untuk • Edukasi di berbagai
• Konsumsi tablet • Lomba kader terampil
• Screening anemia Posyandu platform: TV, Radio,
tambah darah
olahraga pagi • Lomba Posyandu Media Cetak, Media
• Pelatihan kader
• Konsumsi makanan Sosial,
• Sarapan Bersama
tambahan • Pemberian makanan
• Talkshow dan Seminar,
• Konsumsi Tablet tambahan kaya
• Kelas ibu hamil.
Tambah Darah protein hewani • Podcast, Storyline Film
(makan bersama)
• Penyuluhan

8
Sepanjang tahun 2022, Kementerian Kesehatan terus mendorong
layanan kesehatan primer berkualitas dapat dirasakan oleh seluruh
kalangan masyarakat…
Pengadaan 4.416 USG dan 113.145
1 Kick off dan pilot integrasi layanan primer 2 Antropometri untuk Puskesmas dan Posyandu

• 639.120 (66%) dari estimasi 969.000


kasus TBC telah ternotifikasi. Capaian
tertinggi Indonesia.
• Hingga Desember, 74% balita sudah
dipantau pertumbuhan secara rutin di
Posyandu.
• Hingga Oktober, 76,5% bayi usia 0-11
bulan sudah imunisasi dasar lengkap.
• Hingga November, 84.122 bayi baru
lahir dilakukan Skrining Hipotiroid
Pelaksanaan Active Case Finding (ACF)
3 Pencanangan PCV dan Pelaksanaan BIAN 4 Tuberculosis
Kongenital (SHK)
• Sekitar 6.420 sekolah (2.289.871 siswa)
berpartisipasi dalam Gerakan
#AksiBergizi serentak.
• Penataan ~1.250 laboratorium berbagai
tingkatan yang tersebar di berbagai
Provinsi di Indonesia.

9
2
Kurangnya kapasitas
pelayanan rujukan di
rumah sakit

10
Layanan jantung sesuai kompetensi belum merata di Indonesia
Hanya ada 40 RS pemerintah yang mampu melayani cathlab dan hanya 10 RS yang mampu melakukan bedah jantung
terbuka*
Maluku Utara
Aceh Kalimantan Utara RSUD Chasan Boesoirie
RSUD Dr. Zainoel Abidin RSUD Tarakan

Kalimantan Timur Sulawesi Utara


Sumatera Utara RSUP RD Kandou
RSUP Adam Malik RSUD Wahab Sjahranie
RSU Haji Medan RSUD Kanujoso D
Kalimantan Barat
Gorontalo
RSUD Soedarso Sulawesi Barat
Riau RSUD Aloei Saboe
RSUD Sulawesi Barat
RSUD Arifin Achmad Papua Barat
Sumatera Barat RSUD Kab Sorong
RSUP M Djamil
Kep. Riau
RSUD Raja Ahmad Tabib
Sulawesi Tengah Papua
Bengkulu RSUD Embung Fatimah
RSUD Undata Palu RSU Jayapura
RSUD M Yunus

Kep. Bangka Belitung


Jambi RSUD Ir Soekarno
RSUD Raden Mattaher
Sulawesi Tenggara
Kalimantan Tengah Maluku
RSUD Bahteramas
RSUD Dorys Sylvanus RSUP J Leimena
Sumatera Selatan RSJPD Oputa Yi Koo
RSUP M Hoesin Sulawesi Selatan
Kalimantan Selatan
RSUD Ulin Banjarmasin RSUP Wahidin
Sudirohusodo
Lampung Banten
RSUD Abdoel Moeloek RSUD Kab. Tangerang
Jawa Barat
DKI Jakarta RSUP Hasan Sadikin Jawa Timur
RSJPD Harapan Kita RSUD Gunung Jati RSUP Soetomo
RSCM RSUD Saiful Anwar
Jawa Tengah NTB
RSUP Fatmawati RSUD Soebandi
RSUP Kariadi RSUD NTB
RSUP Persahabatan RSUD Sidoarjo
RSUD Tarakan RSUD Moewardi RSUD Ibnu Sina Mampu cathlab
RSUD Pasar Rebo RSUD Soeselo Slawi RSUD Iskak Tulungagung NTT Mampu cathlab & bedah jantung terbuka
RSUD Prof WZ Johanes
DI Yogyakarta Mampu penanganan jantung komprehensif dan
*Situasi per bulan Januari 2022 RSUP Sardjito
Bali
RSUP Sanglah 11
mutakhir
1. Jantung

Saat ini, pusat layanan yang Contoh: Waktu antrian layanan Jantung
sedikit menyebabkan antrian No Nama Rumah Lokasi Waktu Kasus Bedah
layanan yang panjang Sakit Tunggu
(# bulan)
(# pasien)

Sebaran RS dengan Layanan Bedah Jantung Anak* 1 RSJPD Harapan Jakarta


Kita
• Anak belum 36 2727
ditentukan
• Vaskuler 12 50
Kalimantan Timur Dewasa
RSUD Abdul Wahab Sjahranie
• Kompleks Anak 9 133
• Simpel Anak 3 73
• CABG Dewasa 0-1 43

Sumatera Selatan
2 RSUP dr. Cipto Jakarta 5-12 300
RSUP M. Hoesin Mangukusumo
3 RSUP Sardjito Yogyakarta 12 200
Jawa Tengah
RSUP Kariadi Sulawesi Selatan
RSUP Wahidin 4 RSUP Dr. M Sumatera 12 150
DKI Jakarta
Sudirohusodo
RSUP dr Cipto Hoesin Selatan
Mangunkusumo
Jawa Timur 5 RSUP Hasan Jawa Barat 4-5 250
RSUP Jantung
Harapan Kita
RSUD dr Sadikin
Soetomo
6 RSUP Kariadi Jawa 4 250
DI Yogyakarta Tengah
RS Dr. Sardjito
7 RSUD Wahab Kalimantan 4-6 150
Sjahranie Timur

*Situasi per bulan Januari 2022 (sumber: Data RSJPDHK)


12
3. Stroke

Masih banyak daerah tanpa akses ke RS dengan layanan stroke;


sebaran RS belum merata
Pemetaan RS dengan layanan stroke di Indonesia
Aceh
RSUD Dr. Zainoel Abidin

Sumatera Utara
RSUP Adam Malik
Sulawesi Utara
RSUP RD Kandou
Riau
RSUD Arifin Achmad

Papua
RSU Jayapura
Sumatera Barat
RSUP M Djamil

Jambi
RSUD Raden Mattaher

Jawa Barat
Sumatera Selatan RSUP Hasan Sadikin
RSUP M Hoesin Jawa Timur
RS CAM Bekasi
RSUP Soetomo Sulawesi Selatan
RSUD Saiful Anwar RSUD Wahidin
Lampung
RSUD Abdoel Moeloek

DKI Jakarta
RS PON Jawa Tengah
RSCM RSUP Kariadi
RSUP Fatmawati RSUD Moewardi Bali
RSUP Sanglah

DI Yogyakarta
RSUP Sardjito NTB
RSUD Mataram
Sumber: RS Pusat Otak Nasional 13
2. Kanker

Fasilitas dan SDM untuk


kemoterapi & radioterapi juga
masih terbatas
Pemetaan layanan kemoterapi Pemetaan layanan radioterapi

Memliliki layanan kemoterapi Memliliki layanan radioterapi

Belum memiliki layanan kemoterapi Belum memiliki layanan radioterapi

Sumber: Perhompedin, PORI (Januari 2022) 14


1. Jejaring RS dan Fasilitas

Program jejaring rujukan mengelompokkan RS menjadi Madya, Utama,


dan Paripurna, di mana masing-masing memiliki kapabilitas yang
berbeda
RS Madya RS Utama RS Paripurna

Jantung dan  Mampu diagnostik invasif dan  Mampu melakukan bedah jantung  Mampu melakukan pelayanan
intervensi non-bedah, misal pasang terbuka dan bedah syaraf bedah dan intervensi non-bedah
Stroke ring dan trombektomi/coiling terbuka/clipping jantung dan saraf advanced

 Mampu melakukan bedah tumor  Mampu melakukan terapi radiasi,  Mampu melakukan terapi kanker
Kanker dasar dan kemoterapi bedah kanker stadium lanjut, dan komprehensif dan mutakhir, misal
kemoterapi microsurgery, proton therapy

 Mampu melayani hemodialisis dan  Mampu melayani hemodialisis  Mampu melakukan transplantasi
Ginjal CAPD dengan teknik khusus ginjal
 Mampu melakukan terapi batu  Mampu skiring calon transplantasi  Mampu pelayanan bedah kelainan
saluran kemih dewasa dengan ginjal kongenital ginjal
teknik invasif minimal
 Mampu terapi keganasan urologi
 Mampu skrining dan diagnosis
keganasan urologi

 Mampu melakukan persalinan  Mampu melakukan persalinan  Mampu melakukan persalinan dengan
Kesehatan dengan berat bayi >1800 gr atau dengan berat bayi >1000 gr atau usia berat bayi < 1000 gr atau usia kehamilan
Ibu & Anak usia kehamilan >34 minggu kehamilan >28 minggu <34 minggu
 Tindakan bedah sederhana (cth:  Tindakan bedah anak kompleks  Tindakan bedah jantung anak kompleks
atresia ani) Tindakan bedah jantung anak  Layanan kelainan metabolik bawaan
 Layanan kehamilan dengan sederhana (rare
15 disease)
masalah obstetrik  Layanan kehamilan dengan kelainan  Layanan kehamilan dengan kelainan
medis lain medis kompleks 15
Pemerataan layanan rujukan melalui optimalisasi jejaring RS nasional
untuk penyakit prioritas ditargetkan mencapai 100% kab/kota di 2027
ILUSTRATIF

Percepatan peningkatan cakupan


pelayanan RS rujukan untuk
penyakit prioritas, dengan visi:
• 34 provinsi memiliki minimal 1 RS
tingkat Paripurna / Utama
• 514 kab/kota memiliki minimal 1
RS tingkat Madya*

Target
50% kabupaten/kota sebelum 2025 dan
50% 100%
100% sebelum 2027 memiliki minimal 1 RS 2022 2024 2027
tingkat madya

*baru 507 Kab/kota yang sudah memiliki RSUD


16
1. Jejaring RS dan Fasilitas

Contoh: sebaran RS Belum memenuhi strata Madya


Memenuhi strata Madya
Memenuhi strata Utama
Memenuhi strata Paripurna

jejaring di Aceh Kapabilitas alat RS Tahap 1 saat ini


Tahap 1 Tahap 2
Tipe RS Kelas RS Jantung Stroke Kanker Ginjal

RS Paripurna
- - -

RS Utama
RSUD Zainoel Abidin RS Provinsi A

RS Madya
RSUD Yulidin Away Kab B
RSUD Langsa Kab B
RSUD Dr. Fauziah Bireun Kab B
RSUD Meuraxa Kab B
RSUD Datu B Takengon Kab B
RSUD Cut Nyak Dhien Kab B
RSUD Cut Meutia Kab C
RSUD Tgk Chik Ditiro Kab C
RSUD HS Kutacane Kab C
RSUD dr Zubir Mahmud .Kab C
.

17
Total anggaran ~IDR 31 tn dibutuhkan sampai 2027;
17,9tn di Tahap 1 dan 13,1tn di Tahap 2
Kebutuhan Anggaran, IDR miliar
... Jumlah RS Paripurna ... Jumlah RS Utama ... Jumlah RS Madya
Potensi sumber
Tahap 1: 2022-2024 Tahap 2: 2025-2027 anggaran:
19 30 29 1 4 146 5 1 92 57 65 118
 70% Dana PEN
(proposed)
7,127 6,904
5,903
4,896
2,536 3,633  30% dipenuhi melalui:
Total Total Total
2022 2023 2024 Tahap 1 2025 2026 2027 Tahap 2 Program ‒ Dana Alokasi Khusus
Alat 4,431 6,610 5,312 16,355 2,370 3,303 6,222 11,895 28,250 Bidang Kesehatan
RS Paripurna 1,105 - 255 1,360 - - - - 1,360 ‒ BLU/BLUD
RS Utama 2,443 402 159 3,004 - - - - 3,004
‒ APBD
RS Madya 883 6,208 4,899 11,990 2,370 3,303 6,222 11,895 23,886

-Jantung, Stroke, Cancer 518 4,058 3,299 7,876 1,506 2,183 7,827 15,703
‒ Pinjaman/Partnership
4,137
(SMI, IsDB, I-Sphere
-Uro-nefrology 365 2,150 1,600 4,114 864 1,119 2,085 4,068 8,183 Bank Dunia)
Sarpras1 465 517 590 1,572 166 330 682 1,179 2,751

Total 4,896 7,127 5,903 17,927 2,536 3,633 6,904 13,074 31,001

1. Untuk membiayai ruang/bangunan (CT Scan, Cathlab, MRI, OK) untuk kelas C dan D, serta membiayai ruangan untuk Linac untuk kelas A dan B

18
Kemenkes memberikan bantuan penyediaan alkes berdasarkan
ketersediaan user di RS jejaring jantung, stroke, kanker, dan ginjal
Paripurna Utama Madya Belum memenuhi
syarat madya
Layanan Alkes User Layanan Alkes User
Jantung (J) Echocardiograph Sp.JP/ Sp.PD-KKV Ginjal (G) APD Sp.PD KGH
Heart lung machine Sp. BTKV USG Doppler Sp.Rad

IABP Mikroskop elektron1 Sp.PA


Sp.JP intervensi/
OCT Sp.PD-KKV intervensi Unit robotic surgery1 Sp.U
Video Urodynamic set
IVUS
Laser holmium
FFR
C-Arm
Rotablator
ESWL

Stroke (S) Mikroskop neurosurgery Sp.BS Set endourologi


Luminex2 Sp.PK, Sp.PA
Kanker (K) LINAC Sp.Onk-Rad
Pemeriksaan genetika (NovaSeq)1 Sp.PK
Brachytherapy
J, S, K CT Scan 128 Sp.Rad, Sp.S/ Sp.BS, Sp.JP/
CT Simulator Sp.PD-KKV/ Sp.BTKV, Sp.Paru-
Onk/ Sp.B-Onk/ Sp.OG-Onk
IHK set Sp.PK, Sp.PA
CT Scan 64 Sp.Rad, Sp.Paru/ Sp.B/ Sp.OG,
Flowcytometer Sp.JP/ Sp. PD-KKV, Sp.S
SPECT CT Sp.KN S, K MRI Sp.Rad, Sp.Paru-Onk/ Sp.B-
Onk/ Sp.OG-Onk, Sp.S/ Sp.BS
PET CT Scan
J, S Cathlab Sp.JP intervensi/ Sp.PD-KKV
Cyclotron intervensi, Sp.S Intervensi
Mammografi Sp.Rad, Sp.B

CUSA/Mikroskop bedah Sp.B-Onk

RS dengan ketersediaan SDM akan diprioritaskan untuk mendapatkan alkes


19
1. Hanya Pengampu Nasional 2. Diberikan ke RS yg telah melakukan transplant
Sepanjang tahun 2022, Kementerian Kesehatan terus mendorong agar
layanan rujukan dapat diakses oleh seluruh pasien di pelosok
Indonesia
Penandatanganan MOU pengampuan jejaring Penyaluran bantuan pemerintah untuk
1 dengan Gubernur. 2 pemenuhan alat kesehatan penyakit prioritas • Dana bantuan pemerintah telah
disalurkan kepada 150 RSUD dan
25 RSUP di 34 Provinsi untuk
pemenuhan alat kesehatan
penyakit prioritas.

• Gubernur dari ~24 provinsi di


Indonesia telah menandatangani
kesepakatan bersama Kemenkes
untuk pengembangan RSUD
sebagai jejaring layanan rujukan.
Proctorship* kateterisasi jantung dan bedah Operasi bedah jantung terbuka utama di
3 jantung terbuka 4 • Jantung : 24 provinsi
provinsi Nusa Tenggara Barat
• Stroke : 13 provinsi
• Kanker : 12 provinsi
• Uronefrologi : 7 provinsi

• Proctorship* tindakan intervensi


dan bedah dilakukan untuk
meningkatkan kapabilitas
layanan penyakit prioritas:
• Jantung : 37 RS
*Proctorship: Proses knowledge and skill transfer melalui pendampingan pelaksanaan tindakan dan tata laksana penyakit oleh tim klinisi dari RS
• Stroke : 3 RS 20
Pengampu.
Alat kesehatan RS jejaring rujukan dipenuhi
menggunakan dana Automated Adjustment
Progress:

Transfer banper ke 150


Rp. 3,55 T Rp 2,02 T Rp. 0,08 T Sisa pagu
RSUD sudah tersalurkan
PAGU 96,2%
Salur
Transfer tahap 1 Rp. 1,01 T
kepada Banper ke 25 RS Vertikal
daerah tersalurkan 100%
96,2% tersalur
(150 RSUD)
Salur Dana 2 RS tidak ditransfer
tahap 2
Rp. 0,92 karena pembatalan dari
pihak RSUD dengan alasan
mekanisme keuangan
daerah yg cukup panjang
Rp. 1,53 T
(RSUD Johannes & RSUD
25 DIPA Cilegon)
Rp. 1,53
RS Vertikal 100% tersedia di
(Kantor DIIPA
Daerah)

Anggaran AA
21
Jenis dan jumlah alat kesehatan yang disediakan melalui pendanaan
Banper 2022

Jantung & Stroke Kanker Uronefrologi KIA


Nama Alat Jumlah Nama Alat Jumlah Nama Alat Jumlah Nama Alat Jumlah

Echocardiography 46 Mammography 59 Set endourology 50 Mesin Anestesi 101


CT-Scan 44 SPECT CT 8 ESWL 40 Patient Monitor 100
Cath lab 12 Flowcytometer 8 C-Arm 28 Ventilator 33
Set Kamar OK 12 IHK Set 7 USG Doppler 16
22 USG Fetomaternal 24
IABP 11 Bronchoscopy 7 Video Urodynamic 14
16 Inkubator Bayi 12
Rotablator 11 Brachiterapy 6 Laser Holmium 11
14 MALDI Tofs 11
IVUS-FFR 10 CUSA 3 Automated Peritoneal Dialysis 6
11 Mesin Nitrit Oxide 11
MRI 8 LINAC 2 PCNL 6 Laser Ablation 6
Mikroskop Neuro 8 PET-CT 2 URS 4 HFOV 4
Heart Lung Machine 6 CT Simulator 2 Tissue typing 3 HFOT 2
OCT 6 HFNC 2

Catatan :102 alkes pendukung lainnya


22
Progress pemenuhan alkes RS Paripurna, Utama & Madya Jejaring KJSU
tahap I (target 50% kabkot)
IDR MILIAR
Kanker Jantung Stroke Uronefrologi Overall
Provinsi Kebutuhan Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian Capaian
Aceh 104 19% 169 18% 178 15% 136 18% 17%
Sumatera Utara 130 34% 388 2% 293 8% 337 5% 8%
Sumatera Barat 245 18% 228 5% 213 29% 212 20% 18%
Riau 144 3% 87 9% 82 31% 86 3% 10%
Jambi 98 5% 149 14% 104 0% 111 5% 7%
Sumatera Selatan 124 25% 253 3% 208 32% 231 7% 15%
Bengkulu 101 5% 130 28% 69 1% 111 7% 12%
Lampung 93 7% 150 9% 139 38% 136 5% 15%
Bangka Belitung 23 50% 54 14% 84 0% 90 21% 15%
Jawa Barat 200 49% 285 14% 271 38% 317 21% 29%
Jawa Tengah 341 17% 321 9% 359 38% 384 17% 20%
DI Yogyakarta 176 1% 63 13% 98 2% 74 22% 7%
Jawa Timur 190 34% 240 6% 206 18% 392 15% 17%
Banten 26 50% 109 32% 100 65% 103 28% 39%
Bali 138 40% 114 12% 96 12% 103 21% 22%
Nusa Tenggara Barat 28 0% 140 17% 114 0% 124 10% 9%
Nusa Tenggara Timur 116 14% 261 1% 167 8% 242 1% 4%
Kalimantan Barat 71 0% 82 21% 57 0% 108 6% 7%
23
Progress pemenuhan alkes RS Paripurna, Utama & Madya Jejaring KJSU
tahap I (target 50% kabkot)
IDR MILIAR
Kanker Jantung Stroke Uronefrologi Overall
Provinsi Kebutuhan Capaian Kebutuhan Capaian Target Capaian Target Capaian Capaian
Kalimantan Tengah 89 0% 98 16% 119 10% 114 3% 7%
Kalimantan Selatan 33 15% 137 2% 146 10% 112 13% 9%
Kalimantan Timur 165 0% 48 17% 41 0% 71 52% 14%
Kalimantan Utara 8 0% 37 0% 70 0% 51 0% 0%
Sulawesi Utara 117 20% 209 11% 190 27% 186 14% 18%
Sulawesi Selatan 197 10% 280 5% 258 35% 256 19% 17%
Sulawesi Tenggara 99 5% 199 0% 174 0% 197 14% 5%
Gorontalo 22 0% 62 0% 61 0% 74 0% 0%
Sulawesi Barat 136 0% 50 0% 44 0% 48 24% 4%
Maluku 82 0% 114 18% 54 0% 84 6% 8%
Maluku Utara 20 15% 65 0% 82 19% 67 28% 15%
Papua 121 0% 301 11% 178 0% 249 3% 5%
Papua Barat 28 10% 145 0% 70 0% 125 0% 1%
Sulawesi Tengah 160 3% 153 8% 149 0% 146 2% 3%
Kepulauan Riau 71 3% 79 19% 68 21% 74 38% 20%
DKI Jakarta 263 94% 306 62% 177 55% 254 46% 65%

24
3
Ketahanan kesehatan
yang masih lemah

25
Kita masih banyak bergantung pada
impor dan teknologi hasil riset di
negara maju

90%
bahan baku obat tahun 2019
88% r

transaksi alat kesehatan tahun


0,3%
total PDB tahun 2020
diimpor1 2019-20202 diimpor digunakan untuk penelitian
dan pengembangan. Angka ini
rendah dibandingkan dengan
Amerika Serikat (3,5%) and
Singapura (1,9%)

Sumber: 1 McKinsey 2020, 2 Kementerian Kesehatan 2021, 3 UNESCO 2021


26
Strategi kemandirian farmasi, alat kesehatan, dan respon darurat
2022 2023 2024 2025
Vaksin 1. Measles
3. Hep B
4. Rotavirus
2. Rubella 5. HPV 7. IPV
3. Rotavirus 6. PCV 8. JE
Produksi 7 dari 14 jenis antigen vaksin program dan TBC 4. TBC

m-RNA vaccine Viral vector vaccine


Penguasaan teknologi viral-vector dan nucleic acid based
Transfer teknologi dari B2B, organisasi internasional, dan kooperasi multilateral

Obat
Insulin
1. Candesartan 3. Amlodipine 5. Cefixime
2. Bisoprolol 4. Lansoprazole 6. Ceftriaxone
Produksi 6 dari 10 bahan baku obat konsumsi terbesar
Derivat Plasma (Albumin,
IVIg, F-VIII), m-Ab
EPO, Insulin Gargline, m-Ab (Trastuzumab),
Produksi produk biologi dan derivat plasma Enoxaparin, Rituximab HyFC-EPO
(Adalimumab,
Bevacizumab, PD-1), R-
Insulin

Alat Kesehatan
TKDN Alkes
Peningkatan belanja dalam negeri untuk 16 dari 19 alkes
terbesar by value & volume produksi dalam negeri
1. CT Scan
2. Endoskopi
Produksi alkes berteknologi tinggi 3. MRI

Respon Darurat
Pelatihan dan Tim Emergency
Mulai kerja sama
sertifikasi Response terbentuk
Tim kegawatdaruratan medis teregistrasi dan terlatih 27

27
Produksi dalam negeri telah dilakukan bertahap
dalam rangka kemandirian bahan baku obat, vaksin, dan alat kesehatan
7 dari 10 BBO konsumsi terbesar telah diproduksi dalam negeri Progress produksi 14 antigen vaksin imunisasi rutin
3 diantaranya mulai diproduksi di tahun 2022
7 antigen vaksin yang telah diproduksi dalam negeri

* 5.78
Paracetamol 1,50 1,46 1,52 1,30 Total Rp dalam 4 tahun (Tn)

*
1. BCG 5. Hepatitis
*
Telah diproduksi dalam negeri
Clopidogrel 1,34 1,59 1,59 0,94 5.46 sebelum tahun 2020
2. Difteri 6. Influenza
Cefixime 4.80
*
1,37 1,22 1,32 0,89 Telah diproduksi dalam negeri 3. Pertusis 7. Polio (OPV)
mulai tahun 2022
4. Tetanus
* Amlodipine 1,09 1,21 1,19 0,96 4.45

*
Candesartan
Cilexetil
0,68 1,09 1,14 1,01 3.92 5 dari 7 antigen vaksin (impor) sudah dalam tahap
Ceftriaxone 1,07 0,89 0,98 0,78 3.72 transfer teknologi untuk diproduksi dalam negeri

* Omeprazole 0,88 0,77 0,79 0,80 3.23 1. Measles


2. Rubella
* Bisoprolol

Lansoprazole
0,59 0,74

0,67 0,70
0,91

0,75
0,96

0,78 2.89
3.19
3. Polio Injeksi (IPV)
4. Japanese Encephalitis (JE)

* Atorvastatin 0,63 0,65 0,66 0,63 2.58 2017 2018 2019 2020 5. Human Papilloma Virus (HPV)
6. Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV)

~70%
7. Rotavirus

Belum ada mitra

transaksi alat kesehatan impor tahun 2021-2022* di e-katalog Inisiasi transfer teknologi
*terjadi pengurangan penggunaan alat kesehatan impor yang cukup Proses transfer teknologi
signifikan dibandingkan tahun 2019-2020

Sumber: Kementerian Kesehatan 2022, 28


Tenaga cadangan untuk
kesiapsiagaan menghadapi krisis kesehatan
Tenaga cadangan berasal dari partisipasi masyarakat aktif, baik langsung atau melalui institusi/organisasi
yang sewaktu-waktu dapat diaktifkan ketika terjadi krisis

Sebelum
Identifikasi dan registrasi tenaga cadangan
Krisis
Kesehatan Registrasi dilakukan bagi masyarakat yang bersedia menjadi
tenaga cadangan sesuai identifikasi kebutuhan.
(contoh: Pramuka, Palang Merah Remaja, serta mahasiswa).

Pembinaan tenaga cadangan


Pembinaan diberikan untuk dapat memperlengkapi para tenaga
cadangan dengan keterampilan yang diperlukan saat terjadi krisis
kesehatan (contoh: memberikan bantuan dasar hidup,
melakukan triase).

Saat Koordinasi dan mobilisasi tenaga cadangan ketika


Krisis terjadi krisis kesehatan
Kesehatan Koordinasi dan mobilisasi pada skala kabupaten/kota, provinsi,
maupun nasional harus dapat dilakukan dengan cepat ketika
terjadi krisis kesehatan.

29
4
Pembiayaan
kesehatan yang
belum efektif dan
efisien

30
Biaya kesehatan lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi secara global
Belanja kesehatan Indonesia telah meningkat melampaui pertumbuhan GDP

Indonesia China Singapore


2,000 1,500 HC Spend 600
HC Spend
GDP HC Spend
Income 1,000 400
1,000 Income GDP
GDP
Income
500 200

0 0 0
2000 2005 2010 2015 2020 2000 2005 2010 2015 2020 2000 2005 2010 2015 2020

India Thailand Australia

1,000 GDP 600 600


HC Spend HC Spend
HC Spend
Income 400 400 GDP
GDP Income
500 Income
200 200

0 0 0
2000 2005 2010 2015 2020 2000 2005 2010 2015 2020 2000 2005 2010 2015 2020

Notes: Index 100 at 1995, based on local currencies; Income = Personal Disposable Income

Source: WHO; EIU (Feb 2021); BCG analysis 31


Penambahan belanja kesehatan tidak selalu menjamin peningkatan
usia harapan hidup masyarakat pola ideal
pola yang perlu dihindari
Angka harapan hidup (2019)

Jepang
84,2 tahun;
80 Malaysia $4.360/kapita
76 tahun, Singapura
$436,6/kapita Amerika Serikat
84 tahun; 77 tahun,
Indonesia $2.632,/kapita $10.921/kapita
72 tahun,
$120/kapita
60

40

20

0
0,0 2.000,0 4.000,0 6.000,0 8.000,0 10.000,0 12.000,0

Current Health Expenditure (CHE) per kapita dalam US$ (2019)

Sumber: WHO, Bank Dunia 32


Transformasi pembiayaan kesehatan untuk memastikan pembiayaan
yang cukup, adil, efektif dan efisien

1 National Health Account (NHA)


• Mempercepat produksi NHA dari T-2 menjadi T-1 agar
dapat digunakan untuk penajaman perencanaan dan
4 Konsolidasi Pembiayaan Kesehatan
• Konsolidasi pembiayaan kesehatan pemerintah pusat dan
daerah, JKN dan swasta untuk sinergi sumber pembiayaan
intervensi pembiayaan kesehatan
kesehatan yang lebih kuat dan efektif dalam mencapai
tujuan pembangunan kesehatan

2
Health Technology Assessment (HTA)
• Meningkatkan penerapan HTA guna menjamin kendali
mutu dan biaya berbasis bukti untuk pelayanan
kesehatan yang lebih efektif dan efisien

Annual Review Tariff

3 • Review tahunan tarif layanan Rumah Sakit dan


Puskesmas dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
untuk menjaga kualitas layanan kepada peserta JKN

33
5
SDM Kesehatan yang
masih kurang dan
tidak merata

34
Peningkatan kuota mahasiswa per dosen (1:3 menjadi 1:5)
dan peningkatan jumlah dosen (2x) dapat mempercepat
pemenuhan kebutuhan spesialis hingga 3-4x lipat
Notes:
xx Top 3 kekurangan spesialis

Kekurangan Kuota di FK Jangka pemenuhan, tahun


1. Memperhitungkan Laju
SDM untuk
Program spesialis
kebutuhan Baru (1:5, Pertumbuhan penduduk
Baru (1:5, dosen
nasional Per Agustus
2x lipat)
Saat ini dosen 2x Indonesia rata-rata 1.3%
20221 2022 lipat) pertahun atau sekitar 13%
per 10 tahun *BPS 2016-
Ilmu Penyakit Jantung 2022
1.282 180 601 11 5
dan Pembuluh Darah
2. Memperhitungkan atrisi
Saraf/ Neurologi 617 149 498 7 4
lulusan 1,5%, jumlah lulusan
Obstetri Ginekologi 3.9412 234 782 36 8 yang praktik dan jumlah
lulusan yang mengisi
Ilmu Kesehatan Anak 3.662 259 865 26 8 kekosongan *Data STR
dan SISDMK-Fasyankes
Ilmu Penyakit Dalam 2.581 280 935 23 6
3. Pemenuhan dimulai
Ilmu Bedah 2.378 245 818 17 6 setelah 3-4 tahun awal
penerapan skema *lama
Anestesi dan Terapi Intensif 2.476 199 665 24 7 pendidikan spesialis

Radiologi 838 117 391 13 5

Patologi Klinik 977 109 364 18 6

1berdasarkan target rasio Bappenas dan Permenkes 56/2014; untuk seluruh RS stratifikasi dasar, madya, utama, dan paripurna 35
2kekurangan 0,13/1.000 Wanita Usia Subur (Dit Perencanaan)
Khusus untuk layanan jantung dan stroke, perlu fokus pada
pemenuhan Sp1 dg Intervensi, Sp.JP/Sp.PD KKV, dan Sp.An KAKV
Pemetaan needs dan supply SDM layanan jantung dan stroke
Standar Kebutuhan Perhitungan kekurangan1 Estimasi
Kuota/
Jenis SDM pemenu
M U P tahun
M U P Total han
M U P
(267) (34) (18)

JANTUNG2 Simpulan dan tindak


Sp.Jantung & Pembuluh (JP) 180 lanjut
1 3 8 267 102 120 102 20 13 135 1 tahun
Sp.PD-KKV 10
1 4 spesialis dengan
Sp.BTKV 2 4 68 60 49 29 78 20 4 tahun
kekurangan terbesar adalah
Sp.JP-Intervensi 25
1 3 6 267 102 90 242 54 34 330 13 tahun • Sp.JP Intervensi/Sp.PD KKV
Sp.PD-KKV-Intervensi 2
Intervensi
Sp.An KAKV 1 6 34 90 26 60 86 24 4 tahun • Sp. S Neurointervensi/ Sp.
Sp.An KIC 2 6 68 90 40 38 78 54 2 tahun BS Neurovaskular/ Sp. Rad
STROKE3
Intervensi
• Sp.JP/Sp.PD KKV
Sp.Saraf 1 3 4 267 102 64 51 16 7 74 149 1 tahun
• Sp.An KAKV
Sp.Bedah Saraf 1 1 34 16 4 2 6 16-64 1 tahun

Ahli Neurointervensi 2 Perlu prioritisasi pemenuhan


Sp. S Neurointervensi/ Sp. BS 1 1 2 267 34 32 245 17 0 262 28 10 tahun Sp Sp.JP Intervensi/Sp.PD KKV
Neurovaskular/ Sp. Rad Intervensi
Intervensi/Sp. S
Sp. BS (K) Neurovaskular Neurointervensi, Sp.JP/Sp.PD
1 1 34 16 24 4 28 8 4 tahun
Sp. BS Fellow Neurovaskular KKV, dan Sp.An KAKV
Not applicable Belum ada fellowship xx Jumlah kekurangan xx Pemenuhan >2 tahun

1Berdasarkan
36
kebutuhan RS madya, utama, dan paripurna tahap 1; 2Jumlah RS Paripurna jantung = 15 RS; 3Jumlah RS Paripurna stroke = 16 RS
Khusus untuk layanan kanker, perlu fokus pada pemenuhan
Sp.PD-IFO, Sp. B Fellow Onk, dan Sp. OG Fellow Onk
Pemetaan needs dan supply SDM layanan kanker

Standar Kebutuhan Perhitungan kekurangan1


Estimasi
Kuota/
Jenis SDM pemenu
tahun
M U P han
M U P
(267) (34) (18)
M U P Total
Simpulan dan tindak
KANKER2 lanjut
Sp.B(K)Onk 1 1 34 15 7 0 7 50 1 tahun
1 3 spesialis dengan
Sp.B Fellow Onk 1 267 267 267 0 kekurangan terbesar
Sp.OG(K)Onk 1 1 34 15 16 0 16 10 2 tahun
adalah

Sp.OG Fellow Onk 1 267 267 267 0


• Sp.B Fellow Onk
• Sp.OG Fellow Onk
Sp.Paru(K)Onk 1 1 34 15 28 6 34 14-24 2 tahun
• Sp.PD - IFO
Sp.PD KHOM 1 1 34 15 18 0 18 16 2 tahun

SpPD – IFO 1 267 263 263 120 3 tahun


2 Perlu prioritisasi
Sp.A(K)HOM 1 1 34 15 28 6 34 16 3 tahun pemenuhan Sp.PD-
Sp.Kedokteran Nuklir (KN) 1 1 34 15 29 6 35 14-20 3 tahun IFO, Sp.B Fellow Onk
dan Sp.OG Fellow
Sp.Onkologi Radiasi 1 34 21 21 14 2 tahun
Onk

Not applicable Belum ada fellowship xx Jumlah kekurangan xx Pemenuhan >2 tahun
37
1Berdasarkan kebutuhan RS madya, utama, dan paripurna tahap 1; 2Jumlah RS Paripurna kanker = 15 RS
Khusus untuk layanan uronefrologi, perlu fokus
pada pemenuhan Sp.U dan Sp.PD mahir dialisis
Pemetaan needs dan supply SDM layanan uronefrologi

Standar Kebutuhan Perhitungan kekurangan Estimasi


Kuota/
Jenis SDM pemenu
M U P tahun
M U P M U P Total han
(267) (34) (18)
Simpulan dan tindak
URO-NEFROLOGI2 lanjut
Sp.Urologi 1 2 3 267 68 42 196 22 2 220 50-66 5 tahun
1 3 spesialis dengan
Sp.U Fellow Transplantasi 1 14 12 12 24 1 tahun
kekurangan terbesar
Sp.U (K) / Fellow Onkologi 1 1 34 14 29 4 33 18 2 tahun adalah
Sp.U (K) / Fellow Pediatrik 1 1 34 14 33 4 37 16 3 tahun • Sp.U
• Sp.PD mahir
Sp.PD KGH 1 2 34 28 13 0 13 72 1 tahun
dialisis
Sp.A (K) Nefrologi 1 2 34 28 30 11 41 9 5 tahun • Sp.A (K) nefrologi
Sp.A Fellow Dialisis 1 34 33 33 12 3 tahun
2 Perlu prioritisasi
Sp.PD mahir dialisis 1 267 133 133 120-240 2 tahun pemenuhan Sp.U
dan Sp.PD mahir
dialisis

Not applicable Belum ada fellowship xx Jumlah kekurangan xx Pemenuhan >2 tahun
38
1Berdasarkan kebutuhan RS madya, utama, dan paripurna tahap 1; 4Jumlah RS Paripurna uro-nefro = 14 RS
Rencana pemberian Beasiswa Dokter
Spesialis, Subspesialis dan Fellowship
LPDP Kemenkes
Kesepakatan
1.744 2.809 2.951 2.010 LPDP x Kemenkes
801
• Pelaksanaan rekrutmen bersama
598 598
Spesialis 656
780
dokter spesialis - subspesialis
271
578 578
antara LPDP dan Kemenkes,
dokter dengan menyesuaikan
176 176
persyaratan dan mekanisme
138
Sub Kemenkes
Spesialis 103
29
121 158 158
• Menambah kuota penerimaan
dari kelebihan pendaftar di
500 Kemenkes
Fellowship 500
500
• Memfasilitasi fellowship baik
469 941
185
500
dalam maupun luar negeri sesuai
2022 2023 2024 2025 kebutuhan pelayanan prioritas
Kemenkes
Penerimaan beasiswa tahun 2022



Total alokasi penerimaan beasiswa spesialis Kemenkes tahun 2022
sebanyak 600 orang. Penerimaan beasiswa semester 2 tahun 2022 akan
ditambah melalui LPDP sebanyak 543 orang
39
Kemudahan Proses Adaptasi
Dokter Spesialis WNI Lulusan Luar Negeri

Kriteria Sebelumnya Perkonsil 97/2021


(Perkonsil 41/2016) Permenkes 14/2022
Penyelenggara 3 institusi Terpusat di Komite Bersama
1
verifikasi dan penilaian • KKI (Verifikasi berkas)
• Kolegium (Penilaian kesetaraan
dan tes penempatan)
• Universitas (penerimaan adaptan)

Verifikasi dan penilaian • Bervariasi Seragam, transparan dan terpantau


2
pra-adaptasi • Waktu tunggu di universitas > 2 tahun dalam website

Web-based apps
3 Sistem pendaftaran Manual
(alur jelas dan transparan)

STR adaptasi +1 Salinan STR di tahun ke-2


4 STR (Surat Tanda Tegistrasi) STR adaptasi di institusi pendidikan saja
(sesuai hasil evaluasi tahun ke-1)

5 Lokasi penempatan adaptasi Institusi pendidikan Rumah sakit

6 Insentif Tidak ada Pemberian insentif dari Kemenkes

7 Biaya adaptasi Membayar ke Universitas Tidak membayar


Residensi college-based serupa antara negara benchmarking; Indonesia tidak
menawarkan program college-based
Residensi lintas negara benchmark
Seleksi Gaji residen Kurikulum Gelar Registasi/
kandidat spesialis Izin praktik
Universitas Tidak ada Kolegium Universitas  Kolegium
Indonesia
Universitas  Konsil

Rumah sakit Rumah sakit Kolegium Kolegium Database nasional


Australia
(AHPRA1)
Rumah sakit
Terpusat (NRMP1) Rumah sakit Badan akreditasi Badan medis Badan negara bagian
USA
(ACGME1) (Medical board)
Rumah sakit
Terpusat (Jaringan Tidak ada Konsil (MMC1) Universitas Konsil (MMC1)
Malaysia
universitas)
Universitas
Terpusat (Kem. Kem. Kesehatan Konsil (MMC1) Kolegium (Royal Konsil (MMC1)
Kesehatan) Colleges)
Rumah sakit
Rumah sakit (dari Kem.
Jepang
Rumah sakit Rumah sakit Asosiasi profesi Asosiasi profesi Kesehatan,
Rumah sakit Ketenagakerjaan dan
Kesejahteraan)
Rumah sakit Rumah sakit (dari Kolegium (CGS1) Kolegium (CGS1) Database nasional
Belanda
Kem. Kesehatan, (RGS1)
Rumah sakit Ketenagakerjaan dan
Kesejahteraan)
Terpusat (dekanat) Rumah sakit (dari Konsil (GMC1) Konsil (GMC1) Konsil (GMC1)
Inggris
NHS1)
Rumah sakit
1. Australian Health Practitioner Regulation Agency; NRMP: National Resident Matching Program; ACGME: Accreditation Council for Graduate Medical Education; MMC: Malaysia
Medical Council; CGS: College Geneeskundige Specialismen (College of Medical Specialty); RGS: Registratiecommissie Geneeskundig Specialisten (Registration Committee for 41
Medical Specialists); GMC: General Medical Council
Sumber: pencarian berita, wawancara ahli
6
Minimnya integrasi
data dan teknologi
kesehatan serta
inovasi bioteknologi

42
Berbagai Tantangan Data dan Sistem Kesehatan
Petabytes data kesehatan dihasilkan setiap hari

Data kesehatan tidak terintegrasi


270 Juta masyarakat 1 dan tidak terstandar
Indonesia mempunyai data
medis dalam bentuk kertas dan Beberapa data yang sama
digital 2 dikumpulkan oleh sistem/aplikasi yang
berbeda-beda

Lebih dari 60.000 fasilitas


kesehatan memproduksi data Sulit dilakukan interoperabilitas dan
kesehatan baik kertas maupun
3 integrasi data kesehatan nasional
digital

Beban bagi tenaga kesehatan


4 dalam melakukan pelaporan
Terdapat 400+ aplikasi
kesehatan milik pemerintah
Pusat dan Daerah Kebijakan Kesehatan berbasis data
5 masih terbatas

43
Sistem di 2.893 (77.04%) puskesmas dan 370 (31%) RS di Jawa-Bali siap
terintegrasi* SatuSehat
8.047 fasyankes siap terintegrasi SatuSehat di seluruh Indonesia
315 Puskesmas
76 Rumah Sakit
DKI Jakarta
248 Puskesmas
21 Rumah Sakit 614 Puskesmas
Banten 151 Rumah Sakit
Jawa Tengah

100 Puskesmas
43 Rumah Sakit
Bali

762 Puskesmas
42 Rumah Sakit
Jawa Barat

121 Puskesmas
796 Puskesmas
37 Rumah Sakit
Yogyakarta - Rumah Sakit
Jawa Timur

*Integrasi pada tahap sandbox


Penerapan bioteknologi dalam pengembangan pengobatan presisi yang
sesuai bagi masing-masing individu
Today’s medicine

Precision medicine

45
Teknologi saat ini memungkinkan percepatan pengembangan inovasi biomedis
Sekuensing genomika saat ini sudah lebih terjangkau dan efisien

Tidak hanya penurunan biaya, namun teknologi


sekuensing juga tersedia dalam ukuran yang
mudah dibawa
46
Source: BGI, ONT
BGSi juga menyediakan penyimpanan data yang aman dengan kapasitas lebih
dari 11 petabyte
PRIMARY SECONDARY TERTIARY

Base Calling Cleaning & QC Alignment Variant Calling Annotation, Interpretation

Input- ATGCAT Annotated


Output ATCCAT Variant,
ACGCAT Assembly,
Phylogenetic
Light/Signal Raw Reads Clean Reads Aligned Reads Variants
Tree

File
BCL/FS/ SAM/ VCF/ NEX/
Format FAST5 FASTQ FASTQ BAM BCF VCF/
FASTA/
WICK
FS
~120GB ~120GB ~120GB ~120GB ~1-5 GB BCF

BGSi ● 20 menit/WGS (120 GB dataset) ● tertiary analysis


primary analysis tools ● Workflow standar ● Tertiary tool curation,
● Workflow validasi tes development, dan integrasi
● Evaluasi sistem dan hardware evaluation dan
optimasi

BGSi Hubs
Upload targeted gene raw ● tertiary analysis
● Pipeline untuk sekuens gen target
data & informasi ● Interpretasi informasi genomik
instrument information dari WGS, gen, dan
data klinis
47
Sekuens genomika dapat digunakan untuk deteksi penyakit berdasarkan biomarkernya

Kanker di Indonesia

48
Source : Illumina
Penerapan data genomika dalam skrining status kesehatan

49
Beberapa negara telah memiliki regulasi yang mengatur servis genomik dan biobank
diatur terpisah dalam beberapa undang-undang dan regulasi
Poin Inggris Amerika Serikat Cina Singapura Jerman
Data
Consent Diatur Diatur Diatur Diatur Diatur
Data Protection Act (DP Act) Privacy Act 1974 Personal Information Protection PDP Act 2012 and HBR Act 2015 GDPR and Genetic Diagnostic
2018 (PIP) Law 2021 and Human Act 2010 (GenDG)
Genetics (HGR) Regulation 2018
Penyimpanan, Diatur Diatur Diatur Diatur Diatur
penggunaan DP Act 2018 Privacy Act 1974 PIP Law 2021 and HGR PDP Act 2012 GDPR and GenDG
dan sharing Regulation 2018
data
Kepemilikan data Diatur Diatur Diatur Diatur Diatur
DP Act 2018 Privacy Act 1974 PIP Law 2021 PDP Act 2012 GDPR and GenDG
Komersialisasi Diijinkan (dengan aturan Diijinkan (dengan Diijinkan (dengan Dilarang Diijinkan (dengan
spesifik) aturan spesifik) aturan spesifik) Human Biomedical Research aturan spesifik)
Health and Social Care Act 2012 Health Insurance Portability and PIP Law 2021 and Cybersecurity Act 2015 (direct-to-customer GDPR and GenDG
and DP Act 2018 Accountability (HIPAA) Act Law 2016 tidak diatur)

Servis tes genomik


Diskriminasi Dilarang Dilarang Tidak ada regulasi Dilarang Dilarang
Equality Act 2010 Genetic Information spesifik Moratorium on Genetic Testing GenDG
Nondiscrimination Act 2008 and Insurance
Komite Tidak diatur Tidak diatur Tidak diatur Diatur Diatur
Healthcare Services Act 2020 GenDG
Fasilitas Tidak diatur Tidak diatur Diatur Diatur Diatur
HGR Regulation 2018 Healthcare Services Act 2020 GenDG

Biobank Diatur secara umum Diatur secara umum Diatur dalam Diatur secara umum Diatur dalam
Health and Social Care Act 2012 National Biomedical Research beberapa regulasi Human Biomedical Research beberapa regulasi 50
13
and DP Act 2018 Act Act 2015
ß

51

Anda mungkin juga menyukai