Anda di halaman 1dari 35

Overview Transformasi

Kesehatan

​Kementerian Kesehatan
​16 Februari 2023 1
Kemenkes berkomitmen melakukan transformasi sistem kesehatan Indonesia
pada 6 pilar transformasi penopang sistem kesehatan Indonesia

Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan

Meningkatkan kesehatan
Outcome Memperkuat sistem
ibu, anak, keluarga Mempercepat perbaikan Memperbaiki Gerakan Masyarakat
RPJMN kesehatan & pengendalian
berencana dan kesehatan gizi masyarakat pengendalian penyakit Hidup Sehat (GERMAS)
bidang obat dan makanan
reproduksi
kesehatan

1 Transformasi layanan primer 2 Transformasi 3 Transformasi sistem


layanan rujukan ketahanan kesehatan
a b c d a b
Edukasi Pencegahan Pencegahan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Memperkuat
penduduk primer sekunder kapasitas dan akses dan mutu ketahanan sektor ketahanan
6 pilar Penguatan peran kader, Screening 14 penyakit kapabilitas layanan sekunder farmasi & alat tanggap darurat
Penambahan
kampanye, dan penyebab kematian layanan primer & tersier kesehatan
transformasi imunisasi rutin Tenaga cadangan tanggap
membangun gerakan, tertinggi di tiap sasaran darurat, table top exercise
menjadi 14 antigen Revitalisasi jejaring dan Pengembangan jejaring Produksi dalam negeri 14
melalui platform digital usia, screening stunting, & kesiapsiagaan krisis.
dan perluasan standardisasi layanan layanan penyakit prioritas, antigen vaksin imunisasi
dan tokoh masyarakat peningkatan ANC untuk
Puskesmas, Posyandu, perbaikan tata kelola RS rutin, top 10 bahan baku
cakupan di seluruh kesehatan ibu & bayi.
Indonesia. Labkesmas & kunjungan pemerintah. obat, top 10 alkes by
rumah volume & by value.

4 Transformasi sistem 5 Transformasi SDM 6 Transformasi teknologi


pembiayaan kesehatan Kesehatan kesehatan
Regulasi pembiayaan kesehatan dengan 3 Penambahan kuota mahasiswa, beasiswa Pengembangan dan pemanfaatan teknologi, digitalisasi,
tujuan: tersedia, cukup, dan berkelanjutan; dalam & luar negeri, kemudahan dan bioteknologi di sektor kesehatan.
alokasi yang adil; dan pemanfaatan yang penyetaraan nakes lulusan luar negeri.
efektif dan efisien. a Teknologi informasi b Bioteknologi
1
Kurangnya akses ke
layanan primer

3
Revitalisasi struktur dan jejaring layanan kesehatan primer serta
laboratorium kesehatan masyarakat
Tingkatan fasilitas layanan primer Tingkatan labkesmas, merujuk pada WHO

Tingkatan kelembagaan Target jangkauan Tingkatan laboratorium Jumlah lab

514 Kabupaten / LABORATORIUM NASIONAL


Rumah Sakit
Kota
5 2
Lab Nasional Prof. dr. Sri Oemiyati dan B2PVRP

LABORATORIUM
Puskesmas 7,230 Kecamatan 4 REGIONAL
13
BBTKL, BBLK, EKS BALAI
LITBANGKES
~85,000 Desa / LABKESDA PROVINSI
Posyandu Prima 3 28
Kelurahan

Posyandu ~300,000 Dusun / 2 LABKESDA 231


RT/RW
KAB/KOTA

Kunjungan Rumah ~273.5 juta 1 LABORATORIUM 10.292


penduduk PUSKESMAS

4
3 program utama penguatan upaya preventif di layanan primer

Imunisasi rutin: 14 Screening Peningkatan kesehatan ibu


dari 11 menjadi 14 jenis vaksin Penyakit Prioritas dan anak
BCG, DPT-Hib, Hep B, MMR/MR, Screening penyakit penyebab kematian Pemantauan tumbuh kembang anak di
Polio (OPV-IPV), TT/DT/td, JE, HPV, tertinggi di setiap sasaran usia: Posyandu dengan alat antropometri
PCV, Rotavirus terstandar
1. Hipotiroid kongenital
Kanker Serviks merupakan kanker 2. Thalasemia
3. Anemia Pemeriksaan kehamilan (ANC) dari 4 kali
yang bisa dicegah dengan imunisasi
4. Stroke menjadi 6 kali, termasuk 2 kali USG
Human Papillomavirus (HPV)
5. Serangan jantung dengan dokter pada trimester 1 dan 3
6. Hipertensi
Pneumonia dan diare merupakan 2 dari 7. Penyakit paru obstruksi kronik
8. Tuberkulosis
Screening kanker Payudara dengan USG
5 penyebab tertinggi kematian balita di
9. Kanker paru
Indonesia* yang dapat dicegah dengan 10. Hepatitis
imunisasi (PCV dan Rotavirus) 11. Diabetes
12. Kanker payudara
13. Kanker serviks
14. Kanker usus
5
​Membangun gerakan untuk meningkatkan cakupan layanan dan promosi kesehatan

Membangun 5 Gerakan Cegah Stunting yang dilaksanakan bersama masyarakat oleh mitra, private sector, civil society organizations, universitas, mahasiswa, dll,
untuk meningkatkan pengetahuan, cakupan layanan dan pemberdayaan masyarakat
Cegah Stunting
Aksi Bergizi Bumil Sehat Posyandu Aktif Jambore Kader
Itu Penting

Sasaran: Remaja (Siswa- Sasaran: Ibu Hamil Sasaran: Kader, Balita, Ibu Sasaran: Kader Kesehatan Sasaran: semua kalangan
siswi SMP/sederajat dan dan Keluarga Balita Aktivitas:
Kegiatan: Kegiatan:
SMA/sederajat) • Produksi konten
• Pemeriksaan kehamilan Kegiatan: • Jambore kader
Kegiatan: • Pembelian alat • Edukasi di berbagai
• Konsumsi tablet tambah • Lomba kader terampil
• Screening anemia antropometri untuk platform: TV, Radio,
darah • Lomba Posyandu
olahraga pagi Posyandu Media Cetak, Media
• Konsumsi makanan Sosial,
• Sarapan Bersama • Pelatihan kader
tambahan
• Talkshow dan Seminar,
• Konsumsi Tablet Tambah • Pemberian makanan
• Kelas ibu hamil.
Darah tambahan kaya protein • Podcast, Storyline Film
hewani (makan bersama) • Penyuluhan

6
2
Kurangnya kapasitas
pelayanan rujukan di
rumah sakit

7
Layanan jantung sesuai kompetensi belum merata di Indonesia
Hanya ada 40 RS pemerintah yang mampu melayani cathlab dan hanya 10 RS yang mampu melakukan bedah jantung terbuka*

Maluku Utara
Aceh Kalimantan Utara RSUD Chasan Boesoirie
RSUD Dr. Zainoel Abidin RSUD Tarakan

Kalimantan Timur Sulawesi Utara


Sumatera Utara RSUP RD Kandou
RSUP Adam Malik RSUD Wahab Sjahranie
RSU Haji Medan RSUD Kanujoso D
Kalimantan Barat
Gorontalo
RSUD Soedarso Sulawesi Barat
Riau RSUD Aloei Saboe
RSUD Sulawesi Barat
RSUD Arifin Achmad Papua Barat
Sumatera Barat RSUD Kab Sorong
RSUP M Djamil
Kep. Riau
RSUD Raja Ahmad Tabib
Sulawesi Tengah Papua
Bengkulu RSUD Embung Fatimah
RSUD Undata Palu RSU Jayapura
RSUD M Yunus

Kep. Bangka Belitung


Jambi RSUD Ir Soekarno
RSUD Raden Mattaher
Sulawesi Tenggara
Kalimantan Tengah Maluku
RSUD Bahteramas
RSUD Dorys Sylvanus RSUP J Leimena
Sumatera Selatan RSJPD Oputa Yi Koo
RSUP M Hoesin Sulawesi Selatan
Kalimantan Selatan
RSUD Ulin Banjarmasin RSUP Wahidin
Sudirohusodo
Lampung Banten
RSUD Abdoel Moeloek RSUD Kab. Tangerang
Jawa Barat
DKI Jakarta RSUP Hasan Sadikin Jawa Timur
RSJPD Harapan Kita RSUD Gunung Jati RSUP Soetomo
RSCM RSUD Saiful Anwar
Jawa Tengah NTB
RSUP Fatmawati RSUD Soebandi
RSUP Kariadi RSUD NTB
RSUP Persahabatan RSUD Sidoarjo
RSUD Tarakan RSUD Moewardi RSUD Ibnu Sina Mampu cathlab
RSUD Pasar Rebo RSUD Soeselo Slawi RSUD Iskak Tulungagung NTT Mampu cathlab & bedah jantung terbuka
RSUD Prof WZ Johanes
DI Yogyakarta Mampu penanganan jantung komprehensif dan mutakhir
*Situasi per bulan Januari 2022 RSUP Sardjito
Bali
RSUP Sanglah 8
​1. Jantung

Saat ini, pusat layanan yang sedikit ​Contoh: Waktu antrian layanan Jantung
menyebabkan antrian layanan yang No Nama Rumah Lokasi Waktu Kasus Bedah
panjang Sakit Tunggu
(# bulan)
(# pasien)

​Sebaran RS dengan Layanan Bedah Jantung Anak* 1 RSJPD Harapan Kita Jakarta
• Anak belum
ditentukan 36 2727
• Vaskuler Dewasa
• Kompleks Anak 12 50
​Kalimantan Timur • Simpel Anak
​RSUD Abdul Wahab Sjahranie • CABG Dewasa 9 133
3 73
0-1 43

2 RSUP dr. Cipto Jakarta 5-12 300


​Sumatera Selatan
​RSUP M. Hoesin Mangukusumo
3 RSUP Sardjito Yogyakarta 12 200
​Jawa Tengah
​RSUP Kariadi ​Sulawesi Selatan
​RSUP Wahidin Sudirohusodo 4 RSUP Dr. M Hoesin Sumatera 12 150
​DKI Jakarta
​RSUP dr Cipto Selatan
​Mangunkusumo
​Jawa Timur
5 RSUP Hasan Sadikin Jawa Barat 4-5 250
​ SUP Jantung
R
​RSUD dr Soetomo
Harapan Kita
6 RSUP Kariadi Jawa Tengah 4 250
​DI Yogyakarta
​RS Dr. Sardjito
7 RSUD Wahab Kalimantan 4-6 150
Sjahranie Timur

*Situasi per bulan Januari 2022 (sumber: Data RSJPDHK)


9
​3. Stroke

Masih banyak daerah tanpa akses ke RS dengan layanan stroke; sebaran RS


belum merata
​Pemetaan RS dengan layanan stroke di Indonesia
Aceh
RSUD Dr. Zainoel Abidin

Sumatera Utara
RSUP Adam Malik
Sulawesi Utara
RSUP RD Kandou
Riau
RSUD Arifin Achmad

Papua
RSU Jayapura
Sumatera Barat
RSUP M Djamil

Jambi
RSUD Raden Mattaher

Jawa Barat
Sumatera Selatan RSUP Hasan Sadikin
RSUP M Hoesin Jawa Timur
RS CAM Bekasi
RSUP Soetomo Sulawesi Selatan
RSUD Saiful Anwar RSUD Wahidin
Lampung
RSUD Abdoel Moeloek

DKI Jakarta
RS PON Jawa Tengah
RSCM RSUP Kariadi
RSUP Fatmawati RSUD Moewardi Bali
RSUP Sanglah

DI Yogyakarta
RSUP Sardjito NTB
RSUD Mataram
​Sumber: RS Pusat Otak Nasional 10
​2. Kanker

Fasilitas dan SDM untuk kemoterapi


& radioterapi juga masih terbatas

Pemetaan layanan kemoterapi Pemetaan layanan radioterapi

Memliliki layanan kemoterapi Memliliki layanan radioterapi


Belum memiliki layanan kemoterapi Belum memiliki layanan radioterapi

​ umber: Perhompedin, PORI (Januari 2022)


S 11
​1. Jejaring RS dan Fasilitas

Program jejaring rujukan mengelompokkan RS menjadi Madya, Utama, dan


Paripurna, di mana masing-masing memiliki kapabilitas yang berbeda
​RS Madya ​RS Utama ​RS Paripurna

​Jantung dan  Mampu diagnostik invasif dan intervensi  Mampu melakukan bedah jantung terbuka  Mampu melakukan pelayanan bedah dan
non-bedah, misal pasang ring dan dan bedah syaraf terbuka/clipping intervensi non-bedah jantung dan saraf
Stroke trombektomi/coiling advanced

 Mampu melakukan bedah tumor dasar  Mampu melakukan terapi radiasi, bedah  Mampu melakukan terapi kanker
​Kanker dan kemoterapi kanker stadium lanjut, dan kemoterapi komprehensif dan mutakhir, misal
microsurgery, proton therapy

 Mampu melayani hemodialisis dan CAPD  Mampu melayani hemodialisis dengan  Mampu melakukan transplantasi ginjal
​Ginjal teknik khusus
 Mampu melakukan terapi batu saluran  Mampu pelayanan bedah kelainan
kemih dewasa dengan teknik invasif  Mampu skiring calon transplantasi ginjal kongenital ginjal
minimal
 Mampu terapi keganasan urologi
 Mampu skrining dan diagnosis keganasan
urologi

 Mampu melakukan persalinan dengan  Mampu melakukan persalinan dengan berat  Mampu melakukan persalinan dengan berat bayi
​Kesehatan Ibu berat bayi >1800 gr atau usia kehamilan bayi >1000 gr atau usia kehamilan >28 < 1000 gr atau usia kehamilan <28 minggu
& Anak >34 minggu minggu  Tindakan bedah jantung anak kompleks
 Tindakan bedah sederhana (cth: atresia  Tindakan bedah anak kompleks Tindakan  Layanan kehamilan dengan kelainan medis
ani) bedah jantung anak sederhana kompleks
 Layanan kehamilan dengan masalah  Layanan kehamilan dengan kelainan medis ​12
obstetrik lain
12
Pemerataan layanan rujukan melalui optimalisasi jejaring RS nasional untuk
penyakit prioritas ditargetkan mencapai 100% kab/kota di 2027
ILUSTRATIF

Percepatan peningkatan cakupan


pelayanan RS rujukan untuk penyakit
prioritas, dengan visi:
• 34 provinsi memiliki minimal 1 RS
tingkat Paripurna / Utama
• 514 kab/kota memiliki minimal 1 RS
tingkat Madya*

Target
50% kabupaten/kota sebelum 2025 dan
50% 100%
100% sebelum 2027 memiliki minimal 1 RS tingkat 2022 2024 2027
madya

*baru 507 Kab/kota yang sudah memiliki RSUD


13
Kemenkes memberikan bantuan penyediaan alkes berdasarkan ketersediaan user
di RS jejaring jantung, stroke, kanker, dan ginjal
Paripurna Utama Madya Belum memenuhi
syarat madya
​Layanan Alkes User Layanan Alkes User
​Jantung (J) Echocardiograph Sp.JP/ Sp.PD-KKV Ginjal (G) APD Sp.PD KGH
Heart lung machine Sp. BTKV USG Doppler Sp.Rad

IABP Mikroskop elektron1 Sp.PA


Sp.JP intervensi/ Sp.PD-
OCT KKV intervensi Unit robotic surgery1 Sp.U
Video Urodynamic set
IVUS
Laser holmium
FFR
C-Arm
Rotablator
ESWL

Stroke (S) Mikroskop neurosurgery Sp.BS Set endourologi


Luminex2 Sp.PK, Sp.PA
​Kanker (K) LINAC Sp.Onk-Rad
Pemeriksaan genetika (NovaSeq)1 Sp.PK
Brachytherapy
J, S, K CT Scan 128 Sp.Rad, Sp.S/ Sp.BS, Sp.JP/ Sp.PD-
CT Simulator KKV/ Sp.BTKV, Sp.Paru-Onk/
Sp.B-Onk/ Sp.OG-Onk
IHK set Sp.PK, Sp.PA
CT Scan 64 Sp.Rad, Sp.Paru/ Sp.B/ Sp.OG,
Flowcytometer Sp.JP/ Sp. PD-KKV, Sp.S
SPECT CT Sp.KN S, K MRI Sp.Rad, Sp.Paru-Onk/ Sp.B-Onk/
Sp.OG-Onk, Sp.S/ Sp.BS
PET CT Scan
J, S Cathlab Sp.JP intervensi/ Sp.PD-KKV
Cyclotron intervensi, Sp.S Intervensi
Mammografi Sp.Rad, Sp.B

CUSA/Mikroskop bedah Sp.B-Onk

RS dengan ketersediaan SDM akan diprioritaskan untuk mendapatkan alkes


14
1. Hanya Pengampu Nasional 2. Diberikan ke RS yg telah melakukan transplant
3
Ketahanan kesehatan
yang masih lemah

15
Kita masih banyak bergantung pada impor
dan teknologi hasil riset di negara maju

​90%
b​ ahan baku obat tahun 2019 diimpor 1
​88% r

transaksi alat kesehatan tahun 2019-


​0,3%
t​otal PDB tahun 2020 digunakan
20202 diimpor untuk penelitian dan pengembangan.
Angka ini rendah dibandingkan
dengan Amerika Serikat (3,5%) and
Singapura (1,9%)

Sumber: 1 McKinsey 2020, 2 Kementerian Kesehatan 2021, 3 UNESCO 2021


16
Strategi kemandirian farmasi, alat kesehatan, dan respon darurat
2022 2023 2024 2025
Vaksin 3. Hep B
1. Measles 4. Rotavirus
2. Rubella 5. HPV 7. IPV
3. Rotavirus 6. PCV 8. JE
Produksi 7 dari 14 jenis antigen vaksin program dan TBC 4. TBC

m-RNA vaccine Viral vector vaccine


Penguasaan teknologi viral-vector dan nucleic acid based
Transfer teknologi dari B2B, organisasi internasional, dan kooperasi multilateral

Obat
1. Insulin
Candesartan 3. Amlodipine 5. Cefixime
2. Bisoprolol 4. Lansoprazole 6. Ceftriaxone
Produksi 6 dari 10 bahan baku obat konsumsi terbesar

Derivat Plasma (Albumin,


EPO, Insulin Gargline, m-Ab (Trastuzumab), IVIg, F-VIII), m-Ab
Produksi produk biologi dan derivat plasma Enoxaparin, Rituximab HyFC-EPO (Adalimumab, Bevacizumab,
PD-1), R-Insulin

Alat Kesehatan
TKDN Alkes
Peningkatan belanja dalam negeri untuk 16 dari 19 alkes terbesar by value
& volume produksi dalam negeri 1. CT Scan
2. Endoskopi
Produksi alkes berteknologi tinggi 3. MRI

Respon Darurat
Tim Emergency Response
Mulai kerja sama Pelatihan dan sertifikasi
terbentuk
Tim kegawatdaruratan medis teregistrasi dan terlatih 17

17
Produksi dalam negeri telah dilakukan bertahap
dalam rangka kemandirian bahan baku obat, vaksin, dan alat kesehatan
7 dari 10 BBO konsumsi terbesar telah diproduksi dalam negeri Progress produksi 14 antigen vaksin imunisasi rutin
3 diantaranya mulai diproduksi di tahun 2022
7 antigen vaksin yang telah diproduksi dalam negeri

* 1.30 5.78
Paracetamol 1.50 1.46 1.52 Total Rp dalam 4 tahun (Tn)

1. BCG 5. Hepatitis
* *
Clopidogrel 1.34 1.59 1.59 0.945.46 Telah diproduksi dalam negeri
sebelum tahun 2020
2. Difteri 6. Influenza
Cefixime 1.37 1.22 1.32 0.89 4.80 3. Pertusis 7. Polio (OPV)
*
Telah diproduksi dalam negeri mulai
tahun 2022
4. Tetanus
* Amlodipine 1.09 1.21 1.19 0.96 4.45

* Candesartan Cilexetil 0.68 1.09 1.14 1.01 3.92 5 dari 7 antigen vaksin (impor) sudah dalam tahap
transfer teknologi untuk diproduksi dalam negeri
Ceftriaxone 1.07 0.89 0.98 0.783.72

* Omeprazole 0.88 0.77 0.79 0.80 3.23 1. Measles


2. Rubella
* Bisoprolol 0.59

Lansoprazole 0.67
0.74

0.70
0.91

0.75
0.96

0.78 2.89
3.19
3. Polio Injeksi (IPV)
4. Japanese Encephalitis (JE)

* Atorvastatin 0.63 0.65 0.66 0.63 2.58 2018 2019 2020 Column1 5. Human Papilloma Virus (HPV)
6. Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV)

~70%
7. Rotavirus

Belum ada mitra

transaksi alat kesehatan impor tahun 2021-2022* di e-katalog Inisiasi transfer teknologi

*terjadi pengurangan penggunaan alat kesehatan impor yang cukup signifikan dibandingkan Proses transfer teknologi

tahun 2019-2020

Sumber: Kementerian Kesehatan 2022, 18


Tenaga cadangan untuk
kesiapsiagaan menghadapi krisis kesehatan
​ enaga cadangan berasal dari partisipasi masyarakat aktif, baik langsung atau melalui institusi/organisasi yang sewaktu-waktu
T
dapat diaktifkan ketika terjadi krisis

Sebelum
Identifikasi dan registrasi tenaga cadangan
Krisis
Kesehatan Registrasi dilakukan bagi masyarakat yang bersedia menjadi tenaga cadangan
sesuai identifikasi kebutuhan.
(contoh: Pramuka, Palang Merah Remaja, serta mahasiswa).

Pembinaan tenaga cadangan


Pembinaan diberikan untuk dapat memperlengkapi para tenaga cadangan
dengan keterampilan yang diperlukan saat terjadi krisis kesehatan (contoh:
memberikan bantuan dasar hidup, melakukan triase).

Saat Koordinasi dan mobilisasi tenaga cadangan ketika terjadi


Krisis Kesehatan krisis kesehatan
Koordinasi dan mobilisasi pada skala kabupaten/kota, provinsi, maupun
nasional harus dapat dilakukan dengan cepat ketika terjadi krisis kesehatan.

19
4
Pembiayaan kesehatan
yang belum efektif dan
efisien

20
Biaya kesehatan lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi secara global
Belanja kesehatan Indonesia telah meningkat melampaui pertumbuhan GDP

Indonesia China Singapore


2,000 1,500 600
HC Spend
HC Spend
GDP ​HC Spend
Income 1,000 400
1,000 Income ​GDP
GDP ​Income
500 200

0 0 0
​2000 ​2005 ​2010 ​2015 ​2020 ​2000 ​2005 ​2010 ​2015 ​2020 ​2000 ​2005 ​2010 ​2015 ​2020

India Thailand Australia

1,000 ​GDP 600 600


​HC Spend ​HC Spend
​HC Spend
​Income 400 400 ​GDP
​GDP ​Income
500 ​Income
200 200

0 0 0
​2000 ​2005 ​2010 ​2015 ​2020 ​2000 ​2005 ​2010 ​2015 ​2020 ​2000 ​2005 ​2010 ​2015 ​2020

Notes: Index 100 at 1995, based on local currencies; Income = Personal Disposable Income

Source: WHO; EIU (Feb 2021); BCG analysis 21


Penambahan belanja kesehatan tidak selalu menjamin peningkatan usia
harapan hidup masyarakat ​pola ideal
​pola yang perlu dihindari
Angka harapan hidup (2019)

Jepang
Malaysia 84,2 tahun; $4.360/kapita
80
76 tahun,
$436,6/kapita Singapura Amerika Serikat
84 tahun; $2.632,/kapita 77 tahun, $10.921/kapita
Indonesia
72 tahun,
$120/kapita
60

40

20

0
0.0 2,000.0 4,000.0 6,000.0 8,000.0 10,000.0 12,000.0

Current Health Expenditure (CHE) per kapita dalam US$ (2019)

Sumber: WHO, Bank Dunia 22


Transformasi pembiayaan kesehatan untuk memastikan pembiayaan
yang cukup, adil, efektif dan efisien

1 National Health Account (NHA)


• Mempercepat produksi NHA dari T-2 menjadi T-1 agar dapat
digunakan untuk penajaman perencanaan dan intervensi
4 Konsolidasi Pembiayaan Kesehatan
• Konsolidasi pembiayaan kesehatan pemerintah pusat dan daerah, JKN
dan swasta untuk sinergi sumber pembiayaan kesehatan yang lebih
pembiayaan kesehatan
kuat dan efektif dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan

2
Health Technology Assessment (HTA)
• Meningkatkan penerapan HTA guna menjamin kendali mutu dan
biaya berbasis bukti untuk pelayanan kesehatan yang lebih efektif
dan efisien

Annual Review Tariff

3 • Review tahunan tarif layanan Rumah Sakit dan Puskesmas dalam


Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk menjaga kualitas
layanan kepada peserta JKN

23
5
SDM Kesehatan yang
masih kurang dan tidak
merata

24
Khusus untuk layanan jantung, perlu fokus pada pemenuhan
Sp1 dg Intervensi, Sp.JP/Sp.PD KKV, Sp.An KAKV dan Sp.A
Kardiologi/Sp.JP Pediatrik
Pemetaan needs dan supply SDM layanan jantung dewasa dan anak
Standar Kebutuhan Perhitungan kekurangan1
Estimasi
Kuota/
Jenis SDM pemenuh
tahun
M U P an
M U P M U P Total
(267) (34) (18)
​Simpulan dan
JANTUNG2
tindak lanjut
Sp.Jantung & Pembuluh (JP) 180
1 3 8 267 102 120 102 20 13 135 1 tahun
Sp.PD-KKV 10 4 spesialis layanan jantung dengan
Sp.BTKV 2 4 68 60 49 29 78 20 4 tahun kekurangan terbesar dan perlu
Sp.BTKV (K) Pediatrik - Kongenital 1 16 8 8 4 2 Tahun
prioritisasi
Sp.JP-Intervensi 60 • Sp.JP Intervensi/Sp.PD KKV
1 3 6 267 102 90 242 54 34 330 5 tahun Intervensi
Sp.PD-KKV-Intervensi 2
• Sp.BTKV
Sp.JP (K) – Pediatrik dan PJB •
1 2 34 32 27 6 33 10 3 tahun
Sp.An KAKV
Sp.A - Kardiologi • Sp.A Kardiologi / JP Pediatrik
Sp.An KAKV 1 6 34 90 26 60 86 24 4 tahun PJB
Sp.An KIC 2 6 68 90 40 38 78 54 2 tahun

Sp.A tersertifikasi Pnet 1 514 482 482 480 1 tahun

Sp.A - Echo 1 1 34 16 34 16 50 16 3 Tahun

Sp.A - Echo – Intervensi 1 1 34 16 34 16 50 16 3 Tahun

Not applicable Belum ada fellowship ​ xx Jumlah kekurangan ​ xx Pemenuhan >2 tahun
25
1
Berdasarkan kebutuhan RS madya, utama, dan paripurna tahap 1; 2Jumlah RS Paripurna jantung = 15 RS; 3Jumlah RS Paripurna stroke = 16 RS
Khusus untuk stroke, perlu fokus pada pemenuhan
Sp. S Neurointervensi/ Sp. BS Neurovaskular/ Sp. Rad Intervensi
Pemetaan needs dan supply SDM layanan stroke

Standar Kebutuhan Perhitungan kekurangan1


Estimasi
Jenis SDM
Kuota/
tahun
pemenuha
n
​Simpulan dan tindak
M U P
M U P (267) (34) (18)
M U P Total
lanjut
STROKE3
2 Jenis spesialistik dengan
kekurangan terbesar dan butuh
Sp.Saraf 1 3 4 267 102 64 51 16 7 74 149 1 tahun
prioritisasi adalah
Sp.Bedah Saraf 1 1 34 16 4 2 6 16-64 1 tahun • Sp. S NeurointervensiSp. BS
Neurovaskular/ Sp. Rad
Ahli Neurointervensi Intervensi
Sp. S Neurointervensi/ Sp. BS 1 1 2 267 34 32 245 17 0 262 28 10 tahun
• SP. BS (K) Neurovaskular
Neurovaskular/ Sp. Rad Intervensi

Sp. BS (K) Neurovaskular


1 1 34 16 24 4 28 8 4 tahun
Sp. BS Fellow Neurovaskular

Not applicable Belum ada fellowship ​ xx Jumlah kekurangan ​ xx Pemenuhan >2 tahun
26
1
Berdasarkan kebutuhan RS madya, utama, dan paripurna tahap 1; 2Jumlah RS Paripurna jantung = 15 RS; 3Jumlah RS Paripurna stroke = 16 RS
Khusus untuk layanan kanker, perlu fokus pada pemenuhan Sp.PD-IFO,
Sp. B Fellow Onk, dan Sp. OG Fellow Onk
Pemetaan needs dan supply SDM layanan kanker

Standar Kebutuhan Perhitungan kekurangan1


Estimasi
Kuota/
Jenis SDM pemenuha
tahun
M U P n
M U P (267) (34) (18)
M U P Total
​Simpulan dan tindak
KANKER2
lanjut
Sp.B(K)Onk 1 1 34 15 7 0 7 50 1 tahun 1 3 spesialis dengan
Sp.B Fellow Onk 1 267 267 267 0 kekurangan terbesar
adalah
Sp.OG(K)Onk 1 1 34 15 16 0 16 10 2 tahun
• Sp.B Fellow Onk
Sp.OG Fellow Onk 1 267 267 267 0
• Sp.OG Fellow Onk
Sp.Paru(K)Onk 1 1 34 15 28 6 34 14-24 2 tahun • Sp.PD - IFO
Sp.PD KHOM 1 1 34 15 18 0 18 16 2 tahun

SpPD – IFO 1 267 263 263 120 3 tahun


2 Perlu prioritisasi
Sp.A(K)HOM 1 1 34 15 28 6 34 16 3 tahun pemenuhan Sp.PD-IFO,
Sp.Kedokteran Nuklir (KN) 1 1 34 15 29 6 35 14-20 3 tahun Sp.B Fellow Onk dan
Sp.OG Fellow Onk
Sp.Onkologi Radiasi 1 34 21 21 14 2 tahun

Not applicable Belum ada fellowship ​ xx Jumlah kekurangan ​ xx Pemenuhan >2 tahun
27
1
Berdasarkan kebutuhan RS madya, utama, dan paripurna tahap 1; 2Jumlah RS Paripurna kanker = 15 RS
Khusus untuk layanan uronefrologi, perlu fokus pada
pemenuhan Sp.U dan Sp.PD mahir dialisis
Pemetaan needs dan supply SDM layanan uronefrologi

Standar Kebutuhan Perhitungan kekurangan


Estimasi
Kuota/
Jenis SDM pemenuha
U P tahun
n
M U P M (267)
(34) (18)
M U P Total
​Simpulan dan tindak
URO-NEFROLOGI2
lanjut
Sp.Urologi 1 2 3 267 68 42 196 22 2 220 50-66 5 tahun 1 3 spesialis dengan
1 14 12 12 24 1 tahun
kekurangan terbesar
Sp.U Fellow Transplantasi
adalah
Sp.U (K) / Fellow Onkologi 1 1 34 14 29 4 33 18 2 tahun
• Sp.U
Sp.U (K) / Fellow Pediatrik 1 1 34 14 33 4 37 16 3 tahun • Sp.PD mahir dialisis
Sp.PD KGH 1 2 34 28 13 0 13 72 1 tahun • Sp.A (K) nefrologi
Sp.A (K) Nefrologi 1 2 34 28 30 11 41 9 5 tahun

Sp.A Fellow Dialisis 1 34 33 33 12 3 tahun 2 Perlu prioritisasi


pemenuhan Sp.U dan
Sp.PD mahir dialisis 1 267 133 133 120-240 2 tahun
Sp.PD mahir dialisis

Not applicable Belum ada fellowship ​ xx Jumlah kekurangan ​ xx Pemenuhan >2 tahun
28
1
Berdasarkan kebutuhan RS madya, utama, dan paripurna tahap 1; 4Jumlah RS Paripurna uro-nefro = 14 RS
Rencana pemberian Beasiswa Dokter
Spesialis, Subspesialis dan Fellowship
LPDP Kemenkes
Kesepakatan
1.744 2.809 2.951 2.010 LPDP x Kemenkes
801

598 598 • Pelaksanaan rekrutmen bersama dokter


Spesialis 656
780 spesialis - subspesialis antara LPDP dan
578 578
271
Kemenkes, dokter dengan menyesuaikan
176 176 persyaratan dan mekanisme Kemenkes
138 • Menambah kuota penerimaan dari
Sub kelebihan pendaftar di Kemenkes
Spesialis 103

29 121 158 158 • Memfasilitasi fellowship baik dalam


500
maupun luar negeri sesuai kebutuhan
500 pelayanan prioritas Kemenkes
Fellowship 500
500

185 469 941

2022 2023 2024 2025


Penerimaan beasiswa tahun 2022



Total alokasi penerimaan beasiswa spesialis Kemenkes tahun 2022 sebanyak 600 orang.
Penerimaan beasiswa semester 2 tahun 2022 akan ditambah melalui LPDP sebanyak 543
orang
29
6
Minimnya integrasi data
dan teknologi kesehatan
serta inovasi bioteknologi

30
Berbagai Tantangan Data dan Sistem Kesehatan
Petabytes data kesehatan dihasilkan setiap hari

Data kesehatan tidak terstandar dan tidak


270 Juta masyarakat Indonesia 1 terintegrasi
mempunyai data medis dalam bentuk
kertas dan digital
Beberapa data yang sama dikumpulkan oleh
2 sistem/aplikasi yang berbeda-beda
Lebih dari 60.000 fasilitas kesehatan
memproduksi data kesehatan baik
kertas maupun digital
Sulit dilakukan interoperabilitas dan
3 integrasi data kesehatan nasional
Terdapat 400+ aplikasi
kesehatan milik pemerintah
Beban bagi tenaga kesehatan
Pusat dan Daerah 4 dalam melakukan pelaporan

Data kesehatan dari alat


kesehatan berbasis IOT tidak Kebijakan Kesehatan belum berbasis data
5
terintegrasi dan tersebar

31
Pada tahun 2022, Sistem di 2.893 (77.04%) puskesmas dan 370 (31%) RS di Jawa-Bali
siap terintegrasi* SatuSehat
9.422 fasyankes siap terintegrasi SatuSehat di seluruh Indonesia
315 Puskesmas
76 Rumah Sakit
DKI Jakarta
248 Puskesmas
21 Rumah Sakit 614 Puskesmas
Banten 151 Rumah Sakit
Jawa Tengah

100 Puskesmas
43 Rumah Sakit
Bali

762 Puskesmas
42 Rumah Sakit
Jawa Barat

121 Puskesmas
733 Puskesmas
37 Rumah Sakit
Yogyakarta - Rumah Sakit
Jawa Timur

*Integrasi pada tahap sandbox


Penerapan bioteknologi dalam pengembangan pengobatan presisi yang sesuai bagi
masing-masing individu
Today’s medicine

Precision medicine

33
BGSi juga menyediakan penyimpanan data yang aman dengan kapasitas lebih dari 11
petabyte
PRIMARY SECONDARY TERTIARY

Base Calling Cleaning & QC Alignment


Variant Calling Annotation,
Interpretation
Input- ATGCAT Annotated
Output ATCCAT Variant,
ACGCAT Assembly,
Phylogenetic
Light/Signal Raw Reads Clean Reads Aligned Reads Variants Tree

File
BCL/FS/ SAM/ VCF/ NEX/
Format FAST5 FASTQ FASTQ BAM BCF VCF/
FASTA/
WICK
~1-5 GB FS
~120GB ~120GB ~120GB ~120GB BCF

BGSi ● 20 menit/WGS (120 GB dataset) ● tertiary analysis


primary analysis tools ● Workflow standar ● Tertiary tool curation,
● Workflow validasi tes development, dan integrasi
● Evaluasi sistem dan hardware evaluation dan
optimasi

BGSi Hubs
Upload targeted gene raw ● tertiary analysis
● Pipeline untuk sekuens gen target
data & informasi ● Interpretasi informasi genomik
instrument information dari WGS, gen, dan
data klinis
34
ß

35

Anda mungkin juga menyukai