Anda di halaman 1dari 58

Transformasi

Sistem Kesehatan
Indonesia
6 Desember 2022

Kepala Pusat Sistem dan Strategi Kesehatan


Kementerian Kesehatan RI

1
Mandat dari Presiden Jokowi

Vaksinasi Mengatasi Transformasi


secepat pandemi sistem kesehatan
mungkin dengan berbagai Indonesia
untuk melindungi program dan inisiatif untuk memajukan
masyarakat Indonesia untuk mengendalikan masyarakat Indonesia
dari COVID-19 situasi COVID-19 di yang sehat dan kuat
Indonesia

2
Kemenkes berkomitmen untuk melakukan transformasi sistem kesehatan
6 pilar transformasi penopang kesehatan Indonesia
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan

Meningkatkan kesehatan Memperkuat sistem


Outcome
ibu, anak, keluarga Mempercepat perbaikan Memperbaiki Gerakan Masyarakat kesehatan &
RPJMN
berencana dan gizi masyarakat pengendalian penyakit Hidup Sehat (GERMAS) pengendalian obat dan
bidang
kesehatan reproduksi makanan
kesehatan

1 Transformasi layanan primer 2 Transformasi layanan 3 Transformasi sistem ketahanan


rujukan kesehatan

a b c d a b
Edukasi Pencegahan Pencegahan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Memperkuat
penduduk primer sekunder kapasitas dan akses dan mutu ketahanan sektor ketahanan
6 Penguatan peran kapabilitas layanan farmasi & alat tanggap darurat
Penambahan Skrining 14 penyakit
kader, kampanye, penyebab kematian layanan primer sekunder & tersier kesehatan
kategori imunisasi rutin Jejaring nasional
dan membangun tertinggi di tiap Pembangunan RS di
utama menjadi 14 Revitaliasi jaringan Produksi dalam negeri surveilans berbasis
gerakan, sasaran usia, skrining Kawasan Timur, lab, tenaga
antigen dan dan standardisasi 14 vaksin rutin, top 10
menggunakan stunting, &deteksi dini jejaring pengampuan cadangan tanggap
perluasan TBC, HIV, dan Malaria
layanan di
6 layanan unggulan,
obat, top 10 alkes by
platform digital dan Puskesmas, volume & by value. darurat, table top
cakupan di peningkatan ANC kemitraan dengan
tokoh masyarakat Posyandu, dan exercise
seluruh Indonesia. untuk kesehatan ibu & world’s top healthcare kesiapsiagaan krisis.
kunjungan rumah,
bayi. centers.
serta Labkesmas

Transformasi SDM
4 Transformasi sistem 5 6 Transformasi teknologi
pembiayaan kesehatan Kesehatan kesehatan
Regulasi pembiayaan kesehatan Penambahan kuota mahasiswa, Pengembangan dan pemanfaatan teknologi,
dengan 3 tujuan: tersedia, cukup, dan beasiswa dalam & luar negeri, digitalisasi, dan bioteknologi di sektor kesehatan.
berkelanjutan; alokasi yang adil; dan kemudahan penyetaraan nakes
pemanfaatan yang efektif dan efisien. a Teknologi informasi b Bioteknologi
lulusan luar negeri.

3
Pilar 1
Transformasi
Layanan Primer
Semua orang memiliki akses yang
mudah ke layanan primer seperti
imunisasi, konsultasi dokter umum,
pemeriksaan kesehatan, dan
edukasi masyarakat mengenai pola
hidup sehat

4
4
Revitalisasi struktur dan jejaring layanan kesehatan primer serta
laboratorium kesehatan masyarakat
5 tingkatan fasilitas layanan primer 5 tingkatan labkesmas, merujuk pada
standar WHO
Tingkatan kelembagaan Target jangkauan Jumlah lab

514 Kabupaten / LABORATORIUM NASIONAL


Rumah Sakit
Kota
5 2
Lab Nasional Prof. dr. Sri Oemiyati dan B2PVRP

LABORATORIUM REGIONAL
Puskesmas 7,230 Kecamatan 4 12
BBTKL, BBLK, EKS BALAI LITBANGKES

~85,000 Desa / LABKESDA PROVINSI


Posyandu Prima 3 28
Kelurahan Labkesda Prov & Eks Loka Litbangekes

Posyandu ~300,000 Dusun / 2 LABKESDA KAB/KOTA 234


RT/RW

Kunjungan Rumah ~273.5 juta 1 LABORATORIUM PUSKESMAS 10.292


penduduk

5
Paket layanan di Puskesmas, Posyandu Prima dan Posyandu
Sasaran Delivery Unit
Masalah Posyandu Posyandu Prima Puskesmas
Kesehatan (Dusun / RT/RW) (Desa / Kelurahan) (Kecamatan)
Ibu hamil, 1. Kelas ibu hamil, edukasi, senam, sharing session dan 1. ANC (K2,K3, K4, K6) 1. ANC (6x + USG oleh dokter)
bersalin, nifas TTD 2. Kelas ibu hamil 2. Kelas ibu hamil
2. Edukasi gizi seimbang dan PMT pemulihan 3. Edukasi dan PMT 3. Pemantauan gizi, asupan,edukasi, PMT
4. Pelayanan nifas 4. Persalinan normal dan rujukan
5. Pelayanan nifas
Bayi dan 3. Kunjungan neonatal MTBM, edukasi, konseling 5. Kunjungan neonatal MTBM, edukasi, konseling 6. Kunjungan neonatal MTBM, edukasi, konseling
anak pra- 4. Pemantauan tumbuh kembang (termasuk BBLR) 6. Pemantauan tumbuh kembang (termasuk BBLR) 7. Pemantauan tumbuh kembang (termasuk BBLR)
sekolah 5. Imunisasi 7. Pemantauan gizi buruk 8. Imunisasi
6. Pemberian vit A & obat cacing 8. Imunisasi 9. Penanganan balita dengan masalah gizi
7. Edukasi pemberian MT 9. MTBS 10. Pembangilan dan pengiriman sampel SHK
11. MTBS
Usia sekolah 8. Edukasi 10. Fasilitasi kegiatan UKS dan posyandu remaja 12. Fasilitasi kegiatan UKS
dan remaja 9. Penjaringan usia sekolah non formal (termasuk 13. Penjaringan (termasuk imunisasi rutin lanjutan(
imunisasi rutin lanjutan) 14. PKPR
Usia produktif 10. Skrining PTM (hipertensi, DM) 11. Skrining PTM (hipertensi, DM) 15. Skrining PTM (hipertensi, DM)
dan lansia 11. Skrining PPOK 12. Skrining kanker 16. Skrining jantung dan stroke
12. Skrining obesitas 13. Skrining PPOK 17. Skrining kanker
13. Skrining TBC 14. Skrining obesitas 18. Skrining PPOK
14. Skrining masalah jiwa 15. Skrining TBC 19. Skrining obesitas
15. Skrining layak hamil 16. Skrining masalah jiwa 20. Skrining TBC
16. Pelayanan KB 17. Skrining layak hamil 21. Skrining masalah jiwa
18. Pelayanan KB 22. Skrining kebugaran
23. Skrining layak hamil
24. Pelayanan KB
25. Pemeriksaan geriartti
Layanan lain 19. Pengobatan umum 26. Pengobatan umum
20. Farmasi 27. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
28. Laboratorium
29. Farmasi
30. Gawat darurat
31. Rawat inap

6
Paket layanan dan pemeriksaan di tiap tingkatan Labkesmas
Delivery Unit
Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3 Tingkat 4 Tingkat 5
Puskesmas Kab/Kota Provinsi Regional Nasional

Infrastruktur BSL 3, Biorepository Sistem, Galeri


Non BSL BSL 2 BSL 2 BSL 2
Laboratorium Diseminasi

Pemeriksaan 1. RDT : 11 parameter 1. RDT : 11 parameter (Penyakit 1. Mikroskopik: 7 parameter 1. Mikroskopik: 7 parameter 1. Semua Pemeriksaan Lab tingkat 4
dan Teknologi (Penyakit menular, menular, kehamilan dan penyakit infeksi penyakit infeksi 2. Kultur : virus, parasite dan semua
kehamilan dan golongan golongan darah) 2. Haematologi Analyser: 17 2. Haematologi Analyser: 17 kulturabel bakteri,
darah) 2. Mikroskopik: 7 parameter parameter parameter 3. Immunologi (Elisa, Multiplex Elisa):
2. Mikroskopik: 7 parameter penyakit infeksi 3. Kimia Darah: 16 parameter 3. Kimia Darah: 26 parameter human pathogen, zoonosis
penyakit infeksi 3. Haematologi Analyser: 9 4. Urine Analyzer: 12 parameter 4. Urine Analyzer: 12 parameter 4. Biomolekular:
3. Haematologi Analyser: 9 parameter 5. Kultur : 9 parameter (bakteri 5. Kultur : 12 parameter (bakteri 5. Pemeriksaan PCR (Covid-19 dan
parameter 4. Kimia Darah: 15 parameter termaasuk aerosol bacteria) termasuk aerosol bacteria, 23 penyakit berpotensi wabah) ,
4. Kimia Darah: 13 parameter 5. Urine Analyzer: 12 parameter 6. Immunologi (elisa) : 8 parameter parasite ) Xpert TB,HBV DNA, VL HIV,
5. Urine Analyzer: 9 6. Kultur : 5 parameter (bakteri) termasuk SHK 6. Immunologi (elisa) : 23 parameter Ricketsia, antrax, leptospira
parameter 7. Immunologi (elisa) : 4 parameter 7. Biomolekular: Pemeriksaan PCR termasuk SHK 6. Pemeriksaan laboratorium
6. Lingkungan: Parameter 8. Biomolekular: Pemeriksaan PCR (Covid-19 dan 23 penyakit 7. Biomolekular: Pemeriksaan PCR penyakit Zoonosis
fisik air, udara, (Covid-19 dan 23 penyakit berpotensi wabah), Xpert TB,HBV (Covid-19 dan 23 penyakit 7. Kapasitas khusus: uji netralisasi utk
pemeriksaan jentik berpotensi wabah) , Xpert TB,HBV DNA, VL HIV, Ricketsia, antrax, berpotensi wabah), Xpert TB,HBV uji klinis vaksin, karakterisasi strain;
DNA, VL HIV leptospira DNA, VL HIV, Ricketsia, antrax, Uji Validasi Pasca Pemasaran
9. Toksikologi: 9 parameter 8. Toksikologi: 13 parameter leptospira, virus zoonosis (dengue, (Post Marketing) Reagen Covid-
10. Lingkungan: Parameter fisik air, 9. Lingkungan: Parameter fisik air, JE,hanta), bateri pada reservoir 19, Reagen HIV, Hep B, Hep C,
udara, pemeriksaan jentik, udara, pemeriksaan jentik (leptospira tikus Sifilis, Malaria;
penangkapan nyamuk. Dan tikus. 10. Kimia Lingkungan (AAS, Spectro 8. Toksikologi: 13 parameter 8. Kapasitas khusus: Uji insektisida
Mikroskop untuk identifikasi vector dan UV vis) : 31 parameter 9. Lingkungan: Parameter fisik air, 9. Advance Biomolekular: Sanger
serta set alat identifikasi tikus. 11. Mikrobiologi Lingkungan: 7 udara, pemeriksaan jentik sequencing, WGS, Hightroughput
11. Kimia Lingkungan: 24 parameter parameter 10. Kimia Lingkungan (AAS, Spectro WGS, Analisis bioinformatic
12. Mikrobiologi Lingkungan: E.coli 12. Pemantauan Limbah cair: 10 dan UV vis) : 57 parameter
dan Coliform parameter 11. Tanah: 41 parameter
13. Pemantauan Limbah cair: 10 13. Vektor dan Resrvoir: Deteksi 12. Mikrobiologi Lingkungan: 7
parameter malaria pada nyamuk, deteksi parameter
14. Vektor dan Resrvoir virus dengue pada nyamuk, 13. Pemantauan Limbah cair: 10
15. Keamanan pangan: Mikrobiologi deteksi leptospirosis pada tikus parameter
(6 parameter) dan Kimia (5 14. Keamanan pangan: Mikrobiologi 14. Vektor dan Reservoir: Deteksi
parameter) (6 parameter) dan Kimia (21 malaria pada nyamuk, deteksi
parameter) virus dengue pada nyamuk,
15. Biomarker: 9 parameter deteksi leptospirosis pada tikus
15. Keamanan pangan:Mikrobiologi
(6 parameter) dan Kimia (21
parameter)
16. Biomarker: 9 parameter
17. Sequencing dan WGS

7
Program utama penguatan upaya
preventif di layanan primer

Imunisasi rutin: Peningkatan kesehatan ibu


Perluasan deteksi dini
dari 11 menjadi 14 jenis vaksin dan anak
BCG, DPT-Hib, Hep B, MMR/MR, Screening penyakit penyebab Pemantauan tumbuh kembang anak
Polio (OPV-IPV), TT/DT/td, JE, HPV, kematian tertinggi di setiap sasaran di Posyandu dengan alat
PCV, Rotavirus usia: antropometri terstandar
• Hipotiroid kongenital
Kanker Serviks merupakan satu- • Thalasemia
satunya kanker yang bisa dicegah • Anemia Pemeriksaan kehamilan (ANC) dari 4
dengan imunisasi Human • Stroke kali menjadi 6 kali, termasuk 2 kali
• Serangan jantung USG dengan dokter pada trimester 1
Papillomavirus (HPV) • Hipertensi dan 3
Pneumonia dan diare merupakan • Penyakit paru obstruksi kronik
2 dari 5 penyebab tertinggi • Tuberkulosis
• Kanker paru
kematian balita di Indonesia* yang
• Hepatitis
dapat dicegah dengan imunisasi • Diabetes
(PCV dan Rotavirus) • Kanker payudara
• Kanker serviks
• Kanker usus
8
Penguatan Puskesmas, Posyandu serta UKS dalam percepatan penurunan
stunting Sebelum lahir Setelah lahir Sebelum dan setelah lahir

Keterangan: Pemeriksaan atau pengukuran | Intervensi


Intervensi Sasaran Puskesmas dan Posyandu perlu diperkuat dalam…
1 Skrining anemia  Melakukan skrining anemia dan rutin lapor data
Remaja Putri
Konsumsi TTD remaja  Memastikan Remaja Putri konsumsi Tablet Tambah Darah, rutin lapor
2
putri data
Dukungan logistik oleh
Kemenkes: 3
Pemeriksaan  Melakukan pemeriksaan bumil hingga kunjungan ke-6, melakukan
kehamilan (ANC) USG, rutin lapor data
 Hb meter: 10.292 Hb meter
dan 2.88 juta strip Hb akan Konsumsi TTD ibu
4 Ibu Hamil  Memastikan ibu hami konsumsi Tablet Tambah Darah, rutin lapor data
didistribusikan ke semua hamil
Puskesmas tahun 2022;
5 PMT1 bumil KEK2  Memberi Makanan Tambahan ke Ibu hamil kurus dan rutin lapor data
tahun 2023 dialokasikan 4.3
juta strip Hb.
Pemantauan  Memantau pertumbuhan balita dan rutin lapor data
6
 USG: 5.513 dari 10.292 pertumbuhan balita  Memastikan jumlah Posyandu Aktif tinggi
Puskesmas akan memiliki
USG tahun 2022; tahun 2023 7 ASI eksklusif  Rutin mengedukasi ASI eksklusif dan rutin lapor data
dialokasikan 1.943 USG.
PMT1 protein hewani
 Antroprometri kit: 102.853 8 Balita  Memberikan Makanan Tambahan ke baduta dan rutin lapor data
baduta
dari 303.416 Posyandu akan
memiliki antropometri kit Tata laksana rujukan
 Merujuk balita stunting ke RS dan rutin lapor data
9
terstandar tahun 2022; balita stunting
tahun 2023 dialokasikan Peningkatan cakupan
210.911 antropometri kit. 10  Pemberian imunisasi rutin dasar lengkap
& perluasan imunisasi
1. PMT: Pemberian Makanan tambahan
Edukasi rematri, bumil, Rematri, bumil,
2. KEK: Kekurangan Energi Kronis 11  Mendorong penguatan gerakan Cegah Stunting 9
keluarga balita balita, masy.
Membangun gerakan kesehatan untuk Promosi Kesehatan dan
mendekatkan layanan
5 Gerakan Cegah Stunting yang dapat dilakukan oleh mitra, private sector, civil society organizations, universitas, mahasiswa,
dll, untuk meningkatkan pengetahuan, cakupan layanan dan pemberdayaan masyarakat
Cegah Stunting
Aksi Bergizi Bumil Sehat Aktifkan Posyandu Jambore Kader Itu Penting

Sasaran: Remaja Sasaran: Ibu Hamil Sasaran: Kader, Balita, Sasaran: Kader Sasaran: semua
(Siswa-siswi Ibu dan Keluarga Balita Kesehatan kalangan
Kegiatan:
SMP/sederajat dan Aktivitas:
Kegiatan: Kegiatan:
SMA/sederajat) • Pemeriksaan
• Produksi konten
kehamilan • Pembelian alat • Jambore kader
Kegiatan:
antropometri untuk • Edukasi di berbagai
• Konsumsi tablet • Lomba kader terampil
• Screening anemia Posyandu platform: TV, Radio,
tambah darah
olahraga pagi • Lomba Posyandu Media Cetak, Media
• Pelatihan kader
• Konsumsi makanan Sosial,
• Sarapan Bersama
tambahan • Pemberian makanan
• Talkshow dan Seminar,
• Konsumsi Tablet tambahan protein
• Kelas ibu hamil.
Tambah Darah hewani (makan • Podcast, Storyline Film
bersama)
• Penyuluhan

10
Pilar 2
Transformasi
Layanan Rujukan
Setiap kota di Indonesia
memiliki rumah sakit rujukan
untuk mengobati penyakit
katastrofik

11
4 penyakit katastrofik utama penyebab
kematian tertinggi & paling mahal
Penyakit jantung, stroke, kanker, & ginjal

Perubahan pola penyakit penyebab kematian tertinggi Kelompok penyakit tersebut menimbulkan
selama 10 tahun terakhir beban pembiayaan besar

Sumber: Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME)


Sumber: BPJS Kesehatan, 2020

12
Layanan jantung sesuai kompetensi belum merata di Indonesia
Saat ini hanya ada 40 RS yang mampu melayani cathlab dan hanya 10 RS yang mampu melakukan bedah jantung terbuka

Maluku Utara
Aceh Kalimantan Utara RSUD Chasan Boesoirie
RSUD Dr. Zainoel Abidin RSUD Tarakan

Kalimantan Timur Sulawesi Utara


Sumatera Utara RSUP RD Kandou
RSUP Adam Malik RSUD Wahab Sjahranie
RSU Haji Medan RSUD Kanujoso D
Kalimantan Barat
Gorontalo
RSUD Soedarso Sulawesi Barat
Riau RSUD Aloei Saboe
RSUD Sulawesi Barat
RSUD Arifin Achmad Papua Barat
Sumatera Barat RSUD Kab Sorong
RSUP M Djamil
Kep. Riau
RSUD Raja Ahmad Tabib
Sulawesi Tengah Papua
Bengkulu RSUD Embung Fatimah
RSUD Undata Palu RSU Jayapura
RSUD M Yunus

Kep. Bangka Belitung


Jambi RSUD Ir Soekarno
RSUD Raden Mattaher
Sulawesi Tenggara
Kalimantan Tengah Maluku
RSUD Bahteramas
RSUD Dorys Sylvanus RSUP J Leimena
Sumatera Selatan RSJPD Oputa Yi Koo
RSUP M Hoesin Sulawesi Selatan
Kalimantan Selatan
RSUD Ulin Banjarmasin RSUP Wahidin
Sudirohusodo
Lampung Banten
RSUD Abdoel Moeloek RSUD Kab. Tangerang
Jawa Barat
DKI Jakarta RSUP Hasan Sadikin Jawa Timur
RSJPD Harapan Kita RSUD Gunung Jati RSUP Soetomo
RSCM RSUD Saiful Anwar
Jawa Tengah NTB
RSUP Fatmawati RSUD Soebandi
RSUP Kariadi RSUD NTB
RSUP Persahabatan RSUD Sidoarjo
RSUD Tarakan RSUD Moewardi RSUD Ibnu Sina Mampu cathlab
RSUD Pasar Rebo RSUD Soeselo Slawi RSUD Iskak Tulungagung NTT Mampu cathlab & bedah jantung terbuka
RSUD Prof WZ Johanes
DI Yogyakarta Mampu penanganan jantung komprehensif dan
RSUP Sardjito
Bali
RSUP Sanglah 13
mutakhir
1. Jantung

Saat ini, pusat layanan yang Contoh: Waktu antrian layanan Jantung
sedikit menyebabkan antrian No Nama Rumah Lokasi Waktu Kasus Bedah
layanan yang panjang Sakit Tunggu
(# bulan)
(# pasien)

Sebaran RS dengan Layanan Bedah Jantung Anak 1 RSJPD Harapan Jakarta


Kita
• Anak belum 36 2727
ditentukan
• Vaskuler 12 50
Kalimantan Timur Dewasa
RSUD Abdul Wahab Sjahranie
• Kompleks Anak 9 133
• Simpel Anak 3 73
• CABG Dewasa 0-1 43

Sumatera Selatan 2 RSUP dr. Cipto Jakarta 5-12 300


RSUP M. Hoesin Mangukusumo
3 RSUP Sardjito Yogyakarta 12 200
Jawa Tengah
RSUP Kariadi Sulawesi Selatan
RSUP Wahidin 4 RSUP Dr. M Sumatera 12 150
DKI Jakarta
Sudirohusodo
RSUP dr Cipto Hoesin Selatan
Mangunkusumo
Jawa Timur 5 RSUP Hasan Jawa Barat 4-5 250
RSUP Jantung
Harapan Kita
RSUD dr Sadikin
Soetomo
6 RSUP Kariadi Jawa 4 250
DI Yogyakarta Tengah
RS Dr. Sardjito
7 RSUD Wahab Kalimantan 4-6 150
Sjahranie Timur

Sumber: Data RSJPDHK

14
2. Kanker

Fasilitas dan SDM untuk


kemoterapi & radioterapi juga
masih terbatas
Pemetaan layanan kemoterapi Pemetaan layanan radioterapi

Memliliki layanan kemoterapi Memliliki layanan radioterapi


Belum memiliki layanan kemoterapi Belum memiliki layanan radioterapi

Sumber: Perhompedin, PORI (Januari 2022) 15


3. Stroke

Masih banyak daerah tanpa akses ke RS dengan layanan stroke;


sebaran RS belum merata
Pemetaan RS dengan layanan stroke di Indonesia
Aceh
RSUD Dr. Zainoel Abidin

Sumatera Utara
RSUP Adam Malik
Sulawesi Utara
RSUP RD Kandou
Riau
RSUD Arifin Achmad

Papua
RSU Jayapura
Sumatera Barat
RSUP M Djamil

Jambi
RSUD Raden Mattaher

Jawa Barat
Sumatera Selatan RSUP Hasan Sadikin
RSUP M Hoesin Jawa Timur
RS CAM Bekasi
RSUP Soetomo Sulawesi Selatan
RSUD Saiful Anwar RSUD Wahidin
Lampung
RSUD Abdoel Moeloek

DKI Jakarta
RS PON Jawa Tengah
RSCM RSUP Kariadi
RSUP Fatmawati RSUD Moewardi Bali
RSUP Sanglah

DI Yogyakarta
RSUP Sardjito NTB
RSUD Mataram
Sumber: RS Pusat Otak Nasional 16
1. Jejaring RS dan Fasilitas

Program jejaring rujukan mengelompokkan RS menjadi Madya, Utama,


dan Paripurna, di mana masing-masing memiliki kapabilitas yang
berbeda

RS Madya RS Utama RS Paripurna

Jantung  Mampu diagnostik invasif dan  Mampu melakukan bedah  Mampu melakukan pelayanan
intervensi non-bedah, misal jantung terbuka dan bedah bedah dan intervensi non-
dan Stroke
pasang ring dan syaraf terbuka/clipping bedah jantung dan saraf
trombektomi/coiling advanced

 Mampu melakukan bedah  Mampu melakukan terapi  Mampu melakukan terapi


Kanker tumor dasar dan kemoterapi radiasi, bedah kanker stadium kanker komprehensif dan
lanjut, dan kemoterapi mutakhir, misal microsurgery,
proton therapy

 Mampu melayani hemodialisis  Mampu melayani hemodialisis  Mampu melakukan


Ginjal dan CAPD dengan teknik khusus transplantasi ginjal
 Mampu melakukan terapi batu  Mampu skiring calon  Mampu pelayanan bedah
saluran kemih dewasa dengan transplantasi ginjal kelainan kongenital ginjal
teknik invasif minimal
 Mampu terapi keganasan
 Mampu skrining dan diagnosis urologi
keganasan urologi

17
Pemerataan layanan rujukan melalui optimalisasi jejaring RS nasional
untuk 4 penyakit tersebut ditargetkan mencapai 100% kab/kota di 2027
ILUSTRATIF

Percepatan peningkatan cakupan


pelayanan RS rujukan untuk 4
penyakit katastrofik utama,
dengan visi:
• 34 provinsi memiliki minimal 1 RS
tingkat Paripurna / Utama
• 507 kab/kota memiliki minimal 1
RS tingkat Madya*

Target
50% kabupaten/kota sebelum 2025 dan
50% 100%
100% sebelum 2028 2022 2024 2027

*507 Kab/kota yang sudah memiliki RSUD


18
1. Jejaring RS dan Fasilitas

Sebaran RS Jejaring Belum memenuhi strata Madya


Memenuhi strata Madya
Memenuhi strata Utama
Memenuhi strata Paripurna

di Bali Kapabilitas alat saat ini


Tahap 1 Tahap 2
Tipe RS Kelas RS Kanker Jantung Saraf Uronefro

RS Paripurna
RSUP Sanglah RS Vertikal A

RS Utama
RSUD Bali Mandara RS Provinsi B

RS Madya
RSUD Tabanan Kab B
RSUD Mangusada Kab B
RSUD Sanjiwani Gianyar Kab B
RSUD Kab Buleleng Kab B
RSUD Wangaya Kab B
RSUD Negara Kab C
RSUD Klungkung Kab B
RSUD Bangli Kab B
RSUD Karangasem Kab C
.

19
Anggaran akan digunakan untuk investasi alat dan pengembangan
infrastruktur sesuai strata RS
Rekap Jumlah dan Biaya Pengembangan pelayanan
Stroke & Jantung Kanker Jantung
Harga Satuan Total Harga Satuan Total Harga Satuan Total
Layanan (IDR bn) Qty (IDR bn) Layanan (IDR bn) Qty (IDR bn) Layanan (IDR bn) Qty (IDR bn)

Cathlab 16.6 455 7,576.7 Mammography 4.0 426 1,704.0 Echo 4.0 295 1.180

Linac 38.0 30 1,140.0 HLM 4.0 23 92.0


CT Scan 64 13.0 427 5,551.0
PET-CT Scan 41.0 8 328.0 IABP 2.0 23 46.0
CT Scan 128 15.0 15 225.0
OCT/IVUS/FFR 2.5 14 35.0
Brachitherapy 9.0 33 297.0
Total 13,352.7
Simulator/CT 9.0 27 243.0 Rotablator 0,64 38 24.3

Uro-Nefrologi Total 1,377.3


SPECT-CT Scan 32.0 8 256.0
Harga Satuan Total
Flowcytometer 4.5 13 58.5
Layanan (IDR bn) Qty (IDR bn)
Stroke
IHK Set 2.0 25 50.0
Set Endourology 5.6 541 3,039.9 MRI 26.0 13 338.0
ESWL 6.0 471 2,826.0 CUSA 4.0 4 16.0
Mikroskop Operasi Neuro 10.65 8 85.0
C-ARM 5.05 379 1,913.9 Total 4,092.5
Total 423.0
Laser Holmium 4.05 46 186.1

Unit Robotic Surgery 70.0 1 70.0 Infrastruktur*


USG Doppler 1.28 35 45.05 Harga Satuan Total
Jenis Ruang (IDR bn) Qty (IDR bn)
Video Urodynamic 2.02 10 20.2 Paripurna
Automated Peritoneal Dialysis 0.29 36 10.4 Ruang CT Scan 0.7 342 239.4 Utama
Madya
Tissue Typing 6.0 1 6.0 Ruang Cathlab 0.7 351 245.7
*Untuk infrastruktur Ruang CT Scan, Ruang Cathlab, Ruang MRI, dan
Mikroskop Elektron 2.9 1 2.9 Ruang MRI 0.7 357 249.9 Ruang OK hanya diberikan kepada RS tipe C dan D (tipe A dan B tidak
diberikan
Total 8,119.5 Ruang OK 4.0 368 1,472.0 Komplek Bunker adalah komplek Bunker untuk Linac dan/atau
Brachytherapy
Komplek Bunker 17.0 32 544.0

Total 2,751.0
20
Total anggaran ~IDR 31 tn dibutuhkan sampai 2027;
17,9tn di Tahap 1 dan 13,1tn di Tahap 2
Kebutuhan Anggaran, IDR miliar
... Jumlah RS Paripurna ... Jumlah RS Utama ... Jumlah RS Madya
Potensi sumber
Tahap 1: 2022-2024 Tahap 2: 2025-2027 anggaran:
19 30 29 1 4 146 5 1 92 57 65 118
 70% Dana PEN
(proposed)
7,127 6,904
5,903
4,896
2,536 3,633  30% dipenuhi melalui:
Total Total Total
2022 2023 2024 Tahap 1 2025 2026 2027 Tahap 2 Program ‒ Dana Alokasi Khusus
Alat 4,431 6,610 5,312 16,355 2,370 3,303 6,222 11,895 28,250 Bidang Kesehatan
RS Paripurna 1,105 - 255 1,360 - - - - 1,360 ‒ BLU/BLUD
RS Utama 2,443 402 159 3,004 - - - - 3,004
‒ APBD
RS Madya 883 6,208 4,899 11,990 2,370 3,303 6,222 11,895 23,886

-Jantung, Stroke, Cancer 518 4,058 3,299 7,876 1,506 2,183 7,827 15,703
‒ Pinjaman/Partnership
4,137
(SMI, IsDB, I-Sphere
-Uro-nefrology 365 2,150 1,600 4,114 864 1,119 2,085 4,068 8,183 Bank Dunia)
Sarpras1 465 517 590 1,572 166 330 682 1,179 2,751

Total 4,896 7,127 5,903 17,927 2,536 3,633 6,904 13,074 31,001

1. Untuk membiayai ruang/bangunan (CT Scan, Cathlab, MRI, OK) untuk kelas C dan D, serta membiayai ruangan untuk Linac untuk kelas A dan B

21
2. Kebutuhan SDM

Dokter Spesialis Kanker & Jantung paling dibutuhkan;


terutama di Tahap 1 untuk RS Paripurna/Utama
Kebutuhan tambahan dokter spesialis di RS Paripurna/Utama dan RS Paripurna / Utama Madya
Madya

Tahap 1 Tahap 2 Rencana pemenuhan


Total (2022-2024) (2025-2027) kebutuhan SDM:

420
 Pemberian Beasiswa
Jantung 1.362 678 1098 264 Spesialis dan Sub
Spesialis
62
Saraf 727 316 378 349  Beasiswa Fellowship

Uronefro 932
222
578 354
 Pendayagunaan dokter
356 spesialis

Kanker 1.561 965 180 1145 416  Perluasan/penambahan


Program Studi spesialis
19 dan subspesialis
Spesialis Penunjang 511 232 179
213
 Redistribusi tenaga
Spesialis 4 besar 600 227
21
352
kesehatan
248

Spesialis Jantung: Sp.JP, Sp. BTKV, Sub.Spes.Kardiovaskuler, Sub.Kardio Intervensi; Spesialis Saraf: Sp.Bs, Sp.S, Sp.AN KNA, Neuro Intervensi, Sp.BS
Vaskuler, Sub Neuro Vaskuler; Spesialis Uronefro: Sp.U, Sp.PD KGH, Sub.Spes.Nefrologi; Spesialis Kanker: Sub Sp OG, Sub Sp A (KHOM), Sub Sp PD
(KHOM) Sp.B.Onk; Spesialis Penunjang: Sp.An, Sp.Rad, Sp.PA, Sp.PK, Fisikawan; Spesialis 4 besar: Sp.PD, Sp.OG, Sp.B, Sp.A

22
Pilar 3

Ketahanan
Kesehatan
Produksi lokal sediaan farmasi
dan alat kesehatan, serta
kesiapsiagaan menghadapi
krisis kesehatan

23
Strategi kemandirian farmasi, alat kesehatan, dan respon darurat
2022 2023 2024 2025
Vaksin 1. Measles
3. Hep B
4. Rotavirus
2. Rubella 5. HPV 7. IPV
3. Rotavirus 6. PCV 8. JE
Produksi 7 dari 14 jenis antigen vaksin program dan TBC 4. TBC

m-RNA vaccine Viral vector vaccine


Penguasaan teknologi viral-vector dan nucleic acid based
Transfer teknologi dari B2B, organisasi internasional, dan kooperasi multilateral

Obat
Insulin
1. Candesartan 3. Amlodipine 5. Cefixime
2. Bisoprolol 4. Lansoprazole 6. Ceftriaxone
Produksi 6 dari 10 bahan baku obat konsumsi terbesar
Derivat Plasma (Albumin,
EPO, Insulin, m-Ab IVIg, F-VIII), m-Ab
m-Ab (Tocilizumab),
Produksi produk biologi dan derivat plasma (Bevacizumab), Stem
HyFC-EPO
(Adalimumab,
Cell Rituximab, PD-1), R-
Insulin

Alat Kesehatan
TKDN Alkes
Peningkatan belanja dalam negeri untuk 16 dari 19 alkes
terbesar by value & volume produksi dalam negeri 1. CT Scan
2. Endoskopi
3. MRI
Produksi alkes berteknologi tinggi (3 dari 19)

Respon Darurat
Pelatihan dan Tim Emergency
Mulai kerja sama
sertifikasi Response terbentuk
Tim kegawatdaruratan medis teregistrasi dan terlatih; 24

24
Tenaga cadangan untuk
kesiapsiagaan menghadapi krisis kesehatan
Tenaga cadangan berasal dari partisipasi masyarakat aktif, baik langsung atau melalui institusi/organisasi
yang sewaktu-waktu dapat diaktifkan ketika terjadi krisis

Sebelum
Identifikasi dan registrasi tenaga cadangan
Krisis
Kesehatan Registrasi dilakukan bagi masyarakat yang bersedia menjadi
tenaga cadangan sesuai identifikasi kebutuhan.
(contoh: Pramuka, Palang Merah Remaja, serta mahasiswa).

Pembinaan tenaga cadangan


Pembinaan diberikan untuk dapat memperlengkapi para tenaga
cadangan dengan keterampilan yang diperlukan saat terjadi krisis
kesehatan (contoh: memberikan bantuan dasar hidup,
melakukan triase).

Saat Koordinasi dan mobilisasi tenaga cadangan ketika


Krisis terjadi krisis kesehatan
Kesehatan Koordinasi dan mobilisasi pada skala kabupaten/kota, provinsi,
maupun nasional harus dapat dilakukan dengan cepat ketika
terjadi krisis kesehatan.

25
Pilar 4

Pembiayaan
Kesehatan
Pembiayaan intervensi kesehatan
secara efektif dan berkelanjutan
untuk mencegah penyakit dan
menyediakan layanan kesehatan
yang terjangkau

26
Biaya kesehatan secara global terus meningkat lebih tinggi dari
pertumbuhan ekonomi
Peningkatan belanja kesehatan Indonesia telah melampaui pertumbuhan GDP

Indonesia China Singapore


2,000 1,500 HC Spend 600
HC Spend
GDP HC Spend
Income 1,000 400
1,000 Income GDP
GDP Income
500 200

0 0 0
2000 2005 2010 2015 2020 2000 2005 2010 2015 2020 2000 2005 2010 2015 2020

India Thailand Australia

1,000 GDP 600 600


HC Spend HC Spend
HC Spend
Income 400 400 GDP
GDP Income
500 Income
200 200

0 0 0
2000 2005 2010 2015 2020 2000 2005 2010 2015 2020 2000 2005 2010 2015 2020

Notes: Index 100 at 1995, based on local currencies; Income = Personal Disposable Income

Source: WHO; EIU (Feb 2021); BCG analysis 27


Penambahan belanja kesehatan tidak selalu menjamin peningkatan
usia harapan hidup masyarakat pola ideal
pola yang perlu dihindari
Angka harapan hidup (2019)

Jepang
84,2 tahun; Amerika Serikat
80 Kuba $4.360/kapita 78,5 tahun,
77,7 tahun,
$10.921/kapita
$1.031/kapita

Indonesia
71,3 tahun,
$120/kapita
60

40

20

0
0,0 2.000,0 4.000,0 6.000,0 8.000,0 10.000,0 12.000,0

Current Health Expenditure (CHE) per kapita dalam US$ (2019)

Sumber: WHO, Bank Dunia 28


Transformasi pembiayaan kesehatan untuk memastikan pembiayaan
yang cukup, adil, efektif dan efisien

1 National Health Account (NHA)


• Mempercepat produksi NHA dari T-2 menjadi T-1 agar
dapat digunakan untuk penajaman perencanaan dan
4 Konsolidasi Pembiayaan Kesehatan
A. Konsolidasi Pembiayaan Kesehatan Pusat dan Daerah
intervensi pembiayaan kesehatan, seperti • Penerapan insentif Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
meningkatkan efisiensi pembiayaan melalui Asuransi kepada tenaga kerja kesehatan untuk meningkatkan
Kesehatan Tambahan (AKT) pelayanan promotif dan preventif, sebesar 7,5% dari Biaya
Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas 2022 dan 15%

2 Health Technology Assessment (HTA)


• Meningkatkan penerapan HTA guna menjamin kendali
mutu dan biaya berbasis bukti untuk pelayanan
dari BOK Puskesmas 2023
B. Konsolidasi Pembiayaan Kesehatan JKN dan Swasta
• Pengenaan selisih biaya bagi peserta yang ingin naik kelas
kesehatan yang lebih efektif dan efisien
perawatan & rawat jalan eksekutif (coordination of benefit)
• Upaya pengendalian dari sisi peserta melalui urun biaya
Annual Review Tariff

3
pada pelayanan yang dijamin dengan kategori
• Utilization review untuk mengendalikan sejumlah
layanan JKN, seperti sectio cesaria berpotensi moral hazard (cost sharing)
• Penyesuaian tarif Indonesia Case Based Groups (INA-
CBGs) yang fokus pada pemenuhan hak peserta dan
harga layak (keekonomian)
• Review kapitasi BPJS agar jasa pelayanan di Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama dapat lebih efektif, efisien
dan berbasis kinerja

29
Pilar 5
SDM Kesehatan
SDM kesehatan dengan jumlah
cukup dan merata di seluruh
Indonesia

30
Tenaga kesehatan yang cukup dan merata merupakan
enabler penting, fasilitas tidak akan bisa dibangun secara
merata tanpa tersedianya tenaga kesehatan

5%
0,42
Puskesmas belum
memiliki dokter1

50%
Puskesmas belum
Dokter* per lengkap memiliki 9 jenis
tenaga kesehatan dasar1
1,000 populasi

42%
RSUD kab/kota belum
Rata-rata terpenuhi dengan 7 jenis
1 Standar WHO 1,2 Asia 20 dokter spesialis2

Rata-rata
3,2 OECD
* Dokter Umum 1. 9 Jenis tenaga kesehatan Dasar di Puskesmas : Dokter, Dokter gigi, Perawat, Bidan, Apoteker, Kesmas, Sanitarian,
Sumber: Ahli Lab, dan Gizi
Kemenkes, 2022 2. 7 Jenis spesialis di RSUD : Sp.Anak, Obgyn, Penyakit Dalam, Bedah, Anestesi, Radiologi, dan Patologi Klinik 31
2017 bed density data berdasarkan WWM, EIU, WHO 3, Total 10.373 Puskesmas, 647 RSUD : Data SI-SDMK 8 Juni 2022
Target rasio dokter spesialis: populasi nasional tahun 2025 masih lebih rendah daripada
rasio saat ini di negara maju
Rasio per 1.000 penduduk
Target rasio Rasio saat ini

0.053 0.063 0.056


Ilmu Penyakit Jantung
0.010
dan Pembuluh Darah

0.197 0.226
Anestesi dan Terapi 0.094
Intensif 0.020

0.176
0.114
Ilmu Bedah Umum 0.020 0.002

0.176
0.076 n.a
0.030
Ilmu Penyakit Dalam
0.138
0.089 0.101
0.030
Ilmu Kesehatan Anak

0.024 0.030
0.021
0.010
Saraf/ Neurologi
0.095 0.079 0.065
0.030
Obstetri Ginekologi

Source: Riset oleh Tim Kerja dari berbagai sumber 32


Peningkatan kuota mahasiswa per dosen (1:3 menjadi 1:5)
dan peningkatan jumlah dosen (2x), mempercepat
pemenuhan kebutuhan spesialis hingga 3-4x lipat
xx Top 3 kekurangan spesialis

Kekurangan Kuota di FK Jangka pemenuhan, tahun


SDM untuk
Program spesialis Baru (1:5,
kebutuhan Baru (1:5, dosen
nasional Saat ini Saat ini dosen 2x
2x lipat)
2022 lipat)

Ilmu Penyakit Jantung


dan Pembuluh Darah
1.282 180 601 11 5 Takeaways
Saraf/ Neurologi 617 149 498 7 4 Gap tertinggi:
• Obstetri Ginekologi
Obstetri Ginekologi 3.9411 234 782 36 8
• Ilmu Kesehatan Anak
Ilmu Kesehatan Anak 3.662 259 865 26 8 • Ilmu Penyakit Dalam

Ilmu Penyakit Dalam 2.581 280 935 23 6

Ilmu Bedah 2.378 245 818 17 6

Anestesi dan Terapi Intensif 2.476 199 665 24 7

Radiologi 838 117 391 13 5

Patologi Klinik 977 109 364 18 6

1 kekurangan 0,13/1.000 WUS (Dit Perencanaan) 33


Academic Health System
Desain program AHS terbagi dalam 4 komponen: mahasiswa, dosen, wahana/ RS Pendidikan, dan
pengampuan prodi/ FK

Fakultas RS Pendidikan Jangka pendek Jangka menengah Jangka panjang


Kedokteran
Mahasiswa Dosen RS Pendidikan Fakultas
Kedokteran

Target Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan


kuota mahasiswa jumlah dosen jumlah RS jumlah prodi/ FK
dokter dan dokter Pendidikan baru
spesialis

Inisiatif Dokter umum: Penambahan dosen Penambahan RS Penambahan


Peningkatan kuota 1.5x lipat utk dokter Pendidikan melalui FK baru untuk
minimal 20% untuk umum & 2x lipat utk skema dokter umum
FK Akred A dan 10% spesialis pengampuan
FK RS RS RS Faskes untuk Akred B
Lainnya Khusus Daerah Swasta Lain
Pembukaan
Dokter spesialis: Peningkatan Penambahan prodi spesialis
Peningkatan rasio kapabilitas dosen, penetapan ~260 RS baru: di
dosen:mahasiswa e.g., sub-spesialis Pendidikan oleh FK baru/ FK
menjadi 1:5 Ditjen Yankes yang telah
memiliki prodi
spesialis

34
Rencana pemberian Beasiswa Dokter Spesialis-
Subspesialis, untuk layanan prioritas pada tahun 2022
Kerjasama LPDP memfasilitasi:
Serta rencana 2023 – 2025 termasuk layanan spesialis lainnya • Beasiswa dokter spesialis,
sub spesialis dengan
Rekrutmen semester II / 2022
menyesuaikan
Kemkes LPDP persyaratan dan
LPDP 240 55 358 121
mekanisme Kemenkes
Sp-1 271 442
2022

• Pelaksanaan rekruitmen
Sp-2 29 101
Kemkes 237 51 341 107 Bersama antara LPDP dan
300 543 Kemenkes
• Menambah kuota
LPDP 240 55 358 121
penerimaan 216 dari
2023

kelebihan pendaftar di
Kemenkes
Kemkes 237 51 341 107
• Memfasilitasi fellowship
baik dalam maupun luar
LPDP 376 46 425 92 negeri sesuai kebutuhan
Kemenkes
2024

Layanan Prioritas (Jantung,


Kemkes 370 34 410 87 Stroke, Cancer, Urologi)
Sp-1 : Spesialis
Total alokasi penerimaan beasiswa
Sp-2 : Sub Spesialis
LPDP 100 28 342 73 spesialis Kemenkes tahun 2022
sebanyak 600 orang (sem 1 300 orang)
2025

Layanan lainnya
Sp-1 : Spesialis
Kemkes 271 290
Sp-2 : Sub Spesialis 35
Mendayagunakan dokter spesialis WNI lulusan luar negeri
Permenkes 14 tahun 2022

Proses adaptasi WNI lulusan luar negeri

42
37 Pra Pengajuan adaptasi:
163 dokter spesialis WNI lulusan
luar negeri yang telah Adaptasi 1. Verifikasi dokumen
didayagunakan (2016-2021) 2. Penilaian kompetensi pra adaptasi
24
3. Pembekalan
17
15
4 Penerbitan sertifikat:
3 3 2
5 5 5 1 1. Sertifikat kompetensi adaptasi
2. STR Adaptasi

Adaptasi Pelaksanaan Adaptasi:


1. Dilaksanakan pada RS Pemerintah Pusat,
Berbasis rumah sakit Pemda, & RS lain yang ditetapkan oleh Menteri
Proses adaptasi dokter spesialis WNI lulusan luar
2. Durasi 2 tahun (tahun ke-2 boleh praktek
negeri dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan/
tambahan)
rumah sakit

Insentif
Pasca Penerbitan sertifikat:
Dokter spesialis WNI lulusan luar negeri yang bekerja
di rumah sakit selama masa adaptasi berhak Adaptasi 1. Sertifikat kompetensi
mendapatkan insentif 2. STR dokter spesialis
36
Strategi utama dalam pemenuhan Tenaga Kesehatan di Puskesmas

Gambaran skema pemenuhan dengan Komponen dikunci berdasarkan kegiatan


mengunci Dana Alokasi Khusus (DAK) yang menjadi tanggung jawab tiap jenis
nakes, misalnya:
Ketersediaan Nakes di Puskesmas Tenaga Gizi
• DAK Fisik: Antoprometri
• DAK Non Fisik: Surveilans Gizi, Kesehatan Ibu dan
Memengaruhi besaran / Anak serta intervensi suplementasi
Membiayai
kuncian dana per kegiatan
Kesehatan Lingkungan
• DAK Fisik: Sanitarian Kit
• DAK Non Fisik: Survei dan pengendalian vektor
APBD selain penyakit menular, Pengambilan sampel untuk
DAK Fisik DAK Non Fisik
DAK surveilans kualitas air minum

ATLM
• DAK Fisik: Hematology analyzer, alat kimia darah
Advokasi akan dilakukan melalui FGD desk dengan
• DAK Non Fisik: Pelatihan /Peningkatan Kapasitas SDM
masing-masing daerah dengan menampilkan data
Laboratorium Puskesmas
ketersediaan Nakes dan potensi DAK terkunci

37
Pendidikan dokter (S1) berbasis Universitas; Program Spesialis dapat
berbasis Universitas, berbasis RS, atau keduanya
Pendidikan Pendidikan Spesialis
Benua Negara dokter (S1) (Sp)
Asia Malaysia Universitas Universitas; mendapatkan gelar master, dapat mendaftar melalui Kem Pendidikan atau KemKes,
Pendaftar melalui Kemkes melakukan residensi di RS tetapi tetap mendapat gelar dari Kem dik
Singapore Universitas Rumah Sakit; mendapatkan gelar spesialis

Thailand Universitas Universitas atau Rumah Sakit; diselenggarakan sebagai pascasarjana (diselenggarakan oleh KemKes)

Vietnam Universitas Universitas; dilaksanakan oleh universitas tetapi praktek di RS. Bergelar spesialis atau Magister

Myanmar Universitas Universitas + Rumah Sakit; magister di universitas + residensi setelahnya di RS

Philippines Universitas Universitas (e.g., De Lasalle Universitas Rumah Sakit) atau Rumah Sakit (e.g., de Los Santos
Medical Centre); diberikan gelar
India Universitas Universitas; program pascasarjana memperoleh gelar master atau doktor

China Universitas Universitas

Japan Universitas Universitas atau Rumah Sakit; diselesaikan di RS afiliasi dengan Universitas (diselenggarakan
Kemkes dan Kemnaker), mendapatkan gelar

Eropa UK Universitas Rumah Sakit; RS bekerjasama dengan institusi pelatihan, mendapatkan gelar spesialis

Germany Universitas Rumah Sakit; badan pengawas akan menguji residen dan menerbitkan sertifikasi. Mendapatkan gelar spesialis

France Universitas Universitas; residen akan praktik RS swasta/RS Pendidikan yang berafiliasi dengan universitas
untuk Praktik residensi. Mendapatkan gelar spesialis dari universitas
Natauway Universitas Rumah Sakit; residen harus menangani kasus yang disyaratkan, diberikan gelar spesialis

Amerika USA Universitas Rumah Sakit; di rumah sakit pendidikan atau rumah sakit yang berdiri sendiri

Canada Universitas Universitas; sertifikasi diterbitkan oleh Royal College of Physicians and Surgeons of Canada (RCPSC)

Afrika Nigeria Universitas Rumah Sakit; diberikan gelar spesialis

Ethiopia Universitas Rumah Sakit; diberikan gelas spesialis (e.g., St. Paul's Rumah Sakit Millennium Medical College)

Sumber: Expert calls 38


Pilar 6

Teknologi
Kesehatan
Satu platform untuk semua
masyarakat mengakses
dokumen kesehatan dan
inovasi bioteknologi untuk
peningkatan kualitas layanan
kesehatan masyarakat

39
Tantangan Data dan Sistem Kesehatan
Petabytes Data dan Fragmentasi Data

Terdapat 400+ aplikasi Tidak adanya


kesehatan milik pemerintah standar format dan
yang belum saling 1 5 kamus data
terintegrasi interoperabilitas

Beberapa data yang sama Ketidakseragaman


dikumpulkan oleh metadata menyebabkan
sistem/aplikasi yang 2 4 interoperabilitas sulit
berbeda-beda dilakukan

3
Sistem / Aplikasi milik developer Health
Information System belum terintegrasi
dengan ekosistem layanan kesehatan
Indonesia
40
Arsitektur dan Interoperabilitas dalam Indonesia Health Services (IHS)
Menghubungkan seluruh penyedia dan pengguna layanan kesehatan
Pemerintah

Pasien
Dashboard terpadu yang akan
membantu dalam pengambilan
● Personal Health Record keputusan berbasiskan bukti
● Promosi Kesehatan dan data (Evidence Based


Personalized Education
Wearable Devices Integration
IHS Policy)
● etc
FHIR API
Server Ketahanan Krisis Kesehatan.
Terminologi Meningkatkan kemampuan
pemerintah untuk mendeteksi
dini, pencegahan, respon
Master Data Developer Hub terhadap penyakit menular /
Fasyankes KLB

RME Terintegrasi.
Riwayat pengobatan pasien
terpantau dengan detail dan
runtut meski pasien berobat di
fasyankes berbeda sehingga Para Pelaku Industri Kesehatan
dapat membantu pengambilan Pemberdayaan atau pengayaan data melalui IHS IHS memberikan
keputusan / kesimpulan oleh imbal hasil
Dokter manfaat berupa
Perusahaan
Health-Tech Farmasi data hasil olahan
Mengangkat beban Tenaga Asuransi
big data analytics
Kesehatan. Nakes tidak perlu serta informasi
menginput data berulang pada terintegrasi
Lab
aplikasi yang berbeda Laboratorium dll.
Bioteknologi

41
Integrasi data dapat meningkatan efisiensi dan
kualitas layanan kesehatan
● Penyedia layanan
kesehatan cukup sekali
menginput data dan
melakukan bagipakai
berbagai data yang Rumah Sakit A
terintegrasi di IHS

● Pasien mendapatkan Kirim Data


pelayanan kesehatan
yang lebih komprehensif Akses Data
Berkunjung Rumah Sakit B
dan saling terhubung
berkat data yang sudah
integrated di IHS
Pasien Kirim Data

Mengakses
Akses Data
Apotek Indonesia Health
Services (IHS)

392,9 juta kunjungan ke CHA


Akses data
fasyankes dengan memanfaatkan
kesehatan personal,
JKN sepanjang 2021
dan portal layanan Laboratorium, Klinik, Analytic
(1,1 juta kunjungan/ hari)* kesehatan Processing
dll

Data Personal Health Record tertampil di CHA


*Sumber : BPJS Kesehatan 42
Presisi dan Akurasi Layanan Kesehatan didukung oleh AI
Kecerdasan artifisial membutuhkan asupan data yang besar dan berkualitas

Ekosistem Big Data Kesehatan (Predictive Analytics menggunakan AI)

Personalized Health
Pasien
Advice
Data
Didukung platform berkualitas

berkualitas Tenaga Medis


Clinical Decision

Keputusan Industri
berkualitas AI-based Precision Medicine
Farmasi Analytics

Health Advance
Layanan Peneliti
berkualitas Analytics

Data-driven
Pemerintah
Healthcare

Analisa data kesehatan berbasis Artificial Intelligence akan meningkatkan kecepatan, 43


presisi, dan akurasi dalam pengambilan keputusan terkait pelayanan kesehatan
Citizen Health App (CHA)
Transformasi PeduliLindungi menjadi aplikasi kesehatan masyarakat

Dengan perlahan bergesernya status Covid-19


> 95 juta > 400 ribu
dari pandemi menjadi endemi, maka sebagai
Total Pengguna Rata-rata sampel terdaftar di
aplikasi yang paling banyak digunakan Lab / hari

masyarakat, PeduliLindungi pun turut


bertransformasi menjadi aplikasi kesehatan 8 juta > 1,5 juta
secara umum yang dapat digunakan Rata-rata Pengguna Aktif Rata-rata pengguna baru
Harian terdaftar di Sistem
masyarakat luas. Vaksinasi setiap hari

Electronic Personal Health


Promosi Kesehatan Profil Kesehatan
Record

Pelayanan & penggunaan


Okupansi Bed Rumah Sakit Sistem Kewaspadaan Dini
obat

Integrasi
Tracing & Testing Personalized education
Layanan Telemedisin

44
Kemenkes berkomitmen mendorong integrasi data kesehatan dapat
terwujud di semua fasyankes di Indonesia

Integrasi IHS dapat


Launching IHS, 41 digunakan dalam Pilot Integrasi Perluasan
peserta uji coba environment Fasyankes ke Integrasi
Alpha dan 31 production dalam dalam platform Fasyankes ke
peserta uji coba beberapa tahap* IHS dalam platform
fase beta IHS IHS

Agustus Desember Desember


Juli 2022
2022 2022 2023

1. Tahap pertama adalah data pendaftaran pasien dan diagnosa.


2. Tahap kedua adalah data prosedur medis, data kondisi vital, dan data diet.
3. Tahap ketiga adalah data observasi laboratorium dan data observasi radiologi.
4. Tahap keempat adalah data alergi dan data kondisi fisik.
5. Tahap kelima adalah data obat yang terintegrasi dengan kamus obat (KFA). 45
Pilar 6

Teknologi
Kesehatan
Biomedical Genome-Based
Science Initiative (BGS-I) untuk
mendorong layanan kesehatan
yang presisi

46
Revolusi ilmu pengetahuan dan inovasi yang mengubah dunia

Atoms Bits/Binary Code Next Generation Biotechnology

47
BGSi sebagai katalis kolaborasi multi-stakeholder
Investasi, kerjasama untuk pengembangan produk kesehatan dan perbaikan layanan kesehatan

Ekosistem Bioteknologi Kesehatan

BGSi Headquarter Pengobatan yang presisi

Diagnostik molekuler
Universitas Donor
Biobank Registry Bioinformatics

Terapi baru
Spesimen biologi & Data

Komunitas Machine Learning & AI untuk


Farmasi
keputusan klinis
Diabetes Cancer TB
Layanan kesehatan
berbasis data
Penyedia layanan
Rare disease Stroke Beauty &
Wellness kesehatan Manajemen pasien sesuai penanda
Startup Hubs
Startup genetik
48
Proposal review, evaluation, agreement, project management
R&D collaboration
Sekuens genomika dapat digunakan untuk deteksi penyakit berdasarkan biomarkernya

Kanker di Indonesia

Source : Illumina 49
Penerapan data genomika dalam screening status kesehatan

50
Penerapan data genomika dalam screening status kesehatan

51
Pembangunan Jejaring Lab Sekuensing
Distribusi kapasitas sekuensing dan analisis bioinformatika di seluruh Indonesia

No Provinsi Institusi No Provinsi Institusi


1 Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 21 DKI Jakarta Lab Prof Sri Oemijati, BKPK
2 Sumatera Barat Universitas Andalas 22 RS Dharmais
3 Sumatera Selatan RS M. Hoesin 23 RS Persahabatan
4 Kepulauan Riau BTKLPP Batam 24 RSPI SS
5 Kalimantan Timur Universitas Mulawarman 25 RS PON
6 Kalimantan Barat Universitas Tanjung Pura 26 RS Jantung Harapan Kita
7 Kalimantan Selatan BTKLPP Banjar Baru 27 RSCM
8 Jawa Barat SITH-ITB 28 UI-IMERI
9 UNPAD 29 GSI Lab
10 RSHS 30 PPOMN-BPOM
11 Labkesda Jawa Barat 31 DIY LPPT UGM
12 BRIN 32 RS Sardjito
13 Jawa Tengah Universitas Diponegoro 33 BTKLPP DIY
14 B2P2VRP Salatiga 34 Jawa Timur RS Soetomo
15 RS Karyadi 35 ITD UNAIR
16 Labkes Jawa Tengah 36 Sulawesi Utara Universitas Sam Ratulangi
17 Banten UIN 37 Sulawesi Selatan Universitas Hasanuddin
18 NTT RSUD Johanes NTT 38 BBLK Makassar
19 Bali RS Sanglah 39 Papua Barat RSUD Papua Barat
20 Maluku BTKLPP Ambon 40 Papua Balai Litbang Papua

52
Permohonan dukungan Pemda:
Sinergi dan optimalisasi belanja kesehatan untuk meningkatkan
layanan kesehatan (1/4)
Pusat Daerah

1 Transformasi
Layanan
Infrastruktur
 Pembangunan 191 Puskesmas di Kecamatan Tanpa
Puskesmas
Infrastruktur
 Menyediakan bangunan dan sarpras Posyandu Prima

Primer SDM
 Posyandu: Insentif dan Pelatihan Kader
Kefarmasian & alat kesehatan  Posyandu Prima: Rekrutmen dan gaji yang layak untuk
 Posyandu: Alat Antropometri untuk Posyandu Bidan dan Perawat
 Puskesmas: Rekrutmen dan gaji yang layak untuk 9
 Posyandu Prima: set Kesehatan Posyandu Prima, HB nakes puskesmas dan tenaga pendukung Ahli IT dan
meter Administrasi Keuangan.
 Puskesmas: USG, 14 jenis antigen vaksin, Alat Layanan
Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal, IVA Kit,
 Memastikan pelaksanaan pemeriksaan kehamilan 6x
Vaccine Refrigerator, Sanitarian Kit, Bahan Medis Habis
 Skrining anemia remaja puteri
Pakai
 Minimal 90% Balita ditimbang Berat Badan dan Ukur
Tinggi Badan tiap bulan
 Biaya transportasi rujukan balita dan ibu hamil dengan
masalah gizi
 Meningkatkan capaian deteksi dan pengobatan
penyakit menular prioritas: TB, HIV, Malaria

Germas
 Penggerakan kader PKK untuk meningkatkan capaian
vaksinasi
 Memastikan dan menggerakkan masyarakat untuk 53
melakukan skrining PTM
Permohonan dukungan Pemda:
Sinergi dan optimalisasi belanja kesehatan untuk meningkatkan
layanan kesehatan (2/4)
Pusat Daerah

2 Transformasi
Layanan
Pengampuan layanan 4 penyakit prioritas
 Pengampuan Layanan Jantung, Stroke, Kanker, dan
Ginjal
SDM
 Rekrutmen dan gaji untuk 7 jenis dokter spesialis; dokter
spesialis untuk layanan jantung, stroke, kanker, dan
Rujukan  Peningkatan kompetensi SDM ginjal; serta tenaga kesehatan pendukung untuk
 Penyediaan Alat Kesehatan, layanan lainnya.
Infrastruktur
Sarana & Prasarana
 Pembangunan RS Pratama  Penyediaan Sarana dan Prasarana
 Pemeliharaan alat kesehatan

3 Transformasi
Ketahanan
Sarana & prasarana
 Penyediaan alat kesehatan & bahan medis habis
pakai: Set Laboratorium, Hematology Analyzer, Alat
SDM
 Rekrutmen dan gaji tenaga laboratorium
 Pendataan, rekrutmen dan penyiapan tenaga cadangan
Kesehatan Kimia Darah, dll Kesehatan

 Penyiapan infrastruktur sistem informasi & pembinaan Sarana & Prasarana


tenaga cadangan  Pemenuhan Sarana dan Prasarana Labkesmas

54
Permohonan dukungan Pemda:
Sinergi dan optimalisasi belanja kesehatan untuk meningkatkan
layanan kesehatan (3/4)
Pusat Daerah

4 Transformasi
Pembiayaan
Penjaminan JKN bagi yang miskin dan tidak mampu
 Mengelola kepesertaan dan membayarkan iuran PBI
Penjaminan JKN bagi yang miskin dan tidak mampu
 Kontribusi Iuran PBI dan PBPU
 Melakukan interoperabilitas sistem secara penuh  Membantu proses verifikasi, validasi dan updating data,
Kesehatan antar sistem informasi program JKN pada dan perluasan kepesertaan JKN
Kementerian Kesehatan, BPJS-K, dan daerah  Dukungan anggaran kesehatan lain (misal: biaya
transportasi untuk rujukan)

Health Technology Assessment (HTA) Health Technology Assessment


 Meningkatkan penerapan HTA guna menjamin  Dukungan proses perizinan pengumpulan data di faskes
kendali mutu dan biaya berbasis bukti
 Manajemen pencatatan data medis dan pembiayaan
dengan penguatan sistem informasi rumah sakit (SIRS)
elektronik.
 Membentuk dan memperkuat tim HTA RS.
National Health Account: Provincial Health Account dan District Health Account:
 Otomatisasi data realisasi belanja kesehatan dari  Dukungan otomatisasi data belanja kesehatan pada semua
sektor Publik dan Non-publik ke Kemkes. SOPD.
 Penyusunan dan pemanfaatan NHA sebagai bahan  Penyiapan tenaga di tingkat provinsi sebagai pengampu
evaluasi dalam perencanaan program serta DHA di tingkat kab/kota
penyusunan kebijakan pembiayaan.  Menyusun dan memanfaatkan data PHA dan DHA sebagai
dasar perencanaan dan penganggaran.
55
Permohonan dukungan Pemda:
Sinergi dan optimalisasi belanja kesehatan untuk meningkatkan
layanan kesehatan (4/4)
Pusat Daerah

5 Transformasi
SDM
Layanan Pendidikan
 Pemberian beasiswa dan fellowship bagi tenaga
kesehatan
Dukungan pada Pendidikan Kesehatan
 Pemenuhan SDM dan Sarpras di RS Pendidikan dan Fakultas
Kedokteran
Kesehatan  Penguatan academic health system: Peningkatan  Pengakuan status dokter pendidik klinis di RSUD
kuota penerimaan Mahasiswa Kedokteran,
Penambahan FK baru, Penambahan program studi
untuk percepatan pemenuhan layanan spesialistik SDM
 Pendayagunaan/pengangkatan putra daerah yang telah
diberikan rekomendasi/beasiswa pendidikan afirmasi
ataupun bentuk bantuan biaya pendidikan lainnya) untuk
ditempatkan pada fasilitas kesehatan milik pemda.

6
Transformasi Infrastruktur Data dan Sistem Informasi
 Menetapkan kriteria dan standar data kesehatan
Teknologi  Penyediaan mesin WGS dan infrastruktur
 Memastikan kepatuhan pengisian data untuk seluruh fasilitas
kesehatan
Kesehatan bioinformatika
SDM
SDM  Rekrutmen dan gaji tenaga bioinformatika & peneliti lokal
 Peningkatan kapasitas sumber daya manusia untuk
tenaga lab sekuensing dan analisis bioinformatika
Layanan
 Dukungan sosialisasi dan edukasi pentingnya deteksi
genetika dalam upaya pencegahan penyakit (screening)
56
Bersama kita dapat
membangun
Indonesia yang lebih
kuat dan sehat

57
ß

58

Anda mungkin juga menyukai