Anda di halaman 1dari 36

Kebijakan Standardisasi, Fasilitasi

Perizinan, Pengembangan dan


Inovasi Pelayanan Kesehatan Primer

Oleh:
dr. Obrin Parulian, M.Kes.
Direktur Pelayanan Kesehatan Primer

disampaikan pada:
Workshop Fasilitasi Integrasi Puskesmas dan FKTP Lain
Grand Savero Bogor, 10-13 Oktober 2023
Topik Pembahasan
01 Pendahuluan

02 Standardisasi Klinis di Bidang Pelayanan


Kesehatan Primer
Fasilitasi Perizinan dan Registrasi
03 Fasyankes Primer dan Lainnya

Pengembangan & Inovasi di Bidang


04 Pelayanan Kesehatan Primer

05 Penutup
2
1
Pendahuluan

3
Kemenkes berkomitmen melakukan transformasi sistem
kesehatan Indonesia
pada 6 pilar transformasi penopang sistem kesehatan Indonesia

Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan

Meningkatkan kesehatan Memperkuat sistem


Outcome
ibu, anak, keluarga Mempercepat perbaikan Memperbaiki Gerakan Masyarakat kesehatan &
RPJMN
berencana dan gizi masyarakat pengendalian penyakit Hidup Sehat (GERMAS) pengendalian obat dan
bidang
kesehatan reproduksi makanan
kesehatan

1 Transformasi layanan primer 2 Transformasi 3 Transformasi sistem


layanan rujukan ketahanan kesehatan
a b c d a b
Edukasi Pencegahan Pencegahan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Memperkuat
penduduk primer sekunder kapasitas dan akses dan mutu ketahanan sektor ketahanan
6 pilar Penguatan peran kapabilitas layanan farmasi & alat tanggap darurat
Penambahan Screening 14 penyakit
kader, kampanye, penyebab kematian layanan primer sekunder & tersier kesehatan
transformasi imunisasi rutin Tenaga cadangan
dan membangun tertinggi di tiap
menjadi 14 Revitalisasi jejaring Pengembangan Produksi dalam negeri tanggap darurat,
gerakan, melalui sasaran usia, table top exercise
antigen dan dan standardisasi jejaring layanan 14 antigen vaksin
platform digital dan screening stunting, & kesiapsiagaan krisis.
perluasan peningkatan ANC
layanan Puskesmas, penyakit prioritas, imunisasi rutin, top 10
tokoh masyarakat Posyandu, perbaikan tata kelola bahan baku obat, top
cakupan di untuk kesehatan ibu &
seluruh Indonesia. Labkesmas & RS pemerintah. 10 alkes by volume &
bayi.
kunjungan rumah by value.

4 Transformasi sistem 5 Transformasi SDM 6 Transformasi teknologi


pembiayaan kesehatan Kesehatan kesehatan
Regulasi pembiayaan kesehatan Penambahan kuota mahasiswa, Pengembangan dan pemanfaatan teknologi,
dengan 3 tujuan: tersedia, cukup, dan beasiswa dalam & luar negeri, digitalisasi, dan bioteknologi di sektor kesehatan.
berkelanjutan; alokasi yang adil; dan kemudahan penyetaraan nakes
pemanfaatan yang efektif dan efisien. a Teknologi informasi b Bioteknologi
lulusan luar negeri.

4
Tim Kerja Pelaksana Tugas dan Fungsi
di Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer

Standardisasi Klinis Yankes Perizinan dan Registrasi Transformasi Yankes di Yankes Primer Lain dan
Primer Fasyankes Primer Fasyankes Primer Jaminan Kesehatan
1. fasilitasi tata kelola klinis pelayanan 1. fasilitasi perizinan klinik PMA 1. fasilitasi pengelolaan rujuk balik di 1. fasilitasi dan koordinasi pelaksanaan
kesehatan primer; FKTP; redistribusi kepesertaan jaminan
2. fasilitasi registrasi dan pemetaan
2. fasilitasi pengembangan 2. fasilitasi pembinaan teknis yankes kesehatan di fasilitas kesehatan
klinik dan praktik perorangan
implementasi standar pelayanan primer kepada klinik, praktik tingkat pertama;
3. fasilitasi reviu perizinan dan
kedokteran di FKTP; mandiri nakes, & FKTP lain selain 2. fasilitasi pembinaan teknis pelayanan
pengawasan klinik dan praktik
3. fasilitasi pembinaan teknis pelayanan Puskesmas kesehatan primer kepada klinik,
perorangan
kesehatan primer kepada Unit 3. fasilitasi dan koordinasi dalam praktik mandiri nakes, & FKTP lain
4. fasilitasi bintek yankes primer ke selain Puskesmas;
Pelaksana Teknis di bidang klinik, praktik mandiri nakes & penguatan integrasi pelayanan
pelayanan kesehatan klinik dan praktik mandiri nakes 3. koordinasi teknis pengelolaan jabfung
FKTP lain selain Puskesmas
dengan Puskesmas bidang pelayanan kesehatan primer
dengan satuan kerja terkait;
5
5
Sumber : SK Direktur Pelayanan Kesehatan Primer Nomor HK.02.03/ID.III/1920/2023 Tanggal 29 Mei 2023
2
Standardisasi Klinis di Bida
Pelayanan Kesehatan Prim

6
Standar Pelayanan
Kesehatan
UU NO 17 TH 2023
TENTANG Kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan yang diberikan
secara langsung kepada perseorangan atau masyarakat untuk
KESEHATAN memelihara dan meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat dalam
UNDANG-UNDANG
NOMOR 17 TAHUN 2023 bentuk promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan/atau paliatif.
TENTANG KESEHATAN

• Penyelenggaraan Upaya Kesehatan memberikan acuan bagi tenaga medis dan tenaga kesehatan
dilaksanakan sesuai dengan Standar dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan
pelayanan Kesehatan
• Ketentuan mengenai Standar
menjamin mutu pelayanan kesehatan;
Pelayanan Kesehatan diatur dengan
Peraturan Pemerintah
memberikan perlindungan dan kepastian hukum bagi
tenaga medis, tenaga kesehatan, dan pasien dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan.
Draft RPP tentang Standar
Pelayanan Kesehatan
7
Standar Pelayanan Kedokteran di FKTP
PANDUAN PRAKTIK KLINIS BAGI DOKTER DI FKTP
Memberikan acuan bagi dokter :
Menegakkan diagnosis penyakit

Melakukan penatalaksanan penyakit


dengan tepat

Melakukan penatalaksanaan awal sebelum


dilakukan rujukan

Melakukan rujukan dengan tepat untuk


penatalaksanaan penyakit selanjutnya di
FKTL
.

8
8
Standar Pelayanan Kedokteran di FKTP
Sudah Mengalami Beberapa Kali Revisi

PPK DOKTER DI FKTP Revisi PPK DOKTER DI FKTP

TINGKAT KEMAMPUAN Tingkat Kemampuan


DAFTAR Daftar Penyakit
PENYAKIT 2 3A 3B 4A 2 3A 3B 4A
3 22 36 124 Total : 190 3 24 36 127
TOTAL : 185

PPK juga mengatur rujukan pada kasus penyakit


dengan tingkat kemampuan 4A masih dapat dilakukan
dengan mempertimbangkan ”TACC” serta kemampuan
pelayanan FKTP
Care pathway merupakan
alur pelayanan primer yang
CARE PATHWAY
terintegrasi, mencakup Mendukung Integrasi Layanan Primer
semua unit pemberi
pelayanan primer mulai dari
Puskesmas , pustu dan
Posyandu
FUNGSI
Tools praktis bagi tenaga Puskesmas dan jaringannya
Termasuk alur pelayanan (tenaga kesehatan dan kader) dalam pemberian
rujukan dan rujuk balik pelayanan sesuai dengan kluster dalam integrasi layanan

CARE PATHWAY
primer

MANFAAT BAGI POSYANDU


Acuan kader posyandu dalam melakukan
Tujuan
kunjungan rumah, edukasi, deteksi, dan
pemantauan

ILP
1. Meningkatkan kualitas
pelayanan yang
berkesinambungan sesuai MANFAAT BAGI PUSTU
siklus hidup, Acuan dalam pelayanan kesehatan sesuai
2. Meningkatkan dengan kemampuan pelayanan di Pustu
kemampuan dalam
deteksi dini dan risiko
penanganan dini MANFAAT BAGI PUSKESMAS
3. Meningkatkan hasil 1. Melakukan Pelayanan komprehensif sesuai
patient safety, dan standar dan kompetensi
kenyamanan pasien, dan 2. Acuan menyusun SPO Pelayanan di faskes
4. Optimalisasi penggunaan 3. Acuan dalam melakukan pembinaan ke jaringan
sumber daya. di bawahnya (Pustu dan Posyandu)

10
3
Fasilitasi Perizinan dan
Registrasi Fasyankes Prime
dan Lainnya

11
JENIS FASYANKES
Dasar Regulasi
Pendekatan promotif-preventif-kuratif- Perizinan
rehabilitatif-paliatif Fasyankes
Dilakukan Oleh Pemerintah Pusat-
Pemerintah Daerah-Swasta

UU No. 17 1. PP No 5 Tahun 2021 tentang


Tahun 2023 1. FASYANKES 2. FASYANKES 3. FASYANKES Penyelenggaraan Perizinan
tentang TINGKAT TINGKAT LANJUT PENUNJANG Berusaha Berbasis Risiko
Kesehatan PERTAMA 2. PP No 6 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perizinan
1. Puskesmas 1. Rumah Sakit Berusaha di Daerah
3. Permenkes No 14 tahun
2. Klinik Pratama 2. Klinik Utama 2021 tentang Standar
3. Praktik Mandiri 3. Balai Kesehatan Kegiatan Usaha Dan Produk
Tenaga Medis Pada Penyelenggaraan
4. Praktik Mandiri Perizinan Berusaha Berbasis
atau Tenaga Tenaga Medis Risiko Sektor Kesehatan &
Kesehatan atau Tenaga Perubahannya pada
Kesehatan Permenkes No 8 Tahun 2022
4. Permenkes dan Peraturan lainnya

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah melakukan penerbitan perizinan berusaha fasilitas
pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 12
Klinik
Penggolongan Usaha Klinik

Kemampuan Penyelenggaraan Status Penanaman


Pelayanan Pelayanan Modal

Fasilitas pelayanan kesehatan


yang menyelenggarakan Klinik Klinik Rawat
PMDN
pelayanan kesehatan yang Pratama Jalan
menyediakan pelayanan medik
dasar dan/atau spesialistik
secara komprehensif.

Klinik Rawat
KBLI Aktivitas Klinik Klinik Utama Inap PMA
86104 Pemerintah

KBLI Aktivitas Klinik


86105 Swasta Sumber: Permenkes No.14 Tahun 2021
13
Jenis dan Kewenangan Perizinan Terkait Klinik
Perizinan Berusaha Untuk
Perizinan Berusaha (PB) Klinik 1 2
Menunjang Kegiatan Usaha
(PB-UMKU) Klinik
Klinik PMDN → Bupati/ Walikota (DPMPTSP)
Klinik PMA →Kemenkes

Kode KBLI:
86104. Aktivitas Klinik Pemerintah
86105. Aktivitas Klinik Swasta
Izin/ Penetapan Penyelenggaraan Pelayanan
Dialisis → Kemenkes
Tingkat Risiko Dokumen Perizinan Penetapan penyelenggaraan pemeriksaan
MENENGAH TINGGI 1. NIB kesehatan Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI)
2. Sertifikat Standar di klinik utama → Gubernur
(SS) Izin Radiologi Diagnostik untuk Pesawat Gigi
Intraoral → Kepala Bapeten
Izin Fasilitas Radiologi Diagnostik dan/atau
Waktu Perizinan Berusaha Klinik Intervensional → Kepala Bapeten
Jangka waktu pengurusan perizinan: 20 hari
Izin Radiologi Diagnostik untuk Pengukuran
Masa berlaku perizinan: 5 tahun Densitas Tulang → Kepala Bapeten

Permohonan Perizinan Berusaha Klinik


Dilakukan melalui sistem Online Single Submission/
OSS: https://oss.go.id/
Dikecualikan bagi Klinik Pemerintah selain BLU/ Perizinan di luar sistem OSS dapat melalui sistem perizinan di daerah atau secara manual
BLUD dilakukan di luar sistem OSS yang diatur oleh instansi pemberi izin di kabupaten/kota dengan pemenuhan persyaratan
tetap mengacu pada ketentuan peraturan yang mengatur perizinan berusaha klinik
14
Penilaian Kesesuaian Klinik
1. Penilaian Kesesuaian Klinik Pratama dan Klinik Utama dilakukan
oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota dengan membentuk
tim yang terdiri dari:
a. Dinas PMPTSP kabupaten/ kota; dan
b. Dinas kesehatan kabupaten/ kota;

2. Penilaian Kesesuaian Klinik Utama Penanaman Modal Asing


(PMA) dilakukan oleh Kementerian Kesehatan melalui Direktur
Jenderal, dengan membentuk Tim yang terdiri dari:
a. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian
Penilaian Kesesuaian dilakukan terhadap Kesehatan;
pemenuhan standar sesuai ketentuan b. Dinas Kesehatan kabupaten/kota;dan
Peraturan Menteri ini untuk mendapatkan c. Dinas Kesehatan Provinsi.
sertifikat standar yang efektif sesuai dengan
jenis kemampuan pelayanan yang diusulkan.
3. Dalam melakukan penilaian kesesuaian, Pemerintah Daerah
Mekanisme Penilaian Kesesuaian meliputi kabupaten/kota dapat melibatkan organisasi profesi/ asosiasi
Verifikasi Administrasi dan Verifikasi fasilitas kesehatan
Lapangan

15
4
Pengembangan dan Inova
Bidang Pelayanan Keseha
Primer

16
PERMENKES NO. 24 TAHUN 2022 SIMGOS KLINIK
Salah satu alternatif pilihan fasyankes yang
TENTANG REKAM MEDIS dikembangkan oleh Kemenkes untuk
mengimplementasikan Sistem Elektronik
Rekam Medis Elektronik (RME) Penyelenggaraan Rekam Medis Elektronik (Klinik.
adalah Rekam Medis yang dibuat TPMD, TPMDG, TPM Nakes Lain)
dengan menggunakan sistem
elektronik yang diperuntukkan
bagi penyelenggaraan Rekam
Medis.

Seluruh FASYANKES harus


menyelenggarakan RME sesuai
dengan ketentuan dalam
Peraturan Menteri ini paling
31
lambat pada tanggal SIMGOS KLINIK telah terdaftar dalam PLATFORM
Desember 2023. SATUSEHAT

SIMGOS KLINIK dikembangkan mengacu pada


Kepmenkes No. HK.01.07/MENKES/1423/2022
tentang Pedoman Variabel dan Meta Data pada
Penyelenggaraan RME
Data Rekam Medis Elektronik Fasyankes

KLINIK NASIONAL RME


Belum RME
TPM NASIONAL 2%
RME 6%
15%

Tidak RME
15%

Belum Belum
mengisi data mengisi data
70% 92%

Setiap Klinik dan Tempat Praktik Mandiri Tenaga Kesehatan wajib melakukan pembaharuan data termasuk
tentang ketersediaan RME melalui aplikasi DFO. Bagi Klinik, TPMD, dan TPMDG, pembaharuan dilakukan melalui
aplikasi Registrasi Fasyankes (bukan DFO)

Sumber: www.dfo.kemkes.go.id tanggal 29 September 2023


Integrasi Pelayanan Kesehatan di
Puskesmas dengan FKTP Lainnya

19
Integrasi Pelayanan Kesehatan di Puskesmas dengan FKTP
Lainnya dalam mendukung Program Kesehatan Prioritas

EDUKASI PENCEGAHAN
PRIMER

IKP ISS
Persentase Puskesmas
Transformasi yang melakukan
Persentase klinik
pratama
Layanan Kolaborasi dengan FKTP
dan praktik mandiri
lain dalam mendukung
Primer pelaksanaan program
dokter yang melakukan
pelayanan program
prioritas*
prioritas
Meningkatkan Integrasi Pelayanan
Kapasitas & Kesehatan di
PENCEGAHAN
Kapabilitas Puskesmas dengan
SEKUNDER
Layanan FKTP lainnya
Primer

(*Program prioritas nasional


antara lain: TB, Hipertensi dan
DM)
Transformasi layanan primer
dilakukan di semua FKTP dengan
Puskesmas sebagai penanggung
jawab/Koordinator FKTP wilayah
kerjanya
Redistribusi kepesertaan Penguatan kemampuan pelayanan di
Registrasi FKTP
JKN dari Puskesmas ke FKTP (Kemampuan Klinis)
FKTP lain 20
Integrasi Pelayanan Kesehatan antar FKTP Melalui Koordinasi
dan Kerja Sama dalam Jejaring Pelayanan Kesehatan
Keputusan
UU No. 17 Tahun 2023
Direktur Jenderal
tentang Kesehatan Pelayanan Kesehatan
Bagian Kedua No. 8461 Tahun 2023
Pelayanan Kesehatan Primer (tanggal 29 Juli 2023)
PEDOMAN PENYELENGGARAAN INTEGRASI
Pasal 32 PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN
1) Pelayanan Kesehatan primer diselenggarakan melalui MASYARAKAT DENGAN FASILITAS KESEHATAN
suatu sistem jejaring Pelayanan Kesehatan yang saling TINGKAT PERTAMA LAIN DALAM
berkoordinasi dan bekerja sama. PELAKSANAAN PROGRAM PRIORITAS
Sebagai petunjuk teknis dalam
2) Puskesmas mengkoodinasikan sistem jejaring
rangka penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan primer di wilayah kerjanya.
integrasi dan kolaborasi yang
disebutkan dalam
Permenkes 43 Tahun 2019

Struktur Jejaring Berbasis Wilayah Administratif


Tujuan: memastikan tersedianya Pelayanan Kesehatan untuk
seluruh masyarakat dengan menjamin tersedianya Pelayanan BAB II
Kesehatan hingga tingkat desa/kelurahan yang meliputi: PRINSIP PENYELENGGARAAN, TUGAS, FUNGSI DAN WEWENANG
a) FKTP dan Fasyankes penunjang, baik milik Pemerintah Pasal 3, 6, dan 7
Pusat, Pemerintah Daerah, maupun masyarakat; Puskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan
b) Unit Pelayanan Kesehatan di tingkat desa/ kelurahan; dan penyelenggaraan upaya kesehatan dan melakukan kolaborasi
c) Upaya Kesehatan bersumber daya masyarakat, di dalam dengan FKTP di wilayah kerjanya
wilayah kerja Puskesmas.
Skema Penguatan Integrasi dan Kolaborasi Lintas FKTP dalam
Pelaksanaan Program Prioritas dengan Dukungan dan Fasilitasi
Dinas Kesehatan
Dinkes Kab/Kota

Pelayanan Integratif & Kolaboratif FKTP

• Penyelenggara UKP & UKM Pencapaian Standar


• Koordinator integrasi FKTP Pelayanan Minimal
(SPM)
Puskesmas • Pembinaan teknis ke institusi, jaringan
puskesmas dan UKBM
• Pengelola pelaporan integrasi FKTP
Pencapaian Indikator
Keluarga Sehat pada
Program Indonesia Sehat Peningkatan Akses
• Dukungan SDM dengan Pendekatan
• Edukasi masyarakat Keluarga (PIS-PK) dan Kualitas
• Identifikasi sasaran Pelayanan bagi
Klinik Pratama
• Skrining/deteksi dini Masyarakat
• Intervensi kasus
• Melaporkan GERMAS

• Edukasi masyarakat Indikator Program


Tempat Praktik • Identifikasi sasaran
Mandiri Dokter • Skrining/deteksi dini
2023
• Intervensi kasus
• Melaporkan Kinerja JKN
22
Strategi Implementasi Integrasi & Kolaborasi FKTP
Dalam mendukung pencapaian target prioritas Nasional

Membentuk jejaring kerja sama Pelayanan Kesehatan


a ntara FKTP di wila yah kerja Perorangan dilaksanakan di
Puskesmas dengan Puskesmas m a sing-m asing FKTP sesua i
sebagai koordinator dengan mekanisme JKN

Identifikasi permasalahan
kesehatan masyarakat di wilayah Melakukan rujukan horizontal
Puskesmas dengan melibatkan atau vertikal jika kasus tidak
semua jejaring kerja sama dan dapat ditangani dengan tuntas
menetapkan prioritas masalah

Menyusun rencana intervensi


Pembinaan dan
untuk m a sala h prioritas mula i
dari promotif, preventif, kuratif pengawasan oleh Dinas
dan rehabilitatif Kesehatan Kab/Kota

Mela ksanaka n Upa ya Monitoring


Kesehata n Masya raka t sesuai
rencana dengan melibatkan
dan
ka der da n m a sya raka t evaluasi

9
Pedoman Rujuk dan Rujuk Balik di FKTP

24
Sistem Rujukan Berdasarkan UU No. 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan

Prinsip Sistem Rujukan Jenis Rujukan


• Rujukan secara Vertikal
• Sistem rujukan Pelayanan Kesehatan perseorangan
Rujukan yang dilakukan dari Fasyankes perujuk ke Fasyankes
dilakukan berdasarkan kebutuhan medis Pasien dan penerima rujukan yang memiliki tingkat kemampuan pelayanan
kemampuan pelayanan pada setiap Fasilitas yang lebih tinggi sesuai dengan kebutuhan medis Pasien.
Pelayanan Kesehatan. mencakup rujukan secara
• Rujukan secara Horizontal
vertikal, horizontal, dan rujuk balik. Rujukan dari Fasyankes perujuk ke Fasyankes penerima rujukan
yang sama jenis Fasilitas Pelayanan kesehatannya, tetapi
• Kemampuan Pelayanan: adalah kompetensi yang
memiliki jenis kompetensi tertentu yang tidak dimiliki oleh
didasarkan pada jenis Pelayanan Kesehatan, jenis
Fasilitas Pelayanan Kesehatan perujuk.
Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan, sarana dan
prasarana, peralatan Kesehatan, Sediaan Farmasi dan • Rujuk Balik
Pelaksanaan rujukan terhadap Pasien yang telah selesai
Alat Kesehatan, serta daya tampung Fasilitas
ditangani pada Fasyankes penerima rujukan dan masih
Pelayanan Kesehatan.
dibutuhkan perawatan lanjutan pada Fasyankes yang lebih
rendah kompetensinya.
25
Peraturan Perundangan
tentang Prosedur Pelayanan JKN Gambar Skema Rujukan dan Rujuk Balik
JKN
(Permenkes no. 001 Tahun 2012)
Perpres no.82 Tahun 2018
1
tentang Jaminan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan Sub Spesialistik
• Pengaturan penerapan pola rujukan berj oleh dokter sub spesialis di Faskes Tingkat Tingkat Ketiga
enjang untuk pelayanan JKN serta rujuk Lanjutan
balik oleh FKRTL
• Delegasi kewenangan pada Menteri
Kesehatan untuk mengatur pelayanan Pelayanan Kesehatan Spesialistik oleh dokter
kesehatan tingkat pertama, pelayanan spesialis di Faskes Tingkat Lanjutan Tingkat kedua
Kesehatan rujukan tingkat lanjutan,
dan pelayanan rujuk balik
Pelayanan Kesehatan Dasar oleh Faskes Tingkat
2 Permenkes No.001 Tahun 2012 pertama (Puskesmas, Praktek Dokter/ Dokter Gigi,
tentang Sistem Rujukan Klinik Pratama, RS Kelas D Pratama) Tingkat Pertama
Pelayanan Kesehatan
Perorangan
• Pelaksanaan pelayanan Kesehatan
melalui tingkat pertama (FKTP), tingkat
kedua (spesialistik) dan tingkat ketiga Yang termasuk 9 penyakit PRB:
(subspesialistik) 1. Diabetus Mellitus
• Pengaturan Rujukan Vertikal dan 2. Hipertensi
Horizontal 3. Jantung Program Rujuk Balik (PRB)
4. Asma Permenkes No. 28 Tahun 2014 tentang Pedoman
3 Permenkes no.3 Tahun 2023 5. Penyakit Paru Obstruktif Kronik Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional
tentang Standar Tarif JKN (PPOK)
6. Epilepsy
Pengaturan standar tarif pelayanan
Kesehatan JKN baik di FKTP dan 7. Schizophrenia
FKRTL termasuk obat rujuk balik 8. Stroke
9. Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
Rujukan Non Spesialistik didominasi kasus gangguan refraksi (37%),
diabetes melitus (17%), dan hipertensi esensial (9%)
Gangguan Refraksi Diabetes Melitus Hipertensi Esensial

No Diagnosa Penyakit Kode ICD 10 Jumlah th 2021 Jumlah th 2022


Konfirmasi possible blocker:
1 Myopia H521 73.240 88.731
2 Non-insulin-dependent diabetes mellitus E11 57.245 54.332 • Ketersediaan alat
3 Essential (primary) hypertension I10 55.512 51.328 pemeriksaan refraksi mata
4 Disorder of refraction, unspecified H527 49.658 40.459 • Kompetensi/kapasitas SDM
5 Disorders of refraction and accommodation H52 31.094 35.388 • Skema pembiayaan
6 Asthma J45 30.848 33.290
Respiratory tuberculosis, bacteriologically and histologically
7
confirmed A15 26.258 31.454
8 Dyspepsia K30 24.669 22.637
9 Insulin-dependent diabetes mellitus E10 24.673 21.589
10 Non-insulin-dependent diabetes mellitus without complications E119 23.436 21.159
11 Presbyopia H524 20.762 23.105
12 Asthma, unspecified J459 20.477 21.785
13 Bronchopneumonia, unspecified J180 16.441 24.742
14 Tuberculosis of lung, confirmed by sputum microscopy with or
without culture A150 16.492 20.278
15 Impacted cerumen H612 15.821 19.794
16 Gastro-oesophageal reflux disease without oesophagitis K219 16.326 16.657
17 Otitis media, unspecified H669 14.174 17.766
18 Hypermetropia H520 15.062 16.285
19 Pneumonia, unspecified J189 14.989 14.911
20 Other disorders of refraction H526 15.695 12.345

Sumber: BPJS Kesehatan (Pusjak PDK) 27


20 Penyakit Katastropik terbanyak Penyakit PRB Sesuai Permenkes 28 tahun 2014
Tahun 2021 Tahun 2022
No Diagnosa Penyakit Kode ICD 10 Jumlah Dirujuk Jumlah Dirujuk
Jumlah Dirujuk % Jumlah Dirujuk %
Balik Balik
1 Essential (primary) hypertension
I10 4.142.150 23.787 0,57% 5.074.507 21.562 0,42%
2 Atherosclerotic heart disease
I251 2.128.795 461 0,02% 2.566.112 464 0,02%
Hypertensive heart disease without
3
(congestive) heart failure I119 2.036.569 1.776 0,09% 2.652.531 1.603 0,06% • Rasio Rujuk Balik : < 1%
4 Congestive heart failure
I500 1.635.976 418 0,03% 1.799.025 392 0,02% • Penyakit DM, Asma, PPOK, SLE,
5 Chronic renal failure, unspecified Skizofrenia, dan Epilepsi tidak
N189 1.142.635 203 0,02% 1.063.937 283 0,03%
Stroke, not specified as haemorrhage termasuk dalam 20 besar
6
or infarction I64 904.798 2.360 0,26% 1.117.251 2.144 0,19% (Hanya Hipertensi, Penyakit
Malignant neoplasm of breast,
7
unspecified C509 854.338 7 0,00% 1.023.575 11 0,00% Jantung dan Stroke)
Chronic ischaemic heart disease,
8
unspecified I259 746.055 2.346 0,31% 890.037 2.218 0,25% • Tindak lanjut:
Hypertensive heart disease with
9
(congestive) heart failure I110 757.015 222 0,03% 815.170 292 0,04% 1. Analisis penyebab dan
10 Cerebral infarction, unspecified
I639 557.793 57 0,01% 775.540 53 0,01% upaya mengatasi
11 Angina pectoris, unspecified
rendahnya rasio rujuk balik
I209 397.933 1.523 0,38% 480.649 1.462 0,30%
12 Hypertensive renal disease with renal 2. Analisis potensi 8 penyakit
failure I120 396.474 56 0,01% 462.223 64 0,01%
13
katastropik dan lainnya
Atrial fibrillation and flutter
I48 327.341 24 0,01% 403.093 51 0,01% untuk dimasukkan dalam
14 Heart failure, unspecified
I509 302.677 64 0,02% 344.831 87 0,03% layanan PRB
Malignant neoplasm of cervix uteri,
15
unspecified C539 222.403 1 0,00% 273.567 2 0,00% 3. Penetapan kriteria rujuk
16 Beta thalassaemia
D561 202.672 - 0,00% 233.660 - 0,00%
balik
17 Atherosclerotic cardiovascular
disease, so described I250 162.348 28 0,02% 205.801 24 0,01%
18 Secondary hypertension, unspecified
I159 161.630 1.409 0,87% 185.789 1.634 0,88%
19 Malignant neoplasm of nasopharynx,
unspecified C119 110.148 - 0,00% 136.060 - 0,00%
20 Mitral (valve) insufficiency
I340 108.173 12 0,01% 133.016 14 0,01% 28
Sumber: BPJS Kesehatan (Pusjak PDK)
Melalui Revitalisasi struktur dan jejaring layanan kesehatan primer,
Puskesmas dapat mengoptimalkan pengelolaan kasus rujuk balik
Tingkatan fasilitas layanan primer
Tingkatan kelembagaan Target jangkauan Skema Pengelolaan Rujukan dan Rujuk Balik

Rumah Sakit 514 Kabupaten / Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas FKTL

Kota
Kontrol Rutin dan Kontrol Rutin dan
pengambilan Obat pengambilan Obat
Puskesmas 7.230 Kecamatan

Pemantauan Skrining dan Diagnosis

Pustu ~85.000 Desa / Kesehatan


Mandiri
Skrining
Sasaran
penegakan
suspek
dan
Tatalaksana
Tatalaksana
FKTL
Kelurahan

Posyandu ~300.000 Dusun / Rujuk Balik


RT/RW Pemantauan
pada kunjungan Pemantauan
Pengelolaan Bila
rumah Pasien
Kondisi Stabil

Kunjungan Rumah ~273,5 juta Alur kontrol Alur Rujuk Balik

penduduk Alur skrining Sesuai Indikasi


Contoh Pengelolaan Kasus Rujuk Balik Diabetes Melitus hingga
Posyandu dan Keluarga
Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas FKTL

Layanan Pasien Kontrol : 1. Lakukan Pemeriksaan komprehensif


1. Pemeriksaan kondisi umum pasien (tanda vital, 2. Evaluasi (kepatuhan pasien, ketepatan dosis, efek
bb, tb, gula darah) samping, pencapaian target dan komplikasi)
2. Evaluasi keluhan dan masalah kesehatan lainnya
Pasien PRB DM
3. Konsultasi dengan dokter dan rencanakan tindak
lanjut
1. Lakukan Ditemukan
4. Menyampaikan informasi hasil evaluasi dan
Gaya Hidup Komplikasi/ Ya Rujuk ke
Sehat rencana tindak lanjut
Indikasi Rujuk FKTL
2. Konsumsi obat
teratur
3. Kontrol Lanjutkan
Terartur Pemantauan Kondisi Stabil -Perlu Evaluasi Lanjutan Tidak
4. Pemantauan oleh Kader -Jadwal Kontrol ke FKTP
mandiri (TB, Tatalaksana
BB, Lingkar 1. Lanjutkan rencana Pengelolaan
Perut, 2. Tata laksana Sesuai dengan PPK di FKTL
Gula Darah) 1. Evaluasi Laporan hasil kunjungan rumah kader
Pencatatan dan 2. Rencanakan tindak lanjut yang dan intervensi
Pelaporan Hasil yang diperlukan
Kunjungan Rumah 3. Lakukan kunjungan rumah bersama kader bila 1. Edukasi dan Informasi kondisi pasien
diperlukan 2. Lanjutkan dan evaluasi terapi Rujuk
Kunjungan Rumah 3. Menjadwalkan waktu pemeriksaan ulang di FKTP
oleh Kader: Balik bila
Kondisi
1. Edukasi Gaya Pemantauan Stabil
Hidup Sehat Rencanakan Pemantauan Bersama Kader
oleh Kader
2. Edukasi
Kepatuhan
Minum obat
3. Sweeping
Pasien yang 1. Pendataan dan pencatatan Pasien Rujuk Balik
tidak kontrol 2. Jadwalkan rencana Pemantauan
4. Sweeping Layanan Farmasi Obat PRB
3. Edukasi dan Infomasi terkait kondisi dan rencana
Pasien yang pemantauan
tidak patuh
minum obat

Kondisi stabil: GDP 80-130 mg/dl, GD 2PP < 180 mg/dl, HbA1c < 7% (waktu pemeriksaan tiap enam bulan sekali), Tekanan darah sistolik < 140 mmHg, Tekanan darah diastolik < 90 mmHg,
Kolesterol LDL < 100 (< 70 bila risiko KV sangat tinggi), Kolesterol HDL: Lak-laki > 40; Perempuan > 50, Tidak ada komplikasi akut dan/atau kronik yang membutuhkan tata laksana di FKTL,
pada DM terkontrol dengan insulin, dipastikan tersedia insulin di FKTP, bukan diabetes gestasional dan/atau diabetes tipe lain
Redistribusi Kepesertaan JKN di FKTP

31
Redistribusi kepesertaan JKN dari Puskesmas ke
FKTP lain
LATAR BELAKANG ❑ Amanat Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2018 Tentang Jaminan Kesehatan
❑ Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2022 Tentang Optimalisasi Pelaksanaan Program
Jaminan Kesehatan Nasional
❑ Mengisi Kebijakan Peraturan BPJS Nomor 4 Tahun 2019 tentang Pemindahan Peserta Jaminan Kesehatan di
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.
❑ Pemerataan kepesertaan di FKTP perlu dilakukan dengan tetap mempertimbangkan akses dan mutu pelayanan
Kesehatan serta mempertimbangkan ada tidaknya keberatan peserta itu sendiri untuk dipindahkan ke FKTP
lain.

PEMINDAHAN KEPESERTAAN JKN


FKTP yang memiliki
rasio peserta dan Perlu dilakukan pemberian informasi kepada Dinkes Prov/
nakes yang tidak Kab/Kota sehingga membuka wawasan secara utuh
ideal meningkatkan tentang pemindahan kepesertaan JKN
risiko beban kerja
tenaga Kesehatan yg Kemenkes sedang Menyusun “ RKMK Rasio Dokter dan
selanjutnya Dokter Gigi Terhadap Kepesertaan Jaminan Kesehatan
meningkatkan potensi Nasional di FKTP dalam rangka Peningkatan Akses dan
menurunnya kualitas Mutu Pelayanan Kesehatan
pelayanan Kesehatan
Pelaksanaan Redistribusi Kepesertaan JKN
di FKTP
1. 2. Fasilitasi Koordinasi 3. Proses 4. Proses
Sosialisasi dan Advokasi
Pemda bersama BPJS Penandatanganan Penandatanganan
Pelaksanaan Redistribusi
Kepesertaan JKN di FKTP Kesehatan Komitmen Kepala Komitmen Kepala
Kepada Pemerintah Daerah (Pusat/Kepwil/Cabang) Daerah Daerah

1. Kab. Bangli, Kab. Buleleng, Kab. Brebes Kab. Lampung Selatan,


2. Kota Palembang, Kab. OKI, Kab. Lampung Selatan, Kab.
Lampung Timur, Kota Metro, Kota Adm Jakarta Pusat, Kab. Kab. Bangli, Kab. Kab. Lampung Timur,
Subang, Kab. Karawang, Buleleng, Kab. Brebes Kab. Cilacap, Kota
3. Kota Bandung, Kab. Maros, Kab. Gowa, Kota Makassar Palembang, Kab. OKI,
4. Kab. Cilacap, Kab. Pemalang Kab. Subang
5. Kota Samarinda, Kab. Lampung Tengah

2022 - sekarang
Kab. Bangli, Kab.
5. Buleleng 6.
Seluruh Stakeholder terkait
(Kementerian Kesehatan, BPJS
Pelaksanaan Redistribusi Monitoring dan Kesehatan, Dinas Kesehatan,
Kepesertaan JKN di FKTP Evaluasi Asosiasi Faskes, Tentara
2023 Nasional Indonesia, Kepolisian
Dilaksanakan menunggu Negara Republik Indonesia
*Redistribusi kepesertaan JKN akan SK Direktur Utama BPJS
dilaksanakan oleh BPJS Kesehatan setelah Kesehatan
berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan
Kab/kota.
5
Penutup

34
Kesimpulan
1. Setiap orang dapat melalui tahapan kehidupannya dengan sehat
2. Diperlukan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang berkualitas, terstandar dan terintegrasi.
3. Integrasi Pelayanan Kesehatan di Puskesmas dengan FKTP lainnya didukung dengan pelaksanaan program redistribusi
kepesertaan JKN dari Puskesmas ke FKTP lain & penguatan kemampuan pelayanan di FKTP melalui Panduan Praktik
Klinis (PPK) dan Care Pathway
4. PPK bagi Dokter di FKTP disusun mengacu pada kondisi ideal terkait SPA kesehatan & pemeriksaan penunjang sesuai
standar dalam pedoman Tata laksana Penyakit & mempertimbangkan TACC untuk rujukan kasus dengan tingkat
kemampuan 4
5. Dalam mendukung target prioritas nasional, disusun berbagai strategi implementasi integrasi & kolaborasi FKTP dimana
Puskesmas berperan sebagai koordinator pembentukan jejaring kerja sama FKTP di wilayah kerjanya.
6. Klinik dan Tempat Praktik Mandiri Tenaga Kesehatan sebagai bagian fasyankes dan termasuk dalam jejaring
Puskesmas, dalam memberikan pelayanannya ke masyarakat harus berizin sesuai peraturan yang berlaku dan
teregistrasi di Kemenkes dimana akan memudahkan pemantauan program
7. Dalam rangka mendukung Transformasi Teknologi Kesehatan, Klinik dan Tempat Praktik Mandiri Tenaga Kesehatan
harus menyelenggarakan Rekam Medis Elektronik paling lambat 31 Desember 2023 dimana salah satu alternatifnya
dapat menggunakan SIMGOS KLINIK yang disiapkan Kemenkes

35

Anda mungkin juga menyukai