Anda di halaman 1dari 33

Transformasi

Kesehatan

Dr. L. Rizka Andalucia, Apt. MARS, MPharm.


Plt. Kepala Badan Kebijakan Pembangunan
Kesehatan
1
Kemenkes berkomitmen untuk melakukan transformasi sistem kesehatan
sebagai upaya memperbaiki sistem kesehatan di Indonesia
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan

Meningkatkan kesehatan Memperkuat sistem


Outcome
ibu, anak, keluarga Mempercepat perbaikan Memperbaiki Gerakan Masyarakat kesehatan &
RPJMN
berencana dan gizi masyarakat pengendalian penyakit Hidup Sehat (GERMAS) pengendalian obat dan
bidang
kesehatan reproduksi makanan
kesehatan

1 Transformasi layanan primer 2 Transformasi 3 Transformasi sistem


layanan rujukan ketahanan kesehatan
a b c d a b
Edukasi Pencegahan Pencegahan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Memperkuat
penduduk primer sekunder kapasitas dan akses dan mutu ketahanan sektor ketahanan
6 Penguatan peran
Penambahan Screening 14 penyakit kapabilitas layanan farmasi & alat tanggap darurat
kader, kampanye, penyebab kematian layanan primer sekunder & tersier kesehatan
kategori imunisasi rutin Jejaring nasional
dan membangun tertinggi di tiap Pembangunan RS di
utama menjadi 14 Revitalisasi jejaring Produksi dalam negeri surveilans berbasis
gerakan, sasaran usia, Kawasan Timur, lab, tenaga
antigen dan dan standardisasi 14 vaksin rutin, top 10
menggunakan screening stunting, & jejaring pengampuan cadangan tanggap
perluasan peningkatan ANC
layanan di
4 layanan unggulan,
obat, top 10 alkes by
platform digital dan Puskesmas, volume & by value. darurat, table top
cakupan di untuk kesehatan ibu & kemitraan dengan
tokoh masyarakat Posyandu, dan exercise
seluruh Indonesia. bayi. world’s top healthcare kesiapsiagaan krisis.
kunjungan rumah
centers.

4 Transformasi sistem 5 Transformasi SDM 6 Transformasi teknologi


pembiayaan kesehatan Kesehatan kesehatan
Regulasi pembiayaan kesehatan Penambahan kuota mahasiswa, Pengembangan dan pemanfaatan teknologi,
dengan 3 tujuan: tersedia, cukup, dan beasiswa dalam & luar negeri, digitalisasi, dan bioteknologi di sektor kesehatan.
berkelanjutan; alokasi yang adil; dan kemudahan penyetaraan nakes
pemanfaatan yang efektif dan efisien. a Teknologi informasi b Bioteknologi
lulusan luar negeri.

2
1
Kurangnya akses ke
layanan primer

3
Revitalisasi struktur dan jejaring layanan kesehatan primer serta
laboratorium kesehatan masyarakat
5 tingkatan fasilitas layanan primer 5 tingkatan labkesmas, merujuk pada
standar WHO
Tingkatan kelembagaan Target jangkauan Jumlah lab

514 Kabupaten / LABORATORIUM NASIONAL


Rumah Sakit
Kota
5 2
Lab Nasional Prof. dr. Sri Oemiyati dan B2PVRP

LABORATORIUM REGIONAL
Puskesmas 7,230 Kecamatan 4 12
BBTKL, BBLK, EKS BALAI LITBANGKES

~85,000 Desa / LABKESDA PROVINSI


Posyandu Prima 3 28
Kelurahan Labkesda Prov & Eks Loka Litbangekes

Posyandu ~300,000 Dusun / 2 LABKESDA KAB/KOTA 234


RT/RW

Kunjungan Rumah ~273.5 juta 1 LABORATORIUM PUSKESMAS 10.292


penduduk

4
Paket layanan di Puskesmas, Posyandu Prima dan Posyandu
Sasaran Delivery Unit
Masalah Posyandu Posyandu Prima Puskesmas
Kesehatan (Dusun / RT/RW) (Desa / Kelurahan) (Kecamatan)
Ibu hamil, 1. Kelas ibu hamil, edukasi, senam, sharing session dan 1. ANC (K2,K3, K4, K6) 1. ANC (6x + USG oleh dokter)
bersalin, nifas TTD 2. Kelas ibu hamil 2. Kelas ibu hamil
2. Edukasi gizi seimbang dan PMT pemulihan 3. Edukasi dan PMT 3. Pemantauan gizi, asupan,edukasi, PMT
4. Pelayanan nifas 4. Persalinan normal dan rujukan
5. Pelayanan nifas
Bayi dan 3. Kunjungan neonatal MTBM, edukasi, konseling 5. Kunjungan neonatal MTBM, edukasi, konseling 6. Kunjungan neonatal MTBM, edukasi, konseling
anak pra- 4. Pemantauan tumbuh kembang (termasuk BBLR) 6. Pemantauan tumbuh kembang (termasuk BBLR) 7. Pemantauan tumbuh kembang (termasuk BBLR)
sekolah 5. Imunisasi 7. Pemantauan gizi buruk 8. Imunisasi
6. Pemberian vit A & obat cacing 8. Imunisasi 9. Penanganan balita dengan masalah gizi
7. Edukasi pemberian MT 9. MTBS 10. Pembangilan dan pengiriman sampel SHK
11. MTBS
Usia sekolah 8. Edukasi 10. Fasilitasi kegiatan UKS dan posyandu remaja 12. Fasilitasi kegiatan UKS
dan remaja 9. Penjaringan usia sekolah non formal (termasuk 13. Penjaringan (termasuk imunisasi rutin lanjutan(
imunisasi rutin lanjutan) 14. PKPR
Usia produktif 10. Skrining PTM (hipertensi, DM) 11. Skrining PTM (hipertensi, DM) 15. Skrining PTM (hipertensi, DM)
dan lansia 11. Skrining PPOK 12. Skrining kanker 16. Skrining jantung dan stroke
12. Skrining obesitas 13. Skrining PPOK 17. Skrining kanker
13. Skrining TBC 14. Skrining obesitas 18. Skrining PPOK
14. Skrining masalah jiwa 15. Skrining TBC 19. Skrining obesitas
15. Skrining layak hamil 16. Skrining masalah jiwa 20. Skrining TBC
16. Pelayanan KB 17. Skrining layak hamil 21. Skrining masalah jiwa
18. Pelayanan KB 22. Skrining kebugaran
23. Skrining layak hamil
24. Pelayanan KB
25. Pemeriksaan geriartti
Layanan lain 19. Pengobatan umum 26. Pengobatan umum
20. Farmasi 27. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
28. Laboratorium
29. Farmasi
30. Gawat darurat
31. Rawat inap

5
Paket layanan dan pemeriksaan di tiap tingkatan Labkesmas
Delivery Unit
Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3 Tingkat 4 Tingkat 5
Puskesmas Kab/Kota Provinsi Regional Nasional

Infrastruktur BSL 3, Biorepository Sistem, Galeri


Non BSL BSL 2 BSL 2 BSL 2
Laboratorium Diseminasi

Pemeriksaan 1. RDT : 11 parameter 1. RDT : 11 parameter (Penyakit 1. Mikroskopik: 7 parameter 1. Mikroskopik: 7 parameter 1. Semua Pemeriksaan Lab tingkat 4
dan Teknologi (Penyakit menular, menular, kehamilan dan penyakit infeksi penyakit infeksi 2. Kultur : virus, parasite dan semua
kehamilan dan golongan golongan darah) 2. Haematologi Analyser: 17 2. Haematologi Analyser: 17 kulturabel bakteri,
darah) 2. Mikroskopik: 7 parameter parameter parameter 3. Immunologi (Elisa, Multiplex Elisa):
2. Mikroskopik: 7 parameter penyakit infeksi 3. Kimia Darah: 16 parameter 3. Kimia Darah: 26 parameter human pathogen, zoonosis
penyakit infeksi 3. Haematologi Analyser: 9 4. Urine Analyzer: 12 parameter 4. Urine Analyzer: 12 parameter 4. Biomolekular:
3. Haematologi Analyser: 9 parameter 5. Kultur : 9 parameter (bakteri 5. Kultur : 12 parameter (bakteri 5. Pemeriksaan PCR (Covid-19 dan
parameter 4. Kimia Darah: 15 parameter termaasuk aerosol bacteria) termasuk aerosol bacteria, 23 penyakit berpotensi wabah) ,
4. Kimia Darah: 13 parameter 5. Urine Analyzer: 12 parameter 6. Immunologi (elisa) : 8 parameter parasite ) Xpert TB,HBV DNA, VL HIV,
5. Urine Analyzer: 9 6. Kultur : 5 parameter (bakteri) termasuk SHK 6. Immunologi (elisa) : 23 parameter Ricketsia, antrax, leptospira
parameter 7. Immunologi (elisa) : 4 parameter 7. Biomolekular: Pemeriksaan PCR termasuk SHK 6. Pemeriksaan laboratorium
6. Lingkungan: Parameter 8. Biomolekular: Pemeriksaan PCR (Covid-19 dan 23 penyakit 7. Biomolekular: Pemeriksaan PCR penyakit Zoonosis
fisik air, udara, (Covid-19 dan 23 penyakit berpotensi wabah), Xpert TB,HBV (Covid-19 dan 23 penyakit 7. Kapasitas khusus: uji netralisasi utk
pemeriksaan jentik berpotensi wabah) , Xpert TB,HBV DNA, VL HIV, Ricketsia, antrax, berpotensi wabah), Xpert TB,HBV uji klinis vaksin, karakterisasi strain;
DNA, VL HIV leptospira DNA, VL HIV, Ricketsia, antrax, Uji Validasi Pasca Pemasaran
9. Toksikologi: 9 parameter 8. Toksikologi: 13 parameter leptospira, virus zoonosis (dengue, (Post Marketing) Reagen Covid-
10. Lingkungan: Parameter fisik air, 9. Lingkungan: Parameter fisik air, JE,hanta), bateri pada reservoir 19, Reagen HIV, Hep B, Hep C,
udara, pemeriksaan jentik, udara, pemeriksaan jentik (leptospira tikus Sifilis, Malaria;
penangkapan nyamuk. Dan tikus. 10. Kimia Lingkungan (AAS, Spectro 8. Toksikologi: 13 parameter 8. Kapasitas khusus: Uji insektisida
Mikroskop untuk identifikasi vector dan UV vis) : 31 parameter 9. Lingkungan: Parameter fisik air, 9. Advance Biomolekular: Sanger
serta set alat identifikasi tikus. 11. Mikrobiologi Lingkungan: 7 udara, pemeriksaan jentik sequencing, WGS, Hightroughput
11. Kimia Lingkungan: 24 parameter parameter 10. Kimia Lingkungan (AAS, Spectro WGS, Analisis bioinformatic
12. Mikrobiologi Lingkungan: E.coli 12. Pemantauan Limbah cair: 10 dan UV vis) : 57 parameter
dan Coliform parameter 11. Tanah: 41 parameter
13. Pemantauan Limbah cair: 10 13. Vektor dan Resrvoir: Deteksi 12. Mikrobiologi Lingkungan: 7
parameter malaria pada nyamuk, deteksi parameter
14. Vektor dan Resrvoir virus dengue pada nyamuk, 13. Pemantauan Limbah cair: 10
15. Keamanan pangan: Mikrobiologi deteksi leptospirosis pada tikus parameter
(6 parameter) dan Kimia (5 14. Keamanan pangan: Mikrobiologi 14. Vektor dan Reservoir: Deteksi
parameter) (6 parameter) dan Kimia (21 malaria pada nyamuk, deteksi
parameter) virus dengue pada nyamuk,
15. Biomarker: 9 parameter deteksi leptospirosis pada tikus
15. Keamanan pangan:Mikrobiologi
(6 parameter) dan Kimia (21
parameter)
16. Biomarker: 9 parameter
17. Sequencing dan WGS

6
Program utama penguatan upaya
preventif di layanan primer

Imunisasi rutin: Peningkatan kesehatan ibu


Perluasan deteksi dini dan anak
dari 11 menjadi 14 jenis vaksin
BCG, DPT-Hib, Hep B, MMR/MR, Screening penyakit penyebab Pemantauan tumbuh kembang anak
Polio (OPV-IPV), TT/DT/td, JE, HPV, kematian tertinggi di setiap sasaran di Posyandu dengan alat
PCV, Rotavirus usia: antropometri terstandar
• Hipotiroid kongenital
Kanker Serviks merupakan satu- • Thalasemia
satunya kanker yang bisa dicegah • Anemia Pemeriksaan kehamilan (ANC) dari 4
dengan imunisasi Human • Stroke kali menjadi 6 kali, termasuk 2 kali
• Serangan jantung USG dengan dokter pada trimester 1
Papillomavirus (HPV) • Hipertensi dan 3
Pneumonia dan diare merupakan • Penyakit paru obstruksi kronik
2 dari 5 penyebab tertinggi • Tuberkulosis
• Kanker paru
kematian balita di Indonesia* yang
• Hepatitis
dapat dicegah dengan imunisasi • Diabetes
(PCV dan Rotavirus) • Kanker payudara
• Kanker serviks
• Kanker usus
7
2
Kurangnya kapasitas
pelayanan rujukan di
rumah sakit

8
Layanan jantung sesuai kompetensi belum merata di Indonesia
Saat ini hanya ada 40 RS yang mampu melayani cathlab dan hanya 10 RS yang mampu melakukan bedah jantung terbuka

Maluku Utara
Aceh Kalimantan Utara RSUD Chasan Boesoirie
RSUD Dr. Zainoel Abidin RSUD Tarakan

Kalimantan Timur Sulawesi Utara


Sumatera Utara RSUP RD Kandou
RSUP Adam Malik RSUD Wahab Sjahranie
RSU Haji Medan RSUD Kanujoso D
Kalimantan Barat
Gorontalo
RSUD Soedarso Sulawesi Barat
Riau RSUD Aloei Saboe
RSUD Sulawesi Barat
RSUD Arifin Achmad Papua Barat
Sumatera Barat RSUD Kab Sorong
RSUP M Djamil
Kep. Riau
RSUD Raja Ahmad Tabib
Sulawesi Tengah Papua
Bengkulu RSUD Embung Fatimah
RSUD Undata Palu RSU Jayapura
RSUD M Yunus

Kep. Bangka Belitung


Jambi RSUD Ir Soekarno
RSUD Raden Mattaher
Sulawesi Tenggara
Kalimantan Tengah Maluku
RSUD Bahteramas
RSUD Dorys Sylvanus RSUP J Leimena
Sumatera Selatan RSJPD Oputa Yi Koo
RSUP M Hoesin Sulawesi Selatan
Kalimantan Selatan
RSUD Ulin Banjarmasin RSUP Wahidin
Sudirohusodo
Lampung Banten
RSUD Abdoel Moeloek RSUD Kab. Tangerang
Jawa Barat
DKI Jakarta RSUP Hasan Sadikin Jawa Timur
RSJPD Harapan Kita RSUD Gunung Jati RSUP Soetomo
RSCM RSUD Saiful Anwar
Jawa Tengah NTB
RSUP Fatmawati RSUD Soebandi
RSUP Kariadi RSUD NTB
RSUP Persahabatan RSUD Sidoarjo
RSUD Tarakan RSUD Moewardi RSUD Ibnu Sina Mampu cathlab
RSUD Pasar Rebo RSUD Soeselo Slawi RSUD Iskak Tulungagung NTT Mampu cathlab & bedah jantung terbuka
RSUD Prof WZ Johanes
DI Yogyakarta Mampu penanganan jantung komprehensif dan
RSUP Sardjito
Bali
RSUP Sanglah 9
mutakhir
1. Jantung

Saat ini, pusat layanan yang Contoh: Waktu antrian layanan Jantung
sedikit menyebabkan antrian No Nama Rumah Lokasi Waktu Kasus Bedah
layanan yang panjang Sakit Tunggu
(# bulan)
(# pasien)

Sebaran RS dengan Layanan Bedah Jantung Anak 1 RSJPD Harapan Jakarta


Kita
• Anak belum 36 2727
ditentukan
• Vaskuler 12 50
Kalimantan Timur Dewasa
RSUD Abdul Wahab Sjahranie
• Kompleks Anak 9 133
• Simpel Anak 3 73
• CABG Dewasa 0-1 43

Sumatera Selatan 2 RSUP dr. Cipto Jakarta 5-12 300


RSUP M. Hoesin Mangukusumo
3 RSUP Sardjito Yogyakarta 12 200
Jawa Tengah
RSUP Kariadi Sulawesi Selatan
RSUP Wahidin 4 RSUP Dr. M Sumatera 12 150
DKI Jakarta
Sudirohusodo
RSUP dr Cipto Hoesin Selatan
Mangunkusumo
Jawa Timur 5 RSUP Hasan Jawa Barat 4-5 250
RSUP Jantung
Harapan Kita
RSUD dr Sadikin
Soetomo
6 RSUP Kariadi Jawa 4 250
DI Yogyakarta Tengah
RS Dr. Sardjito
7 RSUD Wahab Kalimantan 4-6 150
Sjahranie Timur

Sumber: Data RSJPDHK

10
3. Stroke

Masih banyak daerah tanpa akses ke RS dengan layanan stroke;


sebaran RS belum merata
Pemetaan RS dengan layanan stroke di Indonesia

RSUD Zainal
Abidin
RS Arifin
Achmad RS Kandou
RSUD Adam
Malik
RS M Hosein RS Jayapura

RS M Djamil
RS Abdul
Moeloek

RSUD M Raden
RSHS
Mahatter
RSUD
RS PON Moewardi RS Soetomo

RS Wahidin
RSCM

RS Fatmawati RSUD Mataram


RSUD Saiful
RS CAM Bekasi RS Kariadi Anwar
RSUP Sanglah
RS Sarjito

Sumber: RS Pusat Otak Nasional 11


2. Kanker

Fasilitas dan SDM untuk


kemoterapi & radioterapi juga
masih terbatas
Pemetaan layanan kemoterapi Pemetaan layanan radioterapi

Memliliki Layanan Kemoterapi Memliliki Layanan Radioterapi


Belum memiliki Layanan Kemoterapi Belum memiliki Layanan Kemoterapi

Sumber: Perhompedin, PORI (Januari 2022) 12


1. Jejaring RS dan Fasilitas

Program jejaring rujukan mengelompokkan RS menjadi Madya, Utama,


dan Paripurna, di mana masing-masing memiliki kapabilitas yang
berbeda

RS Madya RS Utama RS Paripurna

Jantung  Mampu diagnostik invasif dan  Mampu melakukan bedah  Mampu melakukan pelayanan
intervensi non-bedah, misal jantung terbuka dan bedah bedah dan intervensi non-
dan Stroke
pasang ring dan syaraf terbuka/clipping bedah jantung dan saraf
trombektomi/coiling advanced

 Mampu melakukan bedah  Mampu melakukan terapi  Mampu melakukan terapi


Kanker tumor dasar dan kemoterapi radiasi, bedah kanker stadium kanker komprehensif dan
lanjut, dan kemoterapi mutakhir, misal microsurgery,
proton therapy

 Mampu melayani hemodialisis  Mampu melayani hemodialisis  Mampu melakukan


Ginjal dan CAPD dengan teknik khusus transplantasi ginjal
 Mampu melakukan terapi batu  Mampu skiring calon  Mampu pelayanan bedah
saluran kemih dewasa dengan transplantasi ginjal kelainan kongenital ginjal
teknik invasif minimal
 Mampu terapi keganasan
 Mampu skrining dan diagnosis urologi
keganasan urologi

13
Pemerataan layanan rujukan melalui optimalisasi jejaring RS nasional
untuk 4 penyakit tersebut ditargetkan mencapai 100% kab/kota di 2027
ILUSTRATIF

Percepatan peningkatan cakupan


pelayanan RS rujukan untuk 4
penyakit katastrofik utama,
dengan visi:
• 34 provinsi memiliki minimal 1 RS
tingkat Paripurna / Utama
• 514 kab/kota memiliki minimal 1
RS tingkat Madya*

Target
50% kabupaten/kota sebelum 2025 dan
50% 100%
100% sebelum 2028 2022 2024 2027

*baru 507 Kab/kota yang sudah memiliki RSUD


14
3
Ketahanan kesehatan
yang masih lemah

15
Kita masih banyak bergantung pada
impor dan teknologi hasil riset di
negara maju

90%
bahan baku obat diimpor1
88% r

transaksi alat kesehatan tahun


0,2%
total PDB digunakan untuk
2019-2020 diimpor penelitian dan
pengembangan. Angka ini
rendah dibandingkan dengan
Amerika Serikat (2,8%) and
Singapura (1,9%)

1. Data Kementerian Kesehatan, 2021

Sumber: Kementerian Kesehatan 16


Strategi kemandirian farmasi, alat kesehatan, dan respon darurat
2022 2023 2024 2025
Vaksin 1. Measles
3. Hep B
4. Rotavirus
2. Rubella 5. HPV 7. IPV
3. Rotavirus 6. PCV 8. JE
Produksi 7 dari 14 jenis antigen vaksin program dan TBC 4. TBC

m-RNA vaccine Viral vector vaccine


Penguasaan teknologi viral-vector dan nucleic acid based
Transfer teknologi dari B2B, organisasi internasional, dan kooperasi multilateral

Obat
Insulin
1. Candesartan 3. Amlodipine 5. Cefixime
2. Bisoprolol 4. Lansoprazole 6. Ceftriaxone
Produksi 6 dari 10 bahan baku obat konsumsi terbesar
Derivat Plasma (Albumin,
EPO, Insulin, m-Ab IVIg, F-VIII), m-Ab
m-Ab (Tocilizumab),
Produksi produk biologi dan derivat plasma (Bevacizumab), Stem
HyFC-EPO
(Adalimumab,
Cell Rituximab, PD-1), R-
Insulin

Alat Kesehatan
TKDN Alkes
Peningkatan belanja dalam negeri untuk 16 dari 19 alkes
terbesar by value & volume produksi dalam negeri 1. CT Scan
2. Endoskopi
3. MRI
Produksi alkes berteknologi tinggi (3 dari 19)

Respon Darurat
Pelatihan dan Tim Emergency
Mulai kerja sama
sertifikasi Response terbentuk
Tim kegawatdaruratan medis teregistrasi dan terlatih; 17

17
Tenaga cadangan untuk
kesiapsiagaan menghadapi krisis kesehatan
Tenaga cadangan berasal dari partisipasi masyarakat aktif, baik langsung atau melalui institusi/organisasi
yang sewaktu-waktu dapat diaktifkan ketika terjadi krisis

Sebelum
Identifikasi dan registrasi tenaga cadangan
Krisis
Kesehatan Registrasi dilakukan bagi masyarakat yang bersedia menjadi
tenaga cadangan sesuai identifikasi kebutuhan.
(contoh: Pramuka, Palang Merah Remaja, serta mahasiswa).

Pembinaan tenaga cadangan


Pembinaan diberikan untuk dapat memperlengkapi para tenaga
cadangan dengan keterampilan yang diperlukan saat terjadi krisis
kesehatan (contoh: memberikan bantuan dasar hidup,
melakukan triase).

Saat Koordinasi dan mobilisasi tenaga cadangan ketika


Krisis terjadi krisis kesehatan
Kesehatan Koordinasi dan mobilisasi pada skala kabupaten/kota, provinsi,
maupun nasional harus dapat dilakukan dengan cepat ketika
terjadi krisis kesehatan.

18
4
Pembiayaan
kesehatan yang
masih belum efektif

19
Biaya kesehatan secara global terus meningkat lebih tinggi dari
pertumbuhan ekonomi
Peningkatan belanja kesehatan Indonesia telah melampaui pertumbuhan GDP

Indonesia China Singapore


2,000 1,500 HC Spend 600
HC Spend
GDP HC Spend
Income 1,000 400
1,000 Income GDP
GDP Income
500 200

0 0 0
2000 2005 2010 2015 2020 2000 2005 2010 2015 2020 2000 2005 2010 2015 2020

India Thailand Australia

1,000 GDP 600 600


HC Spend HC Spend
HC Spend
Income 400 400 GDP
GDP Income
500 Income
200 200

0 0 0
2000 2005 2010 2015 2020 2000 2005 2010 2015 2020 2000 2005 2010 2015 2020

Notes: Index 100 at 1995, based on local currencies; Income = Personal Disposable Income

Source: WHO; EIU (Feb 2021); BCG analysis 20


Penambahan belanja kesehatan tidak selalu menjamin peningkatan
usia harapan hidup masyarakat pola ideal
pola yang perlu dihindari
Angka harapan hidup (2019)

Jepang
84,2 tahun; Amerika Serikat
80 Kuba $4.360/kapita 78,5 tahun,
77,7 tahun,
$10.921/kapita
$1.031/kapita

Indonesia
71,3 tahun,
$120/kapita
60

40

20

0
0.0 2,000.0 4,000.0 6,000.0 8,000.0 10,000.0 12,000.0

Current Health Expenditure (CHE) per kapita dalam US$ (2019)

Sumber: WHO, Bank Dunia 21


Transformasi pembiayaan kesehatan untuk memastikan pembiayaan
yang cukup, adil, efektif dan efisien

1 National Health Account (NHA)


• Mempercepat produksi NHA dari T-2 menjadi T-1 agar
dapat digunakan untuk penajaman perencanaan dan
4 Konsolidasi Pembiayaan Kesehatan
A. Konsolidasi Pembiayaan Kesehatan Pusat dan Daerah
intervensi pembiayaan kesehatan, seperti • Penerapan insentif Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
meningkatkan efisiensi pembiayaan melalui Asuransi kepada tenaga kerja kesehatan untuk meningkatkan
Kesehatan Tambahan (AKT) pelayanan promotif dan preventif, sebesar 7,5% dari Biaya
Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas 2022 dan 15%

2 Health Technology Assessment (HTA)


• Meningkatkan penerapan HTA guna menjamin kendali
mutu dan biaya berbasis bukti untuk pelayanan
dari BOK Puskesmas 2023
B. Konsolidasi Pembiayaan Kesehatan JKN dan Swasta
• Pengenaan selisih biaya bagi peserta yang ingin naik kelas
kesehatan yang lebih efektif dan efisien
perawatan & rawat jalan eksekutif (coordination of benefit)
• Upaya pengendalian dari sisi peserta melalui urun biaya
Annual Review Tariff

3
pada pelayanan yang dijamin dengan kategori
• Utilization review untuk mengendalikan sejumlah
layanan JKN, seperti sectio cesaria berpotensi moral hazard (cost sharing)
• Penyesuaian tarif Indonesia Case Based Groups (INA-
CBGs) yang fokus pada pemenuhan hak peserta dan
harga layak (keekonomian)
• Review kapitasi BPJS agar jasa pelayanan di Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama dapat lebih efektif, efisien
dan berbasis kinerja

22
5
SDM Kesehatan yang
masih kurang dan
tidak merata

23
Peningkatan kuota mahasiswa per dosen (1:3 menjadi 1:5)
dan peningkatan jumlah dosen (2x) dapat mempercepat
pemenuhan kebutuhan spesialis hingga 3-4x lipat
xx Top 3 kekurangan spesialis

Kekurangan Kuota di FK Jangka pemenuhan, tahun


SDM untuk Takeaways
Program spesialis Baru (1:5,
kebutuhan Baru (1:5, dosen
Saat ini Saat ini dosen 2x Dengan skema terbaik pun,
nasional 2x lipat)
20221 lipat) masih membutuhkan
hingga 8 tahun untuk
Ilmu Penyakit Jantung
1.282 180 601 11 5
memenuhi kebutuhan
dan Pembuluh Darah spesialis
Saraf/ Neurologi 617 149 498 7 4

Obstetri Ginekologi 3.9412 234 782 36 8 Gap tertinggi:


• Obstetri Ginekologi
Ilmu Kesehatan Anak 3.662 259 865 26 8
• Ilmu Kesehatan Anak
Ilmu Penyakit Dalam 2.581 280 935 23 6 • Ilmu Penyakit Dalam

Ilmu Bedah 2.378 245 818 17 6

Anestesi dan Terapi Intensif 2.476 199 665 24 7

Radiologi 838 117 391 13 5

Patologi Klinik 977 109 364 18 6

1berdasarkan target rasio Bappenas dan Permenkes 56/2014; untuk seluruh RS stratifikasi dasar, madya, utama, dan paripurna 24
2kekurangan 0,13/1.000 Wanita Usia Subur (Dit Perencanaan)
Khusus untuk layanan jantung dan stroke, perlu fokus pada
pemenuhan Sp1 dg Intervensi, Sp.JP/Sp.PD KKV, dan Sp.An KAKV
Pemetaan needs dan supply SDM layanan jantung dan stroke
Standar Kebutuhan Perhitungan kekurangan1 Estimasi
Kuota/
Jenis SDM pemenu
M U P tahun
M U P M U P Total han
(267) (34) (18)

JANTUNG2 Simpulan dan tindak


Sp.Jantung & Pembuluh (JP) 180 lanjut
1 3 8 267 102 120 102 20 13 135 1 tahun
Sp.PD-KKV 10
1 4 spesialis dengan
Sp.BTKV 2 4 68 60 49 29 78 20 4 tahun
kekurangan terbesar adalah
Sp.JP-Intervensi 25
1 3 6 267 102 90 242 54 34 330 13 tahun • Sp.JP Intervensi/Sp.PD KKV
Sp.PD-KKV-Intervensi 2
Intervensi
Sp.An KAKV 1 6 34 90 26 60 86 24 4 tahun • Sp. S Neurointervensi/ Sp.
Sp.An KIC 2 6 68 90 40 38 78 54 2 tahun BS Neurovaskular/ Sp. Rad
STROKE3
Intervensi
• Sp.JP/Sp.PD KKV
Sp.Saraf 1 3 4 267 102 64 51 16 7 74 149 1 tahun
• Sp.An KAKV
Sp.Bedah Saraf 1 1 34 16 4 2 6 16-64 1 tahun

Ahli Neurointervensi 2 Perlu prioritisasi pemenuhan


Sp. S Neurointervensi/ Sp. BS 1 1 2 267 34 32 245 17 0 262 28 10 tahun Sp Sp.JP Intervensi/Sp.PD KKV
Neurovaskular/ Sp. Rad Intervensi
Intervensi/Sp. S
Sp. BS (K) Neurovaskular Neurointervensi, Sp.JP/Sp.PD
1 1 34 16 24 4 28 8 4 tahun
Sp. BS Fellow Neurovaskular KKV, dan Sp.An KAKV

Not applicable Belum ada fellowship xx Jumlah kekurangan xx Pemenuhan >2 tahun

1Berdasarkan
25
kebutuhan RS madya, utama, dan paripurna tahap 1; 2Jumlah RS Paripurna jantung = 15 RS; 3Jumlah RS Paripurna stroke = 16 RS
Khusus untuk layanan kanker, perlu fokus pada pemenuhan
Sp.PD-IFO, Sp. B Fellow Onk, dan Sp. OG Fellow Onk
Pemetaan needs dan supply SDM layanan kanker

Standar Kebutuhan Perhitungan kekurangan1


Estimasi
Kuota/
Jenis SDM pemenu
tahun
M U P han
M U P
(267) (34) (18)
M U P Total
Simpulan dan tindak
KANKER2 lanjut
Sp.B(K)Onk 1 1 34 15 7 0 7 50 1 tahun
1 3 spesialis dengan
Sp.B Fellow Onk 1 267 267 267 0 kekurangan terbesar
Sp.OG(K)Onk 1 1 34 15 16 0 16 10 2 tahun
adalah

Sp.OG Fellow Onk 1 267 267 267 0


• Sp.B Fellow Onk
• Sp.OG Fellow Onk
Sp.Paru(K)Onk 1 1 34 15 28 6 34 14-24 2 tahun
• Sp.PD - IFO
Sp.PD KHOM 1 1 34 15 18 0 18 16 2 tahun

SpPD – IFO 1 267 263 263 120 3 tahun


2 Perlu prioritisasi
Sp.A(K)HOM 1 1 34 15 28 6 34 16 3 tahun pemenuhan Sp.PD-
Sp.Kedokteran Nuklir (KN) 1 1 34 15 29 6 35 14-20 3 tahun IFO, Sp.B Fellow Onk
dan Sp.OG Fellow
Sp.Onkologi Radiasi 1 34 21 21 14 2 tahun
Onk

Not applicable Belum ada fellowship xx Jumlah kekurangan xx Pemenuhan >2 tahun
26
1Berdasarkan kebutuhan RS madya, utama, dan paripurna tahap 1; 2Jumlah RS Paripurna kanker = 15 RS
Khusus untuk layanan uronefrologi, perlu fokus
pada pemenuhan Sp.U dan Sp.PD mahir dialisis
Pemetaan needs dan supply SDM layanan uronefrologi

Standar Kebutuhan Perhitungan kekurangan Estimasi


Kuota/
Jenis SDM pemenu
M U P tahun
M U P M U P Total han
(267) (34) (18)
Simpulan dan tindak
URO-NEFROLOGI2 lanjut
Sp.Urologi 1 2 3 267 68 42 196 22 2 220 50-66 5 tahun
1 3 spesialis dengan
Sp.U Fellow Transplantasi 1 14 12 12 24 1 tahun kekurangan terbesar
Sp.U (K) / Fellow Onkologi 1 1 34 14 29 4 33 18 2 tahun adalah
Sp.U (K) / Fellow Pediatrik 1 1 34 14 33 4 37 16 3 tahun • Sp.U
• Sp.PD mahir
Sp.PD KGH 1 2 34 28 13 0 13 72 1 tahun
dialisis
Sp.A (K) Nefrologi 1 2 34 28 30 11 41 9 5 tahun • Sp.A (K) nefrologi
Sp.A Fellow Dialisis 1 34 33 33 12 3 tahun
2 Perlu prioritisasi
Sp.PD mahir dialisis 1 267 133 133 120-240 2 tahun pemenuhan Sp.U
dan Sp.PD mahir
dialisis

Not applicable Belum ada fellowship xx Jumlah kekurangan xx Pemenuhan >2 tahun
27
1Berdasarkan kebutuhan RS madya, utama, dan paripurna tahap 1; 4Jumlah RS Paripurna uro-nefro = 14 RS
Skema Academic Health System
dalam upaya pemenuhan dan
pemerataan tenaga kesehatan

FK yang lebih baik mengampu FK


Fakultas RS Pendidikan 1
Kedokteran
lainnya.

RS pendidikan mengampu RS
2 lainnya untuk menjadi RS
pendidikan.

3 FK memperluas jejaring RS
pendidikannya.

RS RS RS Faskes
FK Lainnya
Khusus Daerah Swasta Lain

28
6
Minimnya integrasi
teknologi kesehatan
dan regulasi inovasi
bioteknologi

29
Berbagai tantangan data dan sistem kesehatan

Terdapat 400+ aplikasi Tidak adanya


kesehatan milik pemerintah standar format dan
yang belum saling 1 5 kamus data
terintegrasi interoperabilitas

Beberapa data yang sama Ketidakseragaman


dikumpulkan oleh metadata menyebabkan
sistem/aplikasi yang 2 4 interoperabilitas sulit
berbeda-beda dilakukan

3
Sistem / Aplikasi milik developer Health
Information System belum terintegrasi
dengan ekosistem layanan kesehatan
Indonesia
30
BGSi sebagai katalis kolaborasi multi-stakeholder
Investasi, kerjasama untuk pengembangan produk kesehatan dan perbaikan layanan kesehatan

Ekosistem Bioteknologi Kesehatan

BGSi Headquarter Pengobatan yang presisi

Diagnostik molekuler
Universitas Donor
Biobank Registry Bioinformatics

Terapi baru
Spesimen biologi & Data

Komunitas Machine Learning & AI untuk


Farmasi
keputusan klinis
Diabetes Cancer TB
Layanan kesehatan
berbasis data
Penyedia layanan
Rare disease Stroke Beauty &
Wellness kesehatan Manajemen pasien sesuai penanda
Startup Hubs
Startup genetik
Proposal review, evaluation, agreement, project management 31
R&D collaboration
Bersama kita dapat
membangun
Indonesia yang lebih
kuat dan sehat

33
ß

34

Anda mungkin juga menyukai