Anda di halaman 1dari 43

Transformasi

Kesehatan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia


13 Desember 2022 1
Kemenkes berkomitmen untuk melakukan transformasi sistem kesehatan
sebagai upaya memperbaiki sistem kesehatan di Indonesia
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan

Meningkatkan kesehatan Memperkuat sistem


Outcome
ibu, anak, keluarga Mempercepat perbaikan Memperbaiki Gerakan Masyarakat kesehatan &
RPJMN
berencana dan gizi masyarakat pengendalian penyakit Hidup Sehat (GERMAS) pengendalian obat dan
bidang
kesehatan reproduksi makanan
kesehatan

1 Transformasi layanan primer 2 Transformasi 3 Transformasi sistem


layanan rujukan ketahanan kesehatan
a b c d a b
Edukasi Pencegahan Pencegahan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Memperkuat
penduduk primer sekunder kapasitas dan akses dan mutu ketahanan sektor ketahanan
6 Penguatan peran
Penambahan Screening 14 penyakit kapabilitas layanan farmasi & alat tanggap darurat
kader, kampanye, layanan primer sekunder & tersier kesehatan
kategori imunisasi rutin penyebab kematian Jejaring nasional
dan membangun tertinggi di tiap Pembangunan RS di
utama gerakan,
menjadi 14
sasaran usia,
Revitalisasi jejaring
Kawasan Timur,
Produksi dalam negeri surveilans berbasis
antigen dan dan standardisasi 14 vaksin rutin, top 10 lab, tenaga
menggunakan screening stunting, & jejaring pengampuan cadangan tanggap
perluasan peningkatan ANC
layanan di
4 layanan unggulan,
obat, top 10 alkes by
platform digital dan Puskesmas, volume & by value. darurat, table top
cakupan di untuk kesehatan ibu & kemitraan dengan
tokoh masyarakat Posyandu, dan exercise
seluruh Indonesia. bayi. world’s top healthcare kesiapsiagaan krisis.
kunjungan rumah
centers.

4 Transformasi sistem 5 Transformasi SDM 6 Transformasi teknologi


pembiayaan kesehatan Kesehatan kesehatan
Regulasi pembiayaan kesehatan Penambahan kuota mahasiswa, Pengembangan dan pemanfaatan teknologi,
dengan 3 tujuan: tersedia, cukup, dan beasiswa dalam & luar negeri, digitalisasi, dan bioteknologi di sektor kesehatan.
berkelanjutan; alokasi yang adil; dan kemudahan penyetaraan nakes
pemanfaatan yang efektif dan efisien. a Teknologi informasi b Bioteknologi
lulusan luar negeri.

2
1
Kurangnya akses ke
layanan primer

3
Revitalisasi struktur dan jejaring layanan kesehatan primer serta
laboratorium kesehatan masyarakat
5 tingkatan fasilitas layanan primer 5 tingkatan labkesmas, merujuk pada
standar WHO
Tingkatan kelembagaan Target jangkauan Jumlah lab

514 Kabupaten / LABORATORIUM NASIONAL


Rumah Sakit
Kota
5 2
Lab Nasional Prof. dr. Sri Oemiyati dan B2PVRP

LABORATORIUM REGIONAL
Puskesmas 7,230 Kecamatan 4 12
BBTKL, BBLK, EKS BALAI LITBANGKES

Posyandu Prima ~85,000 Desa / 3


LABKESDA PROVINSI
28
Kelurahan Labkesda Prov & Eks Loka Litbangekes

Posyandu ~300,000 Dusun / 2 LABKESDA KAB/KOTA 234


RT/RW

Kunjungan Rumah ~273.5 juta 1 LABORATORIUM PUSKESMAS 10.292


penduduk

4
Paket layanan di Puskesmas, Posyandu Prima dan Posyandu
Sasaran Delivery Unit
Masalah Posyandu Posyandu Prima Puskesmas
Kesehatan (Dusun / RT/RW) (Desa / Kelurahan) (Kecamatan)
Ibu hamil, 1. Kelas ibu hamil, edukasi, senam, sharing session dan 1. ANC (K2,K3, K4, K6) 1. ANC (6x + USG oleh dokter)
bersalin, nifas TTD 2. Kelas ibu hamil 2. Kelas ibu hamil
2. Edukasi gizi seimbang dan PMT pemulihan 3. Edukasi dan PMT 3. Pemantauan gizi, asupan,edukasi, PMT
4. Pelayanan nifas 4. Persalinan normal dan rujukan
5. Pelayanan nifas

Bayi dan 3. Kunjungan neonatal MTBM, edukasi, konseling 5. Kunjungan neonatal MTBM, edukasi, konseling 6. Kunjungan neonatal MTBM, edukasi, konseling
anak pra- 4. Pemantauan tumbuh kembang (termasuk BBLR) 6. Pemantauan tumbuh kembang (termasuk BBLR) 7. Pemantauan tumbuh kembang (termasuk BBLR)
sekolah 5. Imunisasi 7. Pemantauan gizi buruk 8. Imunisasi
6. Pemberian vit A & obat cacing 8. Imunisasi 9. Penanganan balita dengan masalah gizi
7. Edukasi pemberian MT 9. MTBS 10. Pembangilan dan pengiriman sampel SHK
11. MTBS

Usia sekolah 8. Edukasi 10. Fasilitasi kegiatan UKS dan posyandu remaja 12. Fasilitasi kegiatan UKS
dan remaja 9. Penjaringan usia sekolah non formal (termasuk 13. Penjaringan (termasuk imunisasi rutin lanjutan(
imunisasi rutin lanjutan) 14. PKPR

Usia produktif 10. Skrining PTM (hipertensi, DM) 11. Skrining PTM (hipertensi, DM) 15. Skrining PTM (hipertensi, DM)
dan lansia 11. Skrining PPOK 12. Skrining kanker 16. Skrining jantung dan stroke
12. Skrining obesitas 13. Skrining PPOK 17. Skrining kanker
13. Skrining TBC 14. Skrining obesitas 18. Skrining PPOK
14. Skrining masalah jiwa 15. Skrining TBC 19. Skrining obesitas
15. Skrining layak hamil 16. Skrining masalah jiwa 20. Skrining TBC
16. Pelayanan KB 17. Skrining layak hamil 21. Skrining masalah jiwa
18. Pelayanan KB 22. Skrining kebugaran
23. Skrining layak hamil
24. Pelayanan KB
25. Pemeriksaan geriartti

Layanan lain 19. Pengobatan umum 26. Pengobatan umum


20. Farmasi 27. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
28. Laboratorium
29. Farmasi
30. Gawat darurat
31. Rawat inap

5
Paket layanan dan pemeriksaan di tiap tingkatan Labkesmas
Delivery Unit
Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3 Tingkat 4 Tingkat 5
Puskesmas Kab/Kota Provinsi Regional Nasional

Infrastruktur BSL 3, Biorepository Sistem, Galeri


Non BSL BSL 2 BSL 2 BSL 2
Laboratorium Diseminasi

Pemeriksaan 1. RDT : 11 parameter 1. RDT : 11 parameter (Penyakit 1. Mikroskopik: 7 parameter 1. Mikroskopik: 7 parameter 1. Semua Pemeriksaan Lab tingkat 4
dan Teknologi (Penyakit menular, menular, kehamilan dan penyakit infeksi penyakit infeksi 2. Kultur : virus, parasite dan semua
kehamilan dan golongan golongan darah) 2. Haematologi Analyser: 17 2. Haematologi Analyser: 17 kulturabel bakteri,
darah) 2. Mikroskopik: 7 parameter parameter parameter 3. Immunologi (Elisa, Multiplex Elisa):
2. Mikroskopik: 7 parameter penyakit infeksi 3. Kimia Darah: 16 parameter 3. Kimia Darah: 26 parameter human pathogen, zoonosis
penyakit infeksi 3. Haematologi Analyser: 9 4. Urine Analyzer: 12 parameter 4. Urine Analyzer: 12 parameter 4. Biomolekular:
3. Haematologi Analyser: 9 parameter 5. Kultur : 9 parameter (bakteri 5. Kultur : 12 parameter (bakteri 5. Pemeriksaan PCR (Covid-19 dan
parameter 4. Kimia Darah: 15 parameter termaasuk aerosol bacteria) termasuk aerosol bacteria, 23 penyakit berpotensi wabah) ,
4. Kimia Darah: 13 parameter 5. Urine Analyzer: 12 parameter 6. Immunologi (elisa) : 8 parameter parasite ) Xpert TB,HBV DNA, VL HIV,
5. Urine Analyzer: 9 6. Kultur : 5 parameter (bakteri) termasuk SHK 6. Immunologi (elisa) : 23 parameter Ricketsia, antrax, leptospira
parameter 7. Immunologi (elisa) : 4 parameter 7. Biomolekular: Pemeriksaan PCR termasuk SHK 6. Pemeriksaan laboratorium
6. Lingkungan: Parameter 8. Biomolekular: Pemeriksaan PCR (Covid-19 dan 23 penyakit 7. Biomolekular: Pemeriksaan PCR penyakit Zoonosis
fisik air, udara, (Covid-19 dan 23 penyakit berpotensi wabah), Xpert TB,HBV (Covid-19 dan 23 penyakit 7. Kapasitas khusus: uji netralisasi utk
pemeriksaan jentik berpotensi wabah) , Xpert TB,HBV DNA, VL HIV, Ricketsia, antrax, berpotensi wabah), Xpert TB,HBV uji klinis vaksin, karakterisasi strain;
DNA, VL HIV leptospira DNA, VL HIV, Ricketsia, antrax, Uji Validasi Pasca Pemasaran
9. Toksikologi: 9 parameter 8. Toksikologi: 13 parameter leptospira, virus zoonosis (dengue, (Post Marketing) Reagen Covid-
10. Lingkungan: Parameter fisik air, 9. Lingkungan: Parameter fisik air, JE,hanta), bateri pada reservoir 19, Reagen HIV, Hep B, Hep C,
udara, pemeriksaan jentik, udara, pemeriksaan jentik (leptospira tikus Sifilis, Malaria;
penangkapan nyamuk. Dan tikus. 10. Kimia Lingkungan (AAS, Spectro 8. Toksikologi: 13 parameter 8. Kapasitas khusus: Uji insektisida
Mikroskop untuk identifikasi vector dan UV vis) : 31 parameter 9. Lingkungan: Parameter fisik air, 9. Advance Biomolekular: Sanger
serta set alat identifikasi tikus. 11. Mikrobiologi Lingkungan: 7 udara, pemeriksaan jentik sequencing, WGS, Hightroughput
11. Kimia Lingkungan: 24 parameter parameter 10. Kimia Lingkungan (AAS, Spectro WGS, Analisis bioinformatic
12. Mikrobiologi Lingkungan: E.coli 12. Pemantauan Limbah cair: 10 dan UV vis) : 57 parameter
dan Coliform parameter 11. Tanah: 41 parameter
13. Pemantauan Limbah cair: 10 13. Vektor dan Resrvoir: Deteksi 12. Mikrobiologi Lingkungan: 7
parameter malaria pada nyamuk, deteksi parameter
14. Vektor dan Resrvoir virus dengue pada nyamuk, 13. Pemantauan Limbah cair: 10
15. Keamanan pangan: Mikrobiologi deteksi leptospirosis pada tikus parameter
(6 parameter) dan Kimia (5 14. Keamanan pangan: Mikrobiologi 14. Vektor dan Reservoir: Deteksi
parameter) (6 parameter) dan Kimia (21 malaria pada nyamuk, deteksi
parameter) virus dengue pada nyamuk,
15. Biomarker: 9 parameter deteksi leptospirosis pada tikus
15. Keamanan pangan:Mikrobiologi
(6 parameter) dan Kimia (21
parameter)
16. Biomarker: 9 parameter
17. Sequencing dan WGS

6
Program utama penguatan upaya
preventif di layanan primer

Imunisasi rutin: Peningkatan kesehatan ibu


Perluasan deteksi dini
dari 11 menjadi 14 jenis vaksin dan anak
BCG, DPT-Hib, Hep B, MMR/MR, Screening penyakit penyebab Pemantauan tumbuh kembang anak
Polio (OPV-IPV), TT/DT/td, JE, HPV, kematian tertinggi di setiap sasaran di Posyandu dengan alat
PCV, Rotavirus usia: antropometri terstandar
• Hipotiroid kongenital
Kanker Serviks merupakan satu- • Thalasemia
satunya kanker yang bisa dicegah • Anemia Pemeriksaan kehamilan (ANC) dari 4
dengan imunisasi Human • Stroke kali menjadi 6 kali, termasuk 2 kali
Papillomavirus (HPV)
• Serangan jantung USG dengan dokter pada trimester 1
• Hipertensi dan 3
Pneumonia dan diare merupakan • Penyakit paru obstruksi kronik
2 dari 5 penyebab tertinggi • Tuberkulosis
• Kanker paru
kematian balita di Indonesia* yang • Hepatitis
dapat dicegah dengan imunisasi • Diabetes
(PCV dan Rotavirus) • Kanker payudara
• Kanker serviks
• Kanker usus
7
2
Kurangnya kapasitas
pelayanan rujukan di
rumah sakit

8
Layanan jantung sesuai kompetensi belum merata di Indonesia
Saat ini hanya ada 40 RS yang mampu melayani cathlab dan hanya 10 RS yang mampu melakukan bedah jantung terbuka

Maluku Utara
Aceh Kalimantan Utara RSUD Chasan Boesoirie
RSUD Dr. Zainoel Abidin RSUD Tarakan

Kalimantan Timur Sulawesi Utara


Sumatera Utara RSUP RD Kandou
RSUP Adam Malik RSUD Wahab Sjahranie
RSU Haji Medan RSUD Kanujoso D
Kalimantan Barat
Gorontalo
RSUD Soedarso Sulawesi Barat
Riau RSUD Aloei Saboe
RSUD Sulawesi Barat
RSUD Arifin Achmad Papua Barat
Sumatera Barat RSUD Kab Sorong
RSUP M Djamil
Kep. Riau
RSUD Raja Ahmad Tabib
Sulawesi Tengah Papua
Bengkulu RSUD Embung Fatimah
RSUD Undata Palu RSU Jayapura
RSUD M Yunus

Kep. Bangka Belitung


Jambi RSUD Ir Soekarno
RSUD Raden Mattaher
Sulawesi Tenggara
Kalimantan Tengah Maluku
RSUD Bahteramas
RSUD Dorys Sylvanus RSUP J Leimena
Sumatera Selatan RSJPD Oputa Yi Koo
RSUP M Hoesin Sulawesi Selatan
Kalimantan Selatan
RSUD Ulin Banjarmasin RSUP Wahidin
Sudirohusodo
Lampung Banten
RSUD Abdoel Moeloek RSUD Kab. Tangerang
Jawa Barat
DKI Jakarta RSUP Hasan Sadikin Jawa Timur
RSJPD Harapan Kita RSUD Gunung Jati RSUP Soetomo
RSCM RSUD Saiful Anwar
Jawa Tengah NTB
RSUP Fatmawati RSUD Soebandi
RSUP Kariadi RSUD NTB
RSUP Persahabatan RSUD Sidoarjo
RSUD Tarakan RSUD Moewardi RSUD Ibnu Sina Mampu cathlab
RSUD Pasar Rebo RSUD Soeselo Slawi RSUD Iskak Tulungagung NTT Mampu cathlab & bedah jantung terbuka
RSUD Prof WZ Johanes
DI Yogyakarta Mampu penanganan jantung komprehensif dan
RSUP Sardjito
Bali
RSUP Sanglah 9
mutakhir
1. Jantung

Saat ini, pusat layanan yang Contoh: Waktu antrian layanan Jantung
sedikit menyebabkan antrian No Nama Rumah Lokasi Waktu Kasus Bedah
layanan yang panjang Sakit Tunggu
(# bulan)
(# pasien)

Sebaran RS dengan Layanan Bedah Jantung Anak 1 RSJPD Harapan Jakarta


Kita
• Anak belum 36 2727
ditentukan
• Vaskuler 12 50
Kalimantan Timur Dewasa
RSUD Abdul Wahab Sjahranie
• Kompleks Anak 9 133
• Simpel Anak 3 73
• CABG Dewasa 0-1 43

Sumatera Selatan
2 RSUP dr. Cipto Jakarta 5-12 300
RSUP M. Hoesin Mangukusumo
3 RSUP Sardjito Yogyakarta 12 200
Jawa Tengah
RSUP Kariadi Sulawesi Selatan
RSUP Wahidin 4 RSUP Dr. M Sumatera 12 150
DKI Jakarta
Sudirohusodo
RSUP dr Cipto Hoesin Selatan
Mangunkusumo
Jawa Timur 5 RSUP Hasan Jawa Barat 4-5 250
RSUP Jantung
Harapan Kita
RSUD dr Sadikin
Soetomo
6 RSUP Kariadi Jawa 4 250
DI Yogyakarta Tengah
RS Dr. Sardjito
7 RSUD Wahab Kalimantan 4-6 150
Sjahranie Timur

Sumber: Data RSJPDHK

10
3. Stroke

Masih banyak daerah tanpa akses ke RS dengan layanan stroke;


sebaran RS belum merata
Pemetaan RS dengan layanan stroke di Indonesia

RSUD Zainal
Abidin
RS Arifin
Achmad RS Kandou
RSUD Adam
Malik
RS M Hosein RS Jayapura

RS M Djamil
RS Abdul
Moeloek

RSUD M Raden
RSHS
Mahatter
RSUD
RS PON Moewardi RS Soetomo

RS Wahidin
RSCM

RS Fatmawati RSUD Mataram


RSUD Saiful
RS CAM Bekasi RS Kariadi Anwar
RSUP Sanglah
RS Sarjito

Sumber: RS Pusat Otak Nasional 11


2. Kanker

Fasilitas dan SDM untuk


kemoterapi & radioterapi juga
masih terbatas
Pemetaan layanan kemoterapi Pemetaan layanan radioterapi

Memliliki Layanan Kemoterapi Memliliki Layanan Radioterapi

Belum memiliki Layanan Kemoterapi Belum memiliki Layanan Kemoterapi

Sumber: Perhompedin, PORI (Januari 2022) 12


1. Jejaring RS dan Fasilitas

Program jejaring rujukan mengelompokkan RS menjadi Madya, Utama,


dan Paripurna, di mana masing-masing memiliki kapabilitas yang
berbeda

RS Madya RS Utama RS Paripurna

Jantung  Mampu diagnostik invasif dan  Mampu melakukan bedah  Mampu melakukan pelayanan
intervensi non-bedah, misal jantung terbuka dan bedah bedah dan intervensi non-
dan Stroke
pasang ring dan syaraf terbuka/clipping bedah jantung dan saraf
trombektomi/coiling advanced

 Mampu melakukan bedah  Mampu melakukan terapi  Mampu melakukan terapi


Kanker tumor dasar dan kemoterapi radiasi, bedah kanker stadium kanker komprehensif dan
lanjut, dan kemoterapi mutakhir, misal microsurgery,
proton therapy

 Mampu melayani hemodialisis  Mampu melayani hemodialisis  Mampu melakukan


Ginjal dan CAPD dengan teknik khusus transplantasi ginjal
 Mampu melakukan terapi batu  Mampu skiring calon  Mampu pelayanan bedah
saluran kemih dewasa dengan transplantasi ginjal kelainan kongenital ginjal
teknik invasif minimal  Mampu terapi keganasan
 Mampu skrining dan diagnosis urologi
keganasan urologi

13
Pemerataan layanan rujukan melalui optimalisasi jejaring RS nasional
untuk 4 penyakit tersebut ditargetkan mencapai 100% kab/kota di 2027
ILUSTRATIF

Percepatan peningkatan cakupan


pelayanan RS rujukan untuk 4
penyakit katastrofik utama,
dengan visi:
• 34 provinsi memiliki minimal 1 RS
tingkat Paripurna / Utama
• 514 kab/kota memiliki minimal 1
RS tingkat Madya*

Target
50% kabupaten/kota sebelum 2025 dan
50% 100%
100% sebelum 2028 2022 2024 2027

*baru 507 Kab/kota yang sudah memiliki RSUD


14
1. Jejaring RS dan Fasilitas

Contoh: sebaran RS Belum memenuhi strata Madya


Memenuhi strata Madya
Memenuhi strata Utama
Memenuhi strata Paripurna

jejaring di Aceh Kapabilitas alat RS Tahap 1 saat ini


Tahap 1 Tahap 2
Tipe RS Kelas RS Kanker Jantung Stroke Uronefro

RS Paripurna
- - -

RS Utama
RSUD Zainoel Abidin RS Provinsi A

RS Madya
RSUD Yulidin Away Kab B
RSUD Langsa Kab B
RSUD Dr. Fauziah Bireun Kab B
RSUD Meuraxa Kab B
RSUD Datu B Takengon Kab B
RSUD Cut Nyak Dhien Kab B
RSUD Cut Meutia Kab C
RSUD Tgk Chik Ditiro Kab C
RSUD HS Kutacane Kab C
RSUD dr Zubir Mahmud .Kab C
.

15
Total anggaran ~IDR 31 tn dibutuhkan sampai 2027;
17,9tn di Tahap 1 dan 13,1tn di Tahap 2
Kebutuhan Anggaran, IDR miliar
... Jumlah RS Paripurna ... Jumlah RS Utama ... Jumlah RS Madya
Potensi sumber
Tahap 1: 2022-2024 Tahap 2: 2025-2027 anggaran:
19 30 29 1 4 146 5 1 92 57 65 118
 70% Dana PEN
(proposed)
7,127 6,904
4,896 5,903
2,536 3,633  30% dipenuhi melalui:
Total Total Total
2022 2023 2024 Tahap 1 2025 2026 2027 Tahap 2 Program ‒ Dana Alokasi Khusus
Alat 4,431 6,610 5,312 16,355 2,370 3,303 6,222 11,895 28,250 Bidang Kesehatan
RS Paripurna 1,105 - 255 1,360 - - - - 1,360 ‒ BLU/BLUD
RS Utama 2,443 402 159 3,004 - - - - 3,004
‒ APBD
RS Madya 883 6,208 4,899 11,990 2,370 3,303 6,222 11,895 23,886

-Jantung, Stroke, Cancer 518 4,058 3,299 7,876 1,506 2,183 7,827 15,703
‒ Pinjaman/Partnership
4,137
(SMI, IsDB, I-Sphere
-Uro-nefrology 365 2,150 1,600 4,114 864 1,119 2,085 4,068 8,183 Bank Dunia)
Sarpras1 465 517 590 1,572 166 330 682 1,179 2,751

Total 4,896 7,127 5,903 17,927 2,536 3,633 6,904 13,074 31,001

1. Untuk membiayai ruang/bangunan (CT Scan, Cathlab, MRI, OK) untuk kelas C dan D, serta membiayai ruangan untuk Linac untuk kelas A dan B

16
Kemenkes memberikan bantuan penyediaan alkes berdasarkan
ketersediaan user di RS Jejaring Kanker, Jantung, Stroke, Uronefrologi
Paripurna Utama Madya <________>

Layanan Alkes User Layanan Alkes User


Kanker (K) LINAC Sp.Onk-Rad Stroke (S) Mikroskop neurosurgery Sp.BS

Brachytherapy Uronefrologi APD Sp.PD KGH


(U) USG Doppler Sp.Rad
CT Simulator

IHK set Sp.PK, Sp.PA Mikroskop elektron1 Sp.PA


Unit robotic surgery1 Sp.U
Flowcytometer
Video Urodynamic set
SPECT CT Sp.KN
Laser holmium
PET CT Scan
C-Arm
Cyclotron
ESWL
Mammografi Sp.Rad, Sp.B Set endourologi
CUSA/Mikroskop bedah Sp.B-Onk Luminex2 Sp.PK, Sp.PA

Jantung (J) Echocardiograph Sp.JP Pemeriksaan genetika (NovaSeq)1 Sp.PK

Heart lung machine Sp. BTKV K, J, S CT Scan 128 Sp.Rad, Sp.S/ Sp.BS, Sp.JP/
Sp.PD-KKV/ Sp.BTKV, Sp.Paru-
IABP Onk/ Sp.B-Onk/ Sp.OG-Onk
Sp.JP intervensi/
OCT Sp.PD-KKV intervensi CT Scan 64 Sp.Rad, Sp.Paru/ Sp.B/ Sp.OG,
Sp.JP/ Sp. PD-KKV, Sp.S
IVUS
K, S MRI Sp.Rad, Sp.Paru-Onk/ Sp.B-
FFR Onk/ Sp.OG-Onk, Sp.S/ Sp.BS

Rotablator J, S Cathlab Sp.JP intervensi/ Sp.PD-KKV


intervensi, Sp.S Intervensi

RS dengan ketersediaan SDM akan diprioritaskan untuk mendapatkan alkes


1. Hanya Pengampu Nasional 2. Diberikan ke RS yg telah melakukan transplant
17
3
Ketahanan kesehatan
yang masih lemah

18
Kita masih banyak bergantung pada
impor dan teknologi hasil riset di
negara maju

90%
bahan baku obat diimpor1
88% r

transaksi alat kesehatan tahun


0,2%
total PDB digunakan untuk
2019-2020 diimpor penelitian dan
pengembangan. Angka ini
rendah dibandingkan dengan
Amerika Serikat (2,8%) and
Singapura (1,9%)

1. Data Kementerian Kesehatan, 2021

Sumber: Kementerian Kesehatan 19


Strategi kemandirian farmasi, alat kesehatan, dan respon darurat
2022 2023 2024 2025
Vaksin 1. Measles
3. Hep B
4. Rotavirus
2. Rubella 5. HPV 7. IPV
3. Rotavirus 6. PCV 8. JE
Produksi 7 dari 14 jenis antigen vaksin program dan TBC 4. TBC

m-RNA vaccine Viral vector vaccine


Penguasaan teknologi viral-vector dan nucleic acid based
Transfer teknologi dari B2B, organisasi internasional, dan kooperasi multilateral

Obat
Insulin
1. Candesartan 3. Amlodipine 5. Cefixime
2. Bisoprolol 4. Lansoprazole 6. Ceftriaxone
Produksi 6 dari 10 bahan baku obat konsumsi terbesar
Derivat Plasma (Albumin,
EPO, Insulin, m-Ab IVIg, F-VIII), m-Ab
m-Ab (Tocilizumab),
Produksi produk biologi dan derivat plasma (Bevacizumab), Stem
HyFC-EPO
(Adalimumab,
Cell Rituximab, PD-1), R-
Insulin

Alat Kesehatan
TKDN Alkes
Peningkatan belanja dalam negeri untuk 16 dari 19 alkes
terbesar by value & volume produksi dalam negeri 1. CT Scan
2. Endoskopi
3. MRI
Produksi alkes berteknologi tinggi (3 dari 19)

Respon Darurat
Pelatihan dan Tim Emergency
Mulai kerja sama
Tim kegawatdaruratan medis teregistrasi dan terlatih; sertifikasi Response terbentuk 20

20
Tenaga cadangan untuk
kesiapsiagaan menghadapi krisis kesehatan
Tenaga cadangan berasal dari partisipasi masyarakat aktif, baik langsung atau melalui institusi/organisasi
yang sewaktu-waktu dapat diaktifkan ketika terjadi krisis

Sebelum
Identifikasi dan registrasi tenaga cadangan
Krisis
Kesehatan Registrasi dilakukan bagi masyarakat yang bersedia menjadi
tenaga cadangan sesuai identifikasi kebutuhan.
(contoh: Pramuka, Palang Merah Remaja, serta mahasiswa).

Pembinaan tenaga cadangan


Pembinaan diberikan untuk dapat memperlengkapi para tenaga
cadangan dengan keterampilan yang diperlukan saat terjadi krisis
kesehatan (contoh: memberikan bantuan dasar hidup,
melakukan triase).

Saat Koordinasi dan mobilisasi tenaga cadangan ketika


Krisis terjadi krisis kesehatan
Kesehatan Koordinasi dan mobilisasi pada skala kabupaten/kota, provinsi,
maupun nasional harus dapat dilakukan dengan cepat ketika
terjadi krisis kesehatan.

21
4
Pembiayaan
kesehatan yang
masih belum efektif

22
Biaya kesehatan secara global terus meningkat lebih tinggi dari
pertumbuhan ekonomi
Peningkatan belanja kesehatan Indonesia telah melampaui pertumbuhan GDP

Indonesia China Singapore


2,000 1,500 HC Spend 600
HC Spend
GDP HC Spend
Income 1,000 400
1,000 Income GDP
GDP
Income
500 200

0 0 0
2000 2005 2010 2015 2020 2000 2005 2010 2015 2020 2000 2005 2010 2015 2020

India Thailand Australia

1,000 GDP 600 600


HC Spend HC Spend
HC Spend
Income 400 400 GDP
GDP Income
500 Income
200 200

0 0 0
2000 2005 2010 2015 2020 2000 2005 2010 2015 2020 2000 2005 2010 2015 2020

Notes: Index 100 at 1995, based on local currencies; Income = Personal Disposable Income

Source: WHO; EIU (Feb 2021); BCG analysis 23


Penambahan belanja kesehatan tidak selalu menjamin peningkatan
usia harapan hidup masyarakat pola ideal
pola yang perlu dihindari
Angka harapan hidup (2019)

Jepang
84,2 tahun; Amerika Serikat
80 Kuba $4.360/kapita 78,5 tahun,
77,7 tahun,
$10.921/kapita
$1.031/kapita

Indonesia
71,3 tahun,
$120/kapita
60

40

20

0
0.0 2,000.0 4,000.0 6,000.0 8,000.0 10,000.0 12,000.0

Current Health Expenditure (CHE) per kapita dalam US$ (2019)

Sumber: WHO, Bank Dunia 24


Transformasi pembiayaan kesehatan untuk memastikan pembiayaan
yang cukup, adil, efektif dan efisien

1 National Health Account (NHA)


• Mempercepat produksi NHA dari T-2 menjadi T-1 agar
dapat digunakan untuk penajaman perencanaan dan
4 Konsolidasi Pembiayaan Kesehatan
A. Konsolidasi Pembiayaan Kesehatan Pusat dan Daerah
intervensi pembiayaan kesehatan, seperti • Penerapan insentif Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
meningkatkan efisiensi pembiayaan melalui Asuransi kepada tenaga kerja kesehatan untuk meningkatkan
Kesehatan Tambahan (AKT) pelayanan promotif dan preventif, sebesar 7,5% dari Biaya

2
Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas 2022 dan 15%
Health Technology Assessment (HTA) dari BOK Puskesmas 2023
• Meningkatkan penerapan HTA guna menjamin kendali B. Konsolidasi Pembiayaan Kesehatan JKN dan Swasta
mutu dan biaya berbasis bukti untuk pelayanan
• Pengenaan selisih biaya bagi peserta yang ingin naik kelas
kesehatan yang lebih efektif dan efisien
perawatan & rawat jalan eksekutif (coordination of benefit)
• Upaya pengendalian dari sisi peserta melalui urun biaya

3
Annual Review Tariff
pada pelayanan yang dijamin dengan kategori
• Utilization review untuk mengendalikan sejumlah
layanan JKN, seperti sectio cesaria berpotensi moral hazard (cost sharing)
• Penyesuaian tarif Indonesia Case Based Groups (INA-
CBGs) yang fokus pada pemenuhan hak peserta dan
harga layak (keekonomian)
• Review kapitasi BPJS agar jasa pelayanan di Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama dapat lebih efektif, efisien
dan berbasis kinerja

25
5
SDM Kesehatan yang
masih kurang dan
tidak merata

26
Peningkatan kuota mahasiswa per dosen (1:3 menjadi 1:5)
dan peningkatan jumlah dosen (2x) dapat mempercepat
pemenuhan kebutuhan spesialis hingga 3-4x lipat
xx Top 3 kekurangan spesialis

Kekurangan Kuota di FK Jangka pemenuhan, tahun


SDM untuk Takeaways
Program spesialis Baru (1:5,
kebutuhan Baru (1:5, dosen
Saat ini Saat ini dosen 2x Dengan skema terbaik pun,
nasional 2x lipat)
20221 lipat) masih membutuhkan
hingga 8 tahun untuk
Ilmu Penyakit Jantung
1.282 180 601 11 5
memenuhi kebutuhan
dan Pembuluh Darah spesialis
Saraf/ Neurologi 617 149 498 7 4

Obstetri Ginekologi 3.9412 234 782 36 8 Gap tertinggi:


• Obstetri Ginekologi
Ilmu Kesehatan Anak 3.662 259 865 26 8
• Ilmu Kesehatan Anak
Ilmu Penyakit Dalam 2.581 280 935 23 6 • Ilmu Penyakit Dalam

Ilmu Bedah 2.378 245 818 17 6

Anestesi dan Terapi Intensif 2.476 199 665 24 7

Radiologi 838 117 391 13 5

Patologi Klinik 977 109 364 18 6

1berdasarkan target rasio Bappenas dan Permenkes 56/2014; untuk seluruh RS stratifikasi dasar, madya, utama, dan paripurna 27
2kekurangan 0,13/1.000 Wanita Usia Subur (Dit Perencanaan)
Khusus untuk layanan jantung dan stroke, perlu fokus pada
pemenuhan Sp1 dg Intervensi, Sp.JP/Sp.PD KKV, dan Sp.An KAKV
Pemetaan needs dan supply SDM layanan jantung dan stroke
Standar Kebutuhan Perhitungan kekurangan1 Estimasi
Kuota/
Jenis SDM pemenu
M U P tahun
M U P Total han
M U P
(267) (34) (18)

JANTUNG2 Simpulan dan tindak


Sp.Jantung & Pembuluh (JP) 180 lanjut
1 3 8 267 102 120 102 20 13 135 1 tahun
Sp.PD-KKV 10
1 4 spesialis dengan
Sp.BTKV 2 4 68 60 49 29 78 20 4 tahun
kekurangan terbesar adalah
Sp.JP-Intervensi 25
1 3 6 267 102 90 242 54 34 330 13 tahun • Sp.JP Intervensi/Sp.PD KKV
Sp.PD-KKV-Intervensi 2
Intervensi
Sp.An KAKV 1 6 34 90 26 60 86 24 4 tahun • Sp. S Neurointervensi/ Sp.
Sp.An KIC 2 6 68 90 40 38 78 54 2 tahun BS Neurovaskular/ Sp. Rad
STROKE3
Intervensi
• Sp.JP/Sp.PD KKV
Sp.Saraf 1 3 4 267 102 64 51 16 7 74 149 1 tahun
• Sp.An KAKV
Sp.Bedah Saraf 1 1 34 16 4 2 6 16-64 1 tahun

Ahli Neurointervensi 2 Perlu prioritisasi pemenuhan


Sp. S Neurointervensi/ Sp. BS 1 1 2 267 34 32 245 17 0 262 28 10 tahun Sp Sp.JP Intervensi/Sp.PD KKV
Neurovaskular/ Sp. Rad Intervensi
Intervensi/Sp. S
Sp. BS (K) Neurovaskular Neurointervensi, Sp.JP/Sp.PD
1 1 34 16 24 4 28 8 4 tahun
Sp. BS Fellow Neurovaskular KKV, dan Sp.An KAKV
Not applicable Belum ada fellowship xx Jumlah kekurangan xx Pemenuhan >2 tahun

1Berdasarkan
28
kebutuhan RS madya, utama, dan paripurna tahap 1; 2Jumlah RS Paripurna jantung = 15 RS; 3Jumlah RS Paripurna stroke = 16 RS
Khusus untuk layanan kanker, perlu fokus pada pemenuhan
Sp.PD-IFO, Sp. B Fellow Onk, dan Sp. OG Fellow Onk
Pemetaan needs dan supply SDM layanan kanker

Standar Kebutuhan Perhitungan kekurangan1


Estimasi
Kuota/
Jenis SDM pemenu
tahun
M U P han
M U P
(267) (34) (18)
M U P Total
Simpulan dan tindak
KANKER2 lanjut
Sp.B(K)Onk 1 1 34 15 7 0 7 50 1 tahun
1 3 spesialis dengan
Sp.B Fellow Onk 1 267 267 267 0 kekurangan terbesar
Sp.OG(K)Onk 1 1 34 15 16 0 16 10 2 tahun
adalah

Sp.OG Fellow Onk 1 267 267 267 0


• Sp.B Fellow Onk
• Sp.OG Fellow Onk
Sp.Paru(K)Onk 1 1 34 15 28 6 34 14-24 2 tahun
• Sp.PD - IFO
Sp.PD KHOM 1 1 34 15 18 0 18 16 2 tahun

SpPD – IFO 1 267 263 263 120 3 tahun


2 Perlu prioritisasi
Sp.A(K)HOM 1 1 34 15 28 6 34 16 3 tahun pemenuhan Sp.PD-
Sp.Kedokteran Nuklir (KN) 1 1 34 15 29 6 35 14-20 3 tahun IFO, Sp.B Fellow Onk
dan Sp.OG Fellow
Sp.Onkologi Radiasi 1 34 21 21 14 2 tahun
Onk

Not applicable Belum ada fellowship xx Jumlah kekurangan xx Pemenuhan >2 tahun
29
1Berdasarkan kebutuhan RS madya, utama, dan paripurna tahap 1; 2Jumlah RS Paripurna kanker = 15 RS
Khusus untuk layanan uronefrologi, perlu fokus
pada pemenuhan Sp.U dan Sp.PD mahir dialisis
Pemetaan needs dan supply SDM layanan uronefrologi

Standar Kebutuhan Perhitungan kekurangan Estimasi


Kuota/
Jenis SDM pemenu
M U P tahun
M U P M U P Total han
(267) (34) (18)
Simpulan dan tindak
URO-NEFROLOGI2 lanjut
Sp.Urologi 1 2 3 267 68 42 196 22 2 220 50-66 5 tahun
1 3 spesialis dengan
Sp.U Fellow Transplantasi 1 14 12 12 24 1 tahun
kekurangan terbesar
Sp.U (K) / Fellow Onkologi 1 1 34 14 29 4 33 18 2 tahun adalah
Sp.U (K) / Fellow Pediatrik 1 1 34 14 33 4 37 16 3 tahun • Sp.U
• Sp.PD mahir
Sp.PD KGH 1 2 34 28 13 0 13 72 1 tahun
dialisis
Sp.A (K) Nefrologi 1 2 34 28 30 11 41 9 5 tahun • Sp.A (K) nefrologi
Sp.A Fellow Dialisis 1 34 33 33 12 3 tahun
2 Perlu prioritisasi
Sp.PD mahir dialisis 1 267 133 133 120-240 2 tahun pemenuhan Sp.U
dan Sp.PD mahir
dialisis

Not applicable Belum ada fellowship xx Jumlah kekurangan xx Pemenuhan >2 tahun
30
1Berdasarkan kebutuhan RS madya, utama, dan paripurna tahap 1; 4Jumlah RS Paripurna uro-nefro = 14 RS
Pemberian Beasiswa Dokter Spesialis-Subspesialis,
untuk layanan prioritas pada tahun 2022
Kerjasama LPDP memfasilitasi:
Serta rencana 2023 – 2025 termasuk layanan spesialis lainnya • Beasiswa dokter spesialis,
sub spesialis dengan
Rekrutmen semester II / 2022
menyesuaikan
LPDP
Kemkes LPDP persyaratan dan
240 55 358 121
mekanisme Kemenkes
Sp-1 271 442
2022

• Pelaksanaan rekruitmen
Sp-2 29 101
Kemkes 237 51 341 107 Bersama antara LPDP dan
300 543 Kemenkes
• Menambah kuota
LPDP 240 55 358 121
penerimaan 216 dari
2023

kelebihan pendaftar di
Kemkes
Kemenkes
237 51 341 107
• Memfasilitasi fellowship
baik dalam maupun luar
LPDP 376 46 425 92 negeri sesuai kebutuhan
Kemenkes
2024

Layanan Prioritas (Jantung,


Kemkes 370 34 410 87 Stroke, Cancer, Urologi)
Sp-1 : Spesialis
Total alokasi penerimaan beasiswa
Sp-2 : Sub Spesialis
LPDP 100 28 342 73 spesialis Kemenkes tahun 2022
sebanyak 600 orang (sem 1 300 orang)
Layanan lainnya
2025

Sp-1 : Spesialis
Kemkes 271 290
Sp-2 : Sub Spesialis 31
Peserta penerima bantuan biaya pendidikan PPDS/PPDGS oleh Kemenkes
2008 - 2022
662
628
605

555

469
433 444
413

354

280
265 267 269
242
225 226 231 235
204 212 216 218
198
164 164
146 147 152 153 154
114 114 123
88 95
54

32
Mendayagunakan dokter spesialis WNI lulusan luar negeri
Permenkes 14 tahun 2022
Proses adaptasi WNI lulusan luar negeri

42
37 Pra Pengajuan adaptasi:
163 dokter spesialis WNI lulusan
luar negeri yang telah Adaptasi 1. Verifikasi dokumen
didayagunakan (2016-2021) 2. Penilaian kompetensi pra adaptasi
24
3. Pembekalan
17
15
4 Penerbitan sertifikat:
3 3 2
5 5 5 1 1. Sertifikat kompetensi adaptasi
2. STR Adaptasi

Adaptasi Pelaksanaan Adaptasi:


1. Dilaksanakan pada RS Pemerintah Pusat,
Berbasis rumah sakit Pemda, & RS lain yang ditetapkan oleh Menteri
Proses adaptasi dokter spesialis WNI lulusan luar
2. Durasi 2 tahun (tahun ke-2 boleh praktek
negeri dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan/
tambahan)
rumah sakit

Insentif
Pasca Penerbitan sertifikat:
Dokter spesialis WNI lulusan luar negeri yang bekerja
di rumah sakit selama masa adaptasi berhak Adaptasi 1. Sertifikat kompetensi
mendapatkan insentif 2. STR dokter spesialis
33
Pendidikan mahasiswa kedokteran (S1) berbasis perguruan tinggi; pendidikan spesialis
(residensi) dapat berbasis perguruan tinggi, rumah sakit, atau campuran keduanya
Benua Negara Mahasiswa (S1) Pendidikan spesialis (residensi)
Asia Malaysia Perguruan tinggi Perguruan tinggi; mendapatkan gelar Master, dapat mendaftar melalui Kemendikbud atau Kemenkes.
Residensi dilakukan di RS tapi tetap mendapat gelar Master dari universitas

Singapura Perguruan tinggi Rumah sakit; mendapat gelar spesialis


Thailand Perguruan tinggi Perguruan tinggi atau rumah sakit; program diselenggarakan Kemenkes

Vietnam Perguruan tinggi Perguruan tinggi; diselenggarakan universitas, namun praktik di RS, mendapat gelar spesialis atau master

Myanmar Perguruan tinggi Perguruan tinggi + rumah sakit; gelar Master di universitas, dilanjutkan dengan residensi di rumah sakit
Filipina Perguruan tinggi Perguruan tinggi (e.g., RS De Lasalle University) atau rumah sakit (e.g., de Los Santos Medical Centre);
Mendapat gelar

India Perguruan tinggi Perguruan tinggi; program pascasarjana setara Master atau Doktoral

China Perguruan tinggi Perguruan tinggi

Jepang Perguruan tinggi Perguruan tinggi atau rumah sakit; diselenggarakan di RS yang terafiliasi dengan universitas, mendapat
gelar

Eropa UK Perguruan tinggi Rumah sakit; RS bekerja sama dengan penyelenggata pendidikan, mendapat gelar spesialis

Jerman Perguruan tinggi Rumah sakit; badan regulator akan menguji residen dan mengeluarkan sertifikat, mendapat gelar spesialis

Perancis Perguruan tinggi Perguruan tinggi; residen akan menjalani praktik di universitas atau RS yang terafiliasi dengan RS, gelar
spesialis diberikan oleh universitas

Norwegia Perguruan tinggi Rumah sakit; residen harus memenuhi jumlah kasus tertentu, mendapatkan gelar spesialis
Amerika USA Perguruan tinggi Rumah sakit; di RS Pendidikan atau RS lain yang memenuhi syarat

Canada Perguruan tinggi Perguruan tinggi; sertifikasi dikeluarkan oleh Royal College of Physicians and Surgeons of Canada (RCPSC)
Afrika Nigeria Perguruan tinggi Rumah sakit; mendapatkan gelar spesialis

Ethiopia Perguruan tinggi Rumah sakit; mendapatkan gelar spesialis

Sumber: Expert calls 8


6
Minimnya integrasi
teknologi kesehatan
dan regulasi inovasi
bioteknologi

35
Berbagai tantangan data dan sistem kesehatan

Terdapat 400+ aplikasi Tidak adanya


kesehatan milik standar format dan
pemerintah yang belum
1 5 kamus data
saling terintegrasi interoperabilitas

Beberapa data yang Ketidakseragaman


sama dikumpulkan oleh metadata
sistem/aplikasi yang 2 4 menyebabkan
interoperabilitas sulit
berbeda-beda dilakukan
3
Sistem / Aplikasi milik developer Health
Information System belum
terintegrasi dengan ekosistem
layanan kesehatan Indonesia
36
Penerapan teknologi dalam pengembangan pengobatan presisi yang
sesuai bagi masing-masing individu
Today’s medicine

Precision medicine

37
Teknologi saat ini memungkinkan percepatan pengembangan inovasi biomedis
Sekuensing genomika saat ini sudah lebih terjangkau dan efisien

Tidak hanya penurunan cost, namun teknologi


sekuensing juga tersedia dalam ukuran yang
mudah dibawa

Source: BGI, ONT


BGSi juga menyediakan penyimpanan data yang aman dengan kapasitas lebih dari
11 petabyte
PRIMARY SECONDARY TERTIARY

Base Calling Cleaning & QC Alignment Variant Calling Annotation, Interpretation

Input- ATGCAT Annotated


Output ATCCAT Variant,
ACGCAT Assembly,
Phylogenetic
Light/Signal Raw Reads Clean Reads Aligned Reads Variants
Tree

File
BCL/FS/ SAM/ VCF/ NEX/
Format FAST5 FASTQ FASTQ BAM BCF VCF/
FASTA/
WICK
FS
~120GB ~120GB ~120GB ~120GB ~1-5 GB BCF

BGSi ● 20 menit/WGS (120 GB dataset) ● tertiary analysis


primary analysis tools ● Workflow standar ● Tertiary tool curation,
● Workflow validasi tes development, dan integrasi
● Evaluasi sistem dan hardware evaluation dan
optimasi

BGSi Hubs
Upload targeted gene raw ● tertiary analysis
● Pipeline untuk sekuens gen target
data & informasi ● Interpretasi informasi genomik
instrument information dari WGS, gen, dan
data klinis
Sekuens genomika dapat digunakan untuk deteksi penyakit berdasarkan biomarkernya

Kanker di Indonesia

Source : Illumina
Penerapan data genomika dalam skrining status kesehatan
Beberapa negara telah memiliki regulasi yang mengatur servis genomik dan biobank
diatur terpisah dalam beberapa undang-undang dan regulasi
Poin Inggris Amerika Serikat Cina Singapura Jerman
Data
Consent Diatur Diatur Diatur Diatur Diatur
Data Protection Act (DP Act) Privacy Act 1974 Personal Information Protection PDP Act 2012 and HBR Act 2015 GDPR and Genetic Diagnostic
2018 (PIP) Law 2021 and Human Act 2010 (GenDG)
Genetics (HGR) Regulation 2018
Penyimpanan, Diatur Diatur Diatur Diatur Diatur
penggunaan dan DP Act 2018 Privacy Act 1974 PIP Law 2021 and HGR PDP Act 2012 GDPR and GenDG
sharing data Regulation 2018
Kepemilikan data Diatur Diatur Diatur Diatur Diatur
DP Act 2018 Privacy Act 1974 PIP Law 2021 PDP Act 2012 GDPR and GenDG
Komersialisasi Diijinkan (dengan Diijinkan (dengan aturan Diijinkan (dengan aturan Dilarang Diijinkan (dengan aturan
aturan spesifik) spesifik) spesifik) spesifik)
Health and Social Care Act 2012 Health Insurance Portability and PIP Law 2021 and Cybersecurity Human Biomedical Research GDPR and GenDG
and DP Act 2018 Accountability (HIPAA) Act Law 2016 Act 2015 (direct-to-customer
tidak diatur)

Servis tes genomik


Diskriminasi Dilarang Dilarang Tidak ada regulasi Dilarang Dilarang
Equality Act 2010 Genetic Information spesifik Moratorium on Genetic Testing GenDG
Nondiscrimination Act 2008 and Insurance
Komite Tidak diatur Tidak diatur Tidak diatur Diatur Diatur
Healthcare Services Act 2020 GenDG
Fasilitas Tidak diatur Tidak diatur Diatur Diatur Diatur
HGR Regulation 2018 Healthcare Services Act 2020 GenDG

Biobank Diatur secara umum Diatur secara umum Diatur dalam Diatur secara umum Diatur dalam
Health and Social Care Act 2012 National Biomedical Research beberapa regulasi Human Biomedical Research beberapa regulasi 13
and DP Act 2018 Act Act 2015
ß

44

Anda mungkin juga menyukai