Kesehatan
2
1
Kurangnya akses ke
layanan primer
3
Revitalisasi struktur dan jejaring layanan kesehatan primer serta
laboratorium kesehatan masyarakat
5 tingkatan fasilitas layanan primer 5 tingkatan labkesmas, merujuk pada
standar WHO
Tingkatan kelembagaan Target jangkauan Jumlah lab
LABORATORIUM REGIONAL
Puskesmas 7,230 Kecamatan 4 12
BBTKL, BBLK, EKS BALAI LITBANGKES
4
Paket layanan di Puskesmas, Posyandu Prima dan Posyandu
Sasaran Delivery Unit
Masalah Posyandu Posyandu Prima Puskesmas
Kesehatan (Dusun / RT/RW) (Desa / Kelurahan) (Kecamatan)
Ibu hamil, 1. Kelas ibu hamil, edukasi, senam, sharing session dan 1. ANC (K2,K3, K4, K6) 1. ANC (6x + USG oleh dokter)
bersalin, nifas TTD 2. Kelas ibu hamil 2. Kelas ibu hamil
2. Edukasi gizi seimbang dan PMT pemulihan 3. Edukasi dan PMT 3. Pemantauan gizi, asupan,edukasi, PMT
4. Pelayanan nifas 4. Persalinan normal dan rujukan
5. Pelayanan nifas
Bayi dan 3. Kunjungan neonatal MTBM, edukasi, konseling 5. Kunjungan neonatal MTBM, edukasi, konseling 6. Kunjungan neonatal MTBM, edukasi, konseling
anak pra- 4. Pemantauan tumbuh kembang (termasuk BBLR) 6. Pemantauan tumbuh kembang (termasuk BBLR) 7. Pemantauan tumbuh kembang (termasuk BBLR)
sekolah 5. Imunisasi 7. Pemantauan gizi buruk 8. Imunisasi
6. Pemberian vit A & obat cacing 8. Imunisasi 9. Penanganan balita dengan masalah gizi
7. Edukasi pemberian MT 9. MTBS 10. Pembangilan dan pengiriman sampel SHK
11. MTBS
Usia sekolah 8. Edukasi 10. Fasilitasi kegiatan UKS dan posyandu remaja 12. Fasilitasi kegiatan UKS
dan remaja 9. Penjaringan usia sekolah non formal (termasuk 13. Penjaringan (termasuk imunisasi rutin lanjutan(
imunisasi rutin lanjutan) 14. PKPR
Usia produktif 10. Skrining PTM (hipertensi, DM) 11. Skrining PTM (hipertensi, DM) 15. Skrining PTM (hipertensi, DM)
dan lansia 11. Skrining PPOK 12. Skrining kanker 16. Skrining jantung dan stroke
12. Skrining obesitas 13. Skrining PPOK 17. Skrining kanker
13. Skrining TBC 14. Skrining obesitas 18. Skrining PPOK
14. Skrining masalah jiwa 15. Skrining TBC 19. Skrining obesitas
15. Skrining layak hamil 16. Skrining masalah jiwa 20. Skrining TBC
16. Pelayanan KB 17. Skrining layak hamil 21. Skrining masalah jiwa
18. Pelayanan KB 22. Skrining kebugaran
23. Skrining layak hamil
24. Pelayanan KB
25. Pemeriksaan geriartti
5
Paket layanan dan pemeriksaan di tiap tingkatan Labkesmas
Delivery Unit
Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3 Tingkat 4 Tingkat 5
Puskesmas Kab/Kota Provinsi Regional Nasional
Pemeriksaan 1. RDT : 11 parameter 1. RDT : 11 parameter (Penyakit 1. Mikroskopik: 7 parameter 1. Mikroskopik: 7 parameter 1. Semua Pemeriksaan Lab tingkat 4
dan Teknologi (Penyakit menular, menular, kehamilan dan penyakit infeksi penyakit infeksi 2. Kultur : virus, parasite dan semua
kehamilan dan golongan golongan darah) 2. Haematologi Analyser: 17 2. Haematologi Analyser: 17 kulturabel bakteri,
darah) 2. Mikroskopik: 7 parameter parameter parameter 3. Immunologi (Elisa, Multiplex Elisa):
2. Mikroskopik: 7 parameter penyakit infeksi 3. Kimia Darah: 16 parameter 3. Kimia Darah: 26 parameter human pathogen, zoonosis
penyakit infeksi 3. Haematologi Analyser: 9 4. Urine Analyzer: 12 parameter 4. Urine Analyzer: 12 parameter 4. Biomolekular:
3. Haematologi Analyser: 9 parameter 5. Kultur : 9 parameter (bakteri 5. Kultur : 12 parameter (bakteri 5. Pemeriksaan PCR (Covid-19 dan
parameter 4. Kimia Darah: 15 parameter termaasuk aerosol bacteria) termasuk aerosol bacteria, 23 penyakit berpotensi wabah) ,
4. Kimia Darah: 13 parameter 5. Urine Analyzer: 12 parameter 6. Immunologi (elisa) : 8 parameter parasite ) Xpert TB,HBV DNA, VL HIV,
5. Urine Analyzer: 9 6. Kultur : 5 parameter (bakteri) termasuk SHK 6. Immunologi (elisa) : 23 parameter Ricketsia, antrax, leptospira
parameter 7. Immunologi (elisa) : 4 parameter 7. Biomolekular: Pemeriksaan PCR termasuk SHK 6. Pemeriksaan laboratorium
6. Lingkungan: Parameter 8. Biomolekular: Pemeriksaan PCR (Covid-19 dan 23 penyakit 7. Biomolekular: Pemeriksaan PCR penyakit Zoonosis
fisik air, udara, (Covid-19 dan 23 penyakit berpotensi wabah), Xpert TB,HBV (Covid-19 dan 23 penyakit 7. Kapasitas khusus: uji netralisasi utk
pemeriksaan jentik berpotensi wabah) , Xpert TB,HBV DNA, VL HIV, Ricketsia, antrax, berpotensi wabah), Xpert TB,HBV uji klinis vaksin, karakterisasi strain;
DNA, VL HIV leptospira DNA, VL HIV, Ricketsia, antrax, Uji Validasi Pasca Pemasaran
9. Toksikologi: 9 parameter 8. Toksikologi: 13 parameter leptospira, virus zoonosis (dengue, (Post Marketing) Reagen Covid-
10. Lingkungan: Parameter fisik air, 9. Lingkungan: Parameter fisik air, JE,hanta), bateri pada reservoir 19, Reagen HIV, Hep B, Hep C,
udara, pemeriksaan jentik, udara, pemeriksaan jentik (leptospira tikus Sifilis, Malaria;
penangkapan nyamuk. Dan tikus. 10. Kimia Lingkungan (AAS, Spectro 8. Toksikologi: 13 parameter 8. Kapasitas khusus: Uji insektisida
Mikroskop untuk identifikasi vector dan UV vis) : 31 parameter 9. Lingkungan: Parameter fisik air, 9. Advance Biomolekular: Sanger
serta set alat identifikasi tikus. 11. Mikrobiologi Lingkungan: 7 udara, pemeriksaan jentik sequencing, WGS, Hightroughput
11. Kimia Lingkungan: 24 parameter parameter 10. Kimia Lingkungan (AAS, Spectro WGS, Analisis bioinformatic
12. Mikrobiologi Lingkungan: E.coli 12. Pemantauan Limbah cair: 10 dan UV vis) : 57 parameter
dan Coliform parameter 11. Tanah: 41 parameter
13. Pemantauan Limbah cair: 10 13. Vektor dan Resrvoir: Deteksi 12. Mikrobiologi Lingkungan: 7
parameter malaria pada nyamuk, deteksi parameter
14. Vektor dan Resrvoir virus dengue pada nyamuk, 13. Pemantauan Limbah cair: 10
15. Keamanan pangan: Mikrobiologi deteksi leptospirosis pada tikus parameter
(6 parameter) dan Kimia (5 14. Keamanan pangan: Mikrobiologi 14. Vektor dan Reservoir: Deteksi
parameter) (6 parameter) dan Kimia (21 malaria pada nyamuk, deteksi
parameter) virus dengue pada nyamuk,
15. Biomarker: 9 parameter deteksi leptospirosis pada tikus
15. Keamanan pangan:Mikrobiologi
(6 parameter) dan Kimia (21
parameter)
16. Biomarker: 9 parameter
17. Sequencing dan WGS
6
Program utama penguatan upaya
preventif di layanan primer
8
Layanan jantung sesuai kompetensi belum merata di Indonesia
Saat ini hanya ada 40 RS yang mampu melayani cathlab dan hanya 10 RS yang mampu melakukan bedah jantung terbuka
Maluku Utara
Aceh Kalimantan Utara RSUD Chasan Boesoirie
RSUD Dr. Zainoel Abidin RSUD Tarakan
Saat ini, pusat layanan yang Contoh: Waktu antrian layanan Jantung
sedikit menyebabkan antrian No Nama Rumah Lokasi Waktu Kasus Bedah
layanan yang panjang Sakit Tunggu
(# bulan)
(# pasien)
Sumatera Selatan
2 RSUP dr. Cipto Jakarta 5-12 300
RSUP M. Hoesin Mangukusumo
3 RSUP Sardjito Yogyakarta 12 200
Jawa Tengah
RSUP Kariadi Sulawesi Selatan
RSUP Wahidin 4 RSUP Dr. M Sumatera 12 150
DKI Jakarta
Sudirohusodo
RSUP dr Cipto Hoesin Selatan
Mangunkusumo
Jawa Timur 5 RSUP Hasan Jawa Barat 4-5 250
RSUP Jantung
Harapan Kita
RSUD dr Sadikin
Soetomo
6 RSUP Kariadi Jawa 4 250
DI Yogyakarta Tengah
RS Dr. Sardjito
7 RSUD Wahab Kalimantan 4-6 150
Sjahranie Timur
10
3. Stroke
RSUD Zainal
Abidin
RS Arifin
Achmad RS Kandou
RSUD Adam
Malik
RS M Hosein RS Jayapura
RS M Djamil
RS Abdul
Moeloek
RSUD M Raden
RSHS
Mahatter
RSUD
RS PON Moewardi RS Soetomo
RS Wahidin
RSCM
Jantung Mampu diagnostik invasif dan Mampu melakukan bedah Mampu melakukan pelayanan
intervensi non-bedah, misal jantung terbuka dan bedah bedah dan intervensi non-
dan Stroke
pasang ring dan syaraf terbuka/clipping bedah jantung dan saraf
trombektomi/coiling advanced
13
Pemerataan layanan rujukan melalui optimalisasi jejaring RS nasional
untuk 4 penyakit tersebut ditargetkan mencapai 100% kab/kota di 2027
ILUSTRATIF
Target
50% kabupaten/kota sebelum 2025 dan
50% 100%
100% sebelum 2028 2022 2024 2027
RS Paripurna
- - -
RS Utama
RSUD Zainoel Abidin RS Provinsi A
RS Madya
RSUD Yulidin Away Kab B
RSUD Langsa Kab B
RSUD Dr. Fauziah Bireun Kab B
RSUD Meuraxa Kab B
RSUD Datu B Takengon Kab B
RSUD Cut Nyak Dhien Kab B
RSUD Cut Meutia Kab C
RSUD Tgk Chik Ditiro Kab C
RSUD HS Kutacane Kab C
RSUD dr Zubir Mahmud .Kab C
.
15
Total anggaran ~IDR 31 tn dibutuhkan sampai 2027;
17,9tn di Tahap 1 dan 13,1tn di Tahap 2
Kebutuhan Anggaran, IDR miliar
... Jumlah RS Paripurna ... Jumlah RS Utama ... Jumlah RS Madya
Potensi sumber
Tahap 1: 2022-2024 Tahap 2: 2025-2027 anggaran:
19 30 29 1 4 146 5 1 92 57 65 118
70% Dana PEN
(proposed)
7,127 6,904
4,896 5,903
2,536 3,633 30% dipenuhi melalui:
Total Total Total
2022 2023 2024 Tahap 1 2025 2026 2027 Tahap 2 Program ‒ Dana Alokasi Khusus
Alat 4,431 6,610 5,312 16,355 2,370 3,303 6,222 11,895 28,250 Bidang Kesehatan
RS Paripurna 1,105 - 255 1,360 - - - - 1,360 ‒ BLU/BLUD
RS Utama 2,443 402 159 3,004 - - - - 3,004
‒ APBD
RS Madya 883 6,208 4,899 11,990 2,370 3,303 6,222 11,895 23,886
-Jantung, Stroke, Cancer 518 4,058 3,299 7,876 1,506 2,183 7,827 15,703
‒ Pinjaman/Partnership
4,137
(SMI, IsDB, I-Sphere
-Uro-nefrology 365 2,150 1,600 4,114 864 1,119 2,085 4,068 8,183 Bank Dunia)
Sarpras1 465 517 590 1,572 166 330 682 1,179 2,751
Total 4,896 7,127 5,903 17,927 2,536 3,633 6,904 13,074 31,001
1. Untuk membiayai ruang/bangunan (CT Scan, Cathlab, MRI, OK) untuk kelas C dan D, serta membiayai ruangan untuk Linac untuk kelas A dan B
16
Kemenkes memberikan bantuan penyediaan alkes berdasarkan
ketersediaan user di RS Jejaring Kanker, Jantung, Stroke, Uronefrologi
Paripurna Utama Madya <________>
Heart lung machine Sp. BTKV K, J, S CT Scan 128 Sp.Rad, Sp.S/ Sp.BS, Sp.JP/
Sp.PD-KKV/ Sp.BTKV, Sp.Paru-
IABP Onk/ Sp.B-Onk/ Sp.OG-Onk
Sp.JP intervensi/
OCT Sp.PD-KKV intervensi CT Scan 64 Sp.Rad, Sp.Paru/ Sp.B/ Sp.OG,
Sp.JP/ Sp. PD-KKV, Sp.S
IVUS
K, S MRI Sp.Rad, Sp.Paru-Onk/ Sp.B-
FFR Onk/ Sp.OG-Onk, Sp.S/ Sp.BS
18
Kita masih banyak bergantung pada
impor dan teknologi hasil riset di
negara maju
90%
bahan baku obat diimpor1
88% r
Obat
Insulin
1. Candesartan 3. Amlodipine 5. Cefixime
2. Bisoprolol 4. Lansoprazole 6. Ceftriaxone
Produksi 6 dari 10 bahan baku obat konsumsi terbesar
Derivat Plasma (Albumin,
EPO, Insulin, m-Ab IVIg, F-VIII), m-Ab
m-Ab (Tocilizumab),
Produksi produk biologi dan derivat plasma (Bevacizumab), Stem
HyFC-EPO
(Adalimumab,
Cell Rituximab, PD-1), R-
Insulin
Alat Kesehatan
TKDN Alkes
Peningkatan belanja dalam negeri untuk 16 dari 19 alkes
terbesar by value & volume produksi dalam negeri 1. CT Scan
2. Endoskopi
3. MRI
Produksi alkes berteknologi tinggi (3 dari 19)
Respon Darurat
Pelatihan dan Tim Emergency
Mulai kerja sama
Tim kegawatdaruratan medis teregistrasi dan terlatih; sertifikasi Response terbentuk 20
20
Tenaga cadangan untuk
kesiapsiagaan menghadapi krisis kesehatan
Tenaga cadangan berasal dari partisipasi masyarakat aktif, baik langsung atau melalui institusi/organisasi
yang sewaktu-waktu dapat diaktifkan ketika terjadi krisis
Sebelum
Identifikasi dan registrasi tenaga cadangan
Krisis
Kesehatan Registrasi dilakukan bagi masyarakat yang bersedia menjadi
tenaga cadangan sesuai identifikasi kebutuhan.
(contoh: Pramuka, Palang Merah Remaja, serta mahasiswa).
21
4
Pembiayaan
kesehatan yang
masih belum efektif
22
Biaya kesehatan secara global terus meningkat lebih tinggi dari
pertumbuhan ekonomi
Peningkatan belanja kesehatan Indonesia telah melampaui pertumbuhan GDP
0 0 0
2000 2005 2010 2015 2020 2000 2005 2010 2015 2020 2000 2005 2010 2015 2020
0 0 0
2000 2005 2010 2015 2020 2000 2005 2010 2015 2020 2000 2005 2010 2015 2020
Notes: Index 100 at 1995, based on local currencies; Income = Personal Disposable Income
Jepang
84,2 tahun; Amerika Serikat
80 Kuba $4.360/kapita 78,5 tahun,
77,7 tahun,
$10.921/kapita
$1.031/kapita
Indonesia
71,3 tahun,
$120/kapita
60
40
20
0
0.0 2,000.0 4,000.0 6,000.0 8,000.0 10,000.0 12,000.0
2
Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas 2022 dan 15%
Health Technology Assessment (HTA) dari BOK Puskesmas 2023
• Meningkatkan penerapan HTA guna menjamin kendali B. Konsolidasi Pembiayaan Kesehatan JKN dan Swasta
mutu dan biaya berbasis bukti untuk pelayanan
• Pengenaan selisih biaya bagi peserta yang ingin naik kelas
kesehatan yang lebih efektif dan efisien
perawatan & rawat jalan eksekutif (coordination of benefit)
• Upaya pengendalian dari sisi peserta melalui urun biaya
3
Annual Review Tariff
pada pelayanan yang dijamin dengan kategori
• Utilization review untuk mengendalikan sejumlah
layanan JKN, seperti sectio cesaria berpotensi moral hazard (cost sharing)
• Penyesuaian tarif Indonesia Case Based Groups (INA-
CBGs) yang fokus pada pemenuhan hak peserta dan
harga layak (keekonomian)
• Review kapitasi BPJS agar jasa pelayanan di Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama dapat lebih efektif, efisien
dan berbasis kinerja
25
5
SDM Kesehatan yang
masih kurang dan
tidak merata
26
Peningkatan kuota mahasiswa per dosen (1:3 menjadi 1:5)
dan peningkatan jumlah dosen (2x) dapat mempercepat
pemenuhan kebutuhan spesialis hingga 3-4x lipat
xx Top 3 kekurangan spesialis
1berdasarkan target rasio Bappenas dan Permenkes 56/2014; untuk seluruh RS stratifikasi dasar, madya, utama, dan paripurna 27
2kekurangan 0,13/1.000 Wanita Usia Subur (Dit Perencanaan)
Khusus untuk layanan jantung dan stroke, perlu fokus pada
pemenuhan Sp1 dg Intervensi, Sp.JP/Sp.PD KKV, dan Sp.An KAKV
Pemetaan needs dan supply SDM layanan jantung dan stroke
Standar Kebutuhan Perhitungan kekurangan1 Estimasi
Kuota/
Jenis SDM pemenu
M U P tahun
M U P Total han
M U P
(267) (34) (18)
1Berdasarkan
28
kebutuhan RS madya, utama, dan paripurna tahap 1; 2Jumlah RS Paripurna jantung = 15 RS; 3Jumlah RS Paripurna stroke = 16 RS
Khusus untuk layanan kanker, perlu fokus pada pemenuhan
Sp.PD-IFO, Sp. B Fellow Onk, dan Sp. OG Fellow Onk
Pemetaan needs dan supply SDM layanan kanker
Not applicable Belum ada fellowship xx Jumlah kekurangan xx Pemenuhan >2 tahun
29
1Berdasarkan kebutuhan RS madya, utama, dan paripurna tahap 1; 2Jumlah RS Paripurna kanker = 15 RS
Khusus untuk layanan uronefrologi, perlu fokus
pada pemenuhan Sp.U dan Sp.PD mahir dialisis
Pemetaan needs dan supply SDM layanan uronefrologi
Not applicable Belum ada fellowship xx Jumlah kekurangan xx Pemenuhan >2 tahun
30
1Berdasarkan kebutuhan RS madya, utama, dan paripurna tahap 1; 4Jumlah RS Paripurna uro-nefro = 14 RS
Pemberian Beasiswa Dokter Spesialis-Subspesialis,
untuk layanan prioritas pada tahun 2022
Kerjasama LPDP memfasilitasi:
Serta rencana 2023 – 2025 termasuk layanan spesialis lainnya • Beasiswa dokter spesialis,
sub spesialis dengan
Rekrutmen semester II / 2022
menyesuaikan
LPDP
Kemkes LPDP persyaratan dan
240 55 358 121
mekanisme Kemenkes
Sp-1 271 442
2022
• Pelaksanaan rekruitmen
Sp-2 29 101
Kemkes 237 51 341 107 Bersama antara LPDP dan
300 543 Kemenkes
• Menambah kuota
LPDP 240 55 358 121
penerimaan 216 dari
2023
kelebihan pendaftar di
Kemkes
Kemenkes
237 51 341 107
• Memfasilitasi fellowship
baik dalam maupun luar
LPDP 376 46 425 92 negeri sesuai kebutuhan
Kemenkes
2024
Sp-1 : Spesialis
Kemkes 271 290
Sp-2 : Sub Spesialis 31
Peserta penerima bantuan biaya pendidikan PPDS/PPDGS oleh Kemenkes
2008 - 2022
662
628
605
555
469
433 444
413
354
280
265 267 269
242
225 226 231 235
204 212 216 218
198
164 164
146 147 152 153 154
114 114 123
88 95
54
32
Mendayagunakan dokter spesialis WNI lulusan luar negeri
Permenkes 14 tahun 2022
Proses adaptasi WNI lulusan luar negeri
42
37 Pra Pengajuan adaptasi:
163 dokter spesialis WNI lulusan
luar negeri yang telah Adaptasi 1. Verifikasi dokumen
didayagunakan (2016-2021) 2. Penilaian kompetensi pra adaptasi
24
3. Pembekalan
17
15
4 Penerbitan sertifikat:
3 3 2
5 5 5 1 1. Sertifikat kompetensi adaptasi
2. STR Adaptasi
Insentif
Pasca Penerbitan sertifikat:
Dokter spesialis WNI lulusan luar negeri yang bekerja
di rumah sakit selama masa adaptasi berhak Adaptasi 1. Sertifikat kompetensi
mendapatkan insentif 2. STR dokter spesialis
33
Pendidikan mahasiswa kedokteran (S1) berbasis perguruan tinggi; pendidikan spesialis
(residensi) dapat berbasis perguruan tinggi, rumah sakit, atau campuran keduanya
Benua Negara Mahasiswa (S1) Pendidikan spesialis (residensi)
Asia Malaysia Perguruan tinggi Perguruan tinggi; mendapatkan gelar Master, dapat mendaftar melalui Kemendikbud atau Kemenkes.
Residensi dilakukan di RS tapi tetap mendapat gelar Master dari universitas
Vietnam Perguruan tinggi Perguruan tinggi; diselenggarakan universitas, namun praktik di RS, mendapat gelar spesialis atau master
Myanmar Perguruan tinggi Perguruan tinggi + rumah sakit; gelar Master di universitas, dilanjutkan dengan residensi di rumah sakit
Filipina Perguruan tinggi Perguruan tinggi (e.g., RS De Lasalle University) atau rumah sakit (e.g., de Los Santos Medical Centre);
Mendapat gelar
India Perguruan tinggi Perguruan tinggi; program pascasarjana setara Master atau Doktoral
Jepang Perguruan tinggi Perguruan tinggi atau rumah sakit; diselenggarakan di RS yang terafiliasi dengan universitas, mendapat
gelar
Eropa UK Perguruan tinggi Rumah sakit; RS bekerja sama dengan penyelenggata pendidikan, mendapat gelar spesialis
Jerman Perguruan tinggi Rumah sakit; badan regulator akan menguji residen dan mengeluarkan sertifikat, mendapat gelar spesialis
Perancis Perguruan tinggi Perguruan tinggi; residen akan menjalani praktik di universitas atau RS yang terafiliasi dengan RS, gelar
spesialis diberikan oleh universitas
Norwegia Perguruan tinggi Rumah sakit; residen harus memenuhi jumlah kasus tertentu, mendapatkan gelar spesialis
Amerika USA Perguruan tinggi Rumah sakit; di RS Pendidikan atau RS lain yang memenuhi syarat
Canada Perguruan tinggi Perguruan tinggi; sertifikasi dikeluarkan oleh Royal College of Physicians and Surgeons of Canada (RCPSC)
Afrika Nigeria Perguruan tinggi Rumah sakit; mendapatkan gelar spesialis
35
Berbagai tantangan data dan sistem kesehatan
Precision medicine
37
Teknologi saat ini memungkinkan percepatan pengembangan inovasi biomedis
Sekuensing genomika saat ini sudah lebih terjangkau dan efisien
File
BCL/FS/ SAM/ VCF/ NEX/
Format FAST5 FASTQ FASTQ BAM BCF VCF/
FASTA/
WICK
FS
~120GB ~120GB ~120GB ~120GB ~1-5 GB BCF
BGSi Hubs
Upload targeted gene raw ● tertiary analysis
● Pipeline untuk sekuens gen target
data & informasi ● Interpretasi informasi genomik
instrument information dari WGS, gen, dan
data klinis
Sekuens genomika dapat digunakan untuk deteksi penyakit berdasarkan biomarkernya
Kanker di Indonesia
Source : Illumina
Penerapan data genomika dalam skrining status kesehatan
Beberapa negara telah memiliki regulasi yang mengatur servis genomik dan biobank
diatur terpisah dalam beberapa undang-undang dan regulasi
Poin Inggris Amerika Serikat Cina Singapura Jerman
Data
Consent Diatur Diatur Diatur Diatur Diatur
Data Protection Act (DP Act) Privacy Act 1974 Personal Information Protection PDP Act 2012 and HBR Act 2015 GDPR and Genetic Diagnostic
2018 (PIP) Law 2021 and Human Act 2010 (GenDG)
Genetics (HGR) Regulation 2018
Penyimpanan, Diatur Diatur Diatur Diatur Diatur
penggunaan dan DP Act 2018 Privacy Act 1974 PIP Law 2021 and HGR PDP Act 2012 GDPR and GenDG
sharing data Regulation 2018
Kepemilikan data Diatur Diatur Diatur Diatur Diatur
DP Act 2018 Privacy Act 1974 PIP Law 2021 PDP Act 2012 GDPR and GenDG
Komersialisasi Diijinkan (dengan Diijinkan (dengan aturan Diijinkan (dengan aturan Dilarang Diijinkan (dengan aturan
aturan spesifik) spesifik) spesifik) spesifik)
Health and Social Care Act 2012 Health Insurance Portability and PIP Law 2021 and Cybersecurity Human Biomedical Research GDPR and GenDG
and DP Act 2018 Accountability (HIPAA) Act Law 2016 Act 2015 (direct-to-customer
tidak diatur)
Biobank Diatur secara umum Diatur secara umum Diatur dalam Diatur secara umum Diatur dalam
Health and Social Care Act 2012 National Biomedical Research beberapa regulasi Human Biomedical Research beberapa regulasi 13
and DP Act 2018 Act Act 2015
ß
44