Anda di halaman 1dari 8

Kelompok 5:

1. Khirunnisa Khabibah 1120012


2. M. Yusuf Ma’arif 1120019
3. Siti Munawaroh 1120025
4. Agus Wahyudi 1120117

SISTEM NILAI KEBENARARAN : PENGOLAHAN PROPOSISI MAJEMUK

A. Pendahuluan
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah logika yang dibimbing
oleh dosen Fathimatuz Zahra, MA, dengan judul “Sistem Kebenaran : Pengolahan
Proposisi Majemuk ”. Selain ingin mengetahui apa yang ada didalam judul,
penulis juga ingin mendalami lebih jauh tentang pengolahan nilai majemuk.

B. PEMBAHASAN
A. Pengertian proposisi majemuk dan tabel kebenarannya
Proposisi majemuk adalah pernyataan yang terdiri atas dua bagian yang dapat
dinilai benar atau salah. Berdasarkan bentuk hubunganantara dua bagian itu,
proposisi majemuk dapat dibedakan menjadi tiga yaitu proposisi hipotesis,
proposisi disjungtif dan proposisi konjungtif.
Sistem yang digunakan untuk membuktikan sah atau tidaknya suatu penalaran
yang khusus penalaran majemuk adalah nilai dan pernyataan itu sendiri.
Pernyataan sebagai dasar penalaran mempunyai dua kemungkinan nilainya yaitu
benar atau salah tidak ada kemungkinan ketiga dan juga tidak ada dua nilai
tersebut dalam satu pernyataan tunggal.
Dalam logika, nilai benar disimbolkan dengan angka<<1>>, nilai salah
disimbolkan dengan angka <<0>>. Dalam makalah ini digunakan simbol <<1>>
untuk nilai benar dan simbol<<0>> untuk nilai salah.
Berikut ini adalah proposisi majemuk dan tabel kebenarannya :
1. Proposisi Hipotesis
Proposisi hipotesis adalah pernyataan yang terdiri atas dua bagian yang
hubungan kedua bagian itu adalah ketergantungan yang satu sebagai
antesenden atau premis yang satu sebagai konsekuensi atau
kesimpulan.Proposisi hipotesis ada dua yakni hipotesis yang kondisional atau
implikasi dan hipotesis bikondisional atau ekuivalen atau biimplikasi.
a. Proposisi hipotesis kondisional
Proposisi ini ditandai dengan <<jika... Maka >>
Misalnya, jika hujan maka Jalan menjadi basah hujan di sini sebagai
antesenden dan Jalan menjadi basah adalah sebagai konsekuen. Jika
p sama q dan q belum tentu p
Tabel kebenarannya
p q p => q

11 1
10 0
01 1
00 1
Jadi proposisi hipotesis kondisional bernilai salah jika nilai
antesenden benar dan konsekuen salah.
b. Proposisi Hipotesis Bikondisional
Proposisi ini ditandai dengan <<jika dan hanya jika.... Maka... jika
dan hanya jika orang menjadi warga negara Indonesia maka harus
ber Pancasila orang menjadi warga negara Indonesia sebagai
antesenden dan harus ber Pancasila sebagai konsekuen. “Jika P
maka q dan jika q maka p. Diagam simbolnya : P  q
Tabel kebenarannya
p q p <=> q

11 1
10 0
01 0
00 1

jadi proposisi hipotesis bikondisional bernilai benar jika nilai kedua


komponennya bernilai sama yakni benar benar atau salah salah.
2. Proposisi Disjungtif
Proposisi ini ditandai dengan << atau >>
a. Disjungtif Ekslusif
Ditandai dengan << atau > jadi, 2 bagian merupakan pilihan tetapi tidak dapat
menyatu dan ada kemungkinan ketiga misalnya Si Amir ketika terjadi pembunuhan
berada di kampus atau di rumahah.
Diagram simbolnya : p q
Tabel kebenarannya
p q p q

11 1
10 1
01 1
00 1
Jadi proposisi disjungtif eksklusif bernilai benar kalau salah satu komponennya
bernilai salah.
b. Ditandai dengan ‘ dan atau ‘ salah satu atau keduanya dapat benar tidak bisa
keduanya salah misalnya peserta pelatihan logika adalah mahasiswa dan atau guru
mencuri dan atau merampok akan dihukum.
Diagram simbolnya : p v q
p q pvq

11 1
10 1
01 1
00 0
Disjungsi inklusif bernilai benar jika salah satu komponennya bernilai benar.
c. Disjungsi Alternatif
Ditandai dengan atau tetapi dua bagian itu tidak dapat menyatu dan tidak ada
kemungkinan ketiga jadi salah 1 harus benar atau harus salah misalnya benda X itu
termasuk benda hidup atau benda mati
Diagram simbolnya adalah p (v) q
Tabel kebenarannya :
p q p˅q

11 0
10 1
01 1
00 0
Jadi disjungsi alternatif bernilai benar jika nilai kedua komponennya bernilai berbeda
yakni benar salah atau salah benar.

3. Proposisi konjungtif
Ditandai dengan <<.... dan.... >>
Misalnya, Bung Karno adalah seorang proklamator dan presiden pertama RI diagram
simbolnya : p ^ q
Tabel kebenarannya :
p q p˄q

11 1
10 0
01 0
00 0
Jadi, proposisi konjungsi bernilai benar jika nilai kedua komponennya bernilai benar.
Kalau di ikhtisarkan proposisi majemuk akan terlihat sebagai berikut :
Tabel Kebenaran

NO pq p => q pq p˅q p˅q p˅q p˄q


HK HB DE DI DA K

1 11 1 0 0 1 0 1

2 10 0 0 1 1 1 0

3 01 1 0 1 1 1 0

4 00 1 1 1 0 0 0
Keterangan:
HK : Hipotesis Kondisional
HB : Hipotesis Bilcondisional
DE : Disjungsi Ekslusif
DI : Disjungsi Inklusif
DA : Disjungsi Alternatif
K : Konjungsi

1.1 Pengolahan Proposisi Majemuk


Hasil penalaran majemuk ada tiga kemungkinan, yakni bisa terjadi tautologi,
terjadi Kontradiksi atau terjadi kontingensi. Penalaran majemuk terjadi tautologi
jika dibuktikan dengan tabel keberhasilan hasil akhirnya benar semua dan semua
kemungkinan nilai logis. Penalaran terjadi kontradiksi jika dibuktikan dengan
tabel kebenaranhasil akhir akhirnya ada yang benar dan ada yang salah dan
semua kemungkinan nilai logis. Jika terjadi tautologi maka dapat dikatakan
penalaran majemuk itu adalah sah atau valid. Jika terjadi kontradiksi atau
kontingensi maka bisa dikatakan penalaran majemuk tersebut tidak sah atau tidak
valid.
Berikut contoh-contoh penalaran majemuk
1. Terjadi Tautologi
a. Konversi
Jika dan hanya jika sudut itu siku-siku maka sudut itu 90derajat,
berarti jika sudut itu 90 derajat maka sudut itu siku-siku.
Simbol Diagram : (p  q) (q  p)
b. Inversi
Jika segitiga sudutnya sama besar maka segitiga itu sama sisi berarti
jika segitiga sudutnya tidak sama besar maka segitiga itu tidak sama
Sisi.
Simbol diagram nya: (p q)(-p-q)
c. Kontraposisi
Jika dan hanya jika manusia maka berakal budi berarti jika tidak
berakal budi maka bukanlah manusia. Simbol diagramnya : (p  q)
 ( -q  -p)
d. Kondisionaliti
Jika mencuri maka di hukum berarti keadaannya tidak mencuri atau
dihukum.
Simbol diagramnya : (p => q)  ( -p v q)
e. Negasi Implikasi
Tidaklah demikian halnya bahwa jika belajar maka akan lulus berarti
keadaannya belajar dan tidak lulus.
Simbol diagram nya : -(p  q) ( p ^ -q)
f. Negasi Ekuivalen
Bukankah bilangan genap setara dengan bilangan ganjil berarti hanya
bilangan genap saja atau bilangan ganjil saja simbol diagramnya : -(p
 q)  (pq)
g. De Morgan
Dia bukanlah seorang penjahat atau pencuri berarti dia bukan
penjahat dan bukan pencuri.
simbol diagramnya : - ( p v q)  (-p -q)
h. Distribusi
Mahasiswa atau dosen Dan wartawan setara dengan mahasiswa atau
dosen dan mahasiswa atau wartawan simbol diagramnya : p v ( q ^ r)
( p v q) ^ ( p v r)

2. Terjadi Kontradiksi
a. Tidaklah bawa jika hujan maka Jalan basah berarti Jika jalan tidak
basah / maka tidak ada hujan
simbol diagramnya : -(p => q)  ( -q => -q)
b. Tidaklah bukan bahwa dia seorang koruptor dan penjahat berarti dia
bukan koruptor atau bukan penjahat simbol diagramnya : - ( - (p =>
q) (-p v -q)
c. Tidaklah bawa jika mencuri maka dihukum berarti keadaan nya tidak
mencuri atau dihukum
simbol diagramnya : - ( P => q)  ( -p v q)

3. Terjadi Kontingensi
a. Jika anda belajar maka nilai akan baik berarti Jika nilai anda akan
baik maka anda belajar
diagram simbolnya : (p => q)  ( q=>p)
b. Jika olahraga maka berkeringat berarti jika tidak berolahraga maka
tidaklah berkeringat
diagram simbolnya : ( p =>q)  ( q => -p)
c. Tidaklah bahwa dia itu mahasiswa dan guru berarti dia bukan
mahasiswa dan bukan guru
d. diagram simbolnya : - ( p => q) ( -p => q)

C. KESIMPULAN
A. Proposisi Majemuk
1. Proposisi Hipotesis
 Proposisi Hipotesis Kondisional
 Proposisi Hipotesis Bikondisional

2. Proposisi Disjundtif
 Disjungsi Ekslusif
 Disjungsi Inklusif
 Disjungsi Alternatif
3. Proposisi Konjungtif

B. Pengolahan Proposisi Majemuk


1. Terjadi Tautologi
 Konversi
 Inversi
 Kontraposisi
 Kondisionaliti
 Negasi Implikasi
 Negasi Ekuivalen
 De Morgan
 Distribusi
2. Terjadi Kontradiksi
3. Terjadi Kontingensi

Anda mungkin juga menyukai