MATERNITAS
MATERNITAS
A. Latar Belakang
menyampaikan untuk
(Kurniasari, 2015).
(POGI, 2016).
2014).
kebutuhan dasarnya.
Preeklampsi”.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Dengan Preeklampsi.
Dengan Preeklampsi.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
preeklampsi.
dengan preeklampsi.
T
A
1. Pengertian
(POGI, 2016).
2. Klasifikasi
1) Preeklampsia Ringan
Kg/per minggu.
2) Preeklampsia Berat
Kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan
3. Etiologi
dalam kandungan.
1) Teori Genetik
Berdasarkan pada teori ini preeklampsia
Renin-Angiotensin- Aldosteron-System
2) Teori Immunologis
tidak sempurna.
kerusakan endotel.
adalah :
1) Malnutrisi Berat.
5) Obesitas.
4. Manifestasi Klinis
Tanda klinis utama dari preeklampsia
4) Edema Paru.
6) Oligohidramnion
5. Patofisiologi
tempat endotel.
(Nuraini, 2011).
6. Komplikasi
2017) :
1) Bagi Ibu
jumlah trombosit.
kejang-kejang.
preeklamsia.
aktif.
dan janin.
2) Bagi Janin
a. Prematuritas.
b. Kematian Janin.
d. Asfiksia Neonatorum.
7. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
12-14 gr %)
b. Urinalisis
<31 u/l).
2) Radiologi
a. Ultrasonografi
b. Kardiotografi
8. Penatalaksanaan
1. Pengertian
a. Struktur Eksterna
dan fourchette.
b. Struktur Interna
ovarium ke uterus.
ovarium.
progesteron.
tubuh.
rectus abdominis.
terpotongnya otot.
5) Histerectomi Caesaria
d. Komplikasi preeklampsia.
f. Bayi besar.
g. Kelainan letak
c. Kehamilan kembar.
5. Komplikasi
ligamentum latum.
atas.
6. Pemeriksaan Penunjang
yaitu:
1) Laboratorium
d. Urinalisis/kultur urine.
e. Pemeriksaan elektrolit.
2) Pemeriksaan ECG.
3) Pemeriksaan USG
7. Penatalaksanaan
1) Pemberian cairan
sesuai kebutuhan.
2) Diet
3) Mobilisasi
menghembuskannya.
(semifowler).
penderita.
5) Pemberian obat-obatan
a. Antibiotik
institusi.
b. Analgetik
c. Obat-obatan lain
C.
6) Perawatan luka
8) Perawatan payudara
1. Pengertian
(Bobak, 2010).
(Supriyanti, 2017).
2. Etiologi
kontraksi rahim.
2) Teori Penurunun Hormon
uterus.
plasenta.
5) Induksi Partus
tahunan.
partum:
(Suherni, 2009).
mengakibatkan vagina
perineum.
2) Sistem Pencernaan
ambulasi awal.
3) Sistem Perkemihan
setelah persalinan.
4) Sistem Endokrin
Selama proses kehamilan dan persalinan
sebagai berikut :
a. Fase taking in
pelayanan.
ibu.
c. Fase letting go
(Setyaningrum, 2015).
5. Patofisologi
prolaktin meningkat.
6. Komplikasi
2010) :
1) Perdarahan
2) Infeksi Puerperalis
organisasi lainnya.
3) Endometritis
terjadinya endometritis.
4) Mastitis
kehilanagan semangat.
7. Penatalaksanaan
kiri.
5) Perawatan Payudara :
lecet.
selama 5 menit.
1. Pengertian
1) Masalah (Problem)
fokus diagnostik.
2) Indikator Diagnostik
maturasional.
pemeriksaan
laboratorium dan prosedur diagnostic,
yaitu :
diagnosis.
c. Faktor Resiko
PREEKLAMPSI
Spasme Pembuluh Darah
Penurunan Suplai Darah ke Post Sectio Post Partum Bayi Baru Lahir
Plasenta Caesaria
membran alveolus-kapiler.
c) Batasan Karateristik :
menunjang munculnya
napas tambahan.
menunjang munculnya
c) Batasan Karateristik :
menunjang munculnya
menunjang munculnya
dan diaphoresis.
patogenik.
c) Batasan Karateristik :
menunjang munculnya
payudara ibu.
menunjang munculnya
untuk menghisap.
c) Batasan Karateristik :
menunjang munculnya
keluarga.
menunjang munculnya
mengungkapkan perasaan
kebutuhan
fisik/emosional/spiritual
anggota keluarga.
g. Resiko Gangguan Perlekatan (D.0127)
asuh.
Prematuritas.
adekuat.
c) Batasan Karakteristik
menunjang munculnya
abnormal.
menunjang munculnya
patogenik.
1) Pengkajian
memeriksakan
kehamilannya
ke Puskesmas
dengan
tekanan
darah
mencapai
180/120
MmHg.
DO : Tanda – tanda vital TD : 150/100
MmHg, N
96 x /mnt, S: 36,8 °C,
RR : 20 x/mnt. Terdapat luka Post SC
Horizontal dengan panjang 10 cm lebar
1-2 cm pada abdomen
pasien. Klien tampak menahan sakit,
Klien tampak susah mengangkat
ekstermitasnya karena efek anastesi,
kaki klien
tampak edema.
DO : -
4. Riwayat Penyakit DS : Klien mengatakan keluarga klien tidak
Keluarga ada yang menderita penyakit keturuna
seperti hipertensi, diabetes
mellitus, penyakit menular dan penyakit
kejiwaan.
DO : -
5. Riwayat Obstetri DS : Klien mengatakan
dan Gynecology menarch uisa 10 tahun
DO : -
6. Riwayat ANC DS : Klien mengatakan pada saat hamil pernah
memeriksakan kehamilannya di puskesmas
dan tekanan darah mencapai 180/120
MmHg.
8. Riwayat persalinan DS : -
yang lalu
menikah, namun
tidak
ada datapernikahan
klien yang keberapa
dan
lamanya menikah.
10. Riwayat ginekologi DS : -
a. Oksigenasi DS : -
DO : -
h. Fungsi neurologis DS : -
DO : Kesadaran composmentis.
Kecemasan ada, pasien memikirkan bayinya
yang
Fungsi endokrin DS : -
DO : Tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid.
Pemeriksaan DS : -
penunjang
DO : Pemeriksaan Darah
lengkap tanggal 07-06-
2018
Hemoglobin : 14.0 g/dl
Leukosit : 26.19 103/uL
Eritrosit : 4.50 103/uL
Hematokrit : 41.5 %
Protein Urine +3
DO:
Obat yang klien peroleh
Methyl Dupa 3 x 250 Mg
Adalat Oros 1 x 500 Mg
Dexamethason 1 x 1 Amp
(IV)
Ceftriaxone 2 x 1 Gr (IV)
RL Drip MgSO4 500 cc
Dext 5% 500 cc
DO : -
DO : -
DO : -
DO :
- Klien tampak
meringis.
- Terdapat luka post
SC horizontal
dengan panjang 10
cm, lebar 1-2 cm
pada abdomen klien.
- TD : 150/100 mmHg
S : 36,80C,
N : 96 kali / menit, RR :
20 kali / menit
Wbc : 26,19
(10’3/ul)
- Skala nyeri 4-5.
2 DS : Post Sectio Hambatan Mobilitas
- Klien mengatakan Caesarian Fisik
makin terasa nyeri pada
saat melakukan
pergerakan atau
aktivitas.
- Klien mengatakan berat
menggangkat kakinya.
- Klien mengatakan
semua aktivitas di
bantu oleh perawat dan
keluarga.
DO :
- Klien tampak lemah.
- Klien tampak susah
mengangkat
ekstermitasnya.
- Klien terpasang infus.
- Klien terpasang kateter.
- Aktivitas klien tampak
di bantu oleh perawat
dan keluarga.
3 DS: Trauma Jaringan Resiko Infeksi
- Klien mengatakan
alergi pada telur.
- Klien mengatakan takut
infeksi pada luka post
SC.
- Klien mengatakan nyeri
pada luka bekas
operasi.
- Klien mengatakan takut
untuk bergerak karena
ada bekas luka post SC
di bagian abdomen.
DO:
- Klien tampak
melindungi daerah
jahitan.
- Klien tampak menahan
Sakit.
- Luka tampak di balut
dengan verban.
- Setelah 6 jam sesudah
operasi klien tampak malas
untuk bergerak.
- Klien tampak tidak
memakan makanan yang
di sediakan oleh rumah
sakit seperti susu dan
telur.
- TD: 150 /100 S : 36,8 C
N : 96 x/i RR : 20 x/i
Wbc : 26,19 (10’3/ul)
DO :
- Klien tampak lemas.
- Kaki klien tampak
oedema.
- Klien tampak mual.
- TD : 150/100 mmHg
S : 36,80C
N : 96 kali / menit R :
20 kali / men
Wbc : 26,19 (10’3/ul)
Protein urine (++)
5. DS : Pemisahan ruangan Menyusui Tidak
- Klien mengatakan bayi dengan Efektif.
belum menyusui ruangan ibu Post
bayinya. Partum.
- Klien mengatakan
Asinya sedikit.
- Klien mengatakan Asi
di berikan dengan cara
di pompa.
- Klien mengatakan
bayinya di rawat di
perinatologi.
DO :
- Klien dalam kondisi
puasa selama 6 jam
post operasi SC.
- Bayi di rawat di rungan
perinatologi.
Payudara terasa
lembek.
- Asi di berikan dengan
cara di pompa.
- Asi yang di keluarkan
tampak sedikit.
- Payudara saat di tekan
colostrum (+).
DO:
- Wajah klien tampak
berminyak.
- Klien terpasang infus.
- Klien terpasang kateter.
- Badan klien tampak
berkeringat.
Pasien 2
1. DS : Post sc Nyeri Akut
- Klien mangatakan nyeri
pada bagian abdomen
bekas post op. Luka post sc
- P : Klien mengatakan
nyeri pada abdomen Terputusnya
bagian bawah akibat Jaringan
pembedahan section inkontuinitas
caesarea.
Q : nyeri seperti
terbakar.
R : nyeri pada abdomen
bagian bawah.
S :skala nyeri 6.
DO.
- K/U cukup.
- Tanda-tanda vital :
TD. 180/100
mmHg, S . 37,8C,
N . 87X/menit, R .
24x/menit.
- Wajah tampak
menyeringai.
- Adanya nyeri tekan
pada luka bekas
pembedahan.
- Adanya balutan kassa
pada abdomen bagian
bawah.
2. DS: Post SC Hambatan Mobilitas
- Fisik
K
l
i
e
n
m
e
n
g
a
t
a
k
a
n
k
e
-
2
kaki
n
y
a
l
e
m
a
h
,
j
i
k
a
kaki nya digerakan. Luka post SC
DO.
K/U cukup. Penurunan
Tanda –tanda vital : kemamupan fungsi
TD. 180/100, otot
S . 37,8C,
N . 87X/menit,
RR . 24X/menit Efek anestesi
-
K
l
i
e
n
t
a
m
p
a
k
k
e
s
u
l
i
t
a
n
untuk bergerak.
-
K
l
i
e
n
b
e
l
u
m
b
i
s
a
mela
k
u
k
a
n
m
o
b
i
l
i
s
a
s
i
miri
n
g
k
a
n
a
n
-
m
i
r
i
n
g
kiri.
-
K
l
i
e
n
h
a
n
y
a
b
e
r
b
a
r
i
n
g
ditempat tidur.
-
K
e
m
a
m
p
u
a
n
u
n
t
u
k
bergerak terbatas.
2) Diagnosa Keperawatan
Pasien
No.
Hari/ tanggal Diagnosa keperawatan
ditemukan
DO :
1. Klien tampak
lemas.
2. Kaki klien
tampak
oedema.
3. Klien tampak
mual.
4. TD : 150/100
mmHg,
S : 36,8°C,
N : 96 kali/
menit,
R R : 20 kali /
men,
Wbc : 26,19
(10’3/ul),
Protein urine
(++)
Kamis Menyusui tidak Setelah dilakukan 5.1 Tentukan
25/04/2024 efektif tindakan keperawatan keinginan dan
berhubungan selama 3x24 jam di motivasi ibu
dengan pemisahan harapkan ibu menyusui untuk
ruangan bayi bayi secara efektif menyusui.
dengan ruangan dengan kriteria hasil : 5.2 Berikan
ibu post partum 1. Kementapan informasi
pemberian ASI : tentang
DS : Bayi : perlekatan laktasi dan
1. Klien bayi yang teknik
mengatakan sesuai pada dan memompa Asi
belum proses (secara manual
menyusui menghisap dari atau pompa
bayinya. payudara ibu untuk elektrik).
2. Klien memperoleh nutrisi 5.3 Berikan
mengatakan selama 3 minggu informasi
Asinya sedikit. pertama pemberian tentang
3. Klien ASI. keuntungan dan
mengatakan 2. Kemantapan kerugian
Asi di berikan Pemberian ASI : pemberian ASI.
dengan cara di IBU : kemantapan 5.4 Pantau
pompa. ibu untuk membuat integritas kulit
4. Klien bayi melekat putting ibu.
mengatakan dengan tepat dan 5.5 Ajarkan pasien
bayinya di menyusui dan tentang
rawat di payudara ibu untuk prosedur dan
perinatologi memperoleh nutrisi teknik
selama 3 minggu menyusui yang
DO : pertama pemberian benar, cara
1. Bayi di rawat ASI. perawatan
di rungan 3. Pemeliharaan payudara.
perinatologi. pemberian ASI :
2. Payudara keberlangsungan
terasa lembek. pemberian
3. Asi di berikan ASI untuk
dengan cara di menyediakan
pompa. nutrisi bagi
4. Asi yang di bayi/toddler.
keluarkantamp 4. Penyapihan
ak sedikit. Pembenian ASI :
5. Payudara saat Diskontinuitas
di tekan progresif
colostrum (+). pemberian ASI.
Kamis Defisit perawatan Setelah dilakukan 6.1 Monitor
07/06/201 diri berhubungan tindakan keperawatan kemempuan
dengan luka post selama 3x24 jam ADLs klien untuk
SC klien dapat meningkat perawatan diri
semi
fowler
saat menyusui.
4) Implementasi
P:
Intervensi dilanjutkan
- Mengajarkan
teknik mobilisasi.
- Mengatur posisi
klien miring kiri,
miring kanan,
duduk dan
berjalan.
3.1 Mempertahankan S:
09.15 tehnik aseptik - Pasien mengatkan
3.2 Mencuci tangan nyeri pada luka post
sebelum dan sesudah SC.
melakukan tindakan - Pasien mengatakan
3.3 Memeberikan terapi nyeri terasa hilang
antibiotik timbul seperti disayat.
3.4 Meningkatkan intake - Pasien mengatkan
Nutrisi takut infeksi pada
3.5 Memonitor tanda dan luka post sc
gejala lokal O:
3.6 Mendorong pasien - Pasien tampak
istirahat yang cukup. meringis.
- Pasien masid dalam
keadaan puasa,
- Luka post SC pasien
belum tampak karena
masih ditutupi verban
Dengan panjang 10
cm.
- Wbc : 26.19
- Skala Nyeri 5
A:
Masalah belum teratasi.
P:
Intervensi dilanjutkan.
- Injeksi ceftriaxone.
- Injeksi Metronidazol.
- Monitor tanda dan
gejala Infeksi.
P:
Intervensi dilanjutkan
- Evaluasi tentang
laktasi dan tehnik
memompa ASI.
09.30
6.1 Memonitor S:
kemampuan pasien - Pasien mengatkan
untuk perawatan diri tadi pagi badanyya di
yang mandiri. lap oleh suaminya.
6.2 Memonitor kebutuhan - Pasien mengatkan
pasien untuk alat-alat badnnya terasa segar.
bantu kebersihan diri, - Pasien mengtakan
berpaikain, berhias, sudah bisa melakukan
toileting dan makan. aktfitas ringan seperti
6.3 Menyediakan bantuan menyisir rambut dan
sampai pasien mampu menyikat rambut.
secara utuh untuk - Pasien mengatkan
melakukan selfcare. belum bisa mandi di
6.4 Mendorong pasien kamar mandi.
untuk melakukan O:
aktifitas sehari – hari - Perawatan diri pasien
yang normal sesuai tampak dibantu oleh
kemampuan yang suaminya.
dimiliki. - Pasien tampak segar.
6.5 Mendorong untuk - Pasien tampak bersih
melakukan secara dan rapi.
mandiri tapi beri A:
bantuan ketika pasien Masalah teratasi sebagian.
tidk mampu P:
melakukannya. Intervensi dilanjutkan
6.6 Mengajakan pasien - Bantu klien untuk
/keluarga memenuhi kebutuhan
untuk mendorong perawatan diri jika
kemandirian, pasien tidak mampu
untuk memberina melakukannya.
bantuan hanya
jika pasien
tidak mampu untuk
melihatnya.
Sabtu, 1.1 Mengobservasi reaksi S:
27/04/2024 non verbal dari - Klien mengatakan
ketidaknyaman. nyeri sudah mulai
1.2 Meningkatkan berkurang.
istirahat. - Klien mengatakan
1.3 Memonitor tanda sudah nyaman
tanda vital. dengan
Mengevaluasi tehnik keadaannya
relaksasi. sekarang ini.
1.4 Mengevaluasi tehnik
O:
relaksasi.
- Klien tampak
tenang.
- Skala nyeri 3.
- TD: 130/80
S : 36,8 C
N : 84 kali/menit
RR : 20 kali/menit
A:
Masalah mulai teratasi
P:
- Intervensi di
lanjutkan Evaluasi
teknik relaksasi
(nafas dalam).
- pantau TTV.
2.1 Mengevaluasi pasien S:
dalam pemenuhan - Klien mengatakan
kebutuhan ADL sudah bisa
secara mandiri sesuai berjalan tanpa
kemampuan. bantuan dari
2.2 Mendampingi dan suaminya.
bantu pasien saat - Klien mengatakan
mobilisasi dan bantu sudah bisa makan
kebutuhan ADL. sendiri.
2.3 Mengevaluasi pasien - Klien mengatakan
bagaiman merubah mandi sudah di
posisi dan berikan
kamar mandi
bantuan jika
namun masih di
diperlukan.
bantu oleh
keluarganya.
O:
- Klien tampak
berjalan tanpa di
bantu oleh
suaminya.
- Klien tampak
sudah bisa makan
sendiri.
- Klien tampak
mandi ke kamar
mandi di bantu
oleh suami.
A:
Masalah mulai
teratasi.
P:
Intervensi di lanjutkan
- Pertahankan
teknik mobilisasi.
3.1 Mempertahankan
tehnik aseptik . S:
3.2 Memberikan terapi Klien mengatakan
antibiotik. nyeri pada bekas
3.3 Meningkatkan intake jahitan mulai
nutrisi. berkurang.
3.4 Memonitor tanda dan O:
gejala infeksi sistemik - Disekitar luka
dan lokal. tidak ada
3.5 Mendorong pasien kemerahan.
istirahat yang cukup. - Bekas luka tampak
kering tidak ada
keluar cairan.
A:
Masalah mulai
teratasi.
P:
Intervensi dilanjutkan.
- Anjurkan klien
untuk menjaga luka
agar tetap kering
dan bersih.
- Lakukan perawatan
luka.
- Ganti balutan
Sabtu I S;
27/04/2024 - Pasien mengatakan
09.30 nyeri sudah mulai
berkurang
- Pasien mengatkan
sudah nyaman dengan
keadaaanya sekarang
ini.
O;
- Pasien tampak tenang.
- Skala Nyeri 3
- TD : 130/80 MmHg, S:
36,8, N: 84 x/mnt., RR
: 20x/mnt.
A:
Masalah mulai teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
- Evaluasi tehnik
relaksaasi (Nafas
Dalam).
- Pantau TTV
II S:
- Pasien mengatakan
sudah bisa berjalan
tanpa bantuan dari
suaminya.
- Pasien mengatakan
mandi sudah
dikamarnadi namun
masih dibantu oleh
keluarganya.
O:
- Pasien tampak berjalan
tanpa di bandtu oleh
suaminya.
- Pasien tampak sudah
bisa makan sendiri.
- Pasien tampak mandi
dikamar mandi dibantu
suaminya.
A:
Masalah mulai teratasi.
P:
Intervensi dilanjutkan
Pertahankan tehnik
mobilisasi.
III S:
- Pasien mengatakan
nyeri pada bekas
jahitan mulai
berkurang.
O:
- Disekitar luka tidak
ada kemerahan.
- Bekas luka tampak
kering tidak ada keluar
cairan.
A:
Masalah mulai teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
- Anjurkan pasien untuk
menjaga luka agar
tetap kering dan bersih.
- Lakukan perawatn luka
- Ganti balutan.
IV S:
- Pasien mengatakan
tidak pusing lagi.
- Pasien mengatakan
kepalanya tidak sakit
lagi.
- Pasien mengatakan
tidak mual lagi
- Pasien mengatakan
bengkak kakinya mulai
berkurang.
O:
- Pasien tampak
bersemangat
- TD : 130/80 MmHg
S : 36,8 C
N: 84 x /mnt
RR : 20 x /mnt.
Produksi urine 700cc
A:
Masalah mulai teratasi
P:
Intervensi Dilanjutkan
- Pantau TTV
- Pantau output urin
- Anjurkan pasien untuk
memakan obat herbal
untuk menurunkan
tekanan darah seperti
mentimun, seledri,
daun alpukat.
V S:
- Pasien mengatakan
belum menyusui
bayinya.
- Pasien mengatakan
ASI masih dipompa.
- Pasien mengatakan
ASInya sudah lebih
banyak dari hari
sebelumnya.
O:
- Pasien tampak
menyusui bayinya.
- Bayi masih diruang
perinatologi.
A:
Masalah mulai teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
- Breascare
- Perawatan payudara.
VI S:
- Pasien mengatakan tadi
pagi sudah mandi
dibantu oleh suaminya
di kamar mandi.
- Pasien mengatakan
badannya terasa segar.
- Pasien mengatakan
sudah bisa berhias diri.
O:
- Perawatan diri pasien
tampak dibantu oleh
suaminta.
- Pasien tampak bersih
dan rapi.
A:
Masalah Teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
- Dornong keluarga
untuk memabntu
pasien melakukan
perawatn diri.
DAFTAR PUSTAKA
Abiee. (2012). Askep Maternitas. Retrieved from
https://galeriabiee.wordpress.com/kumpulan-askep/a
skep-maternitas/asuhan- keperawatan-pada-pasien-
dengan-preeklampsia/
Agustina, L. (2018). Asuhan Keperawatan Ny.M Post
SC Indikasi PEB Di RSUD Bangil Pasuruan.
Retrieved from
https://repository.kertacendekia.ac.id/media/298882
-asuhan-keperawatan- pada-ny-m-dengan-diag-
9eacec69.pdf.
Andriyani, R. (2012). Faktor Risiko Kejadian Pre-
Eklampsia di RSUD Arifin Achmad. Jurnal
Kesehatan Komunitas.
https://doi.org/10.25311/jkk.vol2.iss1.38
Anggraeni, D. (2011). Asuha Pada Bayi Baru Lahir. 7–33.
Bobak. (2010). Konsep Post Partum. Post Partum, 3(2),
9–16. Retrieved from
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimu
s-gdl-norhimawat-6281- 2-babii.pdf
Faiqoh, E. (2014). Hubungan karakteristik ibu, anc dan
kepatuhan perawatan ibu hamil dengan terjadinya
preeklampsia. Jurnal Berkala Epidemiologi.
Hartati & Maryunani. (2015). Konsep Asuhan Persalinan Sectio
Caesarian.
Retrieved from http://eprints.stikes-
aisyiyah.ac.id/891/7/BAB 15 KU.pdf
Hidayati, R. (2014). Aplikasi Teori Adaptasi Dalam
Asuhan Keperawatan. Retrieved from
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20391269-
SP- Rahma Hidayati.pdf
Indah, R. (2010). Konsep dasar asuhan Neonatus, bayi & balita.
Khairani, Y. (2020). Penatalaksanaan Pre
eklampsia. Retrieved from
http/www.Alomedika.com website:
https://www.alomedika.com/penyakit/o
bstetrik-dan-
ginekologi/preeklampsia/penatalaksana
an
Kumalasari, I. (2014). Modul Bahan Ajar Asuhan Bayi
Baru Lahir. (November), 1–116.
Kurniasari, D. (2015). Hubungan Usia , Paritas Dan
Diabetes Mellitus Pada Kehamilan Dengan
Kejadian Preeklamsia Pada Ibu Hamil Di Wilayah
Kerja Puskesmas Rumbia Kabupaten Lampung
Tengah Tahun 2014. Jurnal Kesehatan Holistik.
https://doi.org/10.1002/(SICI)1096-
9101(1996)19:1<23::AID-LSM4>3.0.CO;2-S