Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 2

MATA KULIAH PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK


BERKEBUTUHAN KHUSUS
PDGK4407
DOSEN : Ossy Firstanti Wardany, M.Pd

DISUSUN OLEH :

NAMA : IDOLA ASNI SAGALA

NIM : 859794967

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ MEDAN
2024
SOAL

1. Anak tuna netra memiliki keterkaitan dengan beberapa indera karena kekurangannya
pada salah satu indera penglihatan. Jelaskan keterkaitan indera pendengaran dan perabaan
dengan anak tuna netra!
2. Seorang guru dituntut untuk memberikan layanan yang maksimal pada seluruh peserta
didiknya tidak terkecuali anak tuna netra. Berikan salah satu contoh media yang dapat
digunakan guru untuk membimbing anak netra dan jelaskan penggunaan media tersebut!
3. Sistem Pendidikan segregasi, system Pendidikan inklusi dan system Pendidikan integrasi
merupakan sIstem Pendidikan yang dapat diterapkan pada anak tuna rungu. Menurut
Saudara sIstem Pendidikan manakah yang paling tepat digunakan untuk anak tuna rungu
dan berikan alasannya!
4. Jelaskan Chronological age dan mental age yang berkaitan dengan penyandang
tunagrahita dan buatlah bagannya!
5. Terdapat beberapa strategi pembelajaran yang dapat diterapkan pada anak tuna grahita
seperti strategi pengajaran diindividualisasikan, strategi kooperatif, dan strategi
modifikasi tingkah laku. Buatlah skenario pembelajaran yang sederhana dari salah satu
strategi tersebut yang menurut Saudara paling tepat diterapkan pada anak tunagrahita!
1. Anak tuna netra memiliki keterkaitan dengan beberapa indera karena kekurangannya
pada salah satu indera penglihatan. Jelaskan keterkaitan indera pendengaran dan perabaan
dengan anak tuna netra!
Jawaban :
Tunanetra adalah istilah umum yang digunakan untuk kondisi seseorang yang
mengalami gangguan atau hambatan dalam indra penglihatannya. Berdasarkan tingkat
gangguannya Tunanetra dibagi dua yaitu buta total (total blind) dan masih mempunyai
sisa penglihatan (low vision). Alat bantu untuk mobilitas tunanetra menggunakan tongkat
khusus, yaitu tongkat berwarna putih dengan garis merah horisontal. Akibat
hilang/berkurangnya fungsi indra penglihatannya maka tunanetra berusaha
memaksimalkan fungsi indra-indra yang lainnya seperti, perabaan, penciuman,
pendengaran, dan lain sebagainya sehingga tidak sedikit penyandang tunanetra yang
memiliki kemampuan luar biasa misalnya di bidang musik atau ilmu pengetahuan.
Pada orang tunanetra, korteks visual menjadi sedikit “bosan” tanpa adanya input visual
dan mulai menyusun kembali dirinya sendiri sehingga menjadi lebih responsif terhadap
informasi dari indra lain yang tersisa. Jadi, meski orang tunanetra mungkin telah kehilangan
penglihatan mereka, hal ini menyisakan kapasitas otak yang lebih besar untuk memproses
informasi dari indra lain.
orang yang kehilangan penglihatan sejak usia sangat dini menunjukkan tingkat reorganisasi yang
jauh lebih besar di otaknya.
Orang-orang yang menjadi tunanetra sejak kecil cenderung mengungguli orang-orang yang dapat
melihat dan yang menjadi buta setelah dewasa, dalam tugas persepsi yang
mengandalkan pendengaran dan sentuhan.
Ekolokasi
Reorganisasi dalam otak juga berarti bahwa orang tunanetra kadang-kadang dapat belajar
bagaimana menggunakan indra mereka yang tersisa dengan cara-cara yang menarik. Sebagai
contoh, beberapa orang tunanetra belajar untuk merasakan lokasi dan ukuran objek di sekitar
mereka menggunakan ekolokasi atau menggunakan gelombang suara untuk menentukan lokasi
suatu objek di sekitarnya.

Indera Pendengaran
Bagi anak didik dengan kekhususan tunanetra, tentu tak akan mendapatkan informasi
pengetahuan melalui indera penglihatannya. Dan akan lebih memanfaatkan indera pendengaran,
pembau dan perabaan.
Seorang anak tunanetra akan lebih memanfaatkan pendengarannya, sehingga lebih membutuhkan
tempat yang sunyi. Jika tempat belajar mereka ramai riuh rendah dengan suara-suara, maka akan
dapat merusak konsentrasi belajarnya.
Indera Perabaan
Membaca tulisan braille tentunya tidak dengan menggunakan indera penglihatan. Akan lebih
mempergunakan indera perabaan.
Perlu diketahui indera perabaan anak tunanetra sangat peka. Tetapi perlu dilatih agar dapat
merasakan benda atau bentuk benda yang dipegang.
Untuk membaca tentu mempergunakan indera peraba kanan dan kiri. Tangan kanan
dipergunakan untuk membaca huruf demi huruf, kata demi kata, dan kalimat demi kalimat.
Sementara tangan kiri dipergunakan untuk mengurutkan huruf demi huruf, kata demi kata dan
kaliat demi kalimat yang telah diraba. Agar tidak bergeser ke baris selanjutnya.
Dan sebelum membaca tulisan, tentunya anak dilatih motoriknya. Meraba biji-bijian, kain baju
dan sebagainya. Membedakan biji kacang hijau, kacang tanah dan kedelai. Bentuknya seperti
apa. Halus tidaknya kulitnya.

2. Seorang guru dituntut untuk memberikan layanan yang maksimal pada seluruh peserta
didiknya tidak terkecuali anak tuna netra. Berikan salah satu contoh media yang dapat
digunakan guru untuk membimbing anak netra dan jelaskan penggunaan media tersebut!
Jawaban:
Tunanetra adalah seseorang yang mengalami hambatan pada sensori penglihatan sehingga
berdampak pada perkembangnya. Tetapi dengan layanan dan pendidikan khusus sejak dini,
mereka mampu berkembang dengan baik sesuai dengan potensinya. Tunanetra sendiri terbagi
menjadi dua yakni total yang mana tidak bisa menangkap cahaya sama sekali (buta total), dan
low vision dimana masih terdapat sisa penglihatan tetapi harus dibantu alat bantu khusus untuk
meringankan hambatan yang ada.

Mereka tidak mengalami masalah pada aspek intelektual, maka dapat diajarkan pada kemampuan
akademik dari tingkat rendah (SDLB), hingga tingkat tinggi ketika sudah SMALB dan bisa juga
dilatih keterampilan tertentu. Saat ini bila dilihat di internet sudah banyak tunanetra yang sukses
dan bahkan berprestasi.

Miniatur
Media pembelajaran ini sangat cocok untuk orang dengan hambatan penglihatan dari
umur yang masih belia hingga beranjak dewasa. Media ini bisa digunakan untuk melatih
berbagai hal seperti contohnya mengenal hewan, alat transportasi, bentang alam seperti
gunung dengan cara diraba sehingga anak mengerti bentuknya.

Sempoa
Sempoa umum dipakai hampir semua orang ketika belajar menghitung ketika TK hingga
SD. Tetapi media tersebut memang efektif karena anak melakukan praktek menghitung
langsung dengan benda nyata. Benda tersebut juga bisa digunakan untuk anak hambatan
penglihatan dalam belajar matematika dasar.

Buku Braille
Tunanetra menggunakan huruf yang namanya braille sehingga dari kecil di sekolah
mereka sudah diarahkan untuk belajar huruf tersebut. Bila sudah menguasai mereka bisa
diberikan materi dengan buku-buku braille yang dapat dibaca secara mandiri. Media ini
bisa diterapkan biasanya ketika anak sudah menginjak SMPLB-SMALB.

Globe Tunanetra
Globe tunanetra sebetulnya berbentuk seperti globe pada umumnya, namun yang
membedakan benda ini memiliki tonjolan yang bisa diraba sehingga tunanetra paham
mana yang termasuk daratan dan laut. Media ini bisa digunakan ketika anak mempelajari
tentang ilmu pengetahuan sosial yang mengarah pada ilmu geografi.

3. Sistem Pendidikan segregasi, system Pendidikan inklusi dan system Pendidikan integrasi
merupakan sIstem Pendidikan yang dapat diterapkan pada anak tuna rungu. Menurut
Saudara sIstem Pendidikan manakah yang paling tepat digunakan untuk anak tuna rungu
dan berikan alasannya!
Jawaban :

Sistem pendidikan segregasi adalah sistem pendidikan dimana anak berkebutuhan khusus
terpisah dari sistem pendidikan anak pada umumnya. Penyelengggaraan sistem pendidikan
segregasif dilaksanakan secara khusus dan terpisah dari penyelenggaraan pendidikan untuk anak
pada umumnya.

Pendidikan segregasi adalah sekolah yang memisahkan anak berkebutuhan khusus dari sistem
persekolahan reguler. Di Indonesia bentuk sekolah segregasi ini berupa satuan pendidikan
khusus atau Sekolah Luar Biasa sesuai dengan jenis kelainan peserta didik. Seperti SLB/A
(untuk anak tunanetra), SLB/B (untuk anak tunarungu), SLB/C (untuk anak tunagrahita), SLB/D
(untuk anak tunadaksa), SLB/E (untuk anak tunalaras), dan lain-lain. Satuan pendidikan khusus
(SLB) terdiri atas jenjang TKLB, SDLB, SMPLB dan SMALB. Sebagai satuan pendidikan
khusus, maka sistem pendidikan yang digunakan terpisah sama sekali dari sistem pendidikan di
sekolah reguler, baik kurikulum, tenaga pendidik dan kependidikan, sarana prasarana, sampai
pada sistem pembelajaran dan evaluasinya. Kelemahan dari sekolah segregasi ini antara lain
aspek perkembangan emosi dan sosial anak kurang luas karena lingkungan pergaulan yang
terbatas.

Fasilitas dan sarana Pendidikan segregasi

 Tersedia alat-alat bantu belajar yang dirancang khusus untuk siswa. Sebagai contoh
tunanetra, seperti buku-buku Braille, alat bantu hitung taktual, peta timbul, dll.
 Jumlah siswa dalam satu kelas tidak lebih dari delapan orang sehingga guru dapat
memberikan layanan individual kepada semua siswa.
 Lingkungan sosial ramah karena sebagian besar memiliki pemahaman yang tepat
mengenai disability anak.
 Lingkungan fisik aksesibel karena pada umumnya dirancang dengan mempertimbangkan
masalah mobilitas disability, dan kami mendapat latihan keterampilan orientasi dan
mobilitas, baik dari instruktur O&M maupun tutor sesama disability.
 Dapat menemukan orang disability yang sudah berhasil

4. Jelaskan Chronological age dan mental age yang berkaitan dengan penyandang
tunagrahita dan buatlah bagannya!
Jawaban:
Pengertian mental age (MA) yaitu kemampuan mental yang dimiliki oleh seorang anak
pada usia tertentu, sedangkan pengertian chronological age(CA) ialah usia anak menurut ukuran
kalender. Seseorang dikatakan normal (rata-rata) jika usia mentalnya (MA) hampir sama dengan
usia kronologisnya (CA).

MA adalah perkembangan kecerdasan dalam hal rata-rata penampilan anak pada usia tertentu,
misalnya seorang anak berusia 8 tahun (CA-nya 8tahun) .Jika MA-nya 5 tahun berati
perkembangan kecerdasannya kurang lebih sama dengan anak rata-rata (normal) yang berusia 5
tahun.Untuk menentukan kecerdasan (MA) seseorang ialah dengan pengukuran psikologis
khususnya dengan tes inteligensi.
Individu dikatan normal (rata-rata) apabila MA-nya sama atau hampir sama dengan CA-
nya.Apabila MA individu pada posisi diatas CA-nya maka individu tersebut tergolong anak
cerdas(di atas normal).Dan sebaliknya apabila MA berada dibawah CA-nya maka individu
tersebut tergolong kecerdasannya terbelakang dan jika individu itu disertaiu keterbelakangan
dalam beradaptasi dengan lingkungan maka dia disebut anak tunagrahita.

 Chronological Age dapat diartikan sebagai usia kelahiran atau usia yang dihitung sejak anak
lahir hingga sekarang.
 Sedangkan Mental Age dapat diartikan sebagai perkembangan kecerdasan, kecerdasan yang
dimaksud dalam hal ini adalah rata-rata penampilan anak pada usia tertentu.

Kecerdasan seseorang biasanya dikatakan IQ (Intelligence Quotient), ada 2 cara untuk


mengetahui IQ :

1.Membagi MA dengan CA lalu dikali 100


IQ = MA/CA x 100

2.Menggunakan tabel tentang perkembangan anak normal seperti tabel dibawah

Bayi baru lahir Dapat minum menggunakan


botol,apabila jarinya dipegang dia
akan merespon dengan
menggenggam tangan kita.

Pada mingguan keempat Dapat melihat benda-benda


disekitarnya.

Umur 6 bulan Dapat menangkap benda-benda


yang digantungkan didepannya
tanpa pertolongan.

Umur 10-11 bulan Telah dapat berkata : ‘dada’,


‘mama’, ‘ibu’, dan ‘bapa’.

Umur 1 tahun Dapat berbicara menggunakan 3


sampai 4 kata.

Umur 14 bulan Umumnya dapat berjalan.

Umur 18 bulan Dapat menyebut bagian-bagian


badan seperti: hidung, mata, dan
lain sebagainya.

Umur 2 tahun Dapat menyusun kalimat yang


terdiri dari 2 suku
kata,mendengarkan cerita dan
membedakan gambar.

Umur 3 tahun Telah dapat bercakap-cakap


menggunakan 5 sampai 6 suku
kata.

Umur 4 tahun Dapat menghitung sampai


10,menunjukkan kecepatan dalam
memperkaya perbendaharaan kata.

Umur 5 tahun Dapat mengadakan


percakapan,dapat menyebutkan 4
atau lebih benda yang dilihatnya.
Umur 6 tahun Dapat mencontoh lambang
bunyi(huruf) dan telah siap masuk
sekolah.

5. Terdapat beberapa strategi pembelajaran yang dapat diterapkan pada anak tuna grahita
seperti strategi pengajaran diindividualisasikan, strategi kooperatif, dan strategi
modifikasi tingkah laku. Buatlah skenario pembelajaran yang sederhana dari salah satu
strategi tersebut yang menurut Saudara paling tepat diterapkan pada anak tunagrahita!
Jawaban :

Tunagrahita adalah orang-orang dengan kemampuan intelektual dan kognitif yang berada di
bawah rata-rata

Skenario pembelajaran yang sederhana dari salah satu strategi tersebut yang menurut Saudara
paling tepat diterapkan pada anak tunagrahita adalah

Para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk membantu satu sama lainnya dalam
memahami materi pelajaran. Kelompok belajar yang mencapai hasil belajar yang maksimal
diberikan penghargaan. Melakukan penekanan pada

a. Saling ketergantungan yang positif

b. Interaksi berhadapan

c. Tanggung jawab individu

d. Keterampilan sosial

e. Terjadi proses dalam kelompok

Anda mungkin juga menyukai