Anda di halaman 1dari 28

BAB III

PENGAMATAN

3.1. Sejarah Terbentuknya Bank Aceh Syariah di Indonesia

Menurut situs resmi Bank Aceh Syariah (www.bankaceh.co.id)

menyebutkan bahwa pada mulanya, Gagasan untuk mendirikan Bank milik

Pemerintah Daerah di Aceh tercetus atas prakarsa Dewan Pemerintah Daerah

Peralihan Provinsi Atjeh (sekarang disebut Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh

Darussalam). Setelah mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

peralihan Provinsi Aceh di Kutaraja (sekarang Banda Aceh) dengan Surat

Keputusan Nomor 7/DPRD/5 tanggal 7 September 1957, beberapa orang

mewakili Pemerintah Daerah menghadap Mula Pangihutan Tamboenan, wakil

Notaris di Kutaraja, untuk mendirikan suatu Bank dalam bentuk Perseroan

Terbatas yang bernama “PT Bank Kesejahteraan Atjeh, NV” dengan modal dasar

ditetapkan Rp 25.000.000.

Setelah beberapa kali perubahan Akte, barulah pada tanggal 2 Februari

1960 diperoleh izin dari Menteri Keuangan dengan Surat Keputusan No.

12096/BUM/II dan Pengesahan Bentuk Hukum dari Menteri Kehakiman dengan

Surat Keputusan No. J.A.5/22/9 tanggal 18 Maret 1960, Pada saat itu PT Bank

Kesejahteraan Aceh NV dipimpin oleh Teuku Djafar sebagai Direktur dan

Komisaris terdiri atas Teuku Soelaiman Polem, Abdullah Bin Mohammad Hoesin,

dan Moehammad Sanusi. Dengan ditetapkannya Undang-undang No. 13 Tahun

1962 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah, semua

14
Bank milik Pemerintah Daerah yang sudah berdiri sebelumnya, harus

menyesuaikan diri dengan Undang-undang tersebut.

Untuk memenuhi ketentuan ini maka pada tahun 1963 Pemerintah Daerah

Provinsi Daerah Istimewa Aceh membuat Peraturan Daerah No. 12 Tahun 1963

sebagai landasan hukum berdirinya Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh.

Dalam Perda tersebut ditegaskan bahwa maksud pendirian Bank Pembangunan

Daerah Istimewa Aceh adalah untuk menyediakan pembiayaan bagi pelaksanaan

usaha-usaha pembangunan daerah dalam rangka pembangunan nasional semesta

berencana.

Sepuluh tahun kemudian, atau tepatnya pada tanggal tanggal 7 April 1973,

Gubernur Kepala Daerah Istimewa Aceh mengeluarkan Surat Keputusan No.

54/1973 tentang Penetapan Pelaksanaan Pengalihan PT Bank Kesejahteraan Aceh,

NV menjadi Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh. Peralihan status, baik

bentuk hukum, hak dan kewajiban dan lainnya secara resmi terlaksana pada

tanggal 6 Agustus 1973, yang dianggap sebagai hari lahirnya Bank Pembangunan

Daerah Istimewa Aceh.

Untuk memberikan ruang gerak yang lebih luas kepada Bank

Pembangunan Daerah Istimewa Aceh, Pemerintah Daerah telah beberapa kali

mengadakan perubahan Peraturan Daerah (Perda), yaitu mulai Perda No.10 tahun

1974, Perda No. 6 tahun 1978, Perda No. 5 tahun 1982, Perda No. 8 tahun 1988,

Perda No. 3 tahun 1993 dan terakhir Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa

Aceh Nomor : 2 Tahun 1999 tanggal 2 Maret 1999 tentang Perubahan Bentuk

Badan Hukum Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh menjadi PT Bank

14
Pembangunan Daerah Istimewa Aceh, yang telah disahkan oleh Menteri Dalam

Negeri dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 584.21.343 tanggal 31

Desember 1999.

Perubahan bentuk badan hukum dari Perusahaan Daerah menjadi

Perseroan Terbatas dilatarbelakangi keikutsertaan Bank Pembangunan Daerah

Istimewa Aceh dalam program rekapitalisasi, berupa peningkatan permodalan

bank yang ditetapkan melalui Keputusan Bersama Menteri Keuangan Republik

Indonesia dan Gubernur Bank Indonesia Nomor 53/KMK.017/1999 dan Nomor

31/12/KEP/GBI tanggal 8 Februari 1999 tentang Pelaksanaan Program

Rekapitalisasi Bank Umum, yang ditindaklanjuti dengan penandatanganan

Perjanjian Rekapitalisasi antara Pemerintah Republik Indonesia, Bank Indonesia,

dan PT. Bank BPD Aceh di Jakarta pada tanggal 7 Mei 1999.

Perubahan bentuk badan hukum menjadi Perseroan Terbatas ditetapkan

dengan Akte Notaris Husni Usman, SH No. 55 tanggal 21 April 1999, bernama

PT Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh disingkat PT Bank BPD Aceh.

Perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman RI dengan Surat

Keputusan Nomor C-8260 HT.01.01.TH.99 tanggal 6 Mei 1999. Dalam Akte

Pendirian Perseroan ditetapkan modal dasar PT Bank BPD Aceh sebesar Rp 150

milyar.

Sesuai dengan Akte Notaris Husni Usman, SH No.42 tanggal 30 Agustus

2003, modal dasar ditempatkan PT Bank BPD Aceh ditambah menjadi Rp 500

milyar. Berdasarkan Akta Notaris Husni Usman tentang Pernyataan Keputusan

Rapat No. 10 Tanggal 15 Desember 2008, notaris di Medan tentang peningkatan

15
modal dasar Perseroan, modal dasar kembali ditingkatkan menjadi

Rp1.500.000.000.000 dan perubahan nama Perseroan menjadi PT. Bank Aceh.

Perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia No. AHU-44411.AH.01.02 Tahun 2009 pada tanggal 9

September 2009. Perubahan nama menjadi PT. Bank Aceh telah disahkan oleh

Keputusan Gubernur Bank Indonesia No.12/61/KEP.GBI/2010 tanggal 29

September 2010.

Bank juga memulai aktivitas perbankan syariah dengan diterimanya surat

Bank Indonesia No.6/4/Dpb/BNA tanggal 19 Oktober 2004 mengenai Izin

Pembukaan Kantor Cabang Syariah Bank dalam aktivitas komersial Bank. Bank

mulai melakukan kegiatan operasional berdasarkan prinsip syariah tersebut pada 5

November 2004.

Sejarah baru mulai diukir oleh Bank Aceh melalui hasil rapat RUPSLB

(Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) tanggal 25 Mei 2015 tahun lalu

bahwa Bank Aceh melakukan perubahan kegiatan usaha dari sistem konvensional

menjadi sistem syariah seluruhnya. Maka dimulai setelah tanggal keputusan

tersebut proses konversi dimulai dengan tim konversi Bank Aceh dengan diawasi

oleh Otoritas Jasa Keuangan. Setelah melalui berbagai tahapan dan proses

perizinan yang disyaratkan oleh OJK akhirnya Bank Aceh mendapatkan izin

operasional konversi dari Dewan Komisioner OJK Pusat untuk perubahan

kegiatan usaha dari sistem konvensional ke sistem syariah secara menyeluruh.

Izin operasional konversi tersebut ditetapkan berdasarkan Keputusan

Dewan Komisioner OJK Nomor. KEP-44/D.03/2016 tanggal 1 September 2016

16
Perihal Pemberian Izin Perubahan Kegiatan Usaha Bank Umum Konvensional

Menjadi Bank Umum Syariah PT Bank Aceh yang diserahkan langsung oleh

Dewan Komisioner OJK kepada Gubernur Aceh Zaini Abdullah melalui Kepala

OJK Provinsi Aceh Ahmad Wijaya Putra di Banda Aceh.

Sesuai dengan ketentuan yang berlaku bahwa kegiatan operasional Bank

Aceh Syariah baru dapat dilaksanakan setelah diumumkan kepada masyarakat

selambat-lambatnya 10 hari dari hari ini. Perubahan sistem operasional

dilaksanakan pada tanggal 19 September 2016 secara serentak pada seluruh

jaringan kantor Bank Aceh. Dan sejak tanggal tersebut Bank Aceh telah dapat

melayani seluruh nasabah dan masyarakat dengan sistem syariah murni mengutip

Ketentuan PBI Nomor 11/15/PBI/2009.

Proses konversi Bank Aceh menjadi Bank Syariah diharapkan dapat

membawa dampak positif pada seluruh aspek kehidupan ekonomi dan sosial

masyarakat. Dengan menjadi Bank Syariah, Bank Aceh bisa menjadi salah satu

titik episentrum pertumbuhan ekonomi dan pembangunan daerah yang lebih

optimal.

Kantor Pusat Bank Aceh berlokasi di Jalan Mr. Mohd. Hasan No 89 Batoh

Banda Aceh. Sampai dengan tanggal 19 September 2016, Bank memiliki 1 Kantor

Pusat, 26 Kantor Cabang, 85 Kantor Cabang Pembantu, 15 Kantor Kas, 13

Payment Point, 2 Mobil Kas Keliling, serta 201 Gerai ATM Bank Aceh.

Adapun riwayat dan perubahan nama serta badan hukum Bank Aceh yakni

pada tanggal 19 Nopember 1958 : NV. Bank Kesejahteraan Atjeh (BKA), 6

Agustus 1973 : Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh (BPD IA), 5 Februari

17
1993 : PD. Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh (PD. BPD IA), 7 Mei 1999

: PT. Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh, disingkat menjadi: PT. Bank

BPD Aceh, 29 September 2010 : PT. Bank Aceh, dan pada tanggal 19 September

2016: PT. Bank Aceh Syariah.

3.1.1. Tagline Bank Aceh Syariah

Tagline atau slogan utama yang dimiliki oleh Bank Aceh Syariah adalah

“Kepercayaan dan Kemitraan”. Kepercayaan adalah suatu manifestasi dan wujud

Bank sebagai pemegang amanah dari Nasabah, Pemilik dan Masyarakat secara

luas untuk menjaga kerahasiaan dan mengamankan kepercayaan tersebut.

Kemitraan berarti suatu jalinan kerjasama usaha yang erat dan setara antara Bank

dan Nasabah yang merupakan strategi bisnis bersama dengan prinsip saling

membutuhkan, saling memperbesar dan saling menguntungkan diikuti dengan

pembinaan dan pengembangan secara berkelanjutan.

3.1.2. Visi Misi Bank Aceh Syariah

Visi dari Bank Aceh Syariah adalah mewujudkan Bank Aceh menjadi

bank yang terus sehat, tangguh, handal dan terpercaya serta dapat memberikan

nilai tambah yang tinggi kepada mitra dan masyarakat. Misi utama yang dimiliki

Bank Aceh Syariah adalah membantu dan mendorong pertumbuhan ekonomi dan

pembangunan daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui

pengembangan dunia usaha dan pemberdayaan dunia usaha dan pemberdayaan

ekonomi rakyat, serta memberi nilai tambah kepada pemilik dan kesejahteraan

kepada karyawan.

18
3.1.3. Shared Value Bank Aceh Syariah

Dalam rangka mengemban visi dan misi bank tersebut, setiap karyawan

dan manajemen harus dapat menganut, meyakini, mengamalkan dan

melaksanakan nilai-nilai filisofis yang luhur yang terkandung dalam pilar dan

perilaku budaya kerja, yaitu :

1. Bekerja adalah ibadah kepada Allah SWT dengan penuh keimanan dan

ketaqwaan.

2. Profesionalisme dan integritas karyawan/manajemen.

3. Pengelolaan Bank secara sehat dan berdaya saing tinggi.

4. Kepuasan nasabah yang tinggi.

5. Prestasi kerja dan kesejahteraan adalah karunia Allah SWT.

3.2. Bank Aceh Syariah Cabang Banda Aceh

Untuk memperluas pangsa pasar dan mengakomodir kebutuhan segmen

masyarakat yang belum terlayani oleh bank konvensional, khususnya berkaitan

dengan masalah keyakinan, serta di dukung oleh UU No. 7 Tahun 1997 tentang

Perbankan yang kemudian disempurnakan dengan UU No. 10 Tahun 1998,

membuka peluang yang seluas-luasnya kepada Perbankan Nasional untuk

mendirikan Bank Syari’ah maupun Kantor Cabangnya oleh Bank Konvensional,

maka pada tanggal 28 Desember 2001 BPD Aceh mendirikan Unit Usaha

Syari’ah dengan SK Direksi No. 047/DIR/SDM/XII/2001.

Dengan terbitnya izin pembukaan kantor Cabang Syari’ah dari

Bank Indonesia No. 6/4/DPbs/Bna tanggal 19 Oktober 2004 maka dibukalah

19
BPD Cabang Syari’ah di Banda Aceh yang beralamat di Jl. Tentara Pelajar Banda

Aceh yang peresmiannya dilakukan pada tanggal 5 Nopember 2004.

3.2.1. Struktur Organisasi Bank Aceh Syariah Capem Diponegoro Banda Aceh

Menurut Handoko (1990: 159) Struktur organisasi adalah mekanisme

formal dimana organisasi dikelola dan menunjukkan suatu kerangka dan susunan

perwujudan pola hubungan diantara fungsi, bagian atau posisi wewenang dan

tanggung jawab yang berbeda dalam suatu organisasi untuk mencapai suatu tujuan

yang telah ditetapkan.

Bagi setiap perusahaan dalam mencapai tujuan tidak terlepas dari masalah

struktur organisasi, dimana organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja

sama untuk mencapai tujuan tertentu. Pada setiap pelaksana organisasi sangatlah

penting dan haruslah diperhatikan. Oleh karena itu, perlu dibuat struktur

organisasi yang jelas dan dapat berfungsi secara optimal yang menggambarkan

susunan tugas dan tanggung jawab masing-masing. (Gambar Struktur Organisasi

Bank Aceh Syariah Capem Diponegoro Lihat Lampiran 1)

Adapun tugas dan tanggung jawab dari masing-masing karyawan Bank

Aceh Syariah Capem Diponegoro Banda Aceh yaitu:

1. Kepala Cabang

a. Mengkoordinasi dan menetapkan rencana kerja tahunan kantor

cabang, agar selaras dengan visi, misi dan strategi Bank Aceh

Syariah.

20
b. Mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan rencana kantor

cabang untuk memastikan tercapainya target kantor cabang yang

telah ditetapkan, secara tepat waktu.

c. Menetapkan dan melaksanakan strategi pemasaran produk bank

guna mencapai tingkat volume dan sasaran yang telah ditetapkan

baik pembiayaan, pendanaan maupun jasa-jasa.

d. Melakukan kegiatan penghimpunan dana, pemasaran pembiayaan,

pemasaran jasa-jasa untuk mencapai target yang telah ditetapkan.

e. Melakukan review terhadap ketajaman dan kedalam analisa

pembiayaan guna antisipasi resiko dengan penekanan kepada

kesalahan pemohon pembiayaan, aspek legalitas nasabah, aspek

pengamanan termasuk penetapan prasyarat dan syarat pembiayaan.

f. Menetapkan kebutuhan dan strategi pengembangan sumber daya

insani (SDI) di kantor cabang pembantu untuk memastikan jumlah

dan kualifikasi SDI sesuai dengan strategi bank.

g. Melakukan analisa terhadap kondisi kantor cabang pembantu setiap

bulan dalam rangka menetapkan posisi kantor cabang terhadap

posisi pesaing di wilayah kerja setempat.

h. Menilai, memutuskan, dan melegalisasi kegiatan dan operasional

kantor cabang pembantu antara lain:

1) Penilaian pegawai.

2) Membuat rencana promosi pegawai.

3) Rotasi pegawai.

21
4) Rencana kursus pegawai.

5) Anggaran dan sasaran kegiatan kerja (SKK).

6) Membuat jadwal cuti pegawai dengan baik sehingga operasional

kantor cabang tetap berjalan dengan lancar.

i. Menindaklanjuti hasil audit intern dan ekstern.

j. Memutuskan pencairan pembiayaan pencairaan sesuai dengan

wewenangnya.

2. Administrasi Pembiayaan

a. Melakukan pengecekan kelengkapan pemenuhan dokumen

pembiayaan sebelum fasilitas dicairkan berdasaran prasyarat dan

syarat yang telah disepakati.

b. Memonitoring ketertiban pelaksanaan pembayaran kewajiaban

nasabah (angsuran dan bagi hasil).

c. Melakukan administrasi jaminan pembiayaan.

d. Memonitoring kewajiban nasabah yang telah jatuh tempo

(menunggak) untuk diinformasikan kepala cabang pembantu untuk

ditindaklanjuti.

e. Membuat dan menyampaikan laporan dibidang pembiayaan baik

kepada kantor cabang induk secara benar dan tepat waktu.

f. Melakukan monitoring atas kualitas aktiva produktif dan

menginformasikan hasilnya kepada kepala cabang.

g. Mengusulkan perbaikan pedoman dan ketentuan monitoring serta

pengawasan pembiayaan.

22
h. Melaksanakan pengelolaan filling dokumen pembiayaan (legal

dokumen) secara aman dan tertib.

3. Customer Service

a. Memberikan penjelasan kepada nasabah atau calon nasabah atau

investor, mengenai produk Bank Aceh Syariah beserta syarat-

syaratnya.

b. Melayani permintaan nasabah.

c. Melakukan tugas yang diinstruksikan oleh kepala cabang.

d. Membuat laporan setiap akhir hari (tutup kas).

4. Teller

a. Menerima setoran dari nasabah (baik tunai maupun non tunai),

kemudian melakukan posting di sistem komputer bank.

b. Melakukan pembayaran tunai kepada nasabah yang melakukan

transaksi tunai di counter bank, dan melakukan posting di sistem

komputer bank.

c. Menjadi gerbang awal pengamanan bank dalam peredaran

peredaran uang dan warkat (cek/bilyet giro) palsu.

d. Menjalankan fungsi tag on dalam cross selling produk-produk

perbankan.

e. Menghitung uang yang ada di box teller pada akhir hari.

f. Melakukan sign-on dan sign-off secara tertib pada pagi hari dan

setiap akan mengakhiri pekerjaan.

23
5. Satpam

a. Memberikan pelayanan dengan baik dan setulus hati kepada

nasabah.

b. Membantu membukakan pintu kepada nasabah.

c. Mengawasi atau mengatur antrian.

d. Membantu nasabah, jika ada nasabah yang bertanya letak dan jenis

form antar nasabah ke writing desk.

6. Office Boy

a. Menjaga kebersihan ruang kantor.

b. Melayani kebutuhan-kebutuhan pimpinan, karyawan, dan tamu.

c. Memadamkan lampu dalam ruang-ruang kerja dan menyalakan

lampu di luar kantor pada setiap sore.

d. Memeriksa ruang-ruang kerja dan menutup pintu-pintu dan jendela

setelah jam kerja selesai.

e. Membuka pintu-pintu dan jendela setiap pagi hari serta

memadamkan lampu luar dan menyalakan lampu di dalam ruangan

kerja.

f. Menyampaikan informasi, usul dan saran yang berkaitan dengan

tugas penjagaan kantor kepada atasan.

24
3.2.2. Produk-Produk Bank Aceh Syariah

Berdasarkan sifat dan fungsinya, produk-produk yang terdapat di Bank

Aceh Syariah dikategorikan ke dalam produk pendanaan, pembiayaan, dan jasa.

Berikut ini akan dijabarkan produk-produk yang terdapat di Bank Aceh Syariah :

1. Funding (Pendanaan)

a. Tabungan Firdaus

Tabungan Firdaus merupakan akronim dari fitrah dalam usaha

syariah, yang bermakna bahwa dengan tabungan ini bank dan nasabah

akan melakukan kerjasama secara syariah yang fitrah yang tentunya

pada akhirnya akan membawa hasil yang halal, berkah, dan

bertambah.

Ketentuan umum tabungan firdaus :

1) Tabungan Firdaus pada Bank Aceh Syariah diperuntukkan

bagi perorangan yang menggunakan prinsip mudharabah (bagi

hasil) dimana dana yang diinvestasikan oleh nasabah dapat

dipergunakan oleh Bank (mudharib)dengan imbalan bagi hasi

bagi nasabah (shahibul maal). Tabungan firdaus menggunakan

akad mudharabah muthlaqah yang berarti pihak bank diberi

kuasa penuh untuk menjalankan usahanya tanpa batasan

25
sepanjang memenuhi syarat-syarat syariah dan tidak terikat

dengan waktu, tempat, jenis usaha, dan nasabah pelanggannya.

2) Sebagai bukti penabung, Bank menerbitkan buku tabungan

atas nama penabung, Bank juga dapat menerbitkan kartu ATM

sesuai permintaan penabung.

3) Apabila buku tabungan hilang, penabung wajib melaporkan

kehilangan tersebut ke Kantor Bank Aceh Syariah penerbit

buku tabungan.

4) Tabungan Firdaus dapat digunakan sebagai jaminan

pembiayaan atau pinjaman pada Bank Aceh Syariah.

5) Apabila terjadi selisih saldo antara buku tabungan dengan

catatan Bank, maka saldo yang dipakai adalah saldo yang ada

pada Bank.

6) Bank berhak mengadakan perubahan-perubahan pada syarat-

syarat umum tanpa pemberitahuan terlebih dahulu dan

perubahan tersebut mulai mengikat sejak saat

diberlakukannya.

7) Pajak atas bagi hasil/bonus tabungan ditanggung oleh

penabung.

26
Ketentuan penyetoran dan penarikan pada tabungan firdaus :

1) Penyetoran dan Penarikan dapat dilakukan saat kas buka pada

semua cabang Bank Aceh Syariah

2) Setoran pertama minimal Rp. 20.000.,-(dua puluh ribu rupiah)

dan setoran selanjutnya sekurang-kurangnya Rp. 10.000,-

(sepuluh ribu rupiah)

3) Penarikan dapat dilakukan setiap hari kerja selama Kas Buka

dengan saldo tersisa sekurang-kurangnya Rp. 10.000,-

(sepuluh ribu rupiah)

4) Penarikan dapat dilakukan di Kantor Pusat, Kantor Cabang,

Cabang Pembantu, Kantor Kas Bank Aceh Syariah di seluruh

Aceh

5) Penarikan yang dilakukan oleh bukan penabung sendiri, harus

dilengkapi dengan surat kuasa dari penabung dengan

bermaterai secukupnya.

Syarat-syarat dalam penutupan tabungan firdaus adalah :

1) Penabung berhak setiap saat menutup rekening tabungannya

selama kas buka pada cabang penerbit.

27
2) Penutupan secara otomatis karena saldo menjadi nihil akan

dilakukan oleh Bank Aceh Syariah tanpa pemberitahuan kepada

penabung.

b. Tabungan Sahara

Tabungan dalam bentuk mata uang rupiah pada Bank Aceh Syariah

yang dikhususkan bagi umat muslim untuk memenuhi biaya

perjalanan ibadah haji dan umrah yang dikelola berdasarkan prinsip

syariah dengan akad Wadiah Yad Dhamanah, yaitu dana titipan murni

Nasabah kepada Bank.

Persyaratan dalam pembukaan tabungan sahara :

1) Mengisi formulir pembukaan rekening

2) Menunjukkan asli bukti identitas dan menyerahkan foto copy

bukti identitas

3) Setoran awal Rp 500,000

Fasilitas tabungan sahara :

1) Buku Tabungan

2) Transaksi setor dan tarik tunai OnLine di seluruh PT. Bank

Aceh Syariah

3) OnLine dengan SISKOHAT Departemen Agama

Keuntungan dari tabungan sahara :

1) Aman dan terjamin

2) Bebas biaya administrasi bulanan

28
3) Dapat didaftarkan menjadi calon jamaah haji ketika saldo

tabungan sudah mencapai Rp 25 juta atau sesuai ketentuan dari

Departemen Agama

4) Diikutsertakan dalam program penjaminan pemerintah

c. TabunganKu

TabunganKu adalah tabungan untuk perorangan dengan

persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama oleh

bank-bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung serta

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Fitur produk TabunganKu :

1) Fitur Standard (Mandatory) adalah fitur produk TabunganKu

yang harus diterapkan secara seragam oleh seluruh bank yang

meluncurkan produk TabunganKu.

2) Fitur Customized (Optional) adalah fitur produk TabunganKu

yang dapat dipilih untuk diterapkan oleh bank yang

meluncurkan produk TabunganKu.

Syarat dan ketentuan :

1) Yang berhak menjadi penabung TabunganKu adalah semua

lapisan masyarakat (WNI) secara perorangan.

2) Satu orang hanya memiliki 1 rekening untuk produk yang sama,

kecuali bagi orangtua yang membuka rekening untuk anak yang

masih di bawah umur dibawah perwalian sesuai Kartu Keluarga

(KK) yang bersangkutan.

29
3) Tidak diperkenankan untuk rekening bersama dengan status

“dan/atau.”

4) Sebagai bukti tabungan Bank akan memberikan buku

TabunganKu atas nama penabung.

5) Layanan jasa perbankan lainnya dan biaya mengikuti ketentuan

yang berlaku.

6) Mengisi formulir pembukaan rekening

7) Menyerahkan fotocopy identitas diri yang masih berlaku

8) Tanpa biaya administrasi bulanan

9) Setoran awal pembukaan rekening minimum Rp. 20.000,-

10) Setoran selanjutnya minimum Rp. 10.000,-

d. Deposito Mudharabah

Investasi berjangka waktu tertentu dalam bentuk mata uang rupiah

pada Bank Aceh Syariah yang pengelolaan dananya berdasarkan

prinsip syariah denganakad Mudharabah Muthalaqah, yaitu akad

antara pihak pemilik dana (Shahibul Maal) dengan pengelola dana

(Mudharib). Dalam hal ini Shahibul Maal (Nasabah) berhak

memperoleh keuntungan bagi hasil sesuai nisbah yang tercantum

dalam akad.

Persyaratan dalam membuka deposito mudharabah :

1) Mengisi formulir pembukaan rekening

2) Menunjukkan asli bukti identitas dan menyerahkan foto copy bukti

identitas

30
Fasilitas yang diberikan deposito mudharabah :

1) Bagi hasil dapat ditransfer ke rekening Tabungan atau Giro

2) Jangka waktu 1, 3, 6 dan 12 bulan

3) Pada saat jatuh tempo dapat diperpanjang secara otomatis

(Automatic Roll Over/ARO)

Keuntungan deposito mudharabah :

1) Aman dan terjamin

2) Bebasi biaya administrasi bulanan

3) Bagi hasil yang kompetitif

4) Diikutsertakan dalam program penjaminan pemerintah

5) Dapat dijadikan jaminan pembiayaan

e. Giro Wadiah

Sarana penyimpanan dana dalam bentuk mata uang rupiah pada

Bank Aceh Syariah yang pengelolaan dananya berdasarkan prinsip

syariah dengan akadWadiah Yad Dhamanah, yaitu dana titipan murni

nasabah kepada Bank yang dapat diambil setiap saat dengan

menggunakan media Cheque dan Bilyet Giro.

Persyaratan Perorangan :

1) Mengisi formulir pembukaan rekening

2) Tidak termasuk dalam Daftar Hitam Bank Indonesia

3) Menunjukkan asli bukti identitas dan menyerahkan foto copy

bukti identitas

4) N P W P

31
5) Pas Foto Warna 3×4 = 2 Lembar

6) Setoran awal Rp 1,000,000

Persyaratan perusahaan :

1) Mengisi formulir pembukaan rekening

2) Tidak termasuk dalam Daftar Hitam Bank Indonesia

3) Menunjukkan asli bukti identitas dan menyerahkan foto copy

bukti identitas

4) N P W P

5) Legalitas Pendirian dan Perubahan

6) Izin Usaha : SIUP, TDP, SITU, SIUJK dan lainnya (jika

dibutuhkan) yang masih berlaku

7) Pas Foto Warna 3×4 = 2 Lembar

8) Setoran awal Rp 1,000,000

Persyaratan Yayasan/Koperasi :

1) Mengisi formulir pembukaan rekening

2) Tidak termasuk dalam Daftar Hitam Bank Indonesia

3) Menunjukkan asli bukti identitas dan menyerahkan foto copy

bukti identitas

4) N P W P

5) Legalitas Pendirian dan Perubahan

6) Anggaran Dasar / ADRT

7) Pas Foto Warna 3×4 = 2 Lembar

8) Setoran awal Rp 1,000,000

32
Fasilitas :

1) Cheque dan Bilyet Giro

2) Transaksi OnLine Cheque dan Bilyet Giro diseluruh PT. Bank

Aceh

3) Transaksi setor dan tarik tunai OnLine di seluruh PT. Bank

Aceh

Keuntungan :

1) Aman dan terjamin

2) Bebas biaya administrasi bulanan

3) Diikutsertakan dalam program penjaminan pemerintah

2. Financing (Pembiayaan)

a. Pembiayaan Murabahah

Pembiayaan dalam bentuk mata uang rupiah pada Bank Aceh

Syariah menggunakan prinsip syariah dengan akad Murabahah, yaitu

pembiayaan yang diberikan kepada seluruh anggota masyarakat

dengan sistem jual beli. Dalam hal ini Nasabah sebagai pembeli dan

Bank sebagai penjual, harga jual Bank adalah harga beli dari supplier

ditambah keuntungan yang disepakati dan tercantum dalam akad.

Persyaratan Consumer Loan :

1) Mengisi formulir permohonan

2) Pas Foto 3×4 = 3 Lembar (Suami/Istri yang sudah berkeluarga)

3) Menunjukkan asli bukti identitas dan menyerahkan foto copy 2

lembar (Suami/Istri yang sudah berkeluarga)

33
4) Daftar rincian gaji (foto copy 2 lembar)

5) Surat kuasa pemotongan gaji (foto copy 2 lembar)

6) K A R P E G (foto copy 2 lembar)

7) T A S P E N (foto copy 2 lembar)

8) Menunjukkan asli Surat Keterangan Pengangkatan Pegawai

(80%, 100% & Terakhir) dan menyerahkan foto copy 2 lembar

9) N P W P (Pembiayaan ≥ 100 Juta foto copy 2 lembar)

10) Menunjukkan asli Kartu Keluarga dan menyerahkan foto copy

2 lembar

11) Menunjukkan asli Surat Nikah dan menyerahkan foto copy 2

lembar

12) Memiliki Buku Tabungan Firdaus (foto copy 2 lembar)

13) Jaminan tambahan (Pembiayaan diatas batas maksimal)

14) Tidak termasuk dalam daftar hitam Bank Indonesia serta tidak

tercatat sebagai nasabah pembiayaan macet/bermasalah

Persyaratan Swasta :

1) Surat permohonan

2) Mengisi formulir permohonan

3) Pas Foto 3×4 = 3 Lembar (Suami/Istri yang sudah berkeluarga)

4) Menunjukkan asli bukti identitas dan menyerahkan foto copy 2

lembar (Suami/Istri yang sudah berkeluarga)

5) Izin usaha : SIUP, TDP, SITU, SIUJK dan lainnya (jika

dibutuhkan) yang masih berlaku

34
6) Bukti Legalitas Jaminan (SHM/SHGB/BPKB/ Bilyet

Deposito/dll)

7) Laporan Keuangan Usaha 2 tahun terakhir

8) Tidak termasuk dalam daftar hitam Bank Indonesia serta tidak

tercatat sebagai nasabah pembiayaan macet/bermasalah

Keuntungan :

1) Persyaratan yang mudah sesuai dengan prinsip syariah

2) Memberikan kesempatan dan kemudahan memperoleh fasilitas

pembiayaan

3) Meningkatkan kualitas hidup Nasabah dengan sIstem

pembayaran angsuran melalui potong langsung atas gaji

bulanan yang diterima setiap bulan

b. Pembiayaan Musyarakah

Pembiayaan dalam bentuk mata uang rupiah pada Bank Aceh

Syariah menggunakan prinsip syariah dengan akad Musyarakah, yaitu

kerja sama dari dua pihak atau lebih untuk menjalankan suatu usaha

tertentu. Kedua pihak memberikan konstribusi dana dan keahlian,

serta memperoleh bagi hasil keuntungan dan kerugian sesuai

kesepakatan yang tercantum dalam akad.

Persyaratan :

1) Surat Permohonan

2) Mengisi formulir permohonan

35
3) Pas Foto 3×4 = 2 Lembar

4) Menunjukkan asli bukti identitas dan menyerahkan foto copy

bukti identitas

5) N P W P

6) Legalitas Pendirian dan Perubahan

7) Izin Usaha : SIUP, TDP, SITU, SIUJK dan lainnya (jika

dibutuhkan) yang masih berlaku

8) Bukti Legalitas Jaminan (SHM/SHGB/BPKB/ Bilyet

Deposito/dll)

9) Laporan Keuangan 2 tahun terakhir

10) Bukti Surat Perintah Kerja (SPK) khusus konstruksi dengan

Pendanaan dari Pemerintah

11) Tidak termasuk dalam daftar hitam Bank Indonesia serta tidak

tercatat sebagai nasabah pembiayaan macet/bermasalah

Keuntungan :

1) Persyaratan yang mudah sesuai dengan prinsip syariah

2) Pembiayaan dapat diberikan untuk keperluan modal kerja dan

atau investasi

3) Mekanisme pengembalian yang fleksibel sesuai dengan

realisasi usaha

4) Bagi hasil berdasarkan perhitungan revenue sharing

5) Dapat digunakan untuk pembiayaan modal kerja usaha dan

proyek

36
6) Jangka waktu disesuaikan dengan jadwal penyelesaian

pekerjaan

c. Pembiayaan Mudharabah

Mudharabah adalah akad kerjasama antara bank selaku pemilik

dana (shahibul maal) dengan nasabah selaku (mudharib) yang

mempunyai keahlian atau ketrampilan untuk mengelola suatu usaha

yang produktif dan halal. Hasil keuntungan dari penggunaan dana

tersebut dibagi bersama berdasarkan nisbah yang disepakati.

Akad mudharabah digunakan oleh bank untuk memfasilitasi

pemenuhan kebutuhan permodalan bagi nasabah guna menjalankan

usaha atau proyek dengan cara melakukan penyertaan modal bagi

usaha atau proyek yang bersangkutan.

Rukun :

1) Orang yang berakad : pemilik modal (Shahibul Maal) dan

pelaksana/usahawan (Mudharib)

2) Modal (Maal)

3) Proyek / Usaha

4) Keuntungan

5) Ijab Qobul

Syarat Umum :

1) Orang yang terikat dalam akad cakap hukum

37
2) Syarat modal yang digunakan harus berbentuk uang (bukan

barang), jelas jumlahnya, tunai (bukan berbentuk hutang),

langsung diserahkan kepada mudharib.

3) Pembagian keuntungan haus jelas, dan sesuai dengan nisbah

yang disepakati

Syarat khusus :

1) Permohonan pembiayaan

2) Data identitas diri/pribadi

3) Data identitas perusahaan

4) Proposal proyek yang dilaksanakan

5) Garansi/jaminan

Modal / Harta :

1) Modal hanya diberikan untuk tujuan usaha yang sudah jelas

dan disepakati bersama

2) Modal harus berupa unag tunai, jelas jenis mata uangnya, dan

jelas jumlahnya

3) Modal diserahkan kepada mudharib seluruhnya (100%)

4) Jika modal diserahkan secara bertahap maka harus jelas

tahapannya dan harus disepakati bersama

5) Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk study kelayakan

(feasibility study) atau sejenisnya tidak termasuk dalam bagian

dari modal. Pembayaran biaya-biaya tersebut ditetapkan

berdasarkan kesepakatan antara kedua belah pihak.

38
3. Services (Jasa)

a. Rahn (Gadai)

Rahn Gadai Emas Syariah atau disebut juga pembiayaan rahn pada

Bank Aceh Syariah menggunakan prinsip syariah dengan

akad Qardh, Rahn dan Ijarah, yaitu penyerahan hak penguasaan

secara fisik atas barang berharga berupa emas (lantakan dan atau

perhiasan beserta aksesorisnya) dari nasabah kepada bank sebagai

agunan atas pembiayaan yang diterima.

Persyaratan :

1) Mengisi formulir permohonan

2) Menunjukkan asli bukti identitas dan menyerahkan foto copy

bukti identitas

3) Menyerahkan barang gadai berupa emas perhiasan atau

lantakkan

4) Tidak termasuk dalam daftar hitam Bank Indonesia serta tidak

tercatat sebagai nasabah pembiayaan macet/bermasalah

Keuntungan :

1) Proses menggadai yang sangat sederhana dengan persyaratan

yang mudah sesuai dengan prinsip syariah

2) Jangka waktu 3 bulan dan bisa diperpanjang

3) Barang agunan aman karena diasuransikan

39
b. Bank Garansi

Bank Garansi merupakan salah produk jaminanan pada Bank Aceh

Syariah, yaitu Jaminan Pembayaran yang diberikan oleh Bank atas

permintaan Nasabahnya, kepada pihak penerima jaminan dalam hal

Nasabah yang dijamin tidak memenuhi kewajibannya kepada pihak

penerima jaminan. Jaminan pembayaran yang berikan oleh Bank

merupakan fasilitas non dana (Non Funded Facility)

menggunakan akad Kafalah bil Ujrah.

c. Jasa Bank Aceh Syariah Kliring

Penagihan warkat bank lain di mana lokasi bank tertariknya berada

dalam satu wilayah kliring.

d. Jasa RTGS (Real Time Gross Settlement)

Jasa transfer uang valuta rupiah antar bank baik dalam satu kota

maupun dalam kota yang berbeda secara real time. Hasil transfer

efektif dalam hitungan menit.

40

Anda mungkin juga menyukai