Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang OJT


Seiring dengan pesatnya perkembangan dunia pendidikan saat ini, dan
juga semakin banyaknya lembaga perbankan konvensional ataupun syariah dan
lembaga keuangan lainnya yang non bank, banyak lembaga pendidikan yang
mempersiapkan sumberdaya individu yang terampil berkompetensi dan
disiplin. Salah satunya adalah Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe yang terus berusaha mendidik lulusannya menjadi alumni yang
bermutu, yang dapat mengaplikasikan ilmu dan skillnya sehingga dapat
langsung berkiprah di dunia kerja dengan mudah. Maka untuk itu, tujuan dari
Jurusan Syariah Prodi FEBI IAIN Lhokseumawe mengikuti program
pelaksanaan On The Job Training (OJT) untuk mahasiswa sesuai dengan
kurikulum yang diberlakukan.
OJT (On The Job Training) merupakan salah satu tujuan program
pelatihan lapangan bagi mahasiswa/i dalam upaya untuk memperoleh
pengalaman kerja. Pelaksanaan Ojt merupakan kewajiban bagi mahasiswa
jurusan Akuntansi Syariah sebagai bentuk pengaplikasian keilmuan yang
didapatnya secara teori dengan praktek di lapangan pada instansi terkait yang
dijadikan sebagai tempat OJT. OJT ini diharapkan dapat memberikan
pengalaman baru bagi mahasiswa dalam hal keilmuan serta mampu mengukur
ilmu yang dimilikinya serta mengetahui atmosfir di lingkungan pekerjaan dan
mengenal kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam perkantoran atau Badan
Usaha lainnya langsung ditempat melaksanakan praktek OJT. Sehingga
mahasiswa dapat menerapkan dua implementasi ilmu, yaitu secara teoritis dan
terapan/praktek.
IAIN Lhokseumawe menerapkan OJT dengan menjalinkan kerjasama
dengan sejumlah perusahaan, kantor-kantor serta lembaga instansi terkait

1
lainnya untuk meningkatkan sumberdaya manusia yang berkompeten. Untuk
memperoleh kemantapan dan keterampilan bagi mahasiswa jurusan Ekonomi
Syariah yang merupakan calon tenaga insani, maka dirancang suatu program
dalam pendidikan yaitu OJT yang selain merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan juga bertujuan untuk melatih agar mereka menguasai
kemampuan untuk bekerja yang utuh disuatu lembaga dengan terampil dan
bertanggungjawab.
Oleh karena itu penulis selaku mahasiswa IAIN Lhokseumawe dituntut
untuk melaksanakan OJT di salah satu lembaga-lembaga keuangan yaitu di PT.
Bank Aceh Syariah Cabang Lhokseumawe yang merupakan suatu lembaga
keuangan bank yang beroperasional dengan prinsip-prinsip Syariah.

B. Fokus Laporan

Untuk memudahkan dalam mengikuti OJT pada PT. Bank Aceh Syariah
Cabang Lhokseumawe, penulis diharapkan dapat merumuskan beberapa
masalah di antaranya:
1. Bagaimana kinerja Custemer Service yang dijalankan oleh PT Bank
Aceh Syariah Cabang Lhokseumawe ?
2. Bagaimana sistem Operasional yang dijalankan PT Bank Aceh Syariah
Cabang Lhokseumawe ?
Setiap kegiatan dan program-program yang ada, penulis dibimbing oleh
para staf karyawan PT. Bank Aceh Syariah Cabang Lhokseumawe. Awalnya
penulis sulit mengerti dalam proses pekerjaan maupun dalam beradaptasi
dengan para karyawan PT. Bank Aceh Syariah Cabang Lhokseumawe, karena
penulis belum terbiasa dengan keadaan dan kondisi kantor tersebut. Namun atas
bantuan dan kerjasama yang baik antara penulis dan pihak staf kantor, maka
penulis dapat menjalankan semua kegiatan atau program yang ada sesuai yang
diharapkan penulis sehingga tidak ada kendala maupun hambatan.

2
C. Tujuan Laporan
Adapun tujuan penulis membuat laporan ini yaitu untuk menguraikan
pengalaman dari pengamatan langsung yang dialami penulis selama melakukan
OJT di PT. Bank Aceh Syariah Cabang Lhokseumawe, yaitu:
1. Pengetahuan dan pengalaman kerja yang di kuasai pada pembelajaran
OJT di PT. Bank Aceh Syariah Cabang Lhokseumawe.
2. Menguraikan kegiatan-kegiatan yang dibebankan kepada penulis saat
melakukan OJT di PT. Bank Aceh Syariah Cabang Lhokseumawe.
3. Untuk mengetahui kesesuaian kinerja marketing yang dijalankan oleh
PT. Bank Aceh Syariah Cabang Lhokseumawe dengan Akuntansi
Syariah.
4. Mahasiswa dapat memiliki pengetahuan yang lebih dalam memahami
dunia kerja perbankan
5. Menjadikan mahasiswa lebih kreatif dan inovatif
6. Untuk memenuhi salah satu persyaratan kelulusan mahasiswa semester
akhir yaitu melaksanakan OJT di tempat yang telah ditentukan pada PT
Bank Aceh Syariah Cabang Lhokseumawe.
D. Jadwal Kegiatan

Sebagaimana Mahasiswa IAIN Lhokseumawe pada umumnya yang


melaksanakan OJT di tempatkan di beberapa lembaga keuangan syariah seperti
perbankan maupun non bank, layaknya penulis sendiri yang di tempat PT. Bank
Aceh Syariah Cabang Lhokseumawe. Jl. Medan - Banda Aceh alue awe.

Kegiatan On The Job Training (OJT) dilaksanakan selama 1 bulan 6


hari ,yaitu dimulai dari tanggal 26 Juli s/d 30 Agustus 2021, praktek ini
diadakan setiap hari senin s/d jumat dan dimulai pukul 7.45 WIB s.d 17.00
WIB . Adapun pelaksanaan On The Job Training (OJT) , diadakan di PT. Bank
Aceh Syariah Cabang Lhokseumawe, Jl . Merdeka No.8 Kota Lhokseumawe.

3
BAB II
PROFILE LOKASI ON THE JOB TRAINING (OJT)
A. Gambaran Umum Lokasi

Tempat On The Job Training (OJT) adalah pada PT. Bank Aceh Syariah
Cabang Lhokseumawe.

1. Sejarah Bank Aceh


Gagasan untuk mendirikan Bank milik pemerintah Daerah di Aceh
tercetus atas prakarsa Dewan Pemerintah Daerah Peralihan Provinsi Atjeh
(sekarang disebut Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam). Setelah
mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah peralihan Provinsi
Aceh di Kutaradja (sekarang Banda Aceh) dengan Surat Keputusan Nomor
7/DPRD/5 tanggal 7 September 1957, beberapa orang mewakili Pemerintah
Daerah menghadap Mula Pangihutan Tamboenan terbatas yang bernama “PT
Kesejahteraan Atjeh, NV” dengan modal dasar ditetapkan Rp 25.000.000.
Setelah beberapa kali perubahan Akte, barulah pada tanggal 2 Februari
1960 diperoleh izin dari Menteri keuangan dengan Surat Keputusan No.
12096/BUM/II dan pengesahan Bentuk Hukum dari Menteri Kehakiman
dengan Surat Keputusan No. J.A.5/22/9 tanggal 18 Maret 1960. Pada saat itu
PT Bank Kesejahteraan Aceh NV dipimpin oleh Teuku Djafar sebagai Direktur
dan Komisaris terdiri atas Teuku Soelaiman Polem, Abdullah Bin Mohammad
Hoesin, dan Moehammad Sanusi.
Dengan ditetapkannya Undang-undang No. 13 Tahun 1962 tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah, semua Bank milik
Pemerintah Daerah yang sudah berdiri sebelumnya, harus menyesuaikan diri
dengan Undang-undang tersebut.
Sepuluh tahun kemudian, atau tepatnya pada tanggal 7 April 1973,
Gubernur Kepala Daerah Istimewa Aceh mengeluarkan Surat Keputusan No.
54/1973 tentang Penetapan Pelaksanaan PT Bank Kesejahteraan Aceh, NV

4
menjadi Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh. Peralihan status, baik
bentuk hukum, hak dan kewajiban dan lainnya secara resmi terlaksana pada
tanggal 6 Agustus 1973, yang dianggap hari lahirmya Bank Pembangunan
Daerah Istimewa Aceh.
Untuk memberikan ruang gerak yang lebih luas kepada Bank
Pembangunan Daerah Istimewa Aceh, Pemerintah Daerah telah beberapa kali
mengadakan perubahan Peraturan Daerah (Perda), yaitu mulai Perda No.10
tahun 1974, Perda No. 6 tahun 1978, Perda No. 5 tahun 1982, Perda No. 8
tahun 1988, Perda No. 3 tahun 1993 dan terakhir Peraturan Daerah Provinsi
Daerah Istimewa Aceh Nomor : 2 Tahun 1999 tanggal 2 Maret 1999 tentang
Perubahan Bentuk Badan Hukum Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh
menjadi PT Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh, yang telah disahkan
oleh Menteri Dalam Negeri dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor :
584.21.343 tanggal 31 Desember 1999.
Berdasarkan Akta Notaris Husni Usman tentang Pernyataan Keputusan
Rapat No. 10 Tanggal 15 Desember 2008, notaris di Medan tentang
peningkatan modal dasar Perseroan, modal dasar kembali ditingkatkan menjadi
Rp1.500.000.000.000 dan perubahan nama Perseroan menjadi PT. Bank Aceh.
Perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia No. AHU-44411.AH.01.02 Tahun 2009 pada tanggal 9
September 2009. Perubahan nama menjadi PT. Bank Aceh telah disahkan oleh
Keputusan Gubernur Bank Indonesia No.12/61/KEP.GBI/2010 tanggal 29
September 2010.
Sejarah baru mulai diukir oleh Bank Aceh melalui hasil rapat RUPSLB
(Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) tanggal 25 Mei 2015 tahun lalu
bahwa Bank Aceh melakukan perubahan kegiatan usaha dari sistem
konvensional menjadi sistem syariah seluruhnya. Maka dimulai setelah tanggal
keputusan tersebut proses konversi dimulai dengan tim konversi Bank Aceh
dengan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Setelah melalui berbagai tahapan

5
dan proses perizinan yang disyaratkan oleh OJK akhirnya Bank Aceh
mendapatkan izin operasional konversi dari Dewan Komisioner OJK Pusat
untuk perubahan kegiatan usaha dari sistem konvensional ke sistem syariah
secara menyeluruh.
Kantor pusat Bank berlokasi di Jalan Tgk. H.M. Daud Beureu-eh No.24
Banda Aceh sampai dengan tanggal 31 Desember 2010, Bank memiliki 1
kantor Pusat Operasional, (termasuk kantor pusat), 24 kantor cabang, serta 77
kantor cabang pembantu.Riwayat dan Perubahan Nama serta Badan Hukum

1. 19 November 1958 : Bank Kesejahteraan Atjeh (BKA).

2. 6 Agustus 1973 : Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh (BPD IA).

3. 5 Februari 1993 : PD. Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh (PD.


BPD IA).

4. 7 Mei 1999 : PT Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh, disingkat


menjadi: PT. Bank BPD Aceh.

5. 29 September 2010 : PT. Bank Aceh.

Dengan bantuan semua pihak serta semangat Sumber Daya Insaninya,


penghimpunan dana dari masyarakat dan pemasaran pembiayaan terus dipacu,
sehingga sampai saat ini sudah terjalin relasi dengan berbagai instansi
pemerintah dan swasta di Banda Aceh dan daerah aceh lainnya. Alhamdulillah
sesuai dengan UU perubahan syariah No. 21 tahun 2008, PT. Bank Aceh
membuat istem operasionalnya dari konvensional menjadi sistem syariah secara
utuh (konversi) pada tanggal 19 september 2016.
Adapun hal-hal yang ingin dicapai sesuai visi dan misi dan Bank Aceh
dan berdasarkan pada kondisi perekonomian serta perbankan nasional daerah,
dalam rangka memajukan Bank Aceh, jajaran Direksi dan Manajemen
memandang perlu untuk menetapkan arah kebijakan dengan sasaran yang ingin
dicapai :

6
1. Visi
Menjadi “Bank Syariah Terdepan dan Terpercaya dalam pelayanan di
Indonesia”

2. Misi

a. Menjadi penggerak perekonomian Aceh dan pendukung agenda


pembangunan daerah.
b. Memberi layanan terbaik dan lengkap berbasis TI untuk semua segmen
nasabah, terutama sektor usaha kecil, menengah, sector pemerintah,
maupun koperasi.
c. Menjadi Bank yang memotivasi karyawan, Nasabah dan stakeholder
untuk menerapkan prinsip syariah dalam muamalah secara komprehensif
(syumul).
d. Memberi nilai tambah yang tinggi bagi pemegang saham dan masyarakat
Aceh umumnya.
e. Menjadi perusahaan pilihan utama bagin propesional perbankan syariah
di Aceh.

Dalam rangka mengembangkan visi dan misi bank tersebut, setiap


karyawan dan manajemen harus dapat menganut, meyakini, mengamalkan dan
melaksanakan nilai-nilai filosofis yang luhur yang terkandung dalam pilar dan
perilaku budaya kerja yaitu:

1. Bekerja adalah ibadah kepada Allah SWT dengan penuh keimanan dan
ketaqwaan
2. Profesional dan integritas karyawan/ manajemen
3. Pengelola bank secara sehat dan bedaya saing tinggi
4. Kepuasaan nasabah yang tinggi.

Secara keseluruhan kegiatan usaha PT. Bank Aceh mencakup:

1. Kegiatan penghimpun dana(funding)

7
2. Kegiatan penyaluran dana(lending)
3. Kegiatan pelayanan jasa(services)
2. Prinsip-Prinsip Syariah Dalam Produk Perbankan Syariah

1. Prinsip-prinsip syariah yang bisa dipakai dalam produk pendanaan:

a. Mudarabah adalah kerjasama antara dua pihak pertama (shahibul


mal) menyediakan modal, sedangkan pihak lainnya menjadi
pengelola dana (mudharib) dimana keuntungan bagi nisbah menurut
kesepakatan dimuka.
b. Wadiah adalah dana titipan dari nasabah yang dititipkan pada pihak
bank, dimana sifat titipan ini merupakan sifat titipan murni, dimana
nasabah dapat menitipkan titipannya kapan saja mereka kehendaki.
Keuntungan dari pemanfaatan dana titipan ini menjadi hak pihak
bank, tetapi bank dapat memberikan insentif berupa bonus yang
besarnya ditetapkan oleh pihak bank.
2. Prinsip yang dipakai dalam produk pembiayaan:

a. Murabahah adalah suatu perjanjian yang akan disepakati antara bank


syariah dengan nasabah, dimana bank syariah menyediakan
pembiayaan untuk pembelian bahan baku atau modal kerja lainnya
yang dibutuhkan nasabah, yang akan dibayar kembali oleh nasabah
sebesar harga jual bank (harga beli + margin keuntungan sesuai dengan
kesepakatan).

b. Mudharabah adalah kerja sama antara dua pihak, dimana pihak


pertama (shahibul mal) menyediakan modal sedangkan pihak lainnya
menjadi pengelola dana (mudharib) dimana keuntungan dibagi
menurut kesepakatan dimuka (nisbah).

8
c. Musyarakah adalah perjanjian pembiayaan antara bank syariah dengan
pengusaha secara bersama membiayai suatu usaha atau proyek yang
dikelola secara bersama pula, atas prinsip bagi hasil sesuai pernyataan.

d. Salam yaitu proses pembiayaan jual beli dimana pembeli atau pihak
bank memberikan uang terlebih dahulu terhadap barang yang telah
disebutkan spesifikasinya yang dihantarkan kemudian.

e. Istishna’ adalah pembiayaan jual beli yang dilakukan dimana penjual


(pihak bank) membuat barang yang dipesan nasabah. Bank dapat
mensubkan pekerjaannya kepada pihak lain.

f. Ijarah adalah perjanjian sewa yang memberikan kesepakatan kepada


penyewa untuk memanfaatkan barang yang akan disewa dengan
imbalan uang sewa (Ujrah) dengan persetujuan kedua belah pihak.

3. Prinsip syariah yang bisa dipakai dalam produk jasa

a. Kafalah adalah pemberian garansi oleh pihak bank kepada nasabah


untuk menjamin pelaksanaan proyek dan kewajiban tertentu oleh pihak
yang dijamin.

b. Sharf adalah jual bel mata uang asing yang saling berbeda seperti
rupiah dan dolar.

c. Qard adalah produk dimana pihak bank memberikan barang atau uang
yang menjadi kewajiban yang berutang dalam suatu akad adapun
fasilitas yang diberikan harus terukur dan dapat ditagih/ dituntut.

d. Wakalah adalah perwakilan antara kedua belah pihak (bank dan


nasabah) yang dapat diterapkan untuk melakukan transfer dana dari
nasabah kepada alamat tempat lain.

3. Aktivitas utama Bank Aceh Cabang Lhokseumawe

9
PT. Bank Aceh Syariah Cabang Lhokseumawe, bergerak dalam bidang
perbankan yang kegiatan utamanya menghimpun dana dari masyarakat
(funding), menyalurkan dana (lending). Dan memberikan pelayanan
(service).Adapun fasilitas yang dihasilkan oleh Bank Aceh Syariah antara lain:
a. Menghimpun Dana (funding)
produk-produk funding yaitu:
1. Tabungan di Bank Aceh Syariah ada 3 macam yaitu:
a. Tabungan Firdaus
Tabungan firdaus adalah salah satu produk tabungan bank
aceh syariah dimana pemilik dana memberikan kepercayaan
penuh kepada bank untuk mengelola dananya dengan pembagian
nisbah/bagian yang telah disepakati.

1. Ketentuan Umum.

a) Tabungan Firdaus pada Bank Aceh Syariah diperuntukkan


bagi perorangan yang menggunakan prinsip mudharabah
(bagi hasil) dimana dana yang diinvestasikan oleh nasabah
dapat dipergunakan oleh Bank dengan imbalan bagi hasil
bagi nasabah. Tabungan firdaus ini menggunakan akad
mudharabah muthlaqah yang berarti pihak bank diberikan
kuasa penuh untuk menjalankan usahanya tanpa batasan
sepanjang memenuhi syarat-syarat syariah dan tidak terikat
dengan waktu, tempat, jenis usaha, dan nasabah
pelanggannya.

b) Sebagai bukti penabung, Bank menerbitkan buku tabungan


atas nama penabung, Bank juga dapat menerbitkan kartu
ATM sesuai permintaan penabung.

10
c) Apabila buku tabungan hilang, penabung wajib
melaporkan kehilangan tersebut kepada Bank Aceh
penerbit buku tabungan.

d) Tabungn firdaus dapat digunakan sebagai jaminan


pembiayaan atau pinjaman pada Bank Aceh

e) Apabila terjadi selisih saldo antara buku tabungan dengan


catatan Bank, saldo yang dipakai adalah saldo yang ada
pada Bank.

f) Bank berhak mengadakan perubahan-perubahan pada


syarat-syarat umum tanpa pemberitahuan terlebih dahulu
dan perubahan tersebut mulai mengikat sejak saat
diberlakukannya.

g) Pajak atas bagi hasil/bonus tabungan ditanggung oleh


penabung.

2. Penyetoran dan Penarikan.

a) Penyetoran dan poenarikan dapat dilakukan saat kas buka


pada semua cabang Bank Aceh Syariah.

b) Setoran pertama minimal Rp 100.000.,-(Seratus ribu


rupiah) dan setoran selanjutnya sekuranng-kurangnya Rp
50.000.,-(lima puluh ribu rupiah)

c) Penarikan dapat dilakukan setiap hari kerja selama kas


buka dengan saldo tersisa ssekurang-kurangnya Rp
50.000.,-(lima puluh ribu rupiah)

d) Penarikan dapat dilakukan di kantor pusat, Kantor Cabang,


Cabang Pembantu, Kantor Kas Bank Aceh di seluruh Aceh
dan Sumatera Utara.

11
e) Penarikan yang dilakukan oleh bukan penabung sendiri,
harus dilengkapi dengan surat kuasa dari penabung dengan
bermaterai secukupnya.

3. Penutupan Tabungan

a) Penabung berhak setiap saat menutup rekening


tabungannya selama kas buka pada cabang tersebut

b) Penutupan secara otomatis karena saldo menjadi nihil akan


dilakukan oleh Bank BPD Aceh tanpa pemberitahuan
kepada penabung

b. Tabungan Sahara
Tabungan Sahara (Simpanan Haji dan Umroh) adalah
tabungan yang disediakan oleh bank bagi perorangan yang
berkeinginan pada suatu saat melaksanakan ibadah haji dan
umroh. Tabungan ini menggunakan prinsip al-wadi’ah yad ad
dhamanah yaitu titipan dana nasabah kepada bank yang dapat
dipergunakan oleh bank dengan izin nasabah, dimana bank
menjamin akan mengembalikan titipan tersebut secara utuh
(sebesar pokok yang dititipkan).
1. ketentuan Umum

a) Sebagai bukti penabung bank menerbitkan buku tabungan


atas nama nasabah.

b) Setoran tabungan dapat disesuaikan menurut kemampuan


dan target waktu pelaksanaan ibadah Haji dan Umroh.

c) Penabung akan didaftarkan pada SISKOHAT Departemen


Agama untuk memperoleh porsi haji, berdasarkan
permintaan dan jadwal yang ditetapkan oleh penabung.

12
d) Apabila buku tabungan hilang, penabung wajib
melaporkan kehilangan tersebut ke kantor BPD Aceh
Syariah penerbit buku tabungan.

e) Apabila terjadi selisih saldo antara buku tabungan dengan


catatan bank, maka saldo yang dipakai adalah saldo yang
ada pada Bank.

f) Bank berhak mengadakan perubahan-perubahan pada


syarat-syarat umum tanpa pemberitahuan terlebuh dahulu
dan perubahan tersebut mukai mengikat sejak saat
diberlakukannya.

g) Penabung dengan kriteria tertentu akan diberikan bonus


oleh Bank BPD Aceh Syariah.

h) Pajak atas bonus tabungan ditanggung oleh penabung.

2. Penyetoran dan Penarikan

a) Penyetoran dapat dilakukan saat kas buka pada semua


cabang Bank Aceh Syariah.

b) Setoran pertama minimal Rp 500.000.,-(lima ratus ribu


rupiah) dan setoran selanjutnya sekurang-kurangnya Rp
50.000.,-(lima puluh ribu rupiah).

c) Penarikan dapat dilakukan saat kas buka pada semua


cabang Bank Aceh Syariah.

d) Jika saldo tabungan sudah mencapai Rp 25.000.000.,-(dua


puluh lima juta rupiah) nasabah tersebut langsung terdaftar
ke sistem SISKOHAT.

e) Penarikan karena keperluan mendesak hanya dapat


dilakukan pada kantor Bank Aceh Syariah dimana

13
penabung terdaftar, dengan ketentuan penabung belum
terdaftar ke SISKOHAT.

3. Penutupan Tabungan

a) Penabung berhak setiap saat menutup rekening


tabungannya selama kas buka pada cabang penerbit.

b) Tabungan yang bersaldo nihil akan ditutup secara otomatis


oleh Bank Aceh Syariah tanpa pemberitahuan kepada
penabung.

c. Tabunganku
Tabunganku adalah tabungan untuk perorangan dengan
persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama
oleh bank-bank di indonesia guna menumbuhkan budaya
menabung serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
d. Tabungan seulanga
Tabungan seulanga adalah tabungan sarana investasi yang
sangat menarik dan menguntungkan bagi nasabah dan di kelola
juga berdasarkan hukum syariah.
2. Deposito Sejahtera iB
Deposito sejahtera iB adalah deposito mudharabah yaitu
simpanan berjangka pada Bank Aceh Syariah yang diperuntukkan
bagi perorangan dan badan hukum yang menggunakan prinsip
mudharabah mutlaqah (bagi hasil) dimana dana yang diinvestasikan
oleh nasabah dapat dipergunakan oleh Bank dengan imbalan bagi
hasil bagi nasabah. Mudharabah mutlaqah berarti pihak bank diberi
kuasa penuh untuk menjalankan usahanya tanpa ada batasan
sepanjang memenuhi syarat-syarat syariah dan tidak terikat dengan
waktu, tempat, jenis usaha, dan nasabah pelanggannya.

14
1. ketentuan Umum

a. Sebagai bukti deposan, Bank menerbitkan bilyet deposito atas


nama deposan.

b. Deposito mudharabah dapat digunakan sebagai jaminan


pembiayaan pada Bank Aceh Syariah.

c. Bank berhak mengadakan perubahan pada syarat-syarat umum


tanpa pemberitahuan terlebih dahulu dan perubahan tersebut
mulai mengikat sejak saat diberlakukannya.

d. Pajak atas bagi hasil/bonus deposito ditanggung oleh deposan.

2. Penyetoran dan Penarikan


a. Penyetoran dan penarikan hanya dapat dilakukan pada cabang
Bank Aceh Syariah dimana terdaftar sebagai deposan.
b. Setoran deposito minimal Rp. 1.000.000.,-(satu juta rupiah)
c. Pencairan hanya dapat dilakukan setelah jatuh tempo selama
kas buka pada kantor cabang Bank Aceh Syariah dimana
nasabah terdaftar sebagai deposan.
d. Pencairan yang dilakukan oleh bukan deposan sendiri, harus
dilengkapi dengan surat kuasa dari deposan dengan bermaterai
secukupnya.
3. Penutupan Rekening
Pada saat jatuh tempo deposan berhak menutup rekeningnya
selam kas buka pada kantor cabang Bank Aceh Syariah dimana
nasbah terdaftar sebagai deposan.
3. Giro Amanah iB
Giro amanah adalah giro pada Bank Aceh Syariah yang diperuntukkan
bagi perorangan dan badan hukum dengan menggunakan prinsip al wadi’ah
yad dhamanah yaitu titipan dana nasabah pada bank yang dapat dipergunakan

15
oleh bank dengan izin nasabah dimana bank menjamin akan mengembalikan
titipan tersebut secara utuh (sebesar pokok yang dititipkan).

4. Aktifitas utama Bank aceh Syariah Cabang Lhokseumawe


PT Bank Aceh Cabang Lhokseumawe bergerak dalam bidang perbankan
yang kegiatan utamanya menghimpun dana dari masyarakat (funding),
menyalurkan dana (leanding), dan memberikan pelayanan (services).
a. Menyalurkan Dana (financing).
1. Pembiayaan Konsumer Ib.
Pembiayaan konsumer iB pada bank aceh syariah menggunakan
prinsip syariah dengan akad murabahah, yaitu pembiayaan yg
diberikan kepada seluruh anggota masyarakat dengan sistem jual beli.
Dalam hal ini nasabah sebagai pembeli dan bank sebagai penjual,
harga jual bank adalah harga beli dari supplier ditambah keuntungan
yang disepakati dan tercantum dalam akad , dan biasanya
pembiayaan konsumer IB seperti rumah, dan bahan material
bangunan.Persyaratan pembiayaan konsumer iB.

a. Mengisi formulir permohonan.

b. Pas foto 3x4= 3 lembar (suami/ istri yang sudah berkeluarga).

c. Menunjukkan asli bukti identitas dan menyerahkan foto copy 2


lembar (suami/ istri yang sudah berkeluarga).

d. Daftar rincian gaji(foto copy 2 lembar)

e. Surat kuasa pemotongan gaji (foto copy 2 lembar)

f. KARPEG (foto copy 2 lembar)

g. TASPEN (foto copy 2 lembar)

16
h. Menunjukkan surat asli keterangan pengangkatan pegawai (80%,
100% & terahir) dan menyerahkan foto copy masing-masing 2
lembar.

i. NPWP

j. Menunjukkan kartu asli keluarga dan menyerahkan foto copy 2


lembar.

k. Menyerahkan 2 lembar foto copy surat nikah

l. Memiliki tabungan firdaus (foto copy 2 lembar)

m. Jaminan tambahan (untuk pembiayaan diatas maksimal)

n. Tidak termasuk dalam daftar hitam Bank Indonesia serta tidak


tercatat sebagai nasabah pembiayaan bermasalah

5. Produk-produk Layanan Jasa Perbankan


1. Atm
Atm adalah salah satu kemudahan yang diberikan oleh perbankan
untuk memudahkan nasabah dalam melakukan penarikan uang tunai,
selain itu kemudahan yang didapat dengan ATM seperti kita dapat
mengecek informasi saldo, pergantian PIN, transfer uang, pembelian
voucher isi ulang kartu pra bayar telkomsel (simpati, As) dan indosat
(mentari, IM3), pembayaran kartu pasca bayar telkomsel (hallo) dan
indosat (Matric).
Jenis-jenis ATM
a. ATM Gold, yaitu dimana ATM yang maksimun transfer sesama Bank
Aceh Syariah Rp 30.000.000 dan maksimal penarikannya yaitu Rp
10.000.000
b. ATM Silver yaitu dimana maksimum transfer sesama Bank Aceh
Syariah Rp 15.000.000 dan maksimal penarikannya Rp 5.000.000

17
c. ATM Seulanga yaitu dimana maksimun transfer sesama Bank Aceh
Syariah Rp 50.000.000 dan maksimal penarikannya Rp 10.000.000
2. Kliring
Kliring adalah salah satu sistem layanan yang diberikan perbankan
dalam melakukan transfer uang ke berbagai rekening Bank Nasional,
baik yang ada dalam jaringan ATM maupun ATM prima. Kliring ini
digunakan untuk jangkauan dalam negeri. Untuk kliring sendiri biasanya
hanya bisa melakukan penarikan dibawah 100 juta dengan jangka waktu 1
hari biayanya 5000. Layanan ini menggunakan akad wakalah.
3. Sms-Banking
Sms-banking adalah layanan yang diberikan perbankan untuk
mempermudah bagi para nasabahnya dalam bertransaksi secara praktis,
kapan saja dan dimana saja, cukup dengan mengirimkan sms ke nomor
3322 melalui hanphone anda. Kemudahan yang diberikan oleh layanan ini
seperti informasi saldo, informasi transaksi terakhir, informasi jumlah
tagihan kartu hallo dan Matric, pembelian pulsa isi ulang, transfer antar
rekening Bank Aceh, dan informasi mutasi terakhir.

B. Fasilitas Tempat Kerja OJT


Fasilitas tempat kerja yaitu segala sesuatu yang diberikan oleh
perusahaan kepada karyawannya untuk mendukung lancarnya kinerja
karyawannya agar perusahaan lebih maju dan berkembang. Oleh sebab itu
setiap perusahaan di haruskan memberikan fasilitas kepada karyawannya, agar
setiap karyawan lebih sejahtera.
Tempat penulis melaksanakan kegiatan On The Job Training PT. Bank
Aceh Syariah Cabang Lhokseumawe merupakan sebuah lembaga keuangan
yang bergerak di bidang perbankan, fasilitas tempat kerja On The Job Training
pada PT. Bank Aceh Syariah Cabang menurut penulis sudah baik, fasilitas di
tempat ojt terdiri atas 2 lantai.

18
Lantai 1:
1. Banking hall
2. Area CS, Area Teller, Area Operasional
3. Brangkas penyimpanan uang dan surat-surat berharga lainnya.
4. Ruang Wakil Pimpinan Cabang
5. Mesin ATM
6. Tempat Musalla
7. Toilet
8. Ruang Mis

Lantai 2:
1. Ruang Tunggu
2. Toilet
3. Ruang pinca (Pimpinan Cabang)
4. Ruang Meeting
9. Tempat musalla
10. Ruang Umum
11. Ruang Pembiayaan
12. Ruang Legal & PK

19
BAB III
PELAKSANAAN OJT

A. Kekuatan PT. Bank Aceh

1. Adanya ikatan emosional yang kuat antara pengelolaan bank dan


nasabah. Kuatnya emosional ini akan menimbulkan akibat-akibat
kebersamaan dalam menghadapi resiko usaha dan membagi keuntungan
secara jujur dan adil.

2. Diterapkan bagi hasil sebagai pengganti bunga sehingga, mendorong


kegiatan investasi dan menghambat simpanan yang tidak produktif
melalui profit dan loss sharing, memerangi kemiskinan dengan membina
ekonomi lemah melalui bantuan pinjaman tanpa bunga (qardul hasan)
yang diarahkan bank secara produktif, mengembangkan produksi,
meratakan pendapatan melalui sistem bagi hasil yang dilakukan kepada
bank nya sendiri atau kepada pemegang amanah maupun kepada
peminjam.

B. Kelemahan PT. Bank Aceh


Adapun kelemahan yang penulis temukan di PT Bank Aceh cabang
Lhokseumawe yaitu disaat ada salah satu karyawan yang sakit maka semua
pekerjaannya diambil alih oleh karyawan yang lain sehingga menyebabkan
beberapa masalah yang tidak semua bisa diatasi oleh karyawan-karyawan
yang pada bidangnya sendiri. Hal ini dikarenakan karyawan pada setiap
cabang hanya satu orang pada setiap bidangnya, dengan adanya situasi
seperti ini seharusnya pihak manajemen bank harus memikirkan untuk
melakukan perekrutan karyawan baru agar dapat membantu melancarkan
proses kegiatan opersional yang dijalankan bank.

20
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang kami lakukan selama masa OJT selama dua
bulan, maka mengambil beberapa kesimpulan, diantaranya:
1. PT. Bank Aceh Syariah Cabang Lhokseumawe merupakan lembaga
keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkan dana kepada masyarakat untuk peningkatan
modal wirausaha bagi ekonomi kerakyatan dan UMKM.
2. Produk Jasa Bank Aceh Syariah Cabang Lhokseumawe, yaitu:
1) Produk Pendanaan ( Penghimpunan Dana )
a. Tabungan Firdaus
b. Tabungan Sahara
c. Tabunganku
d. Tabungan seulanga
e. Tabungan simpeda
f. Tabungan TAG
g. Tabungan pensiun
h. Tabungan simple
i. Deposito Amanah Ib
j. Giro Amanah Ib
2) Produk Pembiayaan ( Penyaluran Dana )
a. Pembiayaan Murabahah
b. Pembiayaan Musyarakah
c. Pembiayaan Mudharabah
d. Pembiayaan Qardhul Hasan
e. Pembiayaan Ijarah.

21
3. Kelebihan atau keunggulan yang diperoleh dari PT. Bank Aceh
Syariah Cabang Lhokseumawe ini yaitu bahwa setiap bagian
melayani nasabah dengan baik sesuai kebutuhan nasabah itu sendiri.
Setiap produk pada bank ini dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
dan prinsip syariah .
B. Saran
1. Harapan penulis kepada mahasiswa IAIN Lhokseumawe khususnya
mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam agar senantiasa belajar
dengan sungguh-sungguh dalam segala bidang supaya berkompetisi
dalam dunia kerja.
2. Tidak menggampangkan ilmu apapun yang pernah didapatkan dari siapa
saja karena setiap ilmu itu bermanfaat.
3. Kepada pihak PT. Bank Aceh Syariah Cabang Lhokseumawe, agar lebih
meningkatkan kedisiplinan, mutu, kualitas dan image banknya agar
dapat menumbuhkan lebih banyak kepercayaan dari nasabahnya baik
nasabah tabungan, deposito maupun pembiayaan, karena peluang dan
kesempatan di masa depan lebih besar sehingga mampu menjadikan PT.
Bank Aceh Syariah Cabang Lhokseumawe sebagai Bank yang terbaik.

22
DAFTAR PUSTAKA

M. Nur Rianto Al Arif, Lembaga Keuangan Syariah: Suatu KAjian Teoritis Praktis,
(Bandung: Pustaka Setia, 2012),

T. Rusydi, Segi-Segi Positif dalam Prinsip Bagi Hasil, (Jurnal Equality: Vol. 11 No. 1
Februari 2006).

http://seramoe-printstation.blogspot.com/2013/03/sejarah-awal-
berdirinya-pt-bank-aceh.html diakses pada tgl diakses pada tgl 28 juli 2019

http://www.bankaceh.co.id/?page_id=82 diakses pada tgl 27 juli 2019

23

Anda mungkin juga menyukai