Anda di halaman 1dari 51

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN KONSTRUKSI
PAKET Peningkatan SPAM Jaringan Perpipaan Desa Lansilowo
ID SIRUP 48814804
SATUAN KERJA Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kab. Konawe
Kepulauan
PPK Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum dan Tata
Ruang Kab. Konawe Kepulauan
TAHUN ANGGARAN 2024

A. Ruang Lingkup Pekerjaan Konstruksi


A.1. Gambaran Umum

Dengan masih belum optimalnya jaringan layanan Bidang Cipta Karya Dinas
Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kab. Konawe Kepulauan, masyarakat masih
kesulitan dalam memperoleh akses Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum
dan Tata Ruang Kab. Konawe Kepulauan. Sebagian besar sumber air
masyarakat yang digunakan di Kecamatan Wawonii Barat khususnya Kawasan
Desa Lantula Kabupaten Konawe Kepulauan adalah air perpipaan yang
sayangnya tidak berfungsi dengan baik dengan pelayanan pelanggan yang
masih terbatas karena jaringan yang belum terjangkau. Dengan tingkat
ketersediaan airnya yang sangat terbatas sehingga pemanfaatan air untuk
Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) bagi masyarakat menjadi kesulitan dan bila
musim kemarau sumber air tersebut berkurang (kering). Sebagian besar
penduduk Kec. Wawonii Barat Kabupaten Konawe Kepulauan bekerja sebagai
petani, berkebun, swasta dan PNS.
Salah satu kebutuhan yang mendesak adalah pelayanaan kebutuhan air bersih
melalui Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kab.
Konawe Kepulauan yang memadai dan berkesinambungan. Untuk mendukung
pelayanan Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kab.
Konawe Kepulauan kepada masyarakat, pembangunan infrastruktur Bidang
Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kab. Konawe Kepulauan
yang sangat penting dan mendasar adalah Jaringan Pipa guna mengalirkan air
dari Sumber ke Reservoir dan dari Reservoir langsung kepada masyarakat.
Belum terjangkaunya pelayanan jaringan pipa yang ada saat ini sangat
mempengaruhi akan keberlanjutan pengembangan SPAM dan kinerja
keseluruhan penyelenggaraan SPAM di Kabupaten Konawe Kepulauan.
Jaringan Pipa yang memadai akan secara langsung menjamin
keberlangsungan penyelenggaraan pelayanan Bidang Cipta Karya Dinas
Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kab. Konawe Kepulauan.
Sejalan dengan peran Pemerintah Pusat sebagai fasilitator dalam era otonomi
daerah dan dalam kaitan dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah No. 121
Tahun 2015 tentang Pengusahaan Sumber Daya Air, Pemerintah telah
menerbitkan produk pengaturan setingkat peraturan pemerintah yang
memberikan pedoman, baik kepada pemerintah kabupaten/kota dan pihak
lainnya yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan Bidang Cipta Karya
Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kab. Konawe Kepulauan maupun
kepada masyarakat sebagai pengguna layanan Bidang Cipta Karya Dinas
Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kab. Konawe Kepulauan, yaitu Peraturan
Pemerintah No. 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Bidang Cipta
Karya Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kab. Konawe Kepulauan
(SPAM). Adapun wewenang dan tanggung jawab pemerintah dalam
penyelenggaraan pengembangan Sistem Penyediaan Bidang Cipta Karya
Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kab. Konawe Kepulauan (SPAM)
adalah meliputi: (i) menetapkan kebijakandan strategi nasional, (ii)
menetapkan norma, standar, pedoman, dan manual (NSPM), (iii) memfasilitasi
pemenuhan kebutuhan air baku.

A.2. Ruang Lingkup Pekerjaan Dan Biaya


Ruang lingkup pekerjaan konstruksi untuk paket ini adalah Peningkatan SPAM
Jaringan Perpipaan Desa Lansilowo dengan target penanganan 522 Jaringan
Pipa Transmisi, 1.188 meter Pipa Jaringan distribusi, 2 Unit Konstruksi
Penangkap Mata Air dan 130 Unit Sambungan Rumah (SR) dengan total nilai
HPS sebesar Rp. 6.100.000.000,- (Enam Milyar Seratus Juta Rupiah) yang
yang dialokasikan dalam DIPA Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang
Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun Anggaran 2024.
Secara umum, ruang lingkup pekerjaan konstruksi untuk paket ini diuraikan
sebagai berikut:
No Ruang Lingkup Pekerjaan
1 Pekerjaan Persiapan
2 Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Pipa serta Aksesories
3 Pekerjaan Pembangunan Penangkap Mata Air
4 Pekerjaan Pembangunan Bak Reservoir
5 Pekerjaan Sambungan Rumah (SR)
A.3. Kemampuan Badan Usaha Penyedia Jasa Konstruksi
Kualifikasi Usaha : Kualifikasi Usaha Kecil
Klasifikasi Badan Usaha : Bangunan Sipil
Subklasifikasi Layanan : Jasa Pelaksana Konstruksi Perpipaan Air Minum
Lokal (SI008) KBLI 2015 (42212) atau Konstruksi
Bangunan Sipil Pengolahan Air Bersih (BS005)
KBLI 2020 (42202)
A.4. Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan berada di Kecamatan Wawonii Utara Kabupaten Konawe
Kepulauan

B. Standar Rujukan
Daftar standar rujukan spesifikasi teknis pekerjaan sebagai berikut:
1. Standar Nasional Indonesia (SNI)
SNI 4433:1997 Spesifikasi beton siap pakai
SNI 2531:2015 Metoda uji densitas semen hidraulis
SNI 03-1968-1990 Analisis saringan agregat halus dan kasar
SNI 1969:2008 Cara uji berat jenis penyerapan air agregat kasar
SNI 4829.2:2015 Pipa polietilena (PE) dan fiting untuk sistem
penyediaan air minum
SNI 0039-2013 / ASTM A53 Pipa Baja Bergalvanis

2. Standar Internasional (ASTM)


ASTM A53 Pipa Baja Bergalvanis

C. Persyaratan Bahan
Jenis Produk Sumber
Acuan
No Nama Bahan Spesifikasi Bahan (Olahan/ Produk (Lokal/
Spesifikasi
Alam) Impor)
Item Pekerjaan Beton
1 Agregat kasar • Maksimal ukuran butir 5 Alam Lokal dalam SII 0052-80
mm; negeri
• Agregat yang semua
butirnya tertinggal diatas
ayakan 4,80 mm;
• Kadar lempung/organik
5%;
• dst.
2 Agregat halus • Maksimal ukuran butir 40 Alam Lokal dalam SII 0052-80
mm (bangunan struktur) negeri SK SNI - T15 -
atau 20 mm (bangunan 1991 - 03
lainnya);
• Agregat yang semua
butirnya lolos ayakan
4,80 mm;
• Kadar lempung/organik
1%;
3 Semen • Portland type Olahan Lokal dalam SNI 2049:2015
• Tipe lain dengan negeri
persetujuan Direksi.
Item pekerjaan timbunan
1 Tanah • Indeks plastisitas 15% - Alam Lokal dalam
(didatangkan) 40%; negeri
• Batas cair melalui
saringan no.40 tidak
boleh lebih dari 50%;
Item pekerjaan Pipa
2 Pipa HDPE Ø 110 • PE 100 Pabrikasi Lokal dalam SNI
mm, PE 100 S.8 • S.8 negeri 4829.2:2015
SDR 13,6 PN.12,5, • SDR 13,6
SNI • PN 12,5
• Ø 110
• Panjang 6 Meter
• Tebal 8,1 mm
3 Pipa HDPE Ø 20 • PE 100 Pabrikasi Lokal dalam SNI
mm, PE 100 S.8 • S.8 negeri 4829.2:2015
SDR 11 PN.16, SNI • SDR 11
• PN 6
• Ø 20
• Panjang 50 Meter
• Tebal 1,9 mm
4 Pipa GIP Ø200 mm • Ø 200 (8 inch) Pabrikasi Lokal dalam SNI 0039-
• Panjang 6 Meter negeri 2013 / ASTM
• Tebal 5 – 6 mm A53
5 Pipa GIP Ø150 mm • Ø 150 (6 inch) Pabrikasi Lokal dalam SNI 0039-
• Panjang 6 Meter negeri 2013 / ASTM
• Tebal 5 – 6 mm A53
6 Pipa GIP Ø100 mm • Ø 100 (4 inch) Pabrikasi Lokal dalam SNI 0039-
• Panjang 6 Meter negeri 2013 / ASTM
• Tebal 5 – 6 mm A53

7 Pipa GIP Ø1/2 inch • Ø ½ inch Pabrikasi Lokal dalam SNI 0039-
• Panjang 6 Meter negeri 2013 / ASTM
• Tebal 3 – 5 mm A53

8 Pipa PVC Ø216 mm • PVC Pabrikasi Lokal dalam SNI


• S - 12,5 negeri 4829.2:2015
• Rubber Ring
• Ø216 mm
• Panjang 6 Meter
• Tebal 8,3 mm
9 Pipa PVC Ø160 mm • PVC Pabrikasi Lokal dalam SNI
• S - 12,5 negeri 4829.2:2015
• Rubber Ring
• Ø160 mm
• Panjang 6 Meter
• Tebal 6,4 mm
8 Pipa PVC Ø110 mm • PVC Pabrikasi Lokal dalam SNI
• S - 12,5 negeri 4829.2:2015
• Rubber Ring
• Ø110 mm
• Panjang 6 Meter
• Tebal 4,1 mm
9 Pipa PVC Ø63 mm • PVC Pabrikasi Lokal dalam SNI
• S - 12,5 negeri 4829.2:2015
• Solvent Cement (SC)
• Ø63 mm
• Panjang 6 Meter
• Tebal 2,4 mm

D. Persyaratan pengujian bahan dan hasil produk serta kriteria kinerja


produk
No Jenis Pekerjaan Persyaratan Pengujian Mutu
1 Pekerjaan Beton • Cara uji kuat tekan beton dengan benda uji silinder yang dicetak;
• Cara uji slump beton;
• Spesifikasi lembaran bahan penutup untuk perawatan beton; dan
• Persyaratan pengujian lainnya yang diinstruksikan oleh Direksi
2 Pekejaan Pembesian • Cara uji kuat tarik baja beton
• Spesifikasi bahan tambahan untuk beton
3 Pekerjaan Jaringan Pipa • Ketahanan hidrostatis
• Kuat tarik
• Nilai perubahan arah Panjang
4 Pekerjaan lainnya yang
Instruksi oleh Direksi
membutuhkan pengujian

E. Tata cara pengukuran dan pembayaran


Uraian tata cara pengukuran dan pembayaran hasil pekerjaan sebagai berikut:
No Jenis Pekerjaan Persyaratan Pengujian Mutu
1 Pekerjaan Tanah a. Tata Cara Pengukuran
Pekerjaan tanah diukur dengan jumlah meter kubik dari luas lokasi
pekerjaan yang sesuai dengan gambar dan spesifikasi atau yang
diperintahkan Direksi Pekerjaan.
b. Tata Cara Pembayaran
Kuantitas yang diterima dari berbagai pekerjaan tanah yang
ditentukan sebagaimana yang disyaratkan di atas, akan dibayar
pada harga kontrak untuk mata pembayaran dan menggunakan
satuan pengukuran yang ditunjukkan dalam daftar kuantitas.
2 Pekerjaan Pasangan a. Tata Cara Pengukuran
Pekerjaan pasangan akan diukur dengan jumlah meter kubik
pekerjaan pasangan yang terpasang (sudah dikerjkan) dan diterima
sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar atau yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Tidak ada pengukuran
tambahan atau yang lainnya yang akan dilakukan kecuali mendapat
persetujuan dari direksi teknis.
b. Tata Cara Pembayaran
Kuantitas yang diterima dari berbagai pekerjaan tanah yang
ditentukan sebagaimana yang disyaratkan di atas, akan dibayar
pada harga kontrak untuk mata pembayaran dan menggunakan
satuan pengukuran yang ditunjukkan dalam daftar kuantitas.
3 Pekerjaan Plesteran a. Tata Cara Pengukuran
Pekerjaan plesteran akan diukur dengan jumlah meter persegi
pekerjaan plesteran yang terpasang (sudah dikerjkan) dan diterima
sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar atau yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Tidak ada pengukuran
tambahan atau yang lainnya yang akan dilakukan kecuali mendapat
persetujuan dari direksi teknis.
b. Tata Cara Pembayaran
Kuantitas yang diterima dari berbagai pekerjaan tanah yang
ditentukan sebagaimana yang disyaratkan di atas, akan dibayar
pada harga kontrak untuk mata pembayaran dan menggunakan
satuan pengukuran yang ditunjukkan dalam daftar kuantitas.
4 Beton a. Tata Cara Pengukuran
Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik pekerjaan beton yang
digunakan dan diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan
pada Gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Sedangkan pekerjaan beton pre-cast diukur dengan jumlah buah
pekerjaan beton yang digunakan dan diterima sesuai dengan
dimensi yang ditunjukkan pada Gambar atau yang diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan.
b. Tata Cara Pembayaran
Kuantitas yang diterima dari berbagai mutu beton yang ditentukan
sebagaimana yang disyaratkan di atas, akan dibayar pada harga
kontrak untuk mata pembayaran dan menggunakan satuan
pengukuran yang ditunjukkan dalam daftar kuantitas. Harga dan
pembayaran merupakan kompensasi penuh untuk seluruh
penyediaan dan pemasangan seluruh bahan yang tidak dibayar
dalam mata pembayaran lain, termasuk "water stop", lubang
sulingan, bekisting, perancah untuk pencampuran, pengecoran,
pekerjaan akhir dan perawatan beton, dan untuk semua biaya
lainnya yang perlu dan lazim untuk penyelesaian pekerjaan yang
sebagaimana mestinya. Khusus untuk beton precast yang
dibayarkan adalah jumlah buah yang telah terpasang. Beton precast
yang telah tercetak tetapi belum dipasang dapat dibayarkan hanya
sebesar 50% dari jumlah beton precast yang telah tercetak.
5 Pembesian a. Tata Cara Pengukuran
Pembesian akan diukur dengan jumlah kilogram untuk besi polos
dan ulir. Tulangan-tulangan harus bebas dari sisik, minyak, kotoran
dan kerusakan-kerusakan struktur.
b. Tata Cara Pembayaran
Ukuran dan pembayaran untuk pembesian akan dibuat secara
keseluruhan, meliputi pembuatan, pemasangan, penekukan, dan
pembongkaran yang berdasarkan pada gambar atau menurut
petunjuk direksi.
6 Pengadaan dan a. Tata Cara Pengukuran
Pemasangan Pipa HDPE Pekerjaan diukur dengan satuan meter sebagaimana yang
tercantum dalam daftar kualitas.
b. Tata Cara Pembayaran
Pembayaran dilakukan berdasarkan volume pekerjaan yang telah
terlaksana/terpasang sesuai dengan gambar kerja.
7 Pengadaan dan a. Tata Cara Pengukuran
Pemasangan Pipa GIP Pekerjaan diukur dengan satuan meter sebagaimana yang
tercantum dalam daftar kualitas.
b. Tata Cara Pembayaran
Pembayaran dilakukan berdasarkan volume pekerjaan yang telah
terlaksana/terpasang sesuai dengan gambar kerja.
8 Item pekerjaan lainnya a. Tata Cara Pengukuran
(Pengecatan, Pekerjaan diukur dengan satuan meter sebagaimana yang
Perlengkapan direksi, tercantum dalam daftar kualitas.
Perlengkapan b. Tata Cara Pembayaran
operasional, Tanda duga, Pembayaran dilakukan berdasarkan volume pekerjaan yang telah
dsb) terlaksana/terpasang sesuai dengan gambar kerja.

F. Metode Pelaksanaan Pekerjaan


Metode Pelaksaan Peningkatan SPAM Jaringan Perpipaan Desa Lansilowo
Kec. Wawonii Utara Kab. Konawe Kepulauan dapat di uraikan sebagai
berikut:
1. Pekerjaan Persiapan
a. Mobilisasi dan demobilisasi
Mobilisasi paling lambat sudah kami mulai laksanakan dalam waktu 15
(lima belas) hari sejak diterbitkan SPMK yang meliputi ;
1) Mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
2) Mempersiapkan fasilitas kantor, rumah, gudang dan sebagainya.
3) Mendatangkan personil-personil.
4) Mobilisasi peralatan terkait dan personil selaku Penyedia Jasa kami
lakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan.
5) Pada peruntuhan di Lokasi Kerja kami akan menyediakan rambu-
rambu keamanan yang pakai dalam pelaksanaan proyek.
6) Demobilisasi baru akan kita laksanakan setelah pekerjaan
dinyatakan telah selesai, maka kami 100 % maka dilakukan
pembersihan, semua peralatan konstruksi, peralatan mesin-mesin
dan personil dipulangkan ke daerah asal.
b. Kantor Proyek, Gudang Dan Los Kerja
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini Kontraktor dapat membuat Kantor
Kontraktor, barak-barak untuk pekerja atau gudang tempat
penyimpanan bahan (Boukeet), yang sebelumnya telah dapat
persetujuan dari pihak Direksi / Konsultan pengawas berkenaan dengan
konstruksi atau penempatannya. Semua Boukeet perlengkapan
Pemborong dan sebagainya, pada waktu pekerjaan berakhir (serah
terima) harus dibongkar.
c. Pengukuran Trace Jaringan Pipa
Pengukuran Lapangan dan Shop Drawing; Dalam periode mobilisasi ini,
kami akan melakukan pengukuran berdasarkan data titik dasar dan titik
tetap (Bench Mark ) kerangka dasar eksisting, selanjutnya diikuti dengan
pemasangan Bench Mark, pengukuran poligon, pengukuran sifat datar,
pengukuran situasi detail dan staking out. Hasil dari Pengukuran ini akan
disajikan dalam bentuk gambar sesuai skala gambar yang ditentukan
dalam spesifikasi teknis, yang akan menghasilkan gambar kerja (shop
drawings) berupa gambar situasi, potongan memanjang dan usulan
potongan melintang ( profil desain ). Gambar kerja tersebut akan
dimintakan persetujuannya dari Pengawas Proyek / Direksi. Gambar
kerja yang telah disetujui tersebut kemudian akan menjadi dasar
pelaksanaan pekerjaan dilapangan ( Site Execution ).
Pengukuran Stake Out Jaringan Pipa atau Survey topografi dilakukan
bertujan untuk meninjau kembali jalur pipa yang telah ditetapkan oleh
konsultan perencana bersama Direksi dan pengguna jasa. Survey
topografi menggunakan alat ukur:
1) Water pass untuk pengukuran beda tinggi
2) Theodolite untuk pengukuran sudut dan jarak
3) Meteran roll 100 m
Seluruh alat yang digunakan sudah dikalibrasi terlebih dahulu.
Pengukuran akan dilakukan disetiap 50 meter sepanjang jalur pipa
transmisi yang akan dipasang menggunakan cara kelipatan dan diulangi
dari arah berlawanan jika hasilnya sama berarti pengukuran telah benar.
Pengukuran mengacu pada patok banch mark (BM) yang telah ada
untuk menentukan patok polygon lainnya.
Konstruksi patoK polygon berupa balok kayu 5/7 yang ditanam dan tepat
ditengah balok diberi paku sebagai titik bidik. Untuk konstruksi BM
berupa beton berpenampang 30.0 x 30.0 cm ditanam di dalam tanah,
tepat ditengah beton diberi baut sebagai titik bidik dan bacaan untuk
menyatakan beda tinggi. Kedua patol tersebut dipasang pada lokasi
yang aman.
Hasil pengukuran dicross check dari arah berlawanan dengan
mengambil titik acuan tertentu, jika hasil yang diperoleh sama berarti
sudah benar. Untuk pengukuran di darat langsung dibuat patok polygon
dan untuk titik di air dapat dibuat platform yang nantinya juga digunakan
untuk pemasangan bouwplank.

d. Sarana Pekerjaan
1) Penyedia harus membuat kantor proyek tempat bagi pelaksana
dan Direksi Teknis/Lapangan bekerja, dengan luas yang memadai
(minimal 10 m2) dan dilengkapi dengan peralatan kantor yang
dibutuhkan.
2) Penyedia juga harus menyediakan gudang dengan luas yang cukup
untuk menyimpan bahan-bahan bangunan dan peralatan-peralatan
agar terhindar dari gangguan cuaca dan pencurian.
3) Penempatan kantor dan gudang harus diatur sedemikian rupa, agar
mudah dijangkau dan tidak menghalangi pelaksanaan pekerjaan.
4) Penyedia harus membuat los kerja dan bangunan tempat untuk
istirahat (bedeng) dan tempat ibadah bagi pekerja penyedia.
5) Los kerja merupakan bangunan dengan luas yang cukup untuk
tempat bekerja bagi tukang/pekerja Penyedia dan mempunyai
kondisi yang cukup baik, terlindung dari pengaruh cuaca yang dapat
menghambat kelancaran pekerjaan.
6) Bangunan-bangunan ini harus dibongkar setelah pekerjaan selesai
dilaksanakan.
e. Pengaturan Jam Kerja Dan Pengerahan Tenaga Kerja
1) Pemborong harus dapat mengatur sedemikian rupa dalam hal
pengerahan tenaga kerja pengaturan jam kerja maupun penempatan
bahan hendaknya dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Konsultan
pengawas lapangan. Khususnya dalam pengerahan tenaga kerja dan
pengaturan jam kerja dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan
peraturan perburuhan yang berlaku.
2) Kecuali ditentukan lain, Pemborong harus menyediakan akomodasi
dan fasilitas-fasilitas lain yang dianggap perlu misalnya (Bidang Cipta
Karya Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kab. Konawe
Kepulauan, toilet yang memenuhi syarat-syarat kesehatan dan
fasilitas kesehatan lainya seperti penyediaan perlengkapan PPPK
yang cukup serta pencegahan penyakit menular)
3) Pemborong harus membatasi daerah operasinya di sekitar tempat
pekerjaan tidak melanggar wilayah bangunan-bangunan lain yang
berdekatan, dan pemborong harus melarang siapapun yang tidak
berkepentingan memasuki tempat pekerjaan
f. Perlindungan Terhadap Bangunan / Sarana Yang Ada
1) Segala kerusakan yang timbul pada bangunan / konstruksi
sekitarnya menjadi tanggung jawab Pemborong untuk
memperbaikinya, bila kerusakan tersebut jelas akibat pelaksanaan
pekejaan.
2) Selama pekerjaan berlangsung Pemborong harus selalu menjaga
kondisi jalan sekitarnya dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap
kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat pelaksanaan pekerjaan ini.
3) Kontraktor wajib mengamankan sekaligus melaporkan /
menyerahkan kepada pihak yang berwenang bila nantinya
menemukan benda-benda bersejarah.
g. Pekerjaan Penyediaan Air Bersih Dan Daya Listrik Untuk Bekerja
1) Untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan selama proyek
berlangsung, Penyedia harus memperhitungkan biaya penyediaan air
bersih guna keperluan air kerja, Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan
Umum dan Tata Ruang Kab. Konawe Kepulauan untuk pekerja dan
air kamar mandi
2) Air yang dimaksud adalah bersih, baik yang berasal dari PAM atau
sumber air, serta pengadaan dan pemasangan pipa distribusi air
tersebut bagi keperluan pelaksanaan pekerjaan dan untuk keperluan
Kantor Proyek, kantor Penyedia, kamar mandi/WC atau tempat-
tempat lain yang dianggap perlu.
3) Penyedia juga harus menyediakan sumber tenaga listrik untuk
keperluan pelaksanaan pekerjaan, kebutuhan kantor Proyek dan
penerangan proyek pada malam hari sebagai keamanan selama
proyek berlangsung selama 24 jam penuh dalam sehari.
4) Pengadaan penerangan dapat diperoleh dari sambungan PLN atau
dengan pengadaan Generator Set, dan semua perijinan untuk
pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia. Pengadaan
fasilitas penerangan tersebut termasuk pengadaan dan pemasangan
instalasi dan armatur, stop kontak serta saklar/panel.
h. Pemasangan Bouwplank
Guna menunjang kelancaran dalam pelaksanaan proyek dan
pengamanan lokasi pekerjaan di lapangan/perlu dibuat bouwplank dari
bahan kayu atau bahan lain sebagai penanda tempat kegiatan
pekerjaan yang akan dilaksanakan
i. Pembuatan shopdrawing (gambar kerja) disesuaikan dengan situasi
lapangan.
j. Sistem Menajemen Keselamatan dan kesehatan Kerja (SMK3)
Hal-hal berikut ini dapat diterapkan untuk mengurangi kecelakaan dan
gangguan kesehatan dalam pelaksanan pekerjaan bidang konstruksi :
1) Manajer berkewajiban untuk melindungi keselamatan dan kesehatan
pekerja konstruksisehingga harus menerapkan berbagai aturan,
standar untuk meningkatkan K3, jugaharus mendorong personil
untuk memperbaiki sikap dan kesadaran terhadap K3 melalui
komunikasi yang baik, organisasi yang baik, persuasi dan
pendidikan, menghargai pekerja untuk tindakan-tindakan aman, serta
menetapkan target yangrealistis untuk K3.
2) Secara aktif mendukung kebijakan untuk keselamatan pada
pekerjaan seperti dengan memasukkan masalah keselamatan kerja
sebagai bagian dari perencanaan pekerjaan dan memberikan
dukungan yang positif.
3) Manajer perlu memberikan perhatian secara khusus dan
mengadakan hubungan yang erat dengan para mandor dan pekerja
sebagai upaya untuk menghindari terjadi kecelakaan dan
permasalahan dalam proyek konstruksi.
2. Pekerjaan Pasangan
a. Bahan-Bahan
1) Semen Portland
Semen yang dipakai disini adalah dari jenis kualitas seperti yang
dipakai pada beton dan secara umum harus memenuhi syarat-syarat
yang tertera pada Peraturan Semen Portland Indonesia NI-8.
2) Pasir
Pasir untuk adukan pasangan harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
a) Butir-butir pasir harus tajam dan keras dan tidak dapat
dihancurkan dengan tangan
b) Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5 %
c) Warna larutan pada pengujian dengan 3 % natrium hidroksida,
akibat adanya zat-zat organik tidak boleh lebih tua dari larutan
normal atau lariutan teh yang sedang kepekatannya.
d) Bagian yang hancur pada penggergajian dengan larutan jernih
natrium sulfat tidak boleh lebih dari 10 %
e) Jika dipergunakan untuk adukan dengan semen yang
mengandung lebih dari 0,6 % alkali, dihitung sebagai natrium
oksida pada pengujian tidak boleh menunjukan sifat reaktif
terhadap alkali.
f) Keteguhan adukan percobaan dibandingkan dengn adukan
pembanding yaitu yang menggunakan semen sama dengan
pasir normal tidak boleh kurang dari 65 % pada pengujian 7 hari.
g) Pasir laut untuk adukan tidak diperkenankan
h) Butir-butirnya harus dapat melalui ayakan berlubang 3 mm.
3) Batu Alam
Pada umumnya untuk pasangan batu bisa dipakai batu bulat (dari
gunung), batu belah atau batu karang asalkan harus memenuhi
syarat-syarat sebagi berikut:
a) Harus cukup keras, bersih, dan sesuai besarnya serta bentuknya
b) Batu, bulat ataupun belah, tidak boleh memperlihatkan tanda-
tanda lapuk
c) Batu karang harus sebagian besar berwarna putih atau kuning
muda dan tidak hitam, biru atau kecoklat-coklatan tanpa garis-
garis kelapukan, mempunyai keteguhan yang tinggi serta bidang
patahnya harus mempunyai kepadatan dan warna putih yang
merata.
4) Bata Merah
a) Bata merah harus batu biasa dari tanah liat melalui proses
pembakaran, dapat digunakan produksi lokal dengan ukuran
normal 6 cm x 12 cm x 24 cm dan ukuran diusahakan tidak jauh
menyimpang.
b) Bata merah yang dipakai harus bata kualitas nomor 1 berwarna
merah tua yang merata tanpa cacat atau mengandung kotoran.
Bata merah minimum harus mempunyai daya tekan ultimate 30
kg/cm²
c) Apabila blok-blok tersebut dibuat sendiri maka campurannya
harus terdiri dari 1 bagian Portland Cemen dan 5 bagian pasir dan
batuan yang dihaluskan.
d) Blok-blok semen yang baru dicetak harus dilindungi dari panas
matahari dan dirawat selama tidak kurang dari 10 hari dengan
jalan membasahi atau menutupi dengan memakai karung basah.
5) Air
Untuk keperluan membuat adukan maka air yang disyaratkan dan
boleh dipakai semua seperti yang dipakai untuk pekerjaan beton.
6) Kapur
Kapur yang dipakai harus kapur aduk yang bermutu tinggi yang
telah disetujui Direksi Teknis/Lapangan
7) Lain-Lain
Bahan-bahan lain yang dipakai untuk pelaksanaan seperti tegel-tegel
teraso, keramik dan lain- lain harus sesuai dengan yang disyaratkan
oleh Direksi Teknis/Lapangan atau seperti yang disyaratkan pada saat
rapat penjelasan
b. Adukan
1) Mencampur
a) Adukan dicampur di tempat tertentu yang bersih dari kotoran,
mempunyai alas yang rata dan keras, tidak menyerap air yang
sebelumnya harus ada persetujuan dari Direksi Teknis/Lapangan.
b) Apabila tidak ditentukan lain, mencampur dan mengaduk
boleh dilakukan dengan tangan (dengan memakai cangkul dan
sebagainya) sampai diperlihatkan warna adukan yang merata.
2) Komposisi
Jenis adukan berikut harus dipakai dengan yang disebutkan dalam
gambar atau dalam uraian dan syarat-syarat ini.

Jenis Spesi
M1 1 pc : 1 kpr : 6 psr atau 1 pc : 3 psr
M2 1 pc : 2 psr
M3 1 pc : 4 psr

3) Tipe dari blok-blok


Karena tidak adanya kesamarataan produksi daerah yang satu
dengan daerah lainnya maka tidak diadakan penentuan mengenai
ukuran asalkan tidak melampaui batas dan disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan. Blok- blok beton tersebut harus bersih, tidak
menunjukan tanda-tanda retak ataupun cacat lain yang dapat
mengurangi mutu dari blok-blok tersebut.
4) Syarat-syarat pelaksanaan
a) Batu bata/hollowbrick yang digunakan adalah batu bata setempat
dengan kualitas terbaik yang disetujui Direksi Teknis/Lapangan,
yaitu siku dan sama ukurannya.
b) Sebelum digunakan batu bata/hollowbbrick harus direndam dalam
bak air atau drum hingga jenuh.
c) Setelah bata terpasang dengan adukan, naad/siar-siar harus
dikerok sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan
kemudian disiram air.
d) Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri
dari (maksimal) 24 lapis setiap hari, diikuti dengan cor kolom
praktis.
e) Bidang dinding bata 1/2 (setengah) batu yang luasnya lebih besar
dari 12 m3 harus ditambah kolom dan balok penguat (kolom
praktis) dengan ukuran 15 x 15 cm, dengan 4 buah tulangan
pokok berdiameter 12 mm, beugel diameter 8-20 cm, jarak antara
kolom maksimal 4 m.
f) Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian
pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguatan stek-stek besi
beton diameter 8 mm. jarak 40 cm, yang terlebih dahulu ditanam
dalam pasangan bata minimal 30 cm, kecuali ditentukan lain.
g) Pasangan batu bata merah untuk dinding 1/2 (setengah) batu
harus menghasilkan dinding finish setebal 15 cm dan untuk
dinding 1 (satu) batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan
harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.
h) Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam di dalam
dinding, harus dibuat pahatan yang secukupnya pada pasangan
bata (sebelum diplester). Pahatan tersebut setelah dipasang
pipa/alat, harus ditutup dengan adukan plesteran yang
dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama-sama
dengan plesteran seluruh bidang tembok.

3. Plesteran
a. Bahan
1) Pasir
Pasir yang dipakai harus kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah
liat, lumpur atau campuran- campuran lain.
2) Semen Portland
Semen portland yang dipakai harus baru, tidak ada bagian-bagian
yang membatu dan dalam sak yang tertutup seperti disyaratkan
dalam NI-8.
3) Air
Air harus bersih, jernih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak
seperti minyak, asam atau unsur-unsur organik lainnya.

b. Perbandingan Campuran Plesteran


1) Plesteran dengan campuran 1 Pc: 4 Ps digunakan pada dinding,
sedangkan untuk daerah basah digunakan plesteran dengan
campuran 1 Pc: 2 Ps.
2) Apabila diperlukan, acian dibuat dengan bahan PC dicampur air
sampai mencapai hasil kekentalan yang sempurna.
c. Pelaksanaan
1) Permukaan dinding batu bata atau permukaan beton harus
dibersihkan dari noda debu, minyak cat, bahan-bahan lain yang dapat
mengurangi daya ikat plesteran.
2) Untuk mendapatkan permukaan yang rata dan ketebalan sesuai
dengan yang diisyaratkan, maka dalam memulai pekerjaan
plesteran harus dibuat terlebih dahulu "kepala plesteran" untuk
dipergunakan sebagai acuan.
3) Pasangkan lapisan plesteran setebal yang disyaratkan (ñ 20 mm)
dan diratakan dengan roskam kayu/besi dari kayu halus tersebut dan
rata permukaannya ataupun dengan profil aluminium dengan
panjang minimal 1,5, kemudian basahkan terus selama 3 (tiga) hari
untuk menghindarkan terjadinya retak akibat penyusutan yang
mendadak.
4) Untuk plesteran pada permukaan beton, mula-mula permukaan
beton harus dikasarkan dengan pahat besi untuk mendapatkan daya
ikat yang kuat antara permukaan beton dengan plesteran. Bilamana
perlu permukaan beton yang telah dikasarkan diberi bahan additive,
misalnya "Calbon".
5) Permukaan beton harus dibasahi air hingga jenuh.
6) Dalam pelaksanaan plesteran permukaan beton dengan ketebalan
minimal 2 cm, tidak diperbolehkan melakukan plesteran sekaligus,
tetapi harus dilakukan secara bertahap yaitu dengan cara
menempelkan adukan semen pada bagian yang akan diplester,
kemudian setelah mengering, dilakukan plesteran berikutnya
dengan adukan semen pasir hingga mencapai ketebalan yang
dikehendaki.
7) Apabila terdapat bagian plesteran pada permukaan beton dengan
ketebalan lebih dari 3 cm, sebagai akibat dari kesalahan pada
waktu pengecoran atau yang lainnya, maka plesteran tersebut
harus dilapis dengan kawat ayam yang ditempelkan pada
permukaan beton yang akan diplester. Biaya penambahan kawat
ayam tersebut menjadi tanggungan Penyedia.
8) Apabila ada pekerjaan plesteran yang harus dibongkar atau
diperbaiki, maka hasil akhir (finishing) dari pekerjaan tersebut harus
dapat menyamai pekerjaan yang telah disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan

4. Pasangan Batu
a. Bahan
1) Batu harus terdiri dari batu alam atau batu dari sumber bahan yang
tidak terbelah, yang utuh (sound), keras, awet, padat, tahan terhadap
udara dan air, dan cocok dalam segala hal untuk fungsi yang
dimaksud.
2) Mutu dan ukuran batu harus disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan
Pekerjaan sebelum digunakan. Batu untuk pelapisan selokan dan
saluran air sedapat mungkin harus berbentuk persegi.
3) Kecuali ditentukan lain oleh Gambar atau Spesifikasi, maka semua
batu yang digunakan untuk pasangan batu dengan mortar harus
tertahan ayakan 10 cm.
b. Adukan
Bila tidak ditentukan lain, adukan yang dipakai adalah 1 PC: 4 Pasir
c. Syarat Pelaksanaan
1) Pekerjaan pemasangan batu kali dilaksanakan sesuai dengan ukuran
dan bentuk-bentuk yang ditunjuk dalam gambar.
2) Tiap-tiap batu harus dipasang penuh dengan adukan sehingga
hubungan semua batu melekat satu sama lain dengan sempurna.
Setiap batu harus dipasang di atas lapisan adukan dan diketok ke
tempatnya hingga teguh. Adukan harus mengisi penuh rongga.

5. Pekerjaan Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE


a. Galian Tanah
Galian tanah untuk pemasangan pipa dilaksanakan dengan galian tanah
biasa dengan kedalaman disesuaikan dengan diameter pipa yang akan
dipasang, adapun parit yang akan digali hanya untuk ruang
penyambungan pipa setiap 6 meter untuk dapat meletakkan pipa dan
menyambungkannya dengan baik, dan timbunan harus ditempatkan dan
dimanfaatkan seperti yang diisyaratkan. Galian harus dibuat dengan
lebar ekstra bila diperlukan, seperti untuk memasukkan penyangga-
penyangga, penguatan-penguatan galian dan peralatan-peralatan pipa.
Lubang pit akan di amankan dengan menggunakan tanah galian yang
dimasukan kedalam karung serta di batasi dengan garis pita pengaman.
Ruang penyambungan harus dibuat pada setiap sambungan, agar
sambungan dapat dikerjakan dengan baik. Galian dibuat sampai
kedalaman yang ditentukan untuk membuat dasar pipa yang rata dan
seragam pada tanah yang padat pada setiap tempat, diantara ruang
penyambungan.
b. Urugan
Urugan atau penimbunan kembali parit-parit dilakukan sesuai dengan
gambargambar rencana dan spesifikasinya serta disebutkan didalam
“pekerjaan tanah”.Semua bahan timbunan/urugan harus bebas dari
batuan, sampah atau bahan lainnnya yang menurut Direksi sesuai
dengan bahan urugan. Semua pasir yang digunakan untuk menimbun
harus berasal dari pasir alam, dengan butiran dari halus sampai kasar,
dan bebas dari kotoran-kotoran, debu-debu atau bahanbahan lain yang
menurut Direksi/Pengawas Lapangan dapat diangap tidak
dikehendaki/tidak sesuai. Lempung yang terdapat pada pasir, tidak
boleh melebihi 10% berat keseluruhannya.
c. Urugan Dibawah Pipa
Parit-parit harus diberi dasar pasir setebal 10 cm lebih dahulu, atau
sesuai gambar rencana, sebelumnya pipa-pipa dipasang didalamnya.
Dasar pasir ini harus dipadatkan dengan pemadat dan harus
mempunyai permukaan yang nyata. Setiap dasar pasir pada ujung pipa
harus 5 cm lebih rendah agar pipa terjamin berkedudukan pada
keseluruhan panjangnya dan bukan ditahan oleh sambungan-
sambungannya. Setelah pipa-pipa dipasang dalam parit, harus ditimbun
dengan pasir atau kerikil halus mulai dari dasar sampai pertengahan
pipa. Bahan urugan pasir dan kerikil halus ini harus disebarkan merata
ke setiap penjuru ruangan dalam galian sekitar sisi pipa dan
perlengkapannya dan dipadatkan. Dari garis tengah pipa dan
perlengkapannya sampai sedalam kirakira 10 cm diatas pipa, galian
harus ditimbun dengan pasir atau kerikil halus dan dipadatkan secara
merata, dalam penempatan timbunan ini dengan hatihati, untuk
menghindarkan terjadinya kerusakan atau pergeseran pipa. Cara atau
metode penimbunan kembali yaitu dilakukan lapis demi lapisan,
dipadatkan sekeliling dan diatas pipa-pipa seperti tertera pada gambar
rencana dengan cara yang tidak merusak pipa-pipa. Pemadatan pada
sisi-sisi harus dilakukan saling berganti pada kedua sisi. Lapisan 15 cm
dari yang pertama diatas pipa harus dipadatkan hanya pada sisi-sisi
pipa saja. Hanya peralatan yang digerakan oleh tangan yang boleh
digunakan. Semua kerusakan pada pipa-pipa dan alat-alat penyambung
harus diperbaiki oleh Pemborong dengan biaya sendiri.
d. Pengadaan Pipa
Penyedia Jasa harus menyediakan dan menyertakan semua pipa dan
fitting, valve, coupling, meter, mur, baut, gasket, material penyambung
dan bahan pelengkap sebagaimana dirinci dalam Daftar Kunatitas dan
Bahan atau dalam gambar pelaksanaan.
Penyedia Jasa harus menyediakan Sertifikat Jaminan Barang/Surat
Dukungan Pabrik/Surat Dukungan Distributor yang menyatakan bahwa
barang tersebut tersedia sesuai dengan kebutuhan yang dirinci dalam
spesifikasi teknis. Penyedia Jasa Pengadaan juga harus menyampaikan
tentang laporan hasil uji kimiawi dan fisik yang telah dilakukan di pabrik
dan berlaku untuk semua jenis barang. Pada saat pengajuan
penawaran, Sertifikat Jaminan Barang/Surat Dukungan Pabrik/Surat
Dukungan Distributor dan Brosur dari pipa dan perlengkapannya yang
ditawarkan harus disertakan dan diberikan tanda pada brosur tersebut
jenis maupun ukuran yang ditawarkan. Brosur tersebut harus jelas
memperlihatkan semua ukuran – ukuran dalam, luar, Panjang, tekan
nominal.

e. Penyambungan Pipa HDPE


Pipa yang akan di sambung, adalah Pipa HDPE Ø 110 mm, PE 100 S.8
SDR 17 PN.12,5, SNI. Penyambungan pipa yang digunakan dengan
Metode Penyambungan Butt Fusion. Metode penyambungan Butt
Fusion adalah proses termofusi yang melibatkan pemanasan secara
bersama di kedua ujung pipa yang akan di sambung sampai kondisi
leleh tercapai pada kedua ujung nya. Baru lah kedua ujung tersebut di
tempelkan dengan bantuan tekanan tertentu untuk membuat
sambungan yang senyawa. Adapun alat-alat yang di butuhkan untuk
melakukan penyambungan antara lain:
1) Generator untuk memberikan daya listrik plat pemanas, pemotong
dan pompa hidrolik
2) Mesin butt-fusion dilengkapi dengan pengencang pipa, pemotong,
plat pemanas, pompahidrolik dan pengatur waktu.
3) Roda penyangga pipa
4) Tenda pengelasan
5) Alat pembersih, kain katun atau handuk kertas
6) Alat ukur sambungan
7) Thermometer digital yang sudah terkalibrasi untuk memeriksa suhu
plat pemanas
8) Pipa dan penutupnya
9) Papan landasan
10) Pemotong pipa

Metode kerja penyambungan :


1) Pertama-tama memeriksa dan membersihkan pipa yang akan
disambung baik dalam maupun luar sehinga terbebas dari debu,
kotoran, sampah dan lain- lain
2) Membersihkan ujung pipa dengan kain katoen atau kertas tissue
yang telah dibasahi spiritus atau alcohol dan harus diperhatikan
supaya tidak ada bulubulu kain yang menempel pada bagian yang
akan di las.
3) Pasang ujung-ujung pipa kedalam alat penjepit, dan kedua ujung
pipa dikencangkan sampai berada diposisi yang tepat
4) Kedua ujung pipa diratakan dengan menggunakan alat perata
elektrik (screpe), sehingga kedua pipa benar-benar rata dan bersih.
5) Membersihkan ujung pipa dan alat pemana dengan kain atau kertas
tissue yang telah dibasahi spiritus atau alcohol agar persenyawaan
sempurna.
6) Panaskan plat pemanas sampai titik senyawaan 210°C (diatur
dengan thermostat)
7) Pasang plat pemanas yang sudah dipanasi sampai titik senyawaan
210°C, diantar ujung – ujung pipa dengan jumlah tekanan
pemanasan 13 BAR untuk menarik sebatang pipa kearah alat las
fusion.
8) Tekan sebesar 13 BAR tekanan sampai membentuk Ri l -Las + 2
mm lebar. Tempo pemanasan sesuai dengan diameter pipa yang
disyaratkan oleh pabrik.
9) Alat pemanas dikeluarka secepatnya waktu yang dibutuhkan + 4
detik lalu dalam waktu 7 detik sambung dan tekan kedua ujung pipa
yang sudah dipanaskan di alat but fusion sampai tekanan
persenyawaannya
10) Tempo pemanasan dan pendinginan disesuaikan dengan referensi
dari perusahaan pabrikan pipa yang akan diadakan
f. Peletakan Pipa
Ketika pipa sedang ditempatkan dalam salurannya, harus diperhatikan
agar jangan sampai ada benda asing yang masuk kedalam pipa. Pada
waktu instalasi pipa sedang dihentikan, ujung pipa yang terbuka harus
ditutup dengan cara-cara yang disetujui oleh Tenaga Ahli. Penanganan
dan penyimpanan pipa-pipa dan alat-alat bantu (fitting) harus dilakukan
hati-hati.
Pipa tidak boleh disimpan dibawah sinar matahari langsung. Kerusakan
apapun yang dapat timbul, harus dicegah dan pipa jangan sampai
diletakan diatas benda tajam. Pipa yangsudah tergores atau cacat
hingga lebih 10% dari tebal dinding tidak boleh dipasang. semua batang
pipa harus ditempatkan sedekat mungkin pada lokasi akhir pada jalur
pipa, dengan memperhitungkan keamanan lalul lintas pipa-pipa tidak
boleh ditempatkan dilapangan lebih dari 30m didepan parit-parit
penggalian.
Menjamin bahwa bagian dalam pipa-pipa selau dalam keadaan bersih
dan bebas dari benda-benda asing. Setiap pipa harus diperiksa secara
seksama sebelum dan setelah dipasang dan pipa yang rusak harus
diperbaiki atau diganti. Setiap kali pekerjaan pada hari itu berakhir, maka
ujung-ujung pipa yang terbuka untuk semerntra waktu harus ditutup
dengan blok-blok dari kayu, penyekat-penyekat atau sebagaiman yang
diinstruksikan oleh Pengawas proyek/Tenaga Ahli, Tiaptiap pipa
dipasang dengan tepat menurut garis dan kelandaian sesungguhnya
sehinnga dengan pipa yang berbatas merupakan suatu sambungan
konsentris yang tertutup.
Tiap-tiap pipa harus dipasang dengan tepat menurut garis dan derajat
dan sedemkian rupa, sehinnga dengan pipa yang berbatasan suatu
sambungan konsentris yang tertutup dan tidak merupakan ketidak
lurusan Semua pipa-pipa dan penyebrangan –penyebrangn sungai dan
bangunan-bangunan lain harus dipasang dengan peralatan-peralatan
yang layak, seperti penjepit-penjepit, penggantungan dan penopang-
penopang dan sebagainya. sehingga pemuaian dan penciutan, getaran-
geteran kecil pada perpipaan harus didalam batas-batas yang diijinkan
dan tidak mengakibatkan kebocoran.
6. Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Pipa Galvanis Iron Pipe (GIP)
a. Umum
Singkatan GIP yang digunakan dalam spesifikasi dan dokumen ataupun
gambar berarti Galvanized Iron Pipe. Kontraktor harus menyediakan dan
memelihara dalam keadaan baik perkakas peralatan yang sesuai bagi
pengamanan dan pemasangan pipa, valve dan fitting. Cara
pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peralatan harus
sesuai dan memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan
direksi.
b. Pengadaan Pipa
Penyedia Jasa harus menyediakan dan menyertakan semua pipa dan
fitting, valve, coupling, meter, mur, baut, gasket, material penyambung
dan bahan pelengkap sebagaimana dirinci dalam Daftar Kunatitas dan
Bahan atau dalam gambar pelaksanaan.
Penyedia Jasa harus menyediakan Sertifikat Jaminan Barang/Surat
Dukungan Pabrik/Surat Dukungan Distributor yang menyatakan bahwa
barang tersebut tersedia sesuai dengan kebutuhan yang dirinci dalam
spesifikasi teknis. Penyedia Jasa Pengadaan juga harus menyampaikan
tentang laporan hasil uji kimiawi dan fisik yang telah dilakukan di pabrik
dan berlaku untuk semua jenis barang.
Pada saat pengajuan penawaran, Sertifikat Jaminan Barang/Surat
Dukungan Pabrik/Surat Dukungan Distributor dan Brosur dari pipa dan
perlengkapannya yang ditawarkan harus disertakan dan diberikan tanda
pada brosur tersebut jenis maupun ukuran yang ditawarkan. Brosur
tersebut harus jelas memperlihatkan semua ukuran – ukuran dalam,
luar, Panjang, tekan nominal.
c. Pemasangan Pipa
1) Penurunan Pipa Ke Dalam Galian
Peralatan, perkakas, dan fasilitas yang memuaskan direksi harus
disediakan dan digunakan oleh kontraktor untuk keamanan dan
kenyamanan pekerjaan. Semua pipa, fitting dan valve harus
diturunkan secara hati-hati kedalam galian, satu persatu dengan
batasan diameter memakai crane, derek, tali atau dengan mesin
perkakas atau peralatan lainnya yang sesuai dengan cara
sedemikian rupa agar mencegah kerusakan terhadap bahan lapisan
pelindung luar (protective coating) serta lapisan pelindung dalam
(lining). Bahan tersebut sama sekali tidak diperkenankan dijatuhkan
atau dilemparkan kedalam galian.
2) Pemeriksaan Sebelum Pemasangan
Semua pipa dan fitting harus diperiksa secara hati-hati dari
kemungkinan kerusakan pada saat berada diatas bagian sesaat
sebelum dipasang pada posisi akhir.
Setiap ujung pipa harus diperiksa dengan secara khusus, karena
daerah ini paling mudah mengalami kerusakan dalam
penanganannya. Pipa atau fitting yang rusak/cacat harus diletakan
terpisah untuk pemeriksaan oleh direksi yang menentukan perbaikan
yang diperlukan ataupun menolaknya.
3) Pembersihan Pipa dan Fitting
Bagian luar dan dalam ujung pipa harus dibersihkan dengan kain
kering dan bersih, dikeringkan dan bebas dari minyak, lemak
sebelum dipasang. Bila ada profil pengaku badan (stiffeners) guna
melindungi pipa, semua profil pengaku tersebut harus disingkirkan
sampai bersih demikian pula benda asing lainnya dalam pipa.
4) Perletakan Pipa
Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing
masuk kedalam pipa pada saat pipa diletakan pada jalur.
Selama berlangsungnya peletakan, tidak boleh ada kotoran,
perkakas, kain, ataupun benda-benda lainnya ditempatkan dalam
pipa. Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus
dipasang berhadapan dengan pipa yang sebelumnya, pipa dipasang
dan ditempatkan pada jalur dan ketinggian yang benar. Pipa
dimantapkan ditempatkan dengan bahan urugan yang telah disetujui
dan dipadatkan dengan ketinggian yang sama kecuali pada ujung
pipa. Tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk mencegah tanah
atau kotoran lainnya masuk ke sambungan.
Setiap saat bial pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa
harus ditutup/disumbat dengan bahan yang memadai dan dengan
cara yang disetujui oleh direksi.
5) Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk menyisipkan ”Tee”, ”Bend” atau ”Valve” atau
tujuan lainnya, harus dilakukan dengan mesin potong yang sesuai
dengan cara yang rapih dan baik, tanpa menyebabkan kerusakan
pada pipa maupun lapisan pelindung dalamnya dan menghasilkan
ujung yang halus pada sudut yang tepat terhadap sumbu pipa.
Pemotongan pipa besi harus dikerjakan dengan mesin pemotong
yang sesuai menghasilkan potongan yang halus pada sudut yang
benar atau sudut yang diminta terhadap sumbu pipa.
Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan
pelindung luar maupun lapisan pelindung pipa dalam. Ujung
potongan pipa yang dipotong tersebut, harus dipotong serong
(Beveled) dengan ukuran yang sama sebagaimana yang ditentukan
dalam spesifikasi.
Tidak boleh ada ”fitting” seperti ”Bend”, ”Tee”, dan ”flange dan spigot”
dipotong untuk pekerjaan pemasangan pipa, sejauh tidak ada
instruksi tertulis yang diberikan kepada kontraktor dari direksi.
6) Penyambungan Pipa Galvanized
Penyambungan pipa galvanized dilakukan dengan memakai sok
seperti yang ditentukan sebelum pipa disambung, maka bagian ulir
dari sok atau ujung-ujung pipa harus dibersihkan dari kotoran-
kotoran. Setelah itu pada ulir pipa dipasang serat nanas dan baru
dimasukan secara hati-hati pada sok dan diputar sampai kencang
betul.
7) Penyambungan Dengan Pengelasan
a) Umum
Pengelasan pipa galvanized di lapangan harus disesuaikan
dengan persyaratan yang ditentukan berikut ini. Hal-hal yang
tidak dijelaskan dalam spesifikasi ini, mengacu pada standar
ataupun pedoman (code) berikut ini.
• Codes of Japanese Waterworks Steel Pipes Manufactures’
Association (WSP)
• Codes of Welding Engineering Standard (WES), Japan
Bila pengelasan dilakukan dalam galian, galian harus dilebarkan
dan dibuat lebih dalam agar memungkinkan pengelasan
sebagaimana diminta. Jumlah pipa yang akan menjadi satu,
dengan panjang yang sesuai yang dilakukan diatas permukaan
tanah, serta cara perletakannya ke posisi yang sesuai, harus
disetujui terlebih dahulu oleh Direksi. Untuk jembatan pipa, harus
diuji sepanjang seluruh pinggiran setiap sambungan, dengan cara
pengujian radiografi kecuali ditentukan lain. Penyambungan
dengan pengelasan harus dilakukan baik dengan sambungan
dengan las tumpul tunggal (singgle-welded butt joint) atau las
tumpul ganda (double-welded butt joint) sesuai yang ditentukan
b) Juru Las (welder)
Kontraktor harus memasukkan pengalaman dan kualifikasi juru
las yang diusulkan untuk persetujuan Direksi. Juru las tersebut
harus memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup bagi
pekerjaan pengelasan, dan memegang sertifikat atau ijazah yang
dikeluarkan oleh badan yang berwenang.
c) Batang Las dan Mesin Las
Batang las harus sesuai persyaratan yang ditentukan dalam JIS Z
3211 dan 3212 atau yang memiliki kuat tarik yang setara atau
lebih baik dari logam dasar bahan pipa. Batang las yang
menyerap lengas (moisture) tidak boleh digunakan dan tingkat
lengas harus lebih kecil dari 2,5 % untuk batang yang diiluminasi
(illuminated rod) dan 0,5 % untuk batang yang hydrogennya
rendah (low hydrogenous rod). Mesin las, harus mesin
pengelasan busur nyala (Arc Welding Machine) dengan arus AC
atau pengelasan busur nyala DC, sebagaimana yang ditentukan
dalam JIS C 9301 atau pada standar yang telah diterima oleh
Direksi.

d) Penyiapan Ujung Pipa


Ujung pipa seluruhnya harus mempunyai alur menyudut/serong
(bewel) yang sesuai sebelum pengelasan. Kecuali ditentukan lain
atau disetujui oleh Direksi, alur tersebut harus dibuat pada bagian
permukaan luar (exterior) untuk pipa dengan diameter 700 mm
dan yang lebih kecil dan pada permukaan dalam (interior) untuk
pipa dengan diameter 800 mm dan yang lebih besar.
Pipa yang mempunyai ketebalan dinding 16 mm atau lebih, harus
alur dikedua sisi pipa agar dapat dilakkan sambungan las tumpul
ganda (double welded butt joint). Bentuk dan ukuran celah yang
terbentuk oleh alur menyudut tersebut, harus sesuai dengan JIS
G-3443 atau sebagaimana yang disetujui oleh Direksi.

e) Pengelasan
Sebelum pengerjaan pengelasan, permukaan alur harus
dibersihkan dari debu, tanah dan karat dengan menyikat dan
mengasah (grinding). Bila pipa akan dipotong di laangan, lapisan
pelindung dalam maupun lapisan pelindung luar pada kedua
ujung pipa, harus dikupas minimum 10 cm, kemudian ujung pipa
dibuat alur sebagaimana yang ditentukan. “Fitting” tidak boleh
dipotong di lapangan.
Kualitas pengelasan dan kecepatan harus dijaga selama
pekerjaan pengelasan, harus terus menerus (berlanjut) dari
bagian dasar ke bagian atas pinggiran pipa. Bila pengelasan
dilakukan di lapangan, Kontraktor harus memperhatikan keadaan
cuaca seperti hujan, temperatur, kelembaban dan angin.
Pekerjaan tidak boleh dilakukan dalam kondisi cuaca seperti yang
telah disebutkan tanpa perlindungan atau persetujuan dari
Direksi.
Permukaan hasil pengelasan harus seragam tanpa ada sempalan
yang berlebihan, tumpang tindih dan ketidak rataan.

8) Pengujian Tanpa Merusak pada Pipa dengan Sambungan


Pengelasan di Lapangan.
a) Umum
Bagian ini dipakai untuk Pengujian Tanpa Merusak Sambungan
dengan pengelasan setelah pemasangan pipa. Bagian pipa baja
bawah tanah, semua pengelasan di lapangan harus diuji dengan
cara uji cairan penembus dengan pewarna (dye penetrant test).
Pengujian harus dilakukan oleh Lembaga Pemeriksa yang
independen yang memiliki sertifikat dari badan yang berwenang.
Kontraktor harus memberikan keterangan mengenai lembaga
pemeriksa yang diusulkan beserta pengalamannya, bersama
dengan kualifikasi kepala pengawas yang disebutkan untuk
persetujuan Direksi.
Kontraktor harus menyediakan semua tenaga kerja, peralatan
dan bahan untuk pengujian tanpa merusak pada sambungan
dengan pengelasan di lapangan.
Semua pengujian harus dilakukan dengan dihadiri Direksi atau
wakilnya, kecuali disetujui lain oleh Direksi.
Kontraktor harus menunjuk kepala pengawas yang mampu, yang
bertanggung jawab dalam mengawasi prosedur pengujian
sambungan dengan pengelasan.
Kontraktor harus menyusun dan menyerahkan laporan mengenai
hasil pengujian sambungan dengan pengelasan yang dilakukan
dilapangan kepada Direksi. Laporan harus berisi analisa dari
pengujian, film, rekaman fotografi dan sebagainya; yang
ditandatangani oleh pengawas dan diserahkan sebanyak 5 (lima)
copy kepada Direksi.
b) Pemeriksaan dengan Pengamatan Mata (visual inspection)
Pengelasan alur dan pengelasan kedua harus diperiksa secara
amatan. Kerusakan berikut ini dapat menyebabkan ditolaknya
hasil pengelasan dan Kontraktor harus mengelas dan menguji
kembali atas biayanya sendiri.
• Adanya lubang (pit) di permukaan
• Adanya potongan berlebih (undercut) dengan kedalaman 1
mm atau lebih
• Adanya potongan berlebih (undercut) dengan kedalaman lebih
dari 0,5 mm dan kurang dari 1,0 mm dan lebih dari ketebalan
dinding.
• Adanya penguatan berlebihan
Ketebalan Dinding (mm) Maximum Reinforcement
(mm)
12,1 atau lebih kecil 3,2
Lebih besar dari 12,7 4,8
• Butiran yang tidak merata (unven beads), dan
• Adanyakerusakan akibat nyala (are strike)
c) Uji Cairan Penembus Dengan Warna
Penetrasi warna harus dipakai pada pengelasan terakhir dan
prosedur pelaksanaan harus memenuhi rekomendasi pabrik.
Adanya retakan dan/atau lubang harus diperbaiki dan diuji ulang
atas biaya kontraktor sendiri.
Direksi dapat meniadakan uji cairan penembus dengan warna,
bila kemampuan pengelasan kontraktor dapat diterima atas dasar
pengujian yang diserahkan oleh perusahaan pemeriksa yang
independen
9) Lapisan Pelindung Luar (Protective Coating) Dan Lapisan Pelindung
Dalam (Linning)
a) Umum.
Bilamana perlu atau ditetapkan semua sambungan pipa baja dan
"fitting" termasuk "coupling"; sambungan "flexible" harus
dilindungi sesuai dengan persyaratan yang dicantumkan dalam
spesifikasi ini.
Bahan pelindung yang dipakai untuk pekerjaan, harus produk
pabrik yang menghasilkan produksi bahan tersebut dalam jumlah
besar. Pengarahan petunjuk dan penjelasan teknis dari pabrik,
yang diperlukan oleh Pemilik, harus disediakan/diberikan terlebih
dahulu. Warna dan lainnya, bila tidak ditentukan akan dipilih oleh
Direksi.
b) Pelapisan Pipa Baja dan "Fitting"
(1) Pipa Baja yang Terekspos
Seluruh permukaan pipa baja dan "fitting" yang terekspos
udara, harus diberi tiga lapisan cair sebagai tambahan pada
lapisan primer dan lapisan pertama dari pabrik, dan dilakukan
setelah pembersihan dan pengeringan permukaan lapisan
tersebut.
Jika ditemui kerusakan sebelum pelapisan di lapangan,
kerusakan tersebut harus diperbaiki sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi. Pelapisan tersebut harus dilakukan
sesuai dengan urutan sebagai berikut :
• Lapisan Pertama Meni besi, total minimum ketebalan
lapisan kering, 35 microns.
• Lapisan Kedua Cat dasar, total minimum ketebalan lapisan
kering 25 microns.
• Lapisan Ketiga Dua lapis cat akhir, masing-masing 20
microns. Lapisan pertama harus memenuhi "JIS K5622,
Red-Lead Anticorrosive Paint. Class 2" atau "JIS K5523
Lead Suboxide Anticorrosive Paint. Class 2" atau yang
setara.
Lapisan pertama, kedua dan ketiga, jika dimungkinkan
haruslah produk dari pabrik yang sama sebagaimana pula
lapisan primer dan lapisan pertama dari pabrik. Produk
tersebut haruslah produk terdaftar. Semua penopang, angker
dan perlengkapan lainnya harus dicat sebagaimana
ditentukan untuk pipa dan "fitting".
(2) Pipa Baja yang Terendam
Lapisan pelindung digunakan pada pipa baja yang akan
dipendam, dalam proyek terdiri dari :
• "Head-Shrinkable Sleeve" atau "Sheet System" (untuk
sambungan dengan pengelasan)
• "Epoxy Lining" atau "Coal Tar Epoxy Lining System" (untuk
"Sleeve Coupling°), dan
• Petrolatum Corrosin Protective Tape S' Nsteni" (untuk
sambungan expansi) (expansion joints).
Spesifikasi ini hanya mencakup hal-hal yang bersifat dasar
dan hal-hal yang tak dapat dihindarkan. Semua rincian
cara pemasangan mengikuti sebagaimana yang
ditunjukkan/ direkomendasikan oleh pabrik.
• "Head-Shrinkable Sleeve" atau "Sheet"
Semua sambungan yang dilas yang dipendam di bawah
tanah harus dilindungi dengan "Head-shrinkable sleeve"
atau "sheet". Bahan tersebut akan disediakan oleh Pemilik.
Kontraktor dalam melakukan pekerjaan pemasangan,
harus dibawah petunjuk instruktur yang ditugaskan oleh
pemasok bahan tersebut. Nama pemasok bahan akan
diberitahukan kepada Kontraktor oleh Pemilik, dan semua
biaya bagi penugasan Instruktur tersebut menjadi beban
Kontraktor.
• "Head-Shrinkable Sleeve" :
Pemasangan "Sleeve"
Panjang tumpang tindih (overlapping) antara lapisan dari
pabrik dan lapisan yang dipasang di lapangan harus lebih
dari 50 mm pada kedua sisinya. Sebelum pekerjaan
pengelasan sambungan, sejumlah sleeve yang diperlukan
harus dipotong dengan panjang yang sesuai, dan
disisipkan ke pipa sebelum ditempatkan dalam galian.
"Sleeve" tersebut harus berada di tempat yang tidak
terpengaruh oleh panas pengelasan.
Penanganan Pendahuluan Permukaan Pipa
Semua percikan, butiran dan lain sebagainya yang timbul
di daerah pengelasan harus disingkirkan dengan alat
pembersih yang memadai, dan setiap permukaan pipa
yang akan ditutup dengan "sleeve" harus dihaluskan
terlebih dahulu.
Pemanasan Pendahuluan pada Pipa
Area yang akan ditutupi dengan "wrapping", harus dipanasi
dahulu dengan pembakar (burner) sampai kurang lebih 60
derajat, dan "wrapping" harus diletakkan ditempatnya
untuk menutupi daerah sambungan, setelah menyingkirkan
lapisan pemisah dari "wrapping". Panjang tumpang tindih
antara lapisan dari pabrik dan lapisan yang dipasang di
lapangan harus lebih besar dari 50 mm.
Pemanasan dan Pengerutan "Sleeve"
Pemanasan "sleeve" harus dilakukan dengan pembakar
yang disetujui oleh Direksi dan dilakukan mulai dari bagian
tengah "sleeve". Udara yang berada di antara "sleeve" dan
pipa, harus disingkirkan seluruh secara perlahan dan pasti.
Pengerutan akan berlanjut secara merata, sampai sifat
adhesive "sleeve" timbul.
• "Head- Shrinkable Sheet"
Penanganan Pendahuluan Permukaan Pipa
Penanganan komponen terdahulu (a) dan 1) "Head-
Shrinkable Sleeve". kata "Sleeve" harus dibaca "sheet",
Pemanasan Pendahuluan Pipa
Bagian yang akan ditutup dengan "sheet", harus
dipanaskan dahulu dengan pembakar sampai kurang lebih
60 derajat. Panjang tumpang tindih antara pelapisan dari
pabrik dan pelapisan di lapangan harus lebih darl 50 mm,
dan tumpang tindih untuk "sheet" itu sendiri harus lebih
dari 100 mm.
Pemanasan dan Pengerutan "Sheet"
Setelah melakukan 'sheet" pada pipa, "sheet" tersebut
harus dikerutkan dengan pembakar, secara merata, dan
udara yang berada diantara -sheet" dan pipa harus
disingkirkan seluruhnya secara perlahan tapi pasti.
Pengerutan harus dilanjutkan sampai bahan perekatnya
timbul dari "sheet".
• Pelapisan"Epoxy" atau Pelapisan "Coat Tar Epoxy"
"Sleeve coupling" yang disediakan oleh Pemilik haurs
dilindungi dengan bahan khusus. Kontraktor harus
menangani bahan tersebut dengan sangat hati-hati jangan
sampai merusak ataupun menggores permukaan bahan
pelapis. Semua bagian yang rusak atau tergores dan
bagian sekitarnya pada permukaan lapisan pelindung
"sleeve coupling" harus diberi lapisan kembali.
Semua biaya bagi bahan pelapisan "epoxy°' atau
pelapisan "coal tar epoxy'', tenaga kerja, peralatan dan
perkakas harus ditanggung oleh Kontraktor. Kontraktor
harus memasukan data teknis dan contoh (sample) bahan
pelapisan tersebut untuk persetujuan Direksi.
o Pelapisan "Epoxy"
- Satu (1) lapisan dari cairan epoxy primer.
- Satu (I) atau lebih lapisan cairan finish coat.
o Pelapisan "Coal Tar Epoxy"
- Satu (1) lapisan "epoxy primer',
- Dua (2) lapisan "epoxy finish coat"
• Pipa Pelindung Korosi "Petrolatum"
Semua sambungan "expansion" harus dilindungi dengan
pelindung korosi "petrolatum" Bahan harus disediakan oleh
Kontraktor. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan
pemasangan di bawah pengawasan instruktur yang
ditugaskan oleh pemasok bahan.
Kontraktor harus memasukan data teknis dan contoh
(sample) bahan tersebut dengan data pengalaman
instruktur yang akan ditugaskan oleh pabrik, untuk
persetujuan Direksi. Pembungkusan pita pelindung oleh
bahan tersebut, harus dilanjutkan ke bagian beton tidak
kurang dari 15 cm sesuai dengan petunjuk dari pabrik.
Permukaan yang akan dilapisi dengan pelindung korosi
"petrolatum" harus dibersihkan. Karat, kotoran dan debu,
air, minyak dan lemak harus disingkirkan seluruhnya dari
permukaan yang akan dilapisi. Setelah membersihkan
permukaan, permukaan tersebut harus ditutup dengan
pasta. Cekungan harus diisi dengan bahan pengisi (fifter)
sampai permukaan rata dan halus. Pasta tersebut dan
bahan pengisi harus produk yang disuplai oleh pabrik, pita
pelindung korosi "petrolatum".
Pita pelindung korosi "petrolatum" harus ditarik dengan
tegangan yang cukup agar cukup merenggangkan pita
tersebut. Paling sedikit 150 mm permukaan pita harus
ditekan dengan tangan agar dapat mengikatnya dengan
baik dan mantap.
Dalam hal pita yang disediakan pemilik habis, Kontraktor
harus menyediakan pita yang sama atau setara yang
disetujui Direksi atas biaya Kontraktor sendiri.
c) Pekerjaan Finishing
Pengecatan Pipa Galvanis (cat anti karat)
(1) Bersihkan permukaan yang akan dicat dari kotoran dan
debu.
(2) Untuk logam gunakan Zinc Chromate atau Meni Besi agar
cat tampak mengkilat dengan sempurna dan lebih tahan
terhadap karat.
(3) Tunggu sampai kering sempurna baru pengecatan bisa
dimulai.
(4) Amplas permukaan samapi halus dan rata.
(5) Encerkan cat dengan thinner secukupnya, kemudian cat
dapat langsung dipakai.
(6) Gunakan Thinner Nitro sebagai pengencer untuk mencapai
hasil yang maksimum.
(7) Pengenceran dengan 10-20% thinner akan membuat
pengecatan cepat selesai karena menghasilkan permukaan
yang tebal, tetapi kasar.
(8) Pengenceran dengan 30-50% thinner akan menghasilkan
permukaan yang halus dan rata namun pengecatan harus
diulang paling sedikit tiga kali.
d) Pekerjaan Pengetesan
Pengujian tekanan hidrostatis dilakukan dengan tujuan untuk
meyakinkan/menjamin bahwa sambungan pipa dan
perlengkapannya dalam keadaan baik, kuat dan tidak bocor dan
blok-blok penahan (permanen) sanggup menahan tekanan sesuai
rencana. Panjang bagian pipa yang akan diuji antara 500 m
sampai dengan 1000 m.Tekanan pada titik tertinggi tidak boleh
kurang dari 0,8 kali tekanan pada titik terendah.
Blok penahan sementara untuk penutup ujung-ujung pipa yang
diuji harus sesuai dengan gambar standar, Bagian pipa yang
akan diuji harus diisi dengan air, dengan kecepatan pengisian
maksimum 200 meter/jam dan dijamin bahwa udara dalam pipa
keluar. Pentil udara harus dalam keadaan terbuka penuh selama
pengisian air sampai udara betul-betul habis. Air yang digunakan
untuk mengisi pipa dan pengujian tekanan harus berasal dari
sumber yang telah disetujui dan memenuhi syarat kualitas air
bersih. Biaya pengadaan air adalah tanggungan sendiri. Volume
pekerjaan ini adalah 552 m’, akan dilaksanakan mulai hari ke 56
selama 2 hari.

7. Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Pipa PVC


a. Persyaratan Umum Pengadaan Pipa
1) Kualitas Bahan Mineral
Pipa, fitting dan accessories yang telah dapat diproduksi di
Indonesia, harus dilapiri dengan Surat Ijin Penggunaan SNI (Standar
Nasional Indonesia) dari Departemen Perindustrian, oleh produsen
panbrik pembuuat serta menunjukkan pengalaman sekurang –
kurangnya 5 (lima) tahun. Bahan dan material pipa yang diadakan/
ditawar dapat berlainan dengan bahan dan material yang tercantum
dalam spesifikasi teknis ini, dengan persyaratan bahwa kualitas pipa
secara keseluruhan sekurang – kurangnya harus sama dengan
sersyaratan yang tercantum dalam persyaratan teknis. Untuk pipa
PVC harus dilengkapi dengan gambar-gamgar detail penyambungan
(Detail Junction) termasuk didalamnya kuantitas dan spesifikasi dari
bahan atau material yang digunakan. Seluruh pipa, fitting dab
accessoriesnya harus sesuai dan dapat digunakan disaerah tropis
dengan temperature aliran air antara 20® s/d 30® dan eksponen
hydrogen (ph) antara 6 s/d 8. Seluruh pipa, fitting dan
accessoriesnya akan ditanam dalam tanah, kecuali untuk kebutuhan
dan hal-hal khusus.
2) Standar Kualitas Yang digunakan
Standar kualitas yang digunakan untuk spesifikasi teknis ini adalah,
standar yang berlaku secara Nasional di Indonesia. SNI = Standar
Nasional Indonesia
3) Gambar Pabrikasi (Shop Drawing)
Sebelum pipa, fitting dan accessories, dipabrikasi atau dikirimkan,
rekanan harus menyerahkan gambargambar pabrikasi drawing
kepada Direksi/Pemberi Tugas unutk mendapat persetujuan terlebih
dahulu.
Gambar-gambar pabrikasi yang digunakan untuk seluruh pipa, fitting
dan accessories yang meliputi :
a) Jenis material yang digunakan, dimensi, ketebalan, panjang,
jenis-jenis khusus, bentuk, berat, kelas, batasan yang diijinkan
serta kualitas.
b) Standar dari produsen, dimana material dan bahan pipa
dipabrikasi.
c) Gambar-gambar pabrikasi secara lengkap termsauk detail-detail
khusus, adaptor, fitting dan desain penyambungan pipa.
d) Produser pengujian.
e) Metode pelapisan dan perlindungan material pipa, jika diperlukan.
b. Persyaratan Teknis Perpipaan
1) Bahan dan Material Pipa
Pipa PVC harus sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam SII
034482, S-12,5. Bahan baku utama untuk PVC harus Polyvinyl
Chloride tanpa pembentukan sifat plastis dengan kandungan PVC
murni harus labih besar dari 92,5 %. HAsil akhir produksi harus
merupakan produk yang homogeny, tahan serta akan terurai oleh air.
Pipa PVC tidak boleh membahayakan bagi kesehatan pemakaian air,
diaman bau dan rasa tidak boleh terdeteksi. Rekanan harus
bertanggung jawab atas setiap kegagalan pengujian yang dilakukan
oleh laboratorim independen trerhadap kandungan bahan baku PVC.
2) Sambungan dan Hubungan Pipa
Pipa yang digunakan adalah pipa PVC dengan sambungan “Ring
Karet” atau “Rubber Ring”. Untuk hubungan – hubungan pipa PVC
dengan ring karet satu unjungnya harus diakhiri dengan spigot.
Ujung-ujung pipa yang rata harus dengan sudut kelengkungan
(defleksi) tidak lebih dari 10® atau memakai ketentuan – ketentuan
dari/pabrik pembuatnya, sehingga hubungan tersebut kedap air dan
tidak bocor.
3) Fitting – fitting Pipa
Fitting pipa yang dipakai pada pipa PVC, harus sesuai dengan SII
0950 – 84 standar yang sama dan harus dimanufaktur dengan
metode “Injection Moulded”. Fitting – fitting dari bahan “Cast Iron”,
Ductile Iron atau “Grey Iron” yang dipergunakan untuk pipa PVC,
harus sesuai dengan SII 0598-81 atau ISO 13-1978 dengan system
hubungan mekanikal (Mechanical Joint). Flange socket (ujung –
ujung flange dan socket) dipakai untuk menyumbang bagian-bagian
dari PVC ke flange pada pekerjaan pipa.
4) Bahan – bahan Penghubung dan Penyambungan Pipa
Rekanan harus melengkapi dan menyediakan solvent cement, bahan
pelumas dan cairan pembersihan, sesuai dengan jumlah uang yang
direkomendasikan oleh pabrikasi pembuatnya manufaktur. Karet
penutup harus tahan terhadap microorganiseme dan semua zat-zat
yang dikandung oleh air dan tahan dalam keadaan normal. Cincin-
cincin penutup yang dibuat dari styrene butadience harus sesuai
dengasn standar yang ada. Pelumas untuk cincin karet harus tidak
membahayakan, tidak menimbulkan rasa atau warna pada air minum
disamping juga tidak akan mempengaruhi kesehatan.
5) Pengujian
Setiap pipa dan fitting harus mampu terhadap pengujian tekanan
hidrotastis sebesaar 8 atm selama 1 jam pasa 20® C temperature
air. Pipa-pipa dan fitting yang bocor atau yang rusak dan tidak bisa
diperbaiki lagi harus diganti dengan yang baru. Pengujian tekanan
untuk seluruh pipa dan fittingnya harus disesuaikan dengan
persyaratan SII 0344-84 atau ISO 1167 – 19733 dan standar lain
yang sama dan maksimal setiap 500 m 1 x pengetesan.
6) Pemberian Tanda
Pada bagian luar setiap pipa dan fitting diberi tanda yang meliputi :
a) Diameter nominal dalam mm
b) Tebal dinding nominal dalam mm
c) Klas pipa
d) Nama pabrik pembuat/manufaktur
e) Merek dagang serta waktu (bulan dan tahun) manufaktur
pembuatannya.
Setiap pipa lengkung (bend dan elbow) juga diberi tanda seperti
tersebut diatas termasuk besar sudut lengkungnya pada setiap sisi.

8. Pekerjaan Pemasangan Accessories


Pemasangan accessories pipa dilaksakan beriringan dengan pemasangan
pipa, sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan di lapangan. Teknik
penyambungannya pun sama yaitu dengan cara Metode Penyambungan
Butt Fusion untuk Accessories pipa HDPE dan Penyabungan pengelasan
untuk pipa GIP.
Untuk accessories pipa yang include dalam pembuatan bangunan sipil
(broncaptering, bak penampung, mesin submersible dan reservoir) dihitung
tersendiri dalam item pekerjaan tersebut.
9. Katup – katup
a. Air Valve
Rekanan harus menyediakan dan mengadakan semua katup-katup dan
sebagainay sesuai dengan keparluan pada daftar kauantitas material.
Semua katup – katup untuk jenis yang sama harus dari satu
pabrik/manufaktur. Katup-katup tersebut haarus dilengkapi nama pabrik
pembuatnya, tekanan kerja diameter dan arah aliran pada badannya.
1) Tekanan Kerja
Semua tekanan harus direncanakan untuk tekanan kerja tidak
kurang dari 8 kg/cm . tiap kaatup-katup kalau ditutup kedap terhadap
tekanan yang bekerja pada katup tersebut.
2) Ketentuan - ketentuan Pengoperasian
Katup – katup harus sesuai untuk pengoperasian yang sering
melakukan penutupan maupun penngontrolan aliran. Baik
dioperasikan untuk waktu yang lama, yang dijlaankan pada system
terbuka maupun tertutup. Semua bagian – bagian katup yang
berhubungan dengan kimia harus tahan terhadap karat yang
ditimbulkan.
3) Bahan – bahan Flange
Jika tidak ditentukan lain, katup berukuran 50 mm dan yang lebih
kecil seluruhnya harus terbbuat dari perunggu atau bahan – bahan
yang bahan karat. Untuk roda pemegangnya harus dari besi tempa.
Katup – katup metalik yang disambung pada pipa besi atau baja
pada lapisan pemisahannya memakai katup dengan ukuran diameter
75 mm dan yang lebih besar harus diakhiri dengan ujung flange, jika
tidak ditentukan lain dalam gambar atau yang seperti diisyaratkan
dalam ISO 2531. Semua alir katup harus diberi perunggu atau
stainless steel – Aisi type 304. Hubungan karet pada ulir katup
dengan klem pembungkusnya harus dihindari.
4) Pelumasan
Semua katup-katup dan ulir yang dioperasikan dengan aliran air
penuh dilumasi dari luar secara tersendiri.

5) Operator
Katup – katup harus disediakan lengkap dengan tangki pemegang,
roda pemegang rantai, magnetic operator dan sebagainya seperti
yang ditunjukkan pada gambar – pabrikasi (Shop drawing) kepada
Direksi/Pemberi Tugas untuk disetujui.
Gambar –gambar tersebut harus mencakup :
a) Daftar dan urutan material
b) Detail seal dan bagian-bagain yang dapat berubah
c) Nama pabriknya
d) Ukuran, detail, bahan dan tebal setiap item
Rekanan harus mengajukan gambar-ganbar dari pabriknya untuk
setiap katup sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan.

b. Katup Pintu (Gate Valve)


enis, ukuran dan perpipaan katup-katup hendaknya sesuai yang
ditunjukan dalam gamabr pabrikasi. Semua Gate Valve yang
dipergunakan dalam jalur hendaknya mampu untuk tekanan kerja 120 M
kolam air, double disc, badan besi tulang, bingkai tembaga, gate valve
tanpa tangkai pemutar sesuai dengan persyaratan AWWA C-500.
Pengakhiran ujung-ujung katup hendaknya mempunyai penyambung
flange, kecuali bila ditentukan lain dalam gambar. Flange untuk katup
hendaknya sesuai dengan ANSI B-16.1 untuk flange dan fitting, mur 2
inci persegi dan dalam setiap katup hendaknya dilapisi atau dipoles
dengan 2 (dua) lapisan aspal.

c. Katub - Katub Lain


Katup-katup lain seperti katup – katup diafrgma, katup bola dan sumbat
harus disesuaikan dengan ketentuan dan persyaratan pada standart
yang ada atau ketentuan-ketentuan lain yang dapat diterima.
d. Flange
1) Jika tidak ditentukan, maka ukuran dan pelubangan dari semua
flange pada pekerjaan pipa harus sesuai denagn ketentuan-
ketentuan SII 0598-81.
2) Bagian leher dan bagian rata dari flange yang dilas SII 372 sesuai
dengan DIN 17-100 atau standar lain yang sama. Flange yang buntu
harus St 37.1. sesuai standar yang sama.
3) Semua flange harus direncanakan sesuai dengan diameter nominal
dalam mm, nama pabrik pembuatnya atau merek dagang dan tahun
pembuatnya.
e. Gasket
Gasket untuk flange harus sesuai dengan standar ISO 4633-1983 serta
mempunyai diameter yang sama dengan masing-masing laur flange dan
harus dilengkapi dengan bentuk lubang yang sama dengan bentuk
flange. Gasket flange harus terbuat dari karet, diperkuar dengan satu
atau dua lapis perantara. Ketebalan 3 mm dan harus dapat menahan
arus listrik.
f. Penahan Hubungan Flange (Flange Joint Insulation)
Untuk dua pipa dari logam yang saling berhubungan, harus dilengkapi
dengan isolasi/penahan. Penahan hubungan flange harus cocok untuk
tekanan kerja paling tidak 8 kg/cm . Material penahan / insulasi dari
polyhtyene stud-sleeves, 2 fauric reinforced henolic washer dan 2 shell
washer harus dilengkapi dengan kancing. Gasket harus dengan muka
yang penuh dan harus dilengkapi dengan kancing dan gasket harus
dengan muka yang penuh dan harus dari lembar-lembar paket dielektrik.
g. Baut, Mur dan Washer
Baut, mur dan washer untuk hubungan / sambung flange harus terbuat
dari baj galvanis yang dipanaskan sesuai dengan ISO 1461. Baut dan
mur harus sesuai dengan ISO/R 898. Panjang ulir dari batas akhir mur
dalam putaran baut harus sebanding, atau paling tidak harus dama
dengan diameter baut. Ukuran setiap flange perpipaan, fitting dan
accessoriesnya, dengan pengecualian untuk flange yang dipersyaratkan
pada SII 0598-81 atau ISO 133- 1978.

h. Pekerjaan Beton
Bahan Beton Betulang
a. Portland Cement ( PC)
1) Portland cement (pc) merupakan bubuk halus, yang diperoleh
dengan menggiling klingker ( yang didapat dari pembakaran suatu
campuran yang baik dan merata antara kapur dan bahan – bahan
yang mengandung silika, alumina dan oksigen besi, dengan batu
gips sebagai bahan tambahan dalam jumlah cukup)
2) Bubuk halus atau pc tadi apabila dicampur dengan air, selang
beberapa waktu dapat menjadi keras dan dapat digunakan sebagai
bahan ikat hidrolik.
3) Kehalusan butir cement Semakin halus butirnya, maka semakin luas
jumlah permukaan butir tiap satuan berat sehingga makin cepat dan
sempurna mengikat dan pengerasannya.
4) Ikatan semen awal tidak boleh dimulai dalam 1 jam setelah dicampur
dengan air. Hal ini diperlukan untuk pekerjaan mengulang,
mengangkut dan mengencer adukan beton.
5) Sifat kekal bentuk semen harus memiliki sifat kekal bentuk yaitu jika
24 jam dicampur air dan disimpan dalam ruangan lembab, kemudian
direndam dalam air selama 27 hari. Jika semen tidak mengalami
perubahan bentuk ( retak, melengkung, keropos ) maka semen
tersebut telah memiliki sifat kekal bentuk.
6) Memliki sifat desak adukan
7) Mempunyai susunan kimia yang baik
8) Semen atau pc yang dipergunakan untuk beton bertulang harus
disetujui oleh pengawas dan harus bermutu tinggi, dan standar pc
yang dipakai adalah semen andalas dan harus bermerek sama.
b. Agregat Halus ( Pasir )
1) Agregat halus ( pasir ) merupakan bahan batuan berukuran kecil,
yaitu 0,075 sampai 5 mm perbutirnya, agregat halus untuk beton
berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan atau
berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh pemecahan batu, sesuai
dengan syarat pengawasan mutu agregat unuk berbagai mutu
beton.
2) Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras.
3) Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 %
(ditentukan dari terhadap berat kering )
4) Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua
mutu beton, kecuali dengan petunjuk dari lembaga pemeriksaan
bahan yang diakui.
c. Agregat Kasar ( kerikil dan batu pecah )
1) Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil sebagai hasil
desintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu pecah yang
diperoleh dari pemecahan batu.
2) Agregat kasar adalah agregat dengan besar butir lebih besar dari 5
mm, maka agregat kasar harus menurut syarat-syarat pengawasan
mutu agregat untuk berbagai beton.
d. Air
1) Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak mengandung
minyak, asam, alkohol, garam, bahan-bahan organis atau bahan-
bahan lain yang merusak beton dan baja tulangan .
2) Dalam pemakaian air sebaiknya dipakai air bersih yang dapat
diminum, apabila terdapat keraguan mengenai air, dianjurkan untuk
mengirimkan contoh air itu kelaboratorium untuk diselidiki sampai
seberapa jauh air itu mengandung zat-zat yang dapat merusak
beton atau baja tulangan.
3) Jumlah air yang dipakai untuk membuat adukan beton dapat
ditentukan dengan ukuran berat dan harus dilakukan setepat-
tepatnya untuk menghasilkan beton yang berkualitas baik.
e. Besi Tulangan dan Kawat Pengikat
1) Setiap jenis besi tulangan yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik besi
terkenal dapat dipakai pada umumnya setiap pabrik besi mempunyai
setandar mutu dan jenis besi.
2) Selanjutnya harus memenuhi syarat dalam P.B.I.1971 N.1.-2
3) Besi tulangan dengan mutu yang meragukan harus diperiksa
dilembaga pemeriksaan bahan yang diakui.
4) Besi beton yang dipergunakan adalah yang berbentuk penampang
bulat dan berupa batang polos atau ulir.
5) Besi tulangan yang dipergunakan tidak boleh cacat seperti
gelombang atau pecah.
6) Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter 1 mm
yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak boleh bersepuh seng.
f. Pek. Penulangan
1) Persiapan yang harus dilakukan adalah membersihkan besi
tulangan dari karat atau kotoran yang melekat dengan
menggunakan sikat atau penggosok atau menggunakan larutan
kimia, hal ini dilakukan agar kekakuan besi tidak berkurang.
2) Pengukuran panjang besi yang akan dibuat tulangan berdasarkan
ukuran gambar yang telah ditetapkan.
3) Besi tulangan yang akan dipotong dikelompokan setelah diberi tanda
pada bagian yang akan dipasang, pengelompokan berdasarkan
dengan ukuran dan penggunaannya masing-masing.
4) Pekerjaan penulangan ini meliputi menggunting /memotong,
membengkokan dan merangkai besi tulangan sesuai dengan bentuk
gambar yang telah direncanakan.
g. Penyetelan / Pemasangan Tulangan
1) sebelum tulangan dipasang harus dibersihkan dari kotoran serta
bahan- bahan lain yang mengurangi gaya lekat beton.
2) Tulangan harus dipasang dengan baik hingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempat dan bentuknya.
3) Batang tulangan harus dipasang pada tempatnya sesuai dengan
yang ditentukan dalam rencana / bestek.
4) Apabila pipa-pipa atau benda-benda lain direncanakan menembus
beton atau ditanam didalam beton, maka tulangan tidak boleh
dipotong/ digeser.
5) Untuk pondasi setempat ini perakitan tulangan dilakukan di luar
tempat pengecoran di lokasi proyek agar setelah dirakit dapat
langsung dipasang dan proses pembuatan pondasi dapat berjalan
lebih cepat.
h. Pek. Bekisting/ Cetakan
1) Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara
yang digunakan untuk mencetak beton yang akan di cor, di
dalamnya atau diatasnya.Tahap-tahap pekerjaan bekisting:
Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya
untuk penyambungan kolom sedangkan untuk pondasinya hanya
diratakan dengan cetok (sendok spesi). Supaya balok beton yang
dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat bekisting, jarak
sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan tertentu.
Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang
akan di cor. Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang
dengan tiang agar tegak lurus tidak miring dengan bantuan alat
waterpass. Papan cetakan tidak boleh bocor Papanpapan
disambung dengan klem / penguat / penjepitPaku diantara papan
secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak terjadi retak.
2) Bekisting harus terbuat dari bahan-bahan yang tidak mudah
meresap air dan direncanakan sedemikian rupa hingga dapat mudah
dilepaskan pada beton tanpa menyebabkan kerusakan dari beton itu
sendiri.
3) Bekisting harus kokoh dan cukup rapat sehingga dapat dicegah
kebocoran adukan-adukan yang dituangkan kedalamnya.
4) Kayu yang dipakai untuk bekisting/cetakan beton harus terdiri dari
kayu yang bermutu tinggi dan memberi jaminan kekuatan.
i. Pek. Pengujian Beton
1) sebelum pelaksanaan pengecoran beton dimulai, terlebih dahulu
dilakukan pengujian beton ini dimaksudkan untuk mengetahui
kekuatan/ mutu beton yang akan dibuat.
2) Mutu beton yang akan dipergunakan harus berkualitas baik dengan
tegangan karakteristik.
j. Pek. Pembuatan Adukan Semen
1) sebelum pembuatan beton dilakukan semua alat-alat pengaduk dan
pengangkut beton harus sudah bersih.
2) Jenis Mesin pengaduk dan jenis Timbangan atau takaran semen
dan agregat harus di setujui terlebih dahulu oleh Pengawas ahli
yang ada. Sesuai dengan tingkat mutu beton yang hendak di capai,
perbandingan campuran bahan susunan yang harus di tentukan
agar beton yang di hasilkan dapat memberikan.
3) Kecelakaan dan konsistensi yang memungkinkan pekerjaan beton
(Penuangan, perataan, pemadatan) dengan mudah kedalam acuan
dan sekitar tulangan tanpa menimbulkan kemungkinan terjadinya
pemisahan antara agregat dan air.
4) Ketahanan terhadap kondisi lingkungan kusus ( Kedap air, korosif,
dan lain sebagainya. ).
5) Memenuhi Uji kuat yang hendak di capai .
k. Pek. Distribusi Campuran Beton
1) Pengankutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat
pengecoran harus di lakukan dengan baik hal ini untuk mencegah
terpisahnya bahan campuran beton yang sudah di campur.
2) Adukan Beton Sudah harus di cor dalam waktu 1 jam setelah
pengadukan dengan air di mulai jangka waktu ini harus di
perhatikan, apabila keperluan pengankutan di perlukan waktu yang
panjang, jangka waktu tersebut dapat di perpanjang sampai 2 jam.
l. Pek. pengecoran dan pemadatan beton.
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir,
kerikil/split serta air. Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas
bahanbahan pembuat beton dan erbandingannya. Bahan-bahan harus
diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton dengan maksud
menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi. Semen merupakan bahan
pokok terpenting dalam pembuatan beton karena mempersatukan butir-
butir pasir dan kerikil/split menjadi satu kesatuan berarti semen
merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan mengeras.
Agregat adalah butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi bagian
pokok ditinjau dari ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir
dan agregat kasar yang disebut kerikil/split dan batu pecah.Tahap-tahap
pekerjan pengecoran pondasi setempat yaitu: Membuat kotak takaran
untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga dapat
mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.
1) Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang
dibuat dari kayu atau seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x
panjang adalah 22 cm x 100 cm x 160 cm dapat juga dibuat dari
pelat baja dengan ukuran tebal 3 mm x 60 cm x 100 cm.
2) Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran
seperti: semen, pasir, split, serta air dan juga peralatan yang akan
digunakan untuk pengecoran.
3) Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan
perbandingan volume 1:2:3 yaitu 1 volume semen berbanding 2
volume pasir berbanding 3 volune split serta air secukupnya.
4) Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan:
pertama masukan pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan
biarkan tercampur kering dahulu dan baru kemudian ditambahkan
air secukupnya
5) Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih
selama 4- 10 menit tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan
kedalam kotak spesi.
6) Sebelum beton di cor, semua ruang- ruang yang akan di isi dengan
beton harus di bersihkan dari kotoran, kemudian bekisting /
perancah dan pasangan dinding yang akan berhubungan dengan
beton harus di basahi dengan air sampai jenuh sedangkan
tulangan harus terpasang dengan baik.
7) Air harus di buang dari semua ruang yag akan di isi dengan beton,
kecuali apabila menurut persetujuan pengawas itu tidak perlu di
lakukan.
8) Beton harus di cor sedekat-dekatnya ketujuan yang terakhir, hal ini
di lakukan untuk mempermudah pekerjaan pengecoran beton dan
menghindari terpisahnya campuran beton.
9) Pekerjaan pengecoran beton di lakukan dari bagian yang terjauh
dari tempat distribusinya sampai mencapai bagian akhir
pelaksanaan yang telah di tetapkan.
10) Untuk Mencegah timbulmya rongga-rongga kosong dan sarang-
sarang krikil, adukan beton harus di padatkan selama pengecoran,
pemasatan ini dapat di lakukan dengan cara menumbuk –numbuk
adukan dan memukulmukul cetakan.
11) Di anjurkan untuk senantiasa menggunakan alat- alat pemadat
mekamis ( Vibrator ), Taujuannya adalah untuk memadatkan beton
sehingga beton menjadi rapat, padat, kuat dan kokoh dan
senyawa.
12) Beton selama seminggu sesudah di tuangkan harus senantiasa di
basahi, selanjutnya harus memenuhi syarat-syarat yang di uraikan
dalam P.B.I ( NI – 2 ) 1971.
13) Sloof juga termasuk kedalam beton bertulang yang diletakkan
secara horizontal diatas pondasi. Sloof berfungsi untuk meratakan
beban yang bekerja pada pondasi dan pengikat struktur bawah
ujung dasar kolom.
14) Kolom beton merupakan bagian strukur yang arahnya vertikal.
G. Jangka waktu pelaksanaan
Berdasarkan urutan/tahapan dalam metode pelaksanaan yang diuraikan
sebelumnya, jangka waktu pelaksanaan selama 210 (dua ratus sepuluh) hari
kalender terhitung sejak tanggal mulai kerja.

H. Pekerjaan Utama
Daftar item pekerjaan utama sebagai berikut :
No. Item Nama Item Pekerjaan Utama
1 Pengadaan dan Pemasangan Pipa :
a. GI Ø 200 mm Med-B (SII.0161-81)
b. GI Ø 150 mm Med-B (SII.0161-81)
c. PVC Ø 216 mm, S-12,5 Stand. SII 0344-82/SNI00844-89.A
d. PVC Ø 160 mm, S-12,5 Stand. SII 0344-82/SNI00844-89.A
e. HDPE Ø 110 mm, PE 100 S.8 SDR 13,6 PN. 12,5 SNI
f. HDPE Ø 63 mm, PE 100 S.8 SDR 13,6 PN. 12,5 SNI
2 Pek. Bangunan Penangkap Mata Air
3 Pek. Bangunan Reservoir
3 Pek. Pemasangan Sambungan Rumah (SR)

I. Jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal


Daftar peralatan utama yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan utama:
No Jenis Peralatan Kapasitas Jumlah
A Daftar Peralatan Utama Yang Dipersyaratkan
1 HDPE Welding Machine (Hydraulic Ø 63 mm s/d 1 Unit
Butt Fusion) Ø 163 mm
2 GIP Welding Machine ≥ 900 Watt 1 Unit
3 Concrete Mixer ≥ 0,35 M3 1 Unit
4 Dump Truck ≥ 4 M3/3900 CC 1 Unit
5 Genset ≥ 10 KVa 1 Unit
6 Tripod + Tackel ≥ 2 Ton 1 Unit
B Daftar Peralatan Utama yang Tidak di syaratkan, namun wajib
dimobilisasi pada saat pelaksanaan.
1 Concrete Vibrator 2 – 5 Hp 1 Unit
2 Peralatan Tukang Pipa - 1 Set
3 Peralatan Tukang Batu - 1 Set
4 Peralatan Tukang Kayu - 1 Set
J. Personil manajerial
Kebutuhan personil manajerial untuk pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut:
No Jabatan Pengalaman Sertifikat Kompetensi
Kerja (tahun) Kerja
1 Pelaksana Pekerjaan SPAM 2 (dua) SKT Pelaksana Perpipaan
Air Bersih (TT 011) atau
SKK Pelaksana Konstruksi
Bangunan Unit Distribusi
SPAM
2 Ahli K3 konstruksi 3 (tiga) SKA Ahli K3 Konstruksi
Muda
0 (nol) SKA Ahli K3 Konstruksi
Madya

K. Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan


Daftar item pekerjaan utama yang Disubkontrakkan kepada penyedia jasa
pekerjaan konstruksi spesialis sebagai berikut:
No. Item Jenis pekerjaan yang disubkontrakkan
1 -

Daftar item pekerjaan bukan utama yang Disubkontrakkan kepada penyedia


jasa pekerjaan konstruksi kualifikasi kecil sebagai berikut:
No. Item Jenis pekerjaan yang disubkontrakkan
1 -

L. Identifikasi bahaya dan penetapan risiko keselamatan konstruksi


1. Daftar jenis pekerjaan dan identifikasi bahaya
No Jenis/Tipe Pekerjaan Uraian Identifikasi Kekera Kepar Nilai
Bahaya pan ahan
1 Pengadaan dan a. Terluka akibat
Pemasangan Pipa GI dan terkena benda
Pipa HDPE. panas pada saat 2 3 6
penyambungan
pipa
b. Tertimpa
2 1 2
Benda/Material
2 Penggalian dan a. Terkena alat-alat
1 2 2
Penanaman Pipa penggali
2. Uraian Pekerjaan dan identifikasi bahaya didasarkan pada tingkat resiko
terbesar
No Jenis/Tipe Pekerjaan Uraian Identifikasi Kekera Kepar Nilai
Bahaya pan ahan

1 Pengadaan dan Terluka akibat


Pemasangan Pipa GI dan terkena benda
2 3 6
Pipa HDPE. panas pada saat
penyambungan pipa

3. Penetapan risiko keselamatan konstruksi


Untuk paket pekerjaan ini, risiko keselamatan konstruksi yang ditetapkan
dengan tingkat risiko SEDANG.

M. Item Mata Pembayaran Utama Pekerjaan


Daftar item pekerjaan utama sebagai berikut:
No. Item Nama item pekerjaan utama
1 Pek. Pengadaan dan Pemasangan Pipa
2 Pek. Bangunan Sipil dan Pelengkap
3 Pek. Pengadaan dan Pemasangan Assesories Pipa

N. Gambar Teknik
Gambar-gambar untuk pelaksanaan pekerjaan tertuang dalam Gambar
Pelaksanaan sebagaimana terlampir dan menjadi bagian dari dokumen
spesifikasi teknik ini.

Uraian spesifikasi teknis ini telah direviu untuk selanjutnya ditetapkan menjadi
bagian dalam Dokumen Persiapan Pengadaan.

Langara, April 2024


Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
Bidang Cipta Karya Dinas PUTR
Kab. Konawe Kepulauan

LAODE IZAR J. ZUBAIRI, ST.,MPWK


NIP. 19730131 200701 1 010

Anda mungkin juga menyukai