Anda di halaman 1dari 24

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN AIR BERSIH/AIR MINUM
TERSEBAR DI KABUPATEN SABU RAIJUA
LOKASI DESA DEPE

CV. ARCHILOGIC

NOMOR KONTRAK : PU.620/SPK-PAB/02/2020


24 AGUSTUS 2020
Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN PIPA


1. PENGADAAN PIPA DAN PERLENGKAPANNYA

1.1 Pengadaan Pipa Galvanis

1.1.1 Umum

Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan dan menyertakan semua


pipa dan fitting, valve, coupling, meter, mur, baut, gasket, material
penyambung dan bahan pelengkap sebagaimana dirinci dalam Daftar
Kualitas dan Bahan atau dalam gambar / drawing.
Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan perpipaan dari semua
material sebagaimana dirinci disini dan ditunjukkan dalam daftar
kuantitas bahan. Semua pipa, fitting, valve dan perlengkapan lainnya
harus sesuai dengan untuk pemakaian di daerah tropis, beriklim
lembab dan bersuhu udara 32°C. Tekanan kerja normal tidak akan
lebih dari 8 bar dan uji tekanan di lapangan tidak lebih dari 10 bar.

Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan suatu affidavit (Sertifikat


Jaminan Barang) dari pabrik pembuat yang menyatakan bahwa barang
tersebut sesuai dengan kebutuhan yang dirinci dalam spesifikasi teknis.
Penyedia Jasa Pengadaan juga harus menyampaikan tentang laporan hasil
uji kimiawi dan fisik yang telah dilakukan di pabrik dan berlaku untuk
semua jenis barang.

Referensi Standard
Referensi pada standard dalam dokumen lelang ini dimaksudkan untuk
memberikan gambaran mengenai jenis dan kualitas material yang
diminta.
Semua material yang ditawarkan harus produksi dalam negeri dengan
Standar Nasional Indonesia (SNI). Bila ternyata belum ada SNI untuk
produk tertentu atau belum dibuat di dalam negeri, maka yang
ditawarkan dapat menggunakan standard lain, dengan syarat bahwa
kualitas keseluruhan sekurang- kurangnya sama dengan apa yang
ditetapkan dalam dokumen lelang ini.
Semua material yang dikirim harus seratus persen baru (bukan material
bekas), dalam keadaan baik dan memenuhi syarat spesifikasi teknis yang
ditentukan.
Barang atau peralatan yang di produksi di dalam negeri atau berasal
dari luar negeri dan sudah diatur dalam SNI maka barang/peralatan tersebut
wajib memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI).
Bilamana jenis barang atau peralatan tersebut belum diatur dalam
Standar Nasional Indonesia, maka barang atau peralatan tersebut harus
memiliki standar-standar sebagai berikut :
 ISO - International for Standardization
Organization
 JIS - Japanesse Industrial Standard
 BS - British Standard
 DIN - Deutsche Industrie Norm

3-1
Spesifikasi Teknis
 AWWA - American Water Works Association
 ASTM - American Society for Testing and Materials
 ANSI - American National Standard Institute.

Bahan Pipa dan Fitting


Untuk pipa dan fitting yang telah dapat dibuat di dalam negeri maka
Penyedia Jasa Pengadaan harus melampirkan surat dan pabrik untuk izin
penggunaan Sll / SNI yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan
dapat menunjukkan pengalaman minimal 3 (tiga) tahun.
Bahan pipa yang ditawarkan dapat berlainan dengan bahan pipa
yang tercantum dalam dokumen lelang ini, dengan syarat bahwa pipa yang
ditawarkan mempunyai kualitas keseluruhan yang sekurang-kurangnya sama
dengan apa yang tercantum dalam dokumen lelang ini.
Dalam hal bahan pipa yang ditawarkan berbeda dengan apa yang
tercantum dalam dokumen lelang ini, peserta pelelangan harus
menyertakan gambar-gambar detail junction (gambar detail
penyembungan pipa) disertai dengan jumlah dan spesifikasi dari tiap
material yang ditawarkan.
Seluruh pipa dan fitting yang ditawarkan harus dapat digunakan di daerah
tropis dengan temperatur air yang mengalir antara
15-35 derajat Celcius dan pH antara 6 sampai dengan 8.
Seluruh pipa dan fitting pipa akan ditanam didalam tanah kecuali untuk
hal-hal khusus yang membutuhkan lain.

Tekanan Kerja / Working Pressure


2
Tekanan kerja dari pipa minimal 100 m kolom air atau 10 kg/cm (SNI
06-0084-1987 dan SN! 03-6419-2000) dan tekanan pengujian minimal 2
(dua) kali tekanan kerja pipa. Penyedia Jasa Pengadaan harus
menyertakan tanda bukti hasil pemeriksaan tekanan kerja dari
pipa/fitting pipa yang ditawarkan.
Bila dianggap perlu, atas permintaan Direksi Pengawas Penyedia Jasa
Pengadaan harus dilakukan pengujian kekuatan tekanan kerja pipa/fitting
pipa di lapangan pada pipa/fitting pipa yang dikirim ke lapangan atas
biaya Rekanan. Jumlah pipa/fitting pipa yang akan diuji di lapangan akan
ditentukan kemudian oleh Direksi Pengawas. Bila ternyata hasil pengujian
tersebut tidak sesual dengan spesifikasi ini, maka Penyedia Jasa
Pengadaan harus menggantinya dengan yang baru sampai memenuhi
persyaratan spesifikasi yang ditentukan.

1.1.2 Pipa GIP dan Fitting


1 Standard
Material yang digunakan adalah yang memenuhi standard dengan panjang
efektif tidak lebih dan 6 meter.
Pipa yang ditawarkan harus buatan pabrik yang telah
mendapat izin untuk penggunaan SNI yang dikeluarkan oleh Departemen
Perindustrian. Setiap pipa harus mempunyai tanda/cap pada bagian luar
yang menunjukkan diameter nominal, kelas, nama pabrik pembuat dan
trade mark.
Standar lain yang digunakan sesuai peruntukannya adalah :

3-2
Spesifikasi Teknis

 SNI 06-2548-1991 Metode Pengujian Diameter Luar


Pipa GIP untuk Air Minum dengan
Jangka Sorong.
 SNI 06-2549-1991 Metode Pengujian Kekuatan

Pipa GIP untuk Air Minum terhadap Hidrostatik.


 SNI 06-2550-1991 Metode Pengujian Ketebalan Dinding Pipa
GIP untuk Air Minum.
 SNI 06-2551-1991 Metode Pengujian Bentuk dan Sifat Tampak Pipa
GIP untuk Air Minum
 SNI 06-2552-1991 Metode Pengambilan Contoh Uji Pipa GIP untuk Air
Minum
 SNI 06-2553-1991 Metode Pengujian Perubahan Panjang Pipa GIP
untuk Air Minum dengan Uji Tungku
 SNI 06-2554-1991 Metode Pengujian Ketahanan Pipa GIP untuk
Air Minum terhadap Metilen Khlorida
 SNI 06-2555-1991 Metode Pengujian Kadar GIPpada Pipa GIP
Air Minum

dengan THF

 SNI 06-2556-1991 Metode Pengujian Diameter Luar


Pipa GIP untuk Air Minum dengan
Pita Meter
SNI 06-2558-1991
 Spesifikasi Simbol Gambar Sistem
Penyediaan Air dan Sistem
Drainase di dalam tanah.
 SNI 03-6419-2000 Spesifikasi Pipa GIP bertekanan
berdiameter 110 - 315 mm untuk
Air Bersih.
 SK SNI S-20-1990-03 Spesifikasi Pipa GIP untuk Air

 RSNIT-17-2004 Tata Cara Pengadaan, Pemasangan dan Pengujian Pipa GIP untuk
Penyediaan Air Minum.

1.1.3 Kelas
Bila tidak disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity), yang
2
digunakan adalah jenis pipa GIP dengan tekanan nominal 10 kg/cm menurut
standard SHI yang berlaku dan mempunyai panjang efektif 6 meter.

1.1.4 Sambungan
1. Push On Rubber Ring Joint
Kecuali ditentukan lain, sambungan harus dari jenis push-on rubber ring. Pipa tersebut
harus mempunyai bell pada satu ujungnya dan polos pada ujung yang lain dibavel
dengan sudut kurang lebih 15 derajat. Pipa harus diberi tanda garis petunjuk pemasangan
pada permukaan luarnya.
Fitting harus dari jenis yang dispesifikasikan dan mempunyai ujung jenis beil.

3-3
Spesifikasi Teknis
2. Sleeve Coupling
Sleeve coupling dan adaptor harus didesain khusus untuk penyambungan pipa GIP
dan cocok dengan diameter luar pipa GIP.
3. Ring Karet dan Gasket
Ring karet yang digunakan untuk sambungan push-on dan gasket untuk penyambungan
mekanikal fitting dari ductile iron atau besi tuang dan untuk sambungan flange harus
dari styrene butadiene rubber atau karet sintetis lain yang tepat untuk pipa air minum.
4. Sambungan Solvent Cement
Kecuali ditentukan lain, pipa GIP dengan diameter nominal
40 mm dan lebih kecil dapat disambung dengan menggunakan pelarut sebagai
perekat sesuai dengan standar pabrik. Bila digunakan sambungan solven cement
ini, Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan solvent cement sesuai dengan
rekomendasi pabrik ditambah dengan imbuhan 10%.

5. Sambungan tersebut harus mampu menahan resultante pergerakan memanjang akibat


dari perubahan suhu pipa sebesar 50°C tanpa mengganggu kekedapan terhadap air.

6. Adaptor
Adaptor harus terbuat dari ductile iron atau dari besi tuang dan terdiri atas flange pada
satu ujungnya dan socket (atau bell) pada sambungan fleksibel baik dengan
mekanikal maupun push-on.

7. Fitting
Fitting sambungan harus sesuai dengan standar SNI-0084-1987 dan bila tidak
disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) maka sistem sambungan
menggunakan sistem rubber ring joint.
Semua fitting direncanakan mempunyai tekanan kerja 1.23 mpa (12.4 kg/cm2)
Kecuali ditentukan lain, semua fitting harus dari jenis injection molded atau heat
process (pencetakan atau proses panas) dan didesain dengan karakteristik dan
kekuatan yang sama dengan pipa yang disambung.
Bila fitting yang dispesifikasikan bukan terbuat dari GIP maka harus dari besi tuang
ductile (Ductile Cost Iron). Bell and Flange yang dispesifikasikan harus mempunyai
flange pada satu ujungnya dan push-on bell satu sambungan jenis mekanikal pada
ujung yang lain. Tee dengan cabang flange, jika dispesifikasikan, harus berupa ujung-
ujung dengan push-on dan ujung pipa cabang dengan flange. Permukaan luar
fitting tersebut harus dilapisi lapisan pelindung dari bahan bitumen, yaitu coal tar
atau aspheltic base, yang mempunyai ketebalan kering tidak kurang dari 0,3 mm.
Permukaan dalam dari fitting tersebut harus dilapisi epoxy atau coal tar epoxy yang
dipakai untuk lining harus dari bahan yang tepat untuk pipa air minum dan dilengkapi
sertifikati dari instansi yang berwenang (pblic health authorities).
Baut dan mur yang akan dipakai untuk flange dan sambungan mekanikal harus dari baja
yang digalvanis.

1.1.5 Pengujian "Quality Assurance" (Jaminan Kualitas)

Pengujian quality assurance sesuai dengan persyaratan berikut harus cukup mewakili
unit yang disuplai sesuai kontrak. Pengguna harus diijinkan untuk mengunjungi
tempat pembuatan untuk menyaksikan test/pengujian tersebut.

1.1.6 Pengujian Tekanan Hidrostatis


Pengujian tekanan harus dilakukan pada semua pipa dan fitting dan memenuhi standar SNI
06-2549-1991.
Setiap pipa harus diuji untuk dapat menahan tekanan pengujian hidrostatis pada tekanan
paling sedikit 42 N/mm1

3-4
Spesifikasi Teknis
1.1.7 Pengujian Lain
Pengujian lainnya seperti flattering test, toksisitas, tekanan terus menerus dan lain-
lain harus dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku.

1.1.8 Valve
1. Umum
Penyedia Jasa Pengadaan harus melengkapi valve sesuai dengan yang dibutuhkan
dan menurut standar yang disetujui. Seluruh valve sesuai dengan ukuran yang
disebutkan dan bila mungkin dari jenis atau model yang sama dan dikeluarkan oleh
satu pabrik.
Seluruh valve pada badan bagian luar harus tercetak asli dari pabrik dan dicor
dengan huruf timbul yang dapat menunjukkan :
 Nama pemilik proyek
 Nama atau Merk Dagang Pembuatnya
 Tahun pembuatan (97 berarti 1997)
 Tekanan kerja
 Diameter nominal
Arah panah aliran bila valve tersebut digunakan satu aliran
Valve dengan diameter lebih kecil 50 mm tersebut dari brass/kuningan, bila
tidak disebutkan lain, kecuali untuk handwheel tersebut dari besi tuang atau besi
tempa atau jenis sambungan dari sambungan ulir.
Ulir valve harus sesuai dengan ISO 7/1 "Pipa threads where pressure tight joint are
made in the thread"
Valve dengan diameter 50 mm keatas menggunakan sambungan sistem dengan
flange dan terbuat dari cast iron/besi tuang.
Ketebalan flange harus ditentukan berdasarkan tekanan kerja seperti yang
dispesifikasikan dan sesuai dengan standard internasional yang diakui. Penyedia Jasa
Pengadaan harus menyerahkan perhitungan desain atas permintaan Pengguna Barang.
Bila tidak disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) maka seluruh Valve
harus dibuat khusus untuk menerima tekanan kerja minimal 10 bar dan untuk flange
harus mempunyai dimensi sesuai dengan standard ISO 2531.
Seluruh unit yang beroperasi harus didesain untuk pembukaan berlawanan arah
jarum jam dan searah jarum jam untuk penutupan. Tanda panah harus tertera
untuk menunjukkan arah rotasi untuk membuka atau menutup valve.
 Semua lubang/bukaan sambungan pipa harus ditutup untuk mencegah masuknya
benda-benda asing,
Harga penawaran valve sudah termasuk perlengkapan untuk penyambungan
 seperti
gasket, mur, baut dan ring untuk satu sisi flange dengan imbuhan 10%.
Besar dan ukuran perlengkapan tersebut disesuaikan dengan spesifikasi teknis dari

flange valve, mur, baut dan ring dikirim dalam keadaan bukan material bekas dan sudah
tergalvanis dengan merata dan baik. Ketebalan gasket minimal 3 mm terbuat dari
karet sintetis.
P etunjuk
 pengoperasian valve harus disertakan seperti maksimum force pada
hardwheel, engkol (crank), T-bar dan perlengkapan lain sehingga tidak menimbulkan
kesulitan pada operator. Penyedia Jasa Pengadaan harus menyertakan besarnya
maksimum torque yang dibutuhkan untuk setiap valve yang dikirim.
C oating seluruh permukaan logam seperti badan valve, flange, surface box

dan lain-lain yang terkontak dengan air bersih atau tanah harus dilapisi dengan non
toxic coalter epoxy, enamel, bitumen atau bahan lain yang sama dan disetujui oleh
Direktur Pengawas.
P ermukaan harus bersih, kering dan bebas dari kotoran sebelum digunakan.

Coating dengan cara penyemprotan harus dilakukan di pabrik. Ketebalan minimum
coating setelah kering + 400 microns (16 mils). Material yang berkontak dengan air
harus harus dari jenis non toxic sedangkan bahan yang dapat larut tidak boleh digunakan.
P etunjuk operasi (operating manual) harus disediakan sebanyak 6 (enam) set untuk

setiap jenis valve dan perlengkapannya dan dalam bahasa Indonesia.

3-5
Spesifikasi Teknis
 Penyedia Jasa Pengadaan harus menyertakan sertifikat dari pabrik yang
menerangkan bahwa setiap valve telah memenuhi persyaratan yang diminta dalam
spesifikasi ini.

2. Gate Valve
 Bila tidak disebut dalam Volume Pekerjaan (Bill of
Quantity), maka gate valve yang ditawarkan adalah gate valve dari jenis "Non
Rising Stem".
 Valve harus memenuhi standar "Gate Valve for Water and Other Liquids" (AWWA
C 500) atau standar internasional lain yang sama atau yang lebih tinggi kualitasnya dan
didesain khusus untuk tekanan kerja
 Penawaran gate valve adalah berikut hand wheel
harus dilengkapi dengan kunci T (Tee Key) minimal satu buah dan maksimum
saw untuk sebap 20 buah yang seukuran.
Tee key tersebut diengkapi dengan pendongkel tutup surface boxlstreet cover dan
terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis.
Bila dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) diperlukan extension spindle
maka material tersebut terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis.
Harga penawaran extension spindle sudah termasuk potongan pipa GIP untuk
melindungi extension spindle tersebut dari urugan tanah.
Badan dari gate valve, hand wheel/cap terbuat dari besi tuang kelabu atau
bahan dengan kualitas lebih tinggi.
Badan gate valve harus terbuat dari besi (iron body) dengan dudukan dari logam
perunggu, tangkai valve jenis non-rising dan dengan katup yang solid (solid
wedge gate). Valve harus cocok untuk pemasangan dengan posisi tegak (vertikal
mounting). Valve harus dirancang unluk saluran air yang bebas hambatan yang
mempunyai diameter tidak kurang dari diameter nominal valve apabila dalam posisi
terbuka.
 Stuffing box harus terbuat dari bahan yang sama dengan badan valve
seperti telah dispesifikasikan diatas dan harus dalam posisi terbuka. Tinggi dari
stuffing box tidak boleh kurang dari diameter valve. Packing pada stuffing box harus
terbuat dari asbes atau bahan lain yang sesuai dan disetujui Pengguna Barang.
Packing dari hemp atau jute (rami) tidak boleh digunakan. 0-ring stem seal
dapat digunakan atas persetujuan Pengguna Barang dan seal ini harus terdiri dari 2
(dua) buah 0-ring seal dan paling sedikit 1 (satu) buah ditempatkan di atas stem-
collar dan dapat dilakukan penggantian dalam keadaan tekanan kerja penuh dimana
valvenya dalam posisi terbuka penuh.
 Stem terbuat dari perunggu atau stainless steel.
Body seat ring dan disk seat ring terbuat dari kuningan atau perunggu.
 Surface box untuk valve yang ditanam terbuat dar grey cast iron, rata dan
tahan terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh beban lalu lintas yang padat.
Tutup harus disertakan pada surface box tersebut dan diberi cetakan
"................................" pada bagian atasnya.
Joint antara tutup dengan badan tidak berupa engsel melainkan dihubungkan dengan
baut. Ukuran surface box disesuaikan dengan masing-masing dimensi valve dan
sudah dicoating dengan anti karat.
 Semua valve, kecuali ditentukan lain, harus dilengkapi dengan mur
(wrench nuts).
3. Katup Udara (Air Release Valve)
Katup udara harus dapat beroperasi secara otomatis dan mengikuti hal-hal

sebagai berikut:
a. dapat melepaskan udara selama pengaliran air dalam pipa.
b. dapat memasukkan udara selama penggelontoran.
c. dapat melepaskan udara bila ada udara yang terjebak dalam pipa.
d. dapat mencegah penutupan yang dini bila udara sedang dilepaskan,
3-6
Spesifikasi Teknis
e. aman terhadap vakum.
 Seluruh air valve dengan standard flange JIS-B2213.
Setiap valve lengkap dengan mur, baut, ring dan dudukan (stool). Ukuran
sesuai dengan yang diberikan pada uraian pekerjaan.
 Badan valve terbuat dari cast iron atau ductile iron dan pelampung dari
ebonit, stainlees steel atau Acrynolitrie Butediene Steel.
Seluruh bagian yang bergerak terbuat dari stainlees steel, bronze atau ABS.

Valve harus diuji dengan tekanan sebesar 1 bar diatas tekanan kerja dan tidak

menunjukkan gejala kebocoran.
 Juga tidak terjadi kebocoran bila tekanan minimum 0,1 bar.
Penyedia barang harus menyediakan katup penutup (isolating valve) secara

terpisah untuk setiap katup udara dengan jenis kupu-kupu (butterfly valve)
dengan spesifikasi sebagai berikut:
a. Setiap badan valve terbuat dari cast iron atau ductile iron dengan rubber
seal, disc, valve shaft dan peralatan mekanisme operasional yang mengikuti
'Standards for Rubber Seated Butterfly Valves” (AWWA Designation C 504) atau
standard Internasional lain yang disetujui yang sama atau leblh tinggi
kualitasnya dari yang disebutkan.
b. Setiap piringan (valve disc) harus dapat berputar dengan sudut 90° dari
posisi terbuka penuh sampai tertutup. Sumbu perputaran valve harus
horizontal.
c. Mekanisme operasional harus terkait pada badan valve dan sesuai dengan standard
AWWA C 504,
d. Setiap mekanisme operasional harus dapat dilepas untuk pengawasan dan
perbaikan,
e. Mekanisme operasional untuk pengoperasian valve secara manual harus
dapat mengunci sendiri sehingga tangga aliran air atau vibrasi tidak
mengakibatkan piringan berpindah dari tempatnya semula.
f. Setiap valve didesain untuk tekanan melintang pada piringan {bila tertutup
rapat) sama dengan rate tekanan pada pipa.
g. Seluruh valve harus mengikuti Spesifikasi ini dan harus dapat membuka atau
menutup bila tidak dioperasikan dalam periode yang lama.
h. Badan valve dan flange terbuat dari cast iron dan mengikuti "Specification for
Grey Iron Casting for Valves, Flanges and Pipe Fittings kelas B(ASTM Designation A
126) alau ductile iron (ASTM 536). Flange harus mengikuti standard JIS-8 2213.

Dudukan valve harus dapat menjaga valve pada posisi yang seharusnya.
Tipe air valve harus sesuai dengan spesifikasi di bawah ini yang tergantung pada
ukuran pipa yang dipasang.

Tabel 5.3 Tipe Air Valve Berdasarkan Ukuran Pipa

Ukuran Pipa
Diameter Nominal
(mm) Tipe Air Valve
Air Valve (mm)
300 dan lebih kecil Tipe dengan orifice 25 mm dan lebih
kecil / tunggal kecil

350 dan lebih Tipe dengan dua


besar Orifice atau
kombinasi 75 mm dan lebih
besar

3-7
Spesifikasi Teknis

5. Plug Valve
Plug valve harus non-lubricated, plug dengan tipe resilient

faced eccentric dengan badan valve yang terbuat dari cast iron. Plug cast iron
berpegas harus dilapisi dengan chloroprene (neoprene) agar dapat kedap dari
gelembung air. Valve juga dilengkapi dengan heavy duty prelubricated bearing
dari stainless steel atau perunggu. Tutup stem/tangkai terbuat dari karet cincin "0"
atau multiple Buna - N Packing Rings. Pada saat packing ring digunakan, packing
gland harus dapat dipasang tanpa harus melepaskan bagian valve.

6. Check Valve
Penyedia barang harus menyediakan check valve jenis Swing Check Valve /

KlepTabok dengan sambungan flange.
Bagian atasnya tertutup dengan flange buta (blank- flange) yang dapat dibuka

sewaktu-waktu bila diperlukan.
Pada bagian luar badan check valve harus terdapat cap (tercetak) yang dapat

menunjukkan merk, atau dari pabrik mana yang membuatnya, besarnya diameter,
tekanan kerja, dan arah aliran air.
Badan tutup atas dan cakram dari badan check valve terbuat dari besi tuang.

 Kedudukan untuk cakram terbuat dari Neophrene Synthetic Rubber yang
berkualitas baik.
2
Tekanan kerja dari check valve mampu menahan 10 kg/cm .

Check valve harus didesain sedemikian rupa sehingga piringan, dudukan, dudukan

cincin dan bagian-bagian dalam lainnya yang mungkin perlu untuk perbaikan harus
mudah diambil, mudah dipindahkan dan mudah diganti tanpa menggunakan
peralatan khusus atau harus memindahkan valve dari jalurnya.
Valve harus cocok untuk pengoperasian dalam posisi horizontal atau vertikal

dengan aliran keatas dan ketika terbuka penuh valve harus mempunyai daerah
aliran bersih (a net-flow area) tidak kurang dari luas diameter nominal pipa dan
ujung flange.

2. PERSIAPAN PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA

2.1 Lingkup Pekerjaan

Kontraktor harus menyediakan peralatan pekerjaan sementara, tenaga kerja, dan


bahan serta memobilisasikan yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh
pekerjaan dengan cara yang baik, termasuk sambungan ke pipa induk yang ada,
pengujian, penggelontoran (flushing), desinfeksi jalur pipa dan semua pekerjaan
yang diperlukan untuk penyelesaian pemasangan pipa sesuai persyaratan yang
ditetapkan dalam spesifikasi teknis ini.
Jika ada pekerjaan yang tidak tercakup dalam spesifikasi teknis ini
akan dilakukan sesuai dengan cara yang telah digunakan untuk bidang teknis
yang besangkutan di Indonesia dan menurut perintah direksi.
Data hasil penyelidikan tanah yang telah dilakukan untuk lokasi jembatan pipa atau
daerah sekitarnya disimpan oleh pemilik dan kontraktor akan diijinkan dan
menelitinya di kantor proyek.
Semua penjelasan dalam persayaratan teknis ini khususnya yang bersifat teknis
selalu berpedoman pada standar yang umum dipakai di indonesia. Semua standar
yang digunakan, menggunakan Standar Nasional Indonesia (SNI). Dalam hal belum
diatur dalam SNI, standar yang digunakan merujuk kepada :

3-8
Spesifikasi Teknis

AISI : American Iron and Steel Institute


ANSI : American National Standards Institute
API : American Petrolium Institute
ASTM : American Society of Testing Material
AWWA : American Water Works Association
DIN : Deutsche Institut fur Norming
IEC : International Electrotecnical Commision
ISO : International for Standardization Organization
JIS : Japanese Industrial Standard
KIWA : Dutch Institute for the Testing of Water Supply Material
NEMA : National Electrical Manufactures's Assosiation
PBI 71 : Peraturan Beton Indonesia tahun 1971
SNI : Standar Nasional Indonesia

2.2 Penyerahan Gambar Kerja dan Gambar Pelaksanaan


Jadwal pekerjaan dan gambar kerja harus diserahkan untuk disetujui oleh direksi
sebelum pekerjaan dimulai
Kontraktor harus membuat gambar pelaksanaan (as-built) yang digambar dengan
skala yang sama dengan skala gambar perencanaan. Gambar pelaksanaan tersebut
harus diserahkan selama pekerjaan berlangsung maupun setelah penyelesaian
pekerjaan.
Gambar tersebut harus memperlihatkan semua perlengkapan pipa
(fitting/accessories) perubahan lain seperti pada arah jalur pipa, ruang valve
(katup), lubang kontrol (manholes) ukuran pipa atau sejenisnya. Kesemuanya harus
diperlihatkan dengan adanya pengikatan terhadap muka tanah pada
bangunan permanen.
2.3 Tanda Papan Nama
Kontraktor harus menyediakan memasang dan memelihara sejumlah tanda atau
papan nama yang diperlukan sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi.
Tanda atau papan nama tersebut nama pemilik dan kontraktor; nama proyek;
dan juga lokasi yang menunjukan jalur pemasangan pipa dengan perkiraan lama
pekerjaan dan juga perubahan arus lalu lintas dan sebagainya, semuanya dimaksud
sebagai informasi kepada masyarakat luas.
Papan nama harus dipasang di tempat yang telah ditentukan oleh direksi. Pada
saat penyelesaian pekerjaan papan nama tersebut harus disingkirkan.
2.4 Rambu-Rambu Lalu Lintas
Dimana yang dipandang perlu, kontraktor harus menyediakan rambu- rambu
(tanda-tanda) untuk keperluan lalu lintas yang dilewati. Rambu- rambu tersebut
harus jelas untuk menjamin keselamatan lalu lintas.
Bila pekerjaan harus memotong/menyeberangi jalan yang sibuk,
kontraktor harus melaksanakan secara bertahap dan apabila perlu
dikerjakan pada malam hari.
Biaya yang diperlukan untuk keperluan-keperluan tersebut, diatas harus sudah
termasuk dalam kontrak.
2.5 Sumber Tenaga dan Penerangan
Kontraktor harus menyediakan semua peralatan dan melakukan pengaturan
untuk pemakaian tenaga listrik serta penerangan yang perlu bagi pelaksanaan
pekerjaan. Harus tersedia cukup penerangan sehingga
semua pekerjaan dapat dilakukan secara wajar bila keadaan kurang cukup sinar
matahari atau/pada saat malam hari.

3-9
Spesifikasi Teknis
2.6 Trase dan Elevasi Pipa
2.6.1 Biaya Pemeriksaan Pekerjaan Pemasangan Pipa
Instansi yang berwenang atau direksi, akan memeriksa trase dan elevasi (ketinggian)
jalur pipa pada gambar dan akan mematok (stake out) trase tersebut di
lapangan. Kontraktor harus membayar sejumlah biaya untuk pemeriksaan dan
pematokan tersebut kepada instansi yang berwenang.

2.6.2 Tanggung Jawab Kontraktor


Kontraktor harus bertanggungb jawab agar persyaratan dasar untuk pipa
induk diletakan dan dipasang pada jalur dan ketinggian yang ditetapkan
dan dengan fitting, valve dan saluran pembuang pada lokasi yang ditentukan.
Untuk maksud ini, kontraktor harus diminta membuat patok pekerjaan atau
titik referensi atas biaya kontraktor sendiri.

2.6.3 Penyimpangan Akibat Bangunan Lain


Apabila ditemukan hambatan yang tidak terlihat dalam rencana dan mempengaruhi
pekerjaan sedemikian rupa, sehingga diperlukan perubahan rencana, maka pemilik
berhak untuk merubah rencana tersebut. Jika menurut direksi terjadi
perubahan dalam rencana, yang menyebabkan perubahan volume pekerjaan
yang dikerjakan oleh kontraktor, maka perubahan volume pekerjaan tersebut akan
dikerjakan sesuai dengan pasal yang berkaitan dengan hal tersebut dalam
persyaratan umum.

2.6.4 Kedalaman Pipa


Semua pipa harus dipasang pada kedalaman tanah sebagaimana yang telah
ditentukan atau sebagaimana diminta direksi.
2.7 Jalan Sementara
2.7.1 Umum
Dalam hal jalan sementara harus dibuat sepanjang jalur pipa sesuai dengan
kontrak, kontraktor harus melakukan tindakan sebagaimana penjelasan dibawah
ini. Kontraktor harus menyelidiki keadaan tanah sepanjang jalur, pekerasan, jalan
sementara dan mengumpulkan data atau informasi tentang kondisi daerah
tersebut pada musim kemarau dan musim penghujan. Dengan dasar informasi yang
diperoleh tersebut, kontraktor harus memulai pengukuran topografi berdasarkan
gambar perencanaan dan berada dibawah pengarahan direksi.
Pekerjaan pembuatan jalan sementara harus mencakup pekerjaan sebagai
berikut :
a. Pengukuran topografi sepanjang bentang trase pipa yang melalui pipa
tersebut. Survey ditujukan untuk menetapkan lokasi tepat trase jalur pipa.
Kontraktor harus memperhatikan saran dan arahan dari instansi yang
berwenang atau direksi, karena trase mungkin telah ditetapkan berdasarkan
Rencana Tata Kota.
b. Pekerjaan persiapan seperti pelebaran jalan lokal yang ada, pembongkaran
dinding, pengamanan, kompensasi dan pekerjaan lain yang diperlukan harus
dilaksanakan sebelum dimulainya pekerjaan pemasangan pipa.
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja yang diperlukan, peralatan dan bahan
untuk membuat jatan sementara sebagaimana telah ditentukan.
2.7.2 Pembuatan Jalan Sementara
Pembuatan jalan sementara apabila menurut direksi diperlukan, harus dilakukan atau
diatur dengan baik sebagai berikut:
a. Bila tidak ditetapkan lain oleh direksi, pengupasan muka tanah yang ada
dengan kedalaman tidak kurang 0,3 m dan lebar disesuaikan dengan
kebutuhan atau sesuai petunjuk direksi.
b. Tanah bawah jalan (sub grade) terdiri dari lapisan tanah "tanah merah
atau yang sejenis sesuai persetujuan direksi" yang dipadatkan dengan
baik dengan ketebalan minimum 0,5 m.

3 - 10
Spesifikasi Teknis
c. Lapisan bawah dasar (sub base course) terdiri dari lapisan agregat yang
dipadatkan dengan baik dengan ketebalan minimum 0,2 m dan juga diisi
dengan kerikil.
d. Perkerasan permukaan yang terbuat dari kerikil pasir dengan ketebalan
minimum tidak kurang 0,1 m dipadatkan dan dirawat dengan baik sampai
selesainya pekerjaan. Jika diperlukan perbaikan, kontraktor harus
bertanggung jawab terhadap biaya perbaikan tersebut.

2.7.3 Pekerjaan Perbaikan Kembali


Setelah penyelesaian pemasangan pipa, bila diperintahkan oleh direksi, jalan
sementara tersebut harus dibongkar dan dikembalikan seperti keadaan semula.
Semua bahan yang tersisa harus dibuang, lapisan tanah atas harus
dikembalikan menutup lokasi pekerjaan semula
Semua bangunan yang rusak dan utilitas yang ada harus diperbaiki secara
memadai, sampai serupa keadaan semula.

2.8 Pembangunan Kantor Sementara dan Gudang Milik Kontraktor


Kontraktor harus menyediakan kantor sementara dan gudang yang akan
digunakan sendiri oleh kontraktor agar diperoleh kelancaran dalam pelaksanaan
pekerjaan. Kantor sementara digunakan untuk pengelolaan yang baik,
membangun dan mengawasi pekerjaan sesuai dengan kontrak dan gudang
sementara kontraktor untuk penyimpanan alat, mesin dan bahan lainnya
menyangkup material penyambung (jointing material).Kontraktor harus
menempatkan dan memilih lokasi-lokasi untuk kantor dan/atau gudang dan
memberi tahu pemilik untuk persetujuannya. Kecuali ditetapkan lain oleh
direksi.Sebelum dimulainya pembangunan kantor sementara dan gudang
tersebut, kontraktor harus menyerahkan desain untuk memperoleh persetujuan
direksi.

2.8.1 Kantor Sementara Kontraktor


Kantor harus memiliki ruangan yang cukup dilengkapi dengan perabot kantor, ruang
rapat dan ruangan kerja untuk direksi dan stafnya.
Kontraktor harus menyimpan paling sedikit satu set dokumen kontrak, jadwal
pelaksanaan dan data-data terkait dengan kontrak dan gambar kerja dan/atau
gambar pelaksanaan. Kantor harus dilengkapi dengan :
a. Fasilitas air bersih dan penerangan yang memadai
b. Kamar kecil dan tanki septik dengan bidang resapannya

2.8.2 Gudang sementara Kontraktor

Kontraktor harus mengatur gudang sementara dengan atap yang memadai untuk
melindunginya dari hujan dan dengan peralatan pengatur sirkulasi udara.
Lantai gudang harus bebas dari rembesan air tanah dan sekiling gudang dijaga
dari kemungkinan pencurian dan kerusakan selama periode pelaksanaan
pembangunan.

2.3. PEKERJAAN TANAH DAN PERBAIKAN KEMBALI PERMUKAAN


2.3.1 Umum
Dalam bagian ini, kontraktor harus menyediakan peralatan, tenaga kerja,
peralatan dan bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh
pekerjaan dengan cara yang baik untuk bangunan dan jalur pipa, yang
mencakup kegiatan atau hal seperti pembongkaran; penggalian;
penimbunan; pembongkaran bahan pengurugan kembali; pemilihan bahan
untuk pengurugan dan pelapisan dasar; penurapan dan penopangan;
peralatan, pemindahan pagar dan perbaikan kembali; cara perlindungan
lokasi; perbaikan permukaan; lubang pengujian (test pit); akomodasi lalu
lintas dan pemeliharaan perkerasan; perlindungan harta benda; bangunan
3 - 11
Spesifikasi Teknis
yang ada dan lansekap dan semua peralatan kerja sesuai dengan dokumen
kontrak dan memungkinkan diperintahkan oleh direksi

2.3.2 Pembersihan dan Pengupasan


Jalur pipa harus dibersihkan dan dikupas sebelum melakukan penggalian
atau melakukan pengurugan.
Pembersihan dan pengupasan berupa memberihkan akar-akar, tonggak,
tumbuhan, perkerasan, jalur pejalan kaki dan hambatan apapun di
permukaan yang perlu disingkirkan secara permanen atau untuk
sementara waktu dan semua itu terdapat di area yang akan digali.
Tidak boleh ada pohon yang ditebang, dirusak, atau diganggu oleh
kontraktor tanpa persetujuan direksi.
Semua kotoran, buangan, tumbuhan dan bahan bongkaran seluruhnya
harus disingkirkan dari lokasi pekerjaan dan dibuang oleh kontraktor
dengan cara yang baik, kecuali bagi bahan atau bangunan yang akan
disingkirkan untuk sementara waktu dan nantinya akan dipasang dan
diperbaiki kembali seperti semula.
Bahan maupun bangunan yang disingkirkan untuk sementara waktu dan
nantinya akan dipasang dan diperbaiki kembali harus dijaga dan disimpan
dengan baik.
2.3.6 Penggalian
Bagian berikut yaitu "PENGGALIAN" harus digunakan bagi pekerjaan semua
pemasangan dan penyambungan semua jenis pipa.
2.6.1 Umum

Penggalian mencakup penyingkiran semua bahan apapun yang ditemui


termasuk pula semua hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan
dan penyelesaian pekerjaan. Penyingkiran bahan tersebut harus sesuai
jalur dan kemiringan yang diperlihatkan dalam gambar rencana ataupun
yang diminta oleh direksi.
Batu dan bahan galian lainnya yang diklasifikasikan oleh direksi
sebagai yang tidak sesuai untuk pengurugan harus disingkirkan dari
lokasi pekerjaan. Kontraktor harus menyediakan, memasang dan
memelihara semua pendukung dan penopang yang mungkin diperlukan
untuk dinding sisi galian dan semua pemompaan, pengeringan atau cara
lain yang disetujui untuk penyingkiran atau pengeringan air, termasuk
penanganan terhadap air hujan dan air limbah yang berasal dari berbagai
sumber yang mencapai lokasi guna mencegah terjadinya kerusakan
pada pekerjaan maupun kepemilikan yang berada didekatnya. Dinding
dan permukaan seluruh galian dimana pekerja kemungkinan mengalami
bahaya dari tanah yang tidak stabil harus distabilkan terlebih dahulu
dengan penurapan/penopangan, membuat sudut galian yang aman atau
cara lainnya. Kontraktor harus menyediakan, memasang dan menjaga
turap, penopang dan lain- lain, yang perlu untuk melindungi pekerja,
mencegah pergerakan tanah yang dapat menyebabkan musibah,
tertundanya pekerjaan ataupun membahayakan bangunan yang ada
disekitarnya.

2.6.2 Perlindungan Terhadap Bangunan yang Ada

Bilamana perlu dapat dipakai cara penggalian yang sesuai guna


melindungi bangunan, utilitas, tiang listrik, pepohonan, perkerasan
ataupun hambatan yang ada. Di daerah di dekat fasilitas atau jalur
pipa gas dan bahan bakar, kontraktor harus melakukan tindakan
pencegahan guna menghindari kemungkinan pecah, gangguan, atau
menyebabkan kerusakan pada fasilitas dan jalur tersebut. Lebih lanjut
kontraktor harus menjaga dan memperhatikan pada kemungkinan
adanya uap bahan bakar dan gas yang mungkin merembes ke tanah
atau telah terganggu selama penggalian dan pemasangan jalur pipa.
3 - 12
Spesifikasi Teknis

2.6.3 Penggalian Tanpa Ijin


Kontraktor tidak diperkenankan menggali di luar jalur dan
ketinggian yang ditujukan dalam gambar, kecuali diperintahkan oleh
direksi. Penggalian tanpa ijin harus diurug kembali dengan bahan yang
sesuai sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi. Bilamana menurut
keputusan direksi, penggalian yang tidak diijinkan tersebut
memerlukan penggunaan beton tumbuk atau batu pecah, kontraktor
harus menyediakan dan menempatkan bahan tersebut dengan baik.
2.6.4 Galian Terbuka
8. Umum
Galian terbuka harus digali sehingga pipa dapat diletakan
pada trase dan kedalaman yang diminta, dan galian tersebut dilakukan sampai
didepan perletakan pipa sebagaimana yang diijinkan oleh direksi dan/atau
persyaratan yang ditetapkan oleh Departemen Pekerjaan Umum. Galian
terbuka tersebut harus dikeringkan dan dipelihara selama pekerjaan
agar pekerja dapat bekerja secara aman dan efisien.

9. Lebar Galian Terbuka


Lebar galian harus cukup agar memungkinkan pipa dapat diletakan dan
disambung dengan baik, dan pengurugan serta pemadatan dapat dilakukan
sebagaimana yang telah ditentukan.
Bilamana diperlukan, lebar galian harus sedimikian rupa sehingga dapat
memberikan kemudahan dalam penempatan penopang kayu, turap dan
penopang lainnya, maupun penanganan khusus lainnya.

10. Lubang Galian Untuk Penyambungan


Lubang galian untuk penyambungan harus dibuat disetiap lokasi
sambungan agar penyambungan dapat dilakukan dengan baik.

11. Panjang Galian


Galian terbuka bagi suatu pemasangan pipa tidak boleh melebihi panjang yang
diijinkan direksi. Galian harus diselesaikan paling sedikit 10 (sepuluh) meter
didepan perletakan pipa terakhir.
Bilamana diperlukan oleh direksi, penggalian dan pengurugan
harus dilakukan dalam 24 jam, atau galian harus diurug penuh di akhir
hari kerja setiap hari atau ditutupi dengan pelat baja yang ditopang dengan
cukup aman serta mampu menahan beban arus lalu lintas kendaraan.

12. Galian Terbuka dan Jarak Pipa


Galian harus digali sampai kedalaman yang telah ditentukan sebagaimana yang
diperlihatkan dalam gambar standar agar memberikan dukungan yang
menerus dan seragam dan menopang pipa pada tanah yang padat dan
tak terganggu pada setiap titik diantara lubang galian sambungan.
Bagian dasar tanah yang digali melampaui kedalaman yang
ditentukan harus diurug kembali secara merata sebagaimana diperintahkan
oleh direksi sampai pada kedalaman yang ditetapkan dengan pasir atau bahan
lain yang telah disetujui serta dipadatkan.
Muka akhir lapisan ini harus dilakukan dengan tepat dengan memakai
peralatan tangan (manual).
Bongkahan batu dan batu besar, bilamana ditemukan harus disingkirkan
agar memberikan jarak bebas paling sedikit 15 cm dibawah dari setiap sisi
pipa dan fitting untuk pipa dengan diameter 600 mm atau lebih kecil; dan
20 cm untuk pipa dan fitting dengan diameter lebih besar 600 mm.

3 - 13
Spesifikasi Teknis

13. Penggalian di Tanah yang Kondisinya Buruk

Bilamana muka akhir dasar galian tidak stabil atau terdiri dari bahan yang
kurang baik seperti abu, bahan sampah dan lain-lain, dan atas keputusan
direksi bahan tersebut harus disingkirkan, kontraktor harus menggali dan
menyingkirkan bahan tersebut.

14. Penopangan dan Penurapan


Galian tanah lebih dari 1 meter harus ditopang dan diturap sehingga galian
tidak gugur/runtuh, agar pekerja dapat bekerja secara aman dan menjaga
permukaan jalan dan bangunan lainnya sebagaimana ditunjukan dalam gambar
kondisi tanah, lalu lintas atau yang diperintahkan oleh direksi.

Perhatian perlu diberikan untuk mencegah terjadinya rongga di luar turap,


tetapi jika terjadi rongga; rongga tersebut harus segera diisi dan dipadatkan.
Sebelum memasang penopang dan turap, kontraktor harus memberi tahu
lokasi galian dengan turap dan penopang beserta dengan jadwal
pelaksanaannya untuk mendapat persetujuan dari direksi.

Kecuali ditentukan lain atau diperintahkan direksi, galian terbuka diperkerasan


sepanjang jalan utama dan atau jalan strategis harus dilakukan dengan
penurapan dan penopangan.
Semua penopang dan turap yang tidak digunakan harus dipindahkan dengan
hati-hati tanpa membahayakan pemasangan yang baru dilakukan utilitas yang
ada, atau kepemilikan yang berada didekatnya.
Semua rongga yang timbul akibat dicabutnya turap harus segera diisi
kembali dengan pasir dan dipadatkan dengan cara penumbukan
menggunakan alat yang sesuai dengan membasahinya atau cara lain yang
diperintahkan.
Direksi dapat memerintahkan kontraktor secara tertulis setiap saat
selama pekerjaan berlangsung untuk tidak mencabut semua turap,
penopang dan lain-lain, untuk ditimbun pada saat pengurugan dengan
tujuan mencegah kerusakan bangunan, utilitas dan kepemilikan.
Hak direksi memerintahkan semua turap dan penopang serta bahan lain
ditinggalkan/dibiarkan di tempatnya tidak boleh ditafsirkan sebagai
kewajiban di pihak direksi untuk mengeluarkan perintah seperti itu, dan
kegagalan melaksanakan hak seperti itu tidak mengurangi tanggung jawab
kontraktor terhadap kerusakan yang terjadi pada pihak ketiga yang
diakibatkan oleh kepemilikan oleh kelalaian dalam pekejaan sebagai
akibat tidak ditinggalkannya penopang atau turap untuk mencegah
longsor atau bergeraknya tanah.

15. Penimbunan Bahan Galian


Kontraktor harus menyusun jadwal penggalian dan pemasangan pipa
sehingga tidak terjadi penimbunan bahan galian di jalan utama maupun
jalan nasional. Bahan hasil galian dapat ditimbun di bagian jalan lain dengan
syarat menggunakan kotak penampung tanah galian agar tidak menghambat
arus lalu lintas.

3 - 14
Bahan galian yang tidak dapat dipakai untuk urugan harus ditimbun atau
dibuang dengan cara yang disetujui direksi dan jauh dari jalan.
Bilamana diperlukan dan diperintahkan oleh direksi,
kontraktor harus mengangkut bahan galian untuk dibuang atas beban biaya
sendiri.

2.3.7 Urugan

Bagian berikut mengenai "URUGAN" harus diterapkan untuk semua


jenis pekerjaan pemasangan dan penyambungan pipa.

23.7.1 Umum

Urugan mencakup menyediakan, menempatkan dan memadatkan semua bahan


untuk mengisi/mengurug galian pemasangan pipa dan galian untuk
bangunan lainnya. Urugan tidak boleh dijatuhkan secara langsung pada
pipa atau bangunan lainnya.
Kecuali ditentukan lain, bahan yang digunakan untuk pengurugan harus berupa
bahan yang terpilih. Jika urugan pasir atau kerikil tidak ditentukan dalam
gambar, tetapi menurut pendapat direksi harus digunakan di beberapa bagian
pekerjaan, kontraktor harus menyediakan dan mengurug dengan pasir atau
kerikil sebagaimana ditentukan dan diperintahkan oleh direksi. Urugan
harus dikerjakan setelah semua pipa terpasang, diperiksa dan disetujui direksi.

2.3.7.2 Bahan Urugan

Bilamana tidak disebutkan lain dalam spesifikasi dan gambar rencana,


bahan untuk urugan ditentukan sebagai berikut:
1. Bahan Terpilih
Bahan terpilih adalah bahan yang telah diambil dengan penggalian atau
diangkat yang tidak mengandung batu atau benda padat yang ukurannya
tidak lebih besar 5 cm dalam bentuk apapun dan juga tidak mengandung
bahan organik seperti rumput, akar, semak atau tumbuhan lainnya,
dan tidak bersifat mengembang (non exrisive nature).
2. Urugan Pasir
Semua pasir yang digunakan untuk urugan harus pasir alam berbutir halus
hingga sedang, tidak bergumpal, dan bebas dari kotoran, arang, abu,
sampah, atau bahan lainnya yang menurut pendapat direksi dapat ditolak.
Bahan tersebut tidak boleh mengandung lempung dan tanah
liat lebih dari 10 berat bahan keseluruhan.
3. Urugan Kerikil
Kerikil yang dipakai untuk urugan harus berupa kerikil alam, memiliki
partikel yang kuat berbutir halus sampai sedang dalam bentuk yang cukup
seragam dan tidak mengandung batu besar atau batu dengan ukuran
lebih besar dari 5 cm.
Bahan tersebut harus bebas dari kotoran, abu, arang, bahan tak
terpakai/buangan atau bahan yang tidak boleh ada atau bahan buangan
lainnya. Bahan tersebut tidak boleh mengandung tanah liat, lempung
dan tidak boleh bergumpal.

2.3.7.3 Urugan pada Galian

3 - 15
1. Lapisan Alas
Pipa harus didasari dan dialasi hingga kedalaman minimum
sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.
Bahan bagi lapisan alas ini harus pasir, ditempatkan dalam
bentuk lapisan dengan ketebalan tidak lebih dari 15 cm
dan dipadatkan dengan tongkat pemadat atau cara lain
yang disetujui direksi pada kepadatan kering maksimum
95%.
Pemberian lapisan alas pipa dengan memakai kerikil
diperlukan sebagai pengganti pasir pada tempat yang
dianggap perlu dan yang diperintahkan untuk dilakukan
oleh direksi.
2. Urugan di Bawah Pipa
Semua galian diurug kembali dengan pasir atau bahan lain yang
disetujui, dengan tenaga manusia mulai dari lapisan pasir
alas hingga garis tengah pipa, diletakan secara berlapis
dengan ketebalan tidak lebih dari 15 cm dan dipadatkan
dengan tongkat pemadat pada ketebalan kering maksimum
95 %.
Bahan urugan ditempatkan dalam galian secara penuh
selebar galian di masing-masing sisi pipa, dan perlengkapan
lainnya secara menerus.
Dalam hal pipa Ductile Cast Iron, dari garis tengah pipa ke
permukaan, dalam "Urugan Sampai Permukaan" harus
diterapkan bagi pengurugannya.

3. Urugan di Atas Pipa


Pada garis tengah pipa dan perlengkapannya sampai pada
kedalaman 10 cm diatas pipa baja (steel), galian harus
diurug dengan peralatan tangan (manual) atau cara
mekanis lainnya yang telah disetujuinya.
Bahan dan cara pengurugan harus sebagaimana yang
ditunjukan dalam gambar rencana, dan ditempatkan secara
berlapis dengan ketebalan tidak melebihi 20 cm dan
dipadatkan dengan tongkat pemadat dengan ketebalan
kering maksimum 95%.
Dalam pipa Polyvinyl Chloride, galian harus diurug dengan cara
konvensional atau cara mekanis yang telah disetujui, pada
kedalaman 30 cm diatas puncak pipa GIP dan tidak rnerusak
pipa.

4. Urugan Sampai Permukaan


Dari kedalaman 10 cm diatas pipa baja sampai permukaan,
galian harus diurug dengan peralatan tangan (manual) atau
yang disetujui, ditempatkan berlapis dengan ketebalan
tidak melebihi 20 cm, dan dipadatkan dengan tongkat
pemadat untuk mencegah amblasnya permukaan tanah
setelah penyelesaian pekerjaan pengurugan.

3.3.8 Pengujian Kepadatan di Lapangan

3 - 16
Dimana urugan perlu dipadatkan sampai pada kepadatan tertentu,
pengujian pemadatan dapat dilakukan oleh direksi, menggunakan
prosedur pengujian yang ditetapkan dalam ASTM D -1556.
Referensi kepadatan tanah maksimum harus ditentukan menggunakan
standard compaction test. ASTM D-698. Pengujian dapat dilakukan dalam
zona pipa, dan diatas zona pipa.

3.3.9 Perlindungan Terhadap Lereng Sungai, Saluran dan Selokan

Dimana pipa menyeberang sungai, saluran atau selokan, dan juga pada
titik buang katup penguras (blow offs), pada bangunan ini harus diberikan
perlindungan terhadap lereng dengan menggunakan batu lapis lindung (riprap)
atau cara lain yang telah disetujui guna mencegah runtuhnya kemiringan
tersebut.

Batu lapis lindung yang ada atau perlindungan kemiringan harus diperbaiki
kembali sebagaimana yang ditetapkan dalam bagian "GALIAN PERMUKAAN DAN
PERBAIKAN".

Pemasangan lapisan lindung secara umum harus dimulai dari bahu hingga
ke dasar kemiringan dan memenuhi sudut kemiringan yang ada dan
bentuk topografi daerah sekitarnya. Sebagaimana diputuskan direksi,
pemasangan lapis lindung dilakukan dari bahu hingga kedalaman tertentu
untuk mencegah keruntuhan.

Bahan yang digunakan untuk pemasangan batu harus batu alam yang keras
dan berbentuk bundar, batu berbentuk pipih dan panjang tidak boleh
digunakan.

Ketebalan pasangan batu harus sekitar 35 cm, kecuali ditetapkan dan


diperintahkan lain oleh direksi. Ketebalan yang disebutkan diatas,
mungkin berbeda sesuai dengan lokasi pekerjaan, yaitu sudut kemiringan,
kedalaman atau bentuk topografis sungai, saluran dan selokan.
Kontraktor harus menyerahkan gambar kerja sebelum memasang
pasangan batu untuk persetujuan direksi.

Rongga diantara batu harus diisi dengan beton tumbuk dan dipadatkan
dengan baik atau dengan semen bila disetujui. Area dibawah lapisan batu
harus diisi dengan kerikil yang dipadatkan dengan ketebalan 20 cm.
Pipa pengering harus dipasang bilamana menurut anggapan direksi
memang diperlukan. Pipa pengering ini harus berdiameter 50 mm
dipasang setiap (2 - 3) m2 pasangan batu.

Dasar sungai, saluran atau selokan mungkin perlu dilindungi sesuai dengan
keadaan lapangan sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi.

2.4. KONSTRUKSI BANGUNAN KHUSUS


2.4.1 Konstruksi Jembatan Pipa
2.4.1.1 Umum
3 - 17
Kontraktor harus menyediakan tenaga, bahan, perkakas,
peralatan lainnya yang diperlukan, diluar yang disediakan atau
dipinjamkan oleh pemilik untuk pekerjaan konstruksi jembatan
pipa sebagaimana yang diperlihatkan dalam gambar dan/atau
ditentukan disini.
Batas konstruksi setiap jembatan pipa adalah pada kedua ujung
sambungan "flexible" dan/atau "fitting" yang digunakan untuk
hubungan flexible sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.
Dikarenakan perbedaan dan ketinggian alignment jembatan dan
jalur pipa, diperlukan bentang transisi guna menghubungkannya
sebagaimana diperlihatkan dalam gambar dan harus dilaksanakan
sesuai dengan perintah direksi sesuai dengan kondisi lapangan.
Penyambungan jalur pipa pada jembatan dengan jalur pipa biasa
harus dilakukan setelah penyelesaian pekerjaan pipa dan setelah
persetujuan direksi.
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan konstruksi jembatan
pipa dengan benar sesuai dengan ketentuan butir-butir yang
dapat diterapkan dalam spesifikasi teknik ini.
Kontraktor atas biayanya sendiri memeriksa semua ukuran
jembatan pipa yang diperlihatkan dalam gambar dengan
melakukan survey sendiri di lokasi pekerjaan.
Kontraktor harus melakukan, mengkoordinasikan dengan instansi
terkait, dan membantu Pemilik mendapatkan ijin dari Instansi
Pemerintah yang terkait dalam pelaksanaan pekerjaan
perlintasan ini.

3.4.1.2 Gambar Kerja dan Jadwal Pelaksanaan

Kontraktor berdasarkan pemeriksaan lapangan dan peta geologi


tersebut, harus menyusun jadwal pelaksanaan dan gambar kerja
jembatan pipa yang memperlihatkan semua ukuran, rincian pipa,
bangunan bawah (abutment), pilar, pancang, pekerjaan
sementara termasuk penurapan, perancah dan lain-lain,
perbaikan kembali atau membuat lapis lindung (revetment) pada
sungai atau saluran dimana diperlukan, termasuk perhitungan
yang diperlukan serta menyerahkannya kepada Direksi untuk
persetujuannya, sebelum memulai pekerjaan pembangunannya.
Setelah itu, dengan aliran air tetap dipertahankan tetapi pada
kecepatan yang lebih rendah, air ditambah dengan cairan
desinfektan yang sudah disediakan oleh Pemborong dengan cara
dipompakan melalui lubang berdiameter kecil di ujung pipa di
bor.
Volume air dan jangka waktunya sekurang-kurangnya 24 jam
harus sedemikian sehingga air yang dikeluarkan mengandung
sekurangnya 20 mg sisa Khlorin per liter.
Jika air ini masih mengandung Khlorin bebas setelah periode
kontak ini, maka harus dicuci dengan air sampai air yang
dikeluarkan tidak mengandung Khlorida yang berlebihan.
Jika ternyata cairan yang dikeluarkan tidak mengandung Khlorin
setelah periode kontak selama 24 jam dalam pemberian desinfektan,
maka proses harus diulangi. Sebelum pemberian desinfektan pada
tiap bagian pipa dengan cairan yang me- ngandung klorin di
atas, Pemborong harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksil
Tenaga Ahli untuk menggunakannya.

Desinfeksi Pipa
Sebelum jaringan pipa dipakai untuk mengalirkan air bersih ke
pelanggan maka terlebih dahulu harus dilakukan pembersihan
3 - 18
pipa dari kotoran/endapan yang ada dalam pipa dan
membersihkan pipa dari kuman-kuman penyakit dengan larut-an
desinfektan.

3.4.1.3 Perancah

Kontraktor harus menyediakan perancah yang memadai melintas


sungai atau saluran dengan lebar yang cukup agar dapat
meletakkan, menyambung, mengelas dan mengecat pipa dan
membuat pipa dengan aman dan efisien. Tindakan khusus harus
dilakukan dalam merencanakan dan membangun perancah di
lokasi jembatan dimana pendirian pilar termasuk kedalam pekerjaan,
sehingga dapat menopang dengan baik atau mendukung berat
peralatan pancang dan tekanan atau kejutan dari pelaksanaan
pancang.

3.4.1.4 Konstruksi Bangunan Bawah

Kontraktor harus menyediakan turap/atau perlengkapan kedap


air untuk pembuatan bangunan bawah, sehingga dapat
dilaksanakan dalam kondisi kering dan aman.
16. Pondasi
Kontraktor harus membuat pondasi sesuai dengan
kebutuhan yang ditentukan atau yang diperlihatkan dalam
gambar.
a. Pondasi Langsung
Kontraktor harus melakukan pengujian kapasitas daya
dukung tanah di lapangan sebagaimana diminta oleh
Direksi, sesuai dengan standar yang disetujui, bilamana
penggalian dilakukan hingga gradien yang direncanakan
sebagaimana terlihat dalam gambar.
Pembuatan lantai kerja dengan beton K 100 tidak boleh
dilakukan sebelum diperoleh persetujuan dari Direksi.
Tanah yang tidak sesuai untuk pondasi harus
disingkirkan dan diganti dengan pasir atau batu pecah
sampai kedalaman tertentu dan ditempatkan
sebagaimana diperlihatkan dalam gambar atau
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi.
Setiap lapisan bahan tersebut harus disebar dengan
ketebalan maksimum 15 cm dan dipadatkan dengan
alat pemadat tangan, minimum empat kali
sebagaimana disetujui oleh direksi.
Pengujian lapangan harus dilakukan setelah pengisian
mencapai ketinggian yang direncanakan sebagaimana
dijelaskan di atas untuk memenuhi kapasitas daya
dukung.
Ketebalan akhir 10 cm tanah asli, harus disingkirkan
dengan tangan sehingga akan diperoleh tanah dasar
rata tak terganggu.
Jika tanah pada gradien galian yang direncanakan dan
yang diperintahkan Direksi tidak sesuai untuk pondasi,
Kontraktor harus menggali lebih dalam lagi di bawah
gradien tersebut sampai kedalaman tertentu
sebagaimana diperintahkan Direksi.

b. Pondasi Pancang
3 - 19
Semua pancang harus disediakan dan dipasang pada
lokasi yang tepat yang diperlihatkan dalam gambar dan
sebagaimana ditentukan dalam bab selanjutnya. Pancang
tidak boleh dipancang sebelum diperiksa, dan disetujui
oleh Direksi. Kepala pancang direncanakan sebagai
sendi dan harus disisipkan ke dalam bangunan bawah
sedalam 10 cm.

17. Pekerjaan Beton


Setelah mengecor lantai kerja, dan setelah diperiksa dan
disetujui Direksi, Kontraktor harus menyelesaikan pekerjaan
sebagaimana diperlihatkan dalam gambar dan sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan dalam bagian selanjutnya, yaitu
"Pekerjaan Beton".
Harus digunakan beton dengan kuat tekan karakteristik

minimum 175 kg/cm . Pipa yang ditanam dalam bangunan
bawah harus dimantapkan ke besi tulangan dengan cara
yang disetujui serta menghindari pergeseran dari lokasi
semula selama pengecoran beton.

3.4.1.5 Konstruksi Pilar

Pilar terdiri dari sepasang pancang dan dihubungkan dengan bantalan


beton. Berkaitan dengan pancang yang dipancang di sungai atau
saluran, Kontraktor harus memilih secara teliti cara dan peralatan
yang sesuai agar tetap pada jalur dan ketinggian yang benar
sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Puncak pancang harus
digabungkan ke dalam bantalan beton dengan kedalaman yang
cukup sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Setelah
penyelesaian pekerjaan, semua bahan yang digunakan bagi
pekerjaan konstruksi, seperti perancah, pelantar kerja sementara
dan lain-lain, harus disingkirkan semuanya agar tidak mengganggu
aliran sungai atau saluran.

3.4.1.6 Konstruksi Bangunan Atas

Kontraktor harus menyediakan bekisting yang kualitasnya untuk


beton expose dan peralatan water stop untuk penyambungan
antar dinding.

3.4.1.7 Pemasangan Pipa

Kontraktor harus memasang dan menyambung semua pipa


"fitting" dan "coupling" sesuai dengan jalur dan ketinggian yang
diperlihatkan dalam gambar.

1. Anti Lendutan (cambering)


Pada setiap bentang jembatan pipa, pipa harus dipasang
dalam bentuk bekisting lengkung. Besarnya anti lendutan ini
harus 1/1250 persatuan pancang bentang di bagian garis
tengah bentang sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.
Kontraktor harus menyiapkan gambar kerja yang
memperlihatkan susunan rinci bahan pipa dan juga garis
pemotongan dan sudut masing-masing pipa untuk anti
3 - 20
lendutan dan harus menyerahkannya ke Direksi untuk
persetujuannya setelah pekerjaan pemasangan pipa.
2. Pendukung Berbentuk Cincin (ring support)
"Fixed Type Ring Support" yang ditunjukkan dalam gambar
harus dianggap pendukung berbentuk cincin yang dipasang di
bantalan pilar.
"Sliding Type Ring Support" harus dianggap sebagai
pendukung berbentuk cincin yang dapat digeser secara
horizontal di bantalan pilar ke sumbu dalam pipa.
Pendukung harus terbuat dan baja yang memenuhi standar
yang ditentukan Direksi atau yang dianggap setara, dan
dibuat sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.
Demikian pula dengan baut, angker dan sekrup harus terbuat
dari baja yang memenuhi standard yang sesuai seperti
tersebut di atas. Pendukung berbentuk cincin harus dilas
merata melingkari pipa baja.
3. Pengujian Pengecatan
a. Umum
Semua sambungan yang dilas pada jembatan pipa harus
diuji secara radiografl sebagaimana dinyatakan di bawah ini.
Setelah disetujui oleh Direksi, semua permukaan bagian
dalam (interior), sambungan las, dan permukaan bagian
luar (exterior) harus dicat.
b. Pengujian Radiografi untuk Hasil Pengelasan
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, peralatan
dan bahan untuk pengujian radiografi hasil pengelasan.
Pengujian radiografi harus dilakukan oleh penguji yang
mampu, memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup
untuk pekerjaan pengujian. Kontraktor harus
menyerahkan pengalaman dan kualifikasi yang dimilikinya
untuk persetujuan Direksi. Semua pelaksanaan
pengujian harus dikerjakan dengan dihadiri oleh Direksi
atau Wakilnya.
Pengujian hasil pengelasan harus dilakukan sesuai
dengan JIS Z 3104 "Method qf Radiografic Test and
Classification of (Radiographs)" cara pengujian radiografi
dan klasifikasi radiograf untuk pengelasan baja, atau
standar lain yang dapat diterima oleh Direksi.
Hasil pengujian radiografi diklasifikasikan dalam standar
sebagai berikut:
Tabel 5.16 Hasil Pengujian Radiografi

Kelas 1 2 3
Ti ngkatan 1 sampai 4 1 sampai 4 Tidak Ada
Tingkatan

Kelas dan tingkatan yang diterima harus kelas 1, tingkat


1, sampai tingkat 3 dan kelas 2, tingkat 1 sampai 3.
Jika hasil pengujian memperlihatkan kelas dan tingkat
lain dari pada yang disebutkan di atas, Kontraktor harus

3 - 21
mengulas dan menguji Ulang atas beban biayanya sendiri
sampai hasil yang diperoleh diterima oleh Direksi.
c. Lapisan Pelindung Luar dan Lapisan Pelindung Dalam
Semua pipa baja yang terekpos, "Fitting", sambungan
dan pipa yang akan dipendam dalam tanah harus
dilindungi sesuai dengan yang dicantumkan dalam bab
III butir 8.4. LAPISAN PELINDUNG LUAR DAN LAPISAN
PELINDUNG DALAM.

3.5.6 Pemasangan Galvanized Iron Pipe


3.5.6.1 Umum
Singkatan GIP yang digunakan dalam spesifikasi dan dokumen
ataupun gambar berarti Galvanized Iron Pipe.
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam keadaan
baik perkakas peralatan yang sesuai bagi pengamanan dan
pemasangan pipa, valve dan fitting.
Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta
peralatan harus sesuai dan memahami petunjuk dari pabrik atau
mengikuti pengarahan direksi.
3.5.6.2 Pemasangan Pipa
Penurunan Pipa ke Dalam Galian
Peralatan, perkakas, dan fasilitas yang memuaskan direksi harus
disediakan dan digunakan oleh kontraktor untuk keamanan dan
kenyamanan pekerjaan. Semua pipa, fitting dan valve harus
diturunkan secara hati-hati kedalam galian, satu persatu dengan
batasan diameter memakai crane, derek, tali atau dengan
mesin perkakas atau peralatan lainnya yang sesuai dengan cara
sedemikian rupa agar mencegah kerusakan terhadap bahan lapisan
pelindung luar (protective coating) serta lapisan pelindung dalam
(lining). Bahan tersebut sama sekali tidak diperkenankan
dijatuhkanatau dilemparkan kedalam galian.
6 Pemeriksaan Sebelum Pemasangan
Semua pipa dan fitting harus diperiksa secara hati-hati dari
kemungkinan kerusakan pada saat berada diatas bagian sesaat
sebelum dipasang pada posisi akhir.
Setiap ujung pipa harus diperiksa dengan secara khusus, karena
daerah ini paling mudah mengalami kerusakan dalam
penanganannya. Pipa atau fitting yang rusak/cacat harus
diletakan terpisah untuk pemeriksaan oleh direksi yang
menentukan perbaikan yang diperlukan ataupun menolaknya.

7 Pembersihan Pipa dan Fitting


Bagian luar dan dalam ujung pipa harus dibersihkan dengan kain
kering dan bersih, dikeringkan dan bebas dari minyak, lemak
sebelum dipasang.
Bila ada profil pengaku badan (stiffeners) guna melindungi pipa,
semua profit pengaku tersebut harus disingkirkan sampai bersih
demikian pula benda asing lainnya dalam pipa.

8 Perletakan Pipa
Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda
asing masuk kedalam pipa pada saat pipa diletakan pada jalur.
Selama berlangsungnya peletakan, tidak boleh ada kotoran,

3 - 22
perkakas, kain, ataupun benda-benda lainnya ditempatkan dalam
pipa.
Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus
dipasang berhadapan dengan pipa yang sebelumnya, pipa dipasang
dan ditempatkan pada jalur dan ketinggian yang benar. Pipa
dimantapkan ditempatkan dengan bahan urugan yang telah
disetujui dan dipadatkan dengan ketinggian yang sama kecuali
pada ujung pipa. Tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk
mencegah tanah atau kotoran lainnya masuk ke sambungan.
Setiap saat bila pemasangan pipa sedang berlangsung,ujung
pipa harus ditutup/disumbat dengan bahan yang memadai dan
dengan cara yang disetujui oleh direksi.
9 Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk menyisipkan "Tee", "Bend" atau "Valve"
atau tujuan lainnya, harus dilakukan dengan mesin potong yang
sesuai dengan cara yang rapih dan baik, tanpa menyebabkan
kerusakan pada pipa maupun lapisan pelindung dalamnya dan
menghasilkan ujung yang halus pada sudut yang tepat terhadap
sumbu pipa.
Pemotongan pipa besi harus dikerjakan dengan mesin
pemotong yang sesuai menghasilkan potongan yang halus pada
sudut yang benar atau sudut yang diminta terhadap sumbu pipa.
Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan
pelindung luar maupun lapisan pelindung pipa dalam. Ujung
potongan pipa yang dipotong tersebut, harus dipotong serong
(Beveled) dengan ukuran yang sama sebagaimana yang ditentukan
dalam spesifikasi.
Tidak boleh ada "fitting" seperti "Bend", "Tee", dan "flange dan
spigot" dipotong untuk pekerjaan pemasangan pipa, sejauh tidak
ada instruksi tertulis yang diberikan kepada kontraktor dari
direksi.

3.5.6.3 Penyambungan Pipa Galvanized

Penyambungan pipa galvanized dilakukan dengan memakai sok


seperti yang ditentukan sebelum pipa disambung, maka bagian
ulir dari sok atau ujung-ujung pipa harus dibersihkan dari
kotoran-kotoran. Setelah itu pada ulir pipa dipasang serat nanas
dan baru dimasukan secara hati-hati pada sok dan diputar
sampai kencang betul.

3 - 23

Anda mungkin juga menyukai