mengakibatkan mundurnya garis pantai, hal ini disebabkan oleh hempasan gelombang laut
yang cukup deras maupun adanya aktivitas masyarakat.
Daerah pantai atau pesisir mempunyai sifat yang dinamis dan rentan terhadap perubahan
lingkungan baik karena proses alami maupun aktifitas manusia. Manusia melakukan berbagai
aktifitas untuk meningkatkan taraf hidupnya, sehingga melakukan perubahan-perubahan
terhadap ekosistem dan sumber daya alam yang berpengaruh terhadap lingkungan di daerah
pantai.
Berdasarkan amanat Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 9 Tahun 2010 tentang
Pedoman Pengamanan Pantai bahwa untuk melindungi dan mengamankan masyarakat yang
tinggal di sepanjang pantai, ekosistem pantai, fasilitas umum, fasilitas sosial dan kawasan
yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, atau nilai sejarah dari perusakan yang diakibatkan
kegiatan manusia atau akibat bencana alam, perlu dilakukan pengamanan pantai.
Abrasi pantai di Kabupaten Wakatobi telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Abrasi
yang terjadi mampu menenggelamkan daratan sehingga garis pantai akan semakin
menyempit dan apabila tidak diatasi lama kelamaan daerah-daerah yang permukaannya
rendah akan tenggelam.
Fasilitas umum, fasilitas sosial dan kawasan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi yang
merupakan fasilitas yang harus dijaga dan dilindungi seperti Pantai Waha dan Pantai
Matahora yang terletak di Desa Waha, Kecamatan Wangi-Wangi dan Desa Matahora,
Kecamatan Wangi-Wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara. Waha
dan Matahora adalah satu kawasan wisata yang ramai dikunjungi bukan hanya warga dari
Kota Kendari dan sekitarnya, tetapi dari Provinsi lain seperti Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat
maupun Provinsi yang ada di pulau Jawa, yang dapat dijangkau dari Kota Kendari dalam
waktu 60 menit dengan transportasi udara (pesawat).
Hasil indentifikasi penyebab permasalahan Pantai Matahora dan Pantai Waha yaitu
berdasarkan hasil survey lapangan (SID Pengaman Pantai Wakatobi) terhadap kondisi
eksisting pantai yang telah dilakukan, penyebab permasalahan pantai selain abrasi oleh
gelombang adalah perlindungan pada kaki bangunan (untuk tembok laut) kurang memadai
sehingga terjadi gerusan di kaki bangunan yang cukup besar dan menyebabkan bangunan
runtuh serta terguling. Oleh karenanya pada bagian kaki bangunan ini harus dibuatkan suatu
perlindungan erosi (toe protection) yang cukup baik.
Terkait dalam hal tersebut, untuk mencegah kerusakan dan kerugian yang lebih besar dan
penangannya, melalui kegiatan Pengaman Pantai SNVT PJSA Sulawesi IV pada tahun anggaran
2022 akan melaksanakan Kegiatan Pembangunan Pengaman Pantai Wakatobi (Pesisir Waha)
Kec. Wangi-Wangi Kab. Wakatobi.
Spesifikasi Teknis Paket Pembangunan Pengaman Pantai Wakatobi (Pesisir Waha) Kec. Wangi-Wangi Kab.
3
Wakatobi
B. Standar rujukan
Daftar standar rujukan spesifikasi teknis pekerjaan sebagai berikut:
1. Standar Nasional Indonesia (SNI)
SNI 8321: 2016 Spesifikasi Agregat Beton (ASTM C33/C33M – 13 IDT)
SNI 2049: 2015 Semen Portland
SNI 7974: 2013 Spesifikasi air pencampur yang digunakan dalam produksi
beton semen hidraulis
SNI 2052: 2017 Baja Tulangan Beton
SNI 7718: 2019 Tekstil- Geotekstil nirtenun (nonwoven) serat stapel
polyester dan polipropilena untuk filtrasi dan separasi
SNI 7656: 2012 Tata Cara Pemilihan Campuran untuk Beton Normal, Beton
Berat dan Beton Massa
2. Standar internasional
ASTM C-33 Specification for concrete aggregates
ASTM D-1883 Standard Test Method for California Bearing Ratio (CBR) of
Laboratory
C. Persyaratan Bahan
Spesifikasi bahan yang disyaratkan untuk pekerjaan dalam spesifikasi teknis ini diuraikan
sebagai berikut:
Sumber
Jenis Produk Acuan
No. Nama Bahan Spesifikasi Bahan produk
(Olahan/Alam) spesifikasi
(Lokal/Impor)
Pembuatan Kubus Beton K-250
1. Suplit/kerikil • Gradasi memenuhi Alam Lokal dalam • ASTM C-33
ketentuan spesifikasi negeri • SNI 8321:
acuan ASTM C-33. 2016
• Nilai keausan/abrasi • SNI 7565:
maksimum 50% 2012
• Kadar lempung/organik
maksimum 1%
Spesifikasi Teknis Paket Pembangunan Pengaman Pantai Wakatobi (Pesisir Waha) Kec. Wangi-Wangi Kab.
4
Wakatobi
Sumber
Jenis Produk Acuan
No. Nama Bahan Spesifikasi Bahan produk
(Olahan/Alam) spesifikasi
(Lokal/Impor)
• Tidak boleh
mengandung zat yang
dapat merusak beton,
seperti zat yang relatif
alkali.
2. Pasir • Gradasi memenuhi Alam Lokal dalam • ASTM C-33
ketentuan spesifikasi negeri • SNI 8321:
acuan ASTM C-33. 2016
• Kadar lempung/organik • SNI 7565:
maksimum 5%. 2012
• Tidak mengandung zat
garam (NaCl) dan zat
organik.
3. Semen • Portland Pozzolan Olahan Lokal dalam SNI
Cement (PPC). negeri 2049:2015
• Tidak boleh mengeras
saat masih dalam
kemasan.
4. Besi Tulangan • Diameter dan jenis besi Olahan Lokal dalam SNI
tulangan sesuai dengan negeri 2052:2017
gambar.
• Tidak berkarat.
5. Air • Bersih dan jernih. Alam Lokal dalam SNI 7974:
• Tidak mengandung negeri 2013
garam dan asam serta
zat organik korosif.
6. Bekisting • Material: Olahan Lokal dalam -
- Papan multiflex 12 mm negeri
- Kaso 5/7 cm
- Paku 5 dan 7 cm
• Bekisting tidak
mengurangi dimensi
kubus beton.
• Bekisting dapat
digunakan 3 kali.
Geotextile Non Woven
1. Geotextile • Dimensi 250 gr/m2. Olahan Lokal dalam SNI 7718:
Non Woven • Geotekstil nir tenun. negeri 2019
Lapis Inti Batu Kosong Diameter 20-30 cm
1. Batu Gunung • Batu gunung dengan Alam Lokal dalam -
diameter 20-30 cm negeri
sesuai gambar.
• Tahan terhadap abrasi
dan pelapukan baik oleh
pengaruh udara
maupun kondisi alam.
Pasangan Batu 1Pc : 4Ps
1. Portland • Portland Pozzolan Olahan Lokal dalam SNI 2049:
Cement Cement (PPC). negeri 2015
• Tidak boleh mengeras
saat masih dalam
kemasan.
2. Batu Gunung • Diameter 15-30 cm. Alam Lokal dalam -
• Tidak rapuh, keropos negeri
dan berpori.
Spesifikasi Teknis Paket Pembangunan Pengaman Pantai Wakatobi (Pesisir Waha) Kec. Wangi-Wangi Kab.
5
Wakatobi
Sumber
Jenis Produk Acuan
No. Nama Bahan Spesifikasi Bahan produk
(Olahan/Alam) spesifikasi
(Lokal/Impor)
3. Pasir • Gradasi memenuhi Alam Lokal dalam • ASTM C-33
ketentuan spesifikasi negeri • SNI 8321:
acuan ASTM C-33. 2016
• Kadar lempung/organik • SNI 7565:
maksimum 5%. 2012
• Tidak mengandung zat
garam (NaCl) dan zat
organik.
Plesteran 1 Pc : 3 Ps
1. Portland • Portland Pozzolan Olahan Lokal dalam SNI 2049:
Cement Cement (PPC). negeri 2015
• Tidak boleh mengeras
saat masih dalam
kemasan.
2. Pasir • Gradasi memenuhi Alam Lokal dalam • ASTM C-33
ketentuan spesifikasi negeri • SNI 8321:
acuan ASTM C-33. 2016
• Kadar lempung/organik SNI 7565:
maksimum 5%. 2012
• Tidak mengandung zat
garam (NaCl) dan zat
organik.
D. Persyaratan pengujian bahan dan hasil produk serta kriteria kinerja produk
Persyaratan pengujian bahan dan hasil produk serta kriteria kinerja produk diuraikan sebagai berikut:
No. Jenis pekerjaan Persyaratan pengujian mutu
1. Pekerjaan Pembuatan a. Pengujian mutu bahan suplit/kerikil
Kubus Beton K-250 a.1. tata cara pengambilan sampel uji
• Suplit/ kerikil harus diuji sebelum Job Mix Design
(JMD) dan saat pekerjaan berlangsung.
• Frekuensi pengujian akan ditetapkan oleh Direksi.
6) Kubus beton yang sudah memenuhi nilai kuat tekan beton sesuai dengan
tabel konversi umur beton, dimobilisasi/ dilangsir dari lokasi pencetakan ke
lokasi pekerjaan.
7) Kubus beton disusun satu demi satu sesuai dengan gambar dengan
menggunakan Excavator dan dibantu tenaga kerja untuk mengarahkan.
3. Lapis Inti Batu Kosong Diameter 20-30 cm
a. Peralatan yang digunakan:
1) Excavator
2) Dumptruck
b. Metode Pelaksanaan:
1) Buat rencana kerja pasangan batu kosong.
2) Cek kesiapan peralatan, tenaga kerja, lokasi pekerjaan dan layout plan.
3) Cek akses jalan ke/dari lokasi pekerjaan. Lakukan perbaikan jalan akses
bila diperlukan.
4) Cek kesesuaian material (dibuktikan dengan hasil laboratorium).
5) Lengkapi tenaga kerja dan lokasi pekerjaan dengan fasilitas K3.
6) Ajukan request pekerjaan ke direksi/ pengawas lapangan.
7) Pengadaan material di lokasi quarry yang sudah dinyatakan sesuai
spesifikasi teknis oleh Direksi/ Pengawas Lapangan dan PPK.
8) Batu yang tidak sesuai spesifikasi teknis tidak dibawa ke lokasi pekerjaan.
9) Batu yang datang dicek oleh direksi/ pengawas lapangan dan apabila tidak
sesuai akan di keluarkan dari lokasi pekerjaan.
10) Batu dipasang/ ditata menggunakan excavator untuk lapis inti breakwater
dan sesuai gambar.
4. Pemasangan Geotextile
a. Peralatan yang digunakan:
1) Gunting
2) Mesin jahit mini
b. Metode Pelaksanaan:
1) Buat rencana kerja pemasangan geotextile non woven.
2) Ukur daerah/ lokasi yang akan dihampar geotextile.
3) Cek kesiapan alat, pekerja dan material.
4) Lengkapi tenaga kerja dan lokasi pekerjaan dengan fasilitas K3.
5) Ajukan request pekerjaan ke direksi/ pengawas lapangan.
6) Geotextile digunakan untuk membungkus lapis inti batu agar terpisah dari
kubus beton.
7) Potong geotextile sesuai dengan ukuran daerah yang akan dihampar.
8) Pasang/ hampar geotextile pada lokasi sesuai dengan gambar.
9) Apabila geotextile harus disambung, maka geotextile akan dipasang
secara overlap dengan geotextile berikutnya.
10) Sambung geotextile dengan cara dijahit dengan mesin jahit menggunakan
benang sejenis apabila diperlukan sambungan.
5. Pasangan Batu 1Pc : 4Ps
a. Peralatan yang digunakan:
1) Paku dan Benang Nylon/ Senar
2) Papan kayu
3) Concrete Mixer
Spesifikasi Teknis Paket Pembangunan Pengaman Pantai Wakatobi (Pesisir Waha) Kec. Wangi-Wangi Kab.
12
Wakatobi
4) Sendok semen
5) Ember
b. Metode Pelaksanaan:
1) Buat rencana kerja pemasangan pasangan batu 1 Pc : 4 Ps.
2) Cek kesiapan peralatan, tenaga kerja, material dan lokasi pekerjaan.
3) Lengkapi tenaga kerja dan lokasi pekerjaan dengan fasilitas K3.
4) Ajukan request pekerjaan ke direksi/ pengawas lapangan.
5) Bersihkan dan siram permukaan lokasi pekerjaan dengan air agar lembab
dan mudah dikerjakan.
6) Buat marking dengan benang nylon/ senar dan papan kayu untuk luasan
dan ketebalan lapisan pasangan batu sesuai gambar
7) Buat adukan mortar dengan komposisi perbandingan berat 1 Portland
Cement (semen) dan 4 Pasir dengan menggunakan concrete mixer.
8) Batu yang akan digunakan dibersihkan dan dibasahi.
9) Pasangan batu dikerjakan dari posisi yang paling rendah.
10) Batu ditata pada lokasi kerja dan diisi mortar pada poin 9 dengan
ketebalan isian 10 – 50 mm disela-selanya.
11) Pasangan batu dirapikan setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan.
6. Plesteran 1 Pc : 3 Ps
a. Peralatan yang digunakan:
1) Sendok Semen
2) Ember
3) Concrete Mixer
b. Metode Pelaksanaan:
1) Buat rencana kerja plesteran.
2) Cek kesiapan alat, tenaga kerja, material dan lokasi pekerjaan.
3) Lengkapi tenaga kerja dan lokasi pekerjaan dengan fasilitas K3.
4) Ajukan request pekerjaan ke direksi/ pengawas lapangan.
5) Bidang pasangan batu yang akan diplester dibersihkan dari kotoran yang
dapat mengurangi daya lekat plesteran.
6) Plesteran dimulai dari pasangan atas ke bawah dan padat merata,
dikerjakan lapis demi lapis hingga memenuhi ukuran sesuai gambar kerja.
7) Campuran plesteran dilakukan dengan menggunakan concrete mixer.
H. Pekerjaan Utama
Daftar item pekerjaan utama sebagai berikut:
No.
Nama item pekerjaan utama
item
1. Pembuatan Kubus Beton K-250 S=0,55 m
2. Pembuatan Kubus Beton K-250 S=0,63 m
3. Pembuatan Kubus Beton K-250 S=0,71 m
4. Pembuatan Kubus Beton K-250 S=0,75 m
5. Pembuatan Kubus Beton K-250 S=0,81 m
6. Pemasangan Kubus Beton
7. Pemasangan Geotextile
8. Lapis Inti Batu Kosong Diameter 20-30 cm
9. Pasangan Batu 1 Pc : 4 Ps
B. Daftar peralatan yang tidak dipersyaratkan namun wajib dimobilisasi pada saat
pelaksanaan:
No Jenis peralatan utama Spesifikasi Jumlah (unit)
Tenaga ≥ 130 HP
1. Excavator 2
Vol. Bucket ≥ 0,90 m3
Spesifikasi Teknis Paket Pembangunan Pengaman Pantai Wakatobi (Pesisir Waha) Kec. Wangi-Wangi Kab.
14
Wakatobi
K. Personil manajerial
Kebutuhan personil manajerial untuk pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut:
Pengalaman Kerja Sertifikat Kompetensi
No Jabatan
(tahun) Kerja
SKA Sumber Daya Air – Madya
(211) atau SKA Manajemen
1 Manajer Pelaksanaan/Proyek 4 (empat) Konstruksi-Madya (601) atau
SKA Manajemen Proyek-Madya
(602)
SKA Sumber Daya Air – Muda
2 Manajer Teknik 2 (dua)
(211)
3 Manajer Keuangan 2 (dua) -
3 tahun (untuk SKA Ahli SKA K3 Konstruksi-Muda (603)
4 Ahli K3 Konstruksi Muda) atau 0 tahun (untuk atau SKA K3 Konstruksi-Madya
SKA Madya) (603)
L. Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan
Tidak ada bagian pekerjaan yang disubkontrakkan.
M. Identifikasi bahaya dan penetapan risiko keselamatan konstruksi
1. Daftar jenis pekerjaan dan identifikasi bahaya
Tingkat
Jenis/Tipe Uraian Identifikasi Kemungkinan Keparahan
No. Risiko
Pekerjaan Bahaya (F) (A)
(F x A)
1. Pembuatan Kubus Tenaga kerja terkena
Beton K-250 tumpahan campuran 2 2 4
beton
Tenaga kerja tertusuk
benda tajam di kaki 3 2 6
atau tangan
Tenaga kerja tertimpa
1 3 3
besi beton
Tangan atau kaki Tenaga
2 2 4
kerja terjepit besi beton
2. Lapis Inti Batu Tenaga kerja tertusuk
Kosong Diameter benda tajam di kaki atau 3 2 6
20-30 cm tangan
Tenaga kerja terkena
1 5 5
boom excavator
Excavator terperosok/
1 4 4
tergelincir
Tenaga kerja tertimpa
2 3 6
batu
3. Pemasangan Tenaga kerja terperosok/
3 1 3
Geotextile tergelincir
4. Pemasangan Tenaga kerja terkena
1 5 5
Kubus Beton boom excavator
Excavator terperosok/
1 4 4
tergelincir
Tenaga kerja tertusuk
benda tajam di kaki atau 3 2 6
tangan
Spesifikasi Teknis Paket Pembangunan Pengaman Pantai Wakatobi (Pesisir Waha) Kec. Wangi-Wangi Kab.
15
Wakatobi
Tingkat
Jenis/Tipe Uraian Identifikasi Kemungkinan Keparahan
No. Risiko
Pekerjaan Bahaya (F) (A)
(F x A)
Tenaga kerja tertimpa
1 5 5
kubus beton
Kubus Beton terjatuh 1 5 5
5. Pasangan Batu 1 Tenaga kerja terperosok/ 3 1 3
Pc : 4 Ps tergelincir
Tenaga kerja tertimpa
2 3 6
batu
Tenaga kerja terkena
2 2 4
tumpahan mortar
6. Plesteran 1 Pc : 3 Tenaga kerja terperosok/
3 1 3
Ps tergelincir
Tenaga kerja terkena 2 2 4
tumpahan mortar
Berdasarkan tabel di atas, uraian pekerjaan dan identifikasi bahaya yang ditetapkan adalah:
No. Jenis/Tipe Pekerjaan Identifikasi Bahaya
1. Pembuatan Kubus Beton Tenaga kerja tertusuk benda tajam di kaki atau tangan
K-250
N. Gambar Teknik
Gambar-gambar untuk pelaksanaan pekerjaan tertuang dalam Gambar Detailed Engineering
Design (DED) sebagaimana terlampir dan menjadi bagian dari dokumen spesifikasi teknik ini.
Uraian spesifikasi teknis ini telah direviu untuk selanjutnya ditetapkan menjadi bagian dalam
Dokumen Persiapan Pengadaan.
Kendari, 13 Desember 2021
Menyetujui
Kepala SNVT PJSA Sulawesi IV PPK Sungai dan Pantai II
Provinsi Sulawesi Tenggara SNVT PJSA Sulawesi IV Prov. Sulawesi Tenggara
Kasim Sarewo, SE., ST., M.Si. Ronny Bernard A., S.T., M.Sc.
NIP. 19640102 200701 1 002 NIP. 19840828 201012 1 001