Anda di halaman 1dari 15

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN KONSTRUKSI

PAKET PEMBANGUNAN PENGAMAN PANTAI WAKATOBI (PESISIR


WAHA) KEC. WANGI-WANGI KAB. WAKATOBI
ID SIRUP 30585687
SATUAN KERJA SNVT PELAKSANAAN JARINGAN SUMBER AIR SULAWESI IV
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
PPK PPK SUNGAI DAN PANTAI II
TAHUN ANGGARAN 2022

A. Ruang lingkup pekerjaan konstruksi


A.1 Gambaran umum
Tujuan pengelolaan sumber daya air itu sendiri yaitu mewujudkan kemanfaatan sumber daya
air yang berkelanjutan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Rangkaian kegiatan
pengelolaan sumber daya air mencakup 3 aspek utama yaitu aspek konservasi sumber daya
air, aspek pendayagunaan sumber daya air, dan aspek pengendalian daya rusak air, yang
didukung dengan sistem informasi sumber daya air dan peningkatan peran masyarakat
dengan memperhatikan kondisi wilayah masing-masing.
Pengendalian daya rusak air ditujukan untuk mencegah, menanggulangi, dan memulihkan
kerusakan kualitas lingkungan yang disebabkan oleh daya rusak air yang dilakukan dengan
kegiatan pencegahan sebelum terjadi bencana, penanggulangan pada saat terjadi bencana
dan pemulihan akibat bencana.
Pola pengelolaan sumber daya air adalah kerangka dasar dalam merencanakan,
melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi kegiatan konservasi sumber daya air,
pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air. Pola pengelolaan sumber
daya air berbasis wilayah sungai. Wilayah Sungai Lasolo-Konaweha merupakan bagian
wilayah sungai yang ada pada Balai wilayah Sungai Sulawesi IV Kendari berdasarkan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 04/PRT/M/2015 Tentang
Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai.
Pengelolaan WS Pulau Buton yang merupakan WS lintas kabupaten dalam aspek
Pengendalian daya rusak air masih perlu terus ditingkatkan dengan mengatasi berbagai
permasalahan, salah satu permasalahan yang timbul akibat tidak terpeliharanya lingkungan
pantai yang sering terjadi akibat pengikisan pada bibir pantai (abrasi pantai) yang
Spesifikasi Teknis Paket Pembangunan Pengaman Pantai Wakatobi (Pesisir Waha) Kec. Wangi-Wangi Kab.
2
Wakatobi

mengakibatkan mundurnya garis pantai, hal ini disebabkan oleh hempasan gelombang laut
yang cukup deras maupun adanya aktivitas masyarakat.
Daerah pantai atau pesisir mempunyai sifat yang dinamis dan rentan terhadap perubahan
lingkungan baik karena proses alami maupun aktifitas manusia. Manusia melakukan berbagai
aktifitas untuk meningkatkan taraf hidupnya, sehingga melakukan perubahan-perubahan
terhadap ekosistem dan sumber daya alam yang berpengaruh terhadap lingkungan di daerah
pantai.
Berdasarkan amanat Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 9 Tahun 2010 tentang
Pedoman Pengamanan Pantai bahwa untuk melindungi dan mengamankan masyarakat yang
tinggal di sepanjang pantai, ekosistem pantai, fasilitas umum, fasilitas sosial dan kawasan
yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, atau nilai sejarah dari perusakan yang diakibatkan
kegiatan manusia atau akibat bencana alam, perlu dilakukan pengamanan pantai.
Abrasi pantai di Kabupaten Wakatobi telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Abrasi
yang terjadi mampu menenggelamkan daratan sehingga garis pantai akan semakin
menyempit dan apabila tidak diatasi lama kelamaan daerah-daerah yang permukaannya
rendah akan tenggelam.
Fasilitas umum, fasilitas sosial dan kawasan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi yang
merupakan fasilitas yang harus dijaga dan dilindungi seperti Pantai Waha dan Pantai
Matahora yang terletak di Desa Waha, Kecamatan Wangi-Wangi dan Desa Matahora,
Kecamatan Wangi-Wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara. Waha
dan Matahora adalah satu kawasan wisata yang ramai dikunjungi bukan hanya warga dari
Kota Kendari dan sekitarnya, tetapi dari Provinsi lain seperti Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat
maupun Provinsi yang ada di pulau Jawa, yang dapat dijangkau dari Kota Kendari dalam
waktu 60 menit dengan transportasi udara (pesawat).
Hasil indentifikasi penyebab permasalahan Pantai Matahora dan Pantai Waha yaitu
berdasarkan hasil survey lapangan (SID Pengaman Pantai Wakatobi) terhadap kondisi
eksisting pantai yang telah dilakukan, penyebab permasalahan pantai selain abrasi oleh
gelombang adalah perlindungan pada kaki bangunan (untuk tembok laut) kurang memadai
sehingga terjadi gerusan di kaki bangunan yang cukup besar dan menyebabkan bangunan
runtuh serta terguling. Oleh karenanya pada bagian kaki bangunan ini harus dibuatkan suatu
perlindungan erosi (toe protection) yang cukup baik.

Terkait dalam hal tersebut, untuk mencegah kerusakan dan kerugian yang lebih besar dan
penangannya, melalui kegiatan Pengaman Pantai SNVT PJSA Sulawesi IV pada tahun anggaran
2022 akan melaksanakan Kegiatan Pembangunan Pengaman Pantai Wakatobi (Pesisir Waha)
Kec. Wangi-Wangi Kab. Wakatobi.
Spesifikasi Teknis Paket Pembangunan Pengaman Pantai Wakatobi (Pesisir Waha) Kec. Wangi-Wangi Kab.
3
Wakatobi

A.2 Ruang lingkup pekerjaan dan biaya


Ruang lingkup pekerjaan pada paket ini yaitu Pembangunan Pengaman Pantai Waha dan
Pantai Matahora sepanjang 0,2 km, dengan nilai HPS sebesar Rp 19.200.000.000,-
(Sembilan Belas Miliar Dua Ratus Juta Rupiah).

A.3 Lokasi pekerjaan


Lokasi pekerjaan ini adalah di Kec. Wangi-Wangi dan Kec. Wangi-Wangi Selatan,
Kabupaten Wakatobi.
A.4 Kemampuan Badan Usaha Penyedia Jasa Konstruksi
Kualifikasi Usaha : Kualifikasi Usaha Menengah
Klasifikasi Badan Usaha : Bangunan Sipil
Subklasifikasi Layanan : Jasa Pelaksana Konstruksi Saluran Air, Pelabuhan, Dam,
dan Prasarana Sumber Daya Air Lainnya (SI001)

B. Standar rujukan
Daftar standar rujukan spesifikasi teknis pekerjaan sebagai berikut:
1. Standar Nasional Indonesia (SNI)
SNI 8321: 2016 Spesifikasi Agregat Beton (ASTM C33/C33M – 13 IDT)
SNI 2049: 2015 Semen Portland
SNI 7974: 2013 Spesifikasi air pencampur yang digunakan dalam produksi
beton semen hidraulis
SNI 2052: 2017 Baja Tulangan Beton
SNI 7718: 2019 Tekstil- Geotekstil nirtenun (nonwoven) serat stapel
polyester dan polipropilena untuk filtrasi dan separasi
SNI 7656: 2012 Tata Cara Pemilihan Campuran untuk Beton Normal, Beton
Berat dan Beton Massa

2. Standar internasional
ASTM C-33 Specification for concrete aggregates
ASTM D-1883 Standard Test Method for California Bearing Ratio (CBR) of
Laboratory

C. Persyaratan Bahan
Spesifikasi bahan yang disyaratkan untuk pekerjaan dalam spesifikasi teknis ini diuraikan
sebagai berikut:
Sumber
Jenis Produk Acuan
No. Nama Bahan Spesifikasi Bahan produk
(Olahan/Alam) spesifikasi
(Lokal/Impor)
Pembuatan Kubus Beton K-250
1. Suplit/kerikil • Gradasi memenuhi Alam Lokal dalam • ASTM C-33
ketentuan spesifikasi negeri • SNI 8321:
acuan ASTM C-33. 2016
• Nilai keausan/abrasi • SNI 7565:
maksimum 50% 2012
• Kadar lempung/organik
maksimum 1%
Spesifikasi Teknis Paket Pembangunan Pengaman Pantai Wakatobi (Pesisir Waha) Kec. Wangi-Wangi Kab.
4
Wakatobi

Sumber
Jenis Produk Acuan
No. Nama Bahan Spesifikasi Bahan produk
(Olahan/Alam) spesifikasi
(Lokal/Impor)
• Tidak boleh
mengandung zat yang
dapat merusak beton,
seperti zat yang relatif
alkali.
2. Pasir • Gradasi memenuhi Alam Lokal dalam • ASTM C-33
ketentuan spesifikasi negeri • SNI 8321:
acuan ASTM C-33. 2016
• Kadar lempung/organik • SNI 7565:
maksimum 5%. 2012
• Tidak mengandung zat
garam (NaCl) dan zat
organik.
3. Semen • Portland Pozzolan Olahan Lokal dalam SNI
Cement (PPC). negeri 2049:2015
• Tidak boleh mengeras
saat masih dalam
kemasan.
4. Besi Tulangan • Diameter dan jenis besi Olahan Lokal dalam SNI
tulangan sesuai dengan negeri 2052:2017
gambar.
• Tidak berkarat.
5. Air • Bersih dan jernih. Alam Lokal dalam SNI 7974:
• Tidak mengandung negeri 2013
garam dan asam serta
zat organik korosif.
6. Bekisting • Material: Olahan Lokal dalam -
- Papan multiflex 12 mm negeri
- Kaso 5/7 cm
- Paku 5 dan 7 cm
• Bekisting tidak
mengurangi dimensi
kubus beton.
• Bekisting dapat
digunakan 3 kali.
Geotextile Non Woven
1. Geotextile • Dimensi 250 gr/m2. Olahan Lokal dalam SNI 7718:
Non Woven • Geotekstil nir tenun. negeri 2019
Lapis Inti Batu Kosong Diameter 20-30 cm
1. Batu Gunung • Batu gunung dengan Alam Lokal dalam -
diameter 20-30 cm negeri
sesuai gambar.
• Tahan terhadap abrasi
dan pelapukan baik oleh
pengaruh udara
maupun kondisi alam.
Pasangan Batu 1Pc : 4Ps
1. Portland • Portland Pozzolan Olahan Lokal dalam SNI 2049:
Cement Cement (PPC). negeri 2015
• Tidak boleh mengeras
saat masih dalam
kemasan.
2. Batu Gunung • Diameter 15-30 cm. Alam Lokal dalam -
• Tidak rapuh, keropos negeri
dan berpori.
Spesifikasi Teknis Paket Pembangunan Pengaman Pantai Wakatobi (Pesisir Waha) Kec. Wangi-Wangi Kab.
5
Wakatobi

Sumber
Jenis Produk Acuan
No. Nama Bahan Spesifikasi Bahan produk
(Olahan/Alam) spesifikasi
(Lokal/Impor)
3. Pasir • Gradasi memenuhi Alam Lokal dalam • ASTM C-33
ketentuan spesifikasi negeri • SNI 8321:
acuan ASTM C-33. 2016
• Kadar lempung/organik • SNI 7565:
maksimum 5%. 2012
• Tidak mengandung zat
garam (NaCl) dan zat
organik.
Plesteran 1 Pc : 3 Ps
1. Portland • Portland Pozzolan Olahan Lokal dalam SNI 2049:
Cement Cement (PPC). negeri 2015
• Tidak boleh mengeras
saat masih dalam
kemasan.
2. Pasir • Gradasi memenuhi Alam Lokal dalam • ASTM C-33
ketentuan spesifikasi negeri • SNI 8321:
acuan ASTM C-33. 2016
• Kadar lempung/organik SNI 7565:
maksimum 5%. 2012
• Tidak mengandung zat
garam (NaCl) dan zat
organik.

D. Persyaratan pengujian bahan dan hasil produk serta kriteria kinerja produk
Persyaratan pengujian bahan dan hasil produk serta kriteria kinerja produk diuraikan sebagai berikut:
No. Jenis pekerjaan Persyaratan pengujian mutu
1. Pekerjaan Pembuatan a. Pengujian mutu bahan suplit/kerikil
Kubus Beton K-250 a.1. tata cara pengambilan sampel uji
• Suplit/ kerikil harus diuji sebelum Job Mix Design
(JMD) dan saat pekerjaan berlangsung.
• Frekuensi pengujian akan ditetapkan oleh Direksi.

a.2. jenis dan metode pengujian yang diperlukan


• Uji Gradasi dengan Metode Ayakan
• Uji Abrasi/ Keausan dengan Mesin Los Angeles
• Uji Kadar Organik

a.3. kriteria kinerja bahan yang diterima


• Gradasi memenuhi ketentuan spesifikasi acuan ASTM C-33
• Nilai keausan/abrasi maksimum 50%
• Kadar lempung/organik maksimum 1%
• Tidak boleh mengandung zat yang dapat merusak
beton, seperti zat yang relatif alkali
b. Pengujian mutu bahan pasir
a.1. tata cara pengambilan sampel uji
• Pasir harus diuji sebelum Job Mix Design (JMD) dan
saat pekerjaan berlangsung.
• Frekuensi pengujian akan ditetapkan oleh Direksi.
a.2. jenis dan metode pengujian yang diperlukan
• Uji Gradasi dengan Metode Ayakan
• Uji Kadar Lumpur
• Uji Kadar Organik
Spesifikasi Teknis Paket Pembangunan Pengaman Pantai Wakatobi (Pesisir Waha) Kec. Wangi-Wangi Kab.
6
Wakatobi

No. Jenis pekerjaan Persyaratan pengujian mutu


a.3. kriteria kinerja bahan yang diterima
• Gradasi memenuhi ketentuan spesifikasi acuan ASTM C-33
• Kadar lempung/organik maksimum 1%
• Tidak mengandung zat garam (NaCl) dan zat organik

c. Pengujian mutu hasil produk


b.1. tata cara pengambilan sampel uji
• Sampel Beton Segar
Beton segar diambil dari concrete mixer langsung
dituangkan ke alat uji.
• Sampel Beton Jadi
Beton yang diuji adalah beton silinder yang telah
dicetak menggunakan mould diameter 15 cm dan
tinggi 30 cm.
• Frekuensi pengujian akan ditetapkan oleh Direksi.

b.2. jenis dan metode pengujian yang diperlukan


• Uji Slump
• Uji Kuat Tekan

b.3. kriteria kinerja hasil pekerjaan yang diterima


• Nilai slump 10 cm + 2 cm.
• Nilai kuat tekan f’c = 20,75 MPa (K-250)

E. Tata cara pengukuran dan pembayaran


Uraian tata cara pengukuran dan pembayaran hasil pekerjaan adalah sebagai berikut:
No. Jenis pekerjaan Tata cara pengukuran dan pembayaran
1. Pengukuran Kembali a. Tata cara pengukuran
Pekerjaan dihitung dengan satuan meter (m) sesuai dengan
gambar dan hasil pengukuran di lokasi pekerjaan.

b. Tata cara pembayaran


• Harga satuan termasuk upah tenaga, bahan material yang
dipakai, peralatan yang digunakan, overhead, biaya
umum dan keuntungan.
• Pembayaran dilakukan berdasarkan Panjang lokasi yang
diukur dalam satuan meter (m) yang terpasang sesuai
dengan gambar pelaksanaan dan disetujui PPK.
• Jika terdapat kesalahan pelaksanaan pekerjaan, Penyedia
Jasa harus memperbaiki sesuai gambar dan arahan PPK.
Biaya akibat kesalahan ini ditanggung oleh Penyedia Jasa.
2. Mobilisasi dan Demobilisasi a. Tata cara pengukuran
Pekerjaan dihitung sesuai dengan jumlah alat yang
dimobilisasi serta demobilisasi.

b. Tata cara pembayaran


• Harga satuan hanya mobilisasi dan demobilisasi alat,
tanpa overhead, biaya umum dan keuntungan.
• Pembayaran dilakukan berdasarkan jumlah alat yang
dimobilisasi serta demobilisasi.
• Jika terdapat kesalahan pelaksanaan pekerjaan, Penyedia
Jasa harus memperbaiki sesuai arahan PPK. Biaya akibat
kesalahan ini ditanggung oleh Penyedia Jasa.
• Penyedia Jasa bertanggung jawab untuk memperbaiki
kerusakan akibat mobilisasi dan demobilisasi.
Spesifikasi Teknis Paket Pembangunan Pengaman Pantai Wakatobi (Pesisir Waha) Kec. Wangi-Wangi Kab.
7
Wakatobi

No. Jenis pekerjaan Tata cara pengukuran dan pembayaran


3. Pembuatan Kubus Beton K- a. Tata cara pengukuran
250 semua ukuran Volume kubus beton diukur dengan satuan buah (bh) yang
sudah tercetak, tepat mutu, sesuai dengan dimensi yang
ditentukan pada gambar kerja, dan sesuai hasil perhitungan
di lokasi pekerjaan.

b. Tata cara pembayaran


• Harga satuan termasuk upah tenaga, bahan material yang
dipakai, peralatan yang digunakan, overhead, biaya
umum dan keuntungan.
• Pembayaran dilakukan berdasarkan volume kubus beton
yang telah dicetak dalam satuan buah (bh) sesuai dengan
gambar pelaksanaan dan disetujui PPK.
• Jika terdapat kesalahan pelaksanaan pekerjaan, Penyedia
Jasa harus memperbaiki sesuai gambar dan arahan PPK.
Biaya akibat kesalahan ini ditanggung oleh Penyedia Jasa.
4. Pemasangan Kubus Beton a. Tata cara pengukuran
Kubus beton yang terpasang dihitung berdasarkan satuan
buah (bh), tepat mutu, dan sesuai dengan gambar kerja
bukan berdasarkan total kubus beton yang sudah terpasang
serta sesuai dengan hasil perhitungan di lokasi pekerjaan.

b. Tata cara pembayaran


• Harga satuan sudah meliputi upah, tenaga, bahan
material yang dipakai, peralatan yang digunakan, biaya
umum dan keuntungan.
• Pembayaran dilakukan berdasarkan volume kubus beton
yang telah dipasang dalam satuan buah (bh) sesuai
dengan gambar pelaksanaan dan disetujui PPK.
• Jika terdapat kesalahan pelaksanaan pekerjaan, Penyedia
Jasa harus memperbaiki sesuai gambar dan arahan PPK.
Biaya akibat kesalahan ini ditanggung oleh Penyedia Jasa.
5. Pemasangan Geotextile a. Tata cara pengukuran
• Volume pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan
gambar kerja dan hasil pengukuran di lokasi pekerjaan
dengan satuan meter persegi (m2).
• Panjang geotextile yang overlap karena sambungan tidak
dihitung/ diukur.

b. Tata cara pembayaran


• Harga satuan sudah termasuk upah tenaga, bahan
material yang dipakai, peralatan yang digunakan,
overhead, biaya umum dan keuntungan.
• Jumlah dari geotextile yang dibayar merupakan luas
geotextile yang dihampar sesuai dengan gambar dalam
satuan meter persegi (m2).
• Panjang geotextile yang overlap karena sambungan tidak
dibayar.
• Jika terdapat kesalahan pelaksanaan pekerjaan, Penyedia
Jasa harus memperbaiki sesuai gambar dan arahan PPK.
Biaya akibat kesalahan ini ditanggung oleh Penyedia Jasa.

6. Lapis Inti Batu Kosong a. Tata cara pengukuran


Diameter 20-30 cm Volume pekerjaan dihitung dengan satuan meter kubik (m3),
sesuai dengan persyaratan, gambar kerja, dan hasil
pengukuran di lokasi pekerjaan.
Spesifikasi Teknis Paket Pembangunan Pengaman Pantai Wakatobi (Pesisir Waha) Kec. Wangi-Wangi Kab.
8
Wakatobi

No. Jenis pekerjaan Tata cara pengukuran dan pembayaran


b. Tata cara pembayaran
• Harga satuan sudah termasuk upah tenaga, bahan
material yang dipakai, peralatan yang digunakan,
overhead, biaya umum dan keuntungan.
• Pembayaran dilakukan berdasarkan volume batu kosong
yang telah dipasang dalam satuan meter kubik (m3)
sesuai dengan gambar pelaksanaan dan disetujui PPK.
• Jika terdapat kesalahan pelaksanaan pekerjaan, Penyedia
Jasa harus memperbaiki sesuai gambar dan arahan PPK.
Biaya akibat kesalahan ini ditanggung oleh Penyedia Jasa.
7. Pasangan Batu 1Pc : 4 Ps a. Tata cara pengukuran
Volume pekerjaan dihitung dengan satuan meter kubik (m3),
sesuai dengan persyaratan, gambar kerja, dan hasil
pengukuran di lokasi pekerjaan.

b. Tata cara pembayaran


• Harga satuan sudah termasuk upah tenaga, bahan
material yang dipakai, peralatan yang digunakan,
overhead, biaya umum dan keuntungan.
• Pekerjaan dibayarkan sesuai dengan volume terpasang
dalam satuan meter kubik (m3) berdasarkan gambar yang
telah disetujui PPK.
• Jika terdapat kesalahan pelaksanaan pekerjaan, Penyedia
Jasa harus memperbaiki sesuai gambar dan arahan PPK.
Biaya akibat kesalahan ini ditanggung oleh Penyedia Jasa.
8. Plesteran 1Pc : 3 Ps a. Tata cara pengukuran
Volume pekerjaan dihitung dengan satuan meter persegi
(m2), sesuai dengan persyaratan, gambar kerja, dan hasil
pengukuran di lokasi pekerjaan.

b. Tata cara pembayaran


• Harga satuan sudah termasuk upah tenaga, bahan
material yang dipakai, peralatan yang digunakan,
overhead, biaya umum dan keuntungan.
• Pekerjaan dibayarkan sesuai dengan volume terpasang
dalam satuan meter persegi (m2) berdasarkan gambar
yang telah disetujui PPK.
• Jika terdapat kesalahan pelaksanaan pekerjaan, Penyedia
Jasa harus memperbaiki sesuai gambar dan arahan PPK.
Biaya akibat kesalahan ini ditanggung oleh Penyedia Jasa.

F. Metode pelaksanaan pekerjaan


I. PERSIAPAN
1. Pengukuran Kembali
a. Peralatan yang digunakan:
1) Total station/ waterpass
2) Rambu ukur/ prisma
3) Lembar format hasil ukur
4) Palu
b. Metode Pelaksanaan:
1) Buat rencana kerja pengukuran kembali.
2) Cek kesiapan alat ukur dan tenaga kerja.
3) Lengkapi tenaga kerja dan lokasi pekerjaan dengan fasilitas K3.
Spesifikasi Teknis Paket Pembangunan Pengaman Pantai Wakatobi (Pesisir Waha) Kec. Wangi-Wangi Kab.
9
Wakatobi

4) Ajukan request pekerjaan ke direksi/ pengawas lapangan.


5) Menentukan obyek yang akan dilakukan pengukuran.
6) Mengatur posisi alat ukur pada Tripod agar stabil / tidak goyah dan presisi
mendatar.
7) Mengarahkan bidikan alat ukur pada Bak Ukur/Prisma yang ditempatkan
pada titik obyek.
8) Melakukan pembacaan alat ukur dan mencatat pada lembar format hasil
ukur.
9) Menandai obyek dengan paku dan patok kayu.

2. Mobilisasi dan Demobilisasi


a. Peralatan yang digunakan:
1) Trailer Truck
2) Tongkang
b. Metode Pelaksanaan:
1) Buat rencana kerja mobilisasi/demobilisasi.
2) Buat layout plan lokasi pekerjaan.
3) Cek akses jalan ke/dari lokasi pekerjaan. Lakukan perbaikan jalan akses bila
diperlukan.
4) Cek kelayakan alat berat yang akan dimobilisasi.
5) Cek kesiapan alat angkut dan tenaga kerja.
6) Urus perijinan dengan pihak terkait untuk pengendalian lalu lintas,
keamanan lokasi dan peralatan.
7) Lengkapi tenaga kerja dan lokasi pekerjaan dengan fasilitas K3.
8) Ajukan surat mobilisasi/demobilisasi ke PPK. Tahapan dilanjutkan apabila
mendapat persetujuan dari PPK.
9) Lakukan pengangkutan sesuai dengan jenis alat berat.
10) Alat berat ditempatkan di lokasi pekerjaan sesuai layout plan. Pastikan
bahwa lokasi aman dan memudahkan pekerjaan.

II. PENYELENGGARAAN KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


Penyelenggaraan K3 dilaksanakan berdasarkan Rencana Anggaran Biaya (RAB), Syarat-
Syarat Khusus Kontrak (SSKK) dan Rencana Keselamatan Kerja (RKK).

III. PEKERJAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI


1. Pembuatan Kubus Beton Semua Ukuran
a. Peralatan yang digunakan:
1) Concrete Mixer Truck;
2) Concrete Vibrator;
3) Alat uji Slump
4) Cetakan benda uji
b. Metode Pelaksanaan:
1) Buat rencana kerja pembuatan kubus beton.
2) Buat job mix design untuk beton K-250.
3) Cek kesiapan alat, pekerja, material dan lokasi pekerjaan.
Spesifikasi Teknis Paket Pembangunan Pengaman Pantai Wakatobi (Pesisir Waha) Kec. Wangi-Wangi Kab.
10
Wakatobi

4) Lengkapi tenaga kerja dan lokasi pekerjaan dengan fasilitas K3.


5) Ajukan request pekerjaan ke direksi/ pengawas lapangan.
6) Buat cetakan/ bekisting kubus beton dari multiflex 12 mm, dibentuk dan
diukur sesuai dengan dimensi masing-masing pada gambar serta
diperkirakan tidak ada perubahan bentuk ketika proses pengecoran
berlangsung.
7) Cek setiap sambungan antar lempeng multiflex agar tidak terdapat celah/
bocor.
8) Cetakan/ bekisting kubus beton yang sudah jadi diletakan pada tempat
yang rata, bebas genangan air, bersih dan dialasi sehingga terbebas dari
kotoran
9) Cetakan/ bekisting kubus beton tersebut dibersihkan dan dilapisi minyak
bekisting hingga rata.
10) Besi tulangan dibersihkan dari kotoran dan karat lalu dipotong, dibentuk
serta dirangkai sesuai dengan gambar.
11) Semen dan pasir dicampur ke dalam Concrete Mixer Truck hingga rata,
kemudian ditambahkan kerikil dalam keadaan Concrete Mixer Truck
berputar. Setelah tercampur semua lalu ditambah air dan bahan aditif.
Banyaknya air, semen, pasir, kerikil dan bahan aditif ditentukan
berdasarkan hasil Job Mix Design (JMD) dengan perbandingan berat atau
volume yang dikonversi dari perbandingan berat.
12) Setelah pengadukan pertama selesai, lakukan uji slump. Nilai pemeriksaan
uji slump harus sesuai dengan spesifikasi teknis. Apabila nilainya di bawah
yang disyaratkan, berarti adukan terlampau kering maka air ditambah
hingga mencapai nilai slump sesuai dengan spesifikasi teknis. Jika nilai
slump di atas yang disyaratkan maka dilakukan penambahan semen, pasir
dan kerikil dengan perbandingan berat atau volume yang dikonversi dari
perbandingan berat berdasarkan JMD hingga mencapai nilai slump sesuai
dengan spesifikasi teknis.
13) Buat benda uji silinder untuk uji kuat tekan beton. Pengambilan campuran
beton diambil dari adukan secara acak dari beberapa pengadukan.
14) Adukan beton segar dimasukkan ke dalam cetakan/ bekisting sampai
penuh, dipadatkan dengan Concrete Vibrator. Permukaan atas kubus beton
diratakan sampai rapi.
15) Kubus beton yang sudah dicetak didiamkan sampai keras dan sudah dapat
dilepas.
16) Cetakan/ bekisting kubus beton yang sudah dilepas dibersihkan dan
disiapkan untuk pencetakan selanjutnya.
17) Cetakan/ bekisting tersebut akan digunakan untuk 3 kali penggunaan dan
setelahnya akan diganti baru agar bentuk kubus beton tetap terjaga.
18) Kubus beton diberi perawatan/curing dengan penyiraman air bersih
minimal tiga kali setiap hari.
2. Pemasangan Kubus Beton
a. Peralatan yang digunakan:
Excavator
b. Metode Pelaksanaan:
1) Buat rencana kerja pemasangan kubus beton.
2) Cek kualitas kubus beton.
3) Cek kesiapan alat, pekerja dan lokasi pekerjaan.
4) Lengkapi tenaga kerja dan lokasi pekerjaan dengan fasilitas K3.
5) Ajukan request pekerjaan ke direksi/ pengawas lapangan.
Spesifikasi Teknis Paket Pembangunan Pengaman Pantai Wakatobi (Pesisir Waha) Kec. Wangi-Wangi Kab.
11
Wakatobi

6) Kubus beton yang sudah memenuhi nilai kuat tekan beton sesuai dengan
tabel konversi umur beton, dimobilisasi/ dilangsir dari lokasi pencetakan ke
lokasi pekerjaan.
7) Kubus beton disusun satu demi satu sesuai dengan gambar dengan
menggunakan Excavator dan dibantu tenaga kerja untuk mengarahkan.
3. Lapis Inti Batu Kosong Diameter 20-30 cm
a. Peralatan yang digunakan:
1) Excavator
2) Dumptruck
b. Metode Pelaksanaan:
1) Buat rencana kerja pasangan batu kosong.
2) Cek kesiapan peralatan, tenaga kerja, lokasi pekerjaan dan layout plan.
3) Cek akses jalan ke/dari lokasi pekerjaan. Lakukan perbaikan jalan akses
bila diperlukan.
4) Cek kesesuaian material (dibuktikan dengan hasil laboratorium).
5) Lengkapi tenaga kerja dan lokasi pekerjaan dengan fasilitas K3.
6) Ajukan request pekerjaan ke direksi/ pengawas lapangan.
7) Pengadaan material di lokasi quarry yang sudah dinyatakan sesuai
spesifikasi teknis oleh Direksi/ Pengawas Lapangan dan PPK.
8) Batu yang tidak sesuai spesifikasi teknis tidak dibawa ke lokasi pekerjaan.
9) Batu yang datang dicek oleh direksi/ pengawas lapangan dan apabila tidak
sesuai akan di keluarkan dari lokasi pekerjaan.
10) Batu dipasang/ ditata menggunakan excavator untuk lapis inti breakwater
dan sesuai gambar.

4. Pemasangan Geotextile
a. Peralatan yang digunakan:
1) Gunting
2) Mesin jahit mini
b. Metode Pelaksanaan:
1) Buat rencana kerja pemasangan geotextile non woven.
2) Ukur daerah/ lokasi yang akan dihampar geotextile.
3) Cek kesiapan alat, pekerja dan material.
4) Lengkapi tenaga kerja dan lokasi pekerjaan dengan fasilitas K3.
5) Ajukan request pekerjaan ke direksi/ pengawas lapangan.
6) Geotextile digunakan untuk membungkus lapis inti batu agar terpisah dari
kubus beton.
7) Potong geotextile sesuai dengan ukuran daerah yang akan dihampar.
8) Pasang/ hampar geotextile pada lokasi sesuai dengan gambar.
9) Apabila geotextile harus disambung, maka geotextile akan dipasang
secara overlap dengan geotextile berikutnya.
10) Sambung geotextile dengan cara dijahit dengan mesin jahit menggunakan
benang sejenis apabila diperlukan sambungan.
5. Pasangan Batu 1Pc : 4Ps
a. Peralatan yang digunakan:
1) Paku dan Benang Nylon/ Senar
2) Papan kayu
3) Concrete Mixer
Spesifikasi Teknis Paket Pembangunan Pengaman Pantai Wakatobi (Pesisir Waha) Kec. Wangi-Wangi Kab.
12
Wakatobi

4) Sendok semen
5) Ember
b. Metode Pelaksanaan:
1) Buat rencana kerja pemasangan pasangan batu 1 Pc : 4 Ps.
2) Cek kesiapan peralatan, tenaga kerja, material dan lokasi pekerjaan.
3) Lengkapi tenaga kerja dan lokasi pekerjaan dengan fasilitas K3.
4) Ajukan request pekerjaan ke direksi/ pengawas lapangan.
5) Bersihkan dan siram permukaan lokasi pekerjaan dengan air agar lembab
dan mudah dikerjakan.
6) Buat marking dengan benang nylon/ senar dan papan kayu untuk luasan
dan ketebalan lapisan pasangan batu sesuai gambar
7) Buat adukan mortar dengan komposisi perbandingan berat 1 Portland
Cement (semen) dan 4 Pasir dengan menggunakan concrete mixer.
8) Batu yang akan digunakan dibersihkan dan dibasahi.
9) Pasangan batu dikerjakan dari posisi yang paling rendah.
10) Batu ditata pada lokasi kerja dan diisi mortar pada poin 9 dengan
ketebalan isian 10 – 50 mm disela-selanya.
11) Pasangan batu dirapikan setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan.
6. Plesteran 1 Pc : 3 Ps
a. Peralatan yang digunakan:
1) Sendok Semen
2) Ember
3) Concrete Mixer
b. Metode Pelaksanaan:
1) Buat rencana kerja plesteran.
2) Cek kesiapan alat, tenaga kerja, material dan lokasi pekerjaan.
3) Lengkapi tenaga kerja dan lokasi pekerjaan dengan fasilitas K3.
4) Ajukan request pekerjaan ke direksi/ pengawas lapangan.
5) Bidang pasangan batu yang akan diplester dibersihkan dari kotoran yang
dapat mengurangi daya lekat plesteran.
6) Plesteran dimulai dari pasangan atas ke bawah dan padat merata,
dikerjakan lapis demi lapis hingga memenuhi ukuran sesuai gambar kerja.
7) Campuran plesteran dilakukan dengan menggunakan concrete mixer.

G. Jangka waktu pelaksanaan


Berdasarkan urutan/tahapan dalam metode pelaksanaan yang diuraikan sebelumnya, jangka
waktu pelaksanaan selama 300 (tiga ratus) hari kalender terhitung sejak tanggal mulai kerja.
Spesifikasi Teknis Paket Pembangunan Pengaman Pantai Wakatobi (Pesisir Waha) Kec. Wangi-Wangi Kab.
13
Wakatobi

H. Pekerjaan Utama
Daftar item pekerjaan utama sebagai berikut:
No.
Nama item pekerjaan utama
item
1. Pembuatan Kubus Beton K-250 S=0,55 m
2. Pembuatan Kubus Beton K-250 S=0,63 m
3. Pembuatan Kubus Beton K-250 S=0,71 m
4. Pembuatan Kubus Beton K-250 S=0,75 m
5. Pembuatan Kubus Beton K-250 S=0,81 m
6. Pemasangan Kubus Beton
7. Pemasangan Geotextile
8. Lapis Inti Batu Kosong Diameter 20-30 cm
9. Pasangan Batu 1 Pc : 4 Ps

I. Mata Pembayaran Utama


Daftar mata pembayaran utama sebagai berikut:
No.
Nama item pekerjaan
item
1. Pembuatan Kubus Beton K-250 S=0,55 m
2. Pembuatan Kubus Beton K-250 S=0,71 m
3. Pembuatan Kubus Beton K-250 S=0,75 m
4. Pembuatan Kubus Beton K-250 S=0,81 m
5. Pasangan Batu 1 Pc : 4 Ps

J. Jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal


A. Daftar peralatan utama yang dipersyaratkan:
No Jenis peralatan utama Kapasitas Jumlah (unit)
Tenaga ≥ 130 HP
1. Excavator 3
Vol. Bucket ≥ 0,90 m3
2. Concrete Mixer Truck Kapasitas ≥ 3,0 m3 3
Tenaga ≥ 5,5 HP
3. Concrete Vibrator 3
Panjang Batang Vibrator ≥ 35 cm
4. Dump Truck Kap. Angkut ≥ 4 m3 3
5. Concrete Mixer Kapasitas ≥ 0,30 m3 3
Kapasitas ≥ 3.000 metrik ton (M/T)
6. Tongkang 2
Draft maksimal 3,5 m

B. Daftar peralatan yang tidak dipersyaratkan namun wajib dimobilisasi pada saat
pelaksanaan:
No Jenis peralatan utama Spesifikasi Jumlah (unit)
Tenaga ≥ 130 HP
1. Excavator 2
Vol. Bucket ≥ 0,90 m3
Spesifikasi Teknis Paket Pembangunan Pengaman Pantai Wakatobi (Pesisir Waha) Kec. Wangi-Wangi Kab.
14
Wakatobi

K. Personil manajerial
Kebutuhan personil manajerial untuk pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut:
Pengalaman Kerja Sertifikat Kompetensi
No Jabatan
(tahun) Kerja
SKA Sumber Daya Air – Madya
(211) atau SKA Manajemen
1 Manajer Pelaksanaan/Proyek 4 (empat) Konstruksi-Madya (601) atau
SKA Manajemen Proyek-Madya
(602)
SKA Sumber Daya Air – Muda
2 Manajer Teknik 2 (dua)
(211)
3 Manajer Keuangan 2 (dua) -
3 tahun (untuk SKA Ahli SKA K3 Konstruksi-Muda (603)
4 Ahli K3 Konstruksi Muda) atau 0 tahun (untuk atau SKA K3 Konstruksi-Madya
SKA Madya) (603)
L. Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan
Tidak ada bagian pekerjaan yang disubkontrakkan.
M. Identifikasi bahaya dan penetapan risiko keselamatan konstruksi
1. Daftar jenis pekerjaan dan identifikasi bahaya
Tingkat
Jenis/Tipe Uraian Identifikasi Kemungkinan Keparahan
No. Risiko
Pekerjaan Bahaya (F) (A)
(F x A)
1. Pembuatan Kubus Tenaga kerja terkena
Beton K-250 tumpahan campuran 2 2 4
beton
Tenaga kerja tertusuk
benda tajam di kaki 3 2 6
atau tangan
Tenaga kerja tertimpa
1 3 3
besi beton
Tangan atau kaki Tenaga
2 2 4
kerja terjepit besi beton
2. Lapis Inti Batu Tenaga kerja tertusuk
Kosong Diameter benda tajam di kaki atau 3 2 6
20-30 cm tangan
Tenaga kerja terkena
1 5 5
boom excavator
Excavator terperosok/
1 4 4
tergelincir
Tenaga kerja tertimpa
2 3 6
batu
3. Pemasangan Tenaga kerja terperosok/
3 1 3
Geotextile tergelincir
4. Pemasangan Tenaga kerja terkena
1 5 5
Kubus Beton boom excavator
Excavator terperosok/
1 4 4
tergelincir
Tenaga kerja tertusuk
benda tajam di kaki atau 3 2 6
tangan
Spesifikasi Teknis Paket Pembangunan Pengaman Pantai Wakatobi (Pesisir Waha) Kec. Wangi-Wangi Kab.
15
Wakatobi

Tingkat
Jenis/Tipe Uraian Identifikasi Kemungkinan Keparahan
No. Risiko
Pekerjaan Bahaya (F) (A)
(F x A)
Tenaga kerja tertimpa
1 5 5
kubus beton
Kubus Beton terjatuh 1 5 5
5. Pasangan Batu 1 Tenaga kerja terperosok/ 3 1 3
Pc : 4 Ps tergelincir
Tenaga kerja tertimpa
2 3 6
batu
Tenaga kerja terkena
2 2 4
tumpahan mortar
6. Plesteran 1 Pc : 3 Tenaga kerja terperosok/
3 1 3
Ps tergelincir
Tenaga kerja terkena 2 2 4
tumpahan mortar

Berdasarkan tabel di atas, uraian pekerjaan dan identifikasi bahaya yang ditetapkan adalah:
No. Jenis/Tipe Pekerjaan Identifikasi Bahaya
1. Pembuatan Kubus Beton Tenaga kerja tertusuk benda tajam di kaki atau tangan
K-250

2. Penetapan risiko keselamatan konstruksi


Untuk paket pekerjaan ini, risiko keselamatan konstruksi yang ditetapkan dengan tingkat
risiko Sedang.

N. Gambar Teknik
Gambar-gambar untuk pelaksanaan pekerjaan tertuang dalam Gambar Detailed Engineering
Design (DED) sebagaimana terlampir dan menjadi bagian dari dokumen spesifikasi teknik ini.

Uraian spesifikasi teknis ini telah direviu untuk selanjutnya ditetapkan menjadi bagian dalam
Dokumen Persiapan Pengadaan.
Kendari, 13 Desember 2021
Menyetujui
Kepala SNVT PJSA Sulawesi IV PPK Sungai dan Pantai II
Provinsi Sulawesi Tenggara SNVT PJSA Sulawesi IV Prov. Sulawesi Tenggara

Kasim Sarewo, SE., ST., M.Si. Ronny Bernard A., S.T., M.Sc.
NIP. 19640102 200701 1 002 NIP. 19840828 201012 1 001

Anda mungkin juga menyukai