Anda di halaman 1dari 26

KARYA TULIS ILMIAH

PEMERIKSAAN DAN PEMETAAN QUARRY 8 SUNGAI


DI KABUPATEN BANGGAI

NAMA : Ir. ASMAWATI M.Si


NIP : 19640705 198909 2 001
JABATAN : TEKNIK JALAN JEMBATAN AHLI MADYA

BALAI PELAKSANAAN JALAN NASIONAL SULAWESI TENGAH


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
anugerah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan
judul Pemeriksaan Dan Pemetaan Quarry 8 Sungai Di Kabupaten Banggai.
Karya Tulis Ilmiah ini berisikan latar belakang, tujuan, kondisi saat ini, kondisi yang
diharapkan, kajian, solusi, kesimpulan dan saran dari judul yang diangkat penulis. Selama
penulisan dan penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak menerima bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada:
1. Muhammad Syukur, ST. MM. selaku Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional
Sulawesi Tengah yang selalu memberikan motivasi, saran, dan bimbingan kepada
penulis dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah dan menyelesaikanya dengan baik.
2. Tim Lapangan yang telah melakukan survei bersama untuk mendapatkan hasil yang
maksimal.
3. Rekan-rekan kerja Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan yang selalu memberikan
semangat dan dukungan.
Selanjutnya untuk segala pihak yang turut berperan yang tidak dapat disebutkan satu per
satu. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Palu, Juni 2021

Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Kabupaten Banggai merupakan salah satu daerah di Provinsi Sulawesi Tengah yang
memiliki banyak sumber material yang dapat dipergunakan sebagai bahan konstruksi jalan
raya. Letak geografis di daerah tersebut terkenal kaya dengan sumber daya alam berupa
pegunungan, sungai tanah, daratan dan sebagainya yang sangat potensial dalam memproduksi
bahan material konstruksi perkerasan jalan yang sebagian besar berupa tanah dan batuan.
Dalam pelaksanaan pembangunan jalan dan jembatan kita sering kali mengalami
hambatan yang disebabkan oleh kurangnya informasi kelengkapan data sumber-sumber bahan
agregat untuk konstruksi jalan dan bangunan pelengkapnya. Mengingat pentingnya informasi
sumber bahan agregat merupakan salah satu aspek penting dalam menunjang keberhasilan
sistem perencanaan dan program pelaksanaan pembangunan jalan dan jembatan.
Salah satu pentingnya informasi mengenai sumber bahan agregat adalah dalam
penyusunan dokumen analisa harga satuan baik untuk konstruksi jalan dan jembatan, baik
mengenai jenis, karakteristik dan lokasinya, termasuk kecukupan jumlah deposit untuk
mendukung kebutuhan, sehingga dalam membuat analisa harga satuan pekerjaan akan muncul
asumsi-asumsi yang berbeda-beda dari berbagai pihak.
Kebutuhan bahan bangunan yang semakin meningkat seiring dengan pembangunan
infrastruktur yang sedang direncanakan pemerintah saat ini khususnya di bidang Pekerjaan
Umum, maka perlu dilakukan inventarisasi pemetaan quarry dan potensi bahan bangunan yang
berada di desa, kampung, kecamatan dan kabupaten pada wilayah Provinsi Sulawesi Tengah.
Inventarisasi tersebut diperlukan sebagai alat manajemen dan telah dikembangkan oleh
Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Dengan tersedianya data sumber bahan ini diharapkan penyusunan analisa harga
satuan suatu konstruksi baik oleh perencana, berupa Engineer Estimate (EE) maupun oleh
penyedia jasa berupa Owner Estimate (OE) akan lebih mendekati kesempurnaan, demikian
juga penyusunan analisa harga satuan oleh peserta lelang dapat lebih rasional.
Penyusunan inventarisasi bahan jalan ini diharapkan dapat memberikan masukan yang
sangat berguna/bermanfaat bagi para perencanaan perancang bangunan, peneliti, kontraktor,
konsultan dan instansi terkait dalam menunjang keberhasilan pembangunan fisik khususnya
pembangunan jalan dan jembatan.

3
1.2. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka diambil suatu rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana kondisi kualitas sumber bahan setelah pengujian laboratorium dari 8
Sungai di Kabupaten Banggai menurut Spesifikasi Umum Bina Marga 2018?
2. Apakah sumber bahan (quarry) yang telah dilakukan pengujian laboratrium dapat
digunakan untuk pekerjaan konstruksi jalan?
1.3. Batasan Masalah
Pembahasan permasalahan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini memerlukan
batasan guna mendapatkan solusi yang sesuai dengan permasalahan yang ada. Batasan
penulisan ini antara lain:
a. Lokasi pengambilan data berada pada 8 sungai di Kabupaten Banggai;
b. Data sekunder yang dibutuhkan didapatkan dari Google Maps;
c. Data primer didapatkan dari pemeriksaan lapangan dan pengujian laboratorium;
d. Obyek penelitian hanya terbatas pada sumber bahan (quarry) pada 8 sungai di
Kabupaten Banggai;
e. Menggunakan software Microsoft Excel untuk melakukan pengolahan data;
f. Lingkup pemetaan sumber bahan melingkupi beberapa pekerjaan, meliputi:
a) Syarat umum dari pemetaan dan potensi bahan bangunan sebagai berikut:
1) Minimal deposit yang ada tidak kurang dari 20.000 m 3
2) Minimal dapat digunakan untuk subbase
b) Syarat umum dari pemeriksaan laboratorium sebagai berikut:
1) Abrasi dengan Mesin Los Angeles (500 putaran)
2) Berat jenis agregat kasar dan penyerapan agregat
3) Berat jenis agregat halus
4) Bobot isi agregat dalam keadaan gembur
5) Bobot isi agregat dalam keadaan padat
6) Gradasi agregat/jenis bahan
7) Lolos saringan no. 200
8) Angularitas

4
1.4. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui kondisi kualitas bahan material melalui pengujian laboratorium dari 8 Sungai
di Kabupaten Banggai.
2. Mengetahui apakah sumber bahan (quarry) yang telah dilakukan pengujian laboratrium
dapat digunakan untuk pekerjaan konstruksi jalan

1.5. Manfaat Penulisan


Manfaat dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan pertimbangan stakeholder terkait dalam mengambil sumber bahan quarry
2. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa/peneliti bagi yang membutuhkan.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


Sentosa dkk, (2010), agregat sungai adalah agregat yang diambil dari dasar sungai,
umumnya berupa agregat dari jenis batuan sedimen. Akibat arus air sungai umumnya
berbentuk bulat dan tekstur permukaan cenderung licin.
Pemanfaatan agregat sungai di wilayah Kabupaten Banggai di bidang konstruksi
adalah sebagai agregat dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi jalan dan jembatan. Dalam
pemanfaatannya batu sungai dipecah untuk mendapatkan bentuk dan bidang pecah yang sesuai
serta tekstur permukaan yang kasar.
Agregat adalah salah satu dari bahan material beton yang berupa sekumpulan batu
pecah, kerikil, pasir baik berupa hasil alam atau lainnya. Agregat merupakan suatu material
yang digunakan dalam adukan beton yang membentuk suatu semen hidrolis. Agregat yang
digunakan dalam campuran beton dapat berupa agregat alam atau agregat buatan, secara umum
agregat dapat dibedakan berdasarkan ukurannya.
Agregat terbagi menjadi beberapa macam jenis, diantaranya:
a. Agregat Halus
Berdasarkan SNI 03-6820-2002, agregat halus adalah agregat besar butir maksimum 4,76
mm berasal dari alam atau hasil alam, sedangkan agregat halus olahan adalah agregat halus
yang dihasilkan dari pecahan dan pemisahan butiran dengan cara penyaringan atau cara lainnya
dari batuan atau terak tanur tinggi.
Berdasarkan ASTM C33 agregat halus umumnya berupa pasir dengan partikel butir lebih
kecil dari 5 mm atau lolos saringan No.4 dan tertahan pada saringan No.200.
Tabel 2.1 Batasan gradasi untuk agregat halus
Ukuran Saringan ASTM Persentase berat yang lolos pada tiap saringan
9,5 mm 100
4,76 mm 95 – 100
2,36 mm 80 – 100
1,19 mm 50 – 85
0,595 mm 25 – 60
0,300 mm 10 – 30
0,150 mm 2 – 10
Sumber : ASTM C-33

6
b. Agregat Kasar
Menurut SNI 1970-2008, agregat kasar adalah kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari
batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai
ukuran butir antara 4,75 mm (No.4) sampai 40 mm (No. 1½ inci).
Berdasarkan ASTM C33 Agregat kasar terdiri dari kerikil atau batu pecah dengan partikel
butir lebih besar dari 5 mm atau antara 9,5 mm dan 37,5 mm.
Tabel 2.2 Batas-batas gradasi agregat kasar untuk maksimal nominal 19 mm
Ukuran ayakan (mm) Pemisahan ukuran
Persen (%) berat
yang lewat masing-masing ayakan
25 100
19 90 – 100
9,5 20 – 55
4,75 0 – 10
2,36 0–5

Sumber : SNI 7656-2012

Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang diperoleh dari pemecahan batu
atau koral, atau dari penyaringan dan pencucian (jika perlu) kerikil dan pasir sungai.
Metode pengujian yang digunakan untuk mengetahui kualitas mutu dari sumber bahan adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.3 Metode pengujian yang digunakan dalam pemeriksaan sumber bahan quarry
No. Jenis Pengujian Standar Pengujian
1 Pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat kasar SNI 03-1969-1990
2 Pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat halus SNI 03-1970-1990
3 Pengujian analisa saringan agregat halus dan agregat kasar SNI ASTM C136:2012
4 Pengujian kadar rongga agregat halus yang tidak dipadatkan SNI 03-6877-2002
5 Pengujian keausan agregat dengan mesin los angeles SNI 2417-2008
6 Pengujian jumlah beton dalam agregat yang lolos saringan No.200 SNI 03-4124-1996
7 Pengujian bobot isi dan rongga udara dalam agregat SNI 03-4804-1998

7
BAB III
METODOLOGI PENULISAN

3.1 Metode Penelitian


Berikut ini merupakan metode alur penelitian yang digunakan dalam pemetaan sumber
bahan di 8 Sungai di Kabupaten Banggai.

Gambar 3.1 Bagan alir penelitian

8
3.2 Teknik Pengambilan Data
Pengambilan data dibagi menjadi dua bagian yaitu pengambilan data sekunder dan
pengambilan data primer. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari studi literatur dengan
mempelajari penelitian-penelitin sejenis yang pernah dilakukan, teori-teori yang berkaitan
dengan material agregat dan Teknik analisis data yang dapat menunjang penelitian kemudian
observasi lapangan dengan melakukan kunjungan langsung ke lapangan dilakukan untuk
melihat kondisi dan pengambilan sampel yang telah ditentukan dalam bab sebelumnya. Data
primer adalah data yang diperoleh langsung di lapangan dan pengujian di laboratorium dengan
melakukan pengujian yang telah ditentukan dalam bab sebelumnya.
Pengambilan data sekunder dilakukan sebelum pelaksanaan survei seperti data kondisi
data spasial yang didapatkan dari google earth. Pengambilan data primer dilakukan dengan
pemeriksaan di lapangan dan di laboratorium. Setiap data pengujian dicatat dalam form yang
telah disediakan. Dokumentasi dan form nantinya juga bermanfaat sebagai data input untuk
database.

3.3 Teknik Sampling


Kriteria pengambilan sampling pemilihan lokasi berdasarkan beberapa aspek penting,
yaitu:
1. Perkiraan minimal deposit tidak kurang 20.000 m3 dan minimal dapat digunakan untuk
Subbase;
2. Efisiensi dan efektifitas apabila dieksploitasi dari jarak quarry terhadap proyek yang ada;
3. Masih ada nilai ekonomisnya bagi pihak swasta yang akan memproduksinya;
4. Jenis dan mutu bahan.

3.4 Teknik Analisis


Teknik analisis menggunakan pemeriksaan di laboratorium menggunakan alat-alat yang
tersedia disesuaikan dengan jenis pengujiannya. Jenis pengujian telah dijelaskan dalam bab
sebelumnya. Data mentah hasil pengujian yang didapat kemudian diolah menggunakan
Software Microsoft Excel untuk memperoleh hasil akhir yang digunakan untuk mengambil
kesimpulan.

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Umum


Berdasarkan data yang diterima dari Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Sulawesi Tengah,
lokasi-lokasi sungai yang akan dilakukan pemetaan sumber bahan (quarry) terdiri dari 6 (enam)
lokasi di wilayah Kabupaten Banggai, sebagai berikut:
Tabel 4.1 Lokasi pemetaan sumber bahan di Kabupaten Banggai
No. Nama Sungai Kecamatan Desa Km.
1 Balingara Nuhon Obo Balingara 419+800
2 Tobelombang Nuhon Tobelombang 439+500
3 Lobu Lobu Lobu 517+700
4 Poh Pagimana Poh 570+470
5 Batui Batui Batui 666+200
6 Toili Moitong Toili 699+200
(sumber: hasil survei)
Dalam peninjauan wilayah pemantauan di Kabupaten Banggai, Tim Survei Lapangan
melakukan pemeriksaan kelayakan, kapasitas, dan potensi di masing-masing lokasi yang telah
ditentukan dan juga meninjau lokasi lain yang layak dan dinilai memenuhi syarat. Keenam
lokasi pada tabel diatas seluruhnya memenuhi kriteria untuk dilakukan pemetaan wuarry, juga
terdapat 2 lokasi tambahan yang memenuhi kriteria sebagai sumber bahan (quarry) sebagai
berikut:
Tabel 4.2 Tambahan 2 Lokasi Pemetaan Sumber Bahan di Kabupaten Banggai
No. Nama Sungai Kecamatan Desa Km.
1 Toima Bunta II Toima 500+300
2 Tangkiang Kintom Tangkiang 646+800
(sumber: hasil survei)

10
Tabel 4.3 Data Estimasi Kapasitas / Deposit dan Posisi Quarry di Kabupaten Banggai
No Nama Kabupaten/ Kecamatan Kelurahan/ Ruas dari Jarak Jarak Volume/ Koordinat Jenis Keterangan
Lokasi Kota Desa Masuk
Quarry Dari Palu Deposit Timur Utara Bahan /

( km. ) (m) (m³) Material

1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Sungai Banggai Nuhon Obo Balingara Ampana - Luwuk 419 + 800 300 480000 0372305 9891360 Sirtu
Balingara
2 Sungai Banggai Nuhon Tobelombang Ampana - Luwuk 439 + 500 1200 676500 0388986 9894669 Sirtu
Tobelombang
3 Sungai Toima Banggai Bunta II Toima Ampana - Luwuk 500 + 300 400 495687 0429534 9912515 Sirtu

4 Sungai Lobu Banggai Lobu Lobu Ampana - Luwuk 517 + 700 1600 450000 0444557 9914035 Sirtu

5 Sungai Poh Banggai Pagimana Poh Ampana - Luwuk 570 + 470 2100 581250 0483477 9914987 Sirtu

6 Sungai Banggai Kintom Tangkiang Luwuk - Toili 646+ 800 1100 423750 0459029 9867867 Sirtu
Tangkiang
7 Sungai Batui Banggai Batui Batui Luwuk - Toili 666 + 200 400 581875 0450007 9857871 Sirtu

8 Sungai Toili Banggai Moilong Toili Luwuk - Toili 699 + 200 3600 763125 0430461 9842821 Sirtu

11
4.2 Analisa Data
Data-data hasil pengujian sampel agregat yang didapat sesuai dengan kondisi real di
lapangan diteliti di laboratorium, dengan melakukan pengujian sesuai dengan jenis
pengujiannya untuk mendapatkan nilai hasil pengujian. Berikut adalah salah satu contoh
perhitungan sumber bahan Sungai Balingara menggunakan Microsoft excel untuk setiap
pengujian yang dilakukan setelah pengujian:
1. Perhitungan sumber bahan Sungai Balingara
• Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar
Tabel 4.4 Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar Sungai Balingara (Hilir)
Uraian Rumus Sampel Sampel Rata-Rata
I II
Berat Benda Uji Kering Bk 1264,7 1351,7
Oven
Berat Benda Uji Kering Bj 1274,4 1364,8
Permukaan Jenuh

Berat Benda Uji Didalam Ba 823,2 878,5


Air
Berat Jenis (Bulk) Bk / (Bj - Ba) 2,803 2,780 2,791

Berat Jenis Kering Bj / (Bj - Ba) 2,824 2,806 2,815


Permukaan Jenuh
Berat Jenis Semu Bk / (Bk - Ba) 2,865 2,857 2,861
(Apparent)
Penyerapan (Absorption) ((Bj-Bk) / Bk)*100 0,767 0,969 0,868

Tabel 4.5 Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar Sungai Balingara (Hulu)
Uraian Rumus Sampel I Sampel II Rata-Rata

Berat Benda Uji Kering Oven Bk 1328,6 1266,4

Berat Benda Uji Kering Permukaan Jenuh Bj 1341,8 1274,4

Berat Benda Uji Didalam Air Ba 866,2 821,6

Berat Jenis (Bulk) Bk / (Bj - Ba) 2,794 2,797 2,795

Berat Jenis Kering Permukaan Jenuh Bj / (Bj - Ba) 2,821 2,814 2,818

Berat Jenis Semu (Apparent) Bk / (Bk - Ba) 2,873 2,847 2,860

Penyerapan (Absorption) ((Bj-Bk) / Bk)*100 0,994 0,632 0,813

12
• Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus
Tabel 4.6 Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus Sungai Balingara (Hilir)
Uraian Sat. Rumus Sampel Sampel Rata-
I II Rata
Berat Benda Uji Kering gram SSD 500 500
Permukaan Jenuh
Berat Benda Uji Kering gram Bk 497,5 496,7
Oven
Berat Picnometer diisi gram B 689,7 689,7
air (25⁰C)
Berat Picnometer + gram Bt 1007,9 1009,5
Benda Uji (SSD) + Air
(25⁰C)
Berat Jenis Curah Bk / (B + 500 - Bt) 2,737 2,756 2,746
(Bulk)
Berat Jenis Kering 500 / (B + 500 - Bt) 2,750 2,775 2,762
Permukaan Jenuh
Berat Jenis Semu Bk / (B + Bk - Bt) 2,775 2,808 2,791
(Apparent)
Penyerapan % ((500 - -Bk) / 0,503 0,664 0,583
(Absorption) Bk)*100

Tabel 4.7 Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus Sungai Balingara (Hulu)
Uraian Sat. Rumus Sampel Sampel Rata-
I II Rata
Berat Benda Uji Kering gram SSD 500 500
Permukaan Jenuh
Berat Benda Uji Kering gram Bk 495,9 497,1
Oven
Berat Picnometer diisi air gram B 689,7 689,7
(25⁰C)
Berat Picnometer + Benda gram Bt 1011,2 1007,3
Uji (SSD) + Air (25⁰C)
Berat Jenis Curah (Bulk) Bk / (B + 500 - Bt) 2,778 2,725 2,752
Berat Jenis Kering 500 / (B + 500 - Bt) 2,801 2,741 2,771
Permukaan Jenuh
Berat Jenis Semu Bk / (B + Bk - Bt) 2,843 2,769 2,806
(Apparent)
Penyerapan (Absorption) % ((500 - -Bk) / 0,827 0,583 0,705
Bk)*100

13
• Pengujian Analisa Saringan Agregat Halus dan Agregat Kasar
Tabel 4.8 Pengujian Analisa Saringan Agregat Halus dan Agregat Kasar (Hilir)
Berat kering contoh I= 5490,00 Gram II = 6098 Gram
sebelum disaring :
Saringan Bukaan Berat tertahan (gr) Kumulatif tertahan (gr) % Tertahan % Lolos Rata-Rata
No. (mm)
I II I II I II I II

3" 75,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 100,00 100,00 100,00
2" 50,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 100,00 100,00 100,00
1 1/2" 37,50 332,00 1254,00 332,00 1254,00 6,05 20,56 93,95 79,44 86,69
1" 25,54 1260,00 1161,00 1592,00 2415,00 29,00 39,60 71,00 60,40 65,70
3/4" 19,10 293,00 419,00 1885,00 2834,00 34,34 46,47 65,66 53,53 59,60
1/2" 12,70 550,00 390,00 2435,00 3224,00 44,35 52,87 55,65 47,13 51,39
3/8' 9,25 305,00 251,00 2740,00 3475,00 49,91 56,99 50,09 43,01 46,55
No. 4 4,75 467 442 3207,00 3917,00 58,42 64,23 41,58 35,77 38,68
No. 8 2,360 446,00 430,00 3653,00 4347,00 66,54 71,29 33,46 28,71 31,09
No. 10 2,060 207,00 220,00 3860,00 4567,00 70,31 74,89 29,69 25,11 27,40
No. 16 1,180 377,00 328,00 4237,00 4895,00 77,18 80,27 22,82 19,73 21,28
No. 30 0,600 347,00 338,00 4584,00 5233,00 83,50 85,82 16,50 14,18 15,34
No. 40 0,400 105,00 156,00 4689,00 5389,00 85,41 88,37 14,59 11,63 13,11
No. 50 0,300 261,00 182,00 4950,00 5571,00 90,16 91,36 9,84 8,64 9,24
NO.100 0,150 420,00 398,00 5370,00 5969,00 97,81 97,88 2,19 2,12 2,15
NO.200 0,075 85,00 97,00 5455,00 6066,00 99,36 99,48 0,64 0,52 0,58
PAN

14
Tabel 4.9 Pengujian Analisa Saringan Agregat Halus dan Agregat Kasar (Hulu)
Berat kering contoh sebelum disaring I= 6528,00 Gram II = 5547 Gram
:
Saringan Bukaan Berat tertahan (gr) Kumulatif tertahan (gr) % Tertahan % Lolos Rata-Rata
No. (mm)
I II I II I II I II

3" 75,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 100,00 100,00 100,00
2" 50,00 230,00 0,00 230,00 0,00 3,52 0,00 96,48 100,00 98,24
1 1/2" 37,50 524,00 678,00 754,00 678,00 11,55 12,22 88,45 87,78 88,11
1" 25,54 1491,00 922,00 2245,00 1600,00 34,39 28,84 65,61 71,16 68,38
3/4" 19,10 769,00 446,00 3014,00 2046,00 46,17 36,88 53,83 63,12 58,47
1/2" 12,70 637,00 629,00 3651,00 2675,00 55,93 48,22 44,07 51,78 47,92
3/8' 9,25 300,00 283,00 3951,00 2958,00 60,52 53,33 39,48 46,67 43,07
No. 4 4,75 456 420 4407,00 3378,00 67,51 60,90 32,49 39,10 35,80
No. 8 2,360 317,00 305,00 4724,00 3683,00 72,37 66,40 27,63 33,60 30,62
No. 10 2,060 110,00 134,00 4834,00 3817,00 74,05 68,81 25,95 31,19 28,57
No. 16 1,180 199,00 202,00 5033,00 4019,00 77,10 72,45 22,90 27,55 25,22
No. 30 0,600 379,00 559,00 5412,00 4578,00 82,90 82,53 17,10 17,47 17,28
No. 40 0,400 272,00 163,00 5684,00 4741,00 87,07 85,47 12,93 14,53 13,73
No. 50 0,300 336,00 294,00 6020,00 5035,00 92,22 90,77 7,78 9,23 8,51
NO.100 0,150 407,00 415,00 6427,00 5450,00 98,45 98,25 1,55 1,75 1,65
NO.200 0,075 74,00 67,00 6501,00 5517,00 99,59 99,46 0,41 0,54 0,48
PAN 6501,00

15
• Pengujian Kadar Rongga Agregat Halus yang Tidak Dipadatkan (SNI 03-6877-2002)
Tabel 4.10 Pengujian Kadar Rongga Agregat Halus yang Tidak Dipadatkan (Hilir)
Uraian Rumus Sampe Sampel Rata-
I II Rata
Berat Selinder + Alas A (gram) 464,5 464,5

Berat agregat halus +Berat Selinder + B (gram) 642,4 641,4


Alas
Volume Selinder = Berat Air V=(1000*M)/ (gram) 105,5 105,5
D
Berat Jenis (Bulk) G 2,746 2,746
Berat agregat halus F 177,90 176,900
0
Kadar Rongga Sebagai Agularitas UR=((1- 38,6 38,9 38,8
Agregat Halus (F/G)/V))X100

Tabel 4.11 Pengujian Kadar Rongga Agregat Halus yang Tidak Dipadatkan (Hulu)
Uraian Rumus Satuan Sampel Sampel Rata-
I II Rata
Berat Selinder + Alas A (gram) 464,5 464,5

Berat agregat halus +Berat Selinder + B (gram) 640,4 640,3


Alas
Volume Selinder = Berat Air V=(1000*M)/ (gram) 105,5 105,5
D
Berat Jenis (Bulk) G 2,752 2,752

Berat agregat halus F 175,9 175,8

Kadar Rongga Sebagai Agularitas UR=((1- 39,4 39,4 39,4


Agregat Halus (F/G)/V))X100

• Uji Keausan Agregat dengan Mesin Los Angeles (SNI 2417-2008)


Tabel 4.12 Uji Keausan Agregat dengan Mesin Los Angeles
Ukuran Saringan Gradasi Dan Berat Benda Uji

Lolos Saringan Tertahan Saringan Sampel 1 Sampel 2


mm Inci mm Inci
75 3 63 2 1/2
63 2 1/2 50 2
50 2 37,5 1 1/2
37,5 1 1/2 25 1
25 1 19 3/4
19 3/4 12,5 1/2 2500 2500
12,5 1/2 9,5 3/8 2500 2500
9,5 3/8 6,3 1/4
6,3 1/4 4,75 No.4
4,75 No.4 2.36 No.8
Total berat Benda Uji a 5000 5000
Berat Tertahan Saringan No.12 b 4098,0 3975,0
Keausan Agregat ( % ) ((a - b)/a) x 100 18 21
Rata Rata Keausan Agregat ( % ) 19,3

16
Catatan: Metode pengujian Cara B. (Jumlah 500 putaran, jumlah bola baja 11)

• Pengujian Jumlah Bahan dalam Agregat yang Lolos Saringan No.200


Tabel 4.13 Pengujian Jumlah Bahan dalam Agregat yang Lolos Saringan No.200 (Hilir)
Uraian Rumus Ukuran Ayakan Satua
Lolos n
Agregat 4" (4,75
mm)
Sampel Sampel
I II
Berat Kering Benda Uji + Wadah W1 1217,3 1328,5 gram
Berat Wadah W2 247,3 246,1 gram
Berat Kering Benda Uji Awal W3=W2-W1 970 1082,4 gram
Berat Kering Benda Uji Sesudah Pencucian W4 1193,40 1295,400 gram
+Wadah 0
Berat Kering Benda Uji Sesudah Pencucian W5=W4-W2 946,100 1049,300 gram
Persen Bahan Lolos Saringan No. 200 W6=((W3- 2,46 3,06 %
W5))/W3)*100
Rata-Rata 2,76 %

Tabel 4.14 Pengujian Jumlah Bahan dalam Agregat yang Lolos Saringan No.200 (Hulu)
Uraian Rumus Ukuran Ayakan Lolos Satuan
Agregat 4" (4,75 mm)
Sampel I Sampel II
Berat Kering Benda Uji + W1 1186,3 1268,4 gram
Wadah
Berat Wadah W2 247,3 246,1 gram
Berat Kering Benda Uji Awal W3=W2-W1 939 1022,3 gram
Berat Kering Benda Uji W4 1164,300 1237,400 gram
Sesudah Pencucian +Wadah
Berat Kering Benda Uji W5=W4-W2 917,000 991,300 gram
Sesudah Pencucian
Persen Bahan Lolos Saringan W6=((W3- 2,34 3,03 %
No. 200 W5))/W3)*100
Rata-Rata 2,69 %

17
• Pengujian Bobot Isi dan Rongga Udara dalam Agregat (SNI 03-4804-1998)
Tabel 4.15 Pengujian Bobot Isi dan Rongga Udara dalam Agregat (Hilir)
No. Jenis Berat Ukuran Volume Berat Berat Bobot Kadar Rongga
Urut Contoh Contoh Agregat Tempat Tempat Jenis Isi Air Udara
Agregat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berat Isi Gembur
I Sirtu 20120 15217,1 7750 1,322
II Sirtu 20140 15217,1 7762,7 1,324
III
Rata - Rata Berat Isi Gembur 1,323
Berat Isi Padat
I Sirtu 22630 15217,1 7750 1,487
II Sirtu 22610 15217,1 7750 1,486
III
Rata - Rata Berat Isi Padat 1,486

Tabel 4.16 Pengujian Bobot Isi dan Rongga Udara dalam Agregat (Hulu)
No. Jenis Berat Ukuran Volume Berat Berat Bobot Kadar Rongga
Urut Contoh Contoh Agregat Tempat Tempat Jenis Isi Air Udara
Agregat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berat Isi Gembur
I Sirtu 20780 15217,1 7750 1,366
II Sirtu 20750 15217,1 7750 1,364
III
Rata - Rata Berat Isi Gembur 1,365
Berat Isi Padat
I Sirtu 22860 15217,1 7750 1,502
II Sirtu 22830 15217,1 7750 1,500
III
Rata - Rata Berat Isi Padat 1,501

18
Tabel 4.17 Rekapitulasi Perhitungan Sungai Balingara
NO. JENIS PENGUJIAN SATUAN HASIL UJI SPESIFIKASI KETERANGAN
HILIR HULU
a b c d e f g
1 Abrasi dengan Mesin Loss % 22,79 19,27 Maks. 40 Spesifikasi Yang
Angeles ( 500 Putaran ) Digunakan Adalah
2 Gradasi/Jenis Bahan (Material) Bentuk Pasir Pasir - Spesifikasi Umum
Fisik Kesirtuan Kesirtuan 2018
3 Berat Jenis Curah Agregat Kasar gr/cm³ 2,791 2,795 - (Bina Marga)
(Bulk) Agregat Halus gr/cm³ 2,746 2,752 -
4 Penyerapan Agregat Kasar % 0,868 0,813
(Absorption) Agregat Halus % 0,583 0,705
5 Bobot Isi Agregat Gembur gr/cm3 1,323 1,365 -
Padat 1,486 1,501 -
6 Lolos Saringan Agregat Kasar % 0,72 0,59 Maks. 1
No. 200 Agregat Halus 2,76 2,69 Maks. 10
7 Angularitas Agregat Halus % 38,8 39,4 Min. 45

Dengan perhitungan yang sama seperti diatas didapatkan hasil untuk 7 Sungai yang lain adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.18 Rekapitulasi Perhitungan Sungai Tobelombang
NO. JENIS PENGUJIAN SATUAN HASIL UJI SPESIFIKASI KETERANGAN
HILIR HULU
a b c d e f g
1 Abrasi dengan Mesin Loss % 22,63 23,11 Maks. 40 Spesifikasi Yang
Angeles ( 500 Putaran ) Digunakan Adalah
2 Gradasi/Jenis Bahan (Material) Bentuk Pasir Pasir - Spesifikasi Umum
Fisik Kesirtuan Kesirtuan 2018
3 Berat Jenis Curah Agregat Kasar gr/cm³ 2,830 2,580 - (Bina Marga)
(Bulk) Agregat Halus gr/cm³ 2,733 2,739 -
4 Penyerapan Agregat Kasar % 0,754 0,702
(Absorption) Agregat Halus % 1,678 1,699
5 Bobot Isi Agregat Gembur gr/cm3 1,291 1,273 -
Padat 1,442 1,414 -
6 Lolos Saringan Agregat Kasar % 1,60 1,91 Maks. 1
No. 200 Agregat Halus 4,53 4,19 Maks. 10
7 Angularitas Agregat Halus % 38,5 37,7 Min. 45

19
Tabel 4.19 Rekapitulasi Perhitungan Sungai Toima
NO. JENIS PENGUJIAN SATUAN HASIL UJI SPESIFIKASI KETERANGAN
HILIR HULU
a b c d e f g
1 Abrasi dengan Mesin Loss % 24,86 23,81 Maks. 40 Spesifikasi Yang
Angeles ( 500 Putaran ) Digunakan Adalah
2 Gradasi/Jenis Bahan (Material) Bentuk Pasir Pasir - Spesifikasi Umum 2018
Fisik Kesirtuan Kesirtuan (Bina Marga)
3 Berat Jenis Curah Agregat Kasar gr/cm³ 2,864 2,823 -
(Bulk) Agregat Halus gr/cm³ 2,830 2,815 -
4 Penyerapan Agregat Kasar % 0,654 0,666
(Absorption) Agregat Halus % 1,031 1,020
5 Bobot Isi Agregat Gembur gr/cm3 1,343 1,330 -
Padat 1,443 1,416 -
6 Lolos Saringan Agregat Kasar % 0,23 0,25 Maks. 1
No. 200 Agregat Halus 3,80 3,75 Maks. 10
7 Angularitas Agregat Halus % 45,0 44,0 Min. 45

Tabel 4.20 Rekapitulasi Perhitungan Sungai Lobu


NO. JENIS PENGUJIAN SATUAN HASIL UJI SPESIFIKASI KETERANGAN
HILIR HULU
a b c d e f g
1 Abrasi dengan Mesin Loss % 23,29 21,63 Maks. 40 Spesifikasi Yang
Angeles ( 500 Putaran ) Digunakan Adalah
2 Gradasi/Jenis Bahan (Material) Bentuk Pasir Pasir - Spesifikasi Umum 2018
Fisik Kesirtuan Kesirtuan (Bina Marga)
3 Berat Jenis Curah Agregat Kasar gr/cm³ 2,785 2,594 -
(Bulk) Agregat Halus gr/cm³ 2,753 2,725 -
4 Penyerapan Agregat Kasar % 0,827 0,809
(Absorption) Agregat Halus % 0,776 0,715
5 Bobot Isi Agregat Gembur gr/cm3 1,284 1,291 -
Padat 1,344 1,402 -
6 Lolos Saringan Agregat Kasar % 0,58 0,67 Maks. 1
No. 200 Agregat Halus 1,68 2,31 Maks. 10
7 Angularitas Agregat Halus % 36,9 36,9 Min. 45

20
Tabel 4.21 Rekapitulasi Perhitungan Sungai Poh
NO. JENIS PENGUJIAN SATUAN HASIL UJI SPESIFIKASI KETERANGAN
HILIR HULU
a b c d e f g
1 Abrasi dengan Mesin Loss % 27,34 28,89 Maks. 40 Spesifikasi Yang
Angeles ( 500 Putaran ) Digunakan Adalah
2 Gradasi/Jenis Bahan (Material) Bentuk Pasir Pasir - Spesifikasi Umum
Fisik Kesirtuan Kesirtuan 2018
3 Berat Jenis Curah Agregat Kasar gr/cm³ 2,608 1,668 - (Bina Marga)
(Bulk) Agregat Halus gr/cm³ 2,631 2,638 -
4 Penyerapan Agregat Kasar % 1,838 1,811
(Absorption) Agregat Halus % 1,492 1,523
5 Bobot Isi Agregat Gembur gr/cm3 1,287 1,279 -
Padat 1,391 1,370 -
6 Lolos Saringan Agregat Kasar % 0,74 0,75 Maks. 1
No. 200 Agregat Halus 4,65 4,30 Maks. 10
7 Angularitas Agregat Halus % 41,2 40,2 Min. 45
Tabel 4.22 Rekapitulasi Perhitungan Sungai Tangkiang
NO. JENIS PENGUJIAN SATUAN HASIL UJI SPESIFIKASI KETERANGAN
HILIR HULU
a b c d e f g
1 Abrasi dengan Mesin Loss % 22,65 23,02 Maks. 40 Spesifikasi Yang
Angeles ( 500 Putaran ) Digunakan Adalah
2 Gradasi/Jenis Bahan (Material) Bentuk Pasir Pasir - Spesifikasi Umum
Fisik Kesirtuan Kesirtuan 2018
3 Berat Jenis Curah Agregat Kasar gr/cm³ 2,818 2,817 - (Bina Marga)
(Bulk) Agregat Halus gr/cm³ 2,690 2,696 -
4 Penyerapan Agregat Kasar % 0,863 0,891
(Absorption) Agregat Halus % 1,792 1,843
5 Bobot Isi Agregat Gembur gr/cm3 1,285 1,263 -
Padat 1,376 1,330 -
6 Lolos Saringan Agregat Kasar % 0,76 0,83 Maks. 1
No. 200 Agregat Halus 2,69 2,89 Maks. 10
7 Angularitas Agregat Halus % 37,7 37,8 Min. 45

21
Tabel 4.23 Rekapitulasi Perhitungan Sungai Batui
NO. JENIS PENGUJIAN SATUAN HASIL UJI SPESIFIKASI KETERANGAN
HILIR HULU
a b c d e f g
1 Abrasi dengan Mesin Loss % 20,05 20,2 Maks. 40 Spesifikasi Yang
Angeles ( 500 Putaran ) Digunakan Adalah
2 Gradasi/Jenis Bahan (Material) Bentuk Pasir Pasir - Spesifikasi Umum
Fisik Kesirtuan Kesirtuan 2018
3 Berat Jenis Curah Agregat Kasar gr/cm³ 2,633 2,663 - (Bina Marga)
(Bulk) Agregat Halus gr/cm³ 2,700 2,668 -
4 Penyerapan Agregat Kasar % 1,106 0,974
(Absorption) Agregat Halus % 1,678 1,719
5 Bobot Isi Agregat Gembur gr/cm3 1,290 1,285 -
Padat 1,358 1,392 -
6 Lolos Saringan Agregat Kasar % 0,41 0,48 Maks. 1
No. 200 Agregat Halus 1,77 2,19 Maks. 10
7 Angularitas Agregat Halus % 37,2 36,1 Min. 45

Tabel 4.24 Rekapitulasi Perhitungan Sungai Toili


NO. JENIS PENGUJIAN SATUAN HASIL UJI SPESIFIKASI KETERANGAN
HILIR HULU
a b c d e f g
1 Abrasi dengan Mesin Loss % 18,19 18,08 Maks. 40 Spesifikasi Yang
Angeles ( 500 Putaran ) Digunakan Adalah
2 Gradasi/Jenis Bahan (Material) Bentuk Pasir Pasir - Spesifikasi Umum 2018
Fisik Kesirtuan Kesirtuan (Bina Marga)
3 Berat Jenis Agregat Kasar gr/cm³ 2,692 2,694 -
Curah (Bulk) Agregat Halus gr/cm³ 2,530 2,531 -
4 Penyerapan Agregat Kasar % 0,923 0,884
(Absorption) Agregat Halus % 0,920 0,878
5 Bobot Isi Gembur gr/cm3 1,297 1,265 -
Agregat Padat 1,377 1,329 -
6 Lolos Agregat Kasar % 0,18 0,24 Maks. 1
Saringan Agregat Halus 3,23 3,07 Maks. 10
No. 200
7 Angularitas Agregat Halus % 37,4 37,5 Min. 45

22
Tabel 4.25 Rekapitulasi Perhitungan Hasil Pengujian di Kabupaten Banggai
NO. NAMA JENIS PENGUJIAN KET
URUT LOKASI
QUARRY ABRASI GRADAS B.J. KASAR B.J. HALUS PENYERAPA PENYERAPA BOBOT ISI LOLOS SARINGAN ANGULARI
I CURAH CURAH N (Absorption) N (Absorption) (gr/cm3) NO. 200 TAS
(BULK) (BULK) KASAR HALUS (%) AGREGAT
HALUS
Hilir Hul Bentuk Hili Hul Hilir Hul Hilir Hulu Hilir Hulu Hilir Hulu Hilir Hulu Hilir Hul
u Fisik r u u u
(%) (%) Gembu Pada Gembu Pada Kasa Halu Kasa Halu (%) (%)
r t r t r s r s
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 Sungai 23 19 Pasir 2,79 2,80 2,7464 2,75 0,87 0,81 0,58 0,71 1,323 1,486 1,365 1,841 0,72 2,76 0,59 2,69 39 39 *#
Balingara Kesirtuan 5
2 Sungai 23 23 Pasir 2,83 2,58 2,73 2,74 0,75 0,70 1,68 1,70 1,291 1,442 1,273 1,414 1,60 4,53 1,91 4,19 38 38 *#
Tobelomban Kesirtuan
g
3 Sungai 25 24 Pasir 2,86 2,82 2,83 2,81 0,65 1,03 1,03 1,02 1,343 1,443 1,330 1,416 0,23 3,80 0,25 3,75 45 44 *#
Toima Kesirtuan
4 Sungai Lobu 23 22 Pasir 2,79 2,59 2,75 2,72 0,83 0,81 0,78 0,72 1,284 1,344 1,291 1,402 0,58 1,68 0,67 2,31 37 37 *#
Kesirtuan
5 Sungai Poh 27 29 Pasir 2,61 1,67 2,63 2,64 1,84 1,81 1,49 1,52 1,287 1,391 1,279 1,370 0,74 4,65 0,75 4,30 41 40 *#
Kesirtuan
6 Sungai 23 23 Pasir 2,82 2,82 2,69 2,70 0,86 0,89 1,79 1,84 1,285 1,376 1,263 1,330 0,76 2,69 0,83 2,89 38 38 *#
Tangkiang Kesirtuan
7 Sungai Batui 20 20 Pasir 2,63 2,66 2,70 2,67 1,11 0,97 1,68 1,72 1,290 1,358 1,285 1,392 0,41 1,77 0,48 2,19 37 36 *#
Kesirtuan
8 Sungai Toili 18 18 Pasir 2,69 2,69 2,53 2,53 0,92 0,88 0,92 0,88 1,297 1,377 1,265 1,329 0,18 3,23 0,24 3,07 37 37 *#
Kesirtuan
Dapat dipergunakan untuk pekerjaan konstruksi Jalan dan bangunan pelengkap jalan sesuai spesifikasi (Pekerjaan lapis pondasi bawah, atas, permukaan
*
Keterangan : dan beton)
Dapat dipergunakan untuk pekerjaan konstruksi Jalan dan bangunan bangunan pelengkap jalan, tetapi perlu dicek kembali sifat -sifat bahan (dalam
#
Toleransi)
@ Hanya dapat dipergunakan pada pekerjaan lapis pondasi bawah (sab base)

23
Dari tabel pengujian yang dilakukan dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Keseluruhan sumber bahan sungai memenuhi syarat spesifikasi umum 2018 dalam
pengujian sebagai berikut:
a) Abrasi dengan Mesin Los Angeles (500 putaran)
b) Berat jenis agregat kasar dan penyerapan agregat
c) Berat jenis agregat halus
d) Bobot isi agregat dalam keadaan gembur
e) Bobot isi agregat dalam keadaan padat
f) Gradasi agregat/jenis bahan
g) Lolos saringan no. 200
2. Keseluruhan sumber bahan sungai tidak memenuhi syarat spesifikasi umum 2018 dalam
pengujian angularitas agregat halus kecuali hanya ada material Sungai Tobelombang
bagian hilir yang memenuhi syarat spesifikasi umum 2018 dalam pengujian ini.

Dari hasil analisa data diatas dapat diketahui bahwa keseluruhan sumber bahan sungai dapat
dipergunakan untuk pekerjaan konstruksi Jalan dan bangunan pelengkap jalan sesuai
spesifikasi (Pekerjaan lapis pondasi bawah, atas, permukaan dan beton) dan dapat
dipergunakan untuk pekerjaan konstruksi Jalan dan bangunan bangunan pelengkap jalan,
tetapi perlu dicek kembali sifat -sifat bahan (dalam Toleransi).

iv
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Simpulan yang didapatkan dalam penulisan karya tulis ilmiah Pemeriksaan Dan
Pemetaan Quarry 8 Sungai Di Kabupaten Banggai adalah sebagai berikut:
1. Keseluruhan sumber bahan sungai memenuhi syarat spesifikasi umum 2018 dalam
pengujian sebagai berikut:
a) Abrasi dengan Mesin Los Angeles (500 putaran)
b) Berat jenis agregat kasar dan penyerapan agregat
c) Berat jenis agregat halus
d) Bobot isi agregat dalam keadaan gembur
e) Bobot isi agregat dalam keadaan padat
f) Gradasi agregat/jenis bahan
g) Lolos saringan no. 200
2. Keseluruhan sumber bahan sungai tidak memenuhi syarat spesifikasi umum 2018
dalam pengujian angularitas agregat halus kecuali hanya ada material Sungai
Tobelombang bagian hilir yang memenuhi syarat spesifikasi umum 2018 dalam
pengujian ini.
3. Keseluruhan sumber bahan sungai dapat dipergunakan untuk pekerjaan konstruksi
Jalan dan bangunan pelengkap jalan sesuai spesifikasi (Pekerjaan lapis pondasi bawah,
atas, permukaan dan beton) dan dapat dipergunakan untuk pekerjaan konstruksi Jalan
dan bangunan bangunan pelengkap jalan, tetapi perlu dicek kembali sifat -sifat bahan
(dalam Toleransi).
5.2 Saran
Saran yang diperlukan untuk Kondisi Jembatan Dan Daerah Aliran Sungai 18
Jembatan Di Ruas Jalan Nasional Kota Palu – Kota Poso sebagai berikut:
1. Perlu ditingkatkan ketelitian dalam melakukan pengujian di laboratorium agar
mendapatkan hasil yang maksimal.
2. Perlu dilakukan kalibrasi alat-alat laboratorium secara rutin/berkala untuk
mendapatkan tingkat validitas data yang maksimal.

v
DAFTAR PUSTAKA

Balai Pelaksanaan Jalan XIV Palu. 2019. Laporan Pemetaan Sumber Bahan (Quarry)
Tahun Anggaran 2019.
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Sulawesi Tengah. 2020. Laporan Kegiatan Pemetaan
Sumber Bahan (Quarry).
SNI 03-1969-1990. Pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat kasar.
SNI 03-1970-1990. Pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat halus
SNI ASTM C136:2012. Pengujian analisa saringan agregat halus dan agregat kasar
SNI 03-6877-2002. Pengujian kadar rongga agregat halus yang tidak dipadatkan
SNI 2417-2008. Pengujian keausan agregat dengan mesin los angeles
SNI 03-4124-1996. Pengujian jumlah beton dalam agregat yang lolos saringan No.200
SNI 03-4804-1998. Pengujian bobot isi dan rongga udara dalam agregat
SNI 03-6820-2002. Spesifikasi Agregat Halus untuk Pekerjaan Adukan dan Plesteran
dengan Bahan dasar semen.
Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga Nomor: 16.1/se/Db/2020. Spesifikasi Umum
Bina Marga 2018 untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan (Revisi 2)

vi

Anda mungkin juga menyukai