Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat beliau kami dapat menyusun makalah ini dengan sebagaimana mestinya. Kami berharap
makalah ini dapat berguna sebagai panduan untuk menambah wawasan agar menjadi lebih luas .

Dengan selesainya makalah ini, kami berharap karya ini menjadi sesuatu yang bermanfaat
untuk kedepannya. Kami minta maaf apabila terdapat kesalahan kata dalam pembuatan makalah
ini.

                                                                                            Jimbaran,19 september 2013


                       
                              Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..............................................................................................................1
DAFTAR ISI .........................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1     LATAR BELAKANG........................................................................................................3
1.2     RUMUSAN MASALAH..................................................................................................4
1.3     TUJUAN ......................................................................................................................4 
1.4     MANFAAT KARYA TULIS ILMIAH..................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1   PENGERTIAN BETON....................................................................................................6
2.2   BAHAN PEMBENTUK BETON........................................................................................6
2.3  ALASAN PEMILIHAN BAN KARET SEBAGAI BAHAN CAMPURAN
BETON.........................................................................................................................9
2.4   PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PADA BETON......................................................9

BAB III METODE PENELITIAN


3.1   PERALATAN DAN BAHAN............................................................................................10
3.2   PROSES PEMBUATAN BENDA UJI DENGAN METODE MIX DESIGN.............................11
4.2   RANCANGAN MIX DESIGN..........................................................................................13
5.2   BIAYA 1 M3..................................................................................................................14
6.2   HASIL PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON......................................................................14

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


4.1   KESIMPULAN...............................................................................................................15
4.2   SARAN.........................................................................................................................15
 
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16
LAMPIRAN…......................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
1.2  LATAR BELAKANG

Beton merupakan elemen struktur bangunan yang telah dikenal dan banyak
dimanfaatkansampai saat ini. Dalam perkembangan teknologi beton berjalan seiring dengan
tuntutan kebutuhanyang ada di lapangan. Salah satu tuntunan tersebut adalah bagaimana
memperbaiki sifat betonyang getas. Dalam perkembanganya, beton mulai menggunakan bahan
substitusi untuk mengurangi sifat getas beton. Bahan substitusi merupakan bahan yang dapat
menggantikanmaterial beton baik itu agregat halus, agregat kasar maupun semen dengan bahan
material lain,seperti semen actort dengan terak baja, batu pecah (agregat kasar) dengan batu
apung dan lain-lain. Salah satu manfaat dari metode substitusi material beton yaitu dapat
menggunakan limbah anorganik (Murdock, 1991). Limbah anorganik dapat berupa hasil
sisa produksi maupunpemakaian, salah satunya adalah limbah ban karet yang merupakan sisa dari
pemakaian ban mobil.
Kebutuhan produksi ban di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun2008
produksi ban dalam negeri mencapai 39,8 juta buah/tahun, sedangkan tahun 2009 sendirimencapai
41 juta/tahun buah, rata-rata produksi ban dalam negeri mencapai 40 juta buah/tahun(Asosiasi
Pengusaha Ban Indonesia, 2009). Seiring dengan itu, maka limbah ban yang tidak terpakai di
lingkungan semakin meningkat, sehingga ban karet ini dapat dijadikan actortive darisegi kuantitas
karena tingkat kelangkaannya rendah.
Pada sisi lain, pemanfaatan ban karet di Indonesia masih sangat terbatas, antara lain
hanyauntuk pelindung dermaga ( fender ), tali, sandal, tempat sampah dan kerajinan kursi. Ban
karet akanmemberikan sifat kelenturan dan akan mencegah keretakan beton. Ban karet sendiri
memilikimodulus elastisitas 0,77-1,33 Mpa, dan memiliki density yang rendah yaitu berkisar antara
1,08-1,27 t/m3 (Yang, et, al, 2002; Moo et al,2003).
Dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Satyarno (2006) diketahui bahwapenggunaan
substitusi serutan ban karet dapat meningkatkan daktalitas beton karena
menurunkanmodulus elastisitas, namun mengurangi sifat-sifat mekanika beton seperti kuat tekan
dan kuatlentur serta sifat fisiknya seperti berat isi. Penelitian ini dilakukan sebagai kelanjutan dan
untuk melengkapi penelitian terdahulu dengan tujuan mengetahui pengaruh jumlah dan ukuran
potonganban karet berbentuk kubus sebagai substitusi agregat kasar pada
pengujian modulus elastisitasbeton.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun beberapa rumusan masalah yang akan dijadikan dasar dalam  pembuatan karya
ilmiah ini :
  Bagaimana cara mengolah ban karet bekas sehingga dapat digunakan sebagai bahan campuran
beton.
  Bagimana cara merancang mutu beton dengan kuat tekan mutu tepat  berdasarkan meterial atau
bahan tambahan yang di gunakan.

1.3 TUJUAN KARYA TULIS ILMIAH


Beberapa tujuan dari pembuatan karya tulis ilmiah ini, yaitu:
  Untuk mengetahui cara mengurangi sampah ban karet bekas yang berada di lingkungan dan
mengolahnya menjadi bahan campuran beton yang dapat digunakan dalam konstruksi bangunan.
  Untuk mengetahui nilai kuat tekan rata-rata  beton dengan bahan tambahan ban karet
selama 7 hari

  Dapat membuat rancangan campuran beton mutu tepat f’c 20 Mpa dengan bahan
tambahan karet ban

1.3  MANFAAT KARYA TULIS ILMIAH


Adapun manfaat dari pembuatan karya tulis ilmiah ini, antara lain:
  Adanya solusi yang dapat dilakukan pemerintah dan masyarakat untuk mengurangi jumlah ban karet
bekas.
  Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat rancangan beton mutu f’c 20 Mpa
dengan menggunakan bahan tambahan karet ban.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN BETON


Beton merupakan suatu campuran yang terdiri dari bahan-bahan air, semen, agregat
kasar ,agregat halus dan bila perlu dapat digunakan bahan tambahan, dengan sifat-sifatnya yang
sesuai untuk bahan campuran beton serta komposisi dan perbandingan tertentu yang mempunyai
sifat plastis dan basah pada saat permulaan , kemudian secara perlahan-lahan berubah menjadi
keras dan kaku seperti batu.
Beton yang baik, kuat dan awet membutuhkan bahan-bahan yang memenuhi spesifikasi
sebagai bahan pembentuknya. Ada berbagai macam pengujian yang dapat dilakukan untuk
mengetahui sifat-sifat bahan yang akan digunakan dalam pembuatan beton. Pengujian perlu
dilakukan untuk mendapatkan komposisi campuran yang tepat berdasarkan sifat-sifat dari masing-
masing bahan pembentuk beton.

2.2 BAHAN PEMBENTUK BETON


  Semen
Semen dapat dibagi menjadi dua macam yaitu semen hidrolik dan semen non hidrolik. Semen
hidrolik adalah suatu bahan pengikat yang mengeras apabila bereaksi dengan air serta
menghasilkan produk yang tahan air contohnya : semen portland dan semen alumina. Semen non
hidrolik adalah bahan pengikat yang akan mengeras jika bereaksi dengan air tetapi akan larut
didalam air, contohnya adalah gypsum. Salah satu semen hidrolik yang sering digunakan dalam
pembangunan adalah semen portland. Semen ini banyak mengandung senyawa kimia kompleks
yang menyebabkan terjadinya reaksi pengikatan dan pengerasan dengan baik.

  Agregat
Agregat adalah butiran mineral seperti pasir, kerikil, batu pecah dan kerak tungku besi yang
dipakai dalam adukan (mortar) atau beton. Penilaian jenis agregat sebagai bahan campuran beton
tergantung dari mutu, tersedianya bahan, serta jenis konstruksi yang akan memakai bahan
tersebut. Sedangkan penilaian dapat diterimanya agregat tersebut, ditetapkan antara lain terhadap
ukuran, gradasi, kebersihan, kekerasan, kemulusan, bentuk butiran dan bentuk permukaannya.
Secara umum agregat diklasifikasikan menurut ukuran butiran menjadi :
  Agregat Halus
Agregat halus adalah pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami batu-batuan atau berupa
pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu yang mempunyai ukuran terbesar 5 mm.
Agregat Halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 %. Jika mengandung kadar lumpur lebih
dari 5% agregat harus dicuci sebelum digunakan sebagai bahan campuran.
  Agregat Kasar
Agregat kasar dapat berupa kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batuan atau batu
pecah yang diperoleh dari pemecahan batu. Pada umumnya yang yang dimaksud dengan agregat
kasar adalah agregat dengan ukuran butir lebih besar dari 5 mm atau agregat yang butirannya
tertinggal diatas ayakan 4,8 mm. Kadar lumpur untuk agregat kasar tidak boleh melebihi dari 1 %.
  Bahan Tambahan
Bahan tambahan untuk beton (concrete admixture) adalah bahan atau zat kimia yang
ditambahkan di dalam adukan beton pada saat beton masih segar.
Tujuan penggunaan bahan tambahan untuk beton secara umum adalah untuk memperoleh sifat
sifat beton yang diinginkan ,sesuai dengan tujuan / keperluannya. Sifat sifat sifat beton yang dapat
diperbaiki antara lain :
  Memperbaiki kelecakan beton
  Mengatur faktor air semen
  Mengurangi penggunaan semen
  Meningkatkan kuat tekan beton
  Mempercepat proses pengerasan
  Memperlambat proses pengerasan
  Meningkatkan keawetan beton

Macam macam bahan tambahan, jika ditinjau dari fungsinya, ASTM membagi bahan
tambahan untuk beton menjadi 5 jenis, antara lain :
 Type A :  Water – reducing
Mengurangi jumlah air campuran dan dapat menghasilkan konsistensi tertentu
 Type B : Retarding
Memperlambat pengikatan beton
 Type C : Accelerating
Mempercepat pengikatan beton dan pengembangan kekuatan awal beton
 Type D : Water – reducing dan Retarding
Mengurangi jumlah air dan dan memhambat pengikatan beton
 Type E : Water – reducing dan Accelerating
Mengurangi jumlah air dan dan mempercepat pengikatan beton

2.3  ALASAN PEMILIHAN KARET BAN SEBAGAI BAHAN CAMPURAN BETON


Pemanfaatan karet ban merupakan upaya menekan pembuangan ban seminimal mungkin
dan dalam batas tertentu menghemat sumber daya dan mengurangi ketergantungan bahan baku
impor. Pemanfaatan karet ban dapat dilakukan dengan pemakaian kembali (reuse) maupun daur
ulang (recycle).
Di Indonesia, pemanfaatan ban karet bekas sebagai bahan konstruksi masih sangat jarang
ditemui. Biasanya hanya digunakan sebagai pembuatan sendal, dan aneka kerajinan lainnya.
Ban karet akan memberikan sifat kelenturan dan akan mencegah keretakan beton. Ban
karet sendiri memilikimodulus elastisitas 0,77-1,33 Mpa, dan memiliki density yang rendah yaitu
berkisar antara 1,08-1,27 t/m3

2.4  PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PADA BETON


Dari hasil mix design yang diperoleh ternyata kadar airnya sangat kecil, sulit untuk dikerjakan
sehingga diperlukan bahan tambahan untuk mempermudah proses pengerjaan. Untuk itu jenis
bahan yang digunakan :
 Type A :  Water – reducing
Mengurangi jumlah air campuran dan dapat menghasilkan konsistensi tertentu
Berdasarkan ketentuan pabrik yang mengeluarkan bahan tambahan, perbandingan berat semen
dengan bahan tambahan adalah 50 kg : 200 cc, sehingga kebutuhan bahan tambahan untuk 1 kg
semen adalah
»   50 kg= 200 cc

»   1 kg=  4cc

BAB III
METODE PEMBUATAN

3.1 PERALATAN DAN BAHAN

 Peralatan :

1.      Timbangan
2.      Ayakan
3.      Corong konik/ conical mould 
4.      Oven
5.      Piknometer
6.      Nampan dan cetok 
7.      Alat pengaduk beton (concrete mixer )
8.      Cetakan benda uji kubus
9.      Alat uji workability/kerucut Abrams
10.  UTM (Universal Testing Machine)
11.  Dial gauge
12.  Extensometer

 Bahan :

2.      Semen
3.      Agregat Kasar
4.      Agregat Halus
5.      Karet ban
6.      Air

3.2 PROSES PEMBUATAN BENDA UJI DENGAN METODE MIX DESIGN

       Pembuatan benda uji dalam kompetisi ini berbentuk kubus dengan ukuran 15cm x 15cm x
15cm. Proporsi campuran menggunakan perhitungan campuran mix design sesuai dengan  SNI 03-
3449-2002. Penggunaan butir agregat kasar pada campuran beton yang dibuat menggunakan kerikil
alami dan kerikil plastik dengan ukuran maksimum 40 mm.
Langkah-langkah pembuatan benda uji adalah sebagai berikut:

1. Persiapkan alat-alat yang digunakan dalam pembuatan benda uji.


2.      Bahan-bahan dipersiapkan sesuai dengan ketentuan dan ditimbang sesuai dengan
proporsi yang sudah direncanakan.
3.      Campurkanlah bahan-bahan tersebut dalam sebuah bak adukan.
4.      Setelah tercampur merata, adukan beton dituangkan ke dalam kerucut abrams untuk
selanjutnya dilakukan pengukuran untuk mendapatkan nilai slump.
5.      Setelah slump selesai diukur adukan beton dituangkan kedalam cetakan.
6.      Adukan beton dimasukkan secara bertahap kedalam cetakan sebanyak dua lapis dan
digetarkan.
7.      Setelah 24 jam cetakan dibuka. Perawatan beton dilakukan dengan merendam benda
uji dalam air sampai berumur 28 hari.

  Pengukuran Slump
Pengukuran slump dilakukan untuk setiap campuran beton dan sebelum campuran beton dicetak.
Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui kekentalan dari adukan beton yang selanjutnya dapat
menggambarkan workability dari campuran tersebut.
          Alat-alat yang digunakan dalam pengukuran slump adalah kerucut Abrams dengan diameter
atas 10 cm, diameter bawah 20 cm, dan tinggi 30 cm, pelat baja dengan ukuran 50 cm x 50 cm dan
tongkat pemampat ujung bulat dengan Ø 16 mm dan panjang 60 cm.
  Pencetakan Benda Uji
Pencetakan benda uji dilakukan dengan cara menuangkan adukan beton ke dalam cetakan yang
telah diolesi dengan minyak pelumas dengan sendok aduk, sendok bahan. Pada lapisan akhir
ditambahkan adukan beton sampai melebihi permukaan cetakan agar tidak perlu penambahan
kembali setelah beton dipadatkan. Campuran adukan dituangkan ke dalam cetakan sebanyak 3 lapis
dan masing-masing lapis digetarkan dengan meja penggetar selama 60 detik, yang bertujuan
menghilangkan rongga-rongga udara untuk mencapai kepadatan yang merata.

  Pembukaan Benda Uji


Pembukaan benda uji dari cetakan dilakukan setelah umur 1 hari (24 jam). Benda uji tersebut
kemudian diberikan tanda sesuai dengan perlakuannya untuk memudahkan mengingat kapan
benda uji tersebut dicetak.

  Perawatan Benda Uji


Perawatan benda uji dilakukan setelah benda uji berumur 24 jam dan dibuka dari
cetakannya. Kemudian perawatan dilanjutkan dengan merendam benda uji sampai dengan batas
waktu pengujian.  Cara ini dilakukan agar proses hidrasi yang terjadi berjalan dengan sempurna
tanpa adanya kehilangan air akibat dari penguapan yang cepat karena dapat mengakibatkan retak
pada permukaan benda uji.

RANCANGAN MIX DESIGN


  Biaya bahan yang diperlukan untuk 1m3 beton adalah :
           
  Pasir
1m3= Rp 142.857,00
 Volume x harga satuan
= 0,54 x Rp.142.857,00
= Rp.78.000,00
  Kerikil alami
1m3= Rp 185.714,00
 Volume x harga satuan
= 1,05 x Rp.185.714,00
= Rp 195.000,00
           
  Ban dalam motor
1 bh= Rp 5.000,00
6 bh= Rp 30.000,00
Volume x harga satuan       
= 0,98  x Rp.30.000,00
= Rp. 29.400,00
(untuk pengolahan ban dalam motor diperlukan biaya Rp.29.400,00 untuk menghasilkan 6bh 
agregat bahan daur ulang)

  Jadi biaya total bahan = Rp.302.400,00

Hasil pengujian kuat tekan beton


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN
          Adapun beberapa kesimpulan yang dapat kami ambil :
1.      Walaupun Di Indonesia, pemanfaatan ban karet bekas sebagai bahan konstruksi masih sangat
jarang ditemui. Namun Ban karet dapat memberikan sifat kelenturan dan akan mencegah
keretakan beton.
2.      Beberapa actor yang mempengaruhi kekuatan beton diantaranya yaitu perbandingan campuran,
kadar f.a.s ,ukuran agregat dan proses pengadukan campuran.
3.      Mampu merancang campuran beton ringan mutu tepat f’c 20 Mpa.

6.2  SARAN
1.      Mengingat ini merupakan penelitian secara sederhana, komposisi perbandingan campuran yang
sesuai akan membuat kekuatan beton menjadi lebih maksimal.
2.      Untuk memudahkan dalam pemotongan ban karet agar ukurannya sama/seragam sebaiknya
pemotongan ban karet dilakukan dengan mesin pemotong khusus sesuai dengan dimensi yang
diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Kusadi, M. 1977 Bahan-bahan Campuran Beton. Bandung : Direktorat Jenderal Bina Marga
2. Wangsadinata, Wiratman. Cs. 1971. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971. Bandung :
Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan.
3. Sinaga, H.R.Drs. 1992. Perencanaan Campuran Beton . Bandung : Pusat Pengembangan
Penataran Guru Teknologi Bandung.

4.      Badan Standarisasi Nasional. SNI 03-3449-2002.Tata Cara Perancangan Campuran


Beton Ringan dengan Agregat Ringan.
5.      Badan Standarisasi Nasional. SNI 03-1972-1990.Metode Pengujian Slump Beton.
6.      http://id.scribd.com/doc/58059023/Artikel-Subtitusi-Ban-Karet-Pada-Beton

Anda mungkin juga menyukai