Anda di halaman 1dari 17

1.1.a.

5 Ruang Kolaborasi
Modul 1.1 Penugasan Kelompok

Konteks sosial- kultural di daerah lombok dan bima


Berdasarkan Pemikiran ki hajar dewantara

Kelompok 3 kelas 10.40 NTB


CGP Angkatan 10
Anggota Salihin Azni Haris

Kelompok
Ida Marwati Sri Handayani
1. APAKAH KEKUATAN KONTEKS SOSIO-KULTURAL DI
DAERAH ANDA SEJALAN DENGAN PEMIKIRAN KHD?

Pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD), pendiri pendidikan nasional Indonesia,


mengajarkan bahwa pendidikan harus mencerminkan dan menghormati
kebudayaan lokal, sambil memberikan bekal yang relevan untuk
menghadapi tantangan global. konteks sosio-kultural di daerah kita memiliki
kekayaan yang unik. Nilai-nilai, tradisi, adat istiadat, dan norma-norma
sosial menjadi pilar kuat yang membentuk identitas masyarakat.
1. Nilai-nilai Gotong Royong
Gotong royong merupakan salah satu nilai luhur
budaya yang kuat di daerah. Nilai ini sejalan
dengan pemikiran KHD tentang pentingnya sinergi
dan kerjasama antara keluarga, masyarakat, dan
sekolah dalam membentuk karakter peserta didik
yang baik.
CONTOH NILAI-NILAI GOTONG ROYONG LOMBOK-
BIMA
2. Kebersamaan dan Solidaritas

Kebersamaan dan solidaritas merupakan nilai sosio-


kultural yang kuat di daerah. Pemikiran KHD tentang
pendidikan yang humanis dan berlandaskan kemandirian
dapat diterapkan dengan membangun rasa kebersamaan
dan solidaritas di antara peserta didik, serta
mengajarkan mereka untuk saling membantu dan peduli
terhadap sesama.
Contoh kebersamaan dan
solidaritas lombok-bima

Begawe
Tekar ne’e
Adat Istiadat dan Norma Sosial yang
Dihormati

Di daerah kami, adat istiadat dan norma sosial memiliki peran yang penting
dalam kehidupan sehari-hari.
Pemikiran KHD tentang konsep menuntun dan menghormati adat istiadat
dapat dikontekstualkan dengan kekuatan konteks sosio-kultural di daerah.
Sehingga membantu dalam membentuk karakter peserta didik yang memiliki
sikap hormat dan patuh terhadap adat istiadat dan norma sosial yang berlaku
Adat Istiadat dan Norma
Sosial yang Dihormati

Rimpu Merarik
2. Bagaimana pemikiran KHD dapat dikontekstualkan
sesuaikan dengan nilai-nilai luhur kearifan budaya
daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter
murid sebagai individu sekaligus sebagai anggota
masyarakat pada konteks lokal sosial budaya di
daerah Anda?
Pemikiran KHD dapat dikontekstualkan sesuaikan dengan nilai-nilai luhur
kearifan budaya daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter murid
sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat pada konteks lokal sosial
budaya di daerah Anda?

SEKOLAH MASYARAKAT
Karakter melalui kegiatan Karakter melalui kegiatan
keagaan : Sholat dhuhur keagamaan: tahlil
jamaah,menumbuhkan
kesadaran ibadah sebagai
kebutuhan individu

Karakter budaya disiplin positif


klinik sahabat anak memberikan proses karaketr budaya disiplin
tuntunan positif.
positif : tertib lalu lintas
Karakter membangun empati :
Donasi bagi keluarga siswa yang Karakter membangun empati
meninggal : donasi bagi keluarga
.. tetangga yang meninggal
Pemikiran KHD dapat dikontekstualkan sesuaikan dengan nilai-nilai luhur
kearifan budaya daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter murid
sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat pada konteks lokal sosial
budaya di daerah Anda?

SEKOLAH MASYARAKAT
Karakter bagi dan peduli Karakter berbagi dan peduli
lingkungan : jumat berkah dan lingkungan : santunan anak
bakti sosial yatim piatu

Musyawarah /organisasi : pemilihan


organisasi ketua osis Musyawarah /organisasi :
Karakter berkebinekaan global : tari
pemilihan kepala desa, karang
tradisional taruna

Karakter berkebinekaan
global : marawis, sholawatan
3. Sepakati satu kekuatan pemikiran KHD yang menebalkan laku
murid di kelas atau sekolah Anda sesuai dengan konteks sosial
budaya lokal di dae rah Anda yang dapat diterapkan

: Pemikiran tentang Pendidikan yang menuntun. Menuntun peserta


didik sesuai dengan kodrat tanpa paksaan yang merupakan
perwujudan dari Ing Ngarso Sung Tuludha (di depan memberi teladan),
Ing Madya Mangun Karsa ( di tengah membangun kehendak atau niat),
dan Tut Wuri Handayani ( dari belakang memberi dorongan ).
Penerapanya sebagai berikut :

Sambut peserta didik. Guru menjadi teladan dengan kedisiplinan


dengan tidak datang terlambat. Budayakan ramah anak yatitu dengan
melakukan 5S ( Senyum, salam,sapa,sopan dan satun ) sehingga
peserta didik merasakan rasa aman dan nyaman.
Melakukan kebersihan Bersama, yaitu guru tidak hanya meminta
peserta didik bersih-bersih melainkan ikut andil dalam melaksanakan
kebersihan sesuai dengan semboyan Ing Madya Mangun Karsa di
Tengah membangkitkan semangat
1. Melakukan pembelajaran yang inklusif, misalnya memberi kesempatan peserta
didik untuk berdiskusi dan mengajukan pertanyaan atau ide agar mengarahkan
peserta didik melakukan hal-hal yang positif dan kreatif. Ajarkan mereka toleransi
dengan guru, tidak membeda-bedakan murid dari latar belakang peserta didik.
Sesuai dengan semboyan Tut Wuri Handayani.
.
T e r i ma
K a s i h

Anda mungkin juga menyukai