Anda di halaman 1dari 10

PERKEMBANGAN AKAL BUDI

DAN ZAMAN POSITIF: AUGUSTE


COMTE
Di susun Oleh Kelompok 5
Ainun Al Insira (30100121012)

M. Akbar Ilyas

Muh Ismail Syam

ANGGOTA Rahmawati (30100121034)

St. Nur Afifah A (30100121037)

Moh. Syaifullah (30100121057)


PENGERTIAN POSTIVISME
Istilah positivisme paling tidak mengacu pada dua hal berikut: pada
teori pengetahuan (epistemologi) dan pada teori tentang perkem-
bangan sejarah (akal budi) manusia. Sebagai teori tentang perkem-
bangan sejarah manusia, istilah positivisme identik dengan tesis Comte
sendiri mengenai tahap-tahap perkembangan akal budi manusia, yang
secara linier bergerak dalam urut-urutan yang tidak terputus. Perkem-
bangan itu bermula dari tahap mistis atau teologis ke tahap metafisis,
dan berakhir pada tahapan yang paling tinggi, yakni tahap positif.
TAHAP TAHAP PERKEMBAGAN AKAL
BUDI MANUSIA
TAHAP TEOLOGIS
Tahap ini merupakan tahap paling awal dari perkembangan akal ma- nusia. Pada tahap ini
manusia berusaha menerangkan segenap fakta/ kejadian dalam kaitannya dengan teka-teki
alam yang dianggapnya berupa misteri. Segala-galanya, termasuk manusia sendiri,
diterangkan dalam hubungannya dengan kekuatan-kekuatan yang sifatnya misterius.
Manusia tidak menghayati dirinya sebagai makhluk luhur dan rasional, yakni Tuhan. Tuhan
dipandang sebagai satu-satunya Roh, yang meng atur dan menguasai bumi dan langit. Semua
benda dan kejadian, ter masuk manusia, berasal dan berakhir dari satu kekuatan tunggal
yang bersifat rohaniah itu (Tuhan).
TAHAP
METAFISIS
Pada tahap ini manusia mulai mengadakan perombakan atas cara
ber- pikir lama, yang dianggapnya tidak sanggup lagi memenuhi
keinginan manusia, untuk menemukan jawaban yang memuaskan
tentang ke- jadian alam semesta. Pada tahap ini semua gejala
dan kejadian tidak lagi diterangkan dalam hubungannya dengan
kekuatan yang bersifat supranatural atau rohani. Manusia kini
mulai mencari pengertian dan penerangan yang logis dengan cara
membuat abstraksi-abstraksi dan konsepsi-konsepsi metafisik.
Manusia pada tahap ini berusaha keras untuk mencari hakikat
atau esensi dari segala sesuatu. Mereka tidak puas hanya dengan
mencari pengertian-pengertian umum, tanpa dilandasi oleh
pemikiran-pemikiran dan argumentasi-argumentasi logis. Untuk
tujuan itu, dogma agama mulai ditinggalkan dan ke- mampuan
akal budi mulai dikembangkan. Manusia mulai mengerti bahwa
irrasionalitas harus disingkirkan, sedangkan analisis pikir perlu
dikembangbiakkan.
TAHAP POSITIF
Pada tahap positif, gejala dan kejadian alam tidak lagi dijelaskan secara a priori, melainkan
berdasarkan pada observasi, eksperimen dan komparasi yang ketat dan teliti. Gejala dan
kejadian alam harus diber- sihkan dari muatan teologis dan metafisisnya. Akal tidak
diarahkan untuk mencari kekuatan-kekuatan yang transenden di balik atau, hakikat (esensi)
di dalam setiap gejala dan kejadian. Akal pun tidak lagi berorientasi pada pencarian sebab
pertama dan tujuan akhir dari kehidupan. Mulai sekarang, akal mencoba mengobservasi
gejala dan kejadian secara empiris dan hati-hati untuk menemukan hukum hukum yang
mengatur (yang menjadi sebab musabab timbulnya) gejala dan kejadian itu.
PENGARUH POSITIVISME AUGUSTE
COMTE
Berikut pengaruh positivusme Menurut pengamatan ahli filsafat barat ini, kontribusi filsafat positivisme Comte terhadap
kebudayaan barat, paling tidak, tampak dari:

Semakin tebalnya optimisme masyarakat barat yang telah timbul sejak jaman Aufklarung mengenai hari depan umat
manusia yang semakin baik atau maju.
Semangat eksploratif dan ilmiah para ilmuwan sedemikian rupa, sehingga mendorong lahirnya model-model ilmu
pengetahuan yang positif, yang lepas dari muatan-muatan spekulatif.
Konsepsi yang semakin meluas tentang kemajuan atau moderni- sasi yang menitikberatkan pada kemajuan dan
modernisasi dalam bidang ekonomi, fisik dan teknologi (model masyarakat industri).
Menguatnya golongan teknokrat dan industriawan dalam pemerin- tahan. Tiga puluh lima tahun yang lalu, Bertrand
Russel dalam ko- mentarnya yang bernada kritik terhadap positivisme telah mera- malkan kenyataan itu: "... positive
humanity will be ruled by the moral authority of a scientific elite, while the executive power will be entrusted to
technical experts."
KESIMPULAN
Auguste Comte adalah seorang filsuf Prancis yang dikenal sebagai bapak positivisme.
Konsepnya tentang "zaman positif" menggambarkan tahap perkembangan manusia
dari era religiusitas menuju era rasionalitas ilmiah. Pada zaman positif, akal budi dan
pengetahuan ilmiah dianggap sebagai pijakan utama dalam memahami dunia dan
memecahkan masalah. Comte percaya bahwa melalui metode ilmiah, manusia dapat
mencapai kemajuan yang lebih besar dalam memahami dan mengelola masyarakat
serta sumber daya alam.
APAKAH ADA
PERTANYAAN?
TERIMA KASIH!

Anda mungkin juga menyukai