Anda di halaman 1dari 14

e-ISSN 2622-500X, Vol. 20, No.

2, Desember 2022, Halaman 178-191


AGORA : Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Arsitektur Usakti
https://e-journal.trisakti.ac.id/index.php/agora/

KAJIAN PRINSIP ARSITEKTUR KONTEMPORER PADA ELEMEN


FASAD GALERI SENI “SELASAR SUNARYO”, BANDUNG

Study of Contemporary Architecture Principles on Facade Elements Selasar


Sunaryo Art Space, Bandung

Nurassyifa Edniadiah, Achmad Hadi Prabowo, Etty Kridarso


Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Trisakti, Jakarta

*penulis korespondensi: hadi.prabowo@trisakti.ac.id; etty.k@trisakti.ac.id

Sejarah Artikel ABSTRAK


● Diterima Arsitektur kontemporer merupakan konsep arsitektur bertemakan masa kini dan masa depan yang
Juli 2022 muncul pada abad ke-21. Desain arsitektur kontemporer dapat dilihat dari bentuk dan tampilan
● Revisi bangunan, khususnya pada fasad. Penerapan prinsip arsitektur kontemporer pada fasad bangunan
September 2022 memiliki karakter bentuk fasad bangunan yang modern, dan inovatif. Penelitian ini bertujuan untuk
● Disetujui mengkaji prinsip arsitektur kontemporer yang ada pada elemen fasad bangunan Galeri Seni Selasar
November 2022 Sunaryo. Menggunakan metode penelitian kualitatif dan deskriptif, bertujuan untuk mengkaji
● Terbit Online bagaimana prinsip arsitektur kontemporer berperan dalam perancangan elemen fasad bangunan
Desember 2022 selasar sunaryo. Hasil penelitian menunjukan bahwa Galeri Selasar Sunaryo menerapkan Gaya
Arsitektur Kontemporer pada bangunannya, dilihat dari hasil tinjauan melalui teori elemen fasad
bangunan.
Kata Kunci:
● arsitektur
● fasad bangunan
● galeri seni
● kontemporer

ABSTRACTS
Keywords: Contemporary architecture is an architectural concept with the theme of the present and the future
● architecture that emerged in the 21st century. Contemporary architectural design can be seen from the shape and
● art space appearance of the building, especially on the facade. The application of contemporary architectural
● contemporary principles on building facades has the character of a modern, and innovative building facade. This
● façade study aims to examine the principles of contemporary architecture that exist in the building facade
elements Selasar Sunaryo Art Gallery. Using qualitative and descriptive research methods, aims to
examine how the principles of contemporary architecture play a role in the design of building facade
elements selasar sunaryo. The results showed that the gallery Selasar Sunaryo apply contemporary
architectural style in the building, seen from the review through the theory of building facade
elements.
Sitasi artikel ini:
Edniadiah, N., Prabowo, A., H., Kridarso, E. 2022. Kajian Prinsip Arsitektur Kontemporer pada Elemen Fasad Galeri Seni “Selasar
Sunaryo”, Bandung. Agora : Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Arsitektur Usakti. Vol. 20, No. 2, Halaman 178-191
DOI: https://doi.org/10.25105/agora.v20i2.14282

178
Kajian Prinsip Arsitektur Kontemporer pada Elemen Fasad Galeri Seni
“Selasar Sunaryo”, Bandung
Edniadiah, Prabowo, Kridarso
e-ISSN 2622-500X, Vol. 20, No. 2, Desember 2022, Halaman 178-191
DOI: https://dx.doi.org/1025105/agora.v20i2.14282

PENDAHULUAN

Arsitektur tidak hanya berperan sebagai jembatan antara manusia dengan lingkungan, tetapi juga
sebagai tempat berekspresi yang mengatur kehidupan jasmani dan psikologi (Anggi Warsito
2017). Pengertian dari Arsitektur merupakan suatu karya manusia yang memiliki manfaat bagi
manusia itu sendiri. Manfaat ini dirasakan oleh tubuh karena dapat memberikan kenyamanan dan
ketenangan pikiran serta perlindungan (Sumintradja 1987). Arsitektur sendiri memiliki gaya
arsitektur yang lahir dari sejarah arsitektur, yang mencakup berbagai elemen seperti bentuk,
mode konstruksi, bahan bangunan, dan karakter daerah. Gaya arsitektur akan terus berkembang
seiring berjalannya waktu sesuai dengan kondisi sosial, budaya, dan geografi wilayah tersebut.

Salah satu gaya arsitektur yang berkembang saat ini yaitu Arsitektur Kontemporer, merupakan
gaya arsitektur yang lahir pada abad ke-21 sampai saat ini. Menurut Akmal (2005), Aristektur
kontemporer dipengaruhi oleh sebuah gaya arsitektur modern yang memiliki ekspresi yang sama
dengan karya arsitektur modern dari dunia barat pada tahun 1960-an. Terdapat perbedaan pada
arsitektur modern dan kontemporer, arsitektur modern memiliki gaya arsitektur yang lebih statis.
Berbeda dengan arsitektur kontemporer yang memiliki gaya arsitektur yang dinamis, dan berubah
seiring berjalannya waktu.

Menggunakan gaya arsitektur kontemporer merupakan salah satu cara untuk membentuk
identitas unik melalui desain elemen visual. Terdapat beberapa prinsip dari arsitektur
kontemporer, yaitu penggunaan material dan teknologi baru, gubahan yang ekspresif dan
dinamis, konsep ruang terkesan terbuka, harmonisasi ruang dalam dan ruang luar,
fasadtransparan, kenyaman hakiki, serta eksplorasi elemen lanskap. Dalam karya arsitektur, fasad
digunakan sebagai media untuk menciptakan kesan pertama dari sebuah karya arsitektur, serta
merupakan media pertama yangbiasa dilihat oleh publik dari bangunan sekaligus digunakan
sebagai point of interest yang dapat menggambarkan karakteristik serta keunikan dari gaya
arsitektur yang digunakan (Schrimbeck 1988).

Maka dari itu, penelitian ini mengkaji sebuah bangunan yang bertemakan kontemporer, salah
satu bangunan yang bertema kontemporer di Indonesia yaitu pada Selasar Sunaryo Art Space
(SSAS), merupakan sebuah galeri seni hasil karya seorang seniman kontemporer bernama
Sunaryo, yang berlokasi di kawasan Utara Bandung. Tujuan penelitian pada Galeri Seni Selasar
Sunaryo adalah untuk mengkaji bagaimana prinsip arsitektur kontemporer berperan dalam
perancangan elemen fasad pada bangunan selasar sunaryo, serta diharapkan dapat
menambahilmu pengetahuan mengenai arsitektur kontemporer.

179
Kajian Prinsip Arsitektur Kontemporer pada Elemen Fasad Galeri Seni
“Selasar Sunaryo”, Bandung
Edniadiah, Prabowo, Kridarso
e-ISSN 2622-500X, Vol. 20, No. 2, Desember 2022, Halaman 178-191
DOI: https://dx.doi.org/1025105/agora.v20i2.14282

1.1. Arsitektur Kontemporer


Arsitektur Kontemporer adalah suatu aliran arsitektur tertentu pada masanya, yang
mencerminkan kebebasan untuk berkarya sehingga menampilkan sesuatu yang berbeda, dan
merupakan suatu aliran baru atau kombinasi dari aliran arsitektur lainnya (Hilbersemeir 1964).
Arsitektur kontemporer merupakan gabungan dari beberapa aliran arsitektur yang mencerminkan
kebebasan berekspresi sehingga terciptanya sesuatu yang berbeda (Becker et al., 2015, 6).
Penggunaan gaya arsitektur kontemporer merupakan sebuah cara untuk menciptakan identitas
yang unik melalui desain elemen visual. Menurut Schrimbeck (1988), Prinsip Arsitektur
Kontemporer adalah penggunaan material dan teknologi baru, gubahan yang ekspresif dan
dinamis, konsep ruang terkesan terbuka, harmonisasi ruang dalam dan ruang luar, fasad yang
transparan, kenyaman hakiki, serta eksplorasi elemen lanskap (Schrimbeck 1988).

1.2. Fasad Bangunan


Istilah fasad biasanya selalu dihubungkan dengan sebuah bangunan. Fasad merupakan
bagianpenting yang tidak dapat dihilangkan dalam sebuah karya arsitektur, karena sebagai media
yang pertama kali dilihat dan dapat menciptakan kesan pertama pada sebuah bangunan (Bulder
Indonesia, 2022). Fasad juga dijadikan sebagai point of interest pada sebuah bangunan yang dapat
merepresentasikan karakteristik dari sebuah gaya arsitektur. Dan dapat pula dijadikan sebagai
penanda letak sebuah bangunan yang dicirikan oleh bentuk atau kondisi fasad bangunan tersebut.

Dalam arsitektur, Fasad berarti bagian muka suatu bangunan, dan merupakanbagian yang sangat
penting dari sebuah karya arsitektur, hal ini karena elemen ini selalu menjadi bagian pertama
yang diapresiasi atau dinilai oleh publik atau penikmat karya arsitektur (Sastra 2013). Elemen fisik
pembentuk karakter visual bangunan dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu: ketinggian
bangunan, style bangunan, material, tekstur, warna dan penanda (Shirvani 1985). Selain itu,fasad
bangunan memiliki beberapa komponen sebagai pembentuk karakter visual yang baik (Ching
1994), yaitu:
a. Entrance (Pintu Masuk)
Pintu masuk merupakan transisi dari area publik (luar) ke area privat (dalam). Pintu masuk
adalah elemen yang cukup jelas dari pengguna bangunan. Posisi pintu masuk juga dapat
mempengaruhi tampilan fasad.
b. Bukaan
Dalam fasad bangunan, elemen bukaan merupakan salah satu hal yang menarik. Elemen
bukaan ruangan adalah pintu, jendela, BV, dan elemen bukaan estetika.
c. Penanda (Sign) dan Ornamen

180
Kajian Prinsip Arsitektur Kontemporer pada Elemen Fasad Galeri Seni
“Selasar Sunaryo”, Bandung
Edniadiah, Prabowo, Kridarso
e-ISSN 2622-500X, Vol. 20, No. 2, Desember 2022, Halaman 178-191
DOI: https://dx.doi.org/1025105/agora.v20i2.14282

Penanda ditempatkan pada fasad atau tampak muka suatu bangunan sebagai bentuk
komunikasi visual dengan masyarakat, dapat berupa papan informasi, iklan dan reklame.
d. Warna
Teknik pengolahan warna. Sebagai salah satu unsur yang menciptakan kesan dan persepsi
pengamat.
e. Material
Pengaplikasian material pada fasad suatu bangunandapat dijadikan sebagai point of interest
untuk membuat tampilan bangunan menjadimenarik.

Elemen-elemen pembentuk fasad akan menjadi satu kesatuan dengan adanya proporsi yang tepat
dinilai oleh suatu nilai estetika. Faktor yang memenuhi nilai estetika tersebut antara lain:
Keseimbangan, Ritme, Proporsi, Harmoni (Amirudin 1980). Landasan teori fasad bangunan
tersebut akan digunakan sebagai acuan untuk mencari variabel penelitian. Variabel tersebut
terdiri dari komponen fasad bangunan yang terdiri dari Pintu masuk, bukaan, penanda dan
ornamen. Dan elemen visual bangunan berupa ketinggian bangunan, material, tekstur, dan
warna. Serta unsur nilai estetika yang terdiri dari Keseimbangan, Ritme, Proporsi, Harmoni.

1.3. Galeri Seni


Galeri diartikanSebagai wadah pameran karya seni. Galeri juga dapat diartikan sebagai tempat di
mana kegiatan komunikasi visual ditempatkan dalam ruang antara kolektor dan seniman serta
masyarakat luas melalui kegiatan pameran. Ruang untuk memajang karya, ruang untuk memajang
kegiatan publik, serta ruang publik yang dapat digunakan untuk keperluan khusus (Harris 2005).

Menurut Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2003), Galeri adalah selasar atau
tempat; dapat juga diartikan sebagai tempat memamerkan karya seni tiga dimensi oleh seorang
seniman atau sekelompok seniman. Hal ini juga dapat didefinisikan sebagai ruangan atau gedung
dimana suatu benda atau karya seni dipamerkan.

Galeri seni merupakan ruang untuk memamerkan karya seni tiga dimensional hasil karya seniman
yang dapat dijadikan sebagai tempat untuk kegiatan komunikasi visual antar seniman dengan
masyarakat luas. Galeri seni kontemporer merupakan pameran karya 2 dimensi dan 3 dimensi
yang berkembang saat ini (modern). Selain sebagai tempat untuk Pameran Seni Kontemporer,
Galeri Seni Kontemporer Memelihara, melestarikan, dan mengembangkan seni Kontemporer.

181
Kajian Prinsip Arsitektur Kontemporer pada Elemen Fasad Galeri Seni
“Selasar Sunaryo”, Bandung
Edniadiah, Prabowo, Kridarso
e-ISSN 2622-500X, Vol. 20, No. 2, Desember 2022, Halaman 178-191
DOI: https://dx.doi.org/1025105/agora.v20i2.14282

METODE

Metode penelitian yang digunakan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan


deskriptif. Dalam pengambilan data studi kasus, dilakukan melalui data sekunder, yaitu dengan
melakukan pengkajian terkait prinsip-prinsip arsitektur kontemporer dan mengambil dari
beberapa jurnal, buku, serta internet. Pengambilan data juga melalui data primer, berupa
dokumentasi pada Galeri Selasar Sunaryo.

Teknik analisis data pada penelitian ini yaitu berupa analisis bentuk teori dengan cara
menganalisis elemen fasad galeri seni selasar sunaryo yang ditinjau dari beberapa landasan teori,
yaitu teori (Ching, 1979; Shirvani, 1990; dan Amirudin, 1990). Hasil akhir dari penelitian ini akan
menunjukkan prinsip arsitektur kontemporer yang diterapkan Galeri Seni Selasar Sunaryo pada
elemen fasad bangunannya yang akan dijadikan sebagai kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Galeri Selasar Sunaryo terletak di Jl. Bukit Pakar Timur No. 100, Ciburial, Kec. Cimenyan,
Kabupaten Bandung, Jawa Barat 40198. Galeri ini memiliki luas area sekitar 5.000 m2 berada
dikawasan perbukitan alami Bandung Utara dengan lahan yang berkontur dan cukup curam
(Gambar 1). Bentuk dasar pada Galeri Selasar Sunaryo ini terinspirasi dari bentuk “Kuda Lumping”
sebagai salah satu budaya tradisonal yang ada di Indonesia (Selasar Sunaryo Art Space n.d.).

Gambar 1. Blockplan Galeri Selasar Sunaryo


(Sumber: Selasar Sunaryo Art Space n.d.)

Galeri Selasar Sunaryo memiliki bentuk bangunan yang unik. Fasad bangunan pada galeri utama
mengaplikasikan bentuk trapesium dengan penambahan dan pengurangan gubahan massa yang
menciptakan bentuk dan kesan yang berbeda dari bangunan lain. Sehingga bentuk trapesium dari
bangunan ini menunjukan kesan kontemporer (Gambar 2).

182
Kajian Prinsip Arsitektur Kontemporer pada Elemen Fasad Galeri Seni
“Selasar Sunaryo”, Bandung
Edniadiah, Prabowo, Kridarso
e-ISSN 2622-500X, Vol. 20, No. 2, Desember 2022, Halaman 178-191
DOI: https://dx.doi.org/1025105/agora.v20i2.14282

Gambar 2. Fasad bangunan galeri utama


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Atap bangunan yang terinspirasi dari salah satu bentuk rumah adat sunda yaitu Julang ngapak.
Ditransformasikan menjadi bentuk yang lebih menunjukkan karakter modern dengan
penambahan bidang polos pada bagian dindingnya (Gambar 3). Hal tersebut menjadikan
bangunan galeri ini tidak hanya bertemakan kontemporer, namun tetap mempertahankan
arsitektur tradisionalnya yaitu arsitektur Sunda.

Gambar 3. Transformasi bentuk atap galeri


(Sumber: Gabriella, 2019, hal. 10)

Berikut ini merupakan analisis Fasad bangunan Galeri Seni Selasar Sunaryo yang ditinjau dari
landasan teori diatas, yaitu sebagai berikut:
1. Pintu Masuk
Pintu masuk pada bangunan utama yaitu galeri seni terdapat pada bagian depan,
menggunakan material kaca yang memberikan kesan transaparan dan terbuka, serta dapat
terlihat secara langsung bagian dalam bangunan, hal tersebut mendukung elemen gaya
arsitektur kontemporer yang bersifat kekinian (Gambar 4).

183
Kajian Prinsip Arsitektur Kontemporer pada Elemen Fasad Galeri Seni
“Selasar Sunaryo”, Bandung
Edniadiah, Prabowo, Kridarso
e-ISSN 2622-500X, Vol. 20, No. 2, Desember 2022, Halaman 178-191
DOI: https://dx.doi.org/1025105/agora.v20i2.14282

Gambar 4. Pintu masuk galeri utama


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

2. Bukaan
Bukaan pada bangunan yang ada di selasar sunaryo mayoritas menggunakan material
modern yaitu kaca, yang memberikan kesan terbuka dan transparan sesuai dengan gaya
arsitektur kontemporer (Gambar 5).

Gambar 5. Bukaan pada bagian depan galeri


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Terdapat bukaan berupa kaca yang difungsikan sebagai sumber cahaya alami pada bagian
dalam galeri (Gambar 6).

Gambar 6. Bukaan pada bagian dalam galeri


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

184
Kajian Prinsip Arsitektur Kontemporer pada Elemen Fasad Galeri Seni
“Selasar Sunaryo”, Bandung
Edniadiah, Prabowo, Kridarso
e-ISSN 2622-500X, Vol. 20, No. 2, Desember 2022, Halaman 178-191
DOI: https://dx.doi.org/1025105/agora.v20i2.14282

3. Penanda dan Ornamen


Penanda pada Galeri seni ini salah satunya pada bagian depan, yaitu sebuah penanda arah
masuk area galeri selasar sunaryo yang berada di sisi jalan (Gambar 7).

Gambar 7. Penanda galeri selasar sunaryo


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Terdapat penanda lain yang menjelaskan mengenai deskripsi pameran, dan arah masuk
ruang ruang yang ada pada galeri selasar sunaryo, yaitu seperti arah toilet (Gambar 8).

Gambar 8. Penanda galeri selasar sunaryo


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Ornamen pada Galeri Seni Selasar Sunaryo tidak menggunakan ornamen khas Jawa Barat,
melainkan menggunakan tipologi atap khas Jawa Barat yaitu julang ngapak yang diterapkan
pada atap bangunan utama.

4. Ketinggian Bangunan
Dikarenakan berada di lahan yang berkontur, skala dan proporsi pada bangunan-bangunan
yang ada pada Galeri Selasar Sunaryo berbeda-beda. Tetapi pada tiap bangunannya hanya
berjumlah satu lantai dengan ketinggian yang berbeda-beda yaitu sekitar 3-4 meter
(Gambar 9).

185
Kajian Prinsip Arsitektur Kontemporer pada Elemen Fasad Galeri Seni
“Selasar Sunaryo”, Bandung
Edniadiah, Prabowo, Kridarso
e-ISSN 2622-500X, Vol. 20, No. 2, Desember 2022, Halaman 178-191
DOI: https://dx.doi.org/1025105/agora.v20i2.14282

Gambar 9. Ketinggian bangunan galeri utama


(Sumber: Selasar Sunaryo Art Space n.d.)

5. Material
Pada bangunan utama yaitu ruang pameran, pengaplikasian material dinding dengan
finishing cat menggunakan warna abu-abu yang dibuat bertekstur memberi kesan yang tidak
flat (Gambar 10).

Gambar 10. Material pada fasad galeri


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Pada bangunan cinderamata selasar, material yang digunakan yaitu kombinasi antara
material batu bata dan dinding dengan finishing cat berwarna putih. Perpaduan batu bata
dengan dinding yang dibuat setengah menjadikan pattern yang unik dan inovatif pada fasad
bangunan tersebut (Gambar 11).

Gambar 11. Material pada fasad cinderamata


(Sumber: Selasar Sunaryo Art Space n.d.)

186
Kajian Prinsip Arsitektur Kontemporer pada Elemen Fasad Galeri Seni
“Selasar Sunaryo”, Bandung
Edniadiah, Prabowo, Kridarso
e-ISSN 2622-500X, Vol. 20, No. 2, Desember 2022, Halaman 178-191
DOI: https://dx.doi.org/1025105/agora.v20i2.14282

Gambar 12. Material pada fasad cinderamata


(Sumber: Dunggio and Yunisya 2021)

Pada bangunan Rumah Bambu, material utama nya yaitu bambu. Dengan dikelilingi jalan
yang berundak dengan material bata. Perpaduan material ini memberikan nuansa yang
tradisional pada bangunan Rumah Bambu (Gambar 12).

Gambar 13. Material pada rumah bambu


(Sumber: Dunggio and Yunisya 2021)

6. Warna
Warna pada gaya kontemporer sering menggunakan palet tone-on-tone, artinya penggunaan
warna yang sama dengan nuansa yang berbeda serta lebih condong menggunakan warna-
warna yang netral, pada Galeri Selasa Sunaryo mayoritas menggunakan tone warna putih
dengan sedikit sentuhan warna abu-abu yang dibuat bertekstur (Gambar 14).

Gambar 14. Warna pada fasad galeri


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

187
Kajian Prinsip Arsitektur Kontemporer pada Elemen Fasad Galeri Seni
“Selasar Sunaryo”, Bandung
Edniadiah, Prabowo, Kridarso
e-ISSN 2622-500X, Vol. 20, No. 2, Desember 2022, Halaman 178-191
DOI: https://dx.doi.org/1025105/agora.v20i2.14282

Berikut ini analisis faktor pembentuk fasad yang ditinjau dari unsur nilai estetika menurut
Amirudin, M.Saleh, antara lain:
1. Keseimbangan (Balance)
Bentuk bangunan yang simetri merupakan salah satu hal yang dapat menciptakan balance.
Pada Galeri Selasar Sunaryo ini, termasuk dalam bangunan yang simetris dilihat dari jelasnya
pembagian pada bagian dasar, badan dan atap.

Gambar 15. Komponen fasad


(Sumber: Olahan Pribadi)

Bagian dasar bangunan terlihat ditandai dengan penggunaan anak tangga yang memperjelas
bagian tersebut sebagai kaki bangunan. Bagian badan bangunan ditandai dengan adanya
dinding tinggi dan terdapat pintu serta jendela. Serta bagian atap bangunan yang terinspirasi
dari rumah adat julang ngapak (Gambar 15).

2. Ritme

Gambar 16. Tampak Selaran Galeri Selasar Sunaryo


(Sumber: Olahan Pribadi)

Peletakan jendela dengan bentuk yang sama diletakkan secara berirama menciptakan sebuah
ritme pada bangunan tersebut (Gambar 16).

188
Kajian Prinsip Arsitektur Kontemporer pada Elemen Fasad Galeri Seni
“Selasar Sunaryo”, Bandung
Edniadiah, Prabowo, Kridarso
e-ISSN 2622-500X, Vol. 20, No. 2, Desember 2022, Halaman 178-191
DOI: https://dx.doi.org/1025105/agora.v20i2.14282

3. Proporsi
Skala dan Proporsi pada bangunan-bangunan yang ada pada Galeri Selasar Sunaryo berbeda-
beda. Tetapi pada tiap bangunannya hanya berjumlah satu lantai dengan ketinggian yang
berbeda-beda yaitu sekitar 3-4 meter.

Pada bangunan galeri selasar sunaryo proporsi ketinggian atap dan bangunan tidak
seimbang, perbandingan ketinggian atap yang lebih besar dibangingkan ketinggian bangunan
membuat suhu ruangan dibawahnya akan semakin dingin, sehingga dapat mengurangi
penggunan AC.

4. Harmoni
Fasad bangunan yang harmonis dapat dilihat dari perpaduan warna yang digunakan pada
fasad. Padu padan warna yang harmonis pada fasad dapat menciptakan visual yang baik
karena warna-warna tersebut saling berdekatan.

Pada galeri selasar sunaryo, penggunaan warna terlihat harmonis karena menggunakan
warna yang netral menggunakan tone warna putih dengan sedikit sentuhan warna abu-abu.
Warna tersebut juga sangat menggambarkan gaya kontemporer yaitu menggunakan warna
yang sama dengan gradasi yang berbeda.

KESIMPULAN

Hasil dari kajian yang telah dilakukan pada Galeri Seni Selasar Sunaryodapat disimpulkan bahwa
Galeri Seni ini menerapkan beberapa elemen dari Gaya Arsitektur Kontemporer, dilihat dari hasil
kajian yang ditinjau dari teori Shirvani, (1987); Ching, (1979); dan Saleh, (1990) mengenai elemen
fasad bangunan.

Gubahan massa yang menghasilkan bentuk dan kesan yang berbeda dari bangunan lain. Dengan
bentuk atap yang terinspirasi dari Rumah adat Julang Ngapak juga menjadikan bangunan ini
menyertakan konsep arsitektur sunda.

Identifikasi Area pintu masuk yang didominasi oleh kaca memberikan kesan transparan dan
terbuka. Identifikasi bukaan yang juga menggunakan material kaca sekaligus difungsikan sebagai
pencahayaan alami didalam bangunan. Identifikasi penanda pada bangunan menjadi bentuk
komunikasi visual yang menunjukan arah ruang-ruang di area Galeri Seni Selasar Sunaryo.

189
Kajian Prinsip Arsitektur Kontemporer pada Elemen Fasad Galeri Seni
“Selasar Sunaryo”, Bandung
Edniadiah, Prabowo, Kridarso
e-ISSN 2622-500X, Vol. 20, No. 2, Desember 2022, Halaman 178-191
DOI: https://dx.doi.org/1025105/agora.v20i2.14282

Penggunaan warna netral yang merupakan salah satu cirikhas dalam gaya arsitektur kontemporer
diterapkan pada material dinding Galeri utama yaitu dengan finishing cat menggunakan warna
abu-abu yang dibuat bertekstur. Lalu pada bangunan cinderamata selasar yang memberikan
kesan unik, menggunakan kombinasi material antara batu bata dan dinding dengan finishing cat
berwarna putih.

Hasil analisis teori Saleh, (1990) juga memperlihatkan bahwa galeri seni selasar sunaryo memiliki
unsur estetika yang baik. Ditandai dengan terciptanya keseimbangan pada bangunan tersebut,
serta unsur ritme, proporsi, dan harmoni yang ada pada fasad bangunan galeri selasar sunaryo
mendukung unsur estetika pada fasad.

DAFTAR PUSTAKA

Akmal, Imelda. (2005). Buku Indonesian Architecture Now. Jakarta.


Amirudin, Saleh. (1980). Pengantar Kepada Arsitektur. Bandung: Yayasan Lembaga Penyelidikan
Masalah Bangunan.
Anggi Warsito. (2017). 19 Pengertian Arsitektur Menurut Para Ahli. ilmuseni.com.
https://ilmuseni.com/seni-rupa/arsitektur/pengertian-arsitektur-menurut-para-ahli (April
5, 2022).
Becker, Fernando Gertum et al., (2015). Tinjauan Teori dan Studi Banding. Syria Studies, 7(1): 37-
72.
https://www.researchgate.net/publication/269107473_What_is_governance/link/5481730
90cf22525dcb61443/download%0Ahttp://www.econ.upf.edu/~reynal/Civil
wars_12December2010.pdf%0Ahttps://think-asia.org/handle/11540/8282%0A
https://www.jstor.org/stable/41857625.
Bulder Indonesia. (2022). Fasad Bangunan, Mengenal Fasad Bangunan dalam Kajian Arsitektur.
builder.id. https://www.builder.id/fasad-bangunan/ (April 5, 2022).
Ching, D.K. (1994). Arsitektur Bentuk Ruang dan Tatanan. Jakarta.
Dunggio, Sonia Amalia, and Adibah Nurul Yunisya. (2021). Kajian Pendekatan Kontemporer pada
Galeri Seni Selasar Sunaryo Art Space. Jurnal Arsitektur, 11, 53-62.
Harris, Cyril. (2005). Dictionary of Architecture and Construction. 4th ed. McGraw Hill Book
Company. https://civilenglineering.files.wordpress.com/2014/10/dictionary-of-civil-
engineering.pdf.
Hilbersemeir. (1964). Comtemporary Architects 2. Chicago.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional. Jakarta: Pusat Bahasa.

190
Kajian Prinsip Arsitektur Kontemporer pada Elemen Fasad Galeri Seni
“Selasar Sunaryo”, Bandung
Edniadiah, Prabowo, Kridarso
e-ISSN 2622-500X, Vol. 20, No. 2, Desember 2022, Halaman 178-191
DOI: https://dx.doi.org/1025105/agora.v20i2.14282

Sastra, M Suparno. (2013). Pusat Kebudayaan Maluku di Yogyakarta. Journal Universitas Atma
Jaya, 53(9), 1689-99.
Schrimbeck. (1988). Gagasan, Bentuk, dan Arsitektur. Prinsip-Prinsip Perancangan dalam
Arsitektur Kontemporer. Bandung.
Selasar Sunaryo Art Space. Contemporary Art Space. https://www.selasarsunaryo.com/.
Shirvani, Hamid. (1985). The Urban Design Process. New York: Van Nostrand Reinhold.
https://www.academia.edu/8403045/Book_Review_Urban_Design_Process_by_Hamid_Shi
rvani_Slideshow.
Sumintradja. (1987). Kompendium Sejarah Arsitektur. Bandung: Yayasan Lembaga Penjelidikan
Masalah Bangunan.

191

Anda mungkin juga menyukai