Anda di halaman 1dari 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/365946922

IDENTIFIKASI FAKTOR PENGHAMBAT PENERAPAN KURIKULUM MERDEKA


BELAJAR PADA TINGKAT SEKOLAH MENENGAH ATAS (Studi Kasus pada
SMAN 1 Telaga Biru dan SMAN 3 Gorontalo)

Article · December 2022

CITATIONS READS

2 10,182

1 author:

Neva Lionitha Ibrahim


Universitas Negeri Gorontalo
6 PUBLICATIONS 2 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Neva Lionitha Ibrahim on 02 December 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


IDENTIFIKASI FAKTOR PENGHAMBAT PENERAPAN KURIKULUM
MERDEKA BELAJAR PADA TINGKAT SEKOLAH MENENGAH ATAS
(Studi Kasus pada SMAN 1 Telaga Biru dan SMAN 3 Gorontalo)

Neva Lionitha Ibrahim

Pascasarjana Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Gorontalo


neva_s2pendekonomi@mahasiswa.ung.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor penghambat penerapan kurikulum Merdeka Belajar
pada SMAN 1 Telaga Biru dan SMAN 3 Gorontalo. Penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Yang menjadi fokus (indikator) penelitian yakni 1) Faktor Internal : Motivasi,
Sikap dan Minat Siswa serta 2) Faktor Eksternal : Dukungan Orang Tua, Kepemimpinan Kepala Sekolah,
Fasilitas Sekolah, Sistem Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Kompetensi Guru. Data diperoleh dengan
menggunakan metode wawancara terhadap 4 (empat) orang responden. 2 (dua) responden berasal dari
SMAN 1 Telaga Biru dan 2 (dua) responden berasal dari SMAN 3 Gorontalo. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa faktor penghambat yang diidentifikasi antara lain adalah Faktor penghambat internal terbagi atas :
1) Masih rendahnya motivasi siswa karena pada SMAN 1 Telaga Biru belum menerapkan sistem asesmen
untuk mengetahui minat dan bakat siswa dan belum adanya pengelolaan dan pengelompokkan kelas
berdasarkan minat dan bakat. 2) Pada kedua sekolah, terdapat siswa yang tidak fokus saat menerima
materi dikarenakan gaya belajar berbasis merdeka belajar cenderung lebih bebas, adanya efek malas
belajar di kelas pasca belajar di rumah saat pandemi dan kurang menariknya pengelolaan kelas oleh guru
pengajar, 3) terdapat ketidaksesuaian antara hasil tes asesmen minat bakat siswa yang dilaksnakan sekolah
dengan harapan siswa sehingga memunculkan konflik pada SMAN 3 Gorontalo. Sedangkan, faktor
penghambat eksternal adalah 1) terdapat orang tua siswa yang tidak mendukung hasil asesmen minat dan
bakat yang dilaksanakan SMAN 3 Gorontalo, 2) Pada kedua sekolah, terdapat kekurangan pada fasilitas
belajar di kelas seperti LCD Proyektor dan beberapa alat peraga dan alat laboratorium, 3) terdapat
hambatan dalam menyiapkan konten pembelajaran yang beragam sesuai gaya belajar peserta didik pada
SMAN 1 Telaga Biru, 4) tidak terdapat kerangka panduan pelaksanaan kurikulum merdeka belajar
sehingga dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat mempelajari dan memahami kurikulum tersebut, 5)
kurangnya alokasi waktu yang sesuai dengan perencanaan pembelajaran, 6) adanya keterbatasan fasilitas,
alat peraga dan juga buku referensi pada SMAN 1 Telaga Biru, 7) proses pembelajaran di kelas masih
belum maksimal karena guru masih beradaptasi dengan perubahan kurikulum pada SMAN 1 Telaga Biru,
dan 8) guru belum mengetahui seluk beluk kurikulum merdeka belajar dan belum maksimal dalam
mengembangkan kurikulum merdeka belajar karena tidak ada panduan capaian pengajaran atau pedoman
pembelajaran sehingga proses pengajaran menjadi kurang maksimal. Hasil penelitian ini juga
menunjukkan bahwa faktor-faktor penghambat penerapan kurikulum merdeka belajar pada tiap sekolah
berbeda-beda sesuai dengan iklim dan kondisi di sekolah. Manfaat dari identifikasi faktor penghambat
dihasilkan beberapa bahan rekomendasi kepada Kemendikbudristek sebagai regulator dan kepada para
pengambil kebijakan di kalangan Sekolah Menengah Atas.

Kata Kunci : Faktor Penghambat, Merdeka Belajar, Sekolah Menengah Atas.

1. PENDAHULUAN
Penelitian PISA tahun 2018 menunjukkan matematika dan literasi, Indonesia menduduki
hasil penilaian pada siswa Indonesia hanya posisi ke-74 dari 79 Negara. Menyikapi hal itu,
menduduki posisi keenam dari bawah; untuk bidang Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan
Teknologi (Kemendikbudristek) mengembangkan Ada empat pokok kebijakan baru
pengembangan kurikulum, selanjutnya disebut Kemendikbud RI, yaitu:
Kurikulum Merdeka, sebagai bagian penting dari
1. Ujian Nasional (UN) digantikan oleh Asesmen
upaya pemulihan pembelajaran dari krisis jangka
Kompetensi Minimum dan Survei Karakter.
panjang. (Tohir, 2019)
Asesmen ini menekankan kemampuan
Merdeka Belajar mendukung banyak inovasi penalaran literasi dan numerik yang didasarkan
dalam dunia pendidikan, khususnya kemajuan pada praktik terbaik tes PISA (Programme for
berbagai lembaga pendidikan, termasuk sekolah dan International Student Assesment). Berbeda
madrasah. Salah satu inovasi kemajuan adalah dengan UN yang dilaksanakan di akhir jenjang
dimana guru dituntut untuk mengetahui kebutuhan pendidikan, asesmen ini akan dilaksanakan di
siswa, tergantung pada minat, kebutuhan, kelas 5, 8, dan 11. Hasilnya diharapkan
lingkungan dan budayanya. Mengingat banyaknya menjadi masukan bagi sekolah untuk
suku, adat dan budaya di Indonesia, beberapa memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya
daerah memiliki adat dan Etika yang berbeda sebelum peserta didik menyelesaikan
tentunya berbeda. Justru perbedaan yang kita kenal pendidikannya.
satu sama lain yang ada dan gotong royong yang
2. Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN)
menjadikan kita bangsa yang maju dan menjadi
akan diserahkan ke sekolah. Menurut
warisan yang patut dikagumi dari generasi ke
Kemendikbud, sekolah diberikan keleluasaan
generasi.
dalam menentukan bentuk penilaian, seperti
Kemudian peran guru sebagai pendidik portofolio, karya tulis, atau bentuk penugasan
adalah mendidik, mengajar, membimbing, melatih, lainnya.
mengevaluasi dan mengevaluasi peserta didik.
3. Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan
Dalam kurikulum merdeka belajar, dalam
Pembelajaran (RPP). Menurut Menteri Nadiem
membimbing dan mendidik, Guru harus mengenali
Makarim, RPP cukup dibuat satu halaman saja.
minat dan bakat setiap siswa serta mengem-
Melalui penyederhanaan administrasi,
bangkannya sesuai dengan bakat dan minatnya.
diharapkan waktu guru dalam pembuatan
Maka terlebih dahulu diadakan asesmen / penilaian
administrasi dapat dialihkan untuk kegiatan
minat dan bakat siswa untuk memperoleh
belajar dan peningkatan kompetensi.
pendidikan sesuai dengan kebutuhannya.
4. Dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB),
Konsep Merdeka Belajar adalah sebagai
sistem zonasi diperluas (tidak termasuk daerah
berikut :
3T). Bagi peserta didik yang melalui jalur
1. Pembelajaran berbasis proyek dengan tujuan afirmasi dan prestasi, diberikan kesempatan
mengembangkan keterampilan halus (soft skill) yang lebih banyak dari sistem PPDB.
serta pembentukan karakter sesuai profil Pemerintah daerah diberikan kewenangan
pelajar Pancasila. secara teknis untuk menentukan daerah zonasi
2. Penghapusan sistem UN, dan diganti dengan ini. (Aida, 2019)
sistem baru, yaitu Asesmen Kompetensi
Namun ada beberapa hal yang perlu
Minimum dan Survei Karakter.
diperhatikan adalah berbeda dari kurikulum 2013,
3. Membentuk siswa yang kompeten, cerdas
guru didukung oleh pelatihan berkelanjutan yang
untuk SDM bangsa, dan berbudi luhur.
diadakan oleh pemerintah. Tapi tidak dalam
4. Fokus pada materi esensial, sehingga ada
Merdeka belajar, guru harus belajar mandiri melalui
waktu untuk pembelajaran mendalam untuk
platform Merdeka Mengajar yang disediakan
kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.
pemerintah. Pada tahap awal, pada saat
5. Fleksibilitas guru untuk melakukan
implementasi kurikulum, sebenarnya muncul
pembelajaran yang terdiferensiasi berdasarkan
masalah serius. Menurut data terakhir Kementerian
kemampuan para peserta didik.
Pendidikan dan Kebudayaan, 60% guru masih
6. Proses pembelajaran menggunakan kurikulum
memiliki kemampuan terbatas untuk menguasai
ini dilakukan melalui kegiatan proyek yang
teknologi. Ini ditunjukkan oleh betapa tidak
akan memberikan kesempatan lebih luas
efektifnya pembelajaran jarak jauh selama dua
kepada peserta didik untuk secara aktif
tahun terakhir. Pembelajaran online berjalan
mengeksplorasi isu-isu aktual.
beriringan. Akibatnya, anak-anak mengalami
kehilangan belajar yang mendalam. Berdasarkan 1. Apa saja yang menjadi faktor penghambat
data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, penerapan kurikulum merdeka belajar pada
berarti hanya sekitar 40% guru yang dapat dengan tingkat Sekolah Menengah Atas yakni SMAN
mudah mempelajari kurikulum mandiri. Selebihnya 1 Telaga Biru dan SMAN 3 Gorontalo?
butuh sentuhan dari sisi lain. Institusi pendidikan
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
dapat berperan dalam hal ini. (Purba, 2022)
faktor penghambat penerapan kurikulum merdeka
Berbagai jalur dan strategi harus ditempuh belajar pada tingkat Sekolah Menengah Atas,
untuk memastikan semua guru di bidangnya terutama pada SMAN 1 Telaga Biru dan SMAN 3
masing-masing paham dengan kurikulum baru Gorontalo.
tersebut. Pendidikan dikatakan berhasil apabila
Adapun manfaat dari penelitian adalah
sudah sesuai tujuan pendidikan nasional.
diperolehnya informasi faktor penghambat yang
Pendidikan berhasil apabila proses belajar mengajar
dapat menjadi rekomendasi untuk Kemendikbud
dilakukan secara efektif dan efisien sehingga hasil
sebagai regulator dan kepada para pengambil
belajar bisa dicapai dengan lebih optimal. Ada tiga
kebijakan di kalangan Sekolah Menengah Atas
unsur yang perlu ditinjau yaitu sekolah sebagai
untuk pengembangan kurikulum merdeka belajar ke
wadah, guru sebagai penggerak dan murid sebagai
depan.
binaan. Tapi itu tidak mudah. Setiap sekolah
memiliki kondisi dan kesiapan yang berbeda-beda.
Ada banyak faktor penghambat dari setiap 2. METODE PENELITIAN
kebijakan. 2.1. Waktu dan Lokasi Penelitian
Dalam meninjau faktor penghambat Penelitian ini berlangsung mulai dari 18 - 30
kurikulum Merdeka Belajar ada aspek yang perlu November 2022 dan berada pada 2 (dua) sekolah
dikaji terbagi atas faktor internal dan faktor yaitu SMAN 3 Gorontalo yang berada di Jl. Drs.
eksternal. Faktor internal berasal dari kondisi dan Achmad Nadjamuddin, Limba U Dua, Kota Selatan,
kesiapan siswa dalam menerima materi. Sedangkan Kota Gorontalo dan SMAN 1 Telaga Biru yang
faktor eksternal berasal dari kondisi dan kesiapan berada di Jl. Ahmadi Hiola, Ulapato A, Kec. Telaga
guru dan sekolah dalam menerapkan kurikulum Biru, Kabupaten Gorontalo. Berikut merupakan
Merdeka Belajar. data profil sekolah :
Menurut Sugihartono (2013: 76), faktor Tabel 1. Profil Sekolah SMAN 3 Gorontalo dan
internal pembelajaran adalah faktor yang ada dalam SMAN 1 Telaga Biru
diri individu yang sedang belajar. Di antara faktor-
faktor internal siswa yang pada umumnya SMAN 3 Gorontalo
dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut: Kepala Sekolah Syaiful Kadir, M.Pd
a) tingkat kecerdasan atau intelegensi siswa; b)
sikap atau tingkah laku siswa; c) bakat siswa; d) Kurikulum Merdeka Belajar Kelas X dan XI
minat siswa; e) motivasi siswa; f) emosi; dan g) yang digunakan
Kurikulum 2013 Kelas XII
penyesuaian diri.
Akreditasi A
Menurut Sukmadinata (2006 : 158), ada tiga
Jumlah Guru 73
faktor yang mempengaruhi pengembangan
kurikulum, yaitu : Sarana dan Ruang Kelas : 42
Prasarana Laboratorium : 6
1) Perguruan Tinggi
Perpustakaan : 1
2) Masyarakat Sanitasi Siswa : 3
3) Sistem nilai SMAN 1 Telaga Biru
Selanjutnya, untuk meninjau faktor-faktor Kepala Sekolah Fitriyani Kamali, M.Pd
tersebut maka penulis menyusun penelitian yang Kurikulum Merdeka Belajar Kelas X
berjudul “Identifikasi Faktor Penghambat yang digunakan Kurikulum 2013 Kelas XI dan
Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar Pada XII
SMAN 1 Telaga Biru dan SMAN 3 Gorontalo”. Akreditasi B
Dengan rumusan masalah sebagai berikut : Jumlah Guru 34
Sarana dan Ruang Kelas : 18 8. Materi Pembelajaran
Prasarana Laboratorium : 3 9. Kompetensi Guru
Perpustakaan : 1 (Sukmadinata, 2006)
Sanitasi Siswa : 14
2.4. Tehnik Pengumpulan Data
2.2. Jenis Penelitian Teknik pengumpulan data yang digunakan
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dalam penelitian ini adalah observasi (pengamatan),
dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif wawancara, survei informasi (melalui google form)
adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat dan studi dokumentasi.
penyanderaan (gambaran) mengenai situasi-situasi Instrumen penelitian kualitatif adalah peneliti
atau kejadian-kejadian (Syahza, 2021: 30). Tujuan sendiri, namun dalam penelitian ini peneliti
penelitian deskriptif adalah untuk membuat membutuhkan alat untuk mendukung pengumpulan
gambaran secara sistematis, faktual dan akurat data yaitu pedoman wawancara. Wawancara
mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau dilakukan kepada 4 (empat) orang informan.
daerah tertentu (Syahza, 2021:28). Sedangkan, Berikut mengenai data informan :
Penelitian kualitatif adalah strategi investigasi yang
menekankan pada pencarian makna, pemahaman, Tabel 3. Data Informan
konsep, ciri, gejala, simbol, dan deskripsi dari suatu No. Nama Usia Jabatan
fenomena, konsentrasi dan multi-metode, alami dan
komprehensif, mengutamakan kualitas dengan SMA Negeri 3 Gorontalo
menggunakan berbagai metode dan penyajian 1. Ridwan Djabar, 40 Wakil Kepala
naratif (Yusuf, 2013 : 329). Tujuan penelitian M.Pd Sekolah Bidang
kualitatif adalah untuk menemukan jawaban Kurikulum
terhadap suatu fenomena atau pertanyaan melalui 2. Iswanto 27 Guru Kelas XI
aplikasi prosedur ilmiah secara sistematis dengan Madjidu, S.Pd
menggunakan pendekatan kualitatif (Prastowo,
2012:204). SMA Negeri 1 Telaga Biru
3. Asma Napi, 43 Wakil Kepala
M.Pd Sekolah Bidang
2.3. Fokus Penelitian Sarana dan
Prasarana
Fokus penelitian mencakup informasi
tentang pertanyaan, ruang lingkup atau topik yang 4. Novita 27 Guru Kelas X
akan ditemukan atau dieksplorasi dalam penelitian. Muchsin, S.Pd
Fokus penelitian adalah menyelaraskan pengamatan
penelitian agar pengamatan dan analisis hasil
penelitian lebih berhasil. Oleh karena itu, indikator 2.5. Tehnik Analisis Data
digunakan sedemikian rupa agar pembahasan tidak Data diolah dan dianalisis menggunakan
menjadi terlalu luas dan akhirnya sesuai dengan tehnik reduksi data, display data dan penarikan
judul penelitian. Untuk memperjelas peran kesimpulan. Sugiyono (2015: 247) menyatakan
pemerintah kota dalam cuti sekolah dini, penelitian bahwa mereduksi data berarti meringkas, memilih
ini berfokus pada : yang terpenting, memfokuskan pada yang penting
Tabel 2. Fokus Penelitian dan mencari tema dan pola peningkatan. Data yang
telah direduksi memberikan gambaran yang lebih
Variabel Dimensi Indikator jelas dan memudahkan peneliti untuk
1. Motivasi Siswa mengumpulkan dan mencari lebih banyak data
Faktor 2. Sikap Siswa sesuai kebutuhan.
Internal 3. Minat Siswa
(Sugihartono, 2013) Setelah reduksi data maka dilakukan display
Faktor data (penyajian data). Prastowo (2012 : 244)
Penghambat 4. Dukungan Orang tua
Faktor 5. Kepemimpinan mengatakan bahwa penyajian data yaitu
Eksternal Kepala Sekolah sekumpulan informasi yang tersusun yang
6. Fasilitas Sekolah memungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
7. Sistem pembelajaran pengambilan tindakan. Dengan melihat penyajian-
penyajian data, kita akan dapat memahami apa yang beberapa siswa yang terkesan tidak menyukai salah
sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan satu mata pelajaran. Hal itu dikarenakan guru masih
berdasarkan atas pemahaman yang didapatkan dari beradaptasi dengan sistem pembelajaran kurikulum
penyajian-penyajian tersebut . merdekan yang baru berlangsung 5 bulan (1
semester). Sedangkan, SMAN 3 Gorontalo sudah
Terkahir adalah penarikan kesimpulan.
melaksanakan kurikulum merdeka belajar selama
Penarikan kesimpulan (verifikasi) merupakan usaha
1,5 tahun (3 semester) sehingga sudah mulai
untuk mencari atau memahami makna/arti, pola-
beradaptasi dengan penerapan kurikulum tersebut.
pola, penjelasan, alur sebab akibat atau proposisi.
Siswa kelas X yang naik ke kelas XI terlebih dahulu
Keabsahan data dikaji menggunakan tehnik akan menghadapi asesmen dalam bentuk tes
triangulasi. Triangulasi merupakan usaha mencek psikotes yang diadakan pihak ketiga, sehingga
keabsahan data atau temuan peneIitian (Bahri, sekolah dan guru sudah mengetahui minat dan
2010 : 56) . Peneliti menggunakan triangulasi bakat siswa dan dapat memlih iklim dan gaya
metode dan triangulasi sumber. Triangulasi metode pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa
dapat dilakukan dengan menggunakan lebih dari tersebut. Hal inilah yang dapat meningkatkan
satu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan motivasi siswa saat mengikuti pembelajaran
data yang sama (Bahri, 2010 : 57). Tehnik berbasis Merdeka Belajar.
pengumpulan data dalam penelitian ini berupa
Sehingga dari beberapa pendapat tersebut
survei data awal melalui google form. Setelah itu
dapat disimpulkan bahwa kurangnya motivasi siswa
dilakukan pengecekan informasi kedua untuk
dalam pembelajaran berbasis merdeka belajar
memastikan hasil temuan melalui survei data
disebabkan belum adanya sistem asesmen yang
melalui wawancara langsung yang lebih mendalam.
dilaksanakan sekolah untuk mengetahui minat dan
Sedangkan, triangulasi sumber adalah
bakat siswa dan belum adanya pengelolaan dan
membandingkan serta melakukan pengecekan ulang
pengelompokkan kelas berdasarkan minat dan bakat.
derajat kepercayaan suatu informasi yang didapat
melalui sumber yang berbeda. (Bahri, 2010 : 56)
3.1.2. Sikap Siswa
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Sikap/perilaku merupakan faktor internal
psikis yang memiliki peran penting pada proses
Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan
belajar. Seorang siswa akan mau dan giat belajar
survei data makan diperoleh temuan sebagai
atau tidak sangat tergantung pada sikapnya. Dalam
berikut :
hal ini sikap yang dimaksud adalah sikap/respon
3.1. Faktor Internal positif siswa terhadap pelajaran, guru yang
Faktor internal penghambat dari penerapan mengajar, dan terhadap lingkungan di kelas.
kurikulum merdeka belajar berasal dari motivasi, Berdasarkan hasil observasi awal melalui
sikap dan minat siswa. google form kepada 4 (empat) orang informan,
3.1.1. Motivasi ditemukan hasil bahwa pada proses pembelajaran,
terdapat beberapa siswa yang tidak fokus saat
Motivasi belajar berperan penting dalam menerima pelajaran. Hal tersebut menandakan
kegiatan belajar. Jika dari awal tidak terdapat bahwa masih ada hambatan siswa saat menerima
motivasi untuk belajar, maka siswa akan sulit pelajaran berbasis merdeka belajar.
memahami atau mencerna materi yang sedang di
pelajari selama proses belajar. Berdasarkan wawancara lanjutan dengan
NM dan AN informan SMAN 1 Telaga Biru yang
Dari hasil survei awal keempat informan menyebabkan terdapat sikap negatif siswa dalam
mengatakan bahwa terdapat motivasi belajar dari menerima pelajaran adalah dikarenakan efek belajar
siswa dalam mengikuti pembelajaran berbasis dari rumah pada saat pandemi Covid 19 selama 2
merdeka belajar baik di SMAN 1 Telaga Biru dan (dua) tahun menyebabkan ada rasa malas dari siswa
SMAN 3 Gorontalo. Hanya saja pada SMAN 1 untuk belajar di kelas. Kemudian masih kurangnya
Telaga Biru terdapat hambatan yakni masih pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru saat
rendahnya motivasi internal yang berasal dari diri pembelajaran berlangsung menyebabkan siswa
siswa itu sendiri dalam mengikuti pembelajaran tidak fokus menerima materi. Sedangkan informan
yang berbasis merdeka belajar. Tampak masih ada RD dan IM pada SMAN 3 Gorontalo berpendapat
bahwa hambatan dalam menangani sikap siswa persoalan tersebut. Sehingga dengan kata lain,
adalah proses dan gaya pembelajaran merdeka sekolah masih dapat menanganinya dengan baik.
belajar cenderung lebih bebas, sehingga kadang
Dari beberapa hasil wawancara di atas
sulit mengontrol siswa pada saat pembelajaran.
diperoleh kesimpulan yakni ketidaksesuaian hasil
Terutama pada saat diskusi kelompok atau tugas
asesmen sekolah dengan harapan siswa.
proyek banyak yang menggunakan gadget untuk
kepentingan di luar pembelajaran atau menjadikan
kesempatan itu untuk pergi ke luar dari kelas. 3.2. Faktor Eksternal
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka Faktor eksternal penghambat dari
dapat disimpulkan bahwa hambatan dalam penerapan kurikulum merdeka belajar berasal dari
menghadapi sikap siswa adalah terdapat siswa yang dukungan orang tua, kepemimpinan kepala sekolah,
tidak fokus saat menerima materi dikarenakan gaya fasilitas sekolah, sistem pembelajaran, metode
belajar berbasis merdeka belajar cenderung lebih pembelajaran dan kompetensi guru.
bebas, adanya efek malas belajar di kelas pasca
belajar di rumah saat pandemi dan kurang 3.2.1. Dukungan Orang tua
menariknya pengelolaan kelas oleh guru penggerak. Orang tua berperan penting dalam
mendukung pembelajaran siswa. Perhatian orang
tua bisa memberikan dorongan serta motivasi bagi
3.1.3. Minat Siswa anak untuk giat belajar, karena anak membutuhkan
Minat siswa jika dikembangkan dengan waktu, tempat serta kondisi yang baik untuk belajar.
baik, maka hal itu dapat meningkatkan motivasi Berdasarkan hasil wawancara dengan keempat
belajar siswa. Kegiatan pembelajaran pun akan informan diperoleh informasi bahwa terdapat
berjalan dengan baik, sehingga tujuan pembelajaran dukungan orang tua tehadap proses pembelajaran
dapat dicapai dengan mudah. Berdasarkan hasil berbasis kurikulum merdeka belajar. Tidak terdapat
observasi dan wawancara awal diperoleh informasi masalah dukungan orang tua di SMAN 1 Telaga
dari keempat informan bahwa sekolah dan guru Biru. Lebih dalam lagi, informan IM pada SMAN 3
sudah melakukan asesmen terhadap minat dan bakat Gorontalo menjelaskan terdapat kendala pada
siswa, dan sudah membuat RPP sesuai dengan dukungan orang tua di SMAN 3 Gorontalo pada
ketentuan kurikulum merdeka belajar. Namun saat asesmen penentuan minat dan bakat siswa.
dalam dalam mengelola sistem pembelajaran sesuai Beberapa orang tua tidak menyetujui hasil asesmen
minat dan bakat siswa masih terdapat kendala. sebagai bahan acuan pemilihan kelas untuk anaknya.
Padahal hasil asesmen diperoleh dari hasil tes
Dalam wawancara lanjutan dengan
psikotes sehingga hasil yang didapat sesuai dengan
menggunakan diperoleh informasi dari informan
kemampuan siswa. Ketika terjadi hal seperti itu,
(NM) pada SMAN 1 Telaga Biru bahwa hambatan
pihak sekolah dengan sigap memediasi orang tua,
dalam pengelolaan kelas berdasarkan minat siswa
siswa dan guru untuk menyelesaikan masalah
adalah sistem asesmen untuk mengelola minat dan
tersebut dan memilih opsi terbaik untuk semua
bakat siswa masih sementara dalam proses
pihak. Hasil wawancara diatas menunjukan bahwa
perancangan dikarenakan kurikulum merdeka baru
terdapat hambatan yang berasal dari orang tua siswa
diterapkan 5 bulan di SMAN 1 Telaga Biru.
yang tidak mendukung hasil asesmen minat dan
Dengan kata lain, belum adanya cara / sistem untuk
bakat yang dilaksanakan sekolah.
mengelompokan siswa berdasarkan minat dan bakat.
Sedangkan pada SMAN 3 Gorontalo,
berdasarkan informasi yang diperoleh dari informan 3.2.2. Kepemimpinan Kepala Sekolah
IM tidak ada hambatan dalam pengelolaan kelas Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif
berdasarkan minat dan bakat siswa karena proses akan menciptakan tercapainya tujuan dan kualitas
serta sistem asesmen untuk menentukan minat dan sekolah. Hal tersebut apabila kepala sekolah
bakat siswa sudah berjalan dengan baik. Hanya saja mempunyai sifat, sikap dan keterampilan yang baik
pernah terjadi siswa tidak setuju terhadap hasil untuk memimpin sebuah organisasi sekolah.
asesmen. Kemudian dilakukan observasi lanjutan Sebagai pemimpin, kepala sekolah harus mampu
oleh pihak sekolah terhadap siswa tersebut dan mempengaruhi semua pihak yang terlibat dalam
orang tua dimintai pendapat untuk menyelesaikan proses pendidikan terutama guru.
Hasil wawancara dengan keempat informan LCD Proyektor dan beberapa alat peraga dan alat
menunjukkan fakta bahwa terdapat dukungan dari laboratorium.
Kepala Sekolah dalam penerapan kurikulum
merdeka belajar baik di SMAN 1 Telaga Biru dan
SMAN 3 Gorontalo. 3.2.4. Sistem pembelajaran
Dari hasil wawancara dengan informan IM Sistem pembelajaran adalah perpaduan ter-
diperoleh informasi bahwa dukungan kepala organisasi yang terdiri dari manusiawi, material,
Sekolah SMAN 3 Gorontalo sangat besar. Guru fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang
dituntut untuk selalu berinovasi dalam berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan Hasil
mengembangkan gaya dan metode pembelajaran. observasi dan wawancara pada informan AN dan
Gaya mengajar setiap guru dituntut harus berbeda NM pada SMAN 1 Telaga Biru diperoleh informasi
sesuai dengan karakter masing-masing. Sehingga bahwa terdapat hambatan dalam menyusun
muncul semangat dan motivasi dari setiap guru prosedur pembelajaran yakni dalam menyiapkan
untuk mengajar di kelas menggunakan kurikulum konten yang beragam sesuai gaya belajar peserta
merdeka belajar. didik. Kemudian, guru mungkin membutuhkan
waktu lebih untuk belajar lagi agar lebih adaptif
dengan tuntutan perubahan yang diharapkan.
3.2.3. Fasilitas Sekolah Karena agenda kegiatan di sekolah cukup padat dan
tidak semua guru mampu mengatur waktu dengan
Fasilitas sekolah bisa membantu guru,
baik.
siswa, dan anggota sekolah lainnya secara
bersamaan mengakses dan menyampaikan Sedangkan menurut informan RD dan IM
informasi pembelajaran tanpa hambatan ruang dan pada SMAN 3 Gorontalo sejauh ini sistem
waktu. Selain itu, fasilitas sekolah memungkinkan pembelajaran di SMAN 3 Gorontalo 99%
siswa belajar lebih cepat karena diajar dengan lebih dilaksanakan secara luring (tatap muka) dan sudah
baik. dilaksanakan dengan baik sesuai dengan kurikulum
merdeka belajar. Metode pembelajaran yang
Hasil survei awal menunjukan bahwa
digunakan juga beragam, yang sering digunakan
keempat informan menyebutkan bahwa fasilitas dan
adalah Diskusi kelompok, Project based learning
perangkat belajar di sekolah sudah dapat menunjang
(PBL) dan Inquiry Based Learning (IBL). Sistem
pembelajaran berbasis kurikulum merdeka belajar.
penilaian sudah menggunakan KKTP (Kriteria
Setelah dilakukan wawancara lebih mendalam
ketercapaian tujuan pembelajaran). Dan sebagai
diperoleh informasi dari informan AN dan NM
dasar penilaian capaian diadakan asesmen/penilaian
terdapat hambatan pada fasilitas dan perangkat
melalui tes formatif dan tes sumatif. Penugasan dan
belajar yakni alat peraga bagi gaya belajar
kuis juga dilaksanakan online dengan menggunakan
kinestetik dan alat-alat laboratorium masih kurang
barcode. Ketika ada kuis siswa hanya tinggal
lengkap sebab alat-alat laboratorium lain dalam
menscan kode barcode dan secara otomatis akan
kondisi rusak.
masuk ke dalam sistem pembelajaran digital.
Sedangkan informan RD dan IM Penugasan pun dikirim melalui WA grup. Diakhir
menyatakan perlengkapan dan fasilitas pembelajaran, jika ada siswa yang dinyatakan tidak
pembelajaran sekolah dalam menunjang penerapan berkembang maka akan dilaksanakan refleksi.
kurikulum merdeka sudah baik. Terdapat taman Refleksi adalah usaha untuk mengetahui dan
bacaan, ruang kelas dan fasilitas lain yang dapat memperbaiki kekurangan pemahaman dan sikap
menunjang pembelajaran. Hanya ada beberapa siswa selama proses belajar. Menurut informan IM,
fasilitas dan ruang kelas yang sedang dalam tahap kendala penerapan kurikulum merdeka belajar di
renovasi. LCD proyektor walau terbatas masih SMAN 3 Gorontalo adalah tidak ada kerangka
dapat diberdayakan. panduan pelaksanaan kurikulum merdeka belajar
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas seperti pada kurikulum 2013 sehingga diperlukan
maka dapat diperoleh informasi bahwa hambatan waktu yang cukup lama untuk guru agar bisa
fasilitas sekolah dalam mendukung penerapan memahami semua seluk beluk kurikulum merdeka
kurikulum merdeka belajar adalah terdapat belajar.
kekurangan pada fasilitas belajar di kelas seperti Berdasarkan penjelasan di atas disimpulkan
bahwa terdapat hambatan pada sistem pembelajaran
berbasis kurikulum merdeka yaitu dalam pembelajaran serta adanya keterbatasan fasilitas,
menyiapkan konten pembelajaran yang beragam alat peraga dan juga buku referensi.
sesuai gaya belajar peserta didik dan tidak terdapat
kerangka panduan pelaksanaan kurikulum merdeka
belajar sehingga dibutuhkan waktu yang cukup 3.2.6. Kompetensi Guru
lama untuk dapat mempelajari dan memahami Dalam mewujudkan pembelajaran yang
kurikulum tersebut. tepat sasaran dan menarik perhatian siswa harus ada
dukungan dari pihak guru. Berdasarkan hasil
wawancara kepada keempat informan mengenai
3.2.5. Materi Pembelajaran
apakah seluruh siswa dapat memahami apa yang
Dengan menguasai materi pembelajaran, disampaikan guru. Jawaban keempat informan
proses pembelajaran di kelas dapat lebih produktif adalah hanya sebagian siswa saja yang memahami
dan meningkatkan prestasi belajar siswa. Selain dan merespon baik pelajaran. Hal ini menandakan
menguasai materi pembelajaran, guru tentunya juga bahwa pengelolaan kelas yang guru masih belum
harus merencanakan kegiatan pembelajaran di kelas, maksimal sehingga pengajaran yang dilakukan
yang juga meliputi penyiapan materi pembelajaran, belum efektif secara keseluruhan. Kemudian,
materi pembelajaran dan metode pembelajaran yang setelah dilakukan wawancara lanjutan dengan NM
digunakan dalam proses pembelajaran. dan AN ternyata ditemukan hambatan pada guru
SMAN 1 Telaga Biru dimana guru belum
Hasil observasi dan wawancara awal
seluruhnya memahami tentang ruang lingkup
melalui google form kepada keempat informan
kurikulum merdeka belajar. Penerapan kurikulum
menunjukkan bahwa materi pembelajaran sesuai
merdeka belajar yang masih baru berjalan 5 bulan
dengan standar kurikulum merdeka belajar sudah
adalah penyebabnya, guru masih beradaptasi.
dilaksanakan dengan baik. Namun, terdapat
Sayangnya tidak ada pelatihan khusus atau panduan
perbedaan pendapat dalam menilai tingkat kesulitan
khusus dari Kemendikbudristek sehingga guru
penyiapan materi belajar yang berbasis kurikulu
kesulitan untuk mempelajari dan mengembangkan
merdeka, informan NM dan AN pada SMAN 1
kurikulum merdeka belajar, hanya terdapat platform
Telaga Biru mengatakan tingkat kesulitan
resmi merdeka belajar dari Kemendikbudristek
menerapkan materi pembelajaran berbasis
sebagai bahan acuan.
kurikulum merdeka belajar berada pada kategori
Sedikit berbeda dengan guru di SMAN 1
sedang (50% mudah, 50% sulit). Hal itu
Telaga Biru, Guru SMAN 3 Gorontalo, IM,
dikarenakan kurangnya alokasi waktu sesuai
menyebutkan bahwa guru sudah mulai dapat
dengan perencanaan pembelajaran serta adanya
memahami dan mengembangkan pengajaran
keterbatasan fasilitas seperti LCD hanya beberapa
berbasis kurikulum merdeka belajar. Siswa sudah
saja, alat peraga dan juga buku referensi, dimana
mulai diberikan pengajaran eksplorasi di luar kelas
buku yang ada saat ini baik buku guru maupu siswa
dan penugasan sudah mulai berbasis teknologi.
masih belum terlalu lengkap. Penerapan kurikulum
Tetapi secara personal, informan IM lebih memilih
merdeka belajar di SMAN 1 Telaga Biru baru
Kurikulum 2013 sebagai kurikulum yang lebih
dilaksanakan satu semester sehingga guru masih
sesuai, efektif dan efisien diterapkan di sekolah.
harus beradaptasi.
Alasannya adalah pada kurikulum 2013 terdapat
Tingkat kesulitan penerapan kurikulum panduan khusus pencapaian apa yang harus dicapai
merdeka belajar di SMAN 3 Gorontalo menurut guru dalam proses pembelajaran. Sedangkan
informan RD dan IM berada pada kategori mudah kurikulum merdeka belajar tidaj ada pedoman dan
(tidak sulit). Hal tersebut disebabkan SMAN 3 guru tidak diberikan pembekalan terkait menyusun
Gorontalo sudah menerapkan kurikulum merdeka perangkat pembelajaran.
belajar lebih lama 1 tahun (2 semester) dari SMAN Hasil wawancara di atas menunjukkan
1 Telaga Biru sehingga lebih matang dalam bahwa hambatan kompetensi guru dalam
pelaksanaannya. Tidak ada kendala yang cukup memberikan pengajaran berbasis merdeka belajar
signifikan terkait hal tersebut. adalah proses pembelajaran di kelas masih belum
Dari dua pernyataan tersebut diperoleh maksimal karena guru masih beradaptasi dengan
kesimpulan bahwa hambatan penyusunan materi perubahan kurikulum, guru belum mengetahui
pembelajaran berbasis kurikulum adalah kurangnya seluk beluk kurikulum merdeka belajar dan belum
alokasi waktu yang sesuai dengan perencanaan maksimal dalam mengembangkan kurikulum
merdeka belajar karena tidak ada panduan capaian 5. REFERENSI
pengajaran atau pedoman pembelajaran sehingga
Buku :
proses pengajaran menjadi kurang maksimal.
Prastowo, Andi. 2012. Metode Penelitian Kualitatif
Dalam Prespektif Rancangan Penelitian.
4. KESIMPULAN
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Hasil penelitian menunjukkan adanya faktor
Sugihartono, dkk. 2013. Psikologi Pendidikan.
internal dan eksternal sebagai penghambat
Yogyakarta: UNY Press.
penerapan kurikulum merdeka belajar pada tingkat
Sekolah Menengah Atas. Faktor penghambat Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kombinasi
internal terbagi atas tiga poin yakni : 1) Masih (Mix Methods). Bandung: Alfabeta-faktor
rendahnya motivasi siswa karena sekolah belum
menerapkan sistem asesmen untuk mengetahui Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Pengembangan
minat dan bakat siswa dan belum adanya Kurikulum : Teori dan Praktek. Bandung:
pengelolaan dan pengelompokkan kelas Remaja Rosdakarya.
berdasarkan minat dan bakat. 2) terdapat siswa Syahza, Almasdi. 2021. Metodologi Penelitian,
yang tidak fokus saat menerima materi dikarenakan Edisi Revisi. Pekanbaru : Unri Press.
gaya belajar berbasis merdeka belajar cenderung
Yusuf, A. Muri. 2013. Metode Penelitian Kualitatif,
lebih bebas (siswa mudah bergerak kesana kemari),
Kuantitatif dan Penelitian Gabungan
adanya efek malas belajar di kelas pasca belajar di
(Pertama). Jakarta : Renika Cipta
rumah saat pandemi dan kurang menariknya
pengelolaan kelas oleh guru penggerak., 3) terdapat
ketidaksesuaian antara hasil tes asesmen minat
Artikel dan Jurnal :
bakat siswa yang dilaksnakan sekolah dengan
harapan siswa sehingga memunculkan konflik. Bachri, Bachtiar S. 2010. Meyakinkan Validitas
Sedangkan faktor penghambat eksternal adalah 1) Data Melalui Triangulasi Pada Penelitian
terdapat orang tua siswa yang tidak mendukung Kualitatif. Surabaya : UNS.
hasil asesmen minat dan bakat yang dilaksanakan
Tohir, Muhammad. 2019. Hasil PISA Indonesia
sekolah, 2) terdapat kekurangan pada fasilitas
Tahun 2018 Turun Dibanding Tahun 2015.
belajar di kelas seperti LCD Proyektor dan
Situbondo : Universitas Ibrahimy.
beberapa alat peraga dan alat laboratorium, 3)
terdapat hambatan dalam menyiapkan konten
pembelajaran yang beragam sesuai gaya belajar Website :
peserta didik, 4) tidak terdapat kerangka panduan
pelaksanaan kurikulum merdeka belajar sehingga Aida, Nur Rohmi. 2019. Terobosan Merdeka
dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat Belajar Nadiem Makarim, Ubah Sistem Zonasi
mempelajari dan memahami kurikulum tersebut, 5) hingga Hapus UN. Kompas.com.URL :
kurangnya alokasi waktu yang sesuai dengan https://www.kompas.com/tren/read/2019/12/12
perencanaan pembelajaran, 6) adanya keterbatasan /082505665/terobosan-merdeka-belajar-
fasilitas, alat peraga dan juga buku referensi, 7) nadiem-makarim-ubah-sistem-zonasi-hingga-
proses pembelajaran di kelas masih belum hapus-un Diunggah pada 12/12/2019, 08:25
maksimal karena guru masih beradaptasi dengan WIB diakses tanggal 29/11/22, 21:38 WITA.
perubahan kurikulum, dan 8) guru belum Purba, Hermanto. 2022. Permasalahan
mengetahui seluk beluk kurikulum merdeka belajar Implementasi Kurikulum Mandiri.
dan belum maksimal dalam mengembangkan URL :https://nasional.sindonews.com/read/848
kurikulum merdeka belajar karena tidak ada 451/18/problematika-penerapan-kurikulum-
panduan capaian pengajaran atau pedoman merdeka-1659791321.SINDOnews.com
pembelajaran sehingga proses pengajaran menjadi diunggah pada 06/08/22 20:49 WIB, dilihat
kurang maksimal. Hasil penelitian ini juga pada 30/11/22 05:50 WITA
menunjukkan bahwa faktor-faktor penghambat
penerapan kurikulum merdeka belajar pada tiap
sekolah berbeda-beda sesuai dengan iklim dan
kondisi di sekolah.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai