Masuknya Hindu-Buddha Ke Indonesia
Masuknya Hindu-Buddha Ke Indonesia
INDONESIA
Agama Hindu dan Buddha masuk ke Indonesia pada awal Masehi,
tepatnya sekitar abad ke-5, melalui jalur perdagangan. Hal ini dikarenakan
posisi Indonesia yang sangat strategis dalam bidang pelayaran dan
perdagangan.Selat Malaka yang letaknya dekat dengan Indonesia
merupakan jalur perdagangan laut Internasional sehingga menjadikan
banyaknya para pedagang-pedagang Cina dan India singgah di wilayah
Indonesia. Tak jarang para pedagang-pedagang tersebut juga menikahi
penduduk Indonesia. Dengan adanya interaksi-interaksi tersebut, mereka
juga menyebarkan agama Hindu-Buddha yang telah dianutnya kepada
penduduk Indonesia.
Sistem Pemerintahan
Sebelum masuknya Hindu-Buddha, masyarakat Indonesia menganut
sistem pemerintahan berupa pemimpin suatu kelompok atau kepala suku.
Pada sistem pemerintahan kepala suku, setiap pemimpin yang dipilih
berdasarkan siapa yang paling berpengaruh pada kelompok tersebut.
Namun, setelah masuknya Hindu-Buddha sistem pemerintahan
kesukuan berubah menjadi sistem kerajaan. Pemimpin dari suatu kelompok
masyarakat berada di tangan seorang raja. Seorang raja mempunyai hak
untuk mewariskan tahtanya secara turun-temurun.
Pada sistem kerajaan ini, para dukun diangkat menjadi penasihat dan
memiliki gelar brahmana serta posisinya berada di bawah raja. Sementara
itu, kedudukan rakyat tetap sebagai waisya dan para budak tetap berada di
posisinya yaitu sebagai sudra.
Sistem Kepercayaan
Sistem kepercayaan yang ada pada zaman Hindu-Buddha memiliki tiga
unsur yang sangat penting.
1. Pertama, Pada masa praaksara suatu sistem kepercayaan bersumber
dari kelompok masyarakat atau kepala suku yang ditandai dengan
adanya sebuah ritual. Ritual-ritual ini dipercaya sebagai bentuk
penghormatan kepada dewa-dewa.
2. Kedua, adanya kepercayaan pada benda-benda pusaka yang
dianggap mempunyai kekuatan magis didalamnya. Pada zaman
Hindu-Buddha kepercayaan pada benda-benda pusaka sangat kental,
sehingga banyak masyarakat yang percaya akan kekuatan yang ada
di dalam benda pusaka tersebut.
3. Ketiga, pada zaman Hindu-Buddha pemimpin agama selalu
mendapatkan tempat terpandang di lingkungan masyarakat. Selain
itu, pemimpin agama sangat dihormati oleh masyarakat.
Dari ketiga fakta sejarah tersebut, maka dapat dikatakan bahwa adanya
pengaruh Hindu-Buddha tidak menghilangkan kepercayaan asli masyarakat
Indonesia. Bahkan, perkembangan agama Hindu-Buddha bisa dibilang
memadukan kepercayaan asli atau kepercayaan lokal yang sudah ada
sebelumnya.
Keyakinan Indonesia sebelum masuknya Hindu Buddha di
Indonesia
Sebelum ajaran Hindu-Buddha masuk, masyarakat Indonesia lebih dulu
meyakini pemujaan terhadap roh nenek moyang. Pemujaan roh nenek
moyang terbagi ke dalam dua jenis kepercayaan, yaitu animisme dan
dinamisme.
1. kepercayaan animisme bermula dari bahasa latin, yakni “anima”
yang diartikan sebagai “roh”. Jadi animisme adalah kepercayaan
terhadap benda yang dianggap memiliki roh atau jiwa, sedangkan
2. dinamisme berasal dari bahasa Yunani, yakni “dunamos” yang
berarti kekuatan. Maka itu, dinamisme didefinisikan sebagai
kepercayaan yang meyakini benda di sekitar memiliki kekuatan
gaib.