Kirim Final Revisi 520 PMT
Kirim Final Revisi 520 PMT
No : 0520 K/DIR/2014
Tentang
DAFTAR ISI I
DAFTAR GAMBAR IV
DAFTAR TABEL VI
DAFTAR LAMPIRAN VII
PEMUTUS TENAGA 1
1 PENDAHULUAN 1
1.1 Pengertian 1
1.2 Klasifikasi PMT 1
1.2.1 Berdasarkan Besar/ Kelas Tegangan (Um) 1
1.2.2 Berdasarkan Jumlah Mekanik Penggerak/ Tripping Coil 2
1.2.3 Berdasarkan Media Isolasi 3
1.2.4 Berdasarkan Proses Pemadaman Busur Api Listrik Di Ruang Pemutus 3
1.3 Komponen dan Fungsi 4
1.3.1 Primary 5
1.3.1.1 Interrupter 5
1.3.1.2 Aksesoris dari Interrupter (Jika Ada) 6
1.3.1.3 Terminal Utama 6
1.3.2 Dielectric 6
1.3.2.1 Electrical Insulation (Isolator) 7
1.3.2.1.1 Isolator Ruang Pemutus (Interrupting Chamber) 7
1.3.2.1.2 Isolator Penyangga (Isolator Support) 7
1.3.2.2 Media Pemadam Busur Api 7
1.3.2.2.1 Pemadam Busur Api dengan Gas Sulfur Hexa Fluorida (SF6) 7
1.3.2.2.2 Pemadam Busur Api Dengan Oil/ Minyak 8
1.3.2.2.3 Pemadam Busur Api Dengan Udara Hembus/ Air Blast 9
1.3.2.2.4 Pemadam Busur Api dengan Hampa Udara (Vacuum) 9
1.3.3 Driving Mechanism 10
1.3.3.1 Penggerak pegas (Spring Drive) 10
1.3.3.2 Penggerak Hidrolik 11
1.3.3.3 Penggerak Pneumatic 12
1.3.3.4 SF6 Gas Dynamic 12
1.3.4 Secondary 13
1.3.4.1 Lemari Mekanik/ Kontrol 13
1.3.4.2 Terminal Dan Wiring Control 13
1.4 Failure Modes Effects Analysis (FMEA) 14
1.4.1 FMEA untuk Sistem PMT 14
1.4.1.1 Sistem dan Fungsi 14
1.4.1.2 Sub Sistem dan Fungsi 15
2 PEDOMAN PEMELIHARAAN 15
2.1 In Service/ Visual Inspection 16
2.1.1 Review KEPDIR 0520.K/DIR/2014 16
2.1.1.1 Pemeriksaan Harian 16
2.1.1.2 Pemeriksaan Mingguan 16
2.1.1.3 Pemeriksaan Bulanan 17
2.1.1.4 Pemeriksaan Triwulan 17
2.1.1.5 Pemeriksaan Tahunan 17
2.2 In Service Measurement/ On Line Monitoring 18
2.2.1 Pemeriksaan 2 (dua) Mingguan 18
2.2.2 Pemeriksaan Bulanan 18
2.3 Shutdown Measurement/ Shutdown Function Check 18
2.3.1 Shutdown Mesurement (2 tahunan) 19
2.3.1.1 Pengukuran Tahanan Isolasi 19
2.3.1.2 Pengukuran Tahanan Kontak 23
2.3.1.3 Pengukuran Keserempakan (Breaker Analyzer) 24
2.3.1.4 Pengukuran Kevakuman PMT model Vacum (Arus Bocor) 26
2.3.1.5 Pengukuran Kapasitansi Kapasitor 28
2.3.1.6 Pengujian Tahanan Closing Resistor 29
2.3.1.7 Pengukuran Tegangan Minimum Coil 30
2.3.1.8 Pengukuran Tahanan Pentanahan 36
2.3.1.9 Pengukuran/ Pengujian Media Pemutus 37
2.3.1.9.1 Gas SF6 37
2.3.1.9.1.1 Pengujian Tegangan Tembus Pemeriksaan Tekanan/ Kerapatan Gas 40
2.3.1.9.1.2 Pengukuran/ Pengujian Karakteristik Gas SF6 42
2.3.1.9.1.2.1 Pengujian Kemurnian Gas SF6 43
2.3.1.9.1.2.2 Pengujian Kelembaban 44
2.3.1.9.1.2.3 Pengujian Dekomposisi Produk 45
2.3.1.9.1.2.4 Pengujian Pressure Switch 49
2.3.1.9.2 Minyak (Oil) 50
2.3.1.9.2.1 Pengujian Tegangan Tembus Minyak (Oil Tester) 51
2.3.1.9.3 Vacuum 55
2.3.2 Shutdown Function Check (2 tahunan) 59
2.3.3 Treatment (2 tahunan) 59
2.4 Conditional 59
2.5 Overhaul 60
2.5.1 PMT Banyak Minyak 62
2.5.2 PMT Sedikit Minyak 62
2.5.3 PMT Gas SF6 63
2.5.4 PMT dengan penggerak Hidrolik 63
3 EVALUASI HASIL PEMELIHARAAN 64
3.1 Metode Evaluasi Hasil Pemeliharaan 64
3.2 Standar Evaluasi Hasil Pemeliharaan 65
3.2.1 Pengukuran/ Pengujian Tahanan Isolasi 65
3.2.2 Pengukuran/ Pengujian Tahanan Kontak 65
3.2.3 Pengukuran/ Pengujian Tahanan Kontak Dinamik 66
3.2.4 Pengukuran/ Pengujian Kecepatan dan Keserempakan Kontak PMT 72
3.2.5 Pengukuran/ Pengujian Tahanan/ Resistor (R) 73
3.2.6 Pengukuran/ Pengujian Kapasitansi/ Capasitor (C) 74
3.2.7 Pengukuran/ Pengujian Gas SF6 74
3.2.8 Pengukuran/ Pengujian Karakteristik Minyak 77
3.2.9 Pengukuran Tekanan Udara 79
3.2.10 Pengukuran/ Pengujian Tahanan Pentanahan 79
3.2.11 Pengukuran/ Pengujian Tegangan AC dan DC 79
3.2.12 Pengukuran/ Pengujian Closing dan Opening Coil 80
3.2.13 Pengukuran Thermovisi 81
4 REKOMENDASI HASIL PEMELIHARAAN 82
4.1 Rekomendasi Hasil In Service/ Visual Inspection 82
4.1.1 Periode Harian 82
1 PENDAHULUAN
1.1 Pengertian
Sedangkan definisi PMT berdasarkan IEEE C37.100:1992 (Standard definitions for power
switchgear) adalah merupakan peralatan saklar/ switching mekanis, yang mampu
menutup, mengalirkan dan memutus arus beban dalam kondisi normal sesuai dengan
ratingnya serta mampu menutup, mengalirkan (dalam periode waktu tertentu) dan
memutus arus beban dalam spesifik kondisi abnormal/ gangguan sesuai dengan
ratingnya.
Fungsi utamanya adalah sebagai alat pembuka atau penutup suatu rangkaian listrik
dalam kondisi berbeban, serta mampu membuka atau menutup saat terjadi arus
gangguan (hubung singkat) pada jaringan atau peralatan lain.
Klasifikasi Pemutus Tenaga dapat dibagi atas beberapa jenis, antara lain berdasarkan
tegangan rating/ nominal, jumlah mekanik penggerak, media isolasi, dan proses
pemadaman busur api jenis gas SF6.
PMT jenis ini mempunyai satu mekanik penggerak untuk tiga fasa, guna
menghubungkan fasa satu dengan fasa lainnya di lengkapi dengan kopel
mekanik, umumnya PMT jenis ini di pasang pada bay trafo dan bay kopel
serta PMT 20 kV untuk distribusi.
● PMT Minyak
PMT terisi gas SF6 dengan tekanan kira-kira 5 Kg/cm2, selama terjadi proses pemisahan
kontak - kontak, gas SF6 ditekan (fenomena thermal overpressure) ke dalam suatu
tabung/ cylinder yang menempel pada kontak bergerak selanjutnya saat terjadi
pemutusan, gas SF6 ditekan melalui nozzle yang menimbulkan tenaga hembus/ tiupan
dan tiupan ini yang memadamkan busur api.
Keterangan Gambar:
3. Nozzle
5. Arcing contact
6. Kontak bergerak
PMT terisi gas SF6 dengan sistem tekanan tinggi kira-kira 12 Kg/cm2 dan sistem tekanan
rendah kira-kira 2 Kg/cm2, pada waktu pemutusan busur api gas SF6 dari sistem tekanan
tinggi dialirkan melalui nozzle ke sistem tekanan rendah. Gas pada sistem tekanan
rendah kemudian dipompakan kembali ke sistem tekanan tinggi, saat ini PMT SF6 tipe ini
sudah tidak diproduksi lagi.
1.3 Komponen dan Fungsi
Sistem Pemutus (PMT) terdiri dari beberapa sub-sistem yang memiliki beberapa
komponen. Pembagian komponen dan fungsi dilakukan berdasarkan Failure Modes
Effects Analysis (FMEA), sebagai berikut:
1. Primary
2. Dielectric
3. Driving Mechanism
4. Secondary
1.3.1 Primary
Merupakan bagian PMT yang bersifat konduktif dan berfungsi untuk menyalurkan energi
listrik dengan nilai losses yang rendah dan Mampu menghubungkan/ memutuskan arus
beban saat kondisi normal/ tidak normal.
1.3.1.1 Interrupter
Merupakan bagian terjadinya proses membuka atau menutup kontak PMT. Didalamnya
terdapat beberapa jenis kontak yang berkenaan langsung dalam proses penutupan atau
pemutusan arus, yaitu:
Terdiri dari:
- Closing Resistor
- Grading Kapasitor
Kapasitor terpasang paralel dengan tahanan, unit pemutus utama dan unit
pemutus pembantu yang berfungsi untuk:
Tambahkan Gambar
- Ring Current Transformer (CT Ring)
Bagian dari PMT yang merupakan titik sambungan/ koneksi antara PMT dengan
konduktor luar dan berfungsi untuk mengalirkan arus dari atau ke konduktor luar.
Gambar 1-6 Terminal Utama
1.3.2 Dielectric
Berfungsi sebagai Isolasi peralatan dan memadamkan busur api dengan sempurna pada
saat moving contact bekerja.
Pada Pemutus (PMT) terdiri dari 2 (dua) bagian isolasi yang berupa isolator, yaitu:
Merupakan isolator yang berada pada ruang pemutus (interupting chamber pada gambar 1-7
no.1)
Merupakan isolator yang berada pada penyangga/ support (pada gambar 1-7 no.2)
Busur api timbul akibat adanya ionisasi pada saat proses terpisahnya kedua kontak PMT
saat pemutusan arus. Busur api ini memiliki suhu yang tinggi dan berperan sebagai
penghantar arus, sehingga saat PMT bekerja, busur api ini perlu segera dipadamkan.
Terdapat beberapa jenis media yang berfungsi sebagai media pemadam busur api yang
timbul pada saat PMT bekerja membuka atau menutup. Berdasarkan media pemadam
busur api, PMT dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain:
1.3.2.2.1 Pemadam Busur Api dengan Gas Sulfur Hexa Fluorida (SF6)
Menggunakan gas SF6 sebagai media pemadam busur api yang timbul pada waktu
memutus arus listrik. Sebagai isolasi, gas SF6 mempunyai kekuatan dielektrik yang lebih
tinggi dibandingkan dengan udara dan kekuatan dielektrik ini bertambah seiring dengan
pertambahan tekanan.
Umumnya PMT jenis ini merupakan tipe tekanan tunggal (single pressure type), dimana
selama operasi membuka atau menutup PMT, gas SF6 ditekan kedalam suatu tabung/
silinder yang menempel pada kontak bergerak. Pada waktu pemutusan, gas SF6
ditekan melalui nozzle dan tiupan ini yang mematikan busur api.
Gambar 1-8 PMT Tekanan Tunggal satu katup dengan Gas SF6
Menggunakan minyak isolasi sebagai media pemadam busur api yang timbul pada saat
PMT bekerja membuka atau menutup.
Jenis PMT dengan minyak ini dapat dibedakan menjadi:
PMT jenis ini digunakan mulai dari tegangan menengah 6 kV sampai tegangan tinggi 150
kV dengan arus nominal 400 A sampai 1250 A dengan arus pemutusan simetris 12 kA
sampai 50 kA.
PMT ini menggunakan udara sebagai media pemadam busur api dengan
menghembuskan udara ke ruang pemutus. PMT ini disebut juga sebagai PMT Udara
Hembus (Air Blast).
Ruang hampa udara mempunyai kekuatan dielektrik (dielektrik strength) yang tinggi dan
sebagai media pemadam busur api yang baik. Saat ini, PMT jenis vacuum umumnya
digunakan untuk tegangan menengah (24kV).
Jarak (gap) antara kedua katoda adalah 1 cm untuk 15 kV dan bertambah 0,2 cm setiap
kenaikan tegangan 3 kV. Untuk pemutus vacuum tegangan tinggi, digunakan PMT jenis
ini dengan dihubungkan secara seri.
Ruang kontak utama (breaking chambers) dibuat dari bahan antara lain porcelain, kaca
atau plat baja yang kedap udara. Ruang kontak utamanya tidak dapat dipelihara dan
umur kontak utama sekitar 20 tahun. Karena kemampuan tegangan dielektrik yang tinggi
maka bentuk fisik PMT jenis ini relatif kecil.
Gambar 1-11 Ruang Kontak Utama (Breaking Chamber) pada PMT Vacuum
Gambar 1-12 PMT dengan Hampa Udara (vacuum)
Berfungsi menyimpan energi untuk dapat menggerakkan kontak gerak (moving contact)
PMT dalam waktu tertentu sesuai dengan spesifikasinya.
Mekanis penggerak PMT dengan menggunakan pegas (spring) terdiri dari 2 macam,
yaitu:
▪ Pegas pilin (helical spring)
PMT jenis ini menggunakan pegas pilin sebagai sumber tenaga penggerak
yang di tarik atau diregangkan oleh motor melalui rantai.
▪ Pegas gulung (scroll spring)
PMT ini menggunakan pegas gulung untuk sumber tenaga penggerak yang
di putar oleh motor melalui roda gigi.
Gambar 1-13 Sistem Pegas Pilin (Helical)
Penggerak mekanik PMT hidrolik adalah rangkaian gabungan dari beberapa komponen
mekanik, elektrik dan hidrolik oil yang dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat
berfungsi sebagai penggerak untuk membuka dan menutup PMT.
Pada kondisi PMT membuka/ keluar, sistem hidrolik tekanan tinggi tetap pada posisi
seperti pada piping diagram, di mana minyak hidrolik tekanan rendah (warna biru)
bertekanan sama dengan tekanan Atmosfir dan (warna merah) bertekanan tinggi hingga
360ba
1.3.3.3 Penggerak Pneumatic
PMT jenis ini media memanfaatkan tekanan gas SF6 yang berfungsi ganda selain
sebagai pemadam tekanan gas juga dimanfaatkan sebagai media penggerak. contohnya
PMT 150 KV Merk Nuova Magrini Galileo Type SB6 170 AMBAHKAN CONTOH MERK &
TYPE PMT)
Setiap PMT terdiri dari 3 identik pole, dimana masing - masing merupakan unit yang
terdiri dari Interrupter, isolator tumpu, dan power aktuator yang digerakkan oleh gas SF6
masing - masing pole dalam cycle tertutup.
Energi untuk menggerakkan kontak utama terjadi karena adanya perbedaan tekanan gas
SF6 antara:
Nozzle
Insulating rod
Auxiliary contacts
Compressor
1.3.4 Secondary
Berfungsi untuk melindungi peralatan tegangan rendah dan sebagai tempat secondary
equipment.
Sebagai terminal wiring kontrol PMT serta memberikan trigger pada mekanik penggerak
untuk operasi PMT.
Gambar 1-19 Lemari Mekanik/ Kontrol
Failure Modes and Effects Analysis (FMEA) adalah prosedur analisa dari model
kegagalan (failure modes) yang dapat terjadi dalam sebuah sistem untuk diklasifikasikan
berdasarkan hubungan sebab-akibat dan penentuan efek dari kegagalan tersebut
terhadap sistem. Tabel FMEA untuk Sistem PMT Terlampir
Sistem Fungsi
merupakan peralatan saklar/ switching
mekanis, yang mampu menutup, mengalirkan
dan memutus arus beban dalam kondisi
Circuit Breaker (CB) atau
normal serta mampu menutup, mengalirkan
Pemutus Tenaga (PMT)
(dalam periode waktu tertentu) dan memutus
arus beban dalam kondisi abnormal/ gangguan
seperti kondisi hubung singkat (short circuit).
1.4.1.2 Sub Sistem dan Fungsi
2 PEDOMAN PEMELIHARAAN
Berdasarkan fungsinya dan kondisi peralatan bertegangan atau tidak, jenis pemeliharaan
pada Pemutus dapat dikelompokkan sebagai berikut:
5. Overhaul
Misalnya meliputi:
11. Pemeriksaan Penunjukan Level minyak pada PMT sistem penggerak gas SF 6
Misalnya meliputi:
9. Pemeriksaan Suhu Interrupting Chamber (pada Tegangan >150 kV dan <150 kV)
pada peralatan primary di PMT
10. Pemeriksaan Suhu isolator Grading Capasitor (pada Tegangan >150 kV dan <150
kV) pada peralatan primary di PMT
11. Pemeriksaan Suhu isolator closing resistor (pada Tegangan >150 kV dan <150 kV)
pada peralatan primary di PMT
12. Pemeriksaan Suhu Terminal Utama (pada Tegangan >150 kV dan <150 kV) pada
peralatan primary di PMT
2.1.1.3 Pemeriksaan Bulanan
Misalnya meliputi:
Meliputi:
2. Pemeriksaan Kondisi pelumas roda gigi pada PMT sistem penggerak pegas
4. Pemeriksaan Kebocoran Udara pada instalasi Udara, pada instalasi udara, pipa
-pipa, nepel, safety valve, katup-katup (aktuator)
22. Pengukuran Tegangan minimum drop dan pick up Magnetic Opening Coil
23. Pengukuran Tegangan minimum drop dan pick up Magnetic Closing Coil
33. Pembersihan Box Kontrol PMT dan pemeriksaan kabel dan terminal wiring,dan
fungsi Heater
Merupakan pengukuran yang dilakukan pada periode tertentu dalam keadaan peralatan
bertegangan (On Line).
Merupakan pengukuran yang dilakukan pada periode 1 tahun pertama alat beroperasi/first
years inspection (FYI), SLO, periode 1 tahunan untuk PMT bay Kapasitor dan peralatan
lainnya periode 2 tahunan dalam keadaan peralatan tidak bertegangan (Off Line) .
Pengukuran dilakukan bertujuan untuk mengetahui kondisi peralatan dengan
menggunakan alat ukur sederhana serta advanced yang dilakukan oleh petugas
pemeliharaan.
First years inspection (FYI) adalah suatu kegiatan inspeksi yang dilaksanakan untuk
memastikan atau mengetahui kondisi peralatan pada saat periode awal operasi.
menurut teori assessment grafik bathtub curve diatas dapat dilihat bahwa peralatan akan
gagal relatif lebih awal (infant failure), selanjutnya akan bertahan di usia pakainya (use life),
dan beberapa akan gagal di periode yang relatif lama yang biasanya disebut kehidupan
normal (wear-out). faktor Kegagalan pada masa infant failure disebabkan oleh cacat bahan,
kesalahan desain, kesalahan dalam perakitan, proses konstruksi dll. Untuk meminimalisir
risiko kegagalan pada masa infant failure maka dianjurkan untuk dilakukan first years
inspection (FYI). adapun point-point yang dilakukan pada saat first years inspection (FYI)
sama dengan pelaksanaan inspeksi yang dilakukan pada saat pemeliharaan 2 tahunan
seperti yang dijelaskan di bawah ini.
Shutdown Measurement dengan periode FYI untuk peralatan baru, kemudian periode 1
tahunan untuk PMT bay Kapasitor, sedangkan untuk PMT lainnya adalah periode 2 tahunan.
Meliputi:
2. Pemeriksaan Kondisi pelumas roda gigi pada PMT sistem penggerak pegas
3. Pemeriksaan Keretakan Isolator
28. Pembersihan Box Kontrol PMT dan pemeriksaan kabel dan terminal wiring,dan
fungsi Heater
29. Pengujian Tekanan Gas untuk alarm dan blok PMT
Pengukuran tahanan isolasi pemutus tenaga (PMT) ialah proses pengukuran dengan
suatu alat ukur untuk memperoleh nilai tahanan isolasi pemutus tenaga antara bagian
yang diberi tegangan (fasa) terhadap badan (case) yang ditanahkan maupun antara
terminal atas dengan terminal bawah pada fasa yang sama.
Hal yang bisa mengakibatkan kerusakan alat ukur adalah bilamana alat ukur tersebut
dipakai untuk mengukur obyek pada lokasi yang tegangan induksi listrik di sekitarnya
sangat tinggi atau masih adanya muatan residual pada belitan atau kabel. Langkah untuk
menetralkan tegangan induksi maupun muatan residual adalah dengan menghubungkan
bagian tersebut ke tanah beberapa saat sehingga induksinya hilang.
Untuk mengamankan alat ukur terhadap pengaruh tegangan induksi maka peralatan
tersebut perlu dilindungi dengan Sangkar Faraday (lihat gambar 2.1) dan kabel-kabel
penghubung rangkaian pengujian sebaiknya menggunakan kabel yang dilengkapi
pelindung (Shield Wire).
Jadi untuk memperoleh hasil yang valid maka obyek yang diukur harus betul - betul bebas
dari pengaruh induksi.
Pada dasarnya pengukuran tahanan isolasi PMT adalah untuk mengetahui besar (nilai)
kebocoran arus (leakage current) yang terjadi antara bagian yang bertegangan terminal
atas dan terminal bawah terhadap tanah.
Kebocoran arus yang menembus isolasi peralatan listrik memang tidak dapat dihindari.
Oleh karena itu, salah satu cara meyakinkan bahwa PMT cukup aman untuk diberi
tegangan adalah dengan mengukur tahanan isolasinya. Kebocoran arus yang memenuhi
ketentuan yang ditetapkan akan memberikan jaminan bagi PMT itu sendiri sehingga
terhindar dari kegagalan isolasi.
Alat uji tahanan isolasi dengan berbagai merek dan tipe memiliki spesifikasi yang
berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Mulai dari tipe sederhana, menengah
sampai dengan yang canggih. Display (tampilannya) juga banyak ragamnya; mulai dari
tampilan analog, semi digital dan digital murni.
Pada panel kendali (Front Panel) ada yang sangat sederhana, namun ada pula yang
super canggih. Tapi seluruhnya memiliki prinsip kerja yang sama.
Proses pengukuran meliputi kesiapan alat ukur dan kesiapan obyek yang diukur.
Kesiapan alat ukur dapat mengacu pada instruksi kerja masing - masing peralatan uji.
Sedangkan kesiapan obyek yang diukur adalah merupakan kegiatan yang tujuannya
membebaskan obyek (misal = PMT) dari tegangan sesuai Prosedur Pelaksanaan
Pekerjaan Pada Insatalasi Listrik Tegangan Tinggi/ Ekstra Tinggi (Dokumen K3/ Buku
Biru) dan dilanjutkan dengan pelepasan klem-klem terminal atas dan terminal bawah.
Kesiapan obyek yang akan diukur dilakukan dengan urutan sebagai berikut:
Gambar 2-2 Pemasangan Pentanahan Lokal dan Pelepasan Terminal Atas dan Terminal
Bawah
Keterangan:
6) Hasil pengukuran ini merupakan data terbaru hasil pengukuran dan sebagai
bahan evaluasi pembanding dengan hasil pengukuran sebelumnya. Contoh
blangko adalah terlampir (“lembar hasil pengukuran tanahan isolasi pemutus
tenaga”).
Pada prinsipnya pengukuran tahanan isolasi kabel rangkaian triping PMT sama dengan
Pengukuran tahanan isolasi PMT yaitu proses pengukuran dengan suatu alat ukur untuk
memperoleh nilai tahanan isolasi kabel rangkaian triping antara bagian yang diberi tegangan
(fasa) terhadap badan (case) yang ditanahkan.
Proses pengukuran tahanan isolasi kabel rangkaian triping menggunakan injeksi tegangan DC
500 volt, Proses pengukuran meliputi kesiapan alat ukur dan kesiapan obyek yang diukur.
Kesiapan alat ukur dan objek ukur dapat mengacu pada instruksi kerja masing - masing
peralatan uji, yang utama adalah pastikan objek PMT sudah dalam kondisi OPEN dan kabel
rangkaian triping yang akan diukur telah dilokalisir atau bebas dari tegangan.
Rangkaian tenaga listrik sebagian besar terdiri dari banyak titik sambungan. Sambungan
adalah dua atau lebih permukaan dari beberapa jenis konduktor bertemu secara fisik
sehingga arus/ energi listrik dapat disalurkan tanpa hambatan yang berarti. Pertemuan
dari beberapa konduktor menyebabkan suatu hambatan/ resistan terhadap arus yang
melaluinya sehingga akan terjadi panas dan menjadikan kerugian teknis. Rugi ini sangat
signifikan jika nilai tahanan kontaknya tinggi.
Sambungan antara konduktor dengan PMT atau peralatan lain merupakan tahanan
kontak yang syarat tahanannya memenuhi kaidah Hukum Ohm sebagai berikut:
E=I.R
Jika didapat kondisi tahanan kontak sebesar 1 Ohm dan arus yang mengalir adalah 100
Amp maka ruginya adalah:
W = I2 . R
W = 10.000 watts
Prinsip dasarnya adalah sama dengan alat ukur tahanan murni (Rdc), tetapi pada
tahanan kontak arus yang dialirkan lebih besar I=100 Amperemeter.
Kondisi ini sangat signifikan jika jumlah sambungan konduktor pada salah satu jalur
terdapat banyak sambungan sehingga kerugian teknis juga menjadi besar, tetapi masalah
ini dapat dikendalikan dengan cara menurunkan tahanan kontak dengan membuat dan
memelihara nilai tahanan kontak sekecil mungkin. Jadi pemeliharaan tahanan kontak
sangat diperlukan sehingga nilainya memenuhi syarat nilai tahanan kontak.
Alat ukur tahanan kontak terdiri dari sumber arus dan alat ukur tegangan (drop Tegangan
pada objek yang diukur). Dengan sistem elektronik maka pembacaan dapat diketahui
dengan baik dan ketelitian yang cukup baik pula (digital).
Digunakannya arus sebesar 100 amp karena pembagi dengan angka 100 akan
memudahkan dalam menentukan nilai tahanan kontak dan lebih cepat.
Dalam melakukan pengukuran skala yang digunakan harus diperhatikan jangan sampai
arus yang dibangkitkan sama dengan batasan skala sehingga kemungkinan akan terjadi
overload dan hasil penunjukan tidak sesuai dengan kenyataannya.
Gambar 2-4 Rangkaian Pengukuran Tahanan Kontak Paralel
Terminal PMT
Terminal PMT
Groundi
ng
lokal
PM
T
Micro ohm
Gambar 2-5 Cara Pengamanan pada saat Pengukuran Tahanan Kontak di Switchyard
Tujuan dari pengujian keserempakan PMT adalah untuk mengetahui waktu kerja PMT
secara individu serta untuk mengetahui keserempakan PMT pada saat menutup ataupun
membuka .
Berdasarkan cara kerja penggerak, maka PMT dapat dibedakan atas jenis three pole
(penggerak PMT tiga fasa) dan single pole (penggerak PMT satu fasa). Untuk T/L Bay
biasanya PMT menggunakan jenis single pole dengan maksud PMT tersebut dapat trip
satu fasa apabila terjadi gangguan satu fasa ke tanah dan dapat reclose satu fasa yang
biasa disebut SPAR (Single Pole Auto Reclose). Namun apabila gangguan pada
penghantar fasa - fasa maupun tiga fasa maka PMT tersebut harus trip 3 fasa secara
serempak. Apabila PMT tidak trip secara serempak akan menyebabkan gangguan, untuk
itu biasanya terakhir ada sistem proteksi namanya pole discrepancy relay yang
memberikan order trip kepada ketiga PMT pahasa R,S,T.
Hal yang sama juga untuk proses menutup PMT maka yang tipe single pole ataupun
three pole harus menutup secara serentak pada fasa R,S,T, kalau tidak maka dapat
menjadi suatu gangguan didalam sistem tenaga listrik dan menyebabkan sistem proteksi
bekerja.
Pada waktu PMT trip akibat terjadi suatu gangguan pada sistem tenaga listrik
diharapkan PMT bekerja dengan cepat sehingga clearing time yang diharapkan sesuai
standard SPLN TS.002-1: 2010 untuk sistem 70 KV = 150 milli detik, untuk sistem 150 kV
= 120 milli detik, SPLN TS.002-2 : 2010 dan PM ESDM No.20 Tahun 2020 (Grid Code)
untuk sistem 275 kV = 100 mili detik dan untuk sistem 500 kV = 90 milli detik dapat
terpenuhi.
Langkah pengukuran keserempakan beserta konfigurasi alat uji dengan PMT dapat
mengacu pada instruksi kerja alat uji keserempakan PMT. Perbedaan waktu yang terjadi
antar phasa R , S , T pada waktu PMT membuka dan menutup kontak dapat diketahui
dari hasil pengukuran. Sehingga pengukuran keserempakan pada umumnya sekaligus
meliputi pengukuran waktu buka tutup PMT. Nilai yang dapat diketahui dalam pengukuran
keserempakan adalah ∆t yang merupakan selisih waktu tertinggi dan terendah antar
phasa R, S, T sewaktu membuka atau menutup kontak.
Berikut terlampir contoh hasil pengujian O-C-O PMT Single Pole Merk NISSIN tipe SO 11:
Contoh Pengujian O-C-O PMT Single Pole Merk NISSIN tipe SO 11:
Δt (maks -
NO FASA R FASA S FASA T KETERANGAN
min)
Switching kapasitor bank tegangan tinggi dapat menghasilkan arus transient yang
signifikan. Metode switching kapasitor yang dikenal saat ini adalah reaktor, pre-insertion
resistor, pre-insertion induktor dan pengaturan switching (controlled switching).
Pada saat pemasukan kapasitor dapat terjadi keadaan hubung singkat apabila kondisi
kapasitor kosong muatan yang akan menghasilkan arus yang sangat besar (arus inrush)
dan kedip tegangan yang cukup dalam di sistem. Persyaratan pemasukan PMT kapasitor
adalah pada saat pemasukan, tegangan sesaat pada kontak PMT sama dengan nol.
Dengan mengatur saat penutupan PMT maka akan mengurangi arus inrush pada bank
kapasitor. Pengaturan pemasukan PMT pada bank kapasitor tergantung pada sistem
pentanahan netral bank kapasitor.
PMT pada Bay kapasitor pada umumnya memiliki jumlah kerja yang lebih sering
dibandingkan dengan PMT pada Bay kopel, Bay penghantar, Bay Trafo dan Bay lainnya,
hal ini dikarenakan fluktuasi tegangan sistem. oleh sebab itu pemeliharaan PMT Bay
kapasitor direkomendasikan untuk dilaksanakan 1 tahunan.
Jika kapasitor bank ditanahkan maka setiap fasa berdiri sendiri dan pemasukan setiap
fasa berbeda 1/6 cycle atau 30 derajat listrik (3,3 ms untuk sistem 50 Hz).
Standar nilai keserempakan selisih antar phasa Δ (maks - min) < 3,3 ms
Jika kapasitor bank tidak ditanahkan maka 2 (dua) fasa pertama harus masuk pada saat
perbedaan tegangan diantara kedua fasa tersebut sama dengan nol sedangkan fasa
ketiga dimasukkan ¼ cycle atau 45 derajat listrik (5ms untuk sistem 50Hz) setelah kedua
fasa lainnya masuk.
Standar nilai keserempakan selisih antar phasa Δ (maks - min) < 5 ms
Gambar 2-6 Pengaturan Switching Controller pada PMT bay kapasitor yang tidak
ditanahkan
PMT jenis vacuum kebanyakan digunakan untuk tegangan menengah dan hingga saat ini
masih dalam pengembangan sampai tegangan 36 kV.
Jarak (gap) antara kedua katoda adalah 1 cm untuk 15 kV dan bertambah 0,2 cm setiap
kenaikan tegangan 3 kV. Untuk pemutus vacuum tegangan tinggi, digunakan PMT jenis
ini dengan dihubungkan secara seri.
Ruang kontak utama (breaking chambers) dibuat dari bahan antara lain porcelain, kaca
atau plat baja yang kedap udara. Ruang kontak utamanya tidak dapat dipelihara dan umur
kontak utama sekitar 20 tahun. Karena kemampuan ketegangan dielektrik yang tinggi
maka bentuk fisik PMT jenis ini relatif kecil.
Gambar 2-6 Beberapa Jenis Ruang Kontak Utama PMT Jenis Vacuum
Nilai tahanan isolasi dengan media vakum udara lebih tinggi dari media udara bebas.
PMT vakum dapat terkontaminasi dengan udara bebas yang dapat disebabkan oleh
kebocoran PMT (dari sisi seal PMT atau ada retakan pada isolasi interrupter housing”).
Kebocoran tingkat kevakuman PMT dapat diketahui dengan adanya kenaikan arus bocor
pada PMT vakum yang diuji. Ketika nilai tahanan isolasi kevakuman PMT turun maka arus
bocor saat pengujian akan naik. Prinsip kerja alat uji PMT Vakum ini adalah mendeteksi
arus bocor antara kontak diam (fixed contact) dan kontak gerak (moving contact) dengan
kondisi PMT Open.
Alat uji kevakuman PMT merupakan alat uji injeksi tegangan tinggi. Alat uji akan
membangkitkan tegangan tinggi 10-75 kV DC dengan laju kenaikan tegangan uji 5 kV/
detik (contoh alat uji merk Vanguard VBT-75). Tegangan uji 75% dari Power Frequency
Withstand Voltage Rating PMT dengan ditahan selama 1 menit. Selama proses injeksi
tegangan berlangsung, alat uji akan mengukur besaran arus bocor yang melalui
rangkaian pengujian, arus bocor dalam satuan milli Ampere (mA). PMT vakum dinyatakan
masih baik apabila dalam proses pengujian selama 1 menit dapat selesai dilalui tanpa
menyebabkan munculnya indikasi “Fail” pada alat uji. Indikasi “Fail” menunjukkan bahwa
arus bocor yang terukur selama proses pengujian melampaui ambang batas yang
diizinkan dan telah diset dalam alat uji, dan mengindikasikan tingkat kevakuman PMT
yang diuji sudah bermasalah. Pada alat uji yang modern, alat uji akan berhenti
menginjeksi tegangan ke PMT Vakum yang diuji (shut down) ketika arus bocor yang
terukur melebihi ambang batas. Hal ini dilakukan untuk mengamankan alat uji dan
peralatan yang diuji. Berikut adalah tabel referensi injeksi tegangan untuk pengujian
kevakuman :
Pemeriksaan dan pengukuran grading capacitor dan tempatnya pada unit pemutus dapat
dilakukan sebelum pemutus dioperasikan. Kapasitor pada masing-masing pole untuk tipe
pemutus tenaga dapat dipasang sesuai pada tabel berikut. Pengukuran ini dilakukan
dengan periode 2 tahun untuk mendapatkan data awal, kemudian periode selanjutnya
berdasarkan rekomendasi pabrikan, misalnya Alsthom (12 tahun).
145
170
145
245
245
362
362
420
*) Pada waktu mengirim pemutus tenaga tipe HLR 145/2003 juga kapasitor dengan nilai berikut
dapat digunakan: 1000,1300,1400,1600 dan 2000 pF.
Fungsi Kapasitor
Pemutus merk ASEA, type HLR dapat dirangkai beberapa unit pemutus. Untuk tegangan
< 84 kV digunakan 1 (satu) unit pemutus, dan pada tegangan 150 kV 2 (dua) unit
pemutus yang dipasang secara seri. Sampai pada penggunaan tegangan 420 kV dapat
digunakan 6 (enam) buah pemutus. Untuk penggunaan lebih dari 1 (satu) unit pemutus
dipasang paralel kapasitor. Peralatan tersebut berfungsi sebagai kontrol tegangan.
Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kapasitor paralel, apakah nilai
kapasitor masih memenuhi standar. Untuk mengetahui apakah kapasitor tersebut dalam
kondisi baik atau sudah rusak dapat dibandingkan dengan spesifikasi pada name plate.
Pengukuran dilakukan mengggunakan metode volt dan amper meter atau jembatan
Thomson. Arus yang digunakan untuk pengukuran tidak boleh kurang dari 100 A.
Pengukuran ini dilakukan dengan periode 2 tahun untuk mendapatkan data awal,
kemudian periode selanjutnya berdasarkan rekomendasi pabrikan, misalnya Alsthom (10
- 12 tahun).
Gambar 2-9 Mengukur Tahanan
Keterangan:
2 Terminal flans
11 Rumah mekanik
Coil mempunyai prinsip kerja medan magnit. Tegangan yang diberikan pada kedua ujung
terminal coil akan menimbulkan arus yang besarnya sesuai dengan rumus tegangan
dibagi nilai resitansi coil (I = V / R). Arus pada coil akan membangkitkan magnet. Magnet
pada coil akan menggerakkan rod. Koil memiliki batasan tegangan minimum untuk dapat
menggerakkan rod. Ketika tegangan yang diberikan ke koil dibawah tegangan minimum
kerja koil menyebabkan rod bergerak lambat atau tidak bergerak sempurna. Rod koil
yang bekerja ini selanjutnya pada PMT akan menunjuk pin spring yang selanjutnya
mengerjakan PMT “close” atau “open”.
Pengukuran tegangan minimum coil dari PMT adalah untuk mengetahui apakah coil
masih berfungsi dengan baik dan mengukur nilai resistansi coil tersebut masih sesuai
standar.
Gambar 2-10 Prinsip kerja Coil
Dalam setiap PMT baik yang single pole maupun yang three pole, jumlah tripping
(opening) coil biasanya lebih banyak dari pada jumlah closing coil, hal ini dimaksud
adalah sebagai faktor keamanan pola operasi sistem dan PMT tersebut.
Tujuan pengukuran ini agar kita dapat mengetahui berapa besarnya tegangan minimal
sumber DC yang dapat mengerjakan coil tersebut bekerja, sehingga kita dapat
mengetahui fungsi dari coil tersebut apakah masih baik atau tidak.
Bila coil tidak diberi sumber tegangan DC, maka posisi rod seperti pada gambar, hal ini
terjadi karena adanya momen dari spring. Akan tetapi posisi rod akan tertarik kedalam,
bila belitan diberi sumber tegangan, hal ini terjadi karena nilai konstanta dari spring lebih
kecil dari moment inertia yang dihasilkan oleh medan magnet dari kumparan.
Bila rod tersebut dihubungkan ke batang dari mekanik penggerak (actuator, spring,
pneumatic) PMT maka hal ini akan merubah posisi PMT dari keadaan awalnya.
Pada beberapa PMT (misal merk Alsthom) tidak menggunakan per (spring) untuk posisi
awalnya akan tetapi menggunakan besarnya momen lawan dari sistem penggerak PMT
tersebut (hydraulic).
Mengingat begitu pentingnya fungsi dari coil terhadap kerja PMT, maka ada beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam melakukan pemeliharaan sebagai berikut:
b. Periksa fungsi kerja rod dari coil dari kemungkinan adanya karat pada rumah
atau batang coil.
c. Ukur nilai resistansi coil dengan menggunakan micro ohm meter dan
bandingkan dengan nilai yang tertera pada rumah coil.
Gambar 2-14 Pengukuran Nilai Tahanan (resistansi) Coil dan Pengujian Tegangan
Minimal Coil pada PMT ABB tipe AHMA-4
d. Catat hasilnya dan bandingkan dengan nilai yang tertera pada papan nama
(name plate) coil tersebut.
Catatan:
Coi Sakla
l r
PM
T
44.50
V
Sumber teg
DC
Catatan:
Posisi PMT akan membuka atau menutup setiap dilaksanakan pengujian tegangan
minimum, sehingga agar diperhatikan kemampuan suply tenaga mekanik penggeraknya
(pneumatic, hydraulic dan spring) setiap kali melakukan perubahan posisi PMT.
Alat dan Material yang dibutuhkan dalam melakukan pengukuran tegangan minimum Coil,
dibutuhkan antara lain:
b. Kabe
d. Sumber tegangan AC
Peralatan ataupun titik netral sistem tenaga listrik yang dihubungkan ke tanah dengan
suatu pentanahan yang ada di Gardu Induk dimana sistem pentanahan tersebut dibuat di
dalam tanah dengan struktur bentuk mesh. Nilai tahanan Pentanahan di Gardu Induk
bervariasi besarnya nilai tahanan tanah dapat ditentukan oleh kondisi tanah itu sendiri,
misalnya tanah kering tanah cadas, kapur, dan sebagai tahanan tanahnya cukup tinggi
nilainya jika dibanding dengan kondisi tanah yang basah. Semakin kecil nilai
pentanahannya maka akan semakin baik.
Ada beberapa macam merk alat ukur tahanan tanah yang dipergunakan, antara lain:
Cara kerja alat ukur tersebut menggunakan prinsip alat ukur Galvanometer (Prinsip
Kesetimbangan), sebagai contoh sederhana:
Keterangan:
Formula : R1 . Rvar = R2 . Rx
Atur atau tentukan nilai tahanan R variabel (Rvar) sedemikian rupa sehingga jarum
galvanometer menunjuk angka Nol (kondisi setimbang). Dan setelah kondisi setimbang
maka nilai Rx bisa dicari dengan menggunakan Formula di atas.
Gambar 2-18 Alat Ukur Tahanan
Sebagaimana diketahui Gas SF6 pada Pemutus Tenaga (PMT) berfungsi sebagai media
pemadam busur api listrik saat terjadi pemutusan arus listrik (arus beban atau arus
gangguan) dan sebagai isolasi antara bagian - bagian yang bertegangan (kontak tetap
dengan kontak bergerak pada ruang pemutus) dalam PMT, juga sebagai isolasi antara
bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan pada PMT. Saat ini gas
SF6 banyak digunakan pada PMT atau GIS (Gas Insulating Switchyard) mulai dari
tegangan 20 kV sampai dengan 500 kV karena gas SF6 mempunyai sifat/ karakteristik
yang lebih baik dari jenis media pemutus lainnya.
A. Sifat fisik
Gas SF6 murni (pada tekanan absolut = 1 Atm dan temperatur = 200 C) tidak berwarna,
tidak berbau dan tidak beracun dengan berat isi 6,139 kg /m3 dan sifat lainnya adalah
mempunyai berat molekul 146,7g, temperatur kritis 45,550 C dan tekanan absolut kritis
3,78 MPa seperti terlihat pada gambar grafik 2-19.
B. Sifat Kimia
Sifat kimiawi gas SF6 sangat stabil, pada ambient temperatur dapat berupa gas netral
dan juga sifat pemanasannya sangat stabil. Pada temperatur diatas 150 o C mempunyai
sifat tidak merusak metal, plastik dan bermacam-macam bahan yang umumnya
digunakan dalam pemutus tenaga tegangan tinggi
Gambar 2-19 vapour pressure curve and lines of equivalent gas density of SF6
C. Sifat Listrik
Sebagai isolasi listrik, gas SF6 mempunyai kekuatan dielektrik yang tinggi, 2,35 kali
kekuatan dielektrik udara dan kekuatan dielektrik ini bertambah dengan pertambahan
tekanan dan mampu mengembalikan kekuatan dielektrik dengan cepat setelah arus
bunga api listrik melalui titik nol, seperti terlihat pada grafik dibawah ini
Gambar 2-20 Perbandingan Tegangan Tembus SF6, Udara pada tekanan 1 Atm (air) dan
Minyak Isolasi (oil)
Periode dan kegiatan pemeliharaan gas SF6 dilaksanakan mengikuti jadwal berikut:
Tabel 2-1 Jadwal Pemeriksaan/ Pengukuran Karakteristik Gas SF6 Pada PMT
B. 2 tahunan
(Pengukuran)
Untuk alat ukur tek. Gas yang
tidak terpasang pada PMT/
GIS.
A. Bulanan
Untuk PMT yang terpasang
Pengukuran kerapatan/ kepadatan
02 (Visual/ pembacaan) Density Monitor
Gas
(Gas Density)
Pengukuran Kelembaban
03 2 Tahunan dan jika
(Gas Moisture)
diperlukan Dengan alat Dew Point meter
04
Pengujian Pressure Switch
2 Tahunan dan jika Uji Fungsi:
diperlukan
▪ Alarm
05
Pengukuran Kemurnian Gas
▪ Block / trip
( Gas Impurity )
12 Tahun dan jika
Dengan alat Purity Test Meter
diperlukan
06
Dekomposisi produk
Pemeriksaan tekanan/ kerapatan gas SF6 pada PMT konvensional dilakukan untuk
mengetahui apakah tekanan/kerapatan gas SF6 masih berada pada batas tekanan
ratingnya (rated pressure.
1 kg/cm2 = 1at
(atmosfir
teknik) 9,81 x 105 0,981 1 0,968 14,224
1 atm =
atmosfir
fisika 1,01 x 106 1,013 1,033 1 14,7
1 lbf / in 2 6,89 x
6,89 x 103 0,0703 6,8 x 10-2 1
= 1 Psi
10-2
1 bar = 100 kPa = 0,1 Mpa = 1,02 kg/cm2 at
Pelaksanaan pemeriksaan tekanan/ kerapatan gas SF6 dapat dilakukan dengan 2 (dua)
cara yakni:
Alat ukur yang digunakan untuk pemeriksaan tekanan gas tersebut baik yang terpasang
permanen maupun yang tidak, ada dua macam yaitu yang pertama adalah alat ukur yang
hanya dapat mengukur tekanan gas saja (standard pressure) dan alat ini digunakan pada
PMT dan GIS < 150 kV, sedangkan yang kedua adalah alat yang dapat mengukur
tekanan dan kerapatan gas (density meter) alat ini terpasang pada PMT/GIS 500 kV.
Hasil pembacaan kedua alat ini juga berbeda, yang pertama berupa angka dan yang
kedua berupa indikasi warna dan yang kedua berupa indikasi warna.
Kebocoran dapat terjadi pada sambungan pipa kontrol, valve refilling/ drain dan bagian
lain yang terisi gas SF6 pada PMT.
Adanya kebocoran gas SF6 tersebut (biasanya kecil dan dalam waktu lama) dapat
mengakibatkan menurunnya tekanan dan selanjutnya mempengaruhi unjuk kerja PMT.
Untuk mengetahui lokasi terjadinya kebocoran gas SF6 pada PMT dilakukan dengan cara
tradisional (melalui pendengaran, busa sabun) dan dengan alat deteksi kebocoran/
leakage detector.
Pada setiap PMT dilengkapi dengan alat pengaman tekanan gas yaitu pressure switch
yang berfungsi untuk memberikan imformasi tekanan alarm dan tekanan minimal gas
SF6.
Ada 3 (tiga) tahapan tingkat tekanan gas SF6 yang harus diketahui yaitu:
Jika diketahui terjadi kebocoran (biasanya kebocoran sangat kecil yang susah ditemukan
lokasinya) langkah penanggulangannya adalah dengan menambah tekanan gas SF6.
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa gas SF6 selain berfungsi sebagai isolasi
juga berfungsi sebagai pemadam busur api listrik saat terjadi pemutusan arus.
Pada setiap pemadaman busur api listrik gas SF6 akan mengalami proses kimia/ listrik
dan dapat mengakibatkan perubahan sifat gas SF6 tersebut, maka untuk mengetahui
perubahan sifat gas (terutama pada GIS karena banyak menggunakannya) perlu
dilakukan pengukuran/ pengujian karakteristiknya.
Ada beberapa macam pengukuran karakteristik gas SF6 yang biasa dilakukan adalah
sebagai berikut:
Pengujian kemurnian gas SF6 dilaksanakan untuk mengetahui perubahan kandungan gas
SF6 setelah mengalami penguraian setelah sekian kali/lama berfungsi memadamkan
busur api listrik.
Jadwal pelaksanaan pengujian ini secara periodik adalah 2 tahunan atau merujuk
rekomendasi pabrikan contoh : 12 tahunan (ABB) atau kondisional jika diperlukan (setelah
melihat jumlah dan besar arus gangguan yang terjadi)
Alat yang digunakan untuk menguji kemurnian gas SF6 tersebut adalah Impurity test.
- 40.5
0
C DEW POINT
MAIN MOD INDIKATOR
S E MIRROR
CHECK
EASUREMEN
T
IGHT
CONTAMINATED EAN
CL
CORRECT NO
DEW
3. Buka valve kontrol perlahan sampai meter aliran (8) menunjukan aliran gas
yang dikehendaki kira-kira 30 - 40 l/h.
A. Fungsi peralatan
Alat ukur ini adalah untuk menentukan konsentrasi kandungan “decomposition product”
yaitu SO2 (sulfur dioksida) dan HF (Hidrogen Flurida) dalam ppm yang disebabkan oleh
adanya bunga api listrik (electric arcs) dalam gas SF6. Kandungan “oil mist” dapat juga
diukur dengan alat ini.
Konsentrasi yang dapat diukur dengan alat ini adalah sebagai berikut:
Prinsip dari pengukuran ini adalah mengalirkan gas SF6 dengan flow rate tertentu
kedalam tabung Test Tube yang sesuai dengan jenis decomposition product yang akan
diukur. Dengan memperhatikan perubahan warna pada skala Test Tube, maka
konsentrasi kandungan decomposition product dapat diketahui.
Untuk menghindari pencemaran lingkungan, gas SF6 setelah dialirkan melalui Test Tube
harus ditampung dalam kantung plastik. Setelah kantungnya penuh maka needle valve
pada flowmeter harus ditutup kembali.
B. Pesiapan Pengukuran
Sebelum mulai pengukuran, sebaiknya pipa dari peralatan dicuci dengan gas N2
(Nitrogen). Jika gas N2 tidak tersedia, gas SF6 yang akan ditest dapat juga digunakan
untuk mencuci. Caranya hubungkan pipa inlet dari peralatan dengan tabung gas, lalu
buka sumbat penutup (5) dan buka needle valve pada flowmeter sebesar-besarnya untuk
mengalirkan gas selama 5 detik. Pada waktu mencuci Test Tubes tidak boleh dipasang.
Safety valve (8) juga harus dibersihkan pada saat mencuci, yaitu dengan membuka tutup
safety valve (8), pasang sumbat (5) dan bocorkan gas melalui safety valve dengan
menarik penutupnya keatas. Setelah selesai, tutup needle valve pada flowmeter, buka
sumbat (5) lalu pasang kembali tutup safety valve.
C. Cara Pengukuran
Setelah peralatan selesai dicuci lalu hubungkan bagian inlet dan alat ukur dengan
kompartemen GIS dengan pipa flexible dan kopling adapter (6) atau (7). Pastikan needle
valve pada flowmeter dalam keadaan tertutup rapat. Ambil Test Tube yang sesuai dengan
jenis decomposition product dan range pengukuran yang akan diukur sesuai dengan
Tabel1, lalu patahkan kedua ujung Test Tube dengan alat pemotong (9). Cara
penggunaanya, masukan Test Tube kedalam lubang tengan alat pemotong. Lalu putar
satu, dua kali supaya tabung kacanya tergores, kemudian masukkan Test Tube kedalam
lubang sebelah luar sambil ditekan supaya ujung tabung patah dan masuk kedalam kotak
kecil dibawahnya. Setelah alat pemotong selesai dipakai kotak kecil berisi potongan ujung
Test Tubes harus dibersihkan dan dicuci dengan air, karena potongan Test Tubes
mengandung bahan kimia yang merusak bahan plastik.
Ambil kantung plastik yang sesuai dengan Tabel 1, lalu hubungkan ujung outlet Test Tube
melalui pipa plastik yang tersedia dalam kantung plastik dan buka katupnya dengan
menekan (pada kantung dengan isi 1 atau 2 liter) atau memutar kekiri (pada kantung
dengan isi 10 liter).
Masukkan ujung Test Tube lainnya melalui lubang penyangga kedalam lubang outlet
setelah sumbatnya dibuka. Perhatikan arah aliran gas harus sesuai arah panah pada Test
Tube.
Buka needle valve sedikit demi sedikit sambil diatur flow ratenya sesuai Tabel 1.
Gas SF6 akan mengalir masuk kedalam kantung plastik, selama waktu flow-off sampai
penuh, akan tetapi jangan sampai safety valvenya bekerja. Jika lamanya waktu flow off
sesuai Tabel 1 sudah tercapai, maka kantung plastik penuh dan needle valve harus
ditutup kembali.
Waktu flow off dalam Tabel1 hanya berlaku untuk gas SF6 murni, Jika gas SF6 sudah
tercampur dengan gas lain, maka waktu flow off dalam tabel 1 akan berkurang. Jika
safety valve sudah terbuka, maka kantung plastik tidak boleh diisi lagi karena kantung
plastik akan pecah.
Untuk pengukuran SO2 dan HF skala yang dibaca pada Test Tube sudah langsung dalam
ppm vol. Untuk pengukuran “oil Mist” skala yang dibaca pada Test Tube adalah mg/m3,
dan dapat diubah menjadi ppm massa dengan menggunakan Tabel Konversi 2.
Setelah pengukuran selesai, tutup katup pada kantung plastik dengan cara ditarik (pada
kantung dengan isi 1 dan 2 liter) atau diputar kekanan (pada kantung dengan isi 10 liter).
Keluarkan Test Tube dari tempatnya dan cabut pipa plastiknya.
Buang gas yang ada dalam kantung plastik keudara bebas dengan membuka katup yang
ada pada kantung plastik.
RUMUS KONVERSI dari ppm vol ke dalam ppm massa adalah sebagai berikut:
Jika gas SF6 mengandung Oil Mist, maka akan terjadi perubahan warna pada Test Tube
yang akan menunjukan konsentrasi kandungannya dalam mg/m3.
Perhatikan juga keterangan yang ada dalam bungkus Test Tubes type 1/a.
Oil Mist yang dapat diukur hanya berupa mineral oil aerosol. Uap minyak atau bahan
organik lain dengan berat molekul lebih besar tidak dapat diukur.
TABEL KONVERSI dari mg/m3 menjadi ppm mass adalah sebagai berikut:
mass
Yang perlu diperhatikan adalah cara menetralisir bahan kimia yang ada dalam Test Tube
setelah selesainya pengukuran.
Patahkan Test Tube ditengah-tengahnya yang ada tanda dua titik, sehingga gelas Test
Tube gabian luar dan ampul didalamnya akan patah. Hati-hati karena didalam ampul
terdapat Sulfuric acid pekat.
Pegang Test Tube dalam posisi vertikal dengan lubang outlet dibawah, sehingga cairan
dalam ampul dapat masuk kedalam lapisan filter (waktu exposure 1 menit).
Setelah itu, kocok cairan dalam ampul sesuai arah panah. Tiup Test Tube dengan gas
SF6 sesuai arah panah dengan membuka needle valve pada flowmeter, sehingga
menekan isi cairan ampul kedalam indicating layer dari Test Tube. Setelah indicating
layer dipenuhi dengan cairan sulfuric acid (15 mm), tutup lagi needle valvenya. Setelah
itu baru Test Tube boleh dibuang.
Petunjuk Keselamatan dan Pemeliharaan
1. Jika flow rate dibuat terlalu besar pada waktu pengukuran, maka safety valve
akan terbuka. Jika ini terjadi tutuplah needle valve pada flowmeter. Setelah
safety valve tertutup kembali, aturlah flow ratenya lagi dengan membuka
needle valve sedikit demi sedikit dan pengukuran dapat dilanjutkan.
2. Jika kantung plastik terlihat retak atau bocor, maka harus segera diganti
dengan yang baru untuk mencegah kesalahan pengukuran dan kehilangan
gas.
3. O-ring pada penghubung (4) dan (1) harus selalu diperiksa secara teratur,
jika rusak segera diganti dengan cadangan yang ada.
4. Setelah selesai pengukuran, gas yang ada dalam kantung plastik harus
dibuang dalam udara terbuka. Kantung plastik dapat digunkan berkali - kali.
6. Pembacaan hasil pengukuran hanya dari perubahan warna pada Test Tube.
Test Tube yang sudah dipakai, tidak dapat digunakan lagi dan harus
dibuang. Test Tube yang sudah dibuka harus segera digunakan, paling lama
dalam 1 jam.
7. Test Tube harus disimpan pada suhu 5o C sampai 25o C, dan lindungi
terhadap sinar. Pakailah Test Tube sebelum expiry datenya.
8. Test Tube berisi bahan kimia berbahaya, hindarilah dan jangan sentuh
bahan yang ada didalamnya. Jangan tinggalkan Test Tube sembarangan,
yang sudah terpakai segera dibuang dan yang belum terpakai disimpan baik-
baik.
Pengujian pressure switch dilaksanakan untuk mengetahui unjuk kerja setting dari kontak-
kontak pengaman batas tekanan gas SF6 sesuai batas alarm, block recloser, block close
atau auto trip ke PMT.
d) Buka Valve Pengeluran gas PMT sampai meter tekanan gas (3) pada alat
test menunjukan tekanan Nominal
g) Perhatikan dan catat penunjukan tekanan gas nya pada saat Pressure
switch bekerja
Pemutus tenaga (PMT) dengan media pemutus minyak (oil) adalah salah satu jenis PMT
yang masih digunakan dalam operasional penyaluran tenaga listrik. Untuk mengetahui
apakah minyak PMT masih layak operasi sesuai dengan standard pengusahaan maka
perlu adanya acuan yang sesuai. Karakteristik dan fungsi media minyak PMT adalah
berbeda dengan karakteristik minyak isolasi transformator. Selain berfungsi sebagai
isolasi terhadap tegangan tinggi (menengah) media minyak pada PMT jenis ini juga
berfungsi sebagai pemadam busur api listrik (arching) pada saat PMT di-operasikan.
Khususnya pada saat pemutusan arus beban atau bila terjadi arus gangguan.
Ada beberapa PMT yang menggunakan minyak volume banyak (bulk-oil) dan ada yang
menggunakan relatip sedikit minyak (low oil contents).
Kelayakan operasi PMT media minyak tergantung pada banyak faktor, terutama yang
menyangkut kualitas minyak itu sendiri.
Khusus PMT jenis sedikit minyak (low oil contents) perlu dilakukan analisa komersial
tentang untung dan ruginya. Karena biaya penggantian minyak baru dibandingkan
dengan biaya untuk uji kandungan gas terlarut dalam minyak perlu menjadi bahan
pertimbangan. Sehingga untuk operasional PMT low oil contents jarang dilakukan
pengujian karakteristik minyak dan cenderung diganti dengan minyak sejenis yang baru.
2.3.1.9.2.1 Pengujian Tegangan Tembus Minyak (Oil Tester)
Tipe dan jenis alat ukur tegangan tembus minyak adalah beragam, masing-masing
memiliki spesifikasi yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Tapi seluruhnya
memiliki prinsip kerja yang sama.
Prinsip kerja alat uji tegangan tembus minyak adalah: Minyak contoh yang di-uji
ditempatkan pada suatu mangkuk (cup) yang merupakan salah satu asesori alat ukur.
Setelan celah (gap) antara anoda dan kathoda adalah 2,5 mm dan dilakukan mengujian
(diberi tegangan uji) sampai terjadi tegangan tembus (breakdown voltage) dengan
ditandai loncatan busuk api listrik antara kedua elektroda. Pada alat oil tester jenis terbaru
tegangan uji naik secara otomatis sedangkan pada alat yang sederhana dilakukan secara
manual.
Pengukuran ini dilakukan beberapa kali dengan selang waktu sekitar 5 (lima) menit
diantaranya.
Tujuan diberi selang waktu antara pengujian yang satu dengan pengujian berikutnya
adalah untuk menunggu pemulihan daya isolasi minyak dan meratakan kosentrasi karbon
yang terjadi pada saat terjadi lonjatan busur api listrik antara dua elektroda. Alat uji
tegangan tembus yang baik biasanya dilengkapi perata (pengaduk) kosentrasi karbon
dengan adukan baling-baling kecil yang dijalankan secara elektrik.
Hasil uji tegangan tembus isolasi minyak dari alat yang sederhana masih memerlukan
pencatatan secara manual. Namun bagi alat uji yang canggih, pemilihan standard
pengujian dan hasil rekordnya (print-out) akan keluar secara otomatis.
Dibawah ini beberapa contoh alat uji tegangan tembus dari beberapa merek dan jenis.
a. Pengambilan minyak contoh yang akan di-uji dengan cara yang benar (akan
dijelaskan kemudian).
b. Menempatkan minyak contoh pada port yang sudah disediakan pada alat uji.
c. Melakukan pengujian seperti yang dijelaskan pada prinsip kerja alat ukur
butir 3.4.2.2. dan hasilnya dicatat dalam laporan tertulis (lihat tabel
terlampir).
Pengambilan minyak contoh dari PMT tidak boleh terjadi kontak langsung antara minyak
dengan udara bebas (atmosfer). Karena amat besar pengaruhnya bila bersinggungan
dengan udara bebas terhadap pada hasil pengukuran, maka pengambilan minyak contoh
uji DGA harus hati-hati dan disediakan alat khusus yang diberi nama “ syringes “. Selain
itu jangka waktu pengambilan minyak contoh dengan saat pengujian tidak boleh terlalu
lama, karena mengakibatkan kosentrasi kandungan karbon mengendap dan
menghasilkan hasil pengujian yang bukan nilai sebenarnya.
Prinsip kerja “syringes” adalah hampir sama dengan tabung injeksi (suntik), perbedaan
yang prinsip contoh adalah mengisi penuh bagian ujung syringes dengan membuka
katub/ valve (membiarkan beberapa saat minyak memancar keluar) dan diusahakan tidak
ada udara yang yang terperangkap didalamnya. Bila sudah yakin tidak ada udara maka
katub/ valve ditutup, dilanjutkan menarik piston syringes untuk mengisi tabung dengan
minyak contoh sesuai dengan kebutuhan.
Ada cara lain pengambilan minyak contoh yang digunakan yaitu dengan stainless steel
cylinder. Langkah pengambilan minyak contoh dengan menggunakan stainless steel
cylinder adalah sebagai berikut.
1) Buka kran buang (drain) tabung PMT bulk-oil beberapa saat agar kotoran/
debu yang menempel di kran hilang.
2) Pasang nipple pada ujung krang buang (drain) dan usahakan ujung nipple
yang lain cukup baik untuk pemasangan slang plastik pengisi cylinder
stainless steel.
6) Tutup kran bagian atas cylinder minyak contoh (sisi slang minyak yang
keluar).
7) Tutup kran bagian bawah cylinder minyak contoh (sisi slang minyak masuk).
Pengambilan minyak contoh untuk uji tegangan tembus minyak isolasi tidak terlalu kritis
seperti pengambilan minyak contoh untuk DGA. Namun demikian pada saat pengambilan
contoh; kebersihan tempat minyak contoh tetap diutamakan dan hindari tingkat
kelembaban yang tinggi.
Gambar 2-31 Sketsa PMT Bulk Oil untuk Tegangan Tinggi
Gambar 2-32 Contoh Tabung Minyak PMT Bulk-Oil dan Rod Moving Contact
Gambar 2-33 Contoh Breaking Chamber Fixed Contact
2.3.1.9.3 Vacuum
PMT jenis vacuum kebanyakan digunakan untuk tegangan menengah dan hingga saat ini
masih dalam pengembangan sampai tegangan 36 kV.
Jarak (gap) antara kedua katoda adalah 1 cm untuk 15 kV dan bertambah 0,2 cm setiap
kenaikan tegangan 3 kV. Untuk pemutus vacuum tegangan tinggi, digunakan PMT jenis
ini dengan dihubungkan secara serie.
Ruang kontak utama (breaking chambers) dibuat dari bahan antara lain porcelain, kaca
atau plat baja yang kedap udara. Ruang kontak utamanya tidak dapat dipelihara dan
umur kontak utama sekitar 20 tahun. Karena kemampuan ketegangan dielektrikum yang
tinggi maka bentuk pisik PMT jenis ini relatip kecil.
Gambar 2-34 Beberapa Jenis Ruang Kontak Utama PMT Jenis Vacuum
Gambar 2-35 Sketsa Ruang Kontak Utama (Breaking Chambers) PMT Jenis Vacuum
Pada dasarnya pengukuran/ pengujian karakteristik media pemutus vacuum adalah untuk
mengetahui apakah ke-vacuum-an breaking chambers masih terjaga. Karena bila terjadi
kebocoran sedikit saja (=udara luar masuk kedalam tabung) maka tidak ada jaminan bagi
PMT bisa dioperasikan kembali.
Banyak jenis alat pengukur/ penguji media pemutus vacuum, masing - masing memiliki
spesifikasi yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
Gambar 2-36 Alat Uji PMT Vacuum Merk VIDA
Alat uji PMT vacuum mempunyai tegangan uji 0 ~ 60 kV DC dengan kenaikan tegangan
asut 500 V ~ 3.000 V setiap detik, arus nominal 10 mA. Lama pengujian mulai saat tombol
“ON” adalah 10 detik atau lebih.
Prinsip kerja alat uji PMT vacuum ini adalah mendeteksi arus bocor antara kontak diam
(fixed contact) dan kontak gerak (moving contact) dengan kondisi PMT Open.
Arus bocor ini telah dikalibrasi dalam alat uji; sehingga secara otomatis alat uji akan
membuka (shutdown) dengan sendirinya bila terjadi arus bocor yang melampaui batas
ketentuan mengalir antara kontak diam dan kontak gerak.
Untuk diperhatikan:
Oleh sebab itu peralatan ini jarang digunakan secara umum dan lebih banyak dipakai di
Laboratorium Listrik Tegangan Tinggi atau dioperasikan oleh petugas yang terlatih dan
memahami prosedur pengoperasian alat secara benar.
Gambar 2-37 Rangkaian Pengujian Karakteristik Media Pemutus Vacuum
Setelah rangkaian seperti gambar di atas siap maka pengukuran / pengujian karakteristik
media pemutus vacuum dilakukan dengan memutar tombol no.6 (pengatur tegangan)
secara perlahan. Lampu LED hijau akan menyala terus bila kondisi vacuum (breaking
chambers) masih bagus. Lampu LED merah akan menyala bila kondisi vacuum tidak
bagus dan alat uji akan otomatis mati (shut-down) dengan sendirinya.
Prosedur Pengukuran
6) Sambungkan alat uji dengan sumber AC dan lampu power no. 1 (LED
standby) akan menyala.
9) Saklar no.7 (togel) diposisikan ON, dan lampu no.3 (LED hijau) akan
menyala.
10) Amati dengan seksama dan sangat hati-hati dengan tegangan uji.
11) Bila lampu no.3 (LED hijau) tidak padam setelah 10 detik maka benda uji
adalah baik. Matikan alat uji dengan saklar no.7 (togel).
12) Bila sebelum 10 detik lampu no.3 (LED hijau) padam dan lampu no.4 (LED
merah) menyala maka berarti benda uji adalah tidak bagus.
2.3.1.10 Pengukuran Tahanan Isolasi CT Ring (Optional)
Pengukuran tahanan isolasi CT Ring ini dapat dilakukan pada CB Bulk Oil yang
dilengkapi dengan CT Ring. Pengujian tahanan isolasi berfungsi untuk mengetahui
kualitas tahanan isolasi pada trafo arus baik antar belitan maupun antara belitan
dan ground. Pengujian ini dilakukan dengan cara memberikan tegangan DC kepada
media isolasi yang akan diukur tahanannya yaitu 500 Volt untuk sisi sekunder.
Dengan mengukur arus bocor yang melewati media isolasi, maka akan didapatkan
nilai tahanan isolasi dalam satuan mega ohm. Alat yang digunakan untuk pengujian
tahanan isolasi adalah Mega Ohm meter Untuk cara pengukuran tahanan isolasi,
dapat merujuk pada Buku Pedoman Trafo Arus pada Kepdir No. 0520-
2.K/DIR/2014.
2.3.1.11 Pengukuran tahanan murni/RDC core CT Ring (Optional)
Pengukuran Pengukuran tahanan murni/RDC core CT Ring ini dapat dilakukan
pada CB Bulk Oil yang dilengkapi dengan CT Ring. Pengukuran tahanan
murni/RDC core CT ring bertujuan untuk mengetahui kondisi winding sekunder CT
dengan cara membandingkan nilai RDC hasil pengukuran dengan nilai pada
nameplate. Untuk cara pengukuran RDC, dapat merujuk pada Buku Pedoman Trafo
Arus pada Kepdir No.0520-2.K/DIR/2014.
2.3.2 Shutdown Function Check (1 Tahunan dan 2 tahunan)
Shutdown Function Check dengan periode 1 tahunan untuk PMT bay Kapasitor, sedangkan
untuk yang lainnya adalah periode 2 tahunan.
Meliputi:
Shutdown Treatment dengan periode 1 tahunan untuk PMT bay Kapasitor, sedangkan untuk
yang lainnya adalah periode 2 tahunan.
Meliputi:
3. Pembersihan Box Kontrol PMT dan pemeriksaan kabel dan terminal wiring,dan
fungsi Heater
2.4 Conditional
Pekerjaan pemeliharaan yang dilaksanakan dipicu oleh kondisi tertentu atau pasca
gangguan atau relokasi peralatan, misalnya karena bencana alam/gempa atau kondisi
abnormal setelah pemeliharaan dilakukan.
Meliputi:
6. Pemeriksaan pondasi dan struktur Besi Beton - (bila terjadi gangguan alam)
13. Pemilteran Minyak PMT Bulk Oil bila hasil asesment buruk.
25. Pemeriksaan Suhu Interrupting Chamber (pada Tegangan >150 kV dan <150 kV)
pada peralatan primary di PMT
26. Pemeriksaan Suhu isolator Grading Capasitor (pada Tegangan >150 kV dan <150
kV) pada peralatan primary di PMT
27. Pemeriksaan Suhu isolator closing resistor (pada Tegangan >150 kV dan <150 kV)
pada peralatan primary di PMT
28. Pemeriksaan Suhu Terminal Utama (pada Tegangan >150 kV dan <150 kV) pada
peralatan primary di PMT
2.5 Overhaul
Jumlah angka pemutusan (number of switching) n adalah sekian kali PMT membuka atau
memutus arus. Pada saat terjadi pemutusan arus beban atau manipulasi jaringan n
adalah 1, tetapi bila pembukaan PMT disebabkan karena arus gangguan (lebih besar dari
arus nominal PMT) maka n ≠ 1, tetapi dinyatakan n’ (n ekivalen) dan besarnya tergantung
pada arus gangguan dan dinyatakan dalam rumus:
n’ = 300 (I2/I1)1,5
dimana:
I1 = arus kapasitas pemutusan (breaking capacity) PMT
I2 = arus gangguan
Tabel 2-3 Jenis PMT & Kurun Waktu Overhaull
Arus I1 dapat diperoleh dari data PMT atau dapat dihitung dengan mengambil contoh
suatu Pmt yang berkapasitas 1500 MVA pada tegangan 72,5 kV, maka:
I1 = 12,5 kA sedangkan I2 (arus gangguan) dapat diketahui dari fault recorder pada gardu
induk setempat.
Bila telah diketahui besarnya arus gangguan I2 maka penentuan nilai n’ dapat
menggunakan tabel berikut:
I2 / I1 n
Pembukaan/ switching 1
normal 5
0,1 25
0,2 50
0,3 75
0,4 105
0,5 140
0,6 175
0,7 215
0,8 255
0,9 300
1,0
Jumlah angka pemutusan yang telah dikerjakan tanpa dilakukan overhaul misalnya 5 kali
memutus arus hubung singkat penuh, atau 14 kali memutus ½ arus hubung singkat atau
40 kali memutus ¼ arus hubung singkat.
2.5.1 PMT Banyak Minyak
Meliputi Penggantian Ring piston, valve plate, return valve PMT BBC type ELF SL 7-4 , 3-
3 , 2-2 (5 Tahunan)
2. Membersihkan isolator-isolator
3. Memeriksa elemen pengunci dari batang penggerak dan mekanik
Metode evaluasi untuk pemeliharaan PMT mengacu pada flow chart/ alur seperti pada
gambar diatas. Secara umum meliputi 3 (tiga) tahapan evaluasi pemeliharaan, yaitu:
A. Evaluasi Level – 1
B. Evaluasi Level – 2
Hasil akhir serta rekomendasi pada tahap pertama menjadi inputan untuk
dilakukannya evaluasi level - 2, ditambah dengan pelaksanaan In Service
Measurement. Tahapan ini menghasilkan gambaran lebih lanjut untuk
justifikasi kondisi PMT, serta menentukan pemeliharaan lebih lanjut.
C. Evaluasi Level – 3
Standar evaluasi adalah acuan yang digunakan dalam mengevaluasi hasil pemeliharaan
untuk dapat menentukan kondisi peralatan PMT yang dipelihara. Standar yang ada
berpedoman kepada: instruction manual dari pabrik, standar-standar internasional
maupun nasional (IEC, IEEE, CIGRE, ANSI, SPLN, SNI dll) dan pengalaman serta
observasi/ pengamatan operasi di lapangan.
Dikarenakan dapat berbeda antar merk/ pabrikan, maka acuan yang diutamakan adalah
manual dari pabrikan PMT tersebut. Dapat digunakan acuan yang berasal dari standar
internasional maupun nasional, apabila tidak ditemukan suatu nilai batasan pada manual
dari pabrikan PMT tersebut.
Dengan catatan 1 kV = besarnya tegangan fasa terhadap tanah, kebocoran arus yang
diijinkan setiap kV = 1 mA.
Nilai tahanan kontak PMT yang normal harus (acuan awal) disesuaikan dengan petunjuk/
manual dari masing - masing pabrikan PMT (dikarenakan nilai ini dapat berbeda antar
merk). Nilai standar normal yang menjadi acuan yaitu R ≤ 120 % nilai pabrikan atau Nilai
Pengujian FAT ,nilai saat pengujian komisioning, Trending kenaikan dari hasil
pemeliharaan sebelumnya. Berikut terlampir daftar nilai standar pabrikan beberapa PMT:
ALSTHOM FXT 9 50 µΩ
Sesuai dengan standar IEEE C37.10-1995 (Guide for diagnostics and failure investigation
of power circuit breaker), karakteristik hasil pengujian adalah kurva nilai R terhadap waktu
(R vs time).
IEEE C37.10-1995 (Guide for diagnostics and failure investigation of power circuit breaker) – page
37
- Perubahan nilai resistansi (R) saat operasi kerja, secara umum, dikatakan
dalam kondisi baik apabila perubahan nilai resistansi terjadi secara smooth
(tanpa ada spike/ lonjakan perubahan nilai resistansi).
- Waktu kerja kontak PMT. Dapat dilihat mulai dari arus (I) trigger sampai
dengan kontak utama bekerja (Open atau Close), yang nilainya harus
disesuaikan dengan acuan dari masing - masing pabrikan PMT.
Gambar 3-3 Perhitungan Waktu pada Pengujian Dinamik Resistance
Pada CIGRE A3.112 (a new measurement method of the dynamic contact resistance of
HV circuit breakers) dan IEEE transactions on Power Delivery (a complete Strategy for
Conducting Dynamic Contact Resistance Measurements on HV Circuit Breakers)
disebutkan beberapa parameter pengujian, antara lain:
1. Operasi Close
Hasil pengukuran dynamic resistance saat melakukan operasi Close (posisi open ke
posisi close) secara umum tidak dapat digunakan sebagai acuan atau disebut sebagai
impractical. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut:
- Perubahan nilai resistansi yang tidak stabil/abrupt. Dari suatu nilai tak
terhingga (∞) (posisi open) berubah menjadi suatu nilai resistansi dari arcing
kontak (μΩ), menyebabkan variasi level resistansi dari arcing kontak sulit
untuk dapat dideteksi.
Pengukuran dynamic resistance saat melakukan operasi open (posisi close ke posisi
open) secara umum dilakukan pada kecepatan nominal/ rated speed. Kurva yang
dihasilkan (sebagian besar) akan menunjukkan adanya beberapa lonjakan/ spike nilai
resistansi.
Spike yang dihasilkan ini ternyata dapat mengaburkan interpretasi, terutama didalam
menentukan bagian kontak utama (pertama kali kontak).
Dari beberapa percobaan didapatkan bahwa kurva yang dihasilkan ini masih bersifat
acak/ random. Pengukuran yang dilakukan secara berurutan juga tidak mendapatkan
kurva yang identik (not reproducible).
Hasil yang berbeda didapatkan saat pengukuran dynamic resistance ini dilakukan dengan
kecepatan yang diperlambat/ low speed ( ≈ 0,002 – 0,2 m/s).
Gambar 3-7 Perbandingan Hasil Pengujian pada Low Speed
Kedua kurva yang dilakukan pada kecepatan kontak yang berbeda (0,2 m/s dan 0,15 m/s)
menghasilkan kurva yang cukup identik. Perbedaan waktu mencapai arcing kontak
dikarenakan adanya perbedaan kecepatan kontak PMT. Spike yang umumnya muncul
dapat dihilangkan, sehingga dapat memperjelas kurva untuk interpretasi.
Sebagian besar manual dari PMT telah mencantumkan bagaimana melakukan setting
untuk dapat melakukan operasi PMT dalam kecepatan lebih lambat.
Interpretasi terhadap hasil pengukuran dapat menggunakan metode menghitung luar area
dibawah kurva yang dihasilkan oleh pengukuran dynamic resistance.
Kurva yang dipakai adalah kurva nilai R terukur terhadap time (waktu) yang
dibutuhkan dalam operasi open.
Gambar diatas merupakan kurva hasil pengukuran dynamic resistance terhadap ke-4
moving contact yang digunakan.
Untuk dapat menggunakan metode ini, maka kurva tersebut diolah secara regresi untuk
dapat mempermudah didalam perhitungan luas kumulatif area dibawah kurva.
Dari perhitungan, dapat disimpulkan bahwa luas kumulatif area dibawah kurva akan
semakin membesar seiring dengan memburuknya kondisi dari moving contact yang
dipakai.
● Menggunakan kurva R vs contact travel
Kurva yang dipakai adalah kurva nilai R terukur terhadap kurva contact travel
yang diterjadi selama operasi open.
Keterangan:
Setelah dilakukan inspeksi internal terhadap PMT yang kedua, didapatkan bahwa telah
terjadi misalignment pada salah satu kontak tip pada moving contact. Hal ini dicurigai
telah berlangsung cukup lama, dengan melihat kondisi dari fixed contact yang telah rusak
diakibatkan kerusakan ini.
Pada saat terjadi gangguan pada sistem tenaga listrik, diharapkan PMT bekerja dengan
cepat. Clearing Time sesuai dengan standart SPLN No 52-1 1983 2010 untuk sistem
dengan tegangan:
Kecepatan kontak PMT membuka dan atau menutup harus disesuaikan dengan
referensi/acuan dari masing-masing pabrikan PMT (dikarenakan nilai ini dapat berbeda
antar merk). Nilai-nilai referensi pengukuran waktu buka, pengukuran waktu tutup yaitu ≤
110 % berdasarkan nilai acuan dari beberapa pabrikan berturut-turut disampaikan seperti
contoh pada Tabel 3-2
Tabel 3-2 Referensi Pengukuran Waktu Buka, Pengukuran Waktu Tutup
SI LW
E 58-
Y 252
U W/
A T40
N 00-
50
Toleransi perbedaan waktu pada pengujian keserempakan kontak PMT, yang terjadi antar
phasa R, S, dan T pada waktu PMT beroperasi (Open / Close) ditentukan dengan melihat
nilai Δt yang merupakan selisih waktu tertinggi dan terendah antar phasa R, S, dan T.
Pengukuran deviasi waktu antar fasa pabrikan disampaikan pada Tabel 3-3.
≤ 6 (open),
NISSIN FA1 N
≤ 10 (close)
IEC 62271-100: 2001 (High-voltage alternating-current circuit breaker) - page 169: The
manufacturing tolerances for resistors and capacitors shall be taken into account. The
manufacturer shall state the value of these tolerances.
3.2.6 Pengukuran/ Pengujian Kapasitansi/ Capasitor (C)
The manufacturing tolerances for resistors and capacitors shall be taken into account. The
manufacturer shall state the value of these tolerances.
Pemutus Tenaga dapat berbeda untuk setiap merk sesuai dengan buku
petunjuk/ manual dari pabrikan. Berikut merupakan daftar untuk beberapa
merk pada suhu 200C dan tekanan atmosfir 760 mmHg.
Standar nilai kualitas Gas SF6 menurut ASTM 2472, IEC 376 dan ASG
TYPICAL adalah sebagai berikut:
Tabel 3-5 Standar Pengujian Kualitas Gas SF6
Water (vol. %)
Air (wt. %)
Pengujian karakteristik dari gas SF6 mengacu pada standart IEC dan pabrikan seperti
tabel di bawah ini:
- Purity
- Decomposition Product
Merupakan hasil turunan gas SF6 akibat suhu tinggi yang disebabkan
adanya electric discharge (corona, spark dan arching). Decomposition
product dapat berupa gas dan padat. Dalam jumlah yang besar bersifat
korosif dan beracun.
Batas maksimum konsentrasi gas-gas hasil dekomposisi SF6 adalah sebagai berikut:
Apabila alat uji kualitas gas SF6 tidak bisa mendeteksi konsentrasi masing-masing gas
hasil dekomposisi maka batas maksimum konsentrasi total decomposition product adalah
2000 ppmv.
- Dew Point
Dew point (titik embun) gas SF6 adalah suhu di mana uap air dalam gas
tersebut berkondensasi (berubah menjadi zat cair).
Batas dew point untuk gas SF6 didalam peralatan adalah kurang dari -5 oC.
- Moisture Content
Pengujian dilakukan untuk mengetahui kandungan atau kadar uap air. Hal -
hal yang perlu diperhatikan adalah titik jenuh dari tekanan uap air dan
tekanan gas yang terukur dari alat uji. Uap air didalam peralatan tegangan
tinggi bisa mengalami kondensasi sehingga mengurangi kekuatan isolasi
gas SF6.
Batas maksimal kadar uap air (moisture content) yang diijinkan disesuaikan
dengan rekomendasi pabrikan contoh ….adalah 3960 ppmv.
Standar nilai kualitas minyak menurut IEC 60422 ed.3: 2005 (Mineral insulating oils in
electrical equipment - supervision and maintenance guidance) adalah sebagai berikut:
Category O:
> 60 Good
Lainnya Poor
Category O:
<5 Good
Kandungan air (IEEE/
5 – 10 Fair
ASTM D1533/ IEC 60814)
Category B:
[ppm]
<5 Good
5 – 15 Fair
Karakteristik Batasan Kondisi
Lainnya Poor
Category O:
< 0.10 Good
0.1 – 0.15 Fair
Kandungan asam
Category B:
[mgKOH/g]
< 0.10 Good
0.1 – 0.20 Fair
Lainnya Poor
[mN/m]
Category O:
< 0.10 Good
Lainnya Poor
Keterangan:
Durasi waktu kerja kompresor dan kebocoran udara yang ditoleransi sebagai akibat
perbedaan temperatur udara sekitar untuk PMT dengan penggerak pneumatik menurut
pabrikan adalah sebagai berikut:
PMT PMT
PMT dengan 2
dengan 1 dengan 4
Chamber
Chamber Chamber
Deskripsi
Dengan 2
Dengan 1 Compressor
Compressor
Nilai tahanan pentanahan di Gardu Induk bervariasi besarnya. Nilai tahanan pentanahan
dapat ditentukan oleh kondisi tanah itu sendiri, misalnya tanah kering tanah cadas, atau
berkapur.
Semakin kecil nilai pentanahannya maka akan semakin baik. Menurut IEEE std 80: 2000
(guide for safety in ac substation - grounding), besarnya nilai tahanan pentanahan untuk
switchgear adalah ≤ 1 ohm.
Batas nilai tegangan supply untuk motor penggerak mekanik PMT mengacu IEC std 56 -
2 klausal 17 (disertakan pula batasan sesuai dengan referensi pabrikan) adalah sebagai
berikut:
Tabel 3-10 Standar Pengujian Tegangan AC-DC
Vnominal
Referensi V min V max
AC/DC
IEC std 56-2
110 / 220 85 % Vn 110 % Vn
klausal 17
Standar IEC 60694 ed.2.2: 2002-01 (Common Specifications for high-voltage switchgear
and controlgear standards) pada bab Motor Charging: merekomendasikan batasan relatif
toleransi untuk supply tegangan AC dan DC yang diukur pada input dari auxiliary
peralatan adalah sebesar 85% - 110% dari tegangan normal/ rated, pada frequency rated
(50Hz – untuk supply tegangan AC).
Untuk supply tegangan DC, tegangan ripple (yang merupakan besaran nilai peak-to-peak
komponen AC dari tegangan supply pada beban normal/ rated) dibatasi pada limit ≤ 5%
dari komponen DC.
Batas nilai tegangan Supply untuk Closing Coil dan Opening Coil sesuai dengan referensi
pabrikan adalah sebagai berikut:
Vnominal
Referensi V min V max
AC/DC
Siemens 110 85 % Vn 110 % Vn
Standar IEC 60694 ed.2.2: 2002-01 (Common Specifications for high-voltage switchgear
and controlgear standards) pada bab Operation of Releases - Shunt closing release:
merekomendasikan batasan relatif toleransi untuk supply tegangan AC dan DC yang
diukur pada input dari auxiliary peralatan adalah sebesar 85% - 110% dari tegangan
normal/ rated, pada frequency rated (50Hz – untuk supply tegangan AC).
Vnominal
Referensi V min V max
AC/DC
Siemens 110 70 % Vn 110 % Vn
Standar IEC 60694 ed.2.2: 2002-01 (Common Spesifications for high-voltage switchgear
and controlgear standards) pada bab Operation of Releases - Shunt opening release:
merekomendasikan batasan relatif toleransi untuk supply tegangan AC dan DC yang
diukur pada input dari auxiliary peralatan adalah sebesar 85% - 110% dari tegangan
normal/ rated untuk tegangan AC pada frequency rated (50Hz) serta sebesar 70% - 110%
dari tegangan normal/ rated untuk tegangan DC.
Dilakukan dengan melihat perbedaan/ selisih suhu pada 2 (dua) titik dengan
komponen/ material yang berbeda.
Adalah tindak lanjut dari hasil In Service/ Visual Inspection yang juga merupakan tindakan
pemeliharaan rutin yang dilakukan dalam periode harian, mingguan, bulanan atau
tahunan. Tindak lanjut dilakukan sebagai tindakan pencegahan terjadinya kelainan/ unjuk
kerja rendah pada peralatan PMT.
Sistem Penggerak
Counter kerja
Perbaikan/ penggantian
pompa rusak
Hidrolik
Level minyak
Pemeriksaan kebocoran
menurun
Pegas Pegas tidak full
Pemeriksaan motor
charge
Indikator pegas
Perbaikan/ Penggantian
rusak
● Pemeriksaan/pengga
Air pada tangki ntian seal tangki
kompressor kompressor yang
rusak.
Drain air.
Penggerak Pneumatik
Level minyak kompresor ● Pemeriksaan
menurun kebocoran
● Indikator tekanan
udara rusak
● Indikator kerja motor
kompresor rusak ● Perbaikan/
Indikator level minyak penggantian
kompresor rusak
● Pemeriksaan lanjutan
PMT (pengujian tahanan
Media Isolasi ● Perubahan warna kontak)
Minyak minyak
● Pengujian tegangan
tembus (BDV) minyak
Isolator Isolator kotor Pembersihan/ Penggantian
Isolator kotor Pembersihan
Grading Kapasitor Isolator pecah, retak
Perbaikan/ penggantian
atau flek
4.1.5 Periode Tahunan
Tabel 4-5 Rekomendasi Periode Tahunan
Pemeriksaan Keretakan
Isolator Penggantian
Isolator
Adalah tindak lanjut dari hasil In Service Measurement yang juga merupakan tindakan
pemeliharaan rutin yang dilakukan dalam periode tertentu (dalam hal kegiatan thermovisi
dilakukan rutin dalam periode triwulanan). Tindak lanjut dilakukan sebagai tindakan
pencegahan terjadinya kelainan/ unjuk kerja rendah pada peralatan PMT.
PERALATAN
YANG HASIL UKUR REKOMENDASI
DIPERIKSA
● Perbedaan suhu antar fasa Investigasi lebih
lanjut.(lakukan
Grading Kapasitor pengukuran nilai
kapasitansi)
Dimungkinkan ada
Kondisi I Kondisi I ketidaknormalan,
1oC < Δt ≤ 3oC 1oC < Δt ≤ 3oC perlu investigasi
lanjut
Kondisi II Kondisi II Mengindikasikan
Interrupter adanya defisiensi,
Chamber ** 4oC < Δt 4oC < Δt
perlu dijadwalkan
≤ ≤ perbaikan
15oC 15oC
Kondisi III Perlu dilakukan
monitoring secara
--- 21oC < Δt
kontinyu sampai
≤ dilakukan perbaikan
40oC
Ketidaknormalan
Kondisi III Kondisi IV Mayor, perlu
Δt > 15oC Δt > 40oC dilakukan perbaikan
segera
Adalah tindak lanjut dari hasil Shutdown Measurement yang juga merupakan tindakan
pemeliharaan yang dilakukan dalam periode tertentu (dapat ditentukan berdasarkan
kondisi hasil asesmen).
4.3.1 Pengujian Pada Interrupter Chamber
Tabel 4-7 Rekomendasi Pengujian pada Interrupter Chamber
Alur tindak lanjut terkait pengukuran tahanan isolasi diperlihatkan pada Gambar 4-1.
Gambar 4-1 Diagram Alir Tindak Lanjut berdasarkan Hasil Pengukuran Tahanan Isolasi
Alur tindak lanjut terkait pengukuran tahanan kontak diperlihatkan pada Gambar 4-2.
Gambar 4-2 Diagram Alir Tindak Lanjut berdasarkan Hasil Pengukuran Tahanan Kontak
Alur tindak lanjut terkait pengujian waktu buka, waktu tutup, dan keserempakan
diperlihatkan pada Gambar 4-3.
Gambar 4-3 Diagram Alir Tindak Lanjut berdasarkan Hasil Waktu Buka, Waktu Tutup, dan
Keserempakan
Alur tindak lanjut terkait pengukuran tegangan minimum coil diperlihatkan pada
Gambar 4-4.
Gambar 4-4 Diagram Alir Tindak Lanjut berdasarkan Hasil Pengujian Tegangan Minimum
Coil
4.3.2 Pengujian pada Media Pemadam Busur Api
(Tegangan AC dan DC )
< 85% atau > 110% Pengaturan tegangan
Tegangan closing coil
Perbaikan/ penggantian
dari V rated
( Tegangan AC )
< 85% atau > 110%
dari V rated Pengaturan tegangan
Tegangan opening coil
( Tegangan DC ) Perbaikan/ penggantian
< 70% atau > 110%
dari V rated
Tekanan udara Periksa kebocoran
< tekanan rated
(pneumatic) Perbaikan/ penggantian
PENGUJIAN HASIL UKUR/ UJI REKOMENDASI
Tekanan hidrolik
Dilakukan uji ulang,
Tahanan isolasi belitan
≤ 1 kV = 1 MΩ Serlak dan pemanasan.
motor penggerak
Penggantian
Pelumasan gear, ganti
Pengukuran arus beban bearing
>110 % In
motor penggerak
Penggantian motor.
Periksa kebocoran
Pengukuran waktu kerja
>t acuan Periksa tekanan
kompresor
kompresi
Adalah tindak lanjut dari hasil Shutdown Function Check yang dilakukan pada saat
kondisi peralatan off line/ tidak beroperasi.
Adalah tindakan yang mesti dilaksanakan dalam rangka melaksanakan Overhaul PMT
dalam keadaan off, rekomendasi mengacu/berdasarkan buku SE 032/PST/1984 perihal
overhaul PMT.
Tabel 4-11 Rekomendasi Hasil Overhaul PMT dengan Menggunakan Minyak Banyak
(Bulk Oil)
- atur seperlunya.
Periksa dashpot atau - settingnya tidak cocok/
betul . - bersihkan dan isi
snubber
kembali cairan dalam
dashpot.
Periksa pegas pegas - perbaiki/ ganti.
- Kondisi jelek
penekan kontak
Tabel 4-12 Rekomendasi Hasil Overhaul PMT dengan Menggunakan Minyak Sedikit (small
Oil)
- atur seperlunya.
Periksa dashpot atau - settingnya tidak cocok/
betul - Bersihkan dan isi
snubber
kembali cairan dalam
dashpot.
Periksa pegas pegas - perbaiki/ ganti.
- Kondisi jelek
penekan kontak
Tabel 4-13 Rekomendasi Hasil Over Haul PMT dengan Menggunakan Media Gas SF6
1 Tahun *Bay
Kondisional
2 Mingguan
3 Bulanan
Mingguan
Kapasitor
Bulanan
2 Tahun
5 Tahun
Harian
*FYI
KODE SUBSISTEM ITEM PEKERJAAN KETERANGAN REVISI
7.1 Inspeksi
Inspeksi level -1
7.1.1
(In service Inspection )
DRIVING MECHANISM
7.1.1.1.
(MEKANIK PENGGERAK)
7.1.1.1.1 PENGGERAK PEGAS
7.1.1.1.1.1 Indikator Pegas Pemeriksaan Indikator Kondisi Pegas ● Rubah Mingguan ke Harian
7.1.1.1.1.2 kopel/ Rod mekanik penggerak Pemeriksaan Rod mekanik penggerak ● ● Menambahkan 1 tahunan untuk FYI dan Bay Kapasitor
7.1.1.1.1.3 Kondisi pelumas roda gigi Pemeriksaan Kondisi pelumas roda gigi ● ● Menambahkan 1 tahunan untuk FYI dan Bay Kapasitor
7.1.1.1.2.3 Level minyak Hidrolik Pemeriksaan Level minyak Hidrolik ● Rubah Mingguan ke Harian
*) bila muncul indikasi :
7.1.1.1.2.4 Kebocoran Minyak , pada instalasi, sambungan, Katup - katup pipa
Pemeriksaan Kebocoran Minyak , pada instalasi, sambungan, Katup -
katup pipa ● ●* - pompa sering bekerja
- tekanan hidrolik turun di bawah batas normal
Menambahkan 1 tahunan untuk FYI dan Bay Kapasitor
7.1.1.1.3.3 Level minyak kompresor Pemeriksaan Level minyak kompresor ● Rubah Mingguan ke Harian
Pemeriksaan Kebocoran Udara pada instalasi Udara, pada instalasi *) Bila :
7.1.1.1.3.4
Kebocoran Udara pada instalasi Udara, pada instalasi udara, pipa -
pipa, nepel, safety valve, katup-katup (aktuator)
udara, pipa
-pipa, nepel, safety valve, katup-katup (aktuator)
● ●* - Tekanan udara menurun
- Kerja motor kompresor terlalu sering
Menambahkan 1 tahunan untuk FYI dan Bay Kapasitor
Kondisional
2 Mingguan
3 Bulanan
Mingguan
Kapasitor
Bulanan
2 Tahun
5 Tahun
Harian
*FYI
KODE SUBSISTEM ITEM PEKERJAAN KETERANGAN REVISI
7.1.1.2. DIELECTRIC
7.1.1.2.3.1 Keretakan Isolator Pemeriksaan Keretakan Isolator ● ● ● *) Kondisional diperiksa jika terjadi gempa bumi Menambahkan 1 tahunan untuk FYI dan Bay Kapasitor
7.1.1.2.3.2 Kebersihan Isolator Pemeriksaan kebersihan Isolator ●* *) Disesuaikan dengan kondisi lingkungan GI 3 bulanan kah?
7.1.1.3 SECONDARY
7.1.1.3.1.1 Posisi Indikator ON/ OFF Pemeriksaan Posisi Indikator ON/ OFF ●
7.1.1.3.1.2 Heater Pemeriksan Heater ●
7.1.1.3.1.3 Supply AC/ DC Pemeriksaan Supply AC/ DC ● ●* *) Apabila muncul alarm
7.1.1.3.1.4 Terminal Wiring Pemeriksaan terminal wiring ● ● ●
7.1.1.3.1.5 Kabel Kontrol Pemeriksaan Kabel kontrol ● ● ●
7.1.1.3.1.6 Counter Pemeriksaan/ pencatatan Stand Counter ●
7.1.1.3.1.7 Seal Pintu lemari mekanik Pemeriksaan seal Pintu lemari mekanik ●
7.1.1.3.1.8 Kondisi dalam lemari Pemeriksaan Kondisi dalam lemari ●
7.1.1.3.1.9 Pintu Lemari Pemeriksaan Kondisi Pintu Lemari ●
7.1.1.3.1.10 Lubang kabel Pemeriksaan Lubang kabel ●
7.1.1.3.2 STRUKTUR MEKANIK
7.1.1.4.1
Terminal Utama, Jumperan dan daerah bertegangan terhadap benda Pemeriksaan Terminal Utama, Jumperan dan daerah bertegangan
asing terhadap benda asing ● ●
7.1.1.4.2 Grading Capacitor Pemeriksaan Fisik Grading Cap (menggunakan binocular) ●
7.1.1.4.3 Closing Resistor Pemeriksaan Fisik Closing Resistor (menggunakan binocular) ●
1 Tahun *Bay
Kondisional
2 Mingguan
3 Bulanan
Mingguan
Kapasitor
Bulanan
2 Tahun
5 Tahun
Harian
*FYI
KODE SUBSISTEM ITEM PEKERJAAN KETERANGAN REVISI
Inspeksi level -2
7.1.2
(In Service Measuring)
7.1.2.1 PRIMARY
● ●*
Pengukuran Suhu (Thermovisi) hotspot interupting chamber *) Apabila terjadi pelimpahan beban/kondisi
7.1.2.1.1 Suhu Interrupting Chamber
tegangan < 150 kV siaga/terdapat anomali/operasi setelah gangguan
● ●*
Pengukuran Suhu (Thermovisi) hotspot interupting chamber *) Apabila terjadi pelimpahan beban/kondisi
7.1.2.1.1 Suhu Interrupting Chamber
tegangan > 150 kV siaga/terdapat anomali/operasi setelah gangguan
● ●*
Pengukuran Suhu (Thermovisi) Grading Capacitor tegangan < *) Apabila terjadi pelimpahan beban/kondisi
7.1.2.1.2 Suhu isolator Grading Capasitor
150 kV siaga/terdapat anomali/operasi setelah gangguan
● ●*
Pengukuran Suhu (Thermovisi) Grading Capacitor tegangan > *) Apabila terjadi pelimpahan beban/kondisi
7.1.2.1.2 Suhu isolator Grading Capasitor
150 kV siaga/terdapat anomali/operasi setelah gangguan
● ●*
Pengukuran Suhu (Thermovisi) Grading Capacitor tegangan < *) Apabila terjadi pelimpahan beban/kondisi
7.1.2.1.3 Suhu isolator closing resistor
150 kV siaga/terdapat anomali/operasi setelah gangguan
● ●*
Pengukuran Suhu (Thermovisi) Grading Capacitor tegangan > *) Apabila terjadi pelimpahan beban/kondisi
7.1.2.1.3 Suhu isolator closing resistor
150 kV siaga/terdapat anomali/operasi setelah gangguan
● ●*
Pengukuran Suhu (Thermovisi) Terminal Utama tegangan < *) Apabila terjadi pelimpahan beban/kondisi
7.1.2.1.4 Suhu Terminal Utama
150 kV siaga/terdapat anomali/operasi setelah gangguan
● ●*
Pengukuran Suhu (Thermovisi) Terminal Utama tegangan > *) Apabila terjadi pelimpahan beban/kondisi
7.1.2.1.4 Suhu Terminal Utama
150 kV siaga/terdapat anomali/operasi setelah gangguan
7.1.3 Inspeksi level -3
(Shutdown Measurement)
7.1.3.1 Tahanan isolasi
7.1.3.1.1 Atas - Bawah Pengukuran tahanan isolasi terminal (Atas - Bawah) ● ● Menambahkan 1 tahunan untuk FYI dan Bay Kapasitor
7.1.3.1.2 Atas - Tanah Pengukuran tahanan isolasi terminal (Atas - Tanah) ● ● Menambahkan 1 tahunan untuk FYI dan Bay Kapasitor
7.1.3.1.3 Bawah - Tanah Pengukuran tahanan isolasi terminal (Bawah - Tanah) ● ● Menambahkan 1 tahunan untuk FYI dan Bay Kapasitor
● ●
Melaksanakan Pengukuran tahanan isolasi wiring rangkaian
7.1.3.1.4 Pengukuran tahanan isolasi wiring rangkaian triping Tambahan item pengujian
triping
7.1.3.1.5 Pengukuran tahanan isolasi CT Ring Melaksanakan Pengukuran tahanan isolasi CT Ring ●
7.1.3.1.6 Pengukuran ratio CT Ring Melaksanakan Pengukuran ratio CT Ring ●
●
Melaksanakan Pengukuran niai tahanan murni/RDC core CT
7.1.3.1.7 Pengukuran niai tahanan murni/RDC core CT ring
ring
1 Tahun *Bay
Kondisional
2 Mingguan
3 Bulanan
Mingguan
Kapasitor
Bulanan
2 Tahun
5 Tahun
Harian
*FYI
KODE SUBSISTEM ITEM PEKERJAAN KETERANGAN REVISI
7.1.3.3 Waktu Buka Pengukuran waktu buka ● ● Menambahkan 1 tahunan untuk FYI dan Bay Kapasitor
7.1.3.4 Waktu Tutup Pengukuran Waktu tutup ● ● Menambahkan 1 tahunan untuk FYI dan Bay Kapasitor
7.1.3.5 Waktu buka-tutup-buka (O-C-O) Pengukuran Waktu buka-tutup-buka ● ● Menambahkan 1 tahunan untuk FYI dan Bay Kapasitor
● ●
Pengukuran/ pengujian Keserempakan Kontak Buka fasa
7.1.3.5 Keserempakan Kontak Buka Menambahkan 1 tahunan untuk FYI dan Bay Kapasitor
R,S,T
● ●
Pengukuran/ pengujian Keserempakan Kontak Tutup fasa
7.1.3.6 Keserempakan Kontak Tutup Menambahkan 1 tahunan untuk FYI dan Bay Kapasitor
R,S,T
● ●*
*) periode 2 tahun untuk mendapatkan data awal,
7.1.3.7 Kapasitansi Kapasitor PMT Pengukuran Kapasitansi Kapasitor PMT Menambahkan 1 tahunan untuk FYI dan Bay Kapasitor
selanjutnya 10 tahun atau sesuai manual book
7.1.3.8 Tahanan Closing Resistor Pengujian Tahanan Closing Resistor ● ●* Menambahkan 1 tahunan untuk FYI dan Bay Kapasitor
● ●*
Tegangan minimum drop dan pick up Magnetic Closing
7.1.3.11 Pengukuran Tegangan Coil Menambahkan 1 tahunan untuk FYI dan Bay Kapasitor
Coil
7.1.3.12 Velocity Test (Displacement Test) Pengujian Velocity test ●* *) Bila Unit memiliki alat Uji
7.1.3.17 Pengukuran Tahanan Pentanahan PMT Pengukuran tahanan pentanahan PMT ● Menambahkan 1 tahunan untuk FYI dan Bay Kapasitor
1 Tahun *Bay
Kondisional
2 Mingguan
3 Bulanan
Mingguan
Kapasitor
Bulanan
2 Tahun
5 Tahun
Harian
*FYI
KODE SUBSISTEM ITEM PEKERJAAN KETERANGAN REVISI
7.1.4.1 Fungsi open/ close (remote/ local dan scada) Pengujian Fungsi open/ close (remote/ local dan scada) ● ● Menambahkan 1 tahunan untuk FYI dan Bay Kapasitor
7.1.4.2 Emergency trip Pengujian Emergency trip ● ● ●* *) Bila tersedia Menambahkan 1 tahunan untuk FYI dan Bay Kapasitor
7.1.4.3 Fungsi alarm Pengujian Fungsi alarm ● ● ●* *) Bila tersedia Menambahkan 1 tahunan untuk FYI dan Bay Kapasitor
7.1.4.4 Fungsi interlock mekanik dan elektrik Fungsi interlock mekanik dan elektrik ● ● Menambahkan 1 tahunan untuk FYI dan Bay Kapasitor
7.1.4.5 Fungsi Motor Penggerak Pengujian fungsi star dan stop motor/ pompa penggerak ● ● Menambahkan 1 tahunan untuk FYI dan Bay Kapasitor
7.2 TREATMENT
7.2.1 Bushing/ Isolator interupting chamber Pembersihan Bushing/ Isolator interupting chamber ● ● Menambahkan 1 tahunan untuk FYI dan Bay Kapasitor
7.2.2 Terminal Utama Pembersihan dan Pengencangan baut Terminal Utama ● ● Menambahkan 1 tahunan untuk FYI dan Bay Kapasitor
● ●
Pembersihan Box Kontrol PMT dan pemeriksaan kabel dan
7.2.3 Box Kontrol PMT dan terminal wiring Menambahkan 1 tahunan untuk FYI dan Bay Kapasitor
terminal wiring,dan fungsi Heater
7.2.4 Tekanan Gas untuk alarm dan blok PMT Pengujian Tekanan Gas untuk alarm dan blok PMT ● ● Menambahkan 1 tahunan untuk FYI dan Bay Kapasitor
7.2.5 Pressure Switch Hidrolik Pemeriksaan tekanan dan reseting Pressure Switch Hidrolik ● ● Menambahkan 1 tahunan untuk FYI dan Bay Kapasitor
7.2.6 Minyak PMT Small Oil Penggantian Minyak PMT Small oil ●* *) Bila hasil bdv buruk
7.2.7 Minyak PMT Bulk Oil Pemilteran Minyak PMT Bulk Oil bila hasil asesment buruk. ●* *) Bila hasil bdv buruk
7.2.8 Sistim Pernapasan PMT Bulk Oil Pemeriksaan Sistim Pernapasan PMT Bulk Oil ●
7.2.9 Pegas dan Komponen lainnya Pelumasan Pegas dan Komponen lainnya ● ● Menambahkan 1 tahunan untuk FYI dan Bay Kapasitor
7.2.10 Duty cycle PMT Spring Pengujian Duty cycle PMT Spring ● ● Menambahkan 1 tahunan untuk FYI dan Bay Kapasitor
7.2.11 Minyak Hidrolik PMT Penggantian Minyak Hidrolik PMT ●* *) Sesuai manual book usulan revisi
7.2.12 Microswitch sistim pneumatik Reseting Microswitch sistim pneumatik ●* *) Sesuai manual book Uulan Revisi
7.2.13 Selenoid Valve closing dan tripping Pembersihan Selenoid Valve closing dan tripping ●* *) Sesuai manual book
lampiran 2 FMEA Untuk
Sistem PMT
NO. Sub Sistem Fungsi Kegagalan Fungsi FAILURE MODE LEVEL 1 FAILURE MODE LEVEL 2 FAILURE MODE LEVEL 3 FAILURE MODE LEVEL 4 FAILURE MODE LEVEL 5 Gejala yang Muncul Inspeksi Tindakan yang Direkomendasikan
1 Primer Sebagai bagian yang berfungsi Pada saat kondisi Closed tidak hot-spot terjadi pada terminal Diakibatkan oleh kenaikan sisi permukaan pertemuan Faktor kondisi lingkungan cacat
menyalurkan arus beban dan dengan dapat menyalurkan arus beban utama PMT tahanan kontak anatar klem klem dan terminal utama tidak produk
losses yang minimum dengan losses yang kecil dengan terminal utama PMT rata Pengukuran suhu dengan alat thermal imager atau
- Harus sebagai penghantar yang baik (diakibatkan oleh kenaikan Ganti klem
Hot-spot yang terjadi pada sisi klem Pengukuran tahanan kontak pada klem dengan
selama kondisi "Closed " tahanan kontak PMT) Penguncian baut klem yang Pemasangan yang tidak teliti
konduktor
- Harus sebagai isolator yang baik longgar getaran / berhubungan dengan
selama kondisi "Open " sisi permukaan pertemuan Faktor kondisi lingkungan
( setiap kondisi closed dan open harus Penggunaan klem yang tidak Faktor pemilihan disain Membuat kajian standarisasi pemilihan material
aman) hot-spot pada kontak PMT Diakibatkan oleh kenaikan Penumpukan karbon pada Jumlah kali operasi PMT yang Hot-spot terjadi pada sisi isolator ruang kontak utama Thermovisi disisi isolator ruang kontak utama. Melakukan over-haul / penggantian material kontak
tahanan kontak pada kontak Setting posisi kontak utama Kesalahan instalasi Nilai tahanan kontak PMT meningkat Pengukuran tahanan kontak. utama PMT setelah mencapai ketentuan batas kali
utama PMT Jam operasional yang sudah Jumlah kali operasi PMT yang Melebihi batasan ketentuan jumlah kali operasi Pencatatan nilai counter PMT Melakukan over-haul / penggantian material kontak
cacat material kontak utama Faktor pembuatan Pengukuran tahan kontak statik PMT Membuat kajian standarisasi pemilihan material
Arus pemutusan yang melebihi jumlah kali pelepasan dibandingkan dengan besar arus Pengukuran tahanan kontak dinamik PMT Melakukan over-haul / penggantian material kontak
Kegagalan meredam tegangan Kegagalan fungsi pre-insertion PMT Hot-spot pada isolator resistor Nilai tahanan resistor Thermovisi pada isolator resistor Pengukuran nilai Pemantauan Perubahan Nilai Resistor Pengukuran
Distribusi tegangan yang tidak controlled capacitor fails Hot-spot pada isolator kapasitor nilai kapasitansi Thermovisi pada isolator kapasitor Pengukuran nilai Pemantauan Perubahan Nilai Kapasitansi
2 Dielectrik Memadamkan busur api pada saat Kegagalan Proses pemadaman Tekanan SF6 rendah Penunjukan Manometer tidak Penurunan tekanan / kepadatan SF6 retak pada ruang Inspeksi visual (cek kondisi manometer dan isolator)
proses pelepasan PMT dan busur api pada saat proses Kebocoran SF6 Masalah pada gasket / seal usang / uzur kontak utama PMT Getaran yang tidak normal saat cek kebocoran SF6 Monitor getaran Membuat kajian standarisasi pemilihan material
mengisoalsi bagian- bagian pelepasan PMT Pemasangan yang tidak rapi dioperasikan Penggantian seal yang sudah usang
bertegangan tinggi. Cacat material Pengaruh disain
kebocoran pada keran
SF6
isoaltor ruang kontak utama Hantaman oleh benda lain menggunakan PMT dengan isolasi polimer
retak Getaran akibat pengoperasian
Ada celah pada persambungan Hantaman oleh benda lain
ruang PMT Getaran akibat pengoperasian
Kualitas SF6 yang buruk Pembentukan dekomposisi Terjadinya discharge Jumlah kali pengoperasian yang Penurunan kualitas SF6 batasan jumlah kali kerja PMT Catat rekaman jumlah kali kerja PMT Pengujian kualitas Monitoring kualitas SF6 Penggantian gas SF6 apabila
Perlakukan terhadap Sf6 yang dan besar arus pemutusan (total breaking currenti) SF6 kualisnya sudah buruk
Level minyak isolasi "Low" Meter Penunjukan minyak Penurunan level minyak isolasi Minyak bocor Getaran Inspeksi visual (cek meter minyak isolasi) Cek
isoalsi tidak akurat / rusak Kerusakan pada gasket / seal usang / uzur tidak normal saat dioperasikan kebocoran minyak Monitor getaran Membuat kajian standarisasi pemilihan material
Pemasangan yang tidak rapi Penggantian seal yang sudah usang
kebocoran minyak Cacat material Pengaruh disain
kebocoran pada keran
Minyak
kebocoran pada tangki minyak Hantaman oleh benda lain menggunakanm PMT dengan isolasi polimer
Getaran akibat pengoperasian
Persambunagn ruang kontak Hantaman oleh benda lain
tidak baik Getaran akibat pengoperasian
Kualitas isolasi minyak buruk Terkontaminasi Terjadinya discharge Jumlah kali pengoperasian yang Penurunan kualitas minyak isolasi batasan jumlah kali Catat rekaman jumlah kali kerja PMT Pengujian kualitas Pengujian kualitas minyak penggantian minyak isolasi
Perlakukan terhadap minyak kerja PMT dan besar arus pemutusan (total breaking minyak bila sudah mencapai jumlah kali kerja atau kualitas
Kegagalan isolasi terhadap Tembus tegangan antar phasa Benda Asing Keberadaan benda asing inspeksi visual sisi pole PMT menggunakan PMT dengan isolasi polimer
tegangan tinggi Tembus tegangan terhadap ground Benda Asing Keberadaan benda asing inspeksi visual sisi pole PMT
- Phasa terhadap ground Isolator keramik PMT pecah / Hantaman oleh benda lain Isolator pecah / sompel gempa bumi inspeksi visual sisi isolator menggunakan PMT dengan isolasi polimer
- Phasa - Phasa sompel Gempa bumi Menaikkan Standard ketahan gempa pada Spek
Polusi yang menempel pada Pengaruh kondisi lingkungan Isolator PMT kotor inspeksi visual sisi isolator
NO. Sub Sistem Fungsi Kegagalan Fungsi FAILURE MODE LEVEL 1 FAILURE MODE LEVEL 2 FAILURE MODE LEVEL 3 FAILURE MODE LEVEL 4 FAILURE MODE LEVEL 5 Gejala yang Muncul Inspeksi Tindakan yang Direkomendasikan
3 Sekunder Penggerak Mekanik penggerak tidak berfungsi Rangkain kabel kontrol terputus Digigit binatang pengerat Binatang masuk ke panel Pintu panel tidak tertutup rapat PMT tidak bekerja saat diberi perintah Inspeksi visual (box panel dan kabel)
pada saat ada perintah kerja. kontrol Kabel putus Test fungsi
Glen kabel rusak/tidak
terpasang
Kesalahan manusia
Koil/relay bantu rusak uzur PMT tidak bekerja saat diberi perintah Ispeksi visual (relay bantu)
Sambungan kabel terlepas Test fungsi
tegangan suplai ke koil drop Kegagalan fungsi batere Test individual relay
Suplai DC ke koil hilang Kegagalan fungsi batere Test kapasitas batere
Short circuit pada terminal
MCB rusak
Kabel lepas dari terminal kabel Baut terminal tidak kencang / PMT tidak bekerja saat diberi perintah Inspeksi visual (terminal kabel)
lepas Hotspot pada terminal kabel thermovisi pada terminal kabel
Kabel skun terlepas test fungsi
Kesalahan wiring Kesalahan manusia PMT tidak bekerja saat diberi perintah Pemeriksaan wiring
Mekanik penggerak bekerja Kesalahan manuver Kesalahan manusia PMT tidak bekerja saat diberi perintah Pemeriksaan buku catatan operator
meskipun tanpa ada perintah kerja Salah sinyal Test fungsi
Kesalahan wiring Kesalahan manusia PMT tidak bekerja saat diberi perintah Pemeriksaan wiring
Short circuit pada terminal kabel Korosif Uap air masuk kedalam box Pintu panel tidak tertutup rapat PMT bekerja tanpa ada perintah Inspeksi visual (terminal kabel, box panel)
panel kontrol Box panel lembab
Seal pintu lepas/tidak terpasang usang/uzur Terminal kabel yang rapuh
Alat pemanas di box kontrol Supplai arus ke alat pemanas bangkai binatang
tidak berfungsi Thermostat rusak
Kesalahan setting suhu untuk
Alat pemanas tidak terpasang
Terminal kabel yang rapuh/retak uzur
panas berlebih
Binatang masuk ke box panel Pintu panel tidak tertutup rapat
kontrol
Glen kabel rusak/tidak
terpasang
NO. Sub Sistem Fungsi Kegagalan Fungsi FAILURE MODE LEVEL 1 FAILURE MODE LEVEL 2 FAILURE MODE LEVEL 3 FAILURE MODE LEVEL 4 FAILURE MODE LEVEL 5 Gejala yang Muncul Inspeksi Tindakan yang Direkomendasikan
4 Mekanis Merubah energi penggerak untuk Penggerak tidak dapat Tuas penggerak bermasalah Tuas penggerak lepas PMT tidak dapat beroperasi Pemeriksaan visual terhdapa kondisi tuas Pengujian lengkap keserempakan (breaker analyzer)
menerjakan kontak utama primer mengerjakan kontak utama primer Pengujian kecepatan kerja PMT dengan motion tranducer untuk mengukur arah
Pengukuran arah pergerakan pergerakan
Tuas penggerak patah
PMT tidak dapat beroperasi Pemeriksaan visual terhadap kondisi rantai pegas dan
Pegas
Rantai motor spring rusak
kondisi kopling
Coupling bermasalah slip
Pengujian kecepatan kerja PMT
Pemeriksaan visual terhadap kondisi piston
Pneuma
piston bermasalah piston rusak PMT tidak dapat beroperasi
tik
aus Pengujian kecepatan kerja PMT
actuator bermasalah Pemeriksaan visual terhadap kondisi aktuator
Penggerak tidak dapat Tuas penggerak salah setting Persambungan tuas longgar Pemasangan yang tidak teliti Kontak PMT bekerja tidak sempurna Pemeriksaan visual terhadap tuas penggerak Pengujian lengkap keserempakan (breaker analyzer)
mengerjakan kontak utama Pengukuran arah pergerakan dengan motion tranducer untuk mengukur arah
dengan sempurna Pemasangan yang tidak teliti pergerakan
Menyiapkan energi untuk tidak dapat mengumpulkan tenaga Pegas charging rusak high number of operation PMT tidak dapat beroperasi Pemeriksaan visual terhadap kondisi pegas dan
Pegas
melaksanakan proses switching dalam pelumasan
periode waktu yang singkat
lack of lubrication
Tekanan udara kompressor Manometer kompressor rusak PMT tidak dapat beroperasi
Pneuma
Pemeriksaan visual terhadap motor, kondisi pompa
kosong Kompressor rusak Manometer menunjukkan level tidak ada tekanan pada kompressor dan pemipaan
tic
Kebocoran udara pada kompressor
Tekanan hidrolik kosong Meter tekanan hidrolik rusak PMT tidak dapat beroperasi Pemeriksaan visual terhadap motor, kondisi pompa
Hidrolik
Meter menunjukkan level minyak hidrolik kosong hidrolik dan pemipaan
Kebocoran terjadi pada
Tenaga yang terkumpul tidak Pegas tidak charging Fungsi motor charging motor kehilangan suplai PMT tidak dapat dioperasikan Pemeriksaan visual terhadap indikasi pegas
penuh sempurna bermasalah Belitan motor terbakar Batasan jam operasi terlampaui Pengujian kecepatan kerja PMT
Uzur Jam pengoperasian yang sudah
Limit switch bermasalah
Pegas
Kompressor bermasalah
Kebocoran udara pada Karatan
pemipaan kran dan Seal/gasket bermasalah uzur/jenuh
persambungan Pemasangan yang tidak teliti
Cacat material Berhubungan ke desain
Tekanan hidrolik kurang Meter minyak hidrolik rusak
Pompa bermasalah uzur Jam pengoperasian yang sudah Pengujian kecepatan kerja PMT
Kebocoran terjadi pada Karatan
pemipaan, kran dan Seal/gasket bermasalah uzur/jenuh
persambungan Pemasangan yang tidak teliti
Cacat material Berhubungan ke desain
Kualitas minyak hidrolik Warna minyak hidrolik sudah Jam operasional yang sudah Pemeriksaan visual terhadap warna minyak hidrolik
Batasan jam operasi terlampaui
buruk Kekentalan minyak sudah Jam operasional yang sudah dan kali kerja PMT
Lampiran 3 Standar
Evaluasi Hasil
Pemeliharaan
Pengukuran tahanan magnetic coil 110 % Rnom (tahanan Ω (Ohm) SK DIR 114 PMT
nominal)
SPLN 9c 1978
Pengukuran tegangan minimum opening < 85 % Vnom (tegangan nominal) V (Volt)
coil IEC std 56 - 2 klausal
SPLN 9c 1978
Pengukuran tegangan minimum closing < 70 % Vnom (tegangan nominal) V (Volt)
coil IEC std 56 - 2 klausal
Pengukuran arus motor penggerak < 110 % Inom (arus A (Ampere) SK DIR 114 PMT
nominal)
Pegukuran tahanan pentanahan PMT 1 Ω (Ohm) Ω (Ohm) IEEE std 80: 2000
Lampiran 4 Formulir Inspeksi Level – 1
� Periode Harian
� Periode Mingguan
� Periode 2 Mingguan
� Periode Bulanan (Inspeksi Level -2)
� Periode Bulanan (Inspeksi Level -1)
� Periode Triwulan
� Periode Tahunan
� Kejadian Khusus – Gempa
� Periode Kejadian Khusus – Kebocoran
Lampiran 5 Contoh Formulir Pengukuran Tahanan Kontak
:
………………
…
Kondisi Hasil
No Uraian Kegiatan Acuan Awal Tindakan Akhir Kesimpulan Pelaksana
T: T: T:
R: R: R:
- Chamber (ruang
S: S: S:
Pemutusan) 2
T: T: T:
R: R: R:
- Chamber (ruang
S: S: S:
Pemutusan) 3
T: T: T:
R: R: R:
- Chamber (ruang
S: S: S:
Pemutusan) 4
T: T: T:
R: R: R:
Pengukuran antara
2 Konduktor dengan Klem S: S: S:
PMT (IN)
T: T: T:
R: R: R:
Pengukuran antara
3 Konduktor dengan Klem S: S: S:
PMT (OUT)
T: T: T:
Catatan:
( ……………………………… ) ( ……………………………… )
Lampiran 6 Formulir Hasil Pengujian Gas SF6
LOKASI GI :
LOKASI PMT :
TYPE :
1 R > 97
2 S > 97
3 T > 97
Pelaksana Supervisi
( …………………………….. ) ( …………………………….. )
Lampiran 7 Lembar Hasil Pemeliharaan Tahunan PMT
LEMBAR HASIL
PEMELIHARAAN PMT
PENGUJIAN / PENGUKURAN
PMT
R S T
NO TITIK ACUAN
UKUR Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir
A B C D E F G H I
1 TAHANAN ISOLASI
a. Atas - Bawah PMT Off
b. Atas - Tanah PMT Off
c. Bawah - Tanah PMT Off
3 TEGANGAN TEMBUS
MINYAK
Minyak PMT
4 TEKANAN GAS N2
6 TAHANAN PENTANAHAN
Terminal Pentanahan
CATATAN :
. . . . . . . . ................................... Dikerjakan Supervisi
. . . . . . . .
. . . . . . . . ................................... APP___________ APP___________
. . . . . . . .
. . . . . . . . ...................................
. . . . . . . .
. . . . . . . . ...................................
. . . . . . . .
. . . . . . . . ...................................
. . . . . . . .
. . . . . . . . ................................... ( ………………………. ) ( ………………………. )
. . . . . . . .
Lampiran 8 Blangko Pemeliharaan/ Pengujian (Tahanan & Tegangan Coil)
Lokasi : P
PMT : el
Pengujian: sa
a:
1.
2.
3.
Pengujian /
Pengukuran Tahanan coil Tegangan minimum coil
TP-1
TP-2
TP-3
CC-1
CC-2
Catatan:
Lampiran 9 Ketentuan Tentang Grease/ Pelumas
Sebagai panduan untuk pemilihan pelumas dan minyak, penjelasan diberikan dibawah ini
berdasarkan penggunaan .
Minyak “A”
Minyak pelumas ringan yang digunakan pada mekanisme operasi yang membutuhkan
ketepatan dan pada PMT yang menggunakan semburan udara. Juga digunakan untuk
pelumasan ulang pada bearing, yang tidak dapat dilumasi dengan grease G tanpa
membongkar seperti pada gear penghubung.
Minyak “C”
Minyak PMT dengan viskositas ~ 17 cSt pada +20 o C. Hanya sesuai untuk temperatur > -
10 o C.
Minyak “D”
Minyak PMT dengan viskositas rendah ~ 6 cSt pada +20 o C. dapat juga digunakan
sebagai minyak pada dashpots. Untuk dashpots yang dicap dengan huruf “S” pada
cover, harus menggunakan minyak “S”.
Minyak “S”
Minyak silicon yang dikhususkan untuk minyak dashpots dan untuk mekanisme operasi
yang berat. Dashpots yang dicap dengan huruf “S” pada covernya harus diisi dengan
minyak tipe ini.
Minyak “A “ Minyak “C “ Minyak “D “ Minyak “S “
ABB No. 1171 2039-1 1171 3011-101 1171 3011-102 1173 7011-106
Grease “G”
Grease temperature rendah untuk semua tipe bearing, gears dan worm gears serta
valve pada PMT semburan udara. Juga sesuai untuk pelumas pada kontak plat perak
diudara seperti PMS.
Juga dapat digunakan untuk greas pada O-ring yang dibuat dari bahan nitrile rubber dan
sebagai pencegan korosi pada celah PMT tipe HPL.
Grease “N”
Untuk pelumasan pada kontak bergerak PMT berisolasi SF6 , sebagai contoh puffer
cyclinders.
Lapisan grease yang sangat kecil seharusnya digosok pada permukaan kontak geser.
Grease “L”
Grease suhu rendah digunakan khusus untuk melumasi mekanik yang bagus seperti alat
penangkap pada mekanisme pengoperasian yang harus dioperasikan pada suhu yang
sangat rendah.
Grease “M”
Grease suhu rendah untuk pengoperasian jangka panjang dan pelumasan permanen
pada worm gears dan bagian mesin yang lain untuk mencegah bintik dan korosi.
Grease “M”
Grease “P”
Grease “R”
EP-grease untuk roller bearing dengan pembeban berat, bearing geser, cam discs dan
catches (grease lithium,solvent refined mineral oil with lithium soap and molybedenum
disulphide) pada mekanisme operasi type FSA.
Grease “S”
Fluorsilicon grease untuk O-ring yang dibuat dari EPDM, digunakan juga untuk
mencegah korosi celah pada PMT tipe ED.
Juga untuk grease pada pelindung poros berputar PMT berenergi rendah type LTB.
Linatex Molystria AB
4. IEC 62271 – 100 edition 1.1: 2003-05, High-voltage switchgear and controlgear –
part 100:High-voltage alternating-current circuit-breakers, 2003.
5. IEEE C37.10-1995, Guide for diagnostics and failure investigation of power circuit
breaker, 1995.
10. IEC 62271 - 100: 2001, High-voltage alternating-current circuit breaker, 2001.
11. CIGRE 234 TF.B3.02.01: 2003, SF6 recycling guide – revision 2003, 2003.
12. IEC 60422 ed.3: 2005, Mineral insulating oils in electrical equipment – supervision
and maintenance guidance, 2005.
13. IEEE std 80: 2000, Guide for safety in ac substation – grounding, 2000.
14. IEC 60694 ed.2.2: 2002-01, Common Spesifications for high-voltage switchgear
and controlgear standards, 2002.
19. Buku manual PMT small oil content outdoor merk Delle ALSTHOM.
20. Buku manual PMT merk General Electric (GE) tipe High Capacity Circuit Breaker
21. Buku manual PMT merk Mitsubishi tipe Air Blast.
22. Buku manual PMT merk Delle Alsthom tipe SF6 FL-170
26. Buku manual PMT merk Merlin Gerlin tipe SF6 FA-I.
27. Erection and maintenance instructions untuk Low Oil Content Circuit breakers
merk BBC tipe TR72.12/TR1.12.
28. Instruction for installation, O&M untuk Low Oil Content Circuit breakers merk
MG (Magrini Galieo).