Anda di halaman 1dari 41

Oleh : Teguh Pramono

BATASAN KONSEP
Pertanyaan yang muncul adalah :
 Apakah sesungguhnya ada yang disebut dengan
“TEORI ADMINISTRASI PUBLIK” ?
 Jika ada, kapan suatu teori itu disebut “TEORI
ADMINISTRASI PUBLIK”?
 Teori seperti apa yang berkembang dalam studi
ADMINISTRASI PUBLIK ?

2
Apa yang disebut dengan :

 Teori
 Administrasi Publik
 Teori Administrasi Publik

3
TEORI
 Teori bukanlah dugaan sementara, bukan
pula sesuatu yang bertentangan dengan
realitas.
 Teori muncul dari realitas dan
menjelaskannya secara abstrak sehingga
mewakili semua realitas yang sejenis.

4
 Teori merupakan sekumpulan dalil yang
berkaitan secara sistematis yang
menetapkan kaitan sebab-akibat diantara
variabel-variabel .
(James A. Balack & Dean J. Champion).

5
DEFINISI TEORI
SIMON & BUSSTEIN (1985) menjelaskan bahwa
elemen kunci dari teori adalah :
 “It abstracts afew characteristics of reality in an ettempt to
isolate and describe its central features”
(Teori tidak menjelaskan seluruh dimensi dari realitas yang
kompleks, tetapi cenderung mengambil beberapa
karakteristik pokoknya sesuai dengan kepentingan atau
tujuan dari diciptakannya teori tersebut).
Contoh : fotografer mengambil gambar (foto sepakbola).

6
YOSEPH EATON mengemukakan :
 (…Theory is a network of ideas abaut how
two or more variables are related).
(Teori sebagai jaringan ide yang
menjelaskan hubungan antara dua
variabel atau lebih).

7
 Masri Singarimbun dan Sofian Effendy
 Teori sebagai salah satu unsur informasi
ilmiah dalam proses penelitian empiris yang
melingkar.

 Miriam Budiardjo
Teori merupakan generalisasi yang abstrak
mengenai beberapa fenomena, dalam
menyusun generalisasi itu teori selalu
memakai konsep-konsep
8
 Schattshneider & Charlesworth,
mendefinisikan teori sbb :
 THE SHORTEST WAY OF SAYING SOMETHING
IMPORTANT”.
(jalan terpendek untuk mengatakan sesuatu yang
penting)
Contoh :
 Kemiskinan kultural (cultural poverty)
merupakan suatu cara terpendek untuk
menjelaskan betapa fenomena banyaknya
orang, yang :

9
a. Gagal mencari pekerjaan ;
b. Tidak cukup atau mampu makan secara teratur
dengan mutu gizi yang cukup,
c. Menempati rumah kumuh dengan fasilitas
pemukiman yang terbatas.
d. Serta lain-lainnya yang tidak cukup dijelaskan
dari kondisi ekonomi belaka  “penghasilan
yang tidak cukup”, tetapi juga faktor/latar
belakang yang melekat dari masyarakat/mereka
yang disebut miskin.
10
 HARMON & MAYER (1986:1):
 Menyarankan agar teori (terutama dalam
konteks Administrasi Publik) haruslah
bersifat praktis, dalam pengertian
memiliki unsur-unsur diagnostik
(kenapa situasi problematis tertentu
terjadi ?) dan instrumental (bagaimana
mencapai tujuan ?).

11
 HOMANS
Teori memiliki tiga ciri pokok :
1. Memiliki seperangkat konsep atau skema konseptual.
− Sejumlah konsep dalam suatu teori adalah
deskriptif sedangkan sejumlah yang lain, operatif.
− “Konsep operatif” biasanya disebut sbg variabel.
Salah satu tujuan utama dalam penelitian empirik
adalah meneliti hubungan yang ada antara
veriabel-variabel yang dikenal dalam teori.

12
2. Suatu teori berisi seperangkat proposisi.
− Proposisi yang dikembangkan untuk
melukiskan hubungan antara variabel-
variabel.
− Apabila teori formal sudah dikembangkan,
proposisi-proposisi itu disebut skema
deduktif.

13
3. Teori akan menjelaskan fakta.
− Sejumlah proposisi bersifat tergantung
dalam arti bahwa pengalaman akan
relevan dengan kebenaran / kepalsuan
mereka.
− Proposisi-2 dapat di tes dalam dunia
nyata, dan data empirik yang nyata dapat
dikumpulkan untuk memastikan
validitasnya

14
 Teori – tidak harus muncul melalui proses “deduktif” dan
“induktif” / melalui prosedur penelitian empiris.
 Teori – dapat dibangun melalui pendekatan-2 non-
positivisme, seperti: phenomenology, interpretive,
interactionism dan structuralism, dapat pula dibangun
melalui pengujian dan penemuan metaphor-kiasan
(morgan, 1986).
 Teori yang baik : adalah teori yang mampu menjelaskan
realitas dengan baik, teori dan praktek tidak mempunyai
jarak atau menjadi praksis / satu.

15
ADMINISTRASI PUBLIK
 Setiap masyarakat (bagaimanapun
sederhananya) memiliki masalah bersama
(masalah publik) tertentu yang menuntut 
pemecahan secara bersama, melalui serangkaian
tindakan yang terorganisasi.
Contoh:
Masalah Pribadi  berkembang menjadi 
Masalah Publik (terjadi karena implikasi sosial yang
timbul, misal seperti :
16
Lanjutan …

1. Penganguran,
2. Ledakan penduduk,
3. Penyakit yang mematikan,
4. Perumahan,
5. Kebutuhan dasar hidup yang mahal,
6. Masalah Pendidikan dan Kesehatan,
7. Bencana dsb.

17
 “Administrasi Publik” bukan
“Administrasi Negara” kata
“publik” lebih dekat maknanya
dengan istilah inggris “public”
mempunyai konotasi yang lebih luas
dari ‘negara’.
 Publik : dapat berati negara, tetapi
dapat berarti “umum” atau “rakyat”
 “masyarakat luas”
18
LANJUTAN …

 “Negara” : dalam penggunaan sehari-hari


diartikan secara sempit sebagai
“pemerintah”.
 Proses administrasi publik  sebagai aktor
utamanya adalah “pemerintah”, namun
dalam proses juga melibatkan unsur lain
dalam masyarakat (perusahaan bisnis; LSM;
organisasi sosial dll).

19
LANJUTAN …

 Publik atau masyarakat luas merupakan


sumber legitimasi dan tujuan, dari mana dan
kepada siapa proses administrasi
diselenggarakan.
 Dalam negara yang demokratis = proses
Administrasi Publik dilakukan atas mandat/
amanah yang diberikan publik, melalui proses
yang melibatkan publik dan untuk sebesar-
besar manfaat yang dapat diterima publik.
20
PENGERTIAN ADMINISTRASI PUBLIK
 Nigro & Nigro :
 Sebagai apa yang dilakukan oleh
pemerintah, terutama sebagai lembaga
eksekutif di dalam memecahkan
masalah-masalah kemasyarakatan.

21
 The Liang Gie :
 Administrasi negara merupakan segenap
proses penyelenggaraan yang dilakukan oleh
aparatur pemerintah untuk mencapai tujuan
kenegaraan.
 Tujuan kenegaraan pada umumnya
merupakan pemberian pelayanan terhadap
kepentingan seluruh rakyat.

22
 GERALD CAIDEN
 Administrasi negara pada hakekatnya
adalah suatu disiplin ilmu yang
menanggapi masalah-masalah
pelaksanaan persoalan-persoalan
masyarakat (public affairs) dan
manajemen dari usaha-usaha masyarakat
(public business).

23
BIDANG STUDI ADMINISTRASI PUBLIK
 Adalah bagaimana orang-orang
mengorganisasikan diri mereka sebagai publik
secara kolektif dan dengan tugas dan
tanggungjawab serta kewajiban masing-masing
memecahkan masalah-masalah publik untuk
mencapai tujuan bersama. (Caiden: 1982:13).

24
PROSES ADMINISTRASI PUBLIK
Proses administrasi publik melibatkan banyak pihak
 LSM, pekerja sosial dll. dalam iklim :

 Deregulasi;
 Privatisasi;
 Otonomi;
 Desentralisasi;
 Pemerataan;
 Keadilan dsb.
25
PERAN SEKTOR SWASTA
 HAMON & MAYER, (1986) :

 Sektor non pemerintah melakukan


tindakannya dengan mengatasnamakan
kepentingan publik.
 Tindakannya dapat menimbulkan dampak
tertentu dlm masyarakat luas.
 Hal tersebut perlu menjadi perhatian dalam
studi admnistrasi publik.

26
Teori Administrasi Publik

 Teori Deskriptif –
eksplanatif

 Teori Normatif
 Teori Asumtif
 Teori Instrumental
Teori Deskriptrif-Eksplanatif
Menjelaskan secara abstrak realitas administrasi negara
dalam bentuk konsep, proposisi atau hukum (dalil).
Menjawab dua pertanyaan dasar :
Apa : menuntut jawaban deskriptif mengenai suatu
realitas yg dijelaskan secara abstrak ke dalam suatu
konsep tertentu. Misal : hirarki organisasi, konflik
peran, semangat kerja dsb
Mengapa atau Apa berhubungan dgn Apa :
menuntut jawaban eksplanatif atau diagnostik
mengenai keterkaitan antara konsep abstrak
tertentu dgn konsep abstrak lainnya
Teori Normatif news
 Menjelaskan situasi administrasi masa
mendatang secara prospektif.
 Dalam administrasi negara, teori normatif
berkaitan dengan norma-norma yang hendak
dicapai seperti misalnya: efisiensi,
responsivitas, desentralisasi, inovasi,
demokrasi, partisipasi dsb.
 Kriteria normatif tidak selalu mendukung
bahkan bisa saling bertentangan.
Lanjutan …
 Nilai-nilai tersebut sebagian besar diartikulasikan
dalam konteks lembaga publik yang sudah
menjadi karakternya memiliki sifat ambigius,
kontektual dan kontradiksi.
Misal:
 Akuntabilitas mungkin lebih dekat dengan
kejujuran, namun menjadi musuh inovasi.
 Reorganisasi lebih dekat dengan inovasi
namun menjadi musuh dari semangat kerja
pegawai.
Lanjutan …

 Dalam teori normatif bahwa kriteria-kriteria


normatif yang ditawarkan dalam literatur
tidaklah saling mendukung, tetapi dalam
beberapa hal dapat saling bertentangan.
 Penekanan yang terlalu tinggi pada efisiensi
dapat mengorbankan perataan. Demikian pula
sentralisasi yang berlebihan dapat
mengorbankan akuntabilitas dan inovasi
(terutama dari bawah).
Lanjutan …

 Meskipun kriteria-kriteria normatif dalam


administrasi negara seringkali ambisius,
kontradiktif antara yang satu dengan yang
lainnya dan relatif (keberlakuannya dibatasi
ruang dan tempat), maka postulat normatif
tetaplah penting.
 Bagaimana kita berbicara tentang
kemajuan administrasi kalau tidak
dibangun terlebih dahulu kriteria yang
tepat untuk mengukur kemajuan tersebut?
CATATAN:

MESKIPUN TEORI
DESKRIPTIF-EKSPLANATIF DAN
TEORI ASUMTIF TELAH JELAS DAN
DISEPAKATI BERSAMA, KEDUANYA
BELUMLAH CUKUP UNTUK
MENGANTARKAN KEPADA PERBAIKAN
PRAKTEK ADMINISTRASI.
Teori Asumtif
 Menekankan pada prakondisi atau anggapan
adanya suatu realitas sosial di balik teori atau
proposisi yang hendak dibangun.
 Komponen utama adm. publik adalah manusia
dan institusi, sehingga keduanya menjadi
perhatian utama.
 Asumsi tentang hakikat manusia harus
diperhatikan dalam praktek adm. publik sehari-
hari.
 Kesalahan tentang asumsi thd manusia dan
institusi akan berakibat fatal terhadap praktik
adm. Publik.
Bailey :
 Teori administrasi lemah dalam menyatakan
asumsi-asumsi dasar tentang sifat manusia dan
institusi.
 Tanpa asumsi yang jelas membuat teori menjadi
utopis atau ahistoris karena tidak jelas dasar
berpijaknya.
 Namun tidak berarti bahwa literatur administrasi
publik tidak memiliki teori asumtif, contoh: teori
x dan y dari (Mc. Gregor)
Contoh Teori Asumtif
Adanya dua asumsi yang berlawanan tentang sifat
manusia
1. Malas;
2. Tidak tanggung jawab;
3. Kemauan;
4. Kemampuan;
5. Bahasa dan budaya;
6. Tanggungjawab dsb.
Asumsi Teori X dan Y
 Teori X  Berasumsi bahwa pada dasarnya
manusia bersifat malas dan senang
menghindari pekerjaan jika mungkin.
 Teori Y  Berasumsi sebaliknya, yaitu bahwa
manusia memiliki kemauan untuk bekerja dan
memiliki kemampuan untuk mengontrol dirinya
dalam mengemban tanggung jawab yang
diembannya.
 Masing-masing asumsi tersebut mempunyai
implikasi penting dalam pengembangan teori
manajemen atau kepemimpinan dalam
organisasi.
WILLIAM J. WILLIAM (1985)
mengembangkan:

 Metode abduksi (abduction)  suatu proses


untuk membangun asumsi-asumsi baru dan
merumuskan cara untuk menyelesaikan tugas-
tugas dengan cara mempertanyakan secara kritis
asumsi-asumsi lama, mengevaluasi, mengkaji
simbol-simbol (bahasa; sejarah budaya secara
berbeda).
 Melalui proses abduksi ini konsep-konsep yang
dalam penelitian empiris diterima sebagai mana
adanya (taken for granted). .
Teori Instrumental
project
Menjawab pertanyaan :
Bagaimana dan Kapan
Merupakan tindak lanjut
dari proposisi “Jika –
Karena”.
Misalnya :
Jika desentralisasi dapat
meningkatkan efektivitas
birokrasi, maka strategi,
teknik, alat apa yang
dikembangkan untuk
menunjangnya.
Lanjutan …

 Analisis kebijakan banyak


mengembangkan atau mengaplikasikan
berbagai teknik baik kuantitatif (regresi
atau riset operasional) maupun
kualitatif (rasional atau intuitif) untuk
menjawab pertanyaan “bagaimana?”
dan “kapan”.
 Jawaban berguna dalam menentukan
langkah-langkah konkrit dalam proses
kebijakan publik.
Terima kasih
Semoga bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai