Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MATEMATIKA DISKRIT
“MASALAH LINTASAN TERPENDEK”

Dosen pengampu:

Vegi Yokri,M.Pd

DISUSUN OLEH :

Anniza Purnama Dewi (2223280031)

Erika Diana (2223280042)

Sara Nopriani(2223280026)

Weni Novitasari(22232800)

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO
BENGKULU TAHUN 2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong kami menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongannya mungkin kami
tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang Operasi pada
Himpunan, ciri-ciri dan pembagiannya yang penulis sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber.. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini memuat tentang “masalah lintasan terpendek” dan sengaja dipilih
karena menarik perhatian penulis untuk dicermati.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
banyak membantu serta teman-teman disekitar penulis yang telah memberikan
dukungan kepada kami agar dapat menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kami
mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Jarak Dua Titik Pada Graph..................................................................2

B. Algoritma Dijakstra .............................................................................4

BAB III PENUTUP


Kesimpulan.......................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
masalah lintasan terpendek merupakan masalah yang menanyakan bagaimana
mencari sebuah jalur pada graf yang meminimalkan jumlah bobot sisi
pembentuk jalur tersebut, jika diberikan sebuah graf berbobot.
Masalah dari mencari jarak terpendek antara dua persimpangan dari peta jalan
(simpul graf yang berhubungan ke persimpangan dan ujung yang behubungan
ke segmen jalan, yang tiap-tiap nya diberi bobot oleh panjang dari segmen
jalan) dapat dimodelkan dari kasus spesial dari masalah jarak terpendek dalam
graf

2. Rumusan Masalah

1) Jarak Dua Titik Pada Graph

2) Algoritma Dijakstra

3. Tujuan

1) Untuk Menetukan Jarak Dua Titik Pada Graph

2) Untuk Mengetahui apa itu Algoritma Dijakstra

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Jarak Dua Titik Pada Graph

Dalam matematika teori graf , jarak antara dua simpul dalam suatu graf
adalah jumlah sisi pada jalur terpendek (disebut dengan graf geodesi ) yang
menghubungkan keduanya. Ini juga dikenal sebagai jarak geodesik atau jarak
jalur terpendek . Perhatikan bahwa mungkin ada lebih dari satu jalur terpendek
antara dua simpul.Jika tidak ada jalur yang menghubungkan kedua simpul,
yaitu jika keduanya berasal dari komponen terhubung yang berbeda , maka
secara konvensional jaraknya didefinisikan sebagai tak terhingga.

graf merupakan himpunan dari objek-objek yang dinamakan titik atau simpul
yang dihubungkan oleh penghubung yang dinamakan sisi atau garis, dalam
matematika biasanya dinotasikan dengan dimana merupakan sebuah
himpunan yang elemennya dinamakan titik atau simpul pada graf sedangkan
merupakan sebuah himpunan dari pasangan dua titik di yang elemennya
dinamakan sisi atau garis pada graf

Rumus jarak, yang merupakan penerapan teorema Pythagoras, adalah cara


yang sangat membantu untuk menemukan jarak antara dua titik. Teorema
Pythagoras menyatakan sebagai berikut: dalam segitiga siku-siku, panjang sisi
a kuadrat ditambah panjang sisi b kuadrat sama dengan panjang sisi miring
(sisi c) kuadrat.

√ A 2 + B2=C 2
Contoh:

2
Sisi miring (c) adalah sisi terpanjang dari segitiga siku-siku dan selalu
berhadapan dengan sudut siku-siku. Panjang sisi miring juga mewakili jarak
antara titik A dan B, yang masing-masing dapat diwakili oleh dua koordinat:
koordinat x dan koordinat y.

Titik A = ( x 1 , y 1 ¿

Titik B = ( x 2 , y 2)

Untuk mendapatkan rumus jarak, kita dapat menulis ulang teorema Pythagoras
sebagai:

d= √ (x 2−x 1) +( y 2 − y 1)
2 2

dengan d mewakili jarak antara titik A dan B, serta X dan Y mewakili


koordinat x dan y titik A dan B.

Untuk menentukan jarak antara dua titik, masukkan koordinatnya (misalnya


(2,2) dan (6,5))

Maka:

x 1=2 , y 1=2 , x 2=6 , y 2=5


d= √ (6−2)2 +(5−2)2
d= √ 4 +3
2 2

3
d= √ 16+ 9
d= √25
D= 5
Jadi jara kedua titik tersebut adalah 5.

B. Algoritma Dijakstra

a. Pengertian

Algoritma Dijkstra merupakan suatu algoritma disebut juga sebagai single-


source shortest path yang digunakan dalam menentukan jalur terpendek dari
simpul sumber menuju simpul tujuan berdasarkan bobot pada sisi. Bobot pada
sisi dapat berupa.jarak, waktu, biaya, ataupun bobot yang lainnya. Algoritma
Dijsktra bekerja dengan cara mengujungi semua semua simpul-simpul yang
terdapat pada graf dengan dimulai pada simpul sumber. Secara berulang
algoritma ini akan memilih simpul-simpul terdekat dan menghitung total bobot
semua sisi yang dilewati untuk mencapai simpul tujuan.

Algoritma Dijkstra adalah algoritma yang dipakai untuk memecahkan


permasalahan jarak terpendek untuk sebuah graf yang berarah. Nama Dijkstra
diambil dari nama penemunya yaitu Edsger Dijkstra yang merupakan seorang
ilmuwan komputer (Sunardi, et al, 2017). Algoritma ini menggunakan prinsip
greedy dengan membandingkan setiap bobot minimum yang dilewati kemudian
disimpan dalam himpunan. Algoritma Dijkstra populer digunakan untuk
menentukan jalur terpendek dan tercepat. Algoritma Dijkstra bekerja dengan
cara menghitung semua vertex atau titik yang tersedia. Algoritma Dijkstra
dapat menemukan jalur terpendek pada graph yang memilik vertex dan jarak
antar vertex yang memiliki bobot positif. (Wibowo dan Wicaksono, 2012).
Penerapan algoritma Dijkstra membutuhkan waktu eksekusi yang lebih cepat
dibandingkan algoritma lain seperti algotima Ant Colony sehingga Dijkstra
lebih banyak digunakan dalam pencarian jalur optimum (Azizah dan
Mahendra, 2017).

b. Cara Kerja Algoritma Dijkstra

Algoritma Dijkstra bekerja dengan membuat jalur ke satu simpul optimal pada
setiap langkah. Jadi pada langkah ke-n, setidaknya ada n node yang sudah
diketahui jalur terpendek.

Langkah-langkah algoritma Dijkstra dapat dilakukan sebagai berikut:

4
1. Penentuan titik yang akan menjadi node awal, lalu diberi bobot jarak
pada node pertama ke node terdekat satu per satu, Dijkstra akan
melakukan pengembangan pencarian dari satu titik ke titik lain dan ke
titik selanjutnya tahap demi tahap.

2. Pemberian nilai bobot (jarak) untuk setiap titik ke titik lainnya,


diberikan nilai 0 pada node awal dan nilai tak hingga terhadap node lain
(belum terisi).

3. Semua node yang belum dilalui dan node awal sebagai “Node
keberangkatan”.

4. Dari node keberangkatan, selanjutnya node tetangga yang belum dilalui


dan dihitung jaraknya dari titik keberangkatan. Jika jarak ini lebih kecil
dari jarak sebelumnya (yang telah terekam sebelumnya) hapus data
lama, simpan ulang data jarak dengan jarak yang baru.

5. Saat selesai mempertimbangkan setiap jarak terhadap node tetangga,


node yang telah dilalui diberi label “Node dilewati”. Node yang
dilewati tidak akan pernah di cek kembali, jarak yang disimpan adalah
jarak terakhir dan yang paling minimal bobotnya.

6. “Node belum dilewati” dengan jarak terkecil (dari node keberangkatan)


sebagai “Node Keberangkatan” selanjutnya dan ulangi langkah 4-6.

c. Proses Perhitungan Dijkstra

Dalam penerapannya algoritma Dijkstra membutuhkan parameter asal dan


akhir. Untuk lebih detail dapat dilihat skema algoritma Dijkstra seperti Gambar
2.

Gambar 2 menunjukkan titik A adalah titik awal dan titik tujuan adalah E.
Algoritma Dijkstra akan mencari titik terdekat yang terhubung dengan titik A
dan memiliki bobot terkecil.

5
Gambar 3 menunjukkan bahwa titik yang memiliki bobot minimum adalah B.
Selanjutnya, Algoritma Dijkstra akan membandingkan bobot dari titik yang
terhubung dengan B dengan cara sebagai berikut:

- Titik A-B-D = 6

- Titik A-B-C = 5

Dari perbandingan diatas maka didapatkan titik A-B-C memiliki bobot yang
terkecil, sehingga algoritma Dijkstra akan melanjutkan perhitungan bobot yang
terhubung dengan C. Pada tahap ini titik D tidak menjadi pilihan karena bobot
yang dimiliki lebih besar dari bobot A-B-D dan A-B-C seperti gambar 4.

Gambar 4 menunjukkan bahwa titik A-B-C-D = 12, sedangkan A-B-C-E = 8


dan sudah mencapai titik tujuan yaitu titik E, akan tetapi A-B-C-E belum bisa
menjadi pilihan karena masih ada jalur lain yang memungkinkan memiliki
bobot lebih rendah yaitu AB-D = 6 dan belum dibandingkan oleh algoritma.

6
Gambar 5 menunjukkan bahwa titik D terhubung dengan C dan E, akan tetapi
titik C tidak menjadi pilihan karena bobot yang dimiliki A-B-D-C melebihi
bobot minimum A-B-C-E, sehingga algoritma Dijkstra akan langsung
menghitung bobot A-B-D-E. Pada tahap ini, didapatkan nilai minimum A-B-D-
E = 7 sedangkan A-B-C-E = 8, maka hasil jalur yang memiliki bobot terendah
adalah A-B-D-E dapat dilihat pada Gambar 6.

7
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

jarak antara dua simpul dalam suatu graf adalah jumlah sisi pada jalur
terpendek (disebut dengan graf geodesi ) yang menghubungkan keduanya. Ini
juga dikenal sebagai jarak geodesik atau jarak jalur terpendek .

Algoritma Dijkstra adalah algoritma yang dipakai untuk memecahkan


permasalahan jarak terpendek untuk sebuah graf yang berarah. Nama Dijkstra
diambil dari nama penemunya yaitu Edsger Dijkstra yang merupakan seorang
ilmuwan komputer (Sunardi, et al, 2017). Algoritma ini menggunakan prinsip
greedy dengan membandingkan setiap bobot minimum yang dilewati kemudian
disimpan dalam himpunan. Algoritma Dijkstra populer digunakan untuk
menentukan jalur terpendek dan tercepat. Algoritma Dijkstra bekerja dengan
cara menghitung semua vertex atau titik yang tersedia. Algoritma Dijkstra
dapat menemukan jalur terpendek pada graph yang memilik vertex dan jarak
antar vertex yang memiliki bobot positif.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.tiger-algebra.com/id/istilah-dan-topik/jarak-antara-dua-titik-dan-
titik-tengahnya/

file:///C:/Users/User/Downloads/20791-67052-1-PB.pdf

Anda mungkin juga menyukai