Makalah MTK Diskrit
Makalah MTK Diskrit
MATEMATIKA DISKRIT
“MASALAH LINTASAN TERPENDEK”
Dosen pengampu:
Vegi Yokri,M.Pd
DISUSUN OLEH :
Sara Nopriani(2223280026)
Weni Novitasari(22232800)
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong kami menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongannya mungkin kami
tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang Operasi pada
Himpunan, ciri-ciri dan pembagiannya yang penulis sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber.. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “masalah lintasan terpendek” dan sengaja dipilih
karena menarik perhatian penulis untuk dicermati.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
banyak membantu serta teman-teman disekitar penulis yang telah memberikan
dukungan kepada kami agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kami
mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Jarak Dua Titik Pada Graph..................................................................2
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
masalah lintasan terpendek merupakan masalah yang menanyakan bagaimana
mencari sebuah jalur pada graf yang meminimalkan jumlah bobot sisi
pembentuk jalur tersebut, jika diberikan sebuah graf berbobot.
Masalah dari mencari jarak terpendek antara dua persimpangan dari peta jalan
(simpul graf yang berhubungan ke persimpangan dan ujung yang behubungan
ke segmen jalan, yang tiap-tiap nya diberi bobot oleh panjang dari segmen
jalan) dapat dimodelkan dari kasus spesial dari masalah jarak terpendek dalam
graf
2. Rumusan Masalah
2) Algoritma Dijakstra
3. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam matematika teori graf , jarak antara dua simpul dalam suatu graf
adalah jumlah sisi pada jalur terpendek (disebut dengan graf geodesi ) yang
menghubungkan keduanya. Ini juga dikenal sebagai jarak geodesik atau jarak
jalur terpendek . Perhatikan bahwa mungkin ada lebih dari satu jalur terpendek
antara dua simpul.Jika tidak ada jalur yang menghubungkan kedua simpul,
yaitu jika keduanya berasal dari komponen terhubung yang berbeda , maka
secara konvensional jaraknya didefinisikan sebagai tak terhingga.
graf merupakan himpunan dari objek-objek yang dinamakan titik atau simpul
yang dihubungkan oleh penghubung yang dinamakan sisi atau garis, dalam
matematika biasanya dinotasikan dengan dimana merupakan sebuah
himpunan yang elemennya dinamakan titik atau simpul pada graf sedangkan
merupakan sebuah himpunan dari pasangan dua titik di yang elemennya
dinamakan sisi atau garis pada graf
√ A 2 + B2=C 2
Contoh:
2
Sisi miring (c) adalah sisi terpanjang dari segitiga siku-siku dan selalu
berhadapan dengan sudut siku-siku. Panjang sisi miring juga mewakili jarak
antara titik A dan B, yang masing-masing dapat diwakili oleh dua koordinat:
koordinat x dan koordinat y.
Titik A = ( x 1 , y 1 ¿
Titik B = ( x 2 , y 2)
Untuk mendapatkan rumus jarak, kita dapat menulis ulang teorema Pythagoras
sebagai:
d= √ (x 2−x 1) +( y 2 − y 1)
2 2
Maka:
3
d= √ 16+ 9
d= √25
D= 5
Jadi jara kedua titik tersebut adalah 5.
B. Algoritma Dijakstra
a. Pengertian
Algoritma Dijkstra bekerja dengan membuat jalur ke satu simpul optimal pada
setiap langkah. Jadi pada langkah ke-n, setidaknya ada n node yang sudah
diketahui jalur terpendek.
4
1. Penentuan titik yang akan menjadi node awal, lalu diberi bobot jarak
pada node pertama ke node terdekat satu per satu, Dijkstra akan
melakukan pengembangan pencarian dari satu titik ke titik lain dan ke
titik selanjutnya tahap demi tahap.
3. Semua node yang belum dilalui dan node awal sebagai “Node
keberangkatan”.
Gambar 2 menunjukkan titik A adalah titik awal dan titik tujuan adalah E.
Algoritma Dijkstra akan mencari titik terdekat yang terhubung dengan titik A
dan memiliki bobot terkecil.
5
Gambar 3 menunjukkan bahwa titik yang memiliki bobot minimum adalah B.
Selanjutnya, Algoritma Dijkstra akan membandingkan bobot dari titik yang
terhubung dengan B dengan cara sebagai berikut:
- Titik A-B-D = 6
- Titik A-B-C = 5
Dari perbandingan diatas maka didapatkan titik A-B-C memiliki bobot yang
terkecil, sehingga algoritma Dijkstra akan melanjutkan perhitungan bobot yang
terhubung dengan C. Pada tahap ini titik D tidak menjadi pilihan karena bobot
yang dimiliki lebih besar dari bobot A-B-D dan A-B-C seperti gambar 4.
6
Gambar 5 menunjukkan bahwa titik D terhubung dengan C dan E, akan tetapi
titik C tidak menjadi pilihan karena bobot yang dimiliki A-B-D-C melebihi
bobot minimum A-B-C-E, sehingga algoritma Dijkstra akan langsung
menghitung bobot A-B-D-E. Pada tahap ini, didapatkan nilai minimum A-B-D-
E = 7 sedangkan A-B-C-E = 8, maka hasil jalur yang memiliki bobot terendah
adalah A-B-D-E dapat dilihat pada Gambar 6.
7
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
jarak antara dua simpul dalam suatu graf adalah jumlah sisi pada jalur
terpendek (disebut dengan graf geodesi ) yang menghubungkan keduanya. Ini
juga dikenal sebagai jarak geodesik atau jarak jalur terpendek .
8
DAFTAR PUSTAKA
https://www.tiger-algebra.com/id/istilah-dan-topik/jarak-antara-dua-titik-dan-
titik-tengahnya/
file:///C:/Users/User/Downloads/20791-67052-1-PB.pdf