Draft Tesis Sidang Tahap 1
Draft Tesis Sidang Tahap 1
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister
Pendidikan Program Studi Pendidikan IPA
Disusun Oleh:
R. Aditias Hermawan
2002213
2022
LEMBAR PENGESAHAN TESIS
R. ADITIAS HERMAWAN
PEMBUATAN ECO ENZYME DALAM PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK
SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN PEMBELAJARAN BERKELANJUTAN UNTUK
MENDUKUNG SDGs PADA MATA PELAJARAN IPA SMP
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing I
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam,
Oleh
R. Aditias Hermawan, S.Pd.
Universitas Pasundan, 2017
© R. Aditias Hermawan
Universitas Pendidikan Indonesia
April 2022
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak,
penyelesaian tesis ini tidak akan terwujud. Oleh karena itu, dengan ketulusan dan kerendahan
hati, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :
1. Dr. Riandi, M.Si selaku dosen pembimbing 1 yang telah membimbing dengan
memberikan yang terbaik untuk kelancaran tesis penulis. Terima kasih atas waktu
serta masukan yang sangat bermanfaat.
2. Prof. Dr. Topik Hidayat , M.Si.,Ph.D selaku dosen pembimbing 2 yang telah sabar
membimbing penulis dalam menyusun tesis ini. Terimakasih untuk selalu sabar dan
selalu dapat meluangkan waktu untuk membimbing tesis ini.
3. Dr Ida Kaniawati, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam terima kasih yang telah memotivasi dan memfasilitasi agar penulis cepat
menyelesaikan studi.
4. Dosen-dosen di jurusan Pendidikan IPA Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Pendidikan Indonesia yang selama ini banyak berperan
memberikan pengalaman serta pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.
5. Kedua orang tua mamah, N. Tuti Rohayati terima kasih untuk hari-hari yang telah
kau habiskan untuk menjaga, menyayangi, mendidik dan membimbing serta selalu
mendoakan penulis, papah R. Bambang Hermawan ,S.Pd, M.MPd terima kasih
untuk support, kerja keras dan pengorbanannya. Gelar magister ini penulis
persembahkan untuk kalian.
6. Kakak dan adik-adik tercinta R.Fuji Astuti Herdias, R. Hermawan Indra Cipta, R.
Lasardi Hermawan, terima kasih untuk canda tawa, suka dan duka yang kalian beri
selama penyelesaian tesis ini. Terima kasih telah membuat warna dalam kehangatan
keluarga.
7. Teman-teman seperjuangan di jurusan Pendidikan IPA selama perkuliahan. Terima
kasih untuk menjadi teman yang selalu memotivasi untuk penyelesaian tesis ini.
Semoga kelak kita bertemu kembali dengan kabar kesuksesan masing-masing.
8. Kepala Sekolah SMPN 2 Bojongpicung, Bapak Asep Sonny, S.Pd (alm) yang telah
memberikan support dan ijin penelitian kepada penulis.
Abstrak
Abstract
Sustainable Learning refers to educational practices that contribute to a healthy and growing
learning ecosystem in which knowledge is created and shared within the community. This
research aims to determine the effect of Making Eco Enzymes in Realizing Sustainable
Learning. In addition to these objectives, this research tries to practice the manufacture of
Eco Enzymes in an effort to support the achievement of the SDGs target no. 13.3 Indicator
13.3.1. and no. 13.2 Indicator 13.2.2.(a). This study uses a descriptive method with an
emphasis on the analysis of learning planning and student activities during learning . Data
collection techniques in this study were carried out through analysis of lesson plans, learning
observations, and distributing questionnaires to students after learning. Based on the results
of research and discussion, it is known that the manufacture of eco enzymes by utilizing
organic waste can realize sustainable learning. This is indicated by the characteristics of the
lesson plans for sustainable learning, the results of observing learning activities, student
questionnaires about Eco Enzymes in science learning and student feedback questionnaires in
realizing sustainable learning in the good category. The manufacture of Eco Enzyme by
utilizing organic waste can support the achievement of the SDGs No.13.2 target. Indicators
13.2.2.(a) and 13.3.1.(a) on global warming are also well implemented. Thus, it can be
concluded that the manufacture of eco enzymes in the use of organic waste is an effort to
realize sustainable learning to support SDGs in science subjects in junior high school.
Keywords: ESD, SDGs, Waste Management, Eco Enzyme
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Implementasi ESD dari Perspektif Terikat......................................................12
Gambar 2.2 Pengorganisasian ESD.....................................................................................14
Gambar 2.3 Kerangka ISWM..............................................................................................26
Bagan 3.1 Alur Penelitian....................................................................................................40
Gambar 4.1 Grafik umpan balik peserta didik kategori 1 kompetensi A............................55
Gambar 4.2 Grafik umpan balik peserta didik kategori 1 kompetensi B............................57
Gambar 4.3 Grafik umpan balik peserta didik kategori 1 kompetensi C............................59
Gambar 4.4 Grafik umpan balik peserta didik kategori 1 kompetensi D............................60
Gambar 4.5 Grafik umpan balik peserta didik kategori 2 kompetensi A............................62
Gambar 4.6 Grafik umpan balik peserta didik kategori 2 kompetensi B............................64
Gambar 4.7 Grafik umpan balik peserta didik kategori 2 kompetensi C............................65
Gambar 4.8 Grafik umpan balik peserta didik kategori 2 kompetensi D............................67
Gambar 4.9 Grafik umpan balik peserta didik kategori 3 kompetensi A............................68
Gambar 4.10 Grafik umpan balik peserta didik kategori 3 kompetensi B..........................70
Gambar 4.11 Grafik umpan balik peserta didik dalam mewujudkan pembelajaran
berkelanjutan.....................................................................................................
Gambar 4.12 Grafik hasil kuesioner siswa variable pengetahuan dan kegiatan social
peserta didik......................................................................................................
Gambar 4.13 Grafik hasil kuesioner siswa variable kompetensi sikap tentang
mengelola sampah dan perilaku dalam mengelola sampah rumah tangga.......
Gambar 4.14 Grafik hasil kuesioner sikap tentang mengelola sampah...............................84
Gambar 4.15 Grafik hasil kuesioner siswa perilaku dalam mengelola sampah rumah
tangga................................................................................................................
Gambar 4.16 Hasil praktikum peserta didik........................................................................89
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pembelajaran Berkelanjutan
2.1.1 Education for Sustainable Development (ESD)
Education for Sustainable Development (ESD) didefinisikan sebagai pendidikan yang
mendorong perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai dan sikap untuk
memungkinkan masyarakat yang lebih berkelanjutan dan adil bagi semua. ESD bertujuan
untuk memberdayakan dan melengkapi generasi sekarang dan masa depan untuk memenuhi
kebutuhan mereka menggunakan pendekatan yang seimbang dan terpadu untuk dimensi
ekonomi, sosial dan lingkungan dari pembangunan berkelanjutan. Dengan memasukkan isu-
isu utama pembangunan berkelanjutan ke dalam pengajaran dan pembelajaran; misalnya,
perubahan iklim, pengurangan risiko bencana, keanekaragaman hayati, pengurangan
kemiskinan, dan konsumsi berkelanjutan. Ini juga membutuhkan metode pengajaran dan
pembelajaran partisipatif yang memotivasi dan memberdayakan peserta didik untuk
mengubah perilaku mereka dan mengambil tindakan untuk pembangunan berkelanjutan.
Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan sebagai akibatnya mempromosikan
kompetensi seperti pemikiran kritis, membayangkan skenario masa depan dan membuat
keputusan secara kolaboratif.
Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak kegiatan manusia telah menyebabkan kerusakan
di bumi. Menyikapi keadaan tersebut, pembangunan berkelanjutkan harus menjadi komitmen
dari seluruh masyarakat dunia guna menyelamatkan bumi dari kerusakan yang semakin
parah. Pembangunan yang memperhatikan lingkungan harus menjadi prinsip dalam
kehidupan. Permasalahan yang ditemukan di sekitar masyarakat adalah kurangnya kesadaran
terhadap lingkungan. Masalah penanganan sampah yang belum sesuai dengan kaidah
pengelolaan sampah, pemahaman pengelolaanampah organik dan anorganik dan sampah
sayuran yang penangannya belum benar menjadi permasalahan yang seringkali ditemukan di
sekitar lingkungan kita. Salah satu penyebab munculnya berbagai permasalahan di atas
karena pembelajaran di sekolah belum menerapkan prinsip-prinsip Education for Sustainable
Development (ESD).
2.2 SDGs
Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan rencana aksi global oleh beberapa
negara untuk 15 tahun ke depan yang tergabung dalam perserikatan bangsa-bangsa (PBB),
dimana salah satu tujuannya yaitu memastikan adanya pendidikan yang inklusif dan
berkualitas setara, serta mendukung kesempatan belajar untuk semua orang. Pendidikan
merupakan sektor penting yang harus diperhatikan pemerintah untuk mempersiapkan
masyarakat yang berkualitas demi pembangunan yang berkelanjutan. Berdasarkan Undang-
undang No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan
bahwa: Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
Tujuan SDGs
Tujuan-tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
TUJUAN 1. Mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuk dimanapun.
TUJUAN 2. Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan nutrisi yang lebih baik
dan mendukung pertanian berkelanjutan.
TUJUAN 3. Memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua
untuk semua usia.
TUJUAN 4. Memastikan pendidikan yang inklusif dan berkualitas setara, juga mendukung
kesempatan belajar seumur hidup bagi semua.
TUJUAN 5. Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak
perempuan.
TUJUAN 6. Memastikan ketersediaan dan manajemen air bersih yang berkelanjutan dan
sanitasi bagi semua.
TUJUAN 7. Memastikan akses terhadap energi yang terjangkau, dapat diandalkan,
berkelanjutan dan modern bagi semua.
Pada gambar diatas dapat dilihat rincian dari masing-masing dimensi yang saling
terintegrasi untuk menciptakan keberlanjutan. Setiap stakeholders memiliki peran dan
kepentingan yang berbeda-beda dalam pengelolaan sampah. Hal ini menjadi tantangan
mengenai bagaimana membuat suatu kesepakatan antar stakeholders untuk bersinergi dalam
mencapai tujuan bersama diluar kepentingannya masing-masing. Stakeholders yang terlibat
bisa berupa LSM, sektor privat formal dan informal, penduduk lokal, dan lainnya.
Dimensi kedua yaitu elemen sistem limbah atau bisa disebut sebagai serangkaian tahap
dalam pengelolaan material sampah. Dalam proses ini, penting untuk dibuat rencana
pengelolaan sampah (waste management plan) agar mekanisme pengelolaan dapat lebih
terstruktur. Dimensi kedua mencakup pengumpulan sampah, pemilahan, pengangkutan,
pengurangan sampah, pemakaian kembali, pendauran ulang, pemulihan dan pembuangan
sampah di TPA.
Dimensi ketiga yaitu enam aspek strategis yang berpengaruh dan dipengaruhi oleh
ISWM, meliputi:
1) aspek finansial-ekonomi,berkaitan dengan penganggaran biaya dalam sistem pengelolaan
sampah, dampak jasa lingkungan terhadap ekonomi, efisiensi sistem pengaturan sampah
perkotaan, dimensi makroekonomi dalam penggunaan sumber daya, serta penghasilan
yang bisa diperoleh dari ISWM.
2.7. Pendidikan Lingkungan Dan Upaya Mengatasi Perubahan Iklim Melalui Program
Eco Enzyme Di Sekolah
Upaya aktif berbagai pihak untuk mengatasi terjadinya perubahan iklim perlu terus
dilakukan oleh seluruh pihak termasuk generasi muda. Upaya untuk mengatasi perubahan
iklim dilakukan melalui aksi mitigasi dan adaptasi, yang dapat dilakukan pada tingkat
individu, kelompok, masyarakat dan negara. Berbicara tentang aksi mitigasi dan adaptasi
pada dasarnya berbicara tentang perilaku manusia. Dalam arti, masyarakat dapat memberikan
kontribusi signifikan melalui perubahan perilaku yang mendukung upaya mitigasi dan
adaptasi perubahan iklim. Misalnya mengurangi timbulan sampah dengan menghindari
penggunaan barang sekali pakai, memanfaatkan sampah organik menjadi kompos, mendaur
ulang barang, mematikan peralatan elektronik pada saat tidak diperlukan, mengganti
peralatan elektornik dengan jenis yang lebih hemat listrik dan mengoperasikan sesuai
kapasitas, menanam dan menjaga tanaman, menggunakan transportasi publik, dll.
Komunitas pendidikan formal merupakan sasaran kelompok yang strategis. Pendidikan
formal memegang peran yang sangat penting dalam menciptakan generasi penerus bangsa
yang aktif mengatasi permasalahan perubahan iklim, melalui penanaman nilai-nilai
kehidupan dan penerapan perilaku ramah lingkungan. Berdasarkan data statistik Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, sampai dengan tahun 2018 jumlah tenaga pendidik sekolah
tingkat dasar dan menengah sebesar 2.719.790 orang, sedangkan jumlah peserta didik
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
N PERTANYAAN PENELITIAN
O
1. Bagaimana Pembuatan Eco Enzyme dapat mewujudkan pmbelajaran
berkelanjutan.
1. RPP
RPPmengunakan model PBL pada materi pemanasan global dengan
membuat praktikum pembuatan Eco Enzyme.
2. Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Awal
a. Siswa terkondisikan untuk belajar
b. Siswa dapat mengaitkan materi pembelajaran dengan pengalaman
pembelajaran sebelumnya yang relevan.
c. Siswa mengetahui tujuan pembelajaran.
d. Siswa mendapatkan informasi rencana kegiatan, misalnya individu, kerja
kelompok, atau melakukan observasi).
Penguasaan Materi Pembelajaran
NO VARIABEL KETERANGA
N0 VARIABEL X KETERANGAN N0 NO ITEM
ITEM Y N
48 X4 0,307 Valid
49 X5 0,570 Valid
50 X6 0,401 Valid
51 X7 0,496 Valid
Kategori 3
Kompetensi A
52 X1 0,552 Valid
53 X2 0,429 Valid
54 X3 0,268 Valid
55 X4 0,716 Valid
56 X5 0,245 Valid
57 X6 0,424 Valid
Kompetensi B
58 X1 0,445 Valid
59 X2 0,351 Valid
60 X3 0,384 Valid
61 X4 0,231 Valid
62 X5 0,240 Valid
63 X6 0,346 Valid
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Validitas Angket
2 rb
ri=
1+rb
Jadi reabilitas dari instrumen belajar berkelanjutan = 0,741 > 0,6 dan upaya
mendukung SDGs = 0,838 > 0,6 maka instrument ini reliabel. Berdasarkan uji coba
validitas dan reabilitas instrument ini sudah valid dan reliabel maka instrument ini dapat
digunakan untuk pengukuran dalam rangka pengolahan data.
3.5. Tahap Perencanaan
Pada tahapan awal ini peneliti sudah menentukan indikator penelitian yang akan
digunakan untuk instrument penelitian. Berupa angket penelitian yang mana setiap butir
pertanyaannya harus berkenaan langsung dengan indikator. Pertama adalah adalah
perencanaan perangkat pembelajaran IPA yaitu; (1) kelengkapan komponen RPP yang
digunakan , (2) bahan ajar yang disajikan kepada siswa sesuai dengan kondisi darurat, (3)
LKPD yang diberikan pada siswa sesuai tujuan pembelajaran, (4) penggunaan media
pembelajaran (5) penilaian yaitu afektif, kognitif dan psikomotor menggunakan rubrik untuk
mengukur ketercapaian kompetensi peserta didik.
Kedua adalah pelaksanaan kegiatan pembelajaran/praktikum berdasarkan; (1) kegiatan
pendahuluan, (2) kegiatan inti, (3) kegiatan penutup, maksudnya untuk keterlaksanaan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan rpp yang digunakan oleh guru kepada peserta didik.
Kemudian menentukan sampelnya peneliti menggunakan deskriptif analis .
Selanjutnya peneliti berdiskusi dengan pembimbing tesis untuk melakukan validasi
instrumen penelitian, pertama untuk merumuskan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
IPA yang ideal. Selain itu membuat kuesioner yang hendak didistribusikan kepada guru dan
peserta didik yang mana didalamnya memuat pertanyaan serta pernyataan yang efektif dan
efisien. Setelah itu peneliti mengatur jadwal dalam menginput butir-butir kuesioner, sehingga
akan berbentuk survei sekaligus meminta izin kepada pihak sekolah untuk melakukan
penelitian.
3.5.1. Survei
Pada tahapan survei peneliti melakukan distribusi angket penelitian ke berbagai kelas
VII (Tujuh) yang ada di SMP Negeri 2 Bojongpicung. Sekolah tersebut terseleksi yang
kemudian dijadikan sebagai sampel penelitian termasuk guru dan siswa. Tujuannya untuk
pengumpulan ragam data Kemudian memanajemen waktu juga secara langsung ketika
kegiatan survei mengalami berbagai kendala, seperti terdapat guru yang jadwalnya bentrok
Gejala/latar Hipotesis
belakang
Instrumen
Pengumpulan
Ya
Data
Uji Hipotesis
Laporan
Hasil
Kesimpulan
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi paparan hasil penelitian dengan menggunakan metode kuantitatif
deskriptif. Paparan penelitian dengan ruang lingkup meliputi analisis pembuatan eco enzyme
dengan pemanfaatan sampah organik dalam mewujudkan pembelajaran berkelanjutan dan
mendukung pencapaian target SDGs No. 13.
4.1 Peran Eco Enzyme Dalam Pembelajaran Berkelanjutan
Data dijaring melalui instrument RPP, observasi kegiatan pembelajaran, dan angket
yang dijawab oleh peserta didik setelah proses pembelajaran Eco Enzym.
4.1.1. Karakteristik RPP untuk pembelajaran berkelanjutan
Data yang ditampilkan dijaring melalui rubrik yang telah divalidasi oleh ahli. Hasil
yang diperoleh disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.1 Perbandingan RPP Pembelajaran Berkelanjutan dengan RPP K13
Aspek Kriteria Keterangan
RPP RPP K 13
Berkelanjutan
(RPP
Berdiferensiasi)
Indikator Sama Sama Indikator pada RPP
berkelanjutan sama dengan
indikator pada RPP K 13 yaitu
merupakan perilaku yang
dapat diukur dan/atau
diobservasi untuk
menunjukkan ketercapaian
Kompetensi Dasar (KD)
tertentu yang menjadi acuan
penilaian mata pelajaran.
28
% Keterlaksanaan RPP= x 100 %=93 , 3 %
30
Berdasarkan hasil observasi pembelajaran pada table 4.2 kegiatan pembelajaran dengan
mengembangkan Eco Enzym pada umumnya terlaksana dengan sangat baik. Hal ini dapat
dilihat dari keterlaksanaan aktivitas pembelajaran terlihat bahwa guru telah melaksanakan
hampir semua tahapan pembelajaran dengan sangat baik. Sejatinya, tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai adalah SDGs yang ke 13 yaitu mengambil tindakan segera untuk
memerangi perubahan iklim dan dampaknya (Climate action), tetapi dalam pelaksanaannya
dalam pembelajaran tetap harus disesuaikan dengan kurikulum 2013 yaitu disesuaikan
dengan audience, behavior, condition, dan degree.
Berdasarkan tabel 4.1 dan 4.2 dapat diuraikan beberapa hal berdasarkan data tersebut.
Pertama, pengimplementasian pembelajaan diawali dengan menggunakan permasalahan yang
hangat tentang isu sampah terkait keberlanjutan untuk menggiring peserta didik ke dalam
pembelajaran IPA. Sintaks kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis
masalah (PBL). Pada pembelajaran dengan model PBL, masalah yang dihadirkan
pembelajaran adalah masalah sampah dan pengelolaannya yang ada di sekitar lingkungan
masyarakat. Selanjutnya, peserta didik menganalisis penyebab dan dampak dari masalah
sampah yang terjadi. Pada prosesnya peserta didik mendaur ulang sampah buah dan sayur
menjadi eco enzyme yang dapat dimanfaatkan. Kemudian, kegiatan penilaian yang dilakukan
mengacu pada hasil belajar (pengetahuan, sikap dan keterampilan), kemampuan berpikir
sistem dan pemecahan masalah. Rangkaian kegiatan yang dilakukan bersifat student center,
dimana guru memfasilitasi peserta didik agar aktif secara pemikiran (thinking) dan tindakan
(action).
Rancangan pembelajaran berkelanjutan ini berfokus untuk membekali peserta didik
Sering Selalu
menjawab sering , 43 peserta didik menjawab selalu, dan tidak ada yang menjawab tidak
pernah dan sesekali untuk pertanyaan nomor 1, 21 peserta didik menjawab sering , 72 peserta
didik menjawab selalu, dan tidak ada yang menjawab tidak pernah dan sesekali untuk
pertanyaan nomor 2, 44 peserta didik menjawab sering , 49 peserta didik menjawab selalu,
dan tidak ada yang menjawab tidak pernah dan sesekali untuk pertanyaan nomor 3, 38
peserta didik menjawab sering , 55 peserta didik menjawab selalu, dan tidak ada yang
menjawab tidak pernah dan sesekali untuk pertanyaan nomor 4, 45 peserta didik menjawab
sering , 48 peserta didik menjawab selalu, dan tidak ada yang menjawab tidak pernah dan
sesekali untuk pertanyaan nomor 5, 17 peserta didik menjawab sering, 76 peserta didik
menjawab selalu, dan tidak ada yang menjawab tidak pernah dan sesekali untuk pertanyaan
nomor 6. Rata-rata jawaban peserta didik indikator frekuensi pembelajaran berkelanjutan
sebesar 3,62 apabila dihubungkan dengan skala penafsiran pada tabel 4.3 skor rata-rata, maka
angka tersebut berada pada rentang 3,40 - 4,0 atau berada dalam kategori Selalu. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa untuk mewujudkan pembelajaran berkelanjutan di SMP
Negeri 2 Bojongpicung dilihat dari indikator Frekuensi Pembelajaran Berkelanjutan
dipersepsikan tinggi. Untuk lebih jelasnya lagi dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar 4.1 Grafik umpan balik peserta didik kategori 1 kompetensi A
Dalam pembelajaran dengan percobaan eco enzyme ini self regulated learning (SRL)
sangat dibutuhkan. Peserta didik dituntut untuk mengembangkan diri dengan belajar mandiri
untuk memecahkan permasalahan terkait pemanasan global. Secara mandiri peserta didik
dapat mencoba metode, strategi maupun model pembelajarannya sendiri untuk dapat
mengatasi permasalahan pembelajaran di kelasnya, atau bekerja secara kolaboratif dengan
temannya untuk menemukan solusi dari masalah-masalah pembelajarannya, hal ini
merupakan kesuksesan peserta didik dalam belajar.
Kriteria angka untuk hasil dari rentang 3,00- 4,00 adalah pada kategori selalu dengan
skor maksimum 4,00. Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat dari hasil tanggapan peserta didik
terhadap kategori 1 mengembangkan diri dan orang lain kompetensi B Mengembangkan
Kompetensi Warga Sekolah Untuk Meningkatkan Kualitas Peserta didik (Facilitating,
Coaching, Mentoring) terpusat pada alternatif jawaban 4 (skor 4). Disimpulkan peserta didik
kelas VII A sampai VII F sesi A SMPN 2 Bojongpicung menunjukkan bahwa ada 32 peserta
didik menjawab sering , 61 peserta didik menjawab selalu, dan tidak ada yang menjawab
tidak pernah dan sesekali untuk pertanyaan nomor 7, 63 peserta didik menjawab sering , 30
peserta didik menjawab selalu, dan tidak ada yang menjawab tidak pernah dan sesekali untuk
pertanyaan nomor 8, 20 peserta didik menjawab sering, 73 peserta didik menjawab selalu,
dan tidak ada yang menjawab tidak pernah dan sesekali untuk pertanyaan nomor 9, 51
peserta didik menjawab sering , 42 peserta didik menjawab selalu, dan tidak ada yang
menjawab tidak pernah dan sesekali untuk pertanyaan nomor 10, 25 peserta didik menjawab
sering , 68 peserta didik menjawab selalu, dan tidak ada yang menjawab tidak pernah dan
sesekali untuk pertanyaan nomor 11, 29 peserta didik menjawab sering , 64 peserta didik
menjawab selalu, dan tidak ada yang menjawab tidak pernah dan sesekali untuk pertanyaan
nomor 12, 38 peserta didik menjawab sering , 55 peserta didik menjawab selalu, dan tidak
ada yang menjawab tidak pernah dan sesekali untuk pertanyaan nomor 13. Rata-rata jawaban
peserta didik indikator frekuensi pembelajaran berkelanjutan sebesar 3,60 apabila
dihubungkan dengan skala penafsiran pada tabel 4.4 skor rata-rata, maka angka tersebut
berada pada rentang 3,40 - 4,0 atau berada dalam kategori Tinggi. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa untuk mewujudkan pembelajaran berkelanjutan di SMP Negeri 2
Grafik 4.2 Histogram Rekapitulasi Skor Lembar Umpan Balik Peserta didik
Kategori 1 Mengembangkan Diri dan Orang lain Kompetensi B Mengembangkan
Kompetensi Warga Sekolah Untuk Meningkatkan Kualitas Peserta didik
(Facilitating, Coaching, Mentoring)
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4 Pertanyaan 5 Pertanyaan 6 Pertanyaan 7
Sering Selalu
17 kecenderungan jawaban peserta didik terhadap item tersebut tampak pada tabel berikut:
Kriteria angka untuk hasil dari rentang 3,00- 4,00 adalah pada kategori selalu dengan
skor maksimum 4,00. Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat dari hasil tanggapan peserta didik
terhadap kategori 1 mengembangkan diri dan orang lain kompetensi C Berpartisipasi Aktif
Dalam Organisasi Profesi Kepemimpinan Sekolah Dan Komunitas Lain Untuk
Pengembangan Karir terpusat pada alternatif jawaban 4 (skor 4). Disimpulkan peserta didik
kelas VII A sampai VII F sesi A SMPN 2 Bojongpicung menunjukkan bahwa ada 37 peserta
didik menjawab sering , 56 peserta didik menjawab selalu, dan tidak ada yang menjawab
tidak pernah dan sesekali untuk pertanyaan nomor 14, 56 peserta didik menjawab sering, 37
peserta didik menjawab selalu, dan tidak ada yang menjawab tidak pernah dan sesekali untuk
pertanyaan nomor 15, 24 peserta didik menjawab sering , 69 peserta didik menjawab selalu,
dan tidak ada yang menjawab tidak pernah dan sesekali untuk pertanyaan nomor 16, 42
peserta didik menjawab sering , 51 peserta didik menjawab selalu, dan tidak ada yang
menjawab tidak pernah dan sesekali untuk pertanyaan nomor 17. Rata-rata jawaban peserta
didik indikator frekuensi pembelajaran berkelanjutan sebesar 3,57 apabila dihubungkan
dengan skala penafsiran pada tabel 4.5 skor rata-rata, maka angka tersebut berada pada
rentang 3,40 - 4,0 atau berada dalam kategori Selalu. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa untuk mewujudkan pembelajaran berkelanjutan di SMP Negeri 2 Bojongpicung dilihat
dari indikator Frekuensi Pembelajaran Berkelanjutan dipersepsikan tinggi. Untuk lebih
jelasnya lagi dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar 4.3 Grafik umpan balik peserta didik kategori 1 kompetensi C
4.1.3.4. Hasil angket Peserta didik Terhadap Kategori 1 Mengembangkan Diri dan
Orang lain Kompetensi D Menunjukkan Kematangan Moral, Emosi, Dan
Spiritual Untuk Berperilaku Sesuai Kode Etik.
Kategori 1 Mengembangkan Diri dan Orang lain Kompetensi D Menunjukkan
Kematangan Moral, Emosi, Dan Spiritual Untuk Berperilaku Sesuai Kode Etik. diukur
dengan 7 item pernyataan yaitu item nomor 18 sampai nomor 24 kecenderungan jawaban
peserta didik terhadap item tersebut tampak pada tabel berikut:
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4
Sering Selalu
Tabel 4.6 Hasil Angket Peserta didik Terhadap Kategori 1 Mengembangkan Diri
dan Orang lain Kompetensi D Menunjukkan Kematangan Moral, Emosi, Dan
Spiritual Untuk Berperilaku Sesuai Kode Etik
Skor Jawaban
Nilai
Item 1 2 3 4 Kategori
Rata-rata
F % F % F % F %
18 0 0 0 0 51 54,8 42 45,2 3,45 Selalu
19 0 0 0 0 25 26,9 68 73,1 3,73 Selalu
20 0 0 0 0 29 31,2 64 68,8 3,69 Selalu
21 0 0 0 0 38 40,9 55 59,1 3,59 Selalu
22 0 0 0 0 37 39,8 56 60,2 3,6 Selalu
23 0 0 0 0 56 60,2 37 39,8 3,4 Selalu
24 0 0 0 0 24 25,8 69 74,2 3,74 Selalu
Rata-rata Kategori 1 Kompetensi D 3,60 Selalu
Kriteria angka untuk hasil dari rentang 3,00- 4,00 adalah pada kategori selalu dengan
skor maksimum 4,00. Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat dari hasil tanggapan peserta didik
terhadap kategori 1 mengembangkan diri dan orang lain kompetensi D Menunjukkan
Kematangan Moral, Emosi, Dan Spiritual Untuk Berperilaku Sesuai Kode Etik terpusat pada
alternatif jawaban 4 (skor 4). Disimpulkan peserta didik kelas VII A sampai VII F sesi A
SMPN 2 Bojongpicung menunjukkan bahwa ada 42 peserta didik menjawab sering , 51
peserta didik menjawab selalu, dan tidak ada yang menjawab tidak pernah dan sesekali untuk
pertanyaan nomor 18, 25 peserta didik menjawab sering , 68 peserta didik menjawab selalu,
dan tidak ada yang menjawab tidak pernah dan sesekali untuk pertanyaan nomor 19, 29
peserta didik menjawab sering , 64 peserta didik menjawab selalu, dan tidak ada yang
menjawab tidak pernah dan sesekali untuk pertanyaan nomor 20, 38 peserta didik menjawab
Grafik 4.4 Histogram Rekapitulasi Skor Lembar Umpan Balik Peserta didik
Kategori 1 Mengembangkan Diri dan Orang Lain Kompetensi D Menunjukkan
Kematangan Moral, Emosi, Dan Spiritual Untuk Berperilaku Sesuai Kode Etik
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4 Pertanyaan 5 Pertanyaan 6 Pertanyaan 7
Sering Selalu
indikator Frekuensi Pembelajaran Berkelanjutan dipersepsikan Selalu. Untuk lebih jelasnya
lagi dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar 4.4 Grafik umpan balik peserta didik kategori 1 kompetensi D
Tabel 4.7 Hasil Angket Peserta didik Terhadap Kategori 2 Memimpin Pembelajaran
Kompetensi A Memimpin Upaya Membangun Lingkungan Belajar Yang Berpusat
Pada Peserta didik
Item Skor Jawaban Nilai Kategori
Grafik 4.5 Histogram Rekapitulasi Skor Lembar Umpan Balik Peserta didik
Kategori 2 Memimpin Pembelajaran Kompetensi A Memimpin Upaya
Membangun Lingkungan Belajar Yang Berpusat Pada Peserta didik
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4 Pertanyaan 5 Pertanyaan 6 Pertanyaan 7
Sering Selalu
menjawab tidak pernah dan sesekali untuk pertanyaan nomor 26, 37 peserta didik menjawab
sering , 56 peserta didik menjawab selalu, dan tidak ada yang menjawab tidak pernah dan
sesekali untuk pertanyaan nomor 27, 56 peserta didik menjawab sering , 37 peserta didik
menjawab selalu, dan tidak ada yang menjawab tidak pernah dan sesekali untuk pertanyaan
nomor 28, 24 peserta didik menjawab sering , 69 peserta didik menjawab selalu, dan tidak
ada yang menjawab tidak pernah dan sesekali untuk pertanyaan nomor 29, 56 peserta didik
menjawab sering , 37 peserta didik menjawab selalu, dan tidak ada yang menjawab tidak
pernah dan sesekali untuk pertanyaan nomor 30, 24 peserta didik menjawab sering , 69
peserta didik menjawab selalu, dan tidak ada yang menjawab tidak pernah dan sesekali untuk
pertanyaan nomor 31. Rata-rata jawaban peserta didik indikator frekuensi pembelajaran
berkelanjutan sebesar 3,59 apabila dihubungkan dengan skala penafsiran pada tabel 4.7 skor
rata-rata, maka angka tersebut berada pada rentang 3,40 - 4,0 atau berada dalam kategori
Selalu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk mewujudkan pembelajaran
berkelanjutan di SMP Negeri 2 Bojongpicung dilihat dari indikator Frekuensi Pembelajaran
Berkelanjutan dipersepsikan tinggi. Untuk lebih jelasnya lagi dapat dilihat pada grafik
berikut:
Tabel 4.8 Hasil Angket Peserta didik Terhadap Kategori 2 Memimpin Pembelajaran
Kompetensi B Memimpin Perencanaan Dan Pelaksanaan Proses Belajar Yang
Berpusat Pada Peserta didik
Skor Jawaban
Nilai
Item 1 2 3 4 Kategori
Rata-rata
F % F % F % F %
32 0 0 0 0 50 53,8 43 46,2 3,46 Selalu
33 0 0 0 0 21 22,6 72 77,4 3,77 Selalu
34 0 0 0 0 44 47,3 49 52,7 3,53 Selalu
35 0 0 0 0 38 40,9 55 59,1 3,59 Selalu
36 0 0 0 0 45 48,4 48 51,6 3,52 Selalu
37 0 0 0 0 17 18,3 76 81,7 3,82 Selalu
Rata-rata Kategori 2 Kompetensi B 3,62 Selalu
Kriteria angka untuk hasil dari rentang 3,00- 4,00 adalah pada kategori selalu dengan
skor maksimum 4,00. Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat dari hasil tanggapan peserta didik
terhadap Kategori 2 Memimpin Pembelajaran Kompetensi B Memimpin Perencanaan Dan
Pelaksanaan Proses Belajar Yang Berpusat Pada Peserta didik terpusat pada alternatif
jawaban 4 (skor 4). Disimpulkan peserta didik kelas VII A sampai VII F sesi A SMPN 2
Bojongpicung menunjukkan bahwa ada 50 peserta didik menjawab sering , 43 peserta didik
menjawab selalu, dan tidak ada yang menjawab tidak pernah dan sesekali untuk pertanyaan
nomor 32, 21 peserta didik menjawab sering , 72 peserta didik menjawab selalu, dan tidak
ada yang menjawab tidak pernah dan sesekali untuk pertanyaan nomor 33, 44 peserta didik
menjawab sering , 49 peserta didik menjawab selalu, dan tidak ada yang menjawab tidak
pernah dan sesekali untuk pertanyaan nomor 34, 38 peserta didik menjawab sering , 55
peserta didik menjawab selalu, dan tidak ada yang menjawab tidak pernah dan sesekali untuk
pertanyaan nomor 35, 45 peserta didik menjawab sering , 48 peserta didik menjawab selalu,
dan tidak ada yang menjawab tidak pernah dan sesekali untuk pertanyaan nomor 36, 17
peserta didik menjawab sering , 76 peserta didik menjawab selalu, dan tidak ada yang
Grafik 4.6 Histogram Rekapitulasi Skor Lembar Umpan Balik Peserta didik
Kategori 2 Memimpin Pembelajaran Kompetensi B Memimpin Perencanaan
Dan Pelaksanaan Proses Belajar Yang Berpusat Pada Peserta didik
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4 Pertanyaan 5 Pertanyaan 6
Sering Selalu
Kriteria angka untuk hasil dari rentang 3,00- 4,00 adalah pada kategori selalu dengan
skor maksimum 4,00. Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat dari hasil tanggapan peserta didik
terhadap Kategori 2 Memimpin Pembelajaran Kompetensi C Memimpin Refleksi Dan
Perbaikan Kualitas Proses Belajar Yang Berpusat Pada Peserta didik terpusat pada alternatif
jawaban 4 (skor 4). Disimpulkan peserta didik kelas VII A sampai VII F sesi A SMPN 2
Bojongpicung menunjukkan bahwa ada 51 peserta didik menjawab sering , 42 peserta didik
menjawab selalu, dan tidak ada yang menjawab tidak pernah dan sesekali untuk pertanyaan
nomor 38, 25 peserta didik menjawab sering , 68 peserta didik menjawab selalu, dan tidak
ada yang menjawab tidak pernah dan sesekali untuk pertanyaan nomor 39, 29 peserta didik
menjawab sering , 64 peserta didik menjawab selalu, dan tidak ada yang menjawab tidak
pernah dan sesekali untuk pertanyaan nomor 40, 38 peserta didik menjawab sering , 55
peserta didik menjawab selalu, dan tidak ada yang menjawab tidak pernah dan sesekali untuk
pertanyaan nomor 41, 37 peserta didik menjawab sering , 56 peserta didik menjawab selalu,
dan tidak ada yang menjawab tidak pernah dan sesekali untuk pertanyaan nomor 42, 56
peserta didik menjawab sering , 37 peserta didik menjawab selalu, dan tidak ada yang
menjawab tidak pernah dan sesekali untuk pertanyaan nomor 43, 24 peserta didik menjawab
sering , 69 peserta didik menjawab selalu, dan tidak ada yang menjawab tidak pernah dan
sesekali untuk pertanyaan nomor 44. Rata-rata jawaban peserta didik indikator frekuensi
pembelajaran berkelanjutan sebesar 3,60 apabila dihubungkan dengan skala penafsiran pada
tabel 4.9 skor rata-rata, maka angka tersebut berada pada rentang 3,40-4,0 atau berada dalam
kategori Tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk mewujudkan
pembelajaran berkelanjutan di SMP Negeri 2 Bojongpicung dilihat dari indikator Frekuensi
Pembelajaran Berkelanjutan dipersepsikan Selalu. Untuk lebih jelasnya lagi dapat dilihat
pada grafik berikut:
Sering Selalu
Kriteria angka untuk hasil dari rentang 3,00- 4,00 adalah pada kategori selalu dengan
skor maksimum 4,00. Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat dari hasil tanggapan peserta didik
terhadap Kategori 2 Memimpin Pembelajaran Kompetensi D Melibatkan Orang Tua Sebagai
Pendamping Dan Sumber Belajar Di Sekolah terpusat pada alternatif jawaban 4 (skor 4).
Disimpulkan peserta didik kelas VII A sampai VII F sesi A SMPN 2 Bojongpicung
menunjukkan bahwa ada 32 peserta didik menjawab sering , 61 peserta didik menjawab
Grafik 4.8 Histogram Rekapitulasi Skor Lembar Umpan Balik Peserta didik Kategori
2 Memimpin Pembelajaran Kompetensi D Melibatkan Orang Tua Sebagai
Pendamping Dan Sumber Belajar Di Sekolah
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4 Pertanyaan 5 Pertanyaan 6 Pertanyaan 7
Sering Selalu
sering , 73 peserta didik menjawab selalu, dan tidak ada yang menjawab tidak pernah dan
sesekali untuk pertanyaan nomor 47, 51 peserta didik menjawab sering , 42 peserta didik
menjawab selalu, dan tidak ada yang menjawab tidak pernah dan sesekali untuk pertanyaan
nomor 48, 25 peserta didik menjawab sering , 68 peserta didik menjawab selalu, dan tidak
ada yang menjawab tidak pernah dan sesekali untuk pertanyaan nomor 49, 29 peserta didik
menjawab sering , 64 peserta didik menjawab selalu, dan tidak ada yang menjawab tidak
pernah dan sesekali untuk pertanyaan nomor 50, 38 peserta didik menjawab sering , 55
peserta didik menjawab selalu, dan tidak ada yang menjawab tidak pernah dan sesekali untuk
pertanyaan nomor 51. Rata-rata jawaban peserta didik indikator frekuensi pembelajaran
berkelanjutan sebesar 3,60 apabila dihubungkan dengan skala penafsiran pada tabel 4.10 skor
rata-rata, maka angka tersebut berada pada rentang 3,40 - 4,0 atau berada dalam kategori
Tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk mewujudkan pembelajaran
berkelanjutan di SMP Negeri 2 Bojongpicung dilihat dari indikator Frekuensi Pembelajaran
Berkelanjutan dipersepsikan Selalu. Untuk lebih jelasnya lagi dapat dilihat pada grafik
berikut:
Gambar 4.8 Grafik umpan balik peserta didik kategori 2 kompetensi D
Skor Jawaban
Nilai
Item 1 2 3 4 Kategori
Rata-rata
F % F % F % F %
52 0 0 0 0 50 53,8 43 46,2 3,46 Selalu
53 0 0 0 0 21 22,6 72 77,4 3,77 Selalu
54 0 0 0 0 44 47,3 49 52,7 3,53 Selalu
55 0 0 0 0 38 40,9 55 59,1 3,59 Selalu
56 0 0 0 0 45 48,4 48 51,6 3,52 Selalu
57 0 0 0 0 17 18,3 76 81,7 3,82 Selalu
Rata-rata Kategori 3 Kompetensi A 3,62 Selalu
Kriteria angka untuk hasil dari rentang 3,00- 4,00 adalah pada kategori selalu dengan
skor maksimum 4,00. Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat dari hasil tanggapan peserta didik
terhadap Kategori 3 Memimpin Manajemen Sekolah Diperkecil Untuk Kelas Kompetensi A
Memimpin Upaya Mewujudkan Visi Sekolah Menjadi Budaya Belajar Yang Berpihak Pada
Peserta didik terpusat pada alternatif jawaban 4 (skor 4). Disimpulkan peserta didik kelas VII
A sampai VII F sesi A SMPN 2 Bojongpicung menunjukkan bahwa ada 50 peserta didik
menjawab sering , 43 peserta didik menjawab selalu, dan tidak ada yang menjawab tidak
pernah dan sesekali untuk pertanyaan nomor 52, 21 peserta didik menjawab sering , 72
peserta didik menjawab selalu, dan tidak ada yang menjawab tidak pernah dan sesekali untuk
pertanyaan nomor 53, 44 peserta didik menjawab sering , 49 peserta didik menjawab selalu,
dan tidak ada yang menjawab tidak pernah dan sesekali untuk pertanyaan nomor 54, 38
peserta didik menjawab sering , 55 peserta didik menjawab selalu, dan tidak ada yang
menjawab tidak pernah dan sesekali untuk pertanyaan nomor 55, 45 peserta didik menjawab
sering , 48 peserta didik menjawab selalu, dan tidak ada yang menjawab tidak pernah dan
sesekali untuk pertanyaan nomor 56, 17 peserta didik menjawab sering , 76 peserta didik
menjawab selalu, dan tidak ada yang menjawab tidak pernah dan sesekali untuk pertanyaan
nomor 57. Rata-rata jawaban peserta didik indikator frekuensi pembelajaran berkelanjutan
sebesar 3,62 apabila dihubungkan dengan skala penafsiran pada tabel 4.11 skor rata-rata,
maka angka tersebut berada pada rentang 3,40 - 4,0 atau berada dalam kategori Tinggi.
Pembuatan Eco Enzyme Dalam Pemanfaatan Sampah Organik Sebagai Upaya
7
Mewujudkan Pembelajaran Berkelanjutan Untuk Mendukung SDGs Pada Mata
0
Pelajaran IPA SMP_R.Aditias Hermawan (2002213)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk mewujudkan pembelajaran berkelanjutan
di SMP Negeri 2 Bojongpicung dilihat dari indikator Frekuensi Pembelajaran Berkelanjutan
dipersepsikan Selalu. Untuk lebih jelasnya lagi dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik 4.9 Histogram Rekapitulasi Skor Lembar Umpan Balik Peserta didik
Kategori 3 Memimpin Manajemen Sekolah Diperkecil Untuk Kelas
Kompetensi A Memimpin Upaya Mewujudkan Visi Sekolah Menjadi Budaya
Belajar Yang Berpihak Pada Peserta didik
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4 Pertanyaan 5 Pertanyaan 6
Sering Selalu
Kriteria angka untuk hasil dari rentang 3,00- 4,00 adalah pada kategori selalu dengan
skor maksimum 4,00. Berdasarkan tabel 4.12 dapat dilihat dari hasil tanggapan peserta didik
terhadap Kategori 3 Memimpin Manajemen Sekolah Diperkecil Untuk Kelas Kompetensi B
Grafik 4.10 Histogram Distribusi Skor Lembar Umpan Balik Peserta didik Kategori 3
Memimpin Manajemen Sekolah Diperkecil Untuk Kelas Kompetensi B Memimpin
Dan Mengelola Program Sekolah Yang Berdampak Pada Peserta didik
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4 Pertanyaan 5 Pertanyaan 6
Sering Selalu
peserta didik menjawab sering , 30 peserta didik menjawab selalu, dan tidak ada yang
menjawab tidak pernah dan sesekali untuk pertanyaan nomor 60, 56 peserta didik menjawab
sering , 37 peserta didik menjawab selalu, dan tidak ada yang menjawab tidak pernah dan
sesekali untuk pertanyaan nomor 61, 38 peserta didik menjawab sering , 55 peserta didik
menjawab selalu, dan tidak ada yang menjawab tidak pernah dan sesekali untuk pertanyaan
nomor 62, 17 peserta didik menjawab sering , 76 peserta didik menjawab selalu, dan tidak
ada yang menjawab tidak pernah dan sesekali untuk pertanyaan nomor 63. Rata-rata jawaban
peserta didik indikator frekuensi pembelajaran berkelanjutan sebesar 3,56 apabila
dihubungkan dengan skala penafsiran pada tabel 4.12 skor rata-rata, maka angka tersebut
berada pada rentang 3,40 - 4,0 atau berada dalam kategori Tinggi. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa untuk mewujudkan pembelajaran berkelanjutan di SMP Negeri 2
Bojongpicung dilihat dari indikator Frekuensi Pembelajaran Berkelanjutan dipersepsikan
Selalu. Untuk lebih jelasnya lagi lagi dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar 4.10 Grafik umpan balik peserta didik kategori 3 kompetensi B
Tabel 4.13 Skala Penilian Angket Kuisioner Peserta didik Dalam Mewujudkan
Pembelajaran Berkelanjutan
No Nilai/ Interpretasi
Skor
1 <1 Belum Dilakukan
2 >1,01-2,00 Mulai Dilakukan
3 >2,01-3,00 Sering Dilakukan
4 >3,01-4,00 Konsisten Dilakukan
Tabel 4.14 Hasil Penilaian Angket Peserta didik Dalam Mewujudkan Pembelajaran
Berkelanjutan
Kategori Kompetensi Item Rata-rata Penafsiran
1 Mengembangkan Kompetensi A
Diri dan Orang Menunjukkan Praktik
Lain Pengembangan Diri Yang
Didasari Kesadaran Dan Konsisten
1-9 3,1
Kemauan Pribadi (Self- Dilakukan
Regulated Learning)
Kompetensi C
Berpartisipasi Aktif
Dalam Organisasi Profesi
Kepemimpinan Sekolah
Konsisten
Dan Komunitas Lain 15-18 3,5
Dilakukan
Untuk Pengembangan
Karir
Kompetensi D
Menunjukkan
Kematangan Moral,
Emosi, Dan Spiritual Konsisten
19-24 3,67
Untuk Berperilaku Sesuai Dilakukan
Kode Etik
Kategori 2 Kompetensi A
Memimpin Memimpin Upaya
Pembelajaran Membangun Lingkungan Konsisten
25-29 3,8
Belajar Yang Berpusat Dilakukan
Pada Peserta didik
Kompetensi B Memimpin
Perencanaan Dan
Pelaksanaan Proses Konsisten
30-33 3,25
Belajar Yang Berpusat Dilakukan
Pada Peserta didik
Kompetensi C Memimpin
Refleksi Dan Perbaikan
Kualitas Proses Belajar Konsisten
34-38 3,4
Yang Berpusat Pada Dilakukan
Peserta didik
Jika dilihat dari tabel 4.14 di atas, menujukkan bahwa rata-rata jawaban peserta didik
pada adalah 3.36 . Jika dihubungkan dengan kriteria penafsiran alternatif jawaban pada tabel
4.15 maka jumlah tersebut berada di dalam rentang 3,01 - 4,00 atau berada pada penafsiran
Konsisten Dilakukan. Skor jawaban tertinggi berada pada Kategori 2 Kompetensi A yaitu
sebesar 3,8 dan skor rata-rata terendah adalah Kategori 2 Kompetensi D Melibatkan Orang
Tua Sebagai Pendamping Dan Sumber Belajar Di Sekolah dan Kategori 3 Kompetensi A
Memimpin Upaya Mewujudkan Visi Sekolah Menjadi Budaya Belajar Yang Berpihak Pada
Peserta didik yaitu sebesar 3,00 hal ini menunjukkan bahwa skor-skor tersebut dapat
mewujudkan pembelajaran berkelanjutan. Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka peneliti
mendapatkan gambaran hasil umpan balik peneliti sebagai guru yang melaksanakan tahapan
pembelajaran sehingga disajikan penjelasan lebih rinci mengenai analisis hasil umpan balik
diri dari masing-masing kategori dan kompetensi dalam Mewujudkan Pembelajaran
Berkelanjutan.
Gambar 4.11 Grafik umpan balik peserta didik dalam mewujudkan pembelajaran
berkelanjutan
Rata-rata 1,456 Ya
Jika rata-rata < 1 maka penafsirannya Tidak dan jika rata-rata >1 penafsirannya Ya.
Berdasarkan table 4.16 hasil kuesioner peserta didik pada indikator pengetahuan dan kegiatan
sosial menujukkan bahwa rata-rata jawaban peserta didik adalah 1,456. Jika dihubungkan
dengan kriteria penafsiran alternatif jawaban pada tabel 4.16 maka jumlah tersebut berada di
dalam rentang 1,10 - 2,0 atau berada pada penafsiran Ya. Skor jawaban tertinggi berada pada
indikator Pengetahuan Peserta didik yaitu sebesar 1,832 dan skor rata-rata terendah adalah
Kegiatan Sosial yaitu sebesar 1,08. Hal ini menunjukkan bahwa skor-skor tersebut dapat
Mendukung SDGs Pada Mata Pelajaran IPA SMP. Hal tersebut didasarkan pada hasil
jawaban kuesioner peserta didik setelah dilaksanakan pembelajaran dengan pembuatan eco
enzim memberikan gambaran pengetahuan dan kegiatan sosial peserta didik berada pada
hasil yang positif, artinya pembelajaran yang dilakukan memberikan pengaruh terhadap
pengetahuan dan kegiatan sosial peserta didik. Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka
peneliti mendapatkan gambaran jawaban peserta didik sehingga disajikan penjelasan lebih
rinci mengenai analisis tanggapan 93 peserta didik dari masing-masing indikator dalam
Mendukung SDGs Pada Mata Pelajaran IPA SMP.
2
1.8
1.6
1.4
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
Pengetahuan Siswa Kegiatan Sosial
Siswa
Gambar 4.12 Grafik hasil kuesioner siswa variable pengetahuan dan kegiatan social
peserta didik.
Berdasarkan grafik dan tabel 4.17, dapat dilihat hasil kuesioner peserta didik
mengindikasikan pengetahuan mereka terhadap pengetahuan dan sikap sosial peserta didik.
Tingkat pengetahuan peserta didik yang tinggi berpengaruh positif terhadap pencapaian target
SDGs No. 13.3 indikator 13.3.1 (a). Hal ini dikarenakan pengetahuan peserta didik yang
tinggi dapat memicu semangat peserta didik dalam menumbuhkan kesadaran dalam
menurangi dampak dan peringatan dini dalam perubahan iklim sehingga mendukung dalam
pencapaian target SDGs No. 13.3 indikator 13.3.1 (a).
4.2.2 Kompetensi Sikap Tentang Mengelola Sampah dan Perilaku Dalam Mengelola
Sampah Rumah Tangga
Tabel 4.18 Hasil Kuesioner Peserta didik Kompetensi Sikap Tentang Mengelola
Sampah dan Prilaku Dalam Mengelola Sampah Rumah
No Nilai/Skor Interpretasi
1 1-1,8 Sangat Rendah
2 >1,8-2,6 Rendah
3 >2,6-3,4 Sedang
4 >3,4-4,2 Tinggi
5 >4,2-5,0 Sangat Tinggi
Jika dilihat dari tabel 4.19, menujukkan bahwa rata-rata jawaban peserta didik pada
Variabel Mendukung SDGs adalah 4,75. jika dihubungkan dengan kriteria penafsiran
alternatif jawaban pada tabel 4,20 maka jumlah tersebut berada di dalam rentang 3,5 - 5,0
atau berada pada penafsiran Tinggi. Skor jawaban tertinggi berada pada indikator Sikap
Gambar 4.13 Grafik hasil kuesioner siswa variable kompetensi sikap tentang mengelola
sampah dan perilaku dalam mengelola sampah rumah tangga
4.2.3. Hasil Kuesioner Peserta didik Terhadap Indikator Sikap Tentang Mengelola
Sampah
Indikator Sikap Tentang Mengelola Sampah diukur dengan 15 item pertanyaan yaitu
item nomor 8 sampai nomor 22 kecenderungan jawaban peserta didik terhadap item tersebut
tampak pada tabel berikut:
Tabel 4.20 Hasil Kuesioner Peserta didik Terhadap Indikator Sikap Tentang
Mengelola Sampah
Skor Jawaban
Nilai
Item 1 2 3 4 5 Kategori
Rata-rata
F % F % F % F % F %
Sangat
8 0 0 0 0 0 0 24 25,8 69 74,2 4,74
Tinggi
Sangat
9 0 0 0 0 0 0 16 17,2 77 82,8 4,83
Tinggi
Sangat
10 0 0 0 0 0 0 26 28 67 72 4,72
Tinggi
Sangat
11 0 0 0 0 0 0 15 16,1 78 83,9 4,84
Tinggi
Pembuatan Eco Enzyme Dalam Pemanfaatan Sampah Organik Sebagai Upaya
8
Mewujudkan Pembelajaran Berkelanjutan Untuk Mendukung SDGs Pada Mata
4
Pelajaran IPA SMP_R.Aditias Hermawan (2002213)
Skor Jawaban
Nilai
Item 1 2 3 4 5 Kategori
Rata-rata
F % F % F % F % F %
Sangat
12 0 0 0 0 0 0 14 15,1 79 84,9 4,85
Tinggi
Sangat
13 0 0 0 0 1 1,1 17 18,3 75 80,6 4,8
Tinggi
Sangat
14 0 0 0 0 0 0 24 25,8 69 74,2 4,74
Tinggi
Sangat
15 0 0 0 0 0 0 24 25,8 69 74,2 4,74
Tinggi
Sangat
16 0 0 0 0 0 0 24 25,8 69 74,2 4,74
Tinggi
Sangat
17 0 0 0 0 0 0 5 5,4 88 94,6 4,95
Tinggi
Sangat
18 0 0 0 0 0 0 24 25,8 69 74,2 4,74
Tinggi
Sangat
19 0 0 0 0 0 0 20 21,5 73 78,5 4,78
Tinggi
Sangat
20 0 0 0 0 0 0 16 17,2 77 82,8 4,83
Tinggi
Sangat
21 0 0 0 0 0 0 24 25,8 69 74,2 4,74
Tinggi
Sangat
22 0 0 0 0 0 0 24 25,8 69 74,2 4,74
Tinggi
Sangat
Rata-rata Sikap Tentang Mengelola Sampah 4,79
Tinggi
Berdasarkan tabel 4.20 dapat dilihat dari hasil kuesioner peserta didik terhadap
Indikator Sikap Tentang Mengelola Sampah terpusat pada alternatif jawaban 4 (skor 4).
Disimpulkan peserta didik kelasVII A sampai VII F sesi A SMPN 2 Bojongpicung
menunjukkan bahwa ada 24 peserta didik menjawab setuju, 69 peserta didik menjawab
sangat setuju, dan tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju, tidak setuju atau ragu untuk
pertanyaan nomor 8, 16 peserta didik menjawab tidak setuju, 77 peserta didik menjawab
sangat tidak setuju, dan tidak ada yang menjawab sangat setuju, setuju atau ragu untuk
pertanyaan nomor 9, 26 peserta didik menjawab tidak setuju, 67 peserta didik menjawab
sangat tidak setuju, dan tidak ada yang menjawab sangat setuju, setuju atau ragu untuk
pertanyaan nomor 10, 15 peserta didik menjawab tidak setuju, 78 peserta didik menjawab
sangat tidak setuju, dan tidak ada yang menjawab sangat setuju, setuju atau ragu untuk
pertanyaan nomor 11, 14 peserta didik menjawab tidak setuju, 79 peserta didik menjawab
sangat tidak setuju, dan tidak ada yang menjawab sangat setuju, setuju atau ragu untuk
4.2.4. Tanggapan Peserta didik Terhadap Perilaku Dalam Mengelola Sampah Rumah
Tangga
Indikator Prilaku Dalam Mengelola Sampah Rumah Tangga diukur dengan 15 item
pertanyaan yaitu item nomor 23 sampai nomor 37 kecenderungan jawaban peserta didik
terhadap item tersebut tampak pada tabel berikut:
Tabel 4.21 Hasil Kuesioner Peserta didik Terhadap Indikator Prilaku Dalam
Mengelola Sampah Rumah Tangga
Skor Jawaban
Nilai
Item 1 2 3 4 5 Kategori
Rata-rata
F % F % F % F % F %
Sangat
23 0 0 0 0 0 0 41 44,1 52 55,9 4,56
Tinggi
Sangat
24 0 0 0 0 0 0 11 11,8 82 88,2 4,88
Tinggi
Sangat
25 0 0 0 0 0 0 34 36,6 59 63,4 4,63
Tinggi
Sangat
26 0 0 0 0 0 0 25 26,9 68 73,1 4,73
Tinggi
Sangat
27 0 0 0 0 0 0 21 22,6 72 77,4 4,77
Tinggi
Sangat
28 0 0 0 0 0 0 17 18,3 76 81,7 4,82
Tinggi
Sangat
29 0 0 0 0 1 1,1 27 29 65 69,9 4,69
Tinggi
Sangat
30 0 0 0 0 0 0 27 29 66 71 4,71
Tinggi
Berdasarkan tabel 4.21 dapat dilihat dari hasil tanggapan peserta didik terhadap
Indikator Prilaku Dalam Mengelola Sampah Rumah Tangga terpusat pada alternatif jawaban
4 (skor 4). Disimpulkan peserta didik kelasVII A sampai VII F sesi A SMPN 2 Bojongpicung
menunjukkan bahwa ada 41 peserta didik menjawab tidak setuju, 52 peserta didik menjawab
sangat tidak setuju, dan tidak ada yang menjawab sangat setuju, setuju atau ragu untuk
pertanyaan nomor 23, 11 peserta didik menjawab tidak setuju, 82 peserta didik menjawab
sangat tidak setuju, dan tidak ada yang menjawab sangat setuju, setuju atau ragu untuk
pertanyaan nomor 24, 34 peserta didik menjawab tidak setuju, 59 peserta didik menjawab
sangat tidak setuju, dan tidak ada yang menjawab sangat setuju, setuju atau ragu untuk
pertanyaan nomor 25, 25 peserta didik menjawab tidak setuju, 68 peserta didik menjawab
sangat tidak setuju, dan tidak ada yang menjawab sangat setuju, setuju atau ragu untuk
pertanyaan nomor 26, 21 peserta didik menjawab tidak setuju, 72 peserta didik menjawab
sangat tidak setuju, dan tidak ada yang menjawab sangat setuju, setuju atau ragu untuk
pertanyaan nomor 27, 17 peserta didik menjawab tidak setuju, 76 peserta didik menjawab
sangat tidak setuju dan tidak ada yang menjawab sangat setuju, setuju dan ragu untuk
pertanyaan nomor 28, 27 peserta didik menjawab tidak setuju, 66 peserta didik menjawab
sangat tidak setuju,1 peserta didik menjawab ragu dan tidak ada yang menjawab sangat
setuju, setuju untuk pertanyaan nomor 29, 27 peserta didik menjawab tidak setuju, 66 peserta
didik menjawab sangat tidak setuju, dan tidak ada yang menjawab sangat setuju, setuju atau
Grafik 4.15 Histogram Distribusi Skor Perilaku Dalam Mengelola Sampah Rumah Tangga
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
a an a an a an a an a an a an a an a an a an a an a an a an a an a an a an
ny ny ny ny ny ny ny ny ny ny ny ny ny ny ny
rta rta rta rta rta rta rta rta rta rta rta rta rta rta rta
Pe Pe Pe Pe Pe Pe Pe Pe Pe Pe Pe Pe Pe Pe Pe
Gambar 4.15 Grafik hasil kuesioner siswa perilaku dalam mengelola sampah rumah tangga
Berdasarkan tabel 4.23 di atas dapat diinterpretasikan bahwa kegiatan eco enzyme
dengan pemanfaatan sampah organik hasil dari sampah sayuran dan buah-buahan yang
dihasilkan oleh rumah tangga peserta didik di rumahnya masing-masing menunjukkan
pemahaman yang tinggi mengenai hubungan antara sampah dan peningkatan gas metana
dalam pemanasan global. Saat kita membuang makanan dan sampah taman ke dalam tempat
sampah, maka sampah-sampah tersebut akan dibawa dan terkubur di tempat-tempat
pembuangan sampah. Saat sampah yang berada paling bawah mengalami pembusukan,
terbentuklah gas metana. Gas metana akan merusak lapisan ozon bumi karena gas metana
termasuk gas-gas rumah kaca yang dapat mengakibatkan perubahan iklim (WWF, n.d).
Menurut Wardhana (2010), sampah organik yang menumpuk pada TPA dan tidak
mendapatkan penanganan yang benar akan terjadi proses fermentasi pada tumpukan bagian
bawah secara anaerob. Fermentasi sampah organik secara anaerob ini akan dapat
menghasilkan gas yang bila sampai ke atmosfer berperan sebagai gas rumah kaca (GRK) dan
zat sisa sebagai hasil dari penguraian protein. Gas yang dihasilkan dalam proses fermentasi
anaerob tersebut bila masih menumpuk pada TPA, dapat meningkatkan temperatur pada
lokasi tersebut. Inilah yang menyebabkan temperatur pada TPA biasanya lebih tinggi bila
dibandingkan dengan di luar lokasi TPA tersebut. Demikian juga halnya dengan zat sisa
(waste) dari hasil penguraian protein sampah organik, dapat menimbulkan bau busuk pada
lokasi TPA. Bahkan Sastrawijaya (1991) menyatakan sampah organik yang tidak terurus
pada TPA merupakan salah satu sumber polusi udara dan polusi panorama. Sumber polusi
udara adalah gas yang dihasilkan dalam proses fermentasi anaerob yang dapat berperan
sebagai Gas Rumah Kaca dan zat sisa hasil penguraian protein sampah organik berupa bau
busuk yang sangat menyengat. Sedangkan tumpukan sampah organik yang berserakan dan
tidak terurus, merupakan sumber polusi keindahan alam bagi desa yang digunakan sebagai
TPA.
Di lain pihak, sampah organik bila ditangani secara serius dapat mendatangkan